bab i pendahuluaneprints.umm.ac.id/52102/2/bab i.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas...

34
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang ditujukan untuk mengusahakan kesempatan bagi setiap warga negara guna mendapatkan derajat kesehatan yang sebaik-baiknya merupakan salah satu wujud nyata dari pada usaha mencapai keadilan sosial. Di dalam Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 sendiri tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) juga dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan kualitas SDM dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. 1 Sebagai salah satu upaya dalam pembangunan nasional yang merata dalam aspek keamanan nasional, Indonesia juga turut berperan aktif dalam Millenium Development Goals (MDG’s). MDGs adalah sebuah deklarasi millennium hasil dari keputusan yang diambil secara bersama oleh 189 anggota negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada bulan September tahun tahun 2000. Tujuan dari deklarasi tersebut adalah untuk tercapainya kesejahteraan rakyat 1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025,Departemen Kesehatan RI. Jakarta:2009.Hal 8

Upload: others

Post on 18-Mar-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang ditujukan untuk mengusahakan kesempatan

bagi setiap warga negara guna mendapatkan derajat kesehatan yang sebaik-baiknya

merupakan salah satu wujud nyata dari pada usaha mencapai keadilan sosial. Di

dalam Undang-undang nomor 17 Tahun 2007 sendiri tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) juga dinyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan

bersama sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli keluarga/masyarakat

adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan kualitas SDM dan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Indonesia.1

Sebagai salah satu upaya dalam pembangunan nasional yang merata dalam

aspek keamanan nasional, Indonesia juga turut berperan aktif dalam Millenium

Development Goals (MDG’s). MDGs adalah sebuah deklarasi millennium hasil dari

keputusan yang diambil secara bersama oleh 189 anggota negara Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada bulan September tahun tahun

2000. Tujuan dari deklarasi tersebut adalah untuk tercapainya kesejahteraan rakyat

1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025,Departemen

Kesehatan RI. Jakarta:2009.Hal 8

Page 2: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

2

dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Kesepakatan tersebut dihasilkan

pada KTT PBB di New York dan menjadi komitmen bagi semua negara yang telah

menyepakati dan menandatangani hasil tersebut. Deklarasi berisi komitmen negara

masing-masing dan komunitas internasional untuk mencapai delapan butir tujuan

pembangunan dalam MDGs, yaitu2 (1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan, (2)

Mewujudkan Pendidikan Dasar untuk semua, (3) Mendorong kesetaraaan gender dan

pemberdayaan perempuan, (4) Menurunkan angka kematian anak, (5) Meningkatkan

kesehatan Ibu, (6) Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta penyakit menular

lainnya, (7) Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan (8) Mengembangkan

kemitraan global untuk pembangunan.

Diharapkan dengan berlangsungnya program kerja MDGs ini, negara-negara

terkait dapat berkembang menuju kehidupan yang makmur dan sejahtera. Indonesia

sebagai salah satu negara yang turut serta menyepakati MDGs harus mampu

bertanggungjawab serta berkomitmen untuk ikut melaksanakan program tersebut

hingga tujuan dan target MDGs dapat tercapai. Berdasarkan butir keenam yang

menjadi acuan yakni memerangi HIV dan AIDS, Malaria serta penyakit menular

lainnya, malaraia juga menjadi salah satu target pembangunan yang harus diatasi.

Seiring dengan pertumbuhan kemampuan nasional pada setiap tahap

pembangunan, dilakukan usaha-usaha penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih

meluas dan lebih merata bagi seluruh rakyat. Hakekatnya sendiri pembangunan

kesehatan ialah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia

2 Peter Stalker, Millenium Development Goals, diakses dalam

http://www.id.undp.org/content/dam/indonesia/docs/MDG/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs%20-%20ID.pdf

Page 3: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

3

yang bertujuan untuk meningkatkan kesedaran, kemauan dan kemampun hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

Ekonomis dan memiliki dampak yang signifikan bagi kesejahteraan.

Penyakit malaria yang menjadi pembahasan penulis sendiri merupakan salah

satu masalah penyakit yang masuk kedalam kategori masalah kesehatan masyarakat

dunia, Di perkirakan kurang lebih ada 300 juta hingga 500 juta kasus malaria dengan

kematian berkisar antara 750.000 hingga 2 juta orang meninggal setiap tahun.3 World

Malaria Report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106 negara di

dunia. Komitmen masyarakat Global pada millennium Developments Goals (MDGS)

memberikan posisi upaya pemberantasan penyakit malaria kedalam suatu tujuan yang

harus dicapai sampai dengan tahun 2015 secara kolektif dan terpadu, Komitmen

Global tersebut dilanjutkan dengan Suistinable developments Goals (SDGS).4 Pada

SDGs, upaya pemberantasan malaria tertuang dalam tujuan ketiga yaitu menjamin

kehidupan yang sehat dan mengupayakan kesejahteraan bagi semua orang dengan

tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis dan Malaria sampai

dengan Tahun 2030.

3 Dessy Triana,Elvira Rosana , Rizkianti Anggraini. Pengetahuan dan sikap terhadp praktek

pencegahan malaria di Kelurahan Sukarami Kota Bengkulu.. Unnes Journal of Public Health,Vol

6,No,3 di akses dalam https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/view/13755 (12-07-

2018) 4 Kemntrian Perencanaan Pembangunan Nasional.Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional 2015-2019. 2014 di akses dalam

http://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/sesma/files/Buku%20I%20RPJMN%202015-

2019.pdf

Page 4: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

4

Dalam wilayah Indonesia khususnya yang dapat menyebabkan kematian

terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi, balita, dan ibu hamil. Selain itu

malaria juga menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.

Penyakit ini juga endemis di sebagaian wilayah Indonesia, bahkan sampai pada

Tahun 2016 Wilayah Timur Indonesia masih menjadi daerah dengan endemis tinggi

Malaria seperti NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.5

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berisiko terhadap malaria

pada Tahun 2007 di Indonesia terdapat 396 kabupaten endemis (80%) dari 495

kabupaten yang ada, dengan perkiraan sekitar 45% persen penduduk berdomisili di

daerah yang berisiko tertular malaria. Rata-rata kasus Malaria di Indonesia

diperkirakan mencapai angka 15 juta kasus klinis tiap tahunnya. Kementrian

kesehatan pada Tahun 2013 dalam laporannya menyebutkan bahwa angka prevalensi

Malaria tertinggi adalah di Papua (28,6%) Nusa Tenggara Timur (23,3%), Papua

Barat (19,4%), Sulawesi Tengah (12,5%) dan Maluku (10,7%). Dikarenakan kondisi

geografis pada Indonesia bagian Timur yang memiliki banyak hutan dan rawa

sehingga wilayah ini menjadi daerah yang endemis terhadap Malaria.6

Propinsi Maluku adalah salah satu propinsi di Indonesia yang termasuk

kriteria daerah endemik malaria dengan Annual Malaria Incidence (AMI) tahun 2006

sebesar 198.51. sedangkan pada tahun 2011 penyakit malaria klinis di kabupaten

5 Daerah Endemis tinggi di Indonesia, di akses dalam

https://lifestyle.sindonews.com/read/1193384/155/ini-daerah-endemis-tinggi-malaria-di-indonesia-

