bab i gambaran asi eksklusif sewon 1
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Bab i Gambaran Asi Eksklusif Sewon 1
1/6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas dan pemeliharaan status kesehatan holistik Sumber Daya
Manusia (SDM) dimulai sejak janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut, atau
dikenal dengan sepanjang siklus kehidupan. Setiap tahap dari siklus tersebut, manusia
menghadapi berbagai masalah yang berbeda khususnya masalah gizi yang harus diatasi
dengan cepat dan tepat waktu. Salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang yang
baik adalah dengan pemberian S! "ksklusi# sampai bayi berusia $ bulan, selanjutnya
pemberian S! dilanjutkan sampai bayi berumur %& bulan. 'leh karena itu menyiapkan dan
mengajarkan ibu agar dapat memberikan S! merupakan bagian dari upaya peningkatan
SDM. arena bayi dan anak lebih sehat sehingga akan menurunkan angka kesakitan
sekaligus meningkatkan kualitas SDM yang bersangkutan di tahap berikutnya (D"P"S !,
%**+).
Salah satu pengalaman yang berharga yang dialami ibu dan bayi adalah menyusui
bayi secara "ksklusi#. Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan pentingnya pemberian
S! "ksklusi# tersebut. S! mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk
tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengandung antibodi yang akan membantu bayi
membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya. Pemberian S! "ksklusi#
juga dapat menciptakan iklim psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi.
Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu
untuk memberikan S! "ksklusi# kepada bayinya sehingga pemberian S! "ksklusi#
mungkin tidak tercapai (Mardiati, %**).
-
8/18/2019 Bab i Gambaran Asi Eksklusif Sewon 1
2/6
Salah satu tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals
(MD-s) pada tahun %*+, menurunkan angka kematian anak balita dua pertiga dari $
menjadi %/ per .*** kelahiran hidup. 0amun, sampai tahun %**1, angka kematian bayi di
!ndonesia adalah /& per .*** kelahiran hidup. Di Pro2insi Daerah !stimewa 3ogyakarta,
angka kematian bayi pada tahun %* adalah 1 per .*** kelahiran hidup, sedangkan di
abupaten 4antul pada tahun %* adalah ,+ per *** kelahiran hidup, tetapi kasus
kematian bayi terjadi hampir di semua wilayah kecamatan, sehingga upaya pencegahan
masih tetap diperlukan. ebijakan pemerintah penurunan angka kematian bayi di !ndonesia
adalah meningkatkan pemberian air susu ibu (S!) eksklusi#, yang diatur di dalam Peraturan
Pemerintah 0omor // 5ahun %*% tentang Pemberian ir Susu !bu "ksklusi#. Menyusui
eksklusi# selama enam bulan serta tetap memberikan S! sampai bulan dan makanan
pendamping S! pada usia enam bulan, dapat menurunkan kematian balita sekitar /6.
Sekitar $6 kematian neonatal dapat dicegah apabila bayi disusui sejak hari pertama
kelahiran dan bayi yang menyusu dalam satu jam pertama dapat menurunkan risiko kematian
sekitar %%6. 0amun, angka cakupan pemberian S! eksklusi# di !ndonesia ber#luktuasi dan
cenderung menurun. Salah satu penyebab pemberian S! eksklusi# di !ndonesia yang rendah
adalah #asilitasi !nisiasi Menyusu Dini (!MD) yang kurang optimal. ebijakan S! eksklusi#
belum lengkap dan komprehensi# dan !MD belum secara eksplisit masuk dalam kebijakan.
7akupan pemberian S! eksklusi# pada bayi sampai enam bulan pada tahun %** adalah
+,/6. Padahal, sasaran Pembinaan -izi Masyarakat berdasarkan encana Strategis
ementerian esehatan, tahun %** 8%*&, adalah *6 bayi usia * 8 $ bulan mendapatkan
S! eksklusi#.
-
8/18/2019 Bab i Gambaran Asi Eksklusif Sewon 1
3/6
7apaian S! "ksklusi# tahun %**9 di abupaten 4antul yaitu %+.%6 jauh dibawah
target enstra abupaten 4antul yaitu *6, ngka ematian 4ayi (4) di abupaten
4antul tahun %**9 yaitu +, per *** kelahiran hidup, ngka ematian !bu (!) ,1 per
**** kelahiran hidup. Pasca gempa bumi di 3ogyakarta tahun %**$ merubah pola budaya
masyarakat dalam pemberian S! dan bergeser ke susu #ormula. :al ini membuat
kekhawatiran Pemerintah abupaten 4antul dan berupaya mencari strategi yang e#ekti#. !MD
diyakini mensukseskan pemberian S! eksklusi# serta menyelamatkan sekitar %%6 nyawa
bayi baru lahir sedangkan pemberian S! "kslusi# dapat mencegah /6 kematian balita.
Pada tahun %*, cakupan S! eksklusi# abupaten 4antul, merupakan yang
terendah ketiga (&%,/&6), di Pro2insi Daerah !stimewa 3ogyakarta. ;ntuk meningkatkan
angka cakupan S!, Dinas esehatan abupaten 4antul mengadakan tenaga konselor S!.
