· web viewkondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan...

19
Ekonomika Pembangunan I “ Environment and Development “ Alvian Nurhadi (11/315788/EK/18566) Bram Brahmanto (11/315757/EK/18547) Hanggawe Sadoyo (11/315673/EK/18748) Sri Wildanun Kusuma (11/315707/EK/18504)

Upload: dokiet

Post on 29-Jan-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

Ekonomika Pembangunan I

“ Environment and Development “

Alvian Nurhadi (11/315788/EK/18566)

Bram Brahmanto (11/315757/EK/18547)

Hanggawe Sadoyo (11/315673/EK/18748)

Sri Wildanun Kusuma (11/315707/EK/18504)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

Page 2: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

Environment and Development: The Basic Issues

Ekonomi dan lingkungan

Aktivitas perekonomian lebih dari setengah populasi di dunia secara langsung

bergantung pada lingkungan hidup melalui pertanian, sebagaimana juga peternakan, berburu,

memancing, dan kehutanan.

Dalam beberapa tahun terakhir, para ekonom telah semakin fokus pada akibat penting

dari permasalahan-permasalahan lingkungan untuk upaya keberhasilan pembangunan. Hal ini

menggarisbawahi pentingnya Millenium Development Goal poin ketujuh: untuk “menjaga

keberlanjutan lingkungan”. Kualitas lingkungan hidup mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

pembangunan ekonomi.

Pada bab ini, akan dijelaskan penyebab ekonomi dan konsekuensi dari krisis

lingkungan dan mencari solusi potensial untuk permasalahan seperti lingkaran kemiskinan

dan degradasi sumber daya.

Terdapat delapan permasalahan-permasalahan dasar yang menjadi poin penting dalam bab ini

yaitu:

1. Pembangunan yang berkelanjutan

2. Populasi, sumber daya, dan lingkungan

3. Kemiskinan dan lingkungannya

4. Pertumbuhan Ekonomi vs Lingkungan Hidup

5. Pembangunan pedesaan

6. Pembangunan perkotaan

7. Lingkungan global dan perekonomian

8. Sifat dan laju dari gas rumah kaca-Penyebab perubahan iklim

Mata pencaharian berbasis sumber daya alam sebagai jalan keluar dari kemiskinan

Seperti yang sudah dituliskan di awal bahwa sebagian besar aktivitas perekonomian

penduduk dunia bergantung pada pertanian, peternakan, berburu, memancing, atau

kehutanan. Pendapatan yang didapat dari lingkungan ini, sangat penting untuk sebagian besar

orang miskin dan dengan dikontrol oleh kondisi kebijakan yang tepat dapat menawarkan

jalan keluar dari kemiskinan. Salah satunya adalah “tata kelola atau kebijakan yang berpihak

pada orang miskin”.

Pembangunan Daerah Pedesaan dan Lingkungan Hidup: “ Kisah Dua Desa”

Page 3: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

Untuk memperjelas gambaran mengenai interaksi antara kemiskinan di daerah

pedesaan dan degradasi lingkungan hidup, mari kita simak kisah imajiner yang suram dari

dua desa di negara-negara bagian ketiga, dimana yang satu berada di Afrika dan yang lain ada

di Amerika Latin.

Penduduk desa Afrika tinggal di sebuah wilayah yang kering dengan pepohonan yang

semakin lama semakin langka. Para “ahli” internasional telah memperingatkan bahwa jika

pohon yang tersisa ditebang dan lahan marjinal di daerah itu tetap digarap, maka penduduk

desa akan menghadapi kondisi lingkungan hidup yang semakin buruk. Risiko disertifikasi

(berubahnya lahan-lahan subur menjadi padang pasir yang gersang) mengancam semua tanah

pertanian milik penduduk, termasuk lahan-lahan yang masih produktif. Rendahnya biaya

oportunitas dari waktu yang dihabiskan kaum wanita di desa ini merupakan faktor yang

melanggengkan penggunaan sumber daya hutan dan kondisi lingkungan yang buruk.

