analisa kekuatan overhead crane
DESCRIPTION
kekuatanTRANSCRIPT
Page 1 of 15
Studi Kasus : Analisa Kekuatan Overhead Crane menggunakan Metode Elemen Hingga
Oleh: Wira Herucakra ST
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
1. Pendahuluan
Dalam rangka mengisi liburan cuti tahunan disamping kesibukan kegiatan lain sepekan ini diantaranya peringatan 1000 hari wafatnya nenek, mengantarkan ibu control di RSUD, mengantarkan ibu ambil pensiunan dan serangkain kegiatan lainnya bersama keluarga di rumah saya menyempatkan untuk mencoba software baru yang sudah lama dibeli namun belum sempat digunakan dengan maksimal yakni Solid Work Permium 2013. Mugkin disaat libur apalagi pulang kampung seperti ini merupakan waktu yang tepat untuk mencoba dan belajar hal baru, karena kita akan mendapatkan suasana baru yang fresh dari suasana dan kesibukan sehari-hari ditempat kerja, belum lagi teman-teman yang usil dan mokong seperti Mbak Ira dan Mbak Esti. Sebelumnya sepanjang sepekan ini saya sudah mencoba untuk melakukan studi kasus analisa tegangan pada tubular joint, yang diambil dari kaki jacket sebuah platform yang mengalami overstress. Kasus tersebut sangat unik karena tubular joint memiliki konfigurasi struktur dan sambungannya yang tidak beraturan (arbitrary) dari pada bentuk beam yang cenderung simetris, dimana penggunaan software Solid Work Perimum 2013 akan menjadi efektif karena software ini menawarkan kemudahan dalam melakukan pemodelan konfigurasi struktur tubular joint dan sambungannya yang rumit, tidak beraturan (arbitrary) dan tidak simetris tersebut ditambah lagi dengan kemampuan untuk melakukan berbagai analisa FEA baik statis/linear maupun dynamis/non-linear. Namun dari beberapa referensi / paper yang saya baca, dimana saya menemukan penggunaan model fixity atau boundary condition bermacam-macam dan tidak seragam dan setelah dicoba akan menyebakan hasil analisa yang beragam pula. Sehingga untuk sementara saya alihkan studi kasus untuk menganalisa kekuatan Overhead Crane yang kebetulan pada hari sebelumnya saya mendapatkan email yang berisi permintaan pekerjaan yang ada hubungannya dengan analisa kekuatan overhead crane. Overhead crane yang digunakan dalam analisa ini merupakan tipikal model crane yang detail konstruksi dan kapasitas pembebannya saya himpun dari berbagai sumber di internet. Analisa ststis yang akan dilakukan merupakan tahap awal dimana akan dilakukan studi lebih lanjut seprti
Page 2 of 15
memperhitungan korosi, penipisan ketebalan beam, structural damage, hingga analisa kelelahan (fatigue) 1.1 Permasalahan
Permasalahan yang akan menjadi bahasan pada studi kasus ini adalah untuk mengetahui kekuatan struktur overhead crane terhadap beban external menggunakan motode elemen hingga.
1.2 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam studi kasus ini, antara lain a. Studi kasus kekuatan difokusikan pada Overhead Crane yang memiliki dimensi C, D, E, F,
dan G berturut-turut 12 feet, 20 Feet, 18 inch, 7.04 feet, dan 12 inch b. Beban esternal yang diprhitungkan merupakan beban operasi maksimum dan beban
crane sendiri (selfweight) c. Material yang digunakan adalah ASTM A 36 dengan yield poit sebesar 253 Mpa d. Model struktur menggunakan elemen solid e. Kondisi sambungan las tidak diperhidungkan dalam analisa, sambungan antara beam
diasumsikan telah menyatu (bonded)
2. Referensi Referensi yang digunakan dalam studi kasus ini antara lain: a. American Institute of Steel Construction, βManual of Steel Construction, Allowable Stress
Designβ. AISC S326 ASD 9th Edition. b. American Welding Society, βStructural Welding Code β Steelβ. AWS D1.1. c. Standar Nasional Indonesia, βTata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedungβ. SNI 03-1729-2002. d. Stress In Plate and Shells. Ansel C. Ugural, 1999.
3. Dasar Teori
3.1 Stress dan Strain Stress dan strain pada baja diformulasikan sebagai:
ππππ =πππ΄π΄
(1)
ππ =βπΏπΏπΏπΏ
(2)
Dimana ππππ = Axial tensile stress ππ = Load π΄π΄ = Cross Section Area ππ = Axial strain
Page 3 of 15
πΏπΏ = Member Length βπΏπΏ = Differecnce length
3.2 Bending Stress Bending stress pada suatutitik diformulasikan sebagai
ππππ =πππ¦π¦
πΌπΌπ₯π₯ (3)
Dengan M adalah bending moment pada suatu penampang melinting, y adalah jara tegak lurus dari sumbu netral ke titik tertentu, dan I x adalah momen inersia suatu penampang melintang terhadap sumbu netral.
