bab i crane ayu

83
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Gudang adalah sebuah bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan semua barang-barang hasil produksi. Fungsi utama pergudangan adalah tempat penyimpanan bahan mentah, barang setengah jadi, maupun tempat penyimpanan produk yang telah jadi, dan menjadi tempat penampungan barang yang akan dikirim atau barang yang baru datang.Selain itu,gudang mempunyai peran penting dalam mendukung keberhasilan perusahaan (industri) untuk mencapai tujuannya. Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan industri saat ini, meningkatnya kebutuhan manusia serta menyeimbangkan produk yang dihasilkan yang sesuai dengan permintaan konsumen maka industri-industri dituntut untuk meningkatkan hasil produksi serta mempelancar pendistribusian produknya baik itu dengan kapasitas kecil maupun kapasitas besar. Dalam hal ini ,untuk mempelancar gerakan produk dari satu tempat ketempat yang lain sangat tidak memungkinkan diangkat secara manual dengan tenaga manusia maka sangat perlu suatu alat untuk meringankan kerja manusia yaitu alat pemindah (pesawat pengangkat) 1.2 Tujuan Perencanaan Perencanaan ini bertujuan untuk merancang sebuah pesawat pengangkat yaitu kucing jalan(Hoist Crane) yang Josri Rahayu : Perancangan Hoist Crane dengan Kapasitas Angkat 6 Ton dan Tinggi Angkat 4 Meter Pada PergudanganPage 1

Upload: hermantri-habeahan

Post on 08-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

peswat kerja ku

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PerencanaanGudang adalah sebuah bangunan atau ruangan yang digunakan sebagai tempat penyimpanan semua barang-barang hasil produksi.

Fungsi utama pergudangan adalah tempat penyimpanan bahan mentah, barang setengah jadi, maupun tempat penyimpanan produk yang telah jadi, dan menjadi tempat penampungan barang yang akan dikirim atau barang yang baru datang.Selain itu,gudang mempunyai peran penting dalam mendukung keberhasilan perusahaan (industri) untuk mencapai tujuannya.

Pesatnya pertumbuhan dan perkembangan industri saat ini, meningkatnya kebutuhan manusia serta menyeimbangkan produk yang dihasilkan yang sesuai dengan permintaan konsumen maka industri-industri dituntut untuk meningkatkan hasil produksi serta mempelancar pendistribusian produknya baik itu dengan kapasitas kecil maupun kapasitas besar.

Dalam hal ini ,untuk mempelancar gerakan produk dari satu tempat ketempat yang lain sangat tidak memungkinkan diangkat secara manual dengan tenaga manusia maka sangat perlu suatu alat untuk meringankan kerja manusia yaitu alat pemindah (pesawat pengangkat)

1.2 Tujuan Perencanaan

Perencanaan ini bertujuan untuk merancang sebuah pesawat pengangkat yaitu kucing jalan(Hoist Crane) yang melintas pada plans bawah profil I dengan daya angkat 6 ton dan tinggi angkat 4 meter dipakai di pergudangan.

1.3 Ruang Lingkup Perencanaan

Pada perencanaan ini yang direncanakan dan dibahas adalah kucing jalan yang digunakan untuk kapasitas angkat 4 ton dan komponen-komponennya yaitu : kait, penggantung kait, pully dan poros, block mantel, tali baja, drum tromol (tebal, berat, panjang), tenaga penggerak motor listrik, penggunaan pal, dan roda pal, rel dan roda jalan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Mesin Pemindah BahanMesin pemindah bahan adalah salah satu alat yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang tertentu, (misalnya antara bagian di dalam pabrik, pada tempat-tempat penumpukan bahan, pemasangan alat, tempat penyimpanan dan sebagainya). Mesin pemindah bahan hanya memindahkan muatan dalam jumlah dan besar tertentu serta jarak tertentu dengan perpindahan bahan ke arah vertikal, horizontal, dan kombinasi keduanya.Pemilihan mesin pemindah bahan yang tepat pada tiap-tiap aktivitas di atas, akan meningkatkan effesiensi dan daya saing dari aktivitas tersebut.Mesin pemindah bahan dalam operasinya dapat diklasifikasikan atas :1. Pesawat PengangkatPesawat pengangkat dimaksud untuk keperluan mengangkat dan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat yang lain yang jangkauanya relatif terbatas. Contohnya : crane, elevator, lift, excalator dll.2. Pesawat pengangkutPasawat pengangkut dapat memindahkan muatan secara berkesinambungan tanpa berhenti dan dapat juga mengangkut muatan dalam jarak yang relatif jauh.Contohnya: conveyor.Karena yang direncanakan adalah alat pengangkat pada pergudangan, maka pembahasan teori lebih dititik beratkan pada pesawat pengangkat.2.2 Dasar Pemilihan CranePemilihan mesin yang tepat dan sesuai pada tiap-tiap aktivitas, akan meningkatkan effesiensi dan optimalisasi pekerjaan. Faktor-faktor teknis penting yang diperhatikan dalam menentukan pilihan jenis peralatan yang digunakan dalam proses pemindahan bahan, yaitu :1. Jenis dan sifat muatan yang akan diangkat.Untuk beban terpadu : bentuk, berat, volume, sifat rapuh dan liat, suhu, dan sebagainya. Untuk beban tumpah : ukuran gumpalan, kemungkinan lengket, sifat-sifat kimia, sifat mudah remuk,dsb.2. Kapasitas perjam.Crane jembatan dan truk dapat beroperasi secara efektif bila mempunyai kapasitas angkat dan kecepatan yang cukup tinggi dalam kondisi kerja yang berat.

3. Arah dan panjang lintasan.Berbagai jenis alat dapat mengangkat beban dalam arah vertikal dan horizontal. Panjang jarak lintasan, lokasi dari tempat pengambilan muatan juga sangat penting dalam menentukan pemilihan pesawat pengangkat yang tepat.4. Metode penumpukan muatan.Beberapa jenis peralatan dapat memuat atau membongkar muatan secara mekanis sedangkan yang lainnya membutuhkan alat tambahan khusus atau bantuan operator.5. Kondisi lokal yang spesifik termasuk luas dan bentuk lokasi.Jenis dan rancangan gedung, susunan yang mungkin untuk unit pemerosesan, debu, keadaan lingkungan sekitarnya dsb.Pemilihan pesawat pengangkat juga ditentukan oleh pertimbangan dari segi ekonominya, misalnya biaya pemasangan, operasi, perawatan, dan juga penyusutan dari harga muka pesawat tersebut. Maka berdasarkan hal itu, Hoist Crane yang dipilih untuk dibahas dalam tugas ini.2.2.1 Komponen Utama Hoist Crane Komponen-komponen utama dari Hoist Crane adalah :1. TrolliTrolli berfungsi sebagai tempat bergantungnya rumah kait dan juga untuk menggerakkan rumah kait pada saat mengangkat dan menurunkan beban atau muatan. Trolli terletak pada profil I.2. Motor PenggerakMotor penggerak pada pada crane ada 2 yaitu motor penggerak drum dan motor penggerak trolli.3. DrumDrum adalah alat yang berfungsi sebagai tempat untuk menggulung atau mengulur tali baja pada saat menaikkan atau menurunkan beban.4. Sistem PuliPuli (kerek) adalah alat yang berbentuk cakra bundar beralur, berfungsi sebagai laluan tali baja.5. Tali BajaTali baja adalah perlengkapan fleksibel yang berfungsi sebagai penarik atau pengulur rumah kait atau trolli.6. Kait (Hook)Kait adalah alat sebagai tempat menggantungnya beban.

