lensa bella

51
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PERCOBAAN LENSA Nama : Angelia Bella Kusumaningtyas NIM : 1108205002 Kelompok : III Hari/Tanggal Pratikum : Selasa/27-3-2012 Dosen : Ida Bagus Alit Paramarta,S.Si.,M.Si. Asisten Dosen : Ni Luh Meri Handayani Ni Wayan Meri Monika Sari JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2012

Upload: angelia-bella

Post on 21-Dec-2014

83 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lensa Bella

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PERCOBAAN LENSA

Nama : Angelia Bella Kusumaningtyas

NIM : 1108205002

Kelompok : III

Hari/Tanggal Pratikum : Selasa/27-3-2012

Dosen : Ida Bagus Alit Paramarta,S.Si.,M.Si.

Asisten Dosen : Ni Luh Meri Handayani

Ni Wayan Meri Monika Sari

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2012

Page 2: Lensa Bella

I. Tujuan

Mempelajari rumus-rumus lensa

Mempelajari cacat-cacat lensa

Menentukan titik fokus dari lensa positif dan lensa gabungan

Menentukan kuat lensa dari lensa positif dan lensa gabungan

Mengenal dan mengetahui fungsi serta cara-cara menggunakan alat-alat

praktikum pada percobaan lensa

II. Dasar Teori

Lensa adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya

(umumnya terbuat dari kaca atau plastik) yang memiliki dua permukaan

(permukaan melengkung, meskipun salah satu permukaan lensa itu merupakan

bidang datar). Lensa terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah

benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Lensa yang paling sederhana

memiliki dua permukaan lengkung yang sangat dekat satu sama lain sehingga

jarak antara satu permukaan lengkung (ketebalan lensa) dapat diabaikan. Lensa

yang sangat sederhana disebut lensa tipis.

Lensa dibagi menjadi dua yaitu lensa cekung dan lensa cembung. Ada dua

jenis lensa, yakni :

Lensa cembung

Lensa cekung

Lensa cembung (konveks atau konvergen) memiliki bagian tengah lebih

tebal daripada bagian tepinya. Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya

(konvergen). Lensa cekung (konkaf atau divergen) memiliki bagian tengah lebih

tipis daripada bagian tepinya. Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya

(divergen). Dua permukaan melengkung sebagai pembatas pada lensa dapat

berupa :

Cembung dengan cekung

Cembung rangkap

Cembung atau cekung dengan datar

Tiga bentuk lensa cembung atau lensa konveks

Page 3: Lensa Bella

Cembung rangkap atau bikonveks

Cembung datar atau plan-konveks

Cembung cekung atau konkaf-konveks

Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cekung

Gambar : Pembentukan bayangan

Kekuatan Lensa: S= 1/ f. Lensa yang kuat memiliki f yang kecil. Jarak antara titik

fokus ke pusat lensa disebut panjang fokus (f). Sinar datang paralel dibiaskan

menjauhi titik fokus dan seolah-olah berasal dari titik fokus lensa (F)

Page 4: Lensa Bella

Panjang fokus dan kekuatan lensa cekung berharga negatif

Tiga sinar istimewa pada lensa cekung yakni:

sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan berasal dari seakan-akan titik

focus aktif

Sinar datang seakan-akan menuju ke titik focus dibiaskan sejajar sumbu

utama

Sinar datang melalui pusat optic diteruskan tanpa pembiasan.

Tiga bentuk lensa cekung atau lensa konkaf

Cekung rangkap atau bikonkaf

Cekung datar atau plant-

konka

Cekung cembung atau konveks-konkaf

Page 5: Lensa Bella

Untuk benda yang diletakkan di depan sebuah lensa cekung bayangan yang

dihasilkan selalu memiliki sifat maya, tegak, diperkecil dan terletak di depan

lensa.

Gambar : Sifat bayangan dari suatu benda sejati di depan lensa

negatif selalu maya, tegak diperkecil.

