bab i imunisasi mersy

8
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid (Wirawandi, 2010). Dari kajian kritis perkembangan pelayanan kesehatan di beberapa daerah di Indonesia, ternyata pelayanan kesehatan selama 35 tahun telah menyimpang dari strategi awal Pelita 1 yaitu lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Terjadi paradoks pembangunan bidang kesehatan, pembangunan struktur dan pengembangan

Upload: harry-pasha-saputra

Post on 26-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid (Wirawandi, 2010).

1Dari kajian kritis perkembangan pelayanan kesehatan di beberapa daerah di Indonesia, ternyata pelayanan kesehatan selama 35 tahun telah menyimpang dari strategi awal Pelita 1 yaitu lebih mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Terjadi paradoks pembangunan bidang kesehatan, pembangunan struktur dan pengembangan konsep pelayanan kesehatan yang spektakuler namun belum di ikuti dengan hasil yang seimbang. Dari kajian ekonomi kesehatan, diperkirakan manajemen program kesehatan belum efektif dilaksanakan karena sumber daya pelaksananya belum profesional. Puskesmas yang lebih diharapkan lebih bermutu dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya sepertinya dibiarkan berkembang menjadi balai pengobatan, masyarakat lebih cenderung mementingkan obat untuk penyakitnya dan bukan di didik untuk mencegahnya (Muninjaya, 2004) Sejak diluncurkannya Program Pengembangan Imunisasi (EPI) pada tahun 1974, imunisasi telah menyelamatkan lebih dari 20 juta jiwa pada dua dasawarsa. Bahkan ini dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan dana daripada bentuk-bentuk intervensi lainnya. Program ini merupakan intervensi kesehatan dengan pembiayaan efektif. Tidak hanya jiwa yang terselamatkan tapi juga memacu pembangunan yaitu dengan mengurangi beban biaya kematian dan penyakit pada sebuah keluarga (Syamsuri, 2005). Salah satu strategi yang dicanangkan oleh pemerintah adalah mewajibkan setiap anak untuk mendapatkan imunisasi dasar terhadap tujuh macam penyakit yaitu penyakit Tuberkulosis, Difteria, Tetanus, Batuk Rejan (Pertusis), Polio, Campak (Measles, Morbili) dan Hepatitis B, yang termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Imunisasi lain yang tidak diwajibkan oleh pemerintah tetapi tetap dianjurkan antara lain terhadap penyakit gondokan (mumps), rubella, tifus, radang selaput otak (meningitis), HiB, Hepatitis A, cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies. Imunisasi merupakan suatu proses pemberian vaksin kepada bayi bertujuan untuk mencegah penyakit-penyakit menular. Vaksin ialah virus atau bakteri yang mati atau dilemahkan.(Depkes RI,2008). Imunisasi merupakan program nasional yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi dapat diberikan melalui cara suntikan dan melalui mulut yang berfungsi untuk merangsang pembentukan imun dalam tubuh anak. Tanpa imunisasi rata-rata satu sampai dua dari setiap seratus anak akan meninggal karena campak. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak, polio dan tuberculosis. (Notoadmojo,2003). Dari uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul Gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Baebunta, kabupaten Luwu Utara tahun 2012.B. Rumusan Masalah Bagaimanakah gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu utara ?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan umumUntuk mengetahui gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara.2. Tujuan khususa. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan petugas kesehatan tentang manajemen pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Baebunta kabupaten Luwu utara.b. Untuk memperoleh gambaran manajemen penatalaksanaan program imunisasi ditinjau dari aspek perencanaan di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara.c. Untuk memperoleh gambaran manajemen pelaksanaan program imunisasi ditinjau dari aspek pengorganisasian di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara.d. Untuk memperoleh gambaran manajemen pelaksanaan program imunisasi ditinjau dari aspek pelaksanaan di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara.e. Untuk memperoleh gambaran manajemen pelaksanaan program imunisasi ditinjau dari aspek pengawasan di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu Utara.f. Untuk memperoleh gambaran manajemen pelaksanaan program imunisasi ditinjau dari aspek evaluasi di Puskesmas Baebunta Kabupaten Luwu UtaraD. Manfaat Penelitian1. Manfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan masukan bagi pemerintah umumnya baik pusat maupun daerah dalam upaya perbaikan sistem manajemen khususnya di bidang kesehatan.2. Manfaat bagi institusi pendidikan keperawatan Sebagai salah satu sumber informasi dalam menetukan kebijakan bagi institusi pendidikan keperawatan untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan imunisasi.3. Manfaat bagi tempat penelitian Hasil penelitian merupakan salah satu sumber informasi bagi instansi kesehatan khususnya bagi Puskesmas Baebunta dalam rangka meningkatkanfungsi manajemen pada program imunisasi.4. Manfaat bagi profesi perawat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam upaya pengembangan profesi dengan semakin kompeten dan profesionalnya tenaga keperawatan sesuai dengan tingkat kompetensi yang diharapkan.5. Manfaat bagi penulisa. Merupakan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam mengaplikasikan ilmu kesehatan masyarakat serta memperluas wawasan tentang penulisb. Sebagai salah satu data dasar yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih mendalam tentang imunisasi