1491029727 (20-01-2019) 6 Profil Kesehatan Indonesia 2015, di akses dalam

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-

Indonesia-2015.pdf (20-01-2019 pkl 12:35)

Page 5: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

5

Buru masuk kedalam urutan ke-5 dengan Annual Malaria incidence (AMI) dengan

jumlah penderita 7581 kasus.7 Tingginya penularan penyakit malaria disebabkan

kondisi geografis, daerah perkebunan dan pantai yang luas, rawa-rawa dan hutan

bakau (Mangrove), faktor lingkungan, pengetahuan, perilaku dan konsauksi

perumahan.8 Kabupaten Buru sendiri termasuk kedalam daerah dengan sosial

ekonomi rendah serta masih banyaknya wilayah desa yang terdampak Malaria dengan

akses transportasi yang sulit dan juga jaringan komunikasi yang belum memadai.

Selain itu penyebab utama meningkatanya kasus malaria di Kabupaten Buru adalah

perubahan lingkungan di daerah pantai, air payau dan pegunungan di wilayah

kabupaten Buru, hal ini terindikasikan dengan adanya aktifitas pertambangan emas di

wilayah kecamatan Waeapo tepatnya di pegunungan gunung Botak yang dimana

berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi.

Dalam pengendalian malaria, banyak yang telah dilakukan Indonesia dalam

skala global dan nasional. Program eliminasi malaria di Indonesia tertuang dalam

keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

293/MENKES/SK/IV/2009. Pelaksanaan pengendalian malaria menuju eliminasi

dilakukan secara bertahap sampai seluruh pulau tercakup untuk mewujudkan

masyarakat hidup sehat yang terbebas dari penularan malaria sampai tahun 2030.

Selain itu, telah diberlakukan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

7 Muh Yasim Wael, 2013. Upaya pencegahan malaria oleh masyarakat di wilayah kerja puskesmas

kayeli, kecamatan waepao, Kabupaten Buru. Di akses dalam

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8020/Jurnal%20Yasim%20Wael.pdf?sequen

ce=1 (20-01-2019 pkl 12:44) 8Hans willem Lesbatta, 2008,hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan serta kondisi

lingkungan masyarakat dengan kejadian malaria klinis di puskesmas leksula kabupaten

buru. Skripsi thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Page 6: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

6

2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan antara lain mengagendakan

percepatan dalam pencapaian MDGs yang akan berimplikasi terhadap pelaksanaan

MDGs di daerah. Presiden memerintahkan para gubernur untuk melaksanakan

program-program MDGs dan mengoordinasikan bupati/walikota dalam pelaksanaan

program program di wilayah masing-masing untuk mempercepat pencapaian MDGs.

Adapun indikator keberhasilan Rencana Strategis (renstra) Kementerian Kesehatan

tahun 2010 - 2014 adalah menurunkan angka kesakitan malaria dan kematian

penyakit malaria pada tahun 2015 menjadi 1 per 1.000 penduduk dari baseline tahun

1990 sebesar 4,7 per 1.000 penduduk.9

Di level Internasional , Global Fund yang didirikan pada tahun 2002 hadir

sebagai salah satu bentuk kemitraan antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor

swasta di lebih 140 negara. Global Fund hadir sebagai lembaga keuangan

internasional yang memiliki dedikasi dan Komitmen untuk menyalurkan dan

memberikan bantuan dana dalam usaha dan mencegah Aids, Tubercolosis dan

Malaria. Upaya untuk memberantas penyakit Malaria di Indonesia sendiri melalui

kemitraan Global kemudian terwujud dengan Pemerintah Indonesia dengan Global

Fund sejak Tahun 2003. Kemitraan ini diwujudkan melalui skema kerjasama Global

Fund dengan Kementrian Kesehatan Indonesia melalui Grant Agreement Global

Fund yaitu penandatanganan kerjasama bantuan Dana Hibah kepada Pemerintah

Indonesia dengan bantuan dana Hibah yang disetujui USD 109.938.731 selama 5

Tahun, selanjutnya Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes melakukan program

9 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Peta jalan percepatan pencapaian tujuan

pembangunan milenium di Indonesia. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

2010.

Page 7: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

7

Pengobatan Artemisinin Based Combination Therapy (ACT) bagi 732.707 orang,

Pemeriksaan Lab RDT ( Rapid Diagnosis Test ) sebanyak 940.267, pembagian

Kelambu LLIN (Long Lasting Insectiside Net) yang dibagikan sebanyak 1.412.411

Lembar.10

Tujuan utama kemitraan ini adalah untuk mengumpulkan dana dari

pemerintah-pemerintah, perusahaan, dan perseorangan diseluruh dunia untuk

dialokasikan bagi program pemberantasan AIDS, TB dan Malaria. Global Fund

adalah salah satu bentuk bantuan berupa dana kesehatan yang akan digunakan untuk

pencegahan tiga penyakit dengan angka infeksi tertinggi di Indonesia tersebut.Sejak

tahun 2003 hingga bulan Oktober 2013 bantuan dana Global Fund tercatat 1,3 juta

kasus baru TBC telah dideteksi dan diobati. Sebanyak 8,8 juta orang menerima

bantuan kelambu berinsektisida. Selain itu, sejumlah 29 ribu orang mendapat terapi

antiretroviral. 11

Pemerintah Indonesia mendapatkan pengaruh positif dengan adanya

kerjasama yang dijalin dengan Global Fund, karena Global Fund tidak hanya

sekedar membantu mengatasi penyakit HIV/AIDS, Malaria dan TB, tapi juga telah

membantu dalam hal pembentukan Health System Strenghthening (HSS) atau

penguatan Sistem Kesehatan.12 Namun dalam proses kerjasama dengan pemerintah

Indonesia terdapat fakta bahwa kerjasama dengan Global Fund sempat mengalami

10 Menkes saksikan penandatanganan Grant agreement Global Fund diakses dalam

http://www.depkes.go.id/article/view/1118/menkes-saksikan-penandatanganan--grant-

agreement-global-fund.html 11 Kemenkes, 2011, bulletin jendela data dan informasi kesehatan, hal 17. 12 Kementrian Kesehatan RI, Indonesia Tuan Rumah pertemuan dewan global fund ke-31, diakses

dalam http://www.depkes.go.id/article/view/2014350001/indonesia-tuan-rumah-pertemuan-dewan-global-fund-ke-31.html (25/3/2019, 23:50)