Kisah suram berikutnya dari suatu desa yang terletak di pinggiran hutan rimba di

sebuah negara Amerika Latin. Hampir semua petani disini adalah pendatang baru yang

tertarik oleh janji-janji pemerintah yang menawarkan sebidang tanah secara Cuma-Cuma dan

sejumput kemakmuran. Program pemukiman kembali (resettlement) tersebut menjanjikan

hak milik kepada siapa saja yang bersedia membuka sebidang lahandari hutan yang masih

liar. Pembakaran hutan dalam rangka membuka lahan-lahan baru tersebut memang untuk

sementara bisa menyediakan sumber pendapatan yang lumayan bagi para petani yang semula

tidak memiliki lahan sama sekali. Lahan yang dibuka dari lahan tersebut relatif tidak subur

sehingga hanya bisa ditanami selama beberapa tahun saja. Kondisi lingkungan hidup merosot

karena banyak hutan yang dibakar sehingga pada akhirnya akan menurunkan produktivitas

nasional secara keseluruhan. Kalaupun program pemukiman kembali itu berhasil

meningkatkan pendapatan petani secara lebi memadai, baiaya-biayanya (yakni, kerusakan

hutan) tetap saja jauh lebih mahal.

Salah satu akibat negatif yang secara langsung ditimbulkan oleh tekanan terhadap

kondisi lingkungan hidup seperti ini adalah erosi tanah (soil erotion). Karena terlalu sedikit

pepohonan yang dapat melindunginya dari terpaan angin dan curah hujan, maka permukaan

atau lapisan tanah yang paling teratas (biasanya paling subur) mudah sekali terkikis sehingga

makin menurunkan produktivitas tanah-tanah bersangkutan. Faktor penting lainnya dalam

siklus kemiskinan pedesaan dan kerusakan lingkungan hidup tersebit adalah penggundulan

hutan (deforestation). Dan degradasi lingkungan hidup yang bermula dari skala lokal dapat

meluas dengan cepat menjadi masalah daerah (regional).

Page 4: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

Model-model Lingkungan Hidup dari Ilmu Ekonomi Tradisional

Sumber Daya Milik Pribadi

Grafik di bawah mendemonstrasikan bagaimana pasar dapat menentukan tingkat

konsumsi sumber daya alam yang paling optimal dengan melibatkan upaya maksimalisasi

total keuntungan netto bagi masyarakatdar suatu sumber daya, yang merupakan selisih antara

total keuntungan yang akan dihasilkan oleh sumber daya tersebut dan total biaya yang harus

ditanggung produsen untuk menyediakannya.

Efisiensi Statis dalam Alokasi Sumber Daya

Totak keuntungan netto (total net benefit) akan maksimal apabila biaya muarjinal produksi

atau penambahan satu unit sumber daya sama besarnya dengan keuntungan marjinal bagi

konsumen. Surplus produsen atau laba yang akan tercipta dari seluruh proses produksi lazim

disebut sebagai scarcity rent. Penjumlahan surplus produsen dan surplus konsumen akan

menghasilkan keuntungan netto maksimal. Pada prinsipnya beberapa rente kelangkaan itu

dapat dikenai pajak dan digunakan untuk melindungi lingkungan hidup atau tujuan sosial

lainnya.

Jika sumber daya itu tergolong langka dan persediaannya semakin menipis, maka nilai

rente kelangkaannya akan meningkat sekalipun biaya marjinal produksinya konstan, seperti

ditunjukkan grafik di bawah:

Alokasi Sumber Daya yang Optimal dari Waktu ke Waktu

Page 5: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

Pemilik sumber daya yang langka tersebut memiliki volume tertentu untuk dijual, katakanlah

sebanyak X (75 unit) dan dia tahu bahwa dengan menyimpan sebagian diantaranya untuk

dijual di masa mendatang ,maka dia dapat memperoleh harga yang lebih tinggi daripada

menjualnya sekarang. Harga barang antar waktu tersebut harus menyamakan nilai sekarang

(present value) dari keuntungan netto marjinal (marjinal net benefit) atas unit terakhir yang

dikonsumsi pada masing-masing periode.