7. KoplingKopling tetap adalah elemen mesin yan berfungsi meneruskan daya dan putaran dari perggerak ke poros yang digerakan secara pasti(tanpa slip)8. Rem Rem adalah alat yang digunakan untuk menghentikan pergerakan komponen mekanisme,baik pada mekanisme Hoisting,Travelling dan Traversing

2.2.2 Cara Kerja Crane JembatanCara kerja dari Crane Jembatan ini dibagi atas 3 gerakan, yaitu :a. Gerakan Angkat dan Turun (Hoisting)Gerakan mengangkat dan menurunkan beban ini diatur oleh kerja elektromor yang berfungsi memutar drum yang akan menggulung tali baja. Tali baja akan menggerakkan puli yang diujungnya memiliki kait (hook) akan bergerak naik-turun. Beban yang akan dipindahkan digantung pada kait. Bila posisinya telah sesuai dengan yang dikehendaki maka gerak drum ini akan dihentikan oleh operator dengan menarik tuas (handle) yang terhubung dengan rem.

b. Gerakan TraversingGerakan ini juga diatur oleh elektromotor yang berfungsi untuk menggerakkan trolli sesuai dengan arah yang diinginkan, dan gerakan ini juga dihentikan dengan memutuskan arus listrik pada elektromotor melalui tombol operator dan sekaligus rem bekerja.

c. Gerakan TravellingGerakan travelling adalah gerakan memanjang pada rel besi yang terletak pada permukaan tanah yang dilakukan melalui roda gigi transmisi. Dalam hal ini motor memutar roda jalan ke arah yang diingikan (maju atau mundur) dan setelah jarak yang diinginkan tercapai, maka arus listrik akan terputus dan sekaligus rem bekerja

2.3 Data PerencanaanSebagai data dasar perencanaan pesawat pengangkat, dibawah ini tercantum data teknik dari Crane : Kapasitas angkat= 6 ton Tinggi angkat= 4 meter Kecepatan angkat= 14 m/menit Panjang perpindahan trolley= 4 meter Kecepatan trolley= 30 m/menit Panjang perpindahan crane= 59 meter Kecepatan crane= 20 m/menit

BAB IIIPERENCANAAN KOMPONEN CRANE

3.1 PERENCANAAN MEKANISME PENGANGKAT (HOISTING)Perencanaan mekanisme untuk gerakan pengakat meliputi perencanaan-perencanaan :1. Tali baja2. Puli3. Drum4. Kait dan penggantung kait5. Motor penggerak6. Poros7. Block mantel8. Penggunaan pal dan roda pal9. Rel10. Roda jalan

3.1.1 Perencanaan Tali BajaTali baja digunakan untuk mengangkat dan menurunkan beban pada gerakan hoist.Tali baja adalah tali yang dikonstruksikan darai kumpulan jalinan serat (steel wire). Beberapa serat (steel wire) dipintal hingga menjadi satu jalinan (strand), kemudian beberapa strand dijalin pada suatu inti (core) sehingga membentuk tali.Tali baja banyak sekali digunakan pada mesin atau perlengkapan pesawat pengangkat. Hal ini dimungkinkan tali baja mempunyai keunggulan antara lain :

1. Lebih ringan dibandingkan dengan rantai.2. Lebih tahan terhadap sentakan.3. Operasi yang tenang.4. Menunjukkan tanda-tanda yang jelas bila putus.5. Lebih fleksible.

Berikut ini merupakan gambar konstruksi tali baja :

Dalam perencanaan ini berat muatan yang diangkat adalah 6 ton,karena pada pengangkat dipengaruhi beberapa faktor seperti overload keadaan dinamis dalam operasi,maka diperkirakan penambahan beban 10% dari beban semula sehingga berat muatan yang diangkat menjadi :

Q0 = 6.000 + (10% x 6.000) = 6.600 kg

Kapasitas angkat total pesawat adalah :Q = Q0 + GDimana,G = Berat hook + Spreader = 50 kgQ = 6.650 kg

Sistem pengangkat yang direncanakan ini terdiri dari 4 buah tali menggantung, sehingga :Q = S1 + S2 + S3 + S4

Tegangan tali maksimum dari sistem tali puli dihitung dengan rumus :

Dimana,S = Tegangan tali maksimumQ = 6.650 Kgn = Jumlah tali penggantung = 4 = Efisiensi puli = 0,9251 = Efisiensi yang disebabkan kerugian tali akibat kekakuan menggulung pada drum yang diasumsikan 0,98

maka,

Dimana kekuatan putus tali sebenarnya :P = S.KDengan :S = 1834 kgK = Faktor keamanan (K = 5,5)

Maka,P = 1834 kg . 5,5 = 10087 kg

Tipe tali baja yang dipilih adalah menurut standart United Rope Works,Roterdam Holland yaitu 6 x 41+1 fibre core

dengan : Beban patah= Pb = 10300 kg Tegangan patah= b = 180 kg/mm2 Berat tali= w = 0,660 kg/m Diameter tali= d = 13,4 mmmaka tegangan maksimum tali yang diizinkan :Sizin = = = 1872,72 kgTegangan tarik yang diizikan : izin =

=

= 32,73Luas penampang tali baja dapat dihitung dengan rumus :

Ftali =

Dimana perbandingan diameter drum dan diameter tali baja Dmin untuk jumlah dlengkungan (NB) = 5 adalah 26,5Ftali =