Sinar-sinar istimewa

Tiga sinar istimewa pada lensa cembung :

1) Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif

F1

2) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama

3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias

Page 6: Lensa Bella

Tiga sinar istimewa pada lensa cekung :

1) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan berasal dari titik

fokus aktif F1

2) Sinar datang seakan-akan menuju ke titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar

sumbu utama

3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias

Page 7: Lensa Bella

Melukis pembentukan bayangan pada lensa

Pembentukan bayangan pada lensa dapat dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1) Lukis dua buah sinar istimewa.

2) Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan kebelakang lensa.

3) Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah 1 adalah

letak bayangan

Jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias maka bayangan yang

terjadi adalah maya dan dilukis dengan garis putus-putus.

Pembentukan bayangan pada lensa cembung adalah bila kedua sinar

istimewa yang membentuk bayangan berpotongan dibelakang lensa sehingga

menghasilkan bayangan yang bersifat :

Nyata

Terbalik

Diperkecil

Pembentukan bayangan pada lensa cekung adalah untuk benda yang

diletakkan didepan lensa cekung (benda nyata) selalu dihasilkan bayangan yang

memiliki sifat :

Maya

Tegak

Diperkecil

Terletak di depan lensa (diantara O dan F1)

Lensa tipis dan pembesaran linear

Lensa tipis adalah lensa yang tebalnya dapat diabaikan terhadap diameter

lengkung lensa. Rumus lensa tipis adalah :

Dengan : s = jarak antara kedua benda

Page 8: Lensa Bella

s’ = jarak bayangan lensa I

f = jarak focus

Syarat-syarat yang berlaku :

a) s bertanda positif bila benda terletak didepan lensa (benda nyata)

b) s bertanda negatif bila benda terletak dibelakang lensa (benda maya)

c) s’ bertanda positif bila bayangan terletak dibelakang lensa (bayangan

nyata)

d) s’ bertanda negatif bila bayangan terletak didepan lensa (bayangan maya)

e) f bertanda positif untuk lensa cembung

f) f bertanda negatif untuk lensa cekung

Rumus perbesaran linear :

Perbesaran linear didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi

bayangan (panjang bayangan) dengan tinggi benda (panjang benda). Seperti

halnya cermin lengkung, perbesaran linear P juga dihubungkan dengan jarak

benda s dan jarak bayangan s’.

Dengan : h’ = tinggi bayangan

h = tinggi benda

s’ = jarak bayangan

s = jarak benda

Perbesaran P bertanda negatif menunjukkan bayangan adalah nyata dan terbalik.

Perbesaran P bertanda positif menunjukkan bayangan adalah maya dan tegak.

Kuat lensa

Page 9: Lensa Bella

Besaran yang menyatakan ukuran lensa dinamakan kuat lensa (P), yang

didefinisikan sebagai : “kebalikan jarak fokus (f)”

Dengan : P = kuat lensa (dioptri)

f = jarak fokus (m)

Lensa gabungan

Sistem dua lensa atau lebih yang digabung dengan sumbu utama

berimpit dan jarak antar lensa dianggap sama de3ngan nol atau d=0 disebut lensa

gabungan. Bila jarak lensa diabaikan (d=0) maka untuk masing-masing lensa

berlau hubungan :

atau

Dengan : maka persamaan menjadi :

Jika lensa 1 dan lensa 2 dianggap sebagai satu lensa (lensa gabungan)

dengan jarak fokus gabungan (fgab) maka : s1 = s dan s2 = s’.

Jadi, untuk lensa gabungan yang terdiri atas beberapa lensa berlaku persamaan :

CACAT LENSA

Cacat lensa berarti ada kelainan terhadap pembentukan bayangan yang dihasilkan

lensa yang terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:

1. Aberasi sferis: gejala kesalahan pembentukan bayangan akibat

kelengkungan lensa dapat dihindari dengan diafragma.

2. Koma : gejala di mana bayangan sebuah titik sinar yang terletak di luar

sumbu lensa tidak berbentuk titik pula dapat dihindari dengan diafragma.

Page 10: Lensa Bella

3. Distorsi : gejala di mana bayangan benda yang berbentuk bujur sangkar

tidak berbentak bujur sangkar lagi dapat dihindari dengan lensa ganda dan

diagfragma di tengahnya.