Page 8: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

8

perselisihn pendapat, dimana ketika Indonesia yang diwakilkan oleh Kementrian

kesehatan menolak beberapa poin klausul baru dalam regulasi yang ditetapkan oleh

Global Fund,yakni mengenai klausul hak imunitas dan privilege, akses informasi

seluas-luasnya, dan pembebasan pajak. Kementrian kesehatan secara tegas menolak

tersebut karena bisa merugikan kedaulatan Indonesia.13

Penyakit Malaria sendiri adalah penyakit yang sangat dipengaruhi oleh pola

dan perilaku hidup masyarakat suatu wilayah. Provinsi Maluku sendiri berada pada

posisi nomor empat epidemik penyakit Malaria di Indonesia dan Kabupaten Buru

sendiri termasuk dalam wilayah persebaran penyakit Malaria tertinggi di Maluku.14

Pola hidup tidak sehat yang terjadi di masyarakat dan kurangnya tenaga ahli

kesehatan yang menyebabkan penanggulangan dan pelayanan kesehatan tidak begitu

baik. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, penelitian ini

dilakukan untuk meneliti tentang bagaimana peran Global Fund terhadap pengentasan

penyakit Malaria khususnya di Kabupaten Buru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat

penulis adalah bagaimana Peran NGO Global fund terhadap pengentasan penyakit

malaria di kabupaten Buru pada Tahun 2012-2014?

13 Kemenkes Tolak Klausul Imunitas The Global Fund, diakses dalam https://pkbi.or.id/kemenkes-tolak-klausul-imunitas-the-global-fund/ (25-4-2019, 23:53) 14 Pemkab Bursel - ID Kerjasama Antisipasi Malaria, diakses dalam http://www.malukunews.co/berita/bursel/175jaddbzh9yg64/pemkab-bursel-id-kerjasama-antisipasi-malaria (25-04-2019, pkl 23:53)

Page 9: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

9

1.3. Tujuan dan manfaat penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peranan the global fund

terhadap pengentasan penyakit malaria dan di kabupaten Buru provinsi Maluku. Serta

untuk menjadi bahan acuan dalam penelitian lanjutan nantinya.

1.3.2 Manfaat penelitian

1.3.2.1 Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini lebih lanjut diharapkan bermanfaat bagi

pengembangan keilmuan Hubungan Internasional serta dapat dijadikan sebagai

referensi dalam penelitian lanjutan.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan penelitian ini menjadi

suatu rujukan bagi proses pengambilan kebijakan dimasyarakat. Dan menjadi suatu

sumber rujukan untuk penelitian serupa serta memberikan kontribusi nyata

dimasyarakat.

1.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang bantuan luar negeri sebagai pengembangan pembangunan

suatu Negara tentu saja sudah banyak diteliti sebelumnya, studi tentang bantuan luar

negeri yang berkaitan dengan Negara penerima atau pemberi bantuan baik dari

bantuan Negara maju ataupun lembaga-lembaga internasional, isi dari penelitian itu

sendiri tentu ada yang membahas masalah kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

Page 10: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

10

pertumbuhan ekonomi dengan melakukan pembangunan. Penulis mendapatkan 5

penelitian (5 tesis) yang bisa digunakan untuk mempelajari konsep-konsep Non

Government Organization serta konsep Global Civil society. Konsep Non

Government Organization nantinya relevan terhadap penelitian dari penulis sendiri.

Adapun 5 penelitian yang menurut penulis relevan untuk dijadikan sebagai penelitian

terdahulu yang akan diulas sebagai berikut :

Peniliti pertama yakni Alexander Takdare yang berjudul “ keterkaitan Kritis

antara komponen system kesehatan dengan global fund untuk program malaria

di kabupaten kepulauan Yapen propinsi papua Tahun 2012 “. Penelitian tersebut

peneliti menjelaskan bagaimana keterkaitan kritis antara komponen sistem kesehatan

dan bantuan global fund dalam mengatasi permasalahan penyakit malaria, serta

bagaimana peran pemerintah dalam pengelolaan bantuan anggaran biaya dari global

fund agar terjadi penurunan cakupan dalam penyakit malaria sehingga dampaknya

dapat dirasakan oleh masyarakat Papua dan khususnya kabupaten Yapen. Peneliti

sendiri menjelaskan bahwa agar tercapainya tujuan pembangunan maka adanya upaya

sinergis dari pemerintah dan sektor swasta dalam pelaksanaan maupun pembiayaan

kesehatan guna pemberdayaan masyarakat. Kebijakan pusat dalam regulasi adalah

adanya peran pemerintah pusat yang mendukung dan mendelegasikan peran regulasi

ke pemda. Pemerintah pusat sendiri akan memfasilitasi daerah dalam hal yang

berkaitan dengan regulasi melalui komunikasi yang nantinya efektif. Kebijakan-

kebijakan yang diambil dalam pemberantasan Malaria antara lain penekanan pada

Page 11: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

11

Desentralisasi, keterlibatan Masyarakat dalam pemberantasan Malaria dan

membangun kerjasama antar sektor, NGO, dan lembaga Donor.

Hasil dari penelitian Alexander Takdare di atas adalah keterkaitan kritis antara

komponen kesehatan dan Global fund yang merupakan lembaga independen berada

pada komponen perencanaan, pembiayaan serta monitoring dan evaluasi sedangkan

tidak adanya keterkaitan kritis adalah pada komponen penatalayanan dan pemerintah,

pelayanan, peningkatan akses pelayanan, 15

Sementara penelitian kedua ialah penelitian Ramadona Witanto, dalam

skripsinya yang berjudul “ peranan The global Fund dalam menanggulangi

penyakit Tubercolosis (TB) dikota Banjarmasin, Kalimantan selatan (2007-

2009)” membahas tentang bagaimana peran Global Fund dalam kerjasamanya dengan

pemerintah Kalimantan selatan, namun dalam penelitian ini peneliti lebih

menekankan pada upaya-upaya sponsorship yang dilakukan Global fund terhadap

program strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) pemerintah

Indonesia yakni sebuah konsep yang dirancang untuk menanggulangi penyakit

Tubercolosis di Indonesia. Program DOTS ini, terdiri dari lima komponen kunci,

yaitu komitmen dari semua kalangan dalam kasus tuberkulosis, pemeriksaan dahak

yang terjamin mutunya pada waktu diagnosa tersangka pasien dan pengobatan pasien,

pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus tuberkulosis dengan

tatalaksana yang tepat termasuk pengawasan langsung pengobatan, jaminan

15 Alexander Takdare,2012,keterkaitan kritis antara komponen system kesehatan dengan

global fund untuk program malaria di kabupten kepulauan Yapen 2012.skripsi

Thesis,universitas Indonesia.

Page 12: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

12

ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara cuma-cuma, dan yang terakhir,

sistem pencatatan serta pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil

pengobatan pasien tuberkulosis.