= 1,3 cm2Tegangan tarik yang terjadi pada tali baja adalah :t = = = 1410,76`=14,11 Terlihat bahwa perencanaan tali aman untuk digunakan mengingat tegangan maksimum tali yang direncanakan lebih rendah dari tegangan maksimum izin, yaitu : 1834 kg < 1872,72 kg dan tegangan tarik yang diizinkan lebih besar dari tegangan tarik direncanakan, yaitu : 32,73 kg/mm2 > 14,11 kg/mm2.Ketahanan tali baja ditentukan berdasarkan umur operasi dari tali baja tersebut. Umur tali baja tergantung dari lengkungan, faktor konstruksi tali baja, faktor operasi, dan faktor keausan tali baja didapat dari rumus berikut :m = dimana :A = Dmin/dm = Faktor yang tergantung pada lengkungan berulang tali selama periode keausannya sampai tali tersebut rusak.t= Tegangan tarik sebenarnya pada tali (14,11 kg/mm2)C= Faktor yang memberi karateristik konstruksi tali dan kekuatan tarik maksimum bahan kawat ,C = 0,5C1= Faktor tergantung dari diameter tali = 0,93C2= Faktor yang menentukan faktor produksi dan operasi tambahan yang tidak diperhitungkan oleh faktor C dan c1 = 1,4 banyak lengkungan.maka :m = = 2,88Dengan melakukan interpolasi harga-harga ini dapat dicari nilai Z, yaitu :Z = [(600.000-550.000) + 550.000 = 582352,9 lengkungan berulang yang menyebabkan kerusakan.

Umur tali baja dicari dengan rumus :N = Dimana :Z = Jumlah lengkungan berulang yang menyebabkan kerusakan tali.a = Jumlah siklus rata-rata perbulan = 3400.Z2 = Jumlah siklus berulang persiklus = 5. = Hubungan langsung antara jumlah lengkungan dan jumlah putus tali 2,5. = Faktor perubahan gaya tekan 0,3.(lampiran 13)

N = = 45,6 = 46 bulan

3.1.2 Perencanaan PullyPulley atau puli berfungsi sebagai pemandu karena dapat merubah arah dari flexible hoisting appliance, seperti wire rope. Sistem pulley adalah kombinasi dari beberapa moveable pulley dan fixed pulley. Sistem ini digunakan untuk mendapatkan gaya dan kecepatan yang lebih besar. Perhitungan drum dan puli didasarkan pada jumlah lengkungan tali yang terdapat pada sistem puli majemuk. Satu lengkungan tali diasumsikan sebagai perubahan tali dari kedudukan lurus menjadi kedudukan melengkung, atau dari kedudukan melengkung menjadi kedudukan lurus. Di dalam menentukan jumlah lengkungan tali untuk sistem puli majemuk, jumlah lengkungan tali ditentukan oleh jumlah titik (puli, drum) tempat tali lewat. Lengkungan dalam satu arah pada satu titik setara dengan lengkungan tunggal dan lengkungan variable setara dengan lengkungan ganda. Dalam perhitungan, puli kompensasi diabaikan karena puli ini tetap diam (tidak berputar) ketika muatan dinaikkan atau diturunkan. Pengaruh jumlah lengkungan dikompensasikan dengan suatu perubahan pada perbandingan Dmin/d (Dmin adalah diameter minimum puli dan d ialah diameter tali).Pully yang direncanakan terdiri dari pully tetap daan pully bergerak termasuk pada sistem yang menggantung pada gaya.

Gambar konstruksi roda pada puli dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Berdasarkan jumlah lengkungan (NB) yang terjadi pada tali kawat baja diperoleh hubungan perbandingan diameter minimum untuk puli dengan diameter tali : = NB Untuk NB = 5Maka diameter puli adalah :Dmin = 5 . d = 5 . 13,4 = 67 mmMaka dipilih diameterpuli adalah, d = 67 mm

Selanjutnya ukuran-ukuran utama puli dapat diketahui dengan menggunakan tabel di bawah ini :Tabel 3.1.2 diamensi roda untuk tali kawat baja

Dengan menggunakan interpolasi, untuk d = 13,4 mm didapat :a = [](40 40) + 40 = 40 mmmaka dengan cara yang sama dapat diperoleh ukuran-ukuran utama tali puli lainnya yaitu :b = 30 mmr = 8,5 mmc = 7 mmr1 = 4,0 mme = 1,0 mmr2 = 3,0 mmh = 25,0 mmr3 = 12 mmi = 10 mmr4 = 8 mm Untuk dapat berputar dan mengurangi gesekan, maka puli dipasang pada poros (gander yang didukung oleh bantalan luncur). Untuk menentukan diameter poros puli digunakan rumus :p = atau :dg = dimana :p = tekanan pada bidang puli yang tergantung pada kecepatan keliling permukaan lubang nap roda puli dan tekanan ini melebihi yang terlampir pada tabel dibawah ini.Tabel 3.1.2 Tabel hubungan antara v dan pV(m/s)0,10,20,30,40,50,60,70,80,91,01,11,21,3

P(kg/cm2)75706662605755545352515049

Diasumsikan bahwa :v = 0,1 m/det.l = panjang bus tali (1,5 s/d 1,8), diambil 1,8 dg.Qg= beban tiap puli.i= perbandingan tranmisi sistem puli, i pada sistem ini bernilai 3.Qg = = = 2216,6 kgMaka :dg = dg2 = dg = 7,01 cm = 70,1 mmuntuk memeriksa kekuatan cakra harus ditinjau dari tegangan tali maksimum (S) yang terjadi, yaitu sebesar 1834 kg maka tegangan tarik yang terjadi adalah :t =

dimana :S = Tegangan tali maksimum (kg)L = Panjang bush (1,8 . dg)d = Diameter talimaka :t = = 1,08 kg/mm2

3.1.3 DrumPada pesawat angkat, drum berfungsi untuk menggulung tali (rope). Drum dengan satu tali tergulung hanya mampu mempunyai satu helix ke kanan, sedangkan drum yang didesain untuk dua tali diberi dua arah, kekanan dan kekiri. Drum untuk tali baja dibuat dari yang licin dengan flens yang tinggi untuk memungkinkan menggulung tali dalam beberapa gulungan. Drum untuk tali baja terbuat dari baja cor, dengan mempertimbangkan gesekan bearing, maka = 0,95.