4. Astigmatisma : gejala di mana bayangan benda titik tidak berupa titik

tetapi berupa elips atau lingkaran

5. Kelengkungan Medan : letak titik pusat lingkaran yang terbentuk dari

peristiwa astigmatisma terletak pada satu bidang lengkung.

III. Alat dan Bahan

1. Lampu dan gambar kisi sebagai benda.

2. Lensa positif 1 dan standar.

3. Lensa positif 2 dan standar.

4. Lensa negatif dan standar.

5. Layar.

6. Penggaris sebagai rel.

7. Celah kecil sebagai standar.

8. Celah besar sebagai standar.

9. Celah pinggir sebagai standar.

10.

IV. Prosedur Percobaan

Page 11: Lensa Bella

A. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif (Cembung) dengan Metode

Lensa Tipis

1. Susun alat seperti Gambar 1.

2. Atur jarak sumber cahaya terhadap layar (s + s’) dan ukur s jika

bayangan diperbesar dan diperkecil.

3. Ulangi 5 kali untuk mendapatkan variasi data. Lakukan percobaan 2

untuk jarak (s + s ’) sebesar : 100, 95, 90, 85, 80 dan 75 cm.

B. Menentukan Fokus Lensa Negatif (Cekung)

1. Bentuk bayangan real dengan menggunakan lensa positif (lihat

Gambar 3a).

2. Catat posisi objek lensa dan layar.

3. Ganti layar dengan cermin pada posisi 1 (lihat Gambar 3b).

4. Letakkan lensa negatif antara lensa positif dan cermin (lihat

Gambar 4c).

5. Gerakkan maju dan mundur lensa negatif untuk mendapatkan

bayangan real di dekat benda.

6. Ukur jarak dari lensa negatif ke cermin. Jarak ini merupakan

fokus lensa negative.

7. Ulangi percobaan di atas sebanyak 5 kali untuk mendapatkan

variasi data!

Gambar 3. Metode Lensa Negatif

Page 12: Lensa Bella

C. Menentukan Fokus Lensa Gabungan

1. Gabungkan lensa positif dan negatif.

2. Atur posisi benda, lensa gabungan dan layar sehingga

diperoleh bayangan di layar.

3. Ukur jarak dari lensa ke layar dan lensa ke benda

(pergunakanlah perjanjian tanda untuk posisi benda dan

bayangan).

4. Lakukan percobaan di atas sebanyak 5 kali.

V. Hasil Pengamatan

A. Menentukan jarak fokus lensa positif

Untuk jarak (s + s’) = 100 cm

No. S (cm) S’(cm)

1 75 25

2 73 27

3 72 28

4 70 30

5 68 32

Untuk jarak (s + s’) = 95 cm

No. S (cm) S’(cm)

1 65 30

2 63 32

3 64 31

4 63 32

5 62 33

Page 13: Lensa Bella

Untuk jarak (s + s’) = 90 cm

No. S (cm) S’(cm)

1 51 39

2 52 38

3 55 35

4 57 33

5 60 30

Untuk jarak (s + s’) = 85 cm

No. S (cm) S’(cm)

1 53 32

2 52 33

3 54 31

4 55 30

5 51 34

Untuk jarak (s + s’) = 80 cm

No. S (cm) S’(cm)

1 48 32

2 47 33

3 48 32

4 47 33

5 46 34

Untuk jarak (s + s’) = 75 cm

No. S (cm) S’(cm)

1 44 31

2 42 33

3 43 32

4 44 31

5 45 30

Page 14: Lensa Bella

B. Menentukan jarak fokus lensa negatif

No. s (cm) s’(cm) e(cm) d(cm)

1 82 8 74 90

2 82 9 73 91

3 82 8,5 73,5 90,5

4 82 9 73 91

5 82 9,5 72,5 91,5

VI. Analisa

Perhitungan

A. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif

Untuk jarak (s+s’) = 100 cm

s (cm) s’ (cm)

75 25

73 27

72 28

70 30

68 32

∑ s = 358 ∑ s’ = 142

= cm

=

Jarak Fokus :

f = cm = 0,2033 m

Kekuatan Lensa :