3.3 Shear Stress Shear stress diberikan sebagai
πππ£π£ =πππππΌπΌπΌπΌ
(4)
Dimana πππ£π£ = Shearing stress vertikal dan horizontal pada titik tinjau ππ = Shear force vertikal pada suatu penampag ππ = first moment πΌπΌ = Momen inersia πΌπΌ = Lebar penampang
3.4 Komponen Tegangan
Gambar 3.1 β Tegangan tiga dimensi pada suatu elemen
Page 4 of 15
Sebuah kubus dengan dimensi yang sangat kecil yang tersusun dari elemen solid akan diuraikan secara umum tegangan tiga dimensi. Tegangan yang terjadi seragam pada tiap permukaan dan terdistribusi secara merata pada tiap permukaannya. Namun pada kenyataanya, tegangan yang terjadi pada suatu permkaan dengan permukaan lainnya mungkin berbeda. Permukaan atau bidang biasanya diidentifikasikan berdasarkan sumbu normal ke permukaan tersebut. Sebagai contoh, permukaan x merupakan tegal lurus dari subu x. Total kesembilan komponen saklar tegangan didefinisikan sebagai tegangan titik, dapat digabungkan dalam bentuk
οΏ½ππππππ οΏ½ = οΏ½πππ₯π₯π₯π₯ πππ₯π₯π¦π¦ πππ₯π₯π₯π₯πππ¦π¦π₯π₯ πππ¦π¦π¦π¦ πππ¦π¦π₯π₯πππ₯π₯π₯π₯ πππ₯π₯π¦π¦ πππ₯π₯π₯π₯
οΏ½ = οΏ½πππ₯π₯ πππ₯π₯π¦π¦ πππ₯π₯π₯π₯πππ¦π¦π₯π₯ πππ¦π¦ πππ¦π¦π₯π₯πππ₯π₯π₯π₯ πππ₯π₯π¦π¦ πππ₯π₯
οΏ½ (5)
Matriks tersebut merepresntasikan variable tegangan. Notasi double subscript dapat dijelaskan sebagai: subscript pertama mendonasikan arah normal enampang dari komponen tegangan yang bekerja; subscript kedua mendonasikan arah tegangan. Dimana masing masing notasi diuraikan sebagai berikut.
πππ₯π₯ =π£π£π£π£
(1 + π£π£)(1β 2π£π£) πππ£π£ + 2πΊπΊπππ₯π₯ (6.1)
πππ¦π¦ =π£π£π£π£
(1 + π£π£)(1β 2π£π£) πππ£π£ + 2πΊπΊπππ¦π¦ (6.2)
πππ₯π₯ =π£π£π£π£
(1 + π£π£)(1β 2π£π£) πππ£π£ + 2πΊπΊπππ₯π₯ (6.3)
πππ₯π₯π¦π¦ = πΊπΊπΎπΎπ₯π₯π¦π¦ =π£π£
2(1 + π£π£)πΎπΎπ₯π₯π¦π¦ (6.4)
πππ¦π¦π₯π₯ = πΊπΊπΎπΎπ¦π¦π₯π₯ =π£π£
2(1 + π£π£) πΎπΎπ¦π¦π₯π₯ (6.5)
πππ₯π₯π₯π₯ = πΊπΊπΎπΎπ₯π₯π₯π₯ =π£π£
2(1 + π£π£)πΎπΎπ₯π₯π₯π₯ (6.6)
Dengan π£π£ adalah Modulus young, π£π£ Poisson Ratio, πΊπΊ shear Modulus, dan πππ£π£ Volumetric Strain yang mengekspresikan penjumlahan dari tiga komponen strain normal,πππ£π£ = πππ₯π₯ +πππ¦π¦ + πππ₯π₯ . Volumetric strain juga dapat dinotasikan sebagaiπππ£π£ = βππ
ππ, dimana ππ adalah volume
inisial (awal) dan βππ adalah perubahan volume setelah mengalami deformasi
3.5 Tegangan Von Mises
Page 5 of 15
Penggabungan tegangan-tegangan utama pada suatu element merupakan suatu cara untuk mengetahui nilai tegangan maksimum yang terjadi pada node tersebut. Salah satu cara mendapatkan tegangan gabungan adalah dengan menggunakan formula tegangan Von Mises.
