bab i 2003
DESCRIPTION
sainsTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
Jurnal adalah suatu tulisan ilmiah yang dipublikasikan oleh penulis, mencangkup
hasil-hasil penelitian terbaru dan tulisan ilmiah lainnya di bidang tertentu, seperti kedokteran
dan kesehatan. Semua jurnal yang ada, belum tentu merupakan jurnal yang layak untuk
dibaca, baik dari segi metode, hasil penelitian, maupun diskusi hasilnya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan telaah jurnal untuk memastikan kualitas ilmiah pada jurnal yang diterbitkan.
Prinsip population/clinical problem, intervention, comparative, outcome (PICO) dan validity,
importancy, applicability (VIA) merupakan cara untuk menelaah suatu jurnal.
PICO terdiri atas 4 komponen; yaitu P atau problem/permasalahan pada pasien; I
(strategi manajemen) yang merefleksikan suatu intervensi/indeks/atau indikator; C (alternatif
atau strategi kontrol); dan O (outcome/hasil). Berbagai aspek manajemen pasien, seperti
diagnosis, tata laksana, dan prognosis dapat menjadi masalah klinis yang dirumuskan menjadi
sebuah pertanyaan (clinical answerable question) yang akan dicari jawabannya dalam bentuk
bukti-bukti. Lalu, nilai VIA (apakah suatu jurnal yang dibaca valid, hasilnya penting untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan apakah bisa diterapkan atau tidak).
Jurnal yang dibaca pada laporan ini adalah jurnal yang berjudul “Which is Better for
Pain Reduction before Venipuncture: Glucose, Lidocaine or Expressed Breast Milk?” dengan
penulis F Sabety, M Yaghoobi, M Torabizadeh, H Javaherizadeh, MH Haghighizadeh, dan F
Mohammadian yang dipublikasikan dalam Hong Kong Journal of Paediatrics tahun 2013.
Dilakukan telaah dengan metode PICO-VIA pada jurnal ini, sehingga dapat ditentukan
apakah jurnal yang berjudul “Which is Better for Pain Reduction before Venipuncture:
Glucose, Lidocaine or Expressed Breast Milk?” merupakan suatu jurnal yang layak untuk
dibaca, terutama untuk kalangan medis.
2
BAB II
TELAAH JURNAL
2.1. Analisis Metode PICO
Problem/Patient
Tujuan jurnal ini adalah untuk membandingkan efek dari 2 cc larutan glukosa (50%),
aplikasi topikal lidokain (2%), 2 cc ASI dan untuk mengurangi rasa nyeri neonatus pada
prosedur yang menimbulkan nyeri.
Jurnal ini menggunakan metode studi kasus-kontrol, terdapat jumlah 121 sampel
neonatus, yaitu 83 neonatus laki-laki dan 38 neonatus perempuan lahir cukup bulan terlibat
dalam penelitian ini. Kriteria inklusi adalah neonatus cukup bulan (38-42 minggu) yang
kondisinya stabil, mendapatkan makanan per oral, APGAR skor dalam 5 menit >7 dan tidak
terdapat riwayat penggunaan obat narkotik. Kriteria ekslusi adalah venipunktur yang sulit
dilakukan.
Sampel neonatus ini dibagi dalam 4 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok kasus dan
1 kelompok kontrol. Kasus yang digunakan adalah kasus dengan venipunktur pertama.
Intervention
Pada penelitian, sampel dibagi menjadi 4 kelompok/grup, 2 milliliter larutan gula
(50%) (grup I) dimasukan secara oral, 2 menit sebelum prosedur. 13 menit sebelum prosedur,
lidokain topikal 2% digunakan pada grup II. Pada grup ke-III, 2 cc ASI dimasukkan secara
oral melalui syringe pada 2 menit sebelum prosedur venipunktur. Prosedur dilakukan pada
ruangan sunyi, kemudian perawat yang berpengalaman yang tidak tahu perlakuan yang
diberikan mengevaluasi waktu tangisan neonatus pada 3 menit pertama prosedur venipunktur.
Penelitian ini menggunakan skor Douleur Aigue Nouveau-ne untuk mengukur nyeri melalui
ekspresi wajah, pergerakan ekstremitas, dan ekspresi vokal pada neonatus.
Comparative
Pada kelompok kontrol atau pembanding dilakukan prosedur venipunktur seperti
biasa tanpa tambahan.
3
Outcome
Dalam penelitian ini digunakan skor Douleur Aigue Nouveau-ne (DAN). Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok berdasarkan jenis kelamin (p=0.41). Skor
DAN secara signifikan lebih rendah pada grup III (ASI) dibandingkan dengan grup lainnya
(P<0.05, ANOVA). Waktu menangis pada grup III (ASI) lebih rendah dibandingkan grup
ke-IV (kelompok kontrol) (P=0.0001, ANOVA). Frekuensi nafas pada grup ke-II (Lidokain
gel) lebih rendah dari grup ke-IV (kelompok kontrol) (P=0.018, ANOVA). Nadi lebih rendah
pada grup III (ASI) dibandingkan grup lainnya (P=0.000, ANOVA). Hasil, ASI merupakan
agen alami yang aman untuk mengurangi nyeri pada neonatus.
2.2. Telaah kritis VIA
Validity
Desain dalam penelitian menggunakan dua grup yang terdiri dari kelompok kasus dan
kelompok kontrol. Penelitian ini didukung oleh komite penelitian mahasiswa universitas dan
mendapat persetujuan dari