Para pendukung teori pasar bebas neoklasik mengingatkan akan adanya berbagai

bentuk inefisiensi dalam alokasi sumber daya yang diakibatkan oleh berbagai hambatan

terhadap operasi pasar bebas ataupun oleh masih bertahannya berbagai ketidak sempurnaan

dalam sistem hak kepemilikan. Selama semua sumber daya itu akan dialokasikan secara

efisien. Pasar hak milik (property rights) yang sempurna itu ditandai oleh empat kondisi

berikut:

1. Universalitas (universality): semua sumber daya yang ada dalam perekonmian

dimiliki oleh perseorangan.

2. Eksklusivitas (exclusivity): setiap orang yang bukan pemilik tidak akan

diperkenankan memanfaatkan suatu sumber daya begitu saja.

3. Transferabilitas (tranferability): pihak pemilik sumber daya bisa saja menjual

sumber daya miliknya apabila ia memang menghendakinya.

4. Enforsabilitas (enforceability): pengaturan distribusi pasar atau segenap manfaat

dari sumber daya tersebut harus ditegakkan secara hukum.

Berdasarkan keempat kondisi tersebut, pemilik sumber daya yang langka memiliki insentif

ekonomi untuk memaksmalkan manfaat netto dari penjualan atau pemanfaatan sumber

dayanya. Para penganut teori pasar bebas neoklasik itu juga mengingatkan bahwa seandainya

keempat kondisi tersebut tidak dipenuhi secara serentak maka akan timbul inefisiensi.

Page 6: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

Sekarang kita akan menelaah dua model sederhana mengenai inefisiensi yang ditimbulkan

oleh berbagai bentuk ketidak sempurnaan dalam pasar hak kepemilikan (property market).

Sumber Daya Milik Umum

Jika sumber daya langka (seperti tanah yang subur) dimiliki oleh masyarakat secara

keseluruhan sehingga bisa dimanfaatkan oleh siapa saja, maka hal itudisebut sebagai sumber

daya milik umum (common property resouce).

Sumber Daya Milik Umum dan Misalokasi

Total manfaat netto dari lahan tersebut akan lebih rendah menurut sistem kepemilikan umum,

kecuali pekerja bersangkutan dapat mengoordinasika keputusan penggunaan sumber dayanya

dalam cara yang kooperatif. Secara umum, jika lahan itu dimiliki oleh masyarakat, maka

setiap pekerja boleh ikut menyumbangkan tenaganya yang nilainya sama dengan rata-rata

produk dari semua pekerja. Pendapatan pekerja akan terus meningkat melampaui tingkat

upah semula agar dapat menarik cukup banyak tenaga kerja , sehingga produk rata-ratanya

akan sama dengan tingkat upah itu (disini jumlah pekerja yang diserap sama dengan Lc).

Meskipun total output lahan itu meningkat atau menurun (bergantung pada positif atau

negatifnya MPl)namun produk marjinal dari setiap tambahan pekerja baru akan selalu berada

dibawah tingkat upahnya. Karena kita berasumsi bahwa semua pekerja dapat diserap

sedangkan produktivitas masing-masing sama ayau lebih besar daripada W, maka

kesejahteraan sosial asti akna merosot apabila produk marjinal berada dibawah W. Pada Lc,

tidak ada rente kelangkaan yang bisa dipungut. Dalam kondisi seperti ini, secara teoretis

swastanisasi sumber daya pasti akan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan agregat dan

menciptakan alokasi sumber daya yang efisien.

Namun, perlu dikemukakan disini bahwa model-model neoklasik tersebut terlalu

memusatkan perhatiannya pada masalah efisiensi dan kurang memperhatikan hal-hal lain

Page 7: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

yang tidak kalah penting , seperti aspekpemerataan atas hasil hasil yang diperoleh. Distribusi

pendapatan bahkan tidak dianggap sebagai sebagai hal yang relevan dalam teori tersebut.

Akibatnya, teori ini sebenarnya telah membutakan mata atas terciptanya maslaah distribusi

pendapatan yang sangat timpang, dimana hampir semua rente kelangkaan dan manfaat

ekonomi hanya diterima oleh segelintir orang yang memiliki sumber daya.