Hasil dari penelitian ini ialah bantuan yang diberikan oleh The Global Fund

berperan sangat baik pada jangka waktu 2007-2009 di Banjarmasin, hal ini terlihat

pada angka presentase angka konversi, presentase angka kesembuhan, dan angka

error rateyang telah tercapai dalam indicator.16

Penelitian selanjutnya yakni peneliti ketiga adalah penelitian dari Ahmad

Rhomi Huseini, yang dimana penelitian ini membahas tentang “ kerjasama

Indonesia dengan Global Fund mencapai MDGS 2015 dalam penanganan HIV

dan AIDS” sama halnya seperti penelitian kedua di atas yang membahas bantuan

Global Fund namun kali ini lebih kepada peran bantuan tersebut pada program

penanganan penyakit HIV/AIDS di Indonesia, serta apa saja implementasi kerjasama

yang dilakukan oleh Indonesia dan global fund dalam mencapai MDGS 2015, dan

bagaimana kontribusi yang telah diberikan Global Fund untuk Indonesia. Hasil dari

penelitian ini bantuan The Global Fund dapat memberikan peran dalam penanganan

penyakit malaria di Indonesia hal ini terlihat dari adanya bantuan hibah melalui

16 Romadona Witanto,2009,peranan the global fund dalam menanggulangi penyakit

tuberculosis di kota Banjarmasin,Kalimantan selatan (2007-2009).Skripsi,Universitas

Komputer Indonesia.

Page 13: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

13

beberapa putaran yaitu putaran 1, putaran 4, putaran 8, putaran 9 sebagai pendukung

dalam pencapaian target MDGS di bidang penanganan HIV dan AIDS.17

Penelitian keempat ialah Nurul Anissa dengan judul penelitian “ Peran

United Nations Internasional Children’s Emergency Fund (UNICEF) terhadap

pengembangan dan kesehatan anak melalui PAUD-HI di Sulawesi selatan”

didalam penelitian ini peneliti lebih membahas tentang bagaimana peran UNICEF

sebagai organisasi internasional dalam pengembangan anak khususnya di daerah

Sulawesi selatan serta melihat keefektifan kerjasama antara lembaga UNICEF dengan

pemerintahan Sulawesi selatan dalam pengembangan bidang terkait. Peneliti sendiri

mengkaji lebih dalam tentang salah satu program yang diadakan di provinsi Sulawesi

selatan yaitu penyelenggaraan pengembangan anak usia dini yang holistik-integratif

oleh pemerintah pusat dan daerah, masyarakat serta lembaga penyelenggaraan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Proses pembentukan PAUD-HI

dimulai di kerjasama di tingkat pusat yang didasarkan pada piagam perjanjian

kerjasama pemrintah RI dan UNICEF yang disebut rencana Kerja Program

Kerjasama atau CPAP. Hal ini juga harus dilihat sebagai prioritas dalam

pembangunan SDM dalam pembangunan peningkatan kualitas Hidup, perkembangan

dan perlindungan Ibu dan Anak di daerah.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa peran yang dilakukan oleh

organisasi UNITED Nations Internasional Children’s Emergency Fund (UNICEF)

17 Ahmad Rhomi Huseini,2015.kerjasama Indonesia dengan Global Fund dalam mencapai

MDG’s 2015,Skripsi Thesis.Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Page 14: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

14

terhadap program PAUD-HI tersebut adalah dengan advokasi dan capacity building.

Sedangkan efektifitas kerjasama pemerintah dan UNICEF dalam menjalankan

program tersebut adalah dengan mengintegrasikan pelayanan PAUD-HI yaitu

pendidikan, kesehatan dan Bina keluarga Balita, menjadi satu tempat yang holistic

dan intergratif.18

Penelitian ke- 5 ialah Andi Bunga Septiani “peran penanaman modal asing

di Indonesia terhadap perekonomian daerah (studi pada budidaya mutiara

(KYOKO) jepang dikabupaten Lombok Barat” penelitian ini membahas tentang

bantuan luar negeri namun kali ini lebih kepada peran bantuan tersebut terhadap

perekonomian daerah, disini andi mencoba menggambarkan kebijakan politik daerah

sebagaimana yang diatur dalam peraturan otonomi daerah yang mengatur keberadaan

investor asing yang memberi kontribusi pada daerah, bagaimana keberadaan investor

asing yakni PT Budaya Mutiara dapat di kabupaten Lombok Barat dengan potensi

perairan sesuai dan cocok untuk pengembangan mutiara dan kemudian mampu

memberikan peran pada perekonomian daerah, hasil dari penelitian ini PT Budaya

Mutiara dapat memberikan peran dalam perekonomian yang terlihat dalam

peningkatan produk domestik regional bruto serta diikuti dengan peningkatan ekspor

mutiara bulat Nusa Tenggara Barat yang mampu mengekspor 80kg biji mutiara per

tahun untuk mutiara kelas 1 dan 2 yang seluruhnya diekspor ke jepang yang

kemudian dipasarkan ke beberapa Negara di eropa,Australia, dan amerika. selain itu

18 Nurul Annisa,2014,peran unicef terhadap pengembangan dan kesehatan anak melalui

Paud-HI di Sulawesi selatan.Skripsi Thesis,Universitas Hasanudin.

Page 15: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

15

juga memberikan kontribusi pada pengelolaan kekayaan laut yang berdampak pada

lingkungan dan kemudian menjadi potensi wisata pantai di pulau Lombok.19

19 Andi Bunga Septiani,2011,Peran Penanaman modal Asing di Indonesia terhadap

perekonomian Daerah (studi pada budidaya mutiara di Lombok Barat).Skripsi

Thesis.Universitas Muhammadiyah Malang.

Page 16: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

16

NO NAMA Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

1. Alexander

Takdare

keterkaitan Kritis antara

komponen sistem kesehatan

dengan global fund untuk program

malaria di kabupaten kepulauan

Yapen propinsi papua Tahun 2012

Metode

Kualitatif,

pendekatan

liberalism,

organisasi

internasional

Hasil dari

penelitian Alexander

Takdare di atas adalah

keterkaitan kritis antara

komponen kesehatan dan

Global fund yang

merupakan lembaga

independen berada pada

komponen perencanaan,

pembiayaan serta

monitoring dan evaluasi

sedangkan tidak adanya

keterkaitan kritis adalah

padakomponen

penatalayanan dan

pemerintah, pelayanan,

peningkatan akses

pelayanan,

Page 17: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

17

2. Romadona

Witanto

Peranan The Global Fund dalam

menanggulangi penyakit

Tubercolosis dikota Banjarmasin,

kalsel (2007-2009)

Metode

Historis

analitis,

pendekatan,

teori

kerjasama

internasional,

organisasi

internasional.

