bab i kankung bella
DESCRIPTION
dadaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan, begitu
pula dengan tumbuhan. Perkembangan dan pertumbuhan pada tumbuhan berbeda-
beda, hai ini dikarenakan pengaruh oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal berasal dari tumbuhan itu sendiri, salah satu faktor eksternal
yaitu tanah. Tanah berperan sebagai media yang menyediakan air dan unsur-unsur
hara yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan bagi tumbuhan.
Air merupakan unsur terpenting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi.
Tumbuhan memerlukan air dan sinar matahari yang cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Salah satu contoh tumbuhan yang relatif mudah untuk di
budidayakan dan memiliki nilai ekonomis adalah kangkung.
Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran
tinggi.. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam famili
Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan merupakan
sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
1) Kangkung air,
Kangkung air (Ipomoea Aquatica) hidup ditempat yang berair dan basah.
daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang membulat atau lebih tumpul
sehingga terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu.
2) Kangkung darat
Kangkung darat hidup dan tumbuh di tempat yang kering atau tegalan,
Kangkung darat (Ipomoea Reptans) berwarna hijau terang dengan ujung daun yang
runcing. Warna bunga kangkung darat putih.
Saat ini kangkung darat lebih banyak beredar di pasar-pasar komersial
dibanding kangkung air. Penanaman kangkung darat sangat mudah, karena sayuran
ini bersiklus panen cepat dan relatif tahan hama. Untuk meningkatkan nilai
tambah,dan melihat waktu pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung
secara cepat kita bisa melakukan penanaman kangkung darat secara organik. Cara
organik adalah cara alami untuk menghadapi permasalahan pada tumbuhan seperti
mencegah hama, dan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Salah satu cara organic untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan pada
kangkung adalah air seni atau urine.
Selama ini urine atau dikenal dengan zat berbentuk cairan yang terbuang begitu saja.
Selain itu bau dari zat urea yang terkandung dalam urine juga dinilai sangat
mengganggu. Padahal urea yang terkandung dalam urine tersebut dapat dijadikan
sebagai sumber nitrogen yang baik untuk makhluk hidup. Urea dapat dimanfaatkan
untuk mempercepat pembentukan kompos, serta dapat diubah menjadi pestisida.
Menurut hasil penelitian manusia mampu menghasilkan ± 500 liter pertahun. Jumlah
itu setara dengan 4 kg N, 0,5 kg fosfat dan 1 kg potassium. Nah hebat kan tubuh kita
ternyata merupakan pabrik urea fosfat dan masih bayak zat lain yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman. Pemanfaatan air seni/kencing sebenarnya sudah
berlangsung puluhan tahun yang lalu atau bahkan lebih dari itu. Nenek moyang kita
memanfaatkan air seni dengan campuran abu dapur kemudian setelah beberapa saat
baru digunakan sebagai pupuk tanaman. Tentu saja bahan tersebut masih berbau.
Di negara-negara maju pengolahan limbah seering disebut dengan Ecosan
(Ecological Satitation). Karena di Negara tersebut masalah limbah manusia menjadi
sangat serius. Sejumlah negara sudah mulai menggalakkan program daur ulang
limbah manusia ini. Sebut saja Cina, Zimbabwe, Meksiko, India, dan Uganda.
Bahkan, beberapa negara Eropa juga turut serta dalam program ini, misalnya Jerman
dan Swedia. Menurut Ian Caldwell dan Arno Rosemarin dari Stockholm Environment
Institute, Swedia, penggunaan urin dan kotoran manusia sebagai pupuk adalah cara
utama dalam menerapkan pertanian berkelanjutan. Lebih jauh lagi, hal tersebut dapat
membantu tercapainya ketahanan pangan dan mendukung tersedianya nutrisi bagi
tanaman yang lebih baik.