Argumen lain mengapa para petani di negara berkembang tidak menggunakan

sumber-sumber daya milik umum secara efisien, padahal seperti kita ketahui pada bab 9,

keluarga petani kecil pada umumnya merupakan penggarap lahan yang paling efisienmereka

enggan melakukan investasi atau perubahan jika merasa resikonya atau kadar

ketidakpastiannya terlalu besar, meskipun keuntungan yang akan diraih paabila investasi itu

berhasil sangat besar. Mereka jug atidak memiliki cukup uang untuk merekrut pekerja

tambahan atau membeli input komplementer untuk meningkatkan produktivitas lahannya.

Jadi, mempromosikan hak kepemilikan ribadi secara besar-besaran yang akan memperbesar

kepemilikan tanah kepada para keluarga petani kecil merupakan langkah yang paling tepat

untuk meningkatkan produktivitas. Pertanyaan yang paling relevan berkenaan dengan stuktur

hak kepemilikan tersebut adalah siapa yang memperoleh hak kepemilikan tanah jika

privatisasi itu diberlakukan? Cara seperti itu hanya akan menguntungkan sebagian lapisan

penduduk terkaya dan tidak sesuai dengan tujuan pembangunan.\

Barang Publik dan Penyakit Publik : Degradasi Lingkungan Hidup Regional dan

Masalah Free Rider

Dalam pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa stiap tambahan pekerja yang sengaja

direkrut untuk menggarap lahan milik umum akan menciptakan suatu eksternalitas negatif,

karena hal itu akan menurunkan tingkat hasil rata-rata dari semua pekerja tanpa memberikan

kompensasi apapun. Setiap tindakan anggota masyarakat yang positif akan menumbuhkan

manfaat atau barang publik (public good). Sebaliknya, tindakan yang negatif akan

menimbulkan penyakit pyblik (public bad) yang merugikan anggota masyarakat lain secara

keseluruhan. Disini barang publik diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan

keuntungan bagi setiap orang, dan kepuasan yang disapat oloeh masing-masing orang

tidaklah berkurang meskipun barang publik tersebut dinikmati bersama-sama. Anggaplah

degradasi lingkungan hidup regional yang diakibatkan oleh penggundulan hutan sebagai

contoh penyakit publik.

Perbedaan yang paling mencolok antara konsumsi barang publik dan barang normal

(yang dimiliki oleh perorangan) dalah bahwa permintaan agregat terhadap sumber daya

Page 8: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

publik tersebut ditentukan oleh penjumlahan segenap kurva permintaan individu secara

vertikal , bukannya secara horizontal seperti untuk barang privat atau normal.

Pada grafik diatas jumlah pohon yang optimal secara sosial adalah Q*. Jumlah itu ditentukan

oleh perpotongan antara kurva permintaan agregat (yang dijumlahkan secara vertikal) dengan

kurva penawarab (Mc). Pada Q*, total manfaat neto bagi masyarakat dari barang publik atau

PmDc akan mencapai tarif maksimal. Namun sehubungan dengan apa yang disebut sebagai

free rider, mekanisme pasar bebas tidak akan mencapai kuantitas optimal tersebut. Pada

tingkat harga Pm, mekanisme pasar bebas akan memnuhi permintaan orang B sebesar Qb,

tanpa mengabaikan permintaan orang A sebanyak Qa. Padahal yang memberikan kontribusi

hanya orang B, itu berarti bahwa orang A adalah free rider. Karena adanya penumpang gratis,

maka pasar baru menyediakan tingkat preservasi liputan yang sub optimal, yakni hanya pada

tingkat Qb. Untuk mencapa tarif optimal (Q*) pasar tersebut memerluka intervensi

pemerintah. Salah satu solusi yang paling efektif adalah membebankan sejumlah biaya per

unit kepada masing-masing konsumen, yakni Pa untuk orang A dan Pb untuk orang B. Hal ini

dimaksudkan untuk menciptakan kuantitas penyediaan barang publik yang optimal yaitu

sebesar Q*. Total penerimaan yang diterima konsumen adalah Pa x Q* ditambah dengan Pb x

Q*, sehingga sama dengan kontribusi total Pm x Q*. Ini merupakan jumlah yang persis

dibutuhkan untuk membiayai upaya-upaya pelestarian hutan pada tingkat yang optimal secara

sosial.