Hasil dari penelitian ini

ialah bantuan yang

diberikan oleh The Global

Fund berperan sangat baik

pada jangka waktu 2007-

2009 di Banjarmasin, hal

ini terlihat pada angka

presentase angka konversi,

presentase angka

kesembuhan, dan angka

error rate yang telah

tercapai dalam indicator.

Page 18: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

18

3. Ahmad Rhomi

Huseini

kerjasama Indonesia dengan

Global Fund mencapai MDGS

2015 dalam penanganan HIV dan

AIDS

Deskriptif,

pendekatan

Liberalis.

Kerjasama

internasional.

Hasil dari penelitian ini

bantuan The Global Fund

dapat memberikan peran

dalam penanganan

penyakit malaria di

Indonesia hal ini terlihat

dari adanya bantuan hibah

melalui beberapa putaran

yaitu putaran 1, putaran 4,

putaran 8, putaran 9

sebagai pendukung dalam

pencapaian target MDGS

di bidang penanganan HIV

dan AIDS.

Page 19: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

19

4. Nurul Anissa Peran United Nations

Internasional Children’s

Emergency Fund (UNICEF)

terhadap pengembangan dan

kesehatan anak melalui PAUD-HI

di Sulawesi selatan

Deskriptif,

Konsep

Organisasi

Internasional.

. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa peran

yang dilakukan oleh

organisasi UNITED

Nations Internasional

Children’s Emergency

Fund (UNICEF) terhadap

program PAUD-HI

tersebut adalah dengan

advokasi dan capacity

building.

5. Andi bunga

Septiani

Peran penanaman modal asing di

Indonesia terhadap perekonomian

daerah ( studi pada budidaya

mutiara (kyoko) jepang di

kabupaten Lombok barat )

Deskriptif,

pendekatan

liberalis,

interdependensi,

otonomi daerah

Investor asing yakni PT

budidaya mutiara dapat

memeberikan peran dalam

perekonomian daerah yang

terlihat dalam peningkatan

produk domestic →

regional bruto serta di

ikuti dengan peningkatan

ekspor mutiara bulat Nusa

Tenggara Barat.

Page 20: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

20

6. Fajrin N.S

Salasiwa

Peran NGO Global Fund terhadap

pengentasan Penyakit Malaria di

Kabupaten Buru pada Tahun

2012-2014

Deskriptif,

Pendekatan

Liberalis,

Konsep Non

Government

Organization,

Role Theory.

1.5 Teori dan Konsep

1.5.1 Konsep Global Civil Society

kemunculan istilah Global Civil Society dapat ditarik dari dua perkembangan

sejarah. Pertama, istilah “masyarakat sipil” pertama kali disampaikan di eropa Timur

pada tahun 1970an sampai dengan 1980an hal ini ditandai dengan marak

bermunculan organisasi masyarakat sipil. Ini merupakan bentuk respon kepada

kekuan negara pasca perang dan sebagai upaya dalam merespon negara-negara

penguasa yang memiliki pengaruh di dunia. Tahun 1990 ada upaya penyebaran

tuntutan demokratisasi dan proses memberikan pengaruh keterkaitan global yang

lebih erat. Hal ini merupakan dampak dari pengaruh faktor ekonomi, politik dan

perkembangan tekhnologi serta bentuk konflik yang menjadi ancamn masyarakata

dunia secara global. Menjadikan adaptasi masyarakat sipil sebagai bentuk yang

berbeda dengan sebelumnya sebuah keharusan agar dapat bertahan. Masyarakat sipil

Page 21: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

21

global juga hidup dalam struktur privat tetapi dengan tujuan-tujuan publik, muncul

sebagai bentuk upaya memperjuangkan kepentingan pribadi komunitas ataupun

masyarakat yang menjadi perhatian dalam skala tertentu.20

istilah global civil society baru muncul pada tahun 1990an.21 Munculnya

istilah Global Civil society tidak terlepas dari adanya proses globalisasi yang

membawa kemajuan tekhnologi dalam berbagai aspek kehidupan dan menjadikan

dunia saling terhubung.22 Kemunculan Global Civil society ini sendiri dilandasi atau

dipengaruhi oleh beberapa faktor kapitalisme yang menjadikan bentukan baru dalam

tatanan Global melalui integrasi dan dominasi dari pasar keuangan global, adanya

ketergantungan ekonomi, dan permasalahan global yang dihadapi oleh pemerintahan

seperti perubahan iklim,stabilitas keuangan pasar dan perlindungan Hak Asasi

Manusia.23

Sedangkan menurut Scholte kemunculan Global Civil Society ini disebabkan

oleh adanya Globalisasi yang dipengarubi oleh pemikiran global, perkembangan

kapitalis, perkembangan tekhnologi dan peraturan yang membolehkan.24 Faktor-

faktor tersebutlah yang yang menjadikan Global Civil society muncul sebagai

bentukan baru di tingkat Global akibat beragam permasalahan yang dihadapi pada

tingkat domestic ataupun pada level nasional. Lebih lanjut, arus Globalisasi

20 Carothers, Thomas. 1999-2000. Civil Society. Foreign Affairs, Winter 1999-2000: 18-29 21 Jan aart Scholte,Global Civil Society: changing the world?, CSGR (Centre for the Study of

globalization and Regionalisation), working paper No.31, mei 1999, University of warwick.

Hal 2 22 Ibid, hal.14 23 24 Ibid, hal. 14

Page 22: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

22

menjadikan menjadikan masyrakat sipil bersama-sama saling berkomunikasi untuk

memberikan kontribusinya agar dapat mempengaruhi pandangan internasional.

Masyarakat sipil yang memiliki perhatian yang sama terhadap suatu isu lalu membuat

suatu gerakan, seperti membentuk gerakan lingkungan ataupun gerakan-gerakan

lainnya atas dasar nilai-nilai yang mereka anut. Global civil society mempengaruhi

para pembuat kebijakan dengan cara apabila pemerintahan diprivatisasi, maka ia kana

terlibat langsung dalam proses pembentukan dan penerapan peraturan tersebut dan

mengubah pola politik dengan cara membentuk kelompok afiliasi agar suara mereka

dapat didengar.25

Menurut Salomon, dkk. Global civil society merupakan sekumpulan berbagai

macam entitas seperti Organisasi Profesional, kelompok lingkungan, organisasi Hak

Asasi manusia, kelompok sosial dan lain sebagainya dengan berbagai macam bentuk

seperti organisasi, swasta, sukarelawan, yang beroperasi di luar batas negara.26 Dalam

perkembangannya seringkali Organisasi Independen yang paling banyak

mendominasi dalam memainkan peran dalam upaya atau proses meningkatkan isu-isu

Global untuk mengerakkan opini publik melalui berbagai macam tindakan seperti

kampanye, petisi, temuan ilmiah dan sebagainya. Secara tidak langsung organisasi

independen memiliki kontribusi terhadap perkembangan komunitas Global dalam

meningkatkan kesadaran publik seperti kesadaran akan keamanan manusia dalam hal

ini ialah kesehatan.