ππππππ =12οΏ½οΏ½πππ₯π₯ β πππ¦π¦οΏ½
2+ οΏ½πππ¦π¦ β πππ₯π₯οΏ½
2+ (πππ₯π₯ β πππ₯π₯)2 + 6οΏ½πππ₯π₯π¦π¦2 + πππ¦π¦π₯π₯2 + πππ₯π₯π₯π₯2 οΏ½ (7)
Dengan ππππππ = Tegangan ekuivalen (von mises stress) πππ₯π₯ = Tegangan normal sumbu x πππ¦π¦ = Tegangan normal sumbu y πππ₯π₯ = Tegangan normal sumbu z πππ₯π₯π¦π¦ = Tegangan geser bidang yz πππ¦π¦π₯π₯ = Tegangan geser bidang zx πππ₯π₯π₯π₯ = Tegangan geser bidang xy
4. Kriteria Desain a. Konfigurasi Konstruksi
Ukuran dimensi dari konfigurasi overhead crane diuraikan sebagai berikut
Gambar 4.1 β Detail konfigurasi struktur
Page 6 of 15
Deskripsi Simbol Dimensi Unit Clear Span C 12.00 Feet Height Under Beam D 20.00 Feet Beam Depth E 18.00 Inch Tread F 7.04 Feet Caster G 12 Inch
b. Material Struktur Material struktur atau grade baja yang digunakan dalam analisa adalah ASTM 36 dengan yield point sebesar 36 Ksi (254 Mpa)
c. Tipe elemen Tipe elemen yang diaplikasikan pada overhead crane untuk analisa menggunakan metode elemen hingga adalah menggunakan elemen tipe solid
d. Sistem Koordinat Sistem koordinat menurut yang digunakan dalam program Solid Work adalah sebagai berikut.
Gambar 4.2 β Sistem Koordinat
Sumbu Y yang tegak lurus dengan bidang XZ merupakan sumbu vertikal dengan nilai positif menghadap keatas, sumbu X yang tegak lurus dengan bidang YZ merupakan sumbu horizontal dengan nilai positif pada arah panah mendekati pengamat, dansumbu Z merupakan sumbu horizontal yang tegal lurus dengan bidang XY yang mempunyai nilai positif pada arah panah mendekati pengamat
e. Boundary Condition Tumpuan atau boundary coundition yang diaplikasikan pada strukur Jepit (fixed) dan roll pada bagian penampang dari base plate. Lokasi jepit dan roll akan dijelaskan seperti pada gambar 4.3 di bawah ini.
Page 7 of 15
Gambar 4.3 β Boundary Condition
f. Pembebanan Pembebanan yang diaplikasikan pada struktur antara lain adalah berat operasi maksimum crane yakni sebesar 10 Ton, dan besar self weight akibat gaya gravitasi dengan kontigency sebesar 1.1. Ilustrasi pembebanan diuraikan pada gambar 4.4 dibawah ini.
Gambar 4.4 β Pembebanan
Page 8 of 15
g. Beban Kombinasi Dalam analisa yang akan dilakukan, variasi pembebanan yang diaplikaskan pada struktur overhead crane adalah beban maksimum operasi dan beban operasi maksimum yang dikalikan sebesar sepuluh kali lipat, sehingga beban kombinasinya dapat dituliskan sebagai berikut. πΏπΏπΏπΏ1 = 1.0πΏπΏ + 1.1ππππ πΏπΏπΏπΏ10 = 10.0πΏπΏ + 1.1ππππ Dimana πΏπΏπΏπΏ = Load Combination πΏπΏ = Maximum Capacity (10 Ton) ππππ = Self Weight
h. Mesh Informasi mesh yang diperoleh dari output analysis adalah sebagai berikut
Mesh type Solid Mesh Jacobian Points 4 Points Element Size 2.51388 in Tolerance 0.125694 in Total Node 15522 Total Element 51225
Gambar 4.5 β Mesh Quality
Page 9 of 15
5. Hasil Analisa 5.1 Load Combination 1 (LC1) Seperti dijelaskan pada bab 4 diatas, bahwa Load Condition 1 diformulasikan sebagai πΏπΏπΏπΏ1 = 1.0πΏπΏ + 1.1ππππ Dimana contingency untuk maximum capcity crane adalah 1.0 sehingga total beban external adalah sebesar 1.0 x 10 Ton = 10 Ton. Dan berat crane sendiri (self weight) dengan contingency gaya gravitasi sebesar 1.1 sehingga gaya gravitasi yang bekerja adalah sebesar 1.1 x 9.81 m/s2 = 10.78 m/s2. Von Mises Stress Besar tegangan von mises maksimum yang terjadi pada Load Combination 1 adalah sebesar 2.9 Ksi, lokasi tegangan von mises maksimum dapat ditunjukkan pada gabar 5.1 dibawah ini
Gambar 5.1 β Tegangan Von Mises kondisi LC1
Defleksi Besar defleksi maksimum yang terjadi pada Load Combination 1 adalah sebesar 0.0385 in, lokasi defleksi maksimum dapat ditunjukkan pada gabar 5.2 dibawah ini
