bab i bayu
DESCRIPTION
jossTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pertumbuhan rumah sakit swasta, meningkatnya teknologi kedokteran
dan kompetisi di bidang pelayanan kesehatan, menuntut rumah sakit agar
dapat mengembangkan usaha, meningkatkan mutu pelayanan, dengan
mendayagunakan sumber daya secara lebih efisien. Peningkatan kebutuhan
masyarakat atas pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit, menuntut
manajemen rumah sakit untuk bekerja secara professional, efektif dan efisien.
(Dep.Kes.RI, 2003).
Rumah sakit akan dihadapkan kepada masyarakat yang lebih terdidik
dan lebih mampu membeli pelayanan yang ditawarkan atau yang dibutuhkan.
Manajemen rumah sakit selalu dihadapkan kepada permasalahan klasik yang
berupa keterbatasan sumber daya yang tersedia dan keharusan untuk mampu
mandiri dan mengembangkan diri sesuai tuntutan para pengguna jasa.
Manajemen rumah sakit perlu mempertimbangkan dan menerima solusi non-
tradisional, seperti pemasaran (Kotler, 2005).
Ditinjau dari aspek manajemen pemasaran rumah sakit ada beberapa
faktor yang harus diusahakan untuk dicapai, yaitu : 1) adanya konsumen yang
dipenuhi dan dipuaskan kebutuhan dan keinginannya, 2) adanya karyawan
yang bekerja dengan penuh dedikasi, 3) efisiensi sumber daya yang dimiliki,
2
4) perkembangan rumah sakit sesuai dengan kebutuhan konsumen, dan 5)
didapatnya sisa hasil usaha sesuai dengan tujuan rumah sakit. Memahami
bahwa konsumen merupakan dasar dari pemasaran, maka rumah sakit harus
mampu memahami bagaimana konsumen secara individual melihat, berfikir,
merasa dan bertindak terhadap pelayanan dan produk, penentuan harga,
distribusi, dan promosi agar dapat bertahan dan berkembang. Sebagai sebuah
organisasi yang menghasilkan produk jasa kesehatan, salah satu faktor yang
menentukan mutu produk adalah adanya personil pelaksana yang penuh
dedikasi.( Yoga Aditama, 2007 ).
Upaya mewujudkan visi dan misi dalam membangun citra rumah sakit
melalui dimensi kedinamisan, kepercayaan, pelayanan dan identitas rumah
sakit yang mempunyai daya ungkit secara langsung maupun tidak langsung
terhadap pelayanan kesehatan adalah melalui perbaikan sarana dan prasarana
kesehatan. Langkah – langkah manajemen rumah sakit untuk meningkatkan
kualitas pelayanan yang dinamis yaitu mengembangkan sarana fisik rumah
sakit, misalnya prosedur layanan rawat jalan dan layanan pasien rawat inap
dengan membuat akses pasien masuk di IGD sampai masuk ruang rawat inap
sehingga pasien akan lebih cepat dalam pengobatan, menambah kemampuan
pelayanan (ruang ICU), penambahan alat – alat kesehatan, peningkatan
sumber daya manusia, penambahan tenaga kesehatan, menjaga lingkungan
rumah sakit yang bersih, memberikan pelayanan pada pasien dengan baik,
merubah seragam pelayanan. Perubahan lingkungan rumah sakit yang
3
dinamis hasilnya yaitu lingkungan, arsitektur rumah sakit sehingga hasil yang
dicapai rumah sakit menjadi bersih.
Gambaran umum Kabupaten Bantul
Kabupaten Bantul mempunyai luas wilayah 506,86 km2, terdiri dari 17
kecamatan, 75 desa, 933 pedukuhan Jumlah penduduk Tahun 2009 = 922.566
Jiwa dengan mata pencaharian terbanyak adalah petani. Data Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2010 mempunyai 8 rumah sakit umum, 1
rumah sakit bersalin, 2 rumah sakit khusus, 66 balai pengobatan, 27 rumah
bersalin, 9 poskesdes, 70 apotek, 515 praktek dokter/bidan perseorangan, 27
puskesmas induk, 67 puskesmas pembantu, 27 puskesmas keliling, dan 1.123
pos yandu.