Perencanaan diameter drum dapat dihitung dengan rumus :D el . e2 . dDimana :D = Diameter drum pada dasar alurnya (mm)d = Diameter tali (13,4mm)el = Faktor yang tergantung pada alat penggantung dan kondisi operasinya

maka :D 30 . 0,85 . 13,4D 341,7 mmUkuran-ukuran drum dapat ditentukan dari tabel di bawah ini.Tabel 3.1.3 Dimensi alur drum

Untuk diameter tali 13,4 dengan cara interpolasi didapat :r1 = 8,2s1 = 15,4c1 = 4,2jumlah lilitan atau putaran tali pada drum dapat dihitung dengan rumus :Z = Dimana :H = tinggi angkat muatan, H = 4 mi = perbandingan sistem tali, i = 3maka :Z = = 13,18 lilitan = 14 lilitan

Panjang total drum dapat dicari dengan rumus :L = []s + liDimana :li = lebar ruang antara bagian kanan dan kiri alur. = 3 . s = 3 . 15,4 = 46,2 mmMaka :L = []15,4 + 46,2 = 345,82486 mmTebal dinding drum ditentukan dengan rumus empiris dibawah ini : = 0,02D + (0,6 1,0) cm = 0,02.341,7 + 10 = 6,834 + 10 = 16,834 mm =1,68 cmUntuk menghitung tengan tekan maksimum pada permukaan dalam drum digunakan rumus : = = = 708,87 kg/cm2Maka bahan drum yang dipilih SFC 95D dengan kekuatan tarik bahan t = 10100kg/cm2Tegangan tarik yang diizinkan adalah :izin = dimana :k = faktor keamanan untuk pengangkat kran 6-8 k, diambil k = 8maka :izin = = 1262,5 kg/cm2Dari hasil perhitungan didapat < izin maka drum sangat aman untuk digunakan.

3.1.4 Kait Kait merupakan fitting yang umum pada ujung wire rope,rantai,dan takel pesawat angkat lainnya. Kait umumnya mempunyai penampang trapesium dibagian dalam dibuat lebih besar daripada bagian luar. Bentuk penampang trapesium selain untuk menghemat pemakain bahan dan desain yang lebih sederhana, juga untuk mengantisipasi terjadinya tegangan yang lebih besar pada sisi dalam.Pada perencanaan ini digunakan jenis kait ganda, dengan kapasitas angkat 60 ton. Pemilihan Bahan KaitBahan untuk kait proses pengerjaannya dilakukan dengan proses penempaan dan pengecoran. Pada proses pengecoran bahan yang telah dicor dibersihkan kemudian dikerjakan dengan mesin, selanjutnya dilakukan pemanasan atau penempaan.Bahan kait dipilih baja S 35 C (Lampiran 17) dengan komposisi sebagai berikut : (0,32-0,38)% C (0,15-0,35)% Si (0,60-0,90)% Mn (0,030)% P (0,035)% S b = 7000 kg/cm2

Tegangan Tarik Pada UlirPada perencanaan ini baut yang dipilih adalah jenis ulir metris (M 18) maka berdasarkan tabel ukuran standar ulir kasar metris (Lampiran 16) diperoleh : Diameter luar (d0)= 18 mm Diameter efektif (d2)= 16,376 mm Diameter dalam (d1)= 15,294 mm Tinggi kait (Hf)= 1,353 mm Jarak bagi (p)= 2,5 mmUntuk menghitung tegangan tarik pada ulir digunakan rumus :t = = = 36,22 kg/mm2Tegangan tarik yang terjadi dalam keadaan aman karena > t dimana 70 kg/mm2> 28,18 kg/mm2. Panjang Minimum Ulir KaitPanjang minimum ulir kait dihitung dengan menggunakan rumus :H =

Dimana :p = tegangan tekan aman untuk baja = (300 s/d 350) kg/cm2maka :H = = 0,78 cm = 7,8 mmJumlah ulir :Z = = = 3,12Untuk ukuran-ukuran lainnya dapat ditentukan sebagai berikut :h= 2,4 . d1 = 2,4 . 15,294 = 36,706 mmb1 = 0,9 . d1= 0,9 . 15,294 = 13,76 mmb2= 2,2 . d1= 2,2 . 15,294 = 33,66 mmA= (b1 + b2)= (13,76 + 33,66) = 870,3 mm2e1= . = . = 15,79 mme2= . = . = 20,92 mmW= 2,5 . d1= 2,5 . 15,294 = 38,235 mm

Z= + e2= + 20,92 = 40,04 mmGambar penampang trapesium dari kait dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1.4 Penampang TrapesiumJadi luas A-AA-A = (b1 + b2)= (13,76 +33,66 ) = 870,29 mm2 = 87,029 cm2Momen inersia untuk penampang A-AI = . = . = mm4 = cm4

3.1.5 Motor Mekanisme PengangkatTenaga penggerak pada perencanaan ini direncanakan menggunakan tenga daya motor listrik. Besaranya daya yang dibutuhkan oleh motor dapat dihitung dengan rumus :N = Dimana :tot = efisiensi mekanisme pengangkat, diasumsikan 0,85 dengan 3 pasang roda gigi penggerakV = kecepatan angkat, direncanakan v = 14 m/menit = 0,23 m/detSehingga :N = = 23,99 HpMaka ditentukan elektromotor dengan N = 23,99 Hp untuk elektromotor dengan putaran 560 rpm disesuakan dengan standart, jumlah kutub enam buah, momen girasi motor (Gdrot = 0,22 kg/m2).Momen gaya ternilai dari motor (Mrated) adalah :Mrated = 71620 = 71620 = 2864,8 kg.cmBahan poros penggerak dipilih s35c dengan kekuatan tarik bahan p = 5200 kg.cm2.Tegangan tarik yang diizinkan adalah :t = dimana k adalah faktor keamanan, k = 8t = = 650 kg/cm2tegangan puntir yang diizinkan adalah :k = 0,7 . t = 0,7 . 650 = 455 kg/cm2Maka diameter poros pengerak adalah :dp dp = 5,61 cm = 56,1 mm ; dipilih diameter poros = 56 mmmomen girasi kopling dapat dicari dengan rumus :GD2 kopling = 4.g.IDimana :G = percepatan gravitasi, g = 9,81 m/det2I = momen inersia koling, I = 0,78 kg.cm2Maka :GD2 kopling = 4.(9,81).(0,0078) = 0,30607 kg/m2Momen gaya rotor dan kopling pada motor adalah :GD2 = (GD2rotor) + (GD2kopling) = 0,22 + 0,30607 = 0,52607 kg/m2Momen gaya dinamis (Mdin) dapat dihitungMdin = + Dimana : = koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi (1,1-1,25)ts = waktu start, ts = (3-8) detikmaka :Mdin = + = 0,57 kg.mMomen gaya motor yang diperlukan untuk start adalah :Mmot = Mst + Mdin

Momen statis poros motor adalah :Mst = 71620 = 71620 = 3068,15 kg.mMaka :Mmot = 3068,15 + 0,57 = 3068,72 kg.m Pemeriksaan motor terhadap beban terhadap beban lebih adalah sebagai berikut : < (1,75 2)Mmot < 2 (3068,72)Mmot < 6137,44 Dari perhitungan didapat harga di atas maka pemakaian motor aman terhadap beban lebih.3.1.6 Perencanaan KoplingKopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi meneruskan daya dan dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa slip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya.Crane direncanakan memakai sebuah kopling jenis flens kaku, seperti gambar dibawah ini menunjukkan bentuk dari kopling flens yang direncanakan.