Pembangunan perkotaan dan Lingkungan Hidup

Ekologi Pemukiman Kumuh di Perkotaan

Page 9: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

Dalam beberapa hal, kehidupan sehari-hari penduduk miskin di daerah pemukiman

kumuh di perkotaan mirip dengan kehidupan penduduk miskin di daerah pedesaan. Masing-

masing anggota keluarga harus bekerja sepanjang hari. Pendapatan mereka serba tidak pasti

dan mereka begitu sulit mendapatkan gizi, pelayanan kesehatan, serta kesempatan untuk

mendapatkan pendidikan yang memadai. Mereka juga yang menghadapi risiko dan dampak

yang paling besar atas terjadinya kerusakan lingkungan hidup di perkotaan.

Pusat-pusat kota di berbagai negara sedang berkembang akan menyerap lebih dari 80

persen lonjakan penduduk dunia. Penyebab utamanya, lagi-lagi adalah arus migrasi yang

begitu deras dari desa ke kota. Ekspansi yang begitu cepat di pusat-pusat perkotaan di

berbagai negara sedang berkembang tersebut tentu saja akan menimbulkan tekanan-tekanan

yang semakin berat terhadap sumber daya yang tersedia. Pemerintah akan semakin sulit

menyediakan sarana infrastruktur dan jasa-jasa pelayanan sosial yang memadai bagi

warganya yang tinggal di daerah perkotaan.

Pada awalnya, implikasi terberat dari degradasi lingkungan memang dialami oleh

daerah-daerah pedesaan. Namun, dengan begitu derasnya arus urbanisasi, ancaman

lingkungan hidup yang paling berbahaya justru ada di daerah perkotaan. Kondisi lingkungan

hidup yang tidak dikelola dengan baik, yang diperparah oleh lonjakan penduduk dan emisi

industri, telah dan akan melipatgandakan ancaman kesehatan. Jika tidak segera diatasi,

ancaman lingkungan tersebut akan terus meningkat seiring dengan lonjakan pertambhan

jumlah penduduk dan ukuran luas perkotaan di negara-negara berkembang.

Karena kemampuan penduduk miskin untuk melingdungi diri dari berbagai ancaman

keehatan relatif sangat terbatas, maka merekalah yang paling banyak menanggung

konsekuensi serius yang bersumber dari degradasi lingkungan. Proporsi penduduk yang

menghunin pemukiman ku,uh tersebut kini telah mencapai 43%. Namun, karena terus

berlangungnya migasi, proporsi tersebut dipastikan akan menungkat lagi di masa-masa

mendatang.

Faktor penyebab lingkungan hidup di perkotaan yang sangat buruk sangatlah banyak.

Namun, guna menyederhanakan analisis di sini, kita akan membagi semua faktor penyebab

tersebut menjadi dua kategori pokok. Pertama dalah faktor-faktor penyebab yang bersumber

atau berkaitan dengan urbanisasi dan pertumbuhan insdustri. Sedangkan yang kedua adalah

keterbatasan pengelolaan kawasan-kawasan pemukiman didaerah perkotaan itu sendiri.

Industrialisasi dan Pencemaran Udara di Daerah-daerah Perkotaan

Tahap-tahap awal urbanisasi dan industrialisasi di berbagai negara-negara sedang

berkembang biasanya disertai dengan lonjakan pendapatan dan memburuknya kondisi-

Page 10: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

kondisi lingkungan hidup. Menurut World Development Report terbitan tahun 1992, tingkat

pencemaran di sepermpat bagian kota terburuk di negara-negara maju masih lebih baik

daripada kondisi di seperempat bagian terbaik di kota-kota pada negara-negara Dunia Ketiga.

Negara-negara maju mampu menciptakan dan terus mengembangkan teknologi-teknologi

bersih (clean technologies)-aman terhadap lingkungan-yang sangat mahal itu. Namun, di

mana pun juga, tanpa penanganan secara khusus, kondisi air dan udara di daerah perkotaan

cenderung terus memburuk. Tanpa adanya regulasi pemerintah, upaya perbaikan kondisi

lingkungan hidup akan semakin sulit terlaksana.