25 Ibid, hal 18-19 26 Lester M Salomon, dkk, 1999. Global Civil society: dimension of nonprofit sector, Baltimore:The

Johns Hopkins Center for civil society studies, hal 3-4

Page 23: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

23

Scholte berpendapat bahwa Global civil Society mencakup aktivitas yang

membahas isu-isu Global, melibatkan komunikasi lintas batas, memiliki organisasi

Global, dan bekerja atas dasar solidaritas yang melampaui batas-batas negara.27

Scholte juga membedakan tiga bentuk Global civil society berdasarkan dari tujuannya

yaitu konformis, reformis, dan radikal.28 Konformis adalah mereka yang berusaha

untuk mendukung dan memperkuat norma-norma sosial yang telah ada di

masyarakat. Reformis adalah mereka yang berkeinginan untuk memperbaiki

kekurangan rezim pemerintahan yang berjalan dengan tetap menjaga norma-norma

sosial. Sedangkan radikal adalah mereka yang bertujuan secara menyeluruh

mengubah tatanan sosial yang sudah ada. Sehingga, masyarakat sipil global menurut

Scholte dapat ditarik satu kesimpulan yakni merupakan masyarakat yang diluar

pemerintah, pasar dan gerakan yang dilakukan atas dasar suka rela sehingga tidak ada

unsur profit dan pemerintahan (non-profit dan nongovernmental)29

Berdasarkan pendapat scholte dari tiga bentuk global civil society di atas

Global fund termasuk dalam bentuk reformis. Hal ini dikarenakan Global fund

berupaya memberikan inisiatifnya kepada pemerintah Indonesia berupa bantuan dana

hibah melalui proses kerjasama dengan kementrian terkait dalam hal ini kementrian

kesehatan. Selain itu Global fund juga termasuk dalam global civil society karena

berdasarkan pendapat dari scholte, aktivitas yang dilakukan Global fund membahas

isu-isu global yaitu isu keamanan manusia dalam hal ini isu kesehatan serta tujuan

27 Scholte, op, cit, hal. 10 28 29 WHO. 2014. “Civil Society” di akses dalam

Page 24: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

24

inti dari Global Fund ini sendiri adalah untuk meningkatkan dan mencairkan sumber

daya untuk membiayai upaya kegiatan pencegahan, pengobatan, dan dukungan

terhadap jutaaan orang di seluruh dunia dalam hal yang berkaitan dengan 3 penyakit

utama yang menjadi sorotan oleh mereka.

global fund juga memiliki jaringan Global yang memiliki beberapa kantor di

wilayah regional/nasional dan beroperasi di lebih dari 120 negara di dunia. Selain itu,

dalam melaksanakan kampanye-kampanyenya terdapat perjuangan-perjuangan

masyarakat yang sadar akan isu-isu kesehatan baik itu skalanya local maupun global.

Kemunculan Global Civil Society dipengaruhi oleh beberapa Faktor yaitu

kapitalisme yang menjadikan bentukan baru dalam tatanan Global melalui integrasi

dan Dominasi dari pasar keuangan global, peningkatan ketergantungan ekonomi dan

permasalahan global yang dihadapi oleh pemerintahan seperti perubahan iklim,

stabilitas keuangan pasar dan perlindungan hak asasi Manusia. Sedangkan menurut

Scholte kemunculan Global Civil Society ini disebabkan oleh adanya globalisasi yang

dipengaruhi oleh pemikiran global, perkembangan kapitalis, perkembangan

tekhnologi dan peraturan yang memperbolehkan. Faktor-faktor tersebutlah yang

menjadikan Global Civil Society muncul sebagai bentukan baru di tingkat global

akibat dari beragam permasalahan yang dihadapi pada tingkat domestik ataupun pada

level nasional.

Page 25: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

25

1.5.2 Konsep NGO (Non Government Organisation)

Pada hakikatnya administrasi internasional adalah serangkaian proses tata

Cara (prosedur), dalam pelaksanaan kerjasama internasional. Organisasi

internasional, adalah wadah atau sarana untuk melaksanakan kerjasama internasional

itu. Jadi administrasi internasional adalah administrasi secara internasional yang

melintasi batas-batas wilayah Negara, melibatkan antar Negara dengan Negara, antar

Negara dengan organisasi internasional. Atau antara organisasi internasional satu

sama lainnya. Administrasi meliputi 2 (dua) hal, yaitu: a) kegiatan Negara yang pada

umumnya diatur berdasarkan hukum publik b) kegiatan individu dan kelompok yang

pada umunya diatur berdasarkan hukum perdata.30

Organisasi non-pemerintah dapat bersifat organisasi internasional yang

disebut pula INGO (International Non Governmental Organization) dan dapat pula

hanya bersifat intra-nasional yang disebut NGO (Non Government kerjasama serta

ruang lingkup kegiatan organisasinya. David Lewis mendefinisikan sebuah NGO

sebagai sebuah “voluntary associations” yang memiliki kepedulian untuk merubah

sebuah lingkungan tertentu dalam konteks yang lebih baik.31 Kampanye yang

30Teuku May Rudy, 1998, Administrasi dan Organisasi Internasional, bandung, Refika

aitama.hal.1 31 David Lewis, The Management of Non-Governmental Development Oragnizations., (London:

Routledge, 2001), hal. 30 di akses dalam

Page 26: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

26

dilakukan oleh setiap NGO saat ini biasanya akan berorientasi pada masalah yang

paling menjadi polemik dan sangat kompleks dalam kehidupan sosial masyarakat.

Misalnya berbagai bentuk kampanye dalam pembangunan demokrasi, penyelesaian

konflik, penegakan hak asasi manusia, dan lain sebagainya.32

NGO sendiri biasanya memperoleh pendanaanya dari sumber-sumber swasta.

Semakin baik kinerja dan produktifitas yang dihasilkan oleh sebuah NGO sehingga

manfaat yng dirasakan oleh masyarakat semakin besar, maka dana yang akan

mengalir ke NGO juga nantinya akan semakin besar. Hal itu mendanai bahwa

kepercayaan yang diberikan donator kepada NGO itu juga tentu saja semakin besar.33

Unsur atau syarat yang sudah pasti bagi suatu NGO, adalah: bersifat non-

pemerintah, atau bahwa yang dilibatkan dalam pembentukan, keanggotaan, dan

dalam kegiatan organisasi adalah bukan pemerintah masing-masing Negara. Selain

itu, adapula syarat-syarat lainnyayang tidak kalah pentingdan tidak boleh diabaikan.

