bab i dyspepsia

5
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan menjadi salah satu penyebab terjadinya masalah pencernaan. Dispepsia merupakan salah satu masalah pencernaan yang paling umum ditemukan. Menurut Depkes, berdasarkan gambaran morbiditas 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia tahun 2003, dispepsia menempati peringkat ke 10 dengan proporsi 1,5%. Tahun 2004, dispepsia menempati urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3%. 1 Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-30% orang dewasa pernah mengalami dispepsia dalam beberapa hari. Dari data di negara barat didapatkan angka prevalensinya berkisar 7-14% tapi hanya 10-20% yang mencari pertolongan medis. Di Inggris dan Skandinavia dilaporkan angka prevalensinya berkisar 7 – 41 % tetapi hanya 10 –20% yang mencari pertolongan medis. Didaerah asia pasifik, dispepsia 1

Upload: ikhsan-aditya

Post on 18-Feb-2015

67 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab I Dyspepsia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan menjadi salah satu

penyebab terjadinya masalah pencernaan. Dispepsia merupakan salah satu

masalah pencernaan yang paling umum ditemukan. Menurut Depkes,

berdasarkan gambaran morbiditas 10 penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di

seluruh rumah sakit di Indonesia tahun 2003, dispepsia menempati peringkat ke

10 dengan proporsi 1,5%. Tahun 2004, dispepsia menempati urutan ke 15 dari

daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia dengan

proporsi 1,3%. 1

Berdasarkan penelitian pada populasi umum didapatkan bahwa 15-30%

orang dewasa pernah mengalami dispepsia dalam beberapa hari. Dari data di

negara barat didapatkan angka prevalensinya berkisar 7-14% tapi hanya 10-20%

yang mencari pertolongan medis. Di Inggris dan Skandinavia dilaporkan angka

prevalensinya berkisar 7 – 41 % tetapi hanya 10 –20% yang mencari pertolongan

medis. Didaerah asia pasifik, dispepsia juga merupakan keluhan yang banyak

dijumpai, prevalensinya sekitar 10 – 20 %. 2

Dispepsia adalah keluhan umum dalam praktek klinis, oleh karena itu,

manajemen harus didasarkan pada bukti terbaik. Dispepsia sering longgar

didefinisikan, definisi dispepsia yang paling luas diterapkan adalah berdasarkan

Konsensus Roma II tahun 2000, dyspepsia refers to pain or discomfort centered

in the upper abdomen.12 Dalam pengertian Bahasa Indonesia sebagai nyeri kronis

atau berulang atau ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Ketidak

nyamanan didefinisikan sebagai perasaan negatif subyektif yang tidak

menyakitkan, dan dapat menggabungkan berbagai gejala termasuk cepat kenyang

atau rasa penuhan pada perut bagian atas. 3

1

Page 2: Bab I Dyspepsia

Ada dua kategori utama dispepsia:

1. Dispepsia fungsional ini adalah penyebab paling umum dari dispepsia

2. Organik atau non-fungsional dispepsia

Sebagian besar kasus disebabkan dispepsia fungsional yaitu kondisi yang

sangat umum dan jinak ditandai dengan ketidaknyamanan pada bagian atas perut,

mual, kembung, rasa penuhan setelah makanan, dan lain-lain yang mungkin

karena peningkatan sensitivitas saraf di dalam dan sekitar perut dan kontraksi

otot di perut yang tidak terorganisir. Penyebab dari hal ini adalah biasanya tidak

jelas meskipun beberapa kasus mungkin berhubungan dengan stres, kecemasan,

infeksi, obat-obatan, dan lain-lain dan ada hubungan dengan sindrom iritasi usus.

Tidak ada tes khusus untuk gangguan ini meskipun penting untuk

mengesampingkan gangguan yang lebih serius lainnya yang dapat

mensimulasikan fungsional dispepsia. Jika ada alarm gejala seperti penurunan

berat badan yang tidak dapat dijelaskan, anemia, sering muntah, kesulitan

menelan makanan, dan lain-lain maka evaluasi medis lebih berhati-hati dan rinci

disarankan, karena beberapa kali gejala ini disebabkan oleh kanker. Hal ini sering

dapat dikontrol dengan berbagai tindakan termasuk lingkungan yang mendukung,

dokter, strategi mengurangi stres, konseling, obat-obatan dan modifikasi diet.

Meskipun ini adalah kambuhan umum gangguan mayoritas pasien merasa lebih

baik setelah diagnosis dibuat dan banyak yang merespon perawatan yang

diberikan.

Ada beberapa penyebab dispepsia organik dengan penyakit ulkus peptikum

yang paling umum dan gastrooesophageal penyakit refluks. Gangguan ini dapat

didiagnosis paling sering dengan gastroskopi dan pengobatan tergantung pada

penyebab yang tepat dan biasanya sangat efektif. Ulkus peptik hampir selalu

disebabkan oleh infeksi perut umum dan akibat pengobatan yaitu Helicobacter

pylori dan / atau paparan khas obat anti-inflamasi (termasuk aspirin). Ada

beberapa gangguan serius dispepsia meskipun jarang - ini termasuk keganasan

lambung dan kanker organ perut lainnya.4

2

Page 3: Bab I Dyspepsia

B. Perumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Dispepsia Organik ?

2. Apakah sajakah etiologi dari Dispepsia Organik?

3. Bagaimana menegakkan diagnosis dari Dispepsia Organik ?

4. Bagaimanakan penatalaksanaan Dispepsia Organik?

5. Apa komplikasi dari Dispepsia Organik?

6. Apa pencegahan agar tidak terjadi Dispepsia Organik?

7. Bagaimanakan prognosis pada Dispepsia Organik?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi dari Dispepsia Organik

2. Mengetahui etiologi dari Dispepsia Organik

3. Mengetahui cara menegakkan diagnosis pada Dispepsia Organik

4. Mengetahui penatalaksanaan untuk Dispepsia Organik

5. Mengetahui komplikasi dari Dispepsia Organik

6. Mengetahui pencegahan dari Dispepsia Organik

7. Mengetahui prognosis pada Dispepsia Organik

D. Manfaat Penulisan

Menambah pengetahuan dan pemahaman pembaca terutama tenaga medis

untuk dapat lebih memahami hal-hal yang berhubungan dengan dispepsia pada

umumnya dan dispepsia organik khususnya.

3