Sumber utama pencemaran udara, yaitu sisi-sisi terburuk dari modernisasi yang

mengancam kesehatan manusia, adalah penggunanan energi secara berlebihan, emisi

kendaraan, dan pencemaran limbah produksi industri. Industrialisasi selalu meningkatkan

buangan limbah, baik dalam bentuk emisi langsung maupun melalui perubahan pola

konsumsi dan lonjakan permintaan terhadap barang-barang manufaktur. Cara pembuangan

limbah yang paling murah adalah langsung melemparkannya ke saluran air, ke udara terbuka,

atau menimbunnya di dalam tanah. Di sinilah letak arti penting peraturan pemerintah. Tanpa

pengawasan yang ketat, pihak produsen cenderung memilih cara-cara yang murah tersebut

meskipun mereka menyadari dampaknya yang sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup.

Selama tingkat teknologi dan sarana infrastruktur belum mampu meredam konsekuensi-

konsekuensi lingkungan hidup tersebut, selama itu pula kemajuan moderniasai cenderung

memperbesar biasa lingkungnan di daerah perkotaan.

Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi: Biaya Individual versus Biaya Sosial

dan Peranan Perpajakan. Kurva diatas menjelaskan bagaimana timbulnya eksternalitas yang

Price

Quantity

MCS

PMP*

Q* QM

MCPa

b

DemandPC c

Supply

Page 11: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

disebabkan oleh produksi setiap unit barang. Setiap unit barang X akan menimbulkan biaya

pada pihak ketiga yang juga dikenal sebagai pajak polusi.

Masalah-masalah Pemukiman serta Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi

Disamping lonjakan emisi industri, dua faktor utama yang menyebabkan

memburuknya kondisi kesehatan penduduk perkotaan di banyak negara berkembang adalah

keterbatasan air bersih dan fasilitas sanitasi. Meskipun penduduk paling miskin di perkotaan

memiliki banyak kesamaan dengan penduduk miskin yang tinggal di desa dalam hal masalah

lingkungan yang buruk termasuk polusi yang parah dan ketiadaan sanitasi, namun banyaknya

jumlah anggota keluarga semakin memperburuk keadaan. Air selokan yang btergenang dan

sampah yang teronggok di jalanan turut menyumbang penyebaran penyakit. Ini tercermin

dengan fakta bahwa tingkat kematian di pemukiman kumuh di kota terkadang lebih tinggi

dariapda di daerah pedesaan, meskipun penduduk desa secara umum jarang mendapat

pelayanan kesehatan. Meskipun tingkat harapan hidup di negara berkembang telah

mengalami peningkatan, pencapaian ini sekarang terancam oleh meningkatnya jumlah orang

miskin yang tidak memiliki akses ke air bersih atau sanitasi.

Lingkungan Hidup Global: Kerusakan Hutan Hujan dan Efek Rumah Kaca

Begitu banyak aspek-aspek ekosistem yang telah rusak sehingga kemampuannya

untuk melakukan regenerasi semakin terbatas. Terjadinya penipisan lapisan ozon dan terus

berlangsungnya pemanasan global merupakan isyarat yang jelas bahwa iklim global berada

dalam bahaya. Masyarakat dunia pun semakiin tersentak karena bukti-bukti mengenai

kerusakan iklim global tersebut mulai nyata dari fenomena semakin banyaknya penderita

kanker kulit, meluasnya gurun pasir di dunia ini, serta naiknya permukaan air laut. Biaya-

biaya potensial atas perubahan iklim tersebut memang bervariasi dari satu kawasan ke

kawasan lain, dari yang biasanya dibebani pada kawasan yang kering maupun semi kering.

Kenaikan suhu global berimplikasi negatif terhadap tingkat pendapatan negara-negara Dunia

Ketiga karena negara-negara ini bertumpu pada sektor agraris yang kondisi potensialnya

bergantung pada faktro eksternal seperti cuaca dan iklim.