Kriteria persyaratan bagi organisasi international non-pemerintah (NGO),

menurut “The Union of Internasional associations”, adalah:

1. Tujuan organisasi haruslah sepenuhnya bersifat/berciri internasional,

dengan menegaskan keterlibatan organisasi lebih dari sekedar hubungan

http://hr.law.vnu.edu.vn/sites/default/files/resources/management_of_non_governmental_development

_organizations__an_introduction__.pdf 32 David Lewis dan Paul Opoku-Mensah., 2006 . “Moving Forward Research Agendas On

International NGOS: Theory, Agency and Context”. Journal of International Development, 18(10), hal.

665. Di akses dalam http://personal.lse.ac.uk/LEWISD/images/Lewis-Opoku.pdf 33 Ririen Astria, 2010, “Kinerja NGO”. Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Page 27: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

27

bilateral (antara dua Negara) atau sekurang-kurangnya mencakup kegiatan

organisasi pada (tiga) Negara.

2. Keanggotaannya haruslah terbuka, mencakup individu – individu serta

kelompok- kelompok di wilayah/ Negara yang termasuk ruang lingkup

organisasi itu, dengan sekurang-kurangnya mencakup individu atau

kelompok dari 3 (tiga) Negara.

3. Anggaran dasar organisasi harus mengandung ketentuan mengenai

pemilihan/ pergantian pimpinan dan pengurus secara berkala/periodic,

dengan tatacara pemilihan yang disusun sedemikian rupa guna

menghindari pengisian jabatan-jabatan dan pengendalian organisasi hanya

oleh orang-orang dari suatu Negara saja.

4. Pendanaaan/pembiayaan pokok (substansial) bagi kegiatan organisasi

harus berasal, atau mencakup sumbangan dari sekurang-kurangnya 3

(tiga) Negara.34

Suatu kerjasama internasional antara kedua pihak / bilateral ataupun

multilateral pastinya berisi tentang kesepakatan yang menghasilkan kepentingan

kedua pihak tersebut. Dan disinilah peranNGO internasional mempunyai andil yang

besar karena jangkauan dapat melintasi batas-batas wilayah kenegaraan dan fleksibel.

Peranan NGO internasional sangat vital dalam menjalin kemitraan di dunia

internasional. Lembaga internasional ini pun mempunyai banyak macam dan jenis

34Ibid hal.17

Page 28: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

28

kegiatan berdasarkan apa yang diperhatikan dari visi dan misi masing-masing NGO

internasional.

Sebagai salah satu elemen dalam masyarakat, NGO memiliki peran yang

cukup penting, seperti memberikan pendidikan dan membangun kesadaran

masyarakat, menjadi pendamping masyarakat, dan mengkritisi jalannya

pemerintahan. Peran-peran tersebut tentu saja terkait dengan nilai dan ideologi yang

di miliki oleh NGO. Melalui aktifitas-aktifitas seperti kampanye, lobi, penyuluhan,

pelatihan dan lain-lain. NGO tidak hanya menyebarkan informasi tentang isu-isu

yang menyangkut kehidupan masyarakat tetapi juga mengupayakan tercapainya

solusi atas sebuah permasalahan.35

Strategi yang di lakukan NGO di masyarakat yang berupa kegiatan-kegiatan

peningkatan kesadaran akan hak sebagai warga negara, sharing of theory dan juga

bersama-sama menghadapi kebijakan publik yang dinilai merugikan masyarakat dan

lingkungan hidup, yang dikeluarkan oleh pemerintah dan atau pihak swasta. NGO

dalam upayanya memberdayakan masyarakat mempunyai strategi, yaitu : (1) NGO

memasuki area pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para tokoh masyarakat

tingkatan partisipasi masyarakat yang muncul adalah Interactive Participation; yaitu

proses yang melibatkan multi disiplin metodologi dan ada sistem belajar yang

terstruktur dan (3) bersama masyarakat, NGO membuka jaringan kerjasama dengan

pihak selain pemerintah sebagai wujud ketidaktergantungan terhadap proyek/program

pemerintah. Dampak positif yang didapat masyarakat adalah semakin meningkatnya

35Kurnia novianti, 2013, peran NGO lingkungan dalam mitigasi banjir di praha, PSDR LIPI,

hal.182 di akses dalam

Page 29: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

29

pengetahuan dan pengalaman yang secara langsung-tidak langsung membuat posisi

tawar masyarakat terhadap pemerintah akan lebih baik dalam proses pembangunan

dibanding sebelum ada kerjasama.36

Seperti halnya pada global fund yang mempunyai peran penting dalam

penanggulangan beberapa penyakit menular di dunia khususnya di Indonesia. Selama

beberapa tahun terakhir global fund telah menyapakati untuk bermitra dengan negara

Indonesia dalam misi yang sama diantara dua kepentingan global fund dan Indonesia

yaitu untuk menangani masalah penyakit HIV AIDS, Malaria, dan TB yang kini tidak

hanya berkutat pada bidang kesehatan namun juga telah berakibat pada bidang yang

lain seperti social ekonomi yang mendunia.

Dalam penjelasan yang lain menurut Cheever dan Havilland organisasi

internasional dalam organizing fir peace: international organization in world affairs

(1967) secara sederhana dapat dijelaskan bahwa: Pengaturan bentuk kerjasama

internasional yang melembaga antara Negara-negara, umunya berlandaskan

persetujuan dasar, untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang memberi manfaat timbal

balik yang dilaksanakan melalui pertemuan-pertemuan serta kegiatan-kegiatan staf

secara berkala.37

Sesuai penjelasan di atas, Global fund yang menjadi pendonor dalam

penanganan penyakit malaria dan TB di Indonesia merupakan suatu kelompok atau

badan yang berperan sebagai organisasi internasional melihat dari beberapa

36San Afri Awang, 1998, pengembangan hutan rakyat di jawa tengah : harapan dan tantangan,

pustaka Hutan Rakyat UGM, Yogyakarta, hal.8 37D.W. Bowett,1992, hokum organisasi internasional, sinar grafika, Jakarta, hal.2

Page 30: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

30

keterangan di atas. Global fund telah memenuhi ketiga unsur yang seharusnya ada

menurut Cheever and Havilland.

Fungsi dari global fund sendiri adalah mengumpulkan dan menyalurkan

sumber daya tambahan berupa hibah atau bantuan finansial guna menanggulangi tiga

penyakit yaitu HIV dan AIDS, Malaria dan TB diseluruh dunia. Peranan global fund

yaitu untuk mengoptimalisasi hibah yang terkumpul dari berbagai Negara maju dan

juga kelompok- kelompok tertentu kemudian menyalurkan hibah tersebut sesuai

dengan aturan yang telah ada. Tentu dengan kesepakatan Hibah tersebut maka

terjalinlah suatu kemitraan antara global fund dengan pemerintah tersebut dan pada

prosesnya akan terdapat pola pertemuan rutin yang digunakan untuk memonitor dan

evaluasi dari hibah yang diberikan dan juga laporan mengenai program yang telah

diberikan sebelumnya. Global Fund sendiri telah banyak membantu pemerintah

Indonesia dalam membangun kesehatan dalam penanggulangan ketiga penyakit yang

masuk dalam programnya di daerah-daerah. Dalam hal ini di kabupaten Buru pada

Tahun 2012-2014 Global fund telah membantu upaya pengentasan penyakit Malaria,

inilah yang menjadi fokus bahasan penulis.