Data-data awal perencanaan :

Daya motor (P) = 23,99 Hp = 17,64 kwPutaran motor (n)= 560 rpmMomen torsi (T)= 9,74.105 x Dimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2= 9,74.105 x = 36817,2 kg.mmDiameter poros (D) = 33 mmData-data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda gigi memakai kopling tetap kopling tetap jenis flens. Dimensi-dimensi kopling tersebut sesuai dengan notasi yang dipakai. Dengan menggunakan tabel pada lampiran 18 maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :Diameter lubang (D) = 33 mmDiameter terluar kopling (A) = 112 mmLebar kopling (H) = 22,4 mmPanjang dudukan poros (L) = 40 mmDiameter luar dudukan poros (c)= 45 mmDiameter lubang baut (d)= 10,5 mmJarak pusat lubang baut (B) = 75 mmG= 100 mmF= 11,2 mmK= 4 mmJumlah baut (n)= 4 bautBahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan b = 20 kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan b = 40 kg/mm2.Tegangan geser pada baut dengan efisiensi baut 50% (jumlah baut yang menerima beban terbagi merata hanya 2 buah) dapat dicari dengan persamaan :b = Dimana :d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lubang baut yang di sarankan untuk kopling dengan diameter 25 mm sebesar 10,5 mm.Sehingga :b = = 0,081 kg/mm2Tegangan geser izin baut dari baja rol adalah :b = = = 1,66 kg/mm2Dari perhitungan dapat dilihat bahwa tegangan geser izin kopling lebih besar dari pada tegangan geser yang terjadi sehingga kopling aman untuk dipakai. 3.1.7 Perencanaan RemPada pesawat pengangkat rem tidak hanya digunakan untuk menghentikan mekanisme tetapi juga untuk menahan beban pada waktu diam dan mengatur kecepatan pada saat menurunkannya. Adapun jenis rem yang dipakai pada mekanisme traversing direncanakan sama dengan jenis pada sistem pengangkat yaitu jenis rem blok ganda.

Gambar 3.1.7 Rem blok gandaDaya statik pengereman yang dipakai adalah :Nbr = Dimana :W = Kapasitas angkatV = Kecepatan angkat = 0,23 m/det = Efisiensi total mekanisme = 0,85Maka :Nbr = = 23,99 HpMomen statis pada saat pengereman adalah :Mst = 71620 = 71620 = 3068,15 kg.mMomen gaya dinamik saat pengereman adalah :Mdin = + Dimana : = koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi (1,1-1,25) diambil 1,25tbr = waktu start, tbr = (1) detikmaka :MdIn = + = 1,5 kg.m Momen gaya yang diperlukan untuk pengereman adalah :Mbr = Mst - Mdin = 30,6815 - 1,5 = 29,1815 kg.mTekanan yang diperlukan untuk menggerakkan rem dengan sepatu ganda dapat dihitung dengan rumus :S = Dimana : = koefisien gesekan (0,35 atau 0,65)D = diameter roda rem (direncanakan = 80 cm)

Maka :S = = 56,12 kgLuas permukaan kontak antara sepatu dan roda rem adalah :F = Dimana :B = lebar sepatu (direncanakan = 80 mm = 8 cm) = sudut kontak antara roda dan sepatu rem (600 s/d 1200) Maka :F = = 50,24 cm2 Tekanan satuan antara sepatu dan roda rem adalah :P = = = 1,12 kg/cm2Harga tekan satuan ini masih dalam batas tekan satuan yang diizinkan yaitu untuk bahan asbes pada besi cor, P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan demikian bahan yang dipilih adalah tepat.

3.2 PERENCANAAN MEKANISME TRAVERSINGTrolli dirancang sedemikian rupa sebagai tempat bergantungnya puli dan hook. Disamping harus dapat menahan beban yang diangkat, troli juga berfungsi sebagai pembawa beban yang melintas di atas rel pada ginder.Gaya maksimum yang bekerja pada troli adalah :Pmax = Dimana :q = berat trolli (915) kg diambil dari data surveymaka :Pmax = = 6878,75 kg

Faktor perhitungan kecepatan gelinding adalah :H = (0,2 s/d 1)VwDimana :Vw = kecepatan gelinding direncanakan 0,5 m/detSehingga :H = 1 x 0,5 = 0,5Bahan roda trolli S30C dengan kekuatan tarik, t = 4800 kg/cm2.Diameter roda trolli dapat dicari dengan rumus :Dw = 2[]2

Dimana :c = Tegangan tekan izin pada tekan roda trolli, diambil c = 4000 kg/cm2.bw = lebar roda trolli, direncanakan bw = 60 mmsehingga :Dw = 2 [] 2= 25,79cm, diambil 26 cmDiameter poros roda trolli dapat ditentukan dengan rumus :dw= dimana :L = jarak plat gantung dengan roda trolli, direncanakan L = 20 cm.Beban poros dipilih S35C dengan kekuatan tarik t = 5200 kg/cm2 dan teganganlentur izin b = 2600 kg/cm2.Maka :dw= = 8,14 cm, diambil 8 cmTahanan akibat gesekan pada roda trolli adalah :W= (Q + q)Dimana := koefisien gesek pada bantalan (0,01)K= koefisien gesek roda gelinding (0,05)Maka :W= (6650 + 915) = 634,3 kg

Gambar 3.2 Diagram untuk menetukan tahanan gesek

3.2.1 Perencanaan Motor

Daya motor penggerak yang dibutuhkan pada kecepatan konstan :N = Dengan :W = Tahanan untuk menggerakkan Trolli.= Efisiensi mekanisme pengangkat, diasumsikan 0,85 dengan 3 pasang roda gigi penggerak.Vt= Kecepatan jalan Trolli (direncanakan = 0,5 m/det)Sehingga :N = = 4,97 HpMekanisme trolli yang direncanakan memakai 2 buah motor penggerak. Sehingga daya tiap motor penggerak yang ditetukan adalah :Noht = = 2,49 HpMaka dipilih elektromotor dengan N = 2,49 Hp, putaran (n) = 975 rpm disesuaikan dengan standart, jumlah kutub 6 buah, momen girasi motor (Gdrot = 10,4 kg.m2)

Momen gaya ternilai dari motor (Mrated) adalah :Mrated = 71620 x = 71620 x = 182,71 kg.cmBahan poros penggerak dipilih S35C dengan kekuatan tarik bahan p = 5800 kg/cm2Tegangan tarik yang diizinkan :t = dimana k adalah faktor keamanan, k = 8t = = 725 kg/cm2tegangan puntir yang diizinkan adalah :k = 0,7 . t = 0,7 . 725 = 507,5 kg/cm2Maka diameter poros pengerak adalah :dp dp = 1,22 cm = 12.2 mm ; dipilih diameter poros = 12 mm