Perubahan pola penggunaan tanah di banyak negara berkembang merupakan

penyebab utama terjadinya efek rumah kaca. Diperkirakan proses penggundulan hutan

bertanggungjawab atas 25 persen dari total kenaikan emisi CO2 di seluruh dnnia. Sejumlah

besar hutan hujan di dunia ini terkikis dimana sekitar 60 persen diantaranya dibabat untuk

membuka lahan-lahan baru oleh para petani kecil. Setiap tahun, sekitar 4,5juta hektar hutan

Page 12: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

ditebang dan dibakar hanya untuk membuat lading-ladang sementara, di mana diantaranya

adalah hutan hujan yang sebenarnya tidak begitu subur sehingga lahan yang dibuka hanya

bisa dimanfaatkan tanpa adanya efek keberlangsungan.

Beberapa langkah nyata harus segera dilakukan dalam rangka melestarikan hutan-

hutan hujan. Negara berkembang perlu meningkatkan efisiensi pemanfaatan ekonomi hutan

hujan mereka melalui penyempurnaan pengelolaanya. Peran pemerintah juga diperlukan

dalam rangka mencari alternative dari keberlangsungan pemanfaatan potensi hutan. Hal yang

tidak kalah pentingnya adalah bahwa masyarakat global harus mengambil peran dalam upaya

menanggulangi krisis lingkungan hidup ini. Salah satunya adalah dengan aktifnya peran

negara maju untuk mendukung negara berkembang antara lain dengan cara mengurangi

hambatan-hambatan perdagangan terhadap produk-produk alternatif yang dihasilkan negara

berkembang, penyediaan bantuan finansial tambahan agar negara berkembang mampu beralih

ke produksi yang mempunyai efek keberlangsungan, dan pengurangan utang luar negeri yang

mampu mengurangi keinginan negara berkembang untuk mengeksploitasi hutannya secara

berlebihan guna mendapatkan tambahan cadangan devisa.

Kebijakan stabilisasi dan program penyesuaian perekonomian yang secara structural

dilakukan oleh negara-negara pengutang atas saran dari IMF dan Bank Dunia mengharuskan

dikuranginya dana anggaran untuk berbagai bantuan pelayanan sosial secara besar-besaran

sehingga memperparah kemiskinan dan konsekuensinya terhadap lingungan hidup. Dalam

perkembangannya, Bank Dunia membentuk divisi khusus lingkungan hidup yang bertujuan

mempromosikan penyediaan pinjaman khusus untuk pelestarian lingkungan hidup.

Pilihan-pilihan Kebijakan bagi Negara-negara Maju dan Negara-negara Berkembang

A. Ada sejumlah pilihan kebijakan yang tersedia bagi pemerintahan negara-negara

berkembang antara lain:

1. Penentuan Harga Sumber daya secara Memadai

2. Partisipasi Masyarakat

3. Pengaturan Hak Kepemilikan atas setiap Sumber Daya secara Lebih Jelas

4. Peningkatan Alternatif-alternatif ekonomi bagi kalangan penduduk miskin

5. Peningkatan Status Ekonomi Kaum Wanita

6. Pengendalian Emisi Industri

Page 13: · Web viewKondisi lingkungan hidup yang tidak dikelola dengan baik, ... guna menyederhanakan analisis di sini, ... Kurva diatas menjelaskan tentang eksternalitas Polusi:

B. Hal-hal yang bisa dilakukan negara-negara maju untuk membantu negara-negara

berkembang

Negara-negara industry dapat membantu negara-negara berkembang dalam upaya

memperbaiki kondisi lingkungan hidup melalui tiga cara pokok, yakni:

1. Liberalisasi Perdagangan

2. Pemberian Keringanan Utang\

3. Pemberian Bantuan Finansial dan Teknologi

C. Hal-hal yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju untuk menyelamatkan lingkungan

hidup global

Mungkin langkah paling penting yang perlu dilakukan oleh negara-negara maju yang kini

menkonsumsi 70 persen sumber daya dunia, untuk menyelamatkan lingkungan hidup global

adalah antara lain:

1.Mengurangi Emisi atau Penyebaran Polutan-polutan yang Berbahaya

2. Mengembangkan Teknologi yang Bersih bagi Diri Mereka Sendiri maupun bagi Negara-

negara Berkembang

3. Menurunkan Pola-pola dan Tingkat permintaan yang Cenderung Merusak Lingkungan

Hidup