:al tersebut sangat mungkin dilakukan mengingat mereka diterima oleh komunitas. Dalam
epmenkes ! nomor /$9< Menkesmengikuti pelatihan konseling menyusui dengan modul pelatihan standar =:'
-
8/18/2019 Bab i Gambaran Asi Eksklusif Sewon 1
4/6
melayani pasien di puskesmas. Seluruhnya menyatakan pengadaan tenaga konselor S!
dapat membantu program S! eksklusi#, tetapi Standar 'perasional Prosedur (S'P)
konseling S! di puskesmas belum tersedia. ?umlah bidan yang menjadi konselor S! di
puskesmas sudah banyak, tetapi belum memberikan pelayanan konseling S! secara baik
sehingga imple mentasi kebijakan pemberian S! eksklusi# melalui konseling S! oleh bidan
konselor S! tidak maksimal. eberhasilan implementasi kebijakan ditentukan oleh banyak
#aktor yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. 4erbagai #aktor yang diduga
memengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan adalah komunikasi, ketersediaan sumber
daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Pada studi ini, #aktor yang memengaruhi implementasi
kebijakan konseling S! dibatasi hanya pada #aktor disposisi dan struktur birokrasi.
etersediaan sumber daya manusia bidan konselor S! tidak dianalisis, mengingat jumlah
SDM bidan konselor S! di abupaten 4antul merupakan yang tertinggi di Pro2insi Daerah
!stimewa 3ogyakarta. >aktor komunikasi juga tidak dianalisis karena hasil studi terdahulu
menemukan komunikasi yang baik antara dinas kesehatan kabupaten dengan bidan konselor
S! melalui #orum pertemuan rutin setiap tiga bulan. Selain itu, dapat dilakukan melalui
telepon, short message ser2ice, dan bertemu langsung di luar jadwal tersebut. 4entuk
komunikasi antara pimpinan puskesmas dan bidan konselor S! lebih kepada memberikan
in#ormasi tentang masalah atau hasil pertemuan yang diperoleh melalui kegiatan brie#ing.
5ujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi kebijakan pemberian S! eksklusi#
melalui konseling S! oleh bidan konselor S! di Puskesmas wilayah abupaten 4antul
berdasarkan dua #aktor, yaitu #aktor disposisi
-
8/18/2019 Bab i Gambaran Asi Eksklusif Sewon 1
5/6
kesehatan indi2idu < masyarakat dipengaruhi oleh dua #aktor pokok, yaitu #aktor perilaku dan
berbagai #aktor diluar perilaku (non perilaku). Selanjutnya #aktor perilaku ini ditentukan oleh
tiga kelompok #aktor, berbagai #aktor predisposisi ( presdiposing factors) mencakup
pengetahuan, sikap, kepercayaan tradisi, norma sosial, dan bentuk lainnya yang terdapat
dalam diri indi2idu dan masyarakat. >aktor pendukung (enabling factors) ialah tersedianya
sarana pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya. Sedangkan #aktor
pendorong (reinforcing factors) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh
masyarakat atau kelompok peers < sesama ibu menyusui. Dalam teori Lawrence Green juga
dikatakan bahwa promosi kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengubah dan
menguatkan ketiga kelompok #aktor itu agar searah dengan tujuan kegiatan sehingga
menimbulkan perilaku positi# dari masyarakat terhadap program tersebut dan terhadap
kesehatan pada umumnya (:ariweni, %**/). 'leh karena itu, sebagai upaya untuk lebih
mengetahui dan memahami bagaimana gambaran pemberian S! "ksklusi# yang diberikan
oleh ibu pada bayinya maka dilakukan penelitian @-ambaran 5ingkat Pengetahuan, Sikap
Dan Perilaku !bu Menyusui 5erhadap Pemberian si "ksklusi# Di Desa Sewon =ilayah
erja Puskesmas Sewon !A.
B. Rumusan Masalah
4agaimana gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu menyusui
terhadap pemberian asi eksklusi# di desa Sewon wilayah kerja Puskesmas Sewon !B
-
8/18/2019 Bab i Gambaran Asi Eksklusif Sewon 1
6/6
7. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu menyusui terhadap
pemberian asi eksklusi# di desa Sewon wilayah kerja Puskesmas Sewon !.
2. Tujuan hususa. Mengetahui hubungan umur ibu menyusui dengan pemberian S! "ksklusi#.
b. Mengetahui hubungan pendidikan ibu menyusui dengan pemberian S! "ksklusi#.
c. Mengetahui hubungan sikap ibu menyusui dengan pemberian S! "ksklusi#.d. Mengetahui hubungan pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian S! "ksklusi#.
D. Man!aat Penelitian
. Dapat menjadi in#ormasi bagi petugas kesehatan dan bahan masukan bagi pimpinan
Puskesmas untuk menentukan langkah dalam meningkatkan pemberian S! "ksklusi#.
2. Dijadikan bahan masukan bagi >akultas edokteran ;ni2ersitas Muhammadiyah
3ogyakarta dan sebagai tambahan in#ormasi dan re#erensi untuk memperkaya pustaka
institusi.