Dipilih diameter poros penggerak dp = 20 mm diambil dari tabel standar poros.Momen girasi kopling dapat dicari dengan rumus :GD2 kopling = 4.g.IDimana :G = percepatan gravitasi, g = 9,81 m/det2I = momen inersia kopling, I = 0,003 kg.cm2Maka :GD2 kopling = 4.(9,81).(0,000003) = 0,00011772 kgm2Momen gaya rotor dan kopling pada motor adalah :GD2 = (GD2rotor) + (GD2kopling) = 0,22 + 0,00011772 = 0,2201 kg.m2Momen gaya dinamis (Mdin) dapat dihitungMdin = + Dimana : = koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi (1,1-1,25)ts = waktu start, ts = (1,5-5) detikmaka :Mdin = + = 0,85 kg.mMomen gaya motor yang diperlukan untuk start adalah :Mmot = Mst + MdinMomen statis poros motor adalah :Mst = 71620 = 71620 = 182,9 kg.mMaka :Mmot = 182,9 + 0,85 = 183,75 kg.m Pemeriksaan motor terhadap beban terhadap beban lebih adalah sebagai berikut : < (2,5)Dimana :Mmax = Mmot = = 1,01Harga 1,01 < 2,5 ; maka motor aman untuk dipakai

.3.2.2 Perencanaan KoplingKopling yang direncanakan untuk meneruskan daya dan putaran dari motor ke poros trasmisi trolli adalah kopling flens kaku.Data-data awal perencanaan :Daya motor (P)= 2,49 Hp (1,83 kW)Putaran motor (n)= 975 rpmMomen torsi (T)= 9,74.105 xDimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2= 9,74.105x = 2193,75 kg. mmDiameter poros (D) = 20 mmData-data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda gigi memakai kopling tetap kopling tetap jenis flens. Dimensi-dimensi kopling tersebut sesuai dengan notasi yang dipakai. Dengan menggunakan tabel pada lampiran 18 maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :

Diameter lubang (D) = 20 mmDiameter terluar kopling (A) = 112 mmLebar kopling (H) = 22,4 mmPanjang dudukan poros (L) = 40 mmDiameter luar dudukan poros (c)= 45 mmDiameter lubang baut (d) = 10,5 mmJarak pusat lubang baut (B) = 75 mmG = 100 mmF = 11,2 mmK = 4 mmJumlah baut (n) = 4 bautBahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan b = 20 kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan b = 50 kg/mm2.Tegangan geser pada baut dengan efisiensi baut 50% (jumlah baut yang menerima beban terbagi merata hanya 2 buah) dapat dicari dengan persamaan :b = Dimana :d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lubang baut yang di sarankan untuk kopling dengan diameter 30 mm sebesar 10,5 mm.Sehingga :b = = 0,338 kg/mm2Tegangan geser izin baut dari baja rol adalah :ba = = = 2,5 kg/mm2Dari perhitungan dapat dilihat bahwa tegangan geser izin kopling lebih besar dari pada tegangan geser yang terjadi sehingga kopling aman untuk dipakai.

3.2.3 Perencanaan RemJenis rem yang dipakai pada mekanisme traversing direncanakan sama dengan jenis pada sistem pengangkat yaitu jenis rem blok ganda.

Daya statik pengereman yang dipakai adalah :Nbr = Dimana :W = Tahanan akibat gesekan roda troliV = Kecepatan angkat = 0,5 m/det = Efisiensi total mekanisme = 0,85Maka :Nbr = = 4,97 HpMomen statis pada saat pengereman adalah :Mst = 71620 = 71620 = 365,4 kg.mMomen gaya dinamik saat pengereman adalah :Mdin = + Dimana : = koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi (1,1-2,5) diambil 1,5tbr = waktu start, tbr = (1) detikmaka :Mdin = + = 2,45 kg.m

Momen gaya yang diperlukan untuk pengereman adalah :Mbr = Mst - Mdin = 365,4 - 2,45 = 362,95 kg.mTekanan yang diperlukan untuk menggerakkan rem dengan sepatu ganda dapat dihitung dengan rumus :S = Dimana : = koefisien gesekan (0,35 atau 0,65)D = diameter roda rem (direncanakan = 30 cm)Maka :S = = 3456,7 kgLuas permukaan kontak antara sepatu dan roda rem adalah :F = Dimana :B = lebar sepatu (direncanakan = 160 mm =16 cm) = sudut kontak antara roda dan sepatu rem (600 s/d 1200)Maka :F = = 502,4 cm2Tekanan satuan antara sepatu dan roda rem adalah :P = = = 6,9 kg/cm2

Harga tekan satuan ini masih dalam batas tekan satuan yang diizinkan yaitu untuk bahan asbes pada logam, P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan demikian bahan yang dipilih adalah tepat.

3.3 PERENCANAAN MEKANISME TRAVELLING

3.3.1 Perencanaan Roda Jalan CraneGaya maksimum yang terjadi pada roda jalan adalah :Pmax= Dimana :Wcr = berat total ginder dan trolli 23 ton (data survei)Nw = jumlah roda jalan (direncanakan = 15 buah)Maka :Pmax = = 1533,3 kgBahan roda jalan yang dipilih S 30 C dengan kekuatan tarik t = 4800 kg/cm2Diameter roda jalan ditentukan dengan menggunakan persamaan dibawah ini :Rw = 2()2Dimana :ci = tegangan yang diizinkan = 4000 kg/cm2bw = lebar roda jalan (direncanakan = 60 mm)Hg = faktor perhitungan kecepatan gelinding, Hg = 0,2 s/d 1Vw = kecepatan gelinding (direncanakan 20 m/menit atau 0,5 m/det)Sehingga :Hg = (0,2 1) VwDimana :Vw = kecepatan gelinding, direncanakan 0,5 m/det.Maka :Rw = 2()2 = 5,7 cm = 6 cm

Diameter roda jalan adalah : Dw = 2 . Rw= 2 . 6 = 12 cm = 120 mmDiameter poros roda jalan ditentukan dengan persamaan :dw = dimana :L = jarak plat ke roda (100 mm = 10 cm)b = tegangan lentur bahan yang iizinkanBahan poros yang dipilih adalah S 35 C dengan kekuatan tarik t = 5200 kg/cm2 dan tegangan lentur izin b = 2600 kg/cm2.Sehingga :dw = =.3,9