Demografi dan profil RSUD Panembahan Senopati Bantul
RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah rumah sakit type B non
pendidikan tertanggal 31 januari 2007 dan terakreditasi 12 pelayanan sesuai
Kepmenkes RI No ; YM.01.10/III/8059/2010 tanggal 31 desember 2010,
terletak di Kecamatan Bantul, yang mempunyai luas wilayah 3,67 Ha, dengan
jumlah penduduk 922.566 Jiwa dan kepadatan penduduk 1910 jiwa/km2.
Kecamatan Bantul merupakan wilayah yang padat penduduknya menempati
urutan ke 4 sebesar 2699/km2.
RSUD Panembahan Senopati adalah Rumah Sakit kelas B Non
Pendidikan, dengan kapasitas 256 tempat tidur dengan pembagian sebagai
4
berikut kalas III = 141, kelas II = 36, Kelas I = 16, Kelas utama = 13, VIP =
11, VVIP = 2, Isolasi = 8, Non Kelas = 29, RSUD Panembahan Senopati
mempunyai 4 spesialis pelayanan dasar ( Kebidanan 2 orang, Bedah umum 2
orang, Dalam 3 orang, Anak 2 orang), ditambah 12 spesialis lainnya. Jumlah
dokter spesialis 21, dokter umum 11 orang, dokter gigi 2 orang, apoteker 8
orang. Jumlah tenaga paramedis keperawatan 190 orang. Total Jumlah tenaga
656 orang. Isu pengembangan RSUD panembahan Senopati adalah menjadi
pusat rujukan yang terpilih serta bentuk rumah sakit menjadi badan layanan
umum.
Pemasaran di Rumah sakit Panembahan Senopati sampai saat ini
sudah dikelola namun belum ada evaluasi mengenai keberhasilan promosi
yang telah dilakukan. Kebijakan promosi melalui kegiatan interaktif melalui
kegiatan interaktif tentang kesehatan diradio Bantul FM berjalan dengan baik,
bakti sosial untuk memperingati ulang tahun berdirinya RSUD panembahan
Senopati serta bekerjasama dengan Askes dan Astek.
Tingkat hunian tempat tidur atau BOR ( Bed Occupancy Rate ) di
RSUD Panembahan Senopati dalam 4 tahun terlihat dalam table berikut ini :
No Indikator Th 2006 Th 2007 Th.2008 Th.2009
1 BOR 87,73 97,87 96,04 89,28
Adanya kecenderungan penurunan BOR disebabkan beberapa
kemungkinan antara lain 1) Adanya penambahan jumlah bed, 2) Adanya
usaha – usaha rumah sakit competitor 3) Kinerja sumber daya manusia rumah
5
sakit swasta lebih baik 4) Dokter spesialis RSUD Panembahan Senopati
Bantul yang bekerja paruh waktu dirumah sakit swasta sekitar 5) Belum ada
evaluasi mengenai promosi di RSUD Panembahan Senopati.
Munculnya rumah sakit baru dan makin berkembangnya rumah sakit
swasta menyebabkan pengguna rumah sakit makin mempunyai banyak
pilihan. Kondisi ini menimbulkan adanya persaingan antar rumah sakit swasta
dan antara rumah sakit swasta dengan pemerintah. Rumah sakit harus
mempertahankan customer ( pasien ) dan merebut customer pesaing. Rumah
sakit yang tidak melakukan inovasi-inovasi baru dan tidak meningkatkan
mutu pelayanan akan ditinggalkan masyarakat pengguna jasa. Bertolak dari
hal tersebut perlu dilakukan evaluasi promotion mix terhadap loyalitas pasien
di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Masyarakat Bantul mempunyai budaya menjenguk pasien di rumah
sakit dengan keluarga besar. Kondisi ini sering dimanfaatkan oleh jasa mobil
angkutan untuk memotivasi pasien yang di rawat inap di RSUD Panembahan
Senopati Bantul agar pindah ke rumah sakit lain karena sopir mendapat uang
atau jasa dari rumah sakit yang dituju. Ada sebuah pengalaman yang
diceritakan oleh seorang perawat pada tahun 2006 yang menceritakan bahwa
pernah terjadi di RSUD Panembahan Senopati Bantul seorang pasien bedah
yang akan dioperasi namun sehari sebelumnya setelah dijenguk oleh
rombongan keluarga yang diantaranya sopir jasa angkutan mempengaruhi
pasien tersebut dengan menjelek – jelekkan pelayanan RSUD Panembahan
Senopati Bantul dan diarahkan untuk pindah ke rumah sakit lain. Akhirnya
6
rencana operasi keesokan harinya gagal karena pasien meminta untuk oindah
ke rumah sakit itu yang disarankan oleh sopir jasa angkutan tersebut.
