bab i kelarutan (farmasi fisika)

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di bidang farmasi, seringkali terhubung dengan fenomena-fenomena yang terkait dengan reaksi kimia maupun fisika. Untuk mempelajari salah satu kaitan tersebut, ahli farmasi mempelajari Farmasi Fisika. Ilmu inilah yang memuat hubungan farmasi dalam konsep dunia fisika. Salah satu fenomena fisika yang kerap muncul yaitu fenomena yang berhubungan dengan larutan. Secara global, larutan telah banyak dikenal semua kalangan dan dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, teh, larutan garam dan gula (oralit), sirup, dan lain sebagainya. Begitu pula bagi ahli farmasi khususnya tenaga teknis kefarmasian, larutan tidak akan lepas penggunannya dalam setiap kegiatan farmasi seperti meracik obat. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, larutan atau solutions adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia maupun fisika ke dalam bahan cair. Interaksi dapat terjadi antara pelarut dengan pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut dengan zat terlarut (Syamsuni, 2007). 1

Upload: eva-apriliyana-rizki

Post on 19-Jun-2015

10.799 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di bidang farmasi, seringkali terhubung dengan fenomena-fenomena yang

terkait dengan reaksi kimia maupun fisika. Untuk mempelajari salah satu kaitan

tersebut, ahli farmasi mempelajari Farmasi Fisika. Ilmu inilah yang memuat

hubungan farmasi dalam konsep dunia fisika. Salah satu fenomena fisika yang

kerap muncul yaitu fenomena yang berhubungan dengan larutan.

Secara global, larutan telah banyak dikenal semua kalangan dan dapat

ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, teh, larutan garam dan gula

(oralit), sirup, dan lain sebagainya. Begitu pula bagi ahli farmasi khususnya

tenaga teknis kefarmasian, larutan tidak akan lepas penggunannya dalam setiap

kegiatan farmasi seperti meracik obat. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV,

larutan atau solutions adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat

kimia yang terlarut.

Larutan terjadi jika sebuah bahan padat tercampur atau terlarut secara kimia

maupun fisika ke dalam bahan cair. Interaksi dapat terjadi antara pelarut dengan

pelarut, pelarut dengan zat terlarut, dan zat terlarut dengan zat terlarut (Syamsuni,

2007).

Larutan dapat pula didefinisikan sebagai suatu campuran dari dua atau lebih

komponen yang membentuk suatu dispersi molekular yang homogen, merupakan

satu fase. Larutan hanya terdiri dari dua zat saja yaitu solut (zat terlarut) dan

solven (pelarut) (Moechtar, 1989).

Larutan erat kaitannya dengan kelarutan. Kelarutan itu sendiri merupakan

sebuah peristiwa yang tidak lepas dalam suatu reaksi kimia. Kelarutan adalah

interaksi dua zat atau molekul atau lebih sehingga terdapat kemungkinan-

kemungkinan kimia yaitu bereaksi, bercampur, atau tidak bercampur.

Adapun kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai

konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara

1

Page 2: Bab i kelarutan (Farmasi Fisika)

kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk

membentuk dispersi molekuler homogen.

Pengetahuan tentang kelarutan ini sangat penting untuk ahli farmasi, sebab

dapat membantunya memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau

kombinasi obat, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul

pada waktu pembuatan larutan farmasetis (di bidang farmasi) dan lebih jauh lagi,

dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian. Pengetahuan yang lebih

mendetail mengenai sifat-sifat yang berhubungan dengan itu juga memberi

informasi mengenai struktur obat dan gaya antarmolekul obat.

Kelarutan suatu senyawa bergantung pada sifat fisika dan kimia zat

terlarut dan pelarut, juga bergantung pada faktor temperatur, tekanan, pH larutan

dan untuk jumlah yang lebih kecil, bergantung pada hal terbaginya zat terlarut.

Berdasarkan latar belakng di atas, maka dilakukan pelaksanaan praktikum

Farmasi Fisika mengenai kelarutan. Dalam hal ini, praktikan akan mempelajari

pengaruh campuran pelarut terhadap kelarutan zat pada asetosal, dan juga

pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan zat pada asam benzoat. Selain

itu, membandingkan kadar zat yang terlarut dalam campuran pelarut dan

penambahan surfaktan dengan melakukan titrasi dan menghitung kadar yang

terlarut sesuai dengan rumus yang ada. Selanjutnya, dapat menentukan faktor-

faktor yang berpengaruh dalam kelarutan sesuai grafik percobaan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam percobaan ini adalah :

1. Menentukan kelarutan suatu zat secara kuantitatif.

2. Menjelaskan pengaruh pelarut campur terhadap kelarutan zat.

3. Menjelaskan pengaruh penambahan surfaktan terhadap kelarutan suatu

zat.

4. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kelarutan.

5. Menentukan grafik dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kelarutan.

2