Gambar 3.3.1 Diagram untuk menentukan tahanan gesek

3.3.2 Perencanaan MotorBesar tahanan akibat gesekan pada roda jalan adalah :Ww = Wcr + Q + q

Dimana : = koefisien gesek pada bantalan = 0,01K = koefisien gesek gelinding roda = 0,05Maka :Ww = 23000 + 6650 + 915 = 1097,2 kgPada kecepatan konstan daya motor yang dibutuhkan adalah :N = Dimana :Vg = kecepatan jalan crane (direncanakan = 0,33 m/det)t = efisiensi transmisi = 0,8Maka :N = = 6,035 HpMekanisme travelling yang direncanakan memakai 4 buah motor penggerak dengan perincian tiap satu motor dipakai untuk menggerakkan 2 buah roda jalan sedangkan sisanya yaitu 8 buah roda jalan tanpa motor penggerak.Sehingga daya tiap motor penggerak yang ditentukan adalah :Nrated = = 1.51 HpMaka dipilih elektromotor dengan N = 1.51 Hp, putaran (n) = 1200 rpm, momen girasi rotor (GD2rot = 0,468 kg.m).Momen gaya ternilai dari motor (Mrated) adalah :Mrated = 71620 x = 71620 x = 90,12kg.cmBahan poros penggerak yang dipilih adalah S35C dengan kekuatan tarik bahan p = 5200kg/cm2.Tegangan tarik yang diizinkan adalah :t = dimana :K = faktor keamanan (K = 8)Maka :t = = 650 kg/cm2tegangan puntir yang diizinkan adalah :k = 0,7 . t = 0,7 . 650 = 455 kg/cm2Maka diameter poros pengerak adalah :dp dp = 0,99 cm = 9,9 mm ; dipilih diameter poros = 10 mmmomen girasi kopling dapat dicari dengan rumus :GD2 kopling = 4.g.IDimana :G = percepatan gravitasi, g = 9,81 m/det2I = momen inersia koling, I = 0,002 kg.cm2Maka :GD2 kopling = 4.(9,81).(0,000002) = 0,00007848 kgm2Momen gaya rotor dan kopling pada motor adalah :GD2 = (GD2rotor) + (GD2kopling) = 0,468 + 0,00007848 = 0,46807kg.m2Momen gaya dinamis (Mdyn) dapat dihitungMdin = + Dimana : = koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi (1,1-1,25)ts = waktu start, ts = (1,5-5) detikW1 = tahanan akibat gesekan pada 2 buah roda jalanSehingga :W1 = = = 137,15 kgmaka :Md1n = + = 1,280 kg.mMomen gaya motor yang diperlukan untuk start adalah :Mmot = Mst + MdynMomen statis poros motor adalah :Mst = 71620 = 71620 = 2421,35 kg.mMaka :Mmot = 2421,35 + 1,280 = 2422,63 kg.m

Pemeriksaan motor terhadap beban terhadap beban lebih adalah sebagai berikut : < (2,5)Dimana :Mmax = Mmot = = 1,0Harga 1,0 < 2,5 ; maka motor aman untuk digunakan.

3.1.1 Perencanaan KoplingKopling yang direncanakan untuk meneruskan daya dan putaran dari motor ke poros trasmisi trolli adalah kopling flens kaku.Data-data awal perencanaan :Daya motor (P)= 40,57 (29,61 kW)Putaran motor (n)= 1200 rpmMomen torsi (T)= 9,74.105xDimana : fc adalah faktor koresi daya = 1,2= 9,74.105x = 28840,14 kg.mm Diameter poros (D) = 30 mmData-data ini dipakai sebagai dasar perhitungan rancangan selanjutnya yaitu :Kopling yang digunakan untuk menghubungkan poros dari motor ke poros roda gigi memakai kopling tetap kopling tetap jenis flens. Dimensi-dimensi kopling tersebut sesuai dengan notasi yang dipakai. Dengan menggunakan tabel pada lampiran 18 maka diperoleh nilai-nilai sebagai berikut :Diameter lubang (D) = 30 mmDiameter terluar kopling (A) = 145,32 mmLebar kopling (H) = 23,88 mmPanjang dudukan poros (L) = 51,59 mmDiameter luar dudukan poros (c)= 67,52 mmDiameter lubang baut (d) = 11,43 mmJarak pusat lubang baut (B) = 103,19 mmG = 128,25 mmF = 12,21 mmK = 4,53 mmJumlah baut (n) = 4 bautBahan kopling dipilih dari baja karbon cor dengan kekuatan tarik bahan b = 20 kg/mm2. Bahan baut dan mur dari baja karbon dengan kekuatan tarik bahan b = 40 kg/mm2.Tegangan geser pada baut dengan efisiensi baut 50% (jumlah baut yang menerima beban terbagi merata hanya 2 buah) dapat dicari dengan persamaan :b = Dimana :d adalah diameter baut, sesuai dengan diameter lubang baut yang di sarankan untuk kopling dengan diameter 30 mm sebesar 11,43 mm.Sehingga :b = = 2,72 kg/mm2Tegangan geser izin baut dari baja rol adalah :b = = = 3,33 kg/mm2Harga adalah faktor keamanan terhadap kelelahan putir dan konsentrasi tegangan.Dari hasil terlihat bahwa tegangan geser yang terjadi lebih kecil daripada harga yang diperbolehkan, sehingga baut cukup aman dipakai.Tegangan geser pada kopling dicari dengan rumus :f = = = 0,33 kg/mm2

Tegangan geser izin bahan karbon cor sebesar :fa = = = 1,66 kg/mm2Dari perhitungan dapat dilihat bahwa tegangan geser izin kopling lebih besar dari pada tegangan geser yang terjadi sehingga kopling aman untuk dipakai.

3.1.2 Perencanaan RemJenis rem yang dipakai pada mekanisme traversing direncanakan sama dengan jenis pada sistem pengangkat yaitu jenis rem blok ganda.Daya statik pengereman yang dipakai adalah :Nbr = Dimana :W = Tahanan akibat gesekan roda troliV = Kecepatan jalan = 0,33 m/det = Efisiensi total mekanisme = 0,85Maka :Nbr = = 19,17 HpMomen statis pada saat pengereman adalah :Mst = 71620 = 71620 = 1144,12 kg.mMomen gaya dinamik saat pengereman adalah :Mdin = +

Dimana : = koefisien yang memperhitungkan pengaruh massa mekanisme transmisi (1,1-2,5) diambil 1,5tbr = waktu start, tbr = (1) detikmaka :MdIn = + = 3,12 kg.mMomen gaya yang diperlukan untuk pengereman adalah :Mbr = Mst - Mdin = 1144,12 - 3,12 = 1141 kg.mTekanan yang diperlukan untuk menggerakkan rem dengan sepatu ganda dapat dihitung dengan rumus :S = Dimana : = koefisien gesekan (0,35 atau 0,65)D = diameter roda rem (direncanakan = 40 cm)Maka :S = = 4388,46 kgLuas permukaan kontak antara sepatu dan roda rem adalah :F = Dimana :B = lebar sepatu (direncanakan = 80 mm) = sudut kontak antara roda dan sepatu rem (600 s/d 1200)Maka :F = = 3349,33 cm2Tekanan satuan antara sepatu dan roda rem adalah :P = = = 1,31 kg/cm2

Harga tekan satuan ini masih dalam batas tekan satuan yang diizinkan yaitu untuk bahan asbes pada logam, P = (0,5 s/d 7) kg/cm2, dengan demikian bahan yang dipilih adalah tepat.