Pengalaman lain yang pernah diceritakan oleh seorang pasien yang
pernah dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul pada tahun 2004
berasal dari Wonosari. Pasien saat melahirkan anaknya memilih dirawat di
RSUD Wates karena pada saat dirawat di RSUD Panembahan Senopati
pernah mendapat pelayanan yang kurang baik dari perawat. Juga pengalaman
diceritakan oleh seorang pasien penderita diabetes mellitus yang pernah
dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2003 berasal dari
Bantul karena keterbatasan sarana akhirnya dirujuk ke RSUP dr. Sardjito
Yogyakarta kemudian pasien harus diamputasi kakinya. Pasien tidak puas
terhadap pelayanan dokter di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasar dari uraian latar belakang diatas masalah penelitian adalah
bagaimana persepsi pasien terhadap citra rumah sakit di pelayanan rawat inap
khusunya bagian penyakit dalam dan bedah RSUD Panembahan Senopati
Bantul ?
C. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian tentang persepsi pasien terhadap citra rumah sakit RSUD
Panembahan Senopati Bantul pada pelayanan rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul, penelitian serupa pernah dilakukan :
7
1. Heciden dan Puth (1995) persepsi nasabah terhadap citra sebuah bank dari
empat variabel kedinamisan, kepercayaan, pelayanan dan identitas.
Kesamaan penelitian yaitu mengetahui citra dan persepsi pelanggan.
Perbedaan penelitian ini untuk mengetahui citra rumah sakit.
2. Indrasanti (2001) citra layanan home care lanjut usia RS Ludira Husada
Tama. Penelitian explementation dengan rancangan cross sectional
bertujuan mengetahui citra layanan home care usia lanjut. Kesamaan
penelitian yaitu mengetahui citra rumah sakit. Perbedaan pada metodologi
peniliti menggunakan metode deskriptif.
3. Hamazein (2006) Analisis citra kepuasan dan loyalitas pelanggan Rumah
Sakit Umum Mayjen H.A Thalib. Penelitian deskriptif dengan rancangan
cross sectional bertujuan mengetahui hubungan citra dengan kepuasan dan
loyalitas pelanggan. Kesamaan penilitian mengukur citra rumah sakit
menggunakan metode deskriptif. Perbedaan variabel penelitian.
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis persepsi pasien terhadap citra
rumah sakit.
2. Tujuan khusus :
a. Melakukan analisis persepsi pasien rujukan dan bukan rujukan
terhadap citra RSUD Panembahan Senopati Bantul.
8
b. Mendeskripsikan persepsi pasien rujukan dan bukan rujukan
terhadap variabel citra rumah sakit pada pelayanan rawat inap
penyakit dalam dan bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul.
c. Untuk membedakan persepsi pasien rujukan dan bukan rujukan
terhdap citra pada variabel kedinamisan, kepercayaan, pelayanan,
identitas rumah sakit di pelayanan rawat inap penyakit dalam dan
bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul.
d. Untuk membedakan persepsi pasien rujukan dan bukan rujukan
terhadap citra rumah sakit di pelayanan rawat inap penyakit dalam
dan bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai informasi RSUD Panembahan Senopati Bantul mengenai citra
rumah sakit pada pelayanan pasien rawat inap penyakit dalam dan
bedah dalam upaya perencanaan pemasaran RSUD Panembahan
Senopati Bantul dalam upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan.
2. Sebagai informasi RSUD Panembahan Senopati Bantul tentang
persepsi pasien terhdap citra rumah sakit, informasi ini dapat sebagai
pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam memantapkan dan
meningkatkan kualitas produk layanan RSUD Panembahan Senopati.
3. Diharapkan bisa menjadi dasar untuk dilakukan penelitian lanjutan
dalam upaya menghilangkan citra lama RSUD Panembahan Senopati
Bantul.