Page 10 of 15
Gambar 5.2 β Defleksi kondisi LC1
Strain Besar strain maksimum yang terjadi pada Load Combination 1 adalah sebesar 0.00012, lokasi defleksi maksimum dapat ditunjukkan pada gabar 5.3 dibawah ini
Page 11 of 15
Gambar 5.3 β Strain kondisi LC1
5.2 Load Combination 10 Seperti dijelaskan pada bab 4 diatas, bahwa Load Condition 2 diformulasikan sebagai πΏπΏπΏπΏ10 = 10.0πΏπΏ + 1.1ππππ Dimana contingency untuk maximum capcity crane adalah 1.0 sehingga total beban external adalah sebesar 10.0 x 10 Ton = 100 Ton. Dan berat crane sendiri (self weight) dengan contingency gaya gravitasi sebesar 1.1 sehingga gaya gravitasi yang bekerja adalah sebesar 1.1 x 9.81 m/s2 = 10.78 m/s2. Von Mises Stress Besar tegangan von mises maksimum yang terjadi pada Load Combination 10 adalah sebesar 28.4 Ksi, lokasi tegangan von mises maksimum dapat ditunjukkan pada gabar 5.4 dibawah ini
Page 12 of 15
Gambar 5.4 β Tegangan Von Mises kondisi LC10
Defleksi Besar defleksi maksimum yang terjadi pada Load Combination 10 adalah sebesar 0.3877 in, lokasi defleksi maksimum dapat ditunjukkan pada gabar 5.5 dibawah ini
Page 13 of 15
Gambar 5.5 β Defleksi kondisi LC10
Strain Besar strain maksimum yang terjadi pada Load Combination 10 adalah sebesar 0.001193, lokasi defleksi maksimum dapat ditunjukkan pada gabar 5.6 dibawah ini
Page 14 of 15
Gambar 5.6 β Strain kondisi LC2
5.3 Diskusi Selain LC1 dan LC dilakukan juga analisa untuk kondisi LC5 dan LC15 untuk mengetahui karakteristik overhead crane dalam menerima berbagai variasi pembebanan. Tegangan Tabel dibawah ini menjelaskan karakteristik tegangan yang dialami crane terhadap variasi pembebanan
Load
Combination Actual Stress
Allowable Stress Remark
πΏπΏπΏπΏ1 2.9 Ksi 36 Ksi Acceptable, with safety factor of 12.4 πΏπΏπΏπΏ5 14.2 Ksi 36 Ksi Acceptable, with safety factor of 2.5
πΏπΏπΏπΏ10 28.4 Ksi 36 Ksi Not Acceptable, safety factor is 1.3 ,less than required of 2.0
πΏπΏπΏπΏ15 42.7 Ksi 36 Ksi Not Acceptable, safety factor is 0.8 less than required of 2.0
Page 15 of 15
Dapat diketahui bahwa dengan penambahan pembebanan maka tegangan yang terjadi akan semakin besar dan safety factor semakin mengecil. Dengan allowable safety factor sebesar 2.0, maka kondisi pembebanan LC10 dan LC15 tidak aman bila diaplikasikan pada crane. Defleksi Tabel dibawah ini menjelaskan karakteristik defleksi yang dialami crane terhadap variasi pembebanan. Dengan allowable deflection sebesar H/250 = 0.576 in dengan H merupakan bentang effektif member
Load Combination
Actual Deflection
Allowable Deflection Remark
πΏπΏπΏπΏ1 0.0385 in 0.576 in Acceptable πΏπΏπΏπΏ5 0.1897 in 0.576 in Acceptable πΏπΏπΏπΏ10 0.3877 in 0.576 in Acceptable πΏπΏπΏπΏ15 0.6013 in 0.576 in Not Acceptable
Dapat diketahui bahwa dengan penambahan pembebanan maka defeleksi yang terjadi akan semakin besar.
6. Kesimpulan Dari analisa yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi pembebanan yang masih dapat diterima atau masih aman untuk dioperasikan adalah hingga sebesar 5 kali beban operasi maksimum yang diperbolehkan. Meskipun hasil defleksi hingga pembebanan 10 kali dari beban operasi maksimum masih aman, namun dari hasil tegangan menunjukkan kondisi pembebanan yang masih aman dengan safety factor diatas 2.0 adalah pada kondisi pembebanan hingga 5 kali beban operasi maksimum atau sebesar 50 Ton.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 5 10 15
Load Combination
Actual Stress (ksi)
Allowable Stress (ksi)
Safety of Factor