P = dioptri

Untuk jarak (s+s’) = 95 cm

Page 15: Lensa Bella

s (cm) s’ (cm)

65 30

63 32

64 31

63 32

62 33

∑ s = 317 ∑ s’ = 158

= cm

=

Jarak Fokus :

f = cm = 0,2003 m

Kekuatan Lensa :

P = dioptri

Untuk jarak (s+s’) = 90 cm

s (cm) s’ (cm)

55 35

56 34

54 36

56 34

57 33

∑ s = 278 ∑ s’ = 172

= cm

=

Jarak Fokus :

Page 16: Lensa Bella

f = cm = 0,212516 m

Kekuatan Lensa :

P = dioptri

Untuk jarak (s+s’) = 85 cm

s (cm) s’ (cm)

53 32

52 33

54 31

55 30

51 34

∑ s = 265 ∑ s’ = 160

= cm

=

Jarak Fokus :

f = cm = 0,1995 m

Kekuatan Lensa :

P = dioptri

Untuk jarak (s+s’) = 80 cm

s (cm) s’ (cm)

48 32

Page 17: Lensa Bella

47 33

48 32

47 33

46 34

∑ s = 236 ∑ s’ =164

= cm

=

Jarak Fokus :

f = cm = 0,1935 m

Kekuatan Lensa :

P = dioptri

Untuk jarak (s+s’) = 75 cm

s (cm) s’ (cm)

44 31

42 33

43 32

44 31

45 30

∑ s =218 ∑ s’ = 157

= cm

=

Jarak Fokus :

f = cm = 0,18254 m

Kekuatan Lensa :

Page 18: Lensa Bella

P = dioptri

B. Menentukan Jarak Fokus Lensa Negatif

No. s (cm) s’(cm) e(cm) d(cm)

1 82 8 74 90

2 82 9 73 91

3 82 8,5 73,5 90,5

4 82 9 73 91

5 82 9,5 72,5 91,5

Jarak fokus untuk percobaan I

d = s + s’

d = 82 + 8

d = 90 cm

e = s - s’

e = 82 – 8 =74 cm

jarak fokus lensa (f)

Kekuatan lensa (P)

Page 19: Lensa Bella

Jarak fokus untuk percobaan II

d = s + s’

d = 82 + 9

d = 91 cm

e = s - s’

e = 82 – 9 =73 cm

jarak fokus lensa (f)

Kekuatan lensa (P)

Jarak fokus untuk percobaan III

d = s + s’

d = 82 + 8,5

d = 90,5 cm

e = s - s’

e = 82 – 8,5 =73,5 cm

Page 20: Lensa Bella

jarak fokus lensa (f)

Kekuatan lensa (P)

Jarak fokus untuk percobaan IV

d = s + s’

d = 82 + 9

d = 91 cm

e = s - s’

e = 82 – 9 =73 cm

jarak fokus lensa (f)

Page 21: Lensa Bella

Kekuatan lensa (P)

Jarak fokus untuk percobaan V

d = s + s’

d = 82 + 9,5

d = 91,5 cm

e = s - s’

e = 82 – 9,5 =72,5 cm

jarak fokus lensa (f)

Kekuatan lensa (P)

RALAT KERAGUAN

A. Menentukan Jarak Fokus Lensa Positif

Untuk Jarak (s+s’) = 100 cm

Ralat untuk jarak benda (s)

s (cm)

Page 22: Lensa Bella

75 71,6 3.4 11,56

73 71,6 1,4 1,96

72 71,6 0,4 0,16

70 71,6 -1,6 2,56

68 71,6 -3,6 12,96

29,2

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,01687 %

= 99,9831 %

Ralat untuk jarak bayangan (s’)

s’ (cm)

25 28,4 -3,4 11,56

27 28,4 -1,4 1,96

28 28,4 -0,4 0,16

30 28,4 1,6 2,56

32 28,4 3,6 12,96

29,2

cm

cm

Page 23: Lensa Bella

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,04138 %

= 99,9586 %

Ralat untuk fokus:

=

=

=

=

=

=

=

=

= ( ) cm

Ralat Nisbi : = 0,0818 %

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0818 %

= 99,9182 %

Ralat kekuatan lensa

=

=

= 0,0482 ± 0,0482

Page 24: Lensa Bella

= 0,0482 ± 0,0482

=( 0,0482± 0,0039) dioptri

Ralat nisbi =

= %

Kebenaran praktikum = 100 % - 0,0809 %

= 99,9191 %

Untuk Jarak (s+s’) = 95 cm

Ralat untuk jarak benda (s)

s (cm)

65 63,4 1,6 2,56

63 63,4 -0,4 0,16

64 63,4 0,6 0,36

63 63,4 0,4 0,16

62 63,4 1,4 1,96

5,2

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0080 %

= 99,992 %

Page 25: Lensa Bella

Ralat untuk jarak bayangan (s’)

s’ (cm)

30 31,6 -1,6 2,56

32 31,6 0,4 0,16

31 31,6 -0,6 0,36

32 31,6 0,4 0,16

33 31,6 1,4 2,96

6,2

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0176 %

= 99,9824 %

Ralat untuk fokus:

=

=

=

=

=

=

=

=

Page 26: Lensa Bella

=( ) cm

Ralat Nisbi : = 0,0363 %

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0363 %

= 99,9637 %

Ralat kekuatan lensa

=

=

= 0,0474 ± 0,0474

= 0,0474 ± 0,0474

= (0,0474± 0,0172) dioptri

Ralat nisbi =

= %

Kebenaran praktikum = 100 % - 0,3628%

= 99,6372%

Untuk Jarak (s+s’) = 90 cm

Ralat untuk jarak benda (s)

s (cm)

51 55,6 -4,6 21,16

52 55,6 -3,6 12,96

55 55,6 -0,6 0,16

57 55,6 1,4 1,96

60 55,6 4,4 19,36

Page 27: Lensa Bella

55,6

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0299 %

= 99,9701 %

Ralat untuk jarak bayangan (s’)

s’ (cm)

39 34,4 4,6 21,16

38 34,4 3,6 12,96

35 34,4 0,6 0,36

33 34,4 -1,4 1,96

30 34,4 -4,4 19,36

55,8

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0299 %

= 99,9701 %

Ralat untuk fokus:

=

Page 28: Lensa Bella

=

=

=

=

=

=

=

=( ) cm

Ralat Nisbi : = 0,0896 %

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0896 %

= 99,9104%

Ralat kekuatan lensa

=

=

= 0,0359 ± 0,0359

= 0,0359 ± 0,0359

= (0,0359± 0,0032) dioptri

Ralat nisbi =

= %

Kebenaran praktikum = 100 % - 0,0891%

= 99,9109%

Untuk Jarak (s+s’) = 85 cm

Page 29: Lensa Bella

Ralat untuk jarak benda (s)

s (cm)

53 53 0 0

52 53 -1 1

54 53 1 1

55 53 2 4

51 53 -2 4

10

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0133 %

= 99,9867%

Ralat untuk jarak bayangan (s’)

s’ (cm)

32 32 0 0

33 32 1 1

31 32 -1 1

30 32 -2 4

34 32 2 4

10

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0220%

Page 30: Lensa Bella

= 99,978 %

Ralat untuk fokus:

=

=

=

=

=

=

=

=

=( ) cm

Ralat Nisbi : = 0,0518 %

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0518 %

= 99,9481%

Ralat kekuatan lensa

=

=

= 0,0501± 0,0501

Page 31: Lensa Bella

= 0,0501 ± 0,0501

= (0,0501± 0,0025) dioptri

Ralat nisbi =

= %

Kebenaran praktikum = 100 % - 0,0499%

= 99,9501%

Untuk Jarak (s+s’) = 80 cm

Ralat untuk jarak benda (s)

s (cm)

48 47,2 0,8 0,64

47 47,2 -0,2 0,04

48 47,2 0,8 0,64

47 47,2 -0,2 0,04

46 47,2 -1,2 1,44

2,8

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0079 %

= 99,9920%

Ralat untuk jarak bayangan (s’)

s’ (cm)

32 32,8 -0,8 0,64

33 32,8 0,2 0,04

Page 32: Lensa Bella

32 32,8 -0,8 0,64

33 32,8 0,2 0,04

34 32,8 1,2 1,44

2,8

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0114%

= 99,9885%

Ralat untuk fokus:

=

=

=

=

=

=

=

=

=( ) cm

Ralat Nisbi : = 0,7155%

Page 33: Lensa Bella

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,7155 % = 99,2845%

Ralat kekuatan lensa

=

=

= 0,0517 ± 0,0517

= 0,0517 ± 0,0517

= (0,0517 ± 0,0370) dioptri

Ralat nisbi =

= %

Kebenaran praktikum = 100 % - 0,7156 %

= 99,2843%

Untuk Jarak (s+s’) = 75 cm

Ralat untuk jarak benda (s)

s (cm)

44 43,6 0,4 0,16

42 43,6 -1,6 2,56

43 43,6 -0,6 0,36

44 43,6 0,4 0,16

45 43,6 1,4 1,96

Page 34: Lensa Bella

5,2

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,6%

= 99,4%

Ralat untuk jarak bayangan (s’)

s’ (cm)

31 31,4 -0,4 0,16

33 31,4 1,6 2,56

32 31,4 0,6 0,36

31 31,4 0,6 0,36

30 31,4 -1,4 1,96

5,2

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,83%

= 99,17%

Ralat untuk fokus:

Page 35: Lensa Bella

=

=

=

=

=

=

=

=

=( ) cm

Ralat Nisbi : = 0,0212%

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0212 %

= 99,9787%

Ralat kekuatan lensa

=

=

= 0,97 ± 0,97

= 0,97 ± 0,97

= (0,97 ± 0,0212) dioptri

Ralat nisbi =

Page 36: Lensa Bella

= %

Kebenaran praktikum = 100 % - 2,19 %

= 97,81%

B. Menentukan Jarak Fokus lensa Negatif

Ralat untuk jarak benda (s)

s (cm)

82 82 0 0

82 82 0 0

82 82 0 0

82 82 0 0

82 82 0 0

0

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0%

= 100%

Ralat untuk jarak bayangan (s’)

s’ (cm)

8 8,8 -0,8 0,64

9 8,8 0,2 0,04

8,5 8,8 -0,3 0,09

9 8,8 0,2 0,04

9,5 8,8 0,7 0,49

1,3

Page 37: Lensa Bella

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0289 %

= 99,9711%

Ralat untuk e

e (cm)

74 73,2 0,8 0,64

73 73,2 -0,2 0,04

73,5 73,2 0,3 0,09

73 73,2 -0,2 0,04

72,5 73,2 -0,7 0,49

1,3

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0110 %

= 99,989%

Ralat untuk d

d (cm)

90 90,5 -0,5 0,25

91 90,5 0,5 0,25

90,5 90,5 0 0

91 90,5 0,5 0,25

91,5 90,5 1 1

Page 38: Lensa Bella

1,75

cm

cm

Ralat Nisbi :

Kebenaran Praktikum : 100% - 0,0032 %

= 99,9969%

VII. Pembahasan

Untuk menentukan jarak fokus dari lensa, digunakan metode lensa tipis.

Yang dimaksud dengan lensa tipis adalah lensa yang tebalnya dapat diabaikan

terhadap diameter lengkung lensa.

Setelah melakukan percobaan diperoleh hasil fokus lensa dan kekutan

lensa yaitu:

0,2033m dan 4,9188 untuk jarak 100cm

0,2003m dan 4,9925 untuk jarak 95cm

0,2125m dan 4,7553 untuk jarak 90cm

0,1995m dan 5,0125 untuk jarak85cm

0,1935m dan 5,1679 untuk jarak 80cm

0,1825m dan 5,4783 untuk jarak 75cm

Untuk memperbaiki hasil-hasil pengambilan data maupun perhitungannya,

maka data-data tersebut perlu diralat dengan metode ralat keraguan. Setelah

diralat, maka didapatkan jarak fokus lensa positif untuk jarak (s + s’) 100 cm

adalah cm dengan nilai kebenaran 99,9831 %, kuat lensa sebesar

0,0482± 0,0039dioptri dengan nilai kebenaran 99,9191 %. Untuk jarak (s + s’) 95

cm adalah cm dengan nilai kebenaran 99,992 %, kuat lensa

sebesar 10,62 ± 0,45 dioptri dengan nilai kebenaran 95,176%. Untuk jarak (s + s’)

90 cm adalah 4,54 ± 0,12 cm dengan nilai kebenaran 97,36 %, kuat lensa sebesar

Page 39: Lensa Bella

22,03 ± 0,60 dioptri dengan nilai kebenaran 97,28%. Untuk jarak (s + s’) 85 cm

adalah 4,71 ± 0,19 cm dengan nilai kebenaran 95,97 %, kuat lensa sebesar 21,23

± 0,86 dioptri dengan nilai kebenaran 95,95%. Untuk jarak (s + s’) 80 cm adalah

3,8 ± 0 cm dengan nilai kebenaran 100%, kuat lensa sebesar 26,32 ± 0 dioptri

dengan nilai kebenaran 100%. Untuk jarak (s + s’) 75 cm adalah 4,67 ± 0,09 cm

dengan nilai kebenaran 98,07 %, kuat lensa sebesar 21,41 ± 0,43 dioptri dengan

nilai kebenaran 97,99%.

Dalam menentukan fokus lensa negatif dengan cm

dengan nilai kebenaran 100%. Ralat untuk jarak bayangan (s’) untuk

cm dengan nilai kebenaran 99,9711%. Ralat untuk e

adalah cm, dengan nilai kebenaran 99,989%. Ralat untuk

d adalah cm, dengan nilai kebenaran 99,9969%

Menentukan fokus lensa gabungan. Karena keterbatasan waktu

percobaan lensa gabungan tidak dilakukan.

Untuk lebih jelasnya tentang perjanjian tanda dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

TandaArtinya

s + Benda bertanda positif (+) jika benda terletak di depan lensa (benda

nyata).

s - Benda bertanda negatif (–) jika benda terletak di belakang lensa (benda

maya).

Bayangan bertanda positif (+) jika bayangan terletak di belakang lensa

(bayangan nyata).

s' + Bayangan bertanda negatif (–) jika benda terletak di depan lensa

(bayangan maya).

Jarak fokus bertanda positif (+) untuk lensa positif (lensa cembung).

s' - Jarak fokus bertanda negatif (–) untuk lensa negatif (lensa cekung).

Jari-jari bertanda positif (+) untuk permukaan lensa yang cembung.

F + Jari-jari bertanda negatif (–) untuk permukaan lensa yang cekung.

F - Jari-jari tak terhingga untuk permukaan lensa yang datar.

R + Jari-jari bertanda positif (+) untuk permukaan lensa yang cembung.

Page 40: Lensa Bella

R - Jari-jari bertanda negatif (–) untuk permukaan lensa yang cekung.

R ∞ Jari-jari tak terhingga untuk permukaan lensa yang datar

VIII. Kesimpulan

Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan melengkung.

Kekuatan lensa atau daya lensa adalah kemampuan lensa untuk

mengumpulkan atau menyebarkan berkas cahaya.

Tiga bentuk lensa cembung (konveks) yaitu :

Lensa cembung rangkap atau bikonveks

Lensa cembung datar atau plan-konveks

Lensa cembung cekung atau konkaf konveks

Tiga bentuk lensa cekung (konkaf) yaitu :

Lensa cekung rangkap atau bikonkaf

Lensa cekung datar atau plan-konkaf

Lensa cekung cembung atau konveks-konkaf

Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya.

Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya.

Lensa gabungan adalah gabungan dua buah lensa atau lebih dengan sumbu

utama berimpitan dan jarak antara lensa dapat diabaikan atau dianggap jarak

lensa sama dengan nol.

Page 41: Lensa Bella

DAFTAR PUSTAKA

Paramartha, Ida Bagus Alit. 2012. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II.

Bukit Jimbaran : Universitas Udayana

Sitorus, Ronald H. 2006. Ringkasan Fisika Untuk SMA/MA. Bandung :

Yrama Widya

Soedojo, Peter.,Fisika Dasar.1999.Andi,Jogjakarta