4.1 REL

4.1.1 Klasifikasi RelMenurut kegunaannya rel untuk crane dapat diklasifikasikan menjadi kelompok berikut :1. Rel untuk troli crane jalan overhead dan rel untuk mekanisme perjalan crane yang digerakkan oleh tangan atau batang bentang. Rel tersebut dibuat dari baja rata dari sudut yang dibulatkan atau dipotong miring dengan permukaan gelinding yang cembung.

Dimensi standar rel yang terbuat dari baja rata dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Ginder Gerak

2. Rel khusus untuk crane jalan overhead yang dibuat dengan dasar yang lebar dan pendek. Rel ini mempunyai momen inersi yang relatif lebih besar.Dimensi dan karakteristik rel ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

3. Rel untuk crane monorel, crane kereta rel, gantri dan crane jenis lainnya.4. Monorel untuk troli dan katrol jalan. Rel ini didesain dalam berbagai bentuk penampang I (a), penampang T khusus (b), penampang kotak (c), penampang X (d), dan sebagainya. Bentuk penampang T dan I adalah yang paling populer.

4.1.2 Komponen Utama RelKomponen utama dari rel terdiri dari :1. Base plate of railBase plate rail ini berfungsi sebagai dudukan dari rel. Plat besi ini tepat berada dibawah rel.

2. Base plate of stopperBase plate of stopper berfungsi sama dengan base plate of rail tetapi ini dipakai pada dudukan pemberhentian.

3. Anchor boltAnchor bolt berfungsi untuk pengikat rel dengan pondasi. Anchor bolt ini terletak di kedua sisi rel. Posisi anchor ini adalah ditanam dalam coran beton. Ada bermacam-macam jenis anchor, salah satunya adalah seperti gambar dibawah ini. Anchor ini terdiri dari nut, washer dan anchor bolt itu sendiri.

4. Binder plate Binder plate berfungsi sebagai pengunci rel. Pengunci ini juga bertujuan untuk menahan rel agar tidak goyang. Ini terletak dikedua sisi dari rel.

1.

5. Gambar Kerja

BAB IVKESIMPULAN

Mesin pemindah bahan yang direncanakan adalah Kucing Jalan(Hoist Crane) yang akan direncanakan sesuai dengan perencanaan yang diambil sendiri pada pergudangan.Berdasarkan perencanaan dan analisa pemeriksaan dan perhitungan sederhana serta mengikuti standart-standart yang ada dalam perencanaan mesin pengangkat , maka dapat disimpulkan bahwa sebuah mesin pengangkat dengan kapasitas angkat 6 ton dan tinggi angkat 4 meter, dihitung secara teoritis dapat dioperasikan pada sebuah pergudangan dengan spesifikasi sebagai berikut :1. Karateristik utama Jenis mesin : Over head crane Kapasitas angkat : 6 ton Tinggi angkat : 4 meter Kecepatan angkat : 14 m/min Panjang perpindahan trolli : 4 m Kecepatan trolli : 30 m/min Panjang perpindahan crane: 59 meter Kecepatan crane: 20 m/menit

2. Karakteristik Komponen-komponen Mekanismea. Mekanisme Pengangkat (Hoisting) Tali Baja Mekanisme Pengangkat Jenis tali: 6 x 41 + 1 fibre core Diameter : 13,4 mm Beban patah: 10300 kg Berat tali: 0,660 kg/m Umur tali : 46 bulan Puli mekanisme pengangkat Jenis : puli tetap dan bebas Diameter : 67 mm Jumlah : 5 buah Bahan : S 30 C Drum Mekanisme Pengangkat Jenis : Diameter : 341,7 mm Panjang : 345,82486 mm Jumlah lilitan: 14 lilitan Tebal dinding : 16,834 mm Bahan : SFC 95D Motor Penggerak Mekanisme Pengangkat Daya : 25,94 Hp Putaran : 560 rpm Bahan poros penggerak : S 35C Diameter poros penggerak : 33 mm Kopling Mekanisme Pengangkat Jenis : kopling flens tetap Jumlah : 1 buah Rem Mekanisme Pengangkat Jenis : rem blok ganda Jumlah : 1 buah Bahan sepatu rem : asbes Bahan roda rem : besi corb. Mekanisme Traversing Motor Penggerak Mekanisme Pengangkat Daya : 2 X 0,67 Hp Putaran : 975 rpm Bahan poros penggerak : S35C Diameter poros penggerak : 20 mm Kopling Mekanisme Traversing Jenis : kopling flens kaku Jumlah : 2 buah Rem Mekanisme Traversing Jenis : rem blok ganda Jumlah : 2 Bahan sepatu rem : asbes Bahan roda rem : besi corc. Mekanisme Travelling Roda jalan crane Diameter : 80 mm Bahan : S 35 C Motor penggerak Tekanisme Travelling Daya : 162,29 Hp Putaran : 1200 rpm Bahan poros penggerak : S 35 C Diameter poros penggerak : 30 mm Kopling Mekanisme Traversing Jenis : kopling flens kaku Jumlah : 4 buah Rem Mekanisme Traversing Jenis : rem blok ganda Jumlah : 4 Bahan sepatu rem : asbes Bahan roda rem : besi cor

Daftar Pustaka1. Fernando Manurung, 2009, Overhead crane dengan kapasitas angkat 120 ton, dan perhitungan bahan crane pada pembangkit listrik tenagan air.2. Anhar Pulungan, Muhammad, 2009, Perencanaan mekanisme spreader gantry crane dengan kapsitas 40 ton dengan tinggi angkat maksimum 41 yang dipakai di pelabuhan laut.3. Makalah crane, teknik mesin alat berat politeknik balikpapan.4. Ari Joewono, 2010, Perencanaan overhead crane tipe ekwe 5 ton x 40 m.5. Sumber lain : Dari Internet.

Lampiran

Josri Rahayu : Perancangan Hoist Crane dengan Kapasitas Angkat 6 Ton dan Tinggi Angkat 4 Meter Pada PergudanganPage 13