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian bertujuan untuk suatu pengkajian dalam mempelajari

peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian, dalam arti luas metode penelitian

merupakan cara dan prosedur yang sistemtis dan terorganisasi untuk menyelidiki

Page 31: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

31

suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan suatu informasi agar dapat

menjadi suatu solusi38

Dalam melakukan pencarian data dan menjabarkan sebuah fenomena yang

telah penulis jabarkan pada latar belakang sebelumnya, penelitian yang akan penulis

lakukan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Mayer

dan Greenwood penelitian deskriptif terbagi menjadi dua jenis yaitu deskripsi

kualitatif dan deskripsi kuantitatif.39 Dijelaskan juga bahwa penelitian deskriptif bisa

sederhana dan juga rumit, bisa dilakukan di laboratorium atau dilapangan40.

Penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau fenomena nyata

yang telah terjadi dan dapat menggambarkan secara eksplisit dari gejala maupun

permasalahan yang diteliti.41

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif

analitis yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan dan

situasi secara sistematis, faktual, actual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

dan hubungan antara fenomena yang diteliti serta menganalisa hubungan kerjasama

antara obyek-obyek yang diteliti. Disebut penelitian Deskriptif analitis karena

bertujuan menjabarkan seberapa besar dampak peran bantuan Global Fund terhadap

pengentasan penyakit malaria dan di kabupaten Buru tahun 2012-2014

38 Ulber Silalahi. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press. 39 Jacob Vrendenbreght, 1985, pengantar Metodologi untuk ilmu-ilmu empiris, Jakarta :Gramedia, hal

53. 40 ibid 41 Ibid.hal 29

Page 32: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

32

1.6.2 Teknik pengumpulan data

Penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data melalui kajian

kepustakaan (Library research) dan sumber data yang ada seperti penelitian

terdahulu, buku, artikel,jurnal, maupun segala bentuk literatur dan data lainnya

berupa hasil wawancara dengan pihak-pihak terkait serta data di internet guna

membantu penulis dalam mendapatkan referensi maupun wawasan tambahan penulis

dalam kajian penulis mengenai Non-Government Organisation,global society serta

perannya dalam pengentasan penyakit malaria di kabupaten Buru.

1.6.3 Teknik Analisa Data

Teknik analisa Data yang digunakan penulis dalam menganalisa data dalam

penelitian ini menggunakan teknik kualitatif yang merujuk pada 3 Model Miles dan

Huberman. Adapun tiga tahapan tersebut diantaranya data reduction (data reduksi),

data display (penyajian data) dan conclusion drawing verification.42 Dijelaskan

bahwa dalam tahapan pertama data yang diperoleh Akan direduksi dengan tujuan

memberikan gambaran yang jelas dan tentu sangat mempermudah peneliti untuk

pengumpulan data selanjutnya. Lalu pada tahapan kedua dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, selanjutnya pada tahapan ketiga penarikan kesimpulan dan verifikasi

yang dilakukan masih bersifat sementara, akan tetapi apabila kesimpula telah

didukung oleh bukti yng valid dan konsisten pada saat peneliti mengumpulkan data,

maka kesimpulan tersebut akan bersifat kredibel. Kesimpulan pada tahap ketiga ini

42 Matthew B Miles and A Michael Huberman, 1994, qualitatitve Data Analysis, second edition,

Thousand Oaks, California :Sage,hal 10.

Page 33: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

33

dalam tekhnik kualitatif diharapkan menjadi suatu temuan baru yang belum pernah

ada dan diteliti sebelumnya.43

1.7 Batasan waktu

Dalam penelitian ini, penulis membatasi rentang waktu penelitian ini pada

tahun 2012-2014, karena pada periode tersebut terjadi peningkatan kasus penyakit

diakibatkan meningkatnya mobilisasi penduduk dari daerah endemis tinggi malaria

ke kabupaten buru akibat adanya aktifitas penambangan emas di desa wamsait

kecamatan waiapo dan sekitarnya.

1.8 Argumen Sementara

Berdasarkan latar belakang masalah serta kerangka dasar teori yang sudah

dipaparkan sebelumnya, peneliti dapat memperoleh suatu hipotesa atau jawaban

sementara untuk menjawab permasalahan yang ada yaitu bantuan berupa hibah yang

diberikan oleh Global Fund dalam upaya pengentasan penyakit malaria dan TBC di

Kabupaten Buru memberikan pengaruh yang cukup baik dalam pengentasan penyakit

malaria dimana dengan adanya bantuan pendanaan dari Global Fund kondisi angka

kesakitan malaria di kabupaten Buru mulai menunjukan penurunan, hal ini

menunjukkan peranan Global Fund terhadap pengentasan penyakit malaria di

kabupaten Buru sangat baik.

43 ibid

Page 34: BAB I PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/52102/2/BAB I.pdf · 2019-08-24 · berdampak pada eksternalitas terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi. Dalam pengendalian malaria, banyak yang

34

1.9 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan disusun dalam empat Bab agar dapat memudahkan

pembaca untuk memahami apa yang menjadi kasus yang diteliti oleh peneliti sendiri.

Perincinnya sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari latar belakang, Rumusan Masalah,

Pertanyaan penelitian, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian, Studi Pustaka,

Kerangka Konseptual, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penelitian.

BAB II Gambaran tentang penyakit Malaria secara Global dan Endemik di

Indonesia. Bab ini menjelaskan tentang penyakit Malaria secara umum dan

mengenai penyebaran penyakit Malaria sebagai isu Global serta Endemik Malaria di

Indonesia dan juga di Kabupaten Buru

BAB III Gambaran Umum Global Fund. Bab Ini menjelaskan tentang Profil

Global Fund didalam pengentasan penyakit Malaria. Selain itu, didalam bab ini juga

dijelaskan mengenai skema pemberian dana Hibah oleh Global Fund untuk Indonesia

serta Track Record Global Fund dalam memberantas Malaria secara Global.

BAB IV Menjelaskan tentang peran Global Fund dalam pemberantasan penyakit

Malaria di Kab.Buru pada Tahun 2012-2014, bentuk kemitraan dan kelembagaan

organisasi dan cara kerja Global Fund dengan Indonesia dan secara khusus

Pemerintah Kabupaten Buru Provinsi Maluku.

BAB V Kesimpulan. Bab ini berisi hasil akhir dari penelitian dan berupa penarikan

kesimpulan dari peran Global Fund yang telah dibahas di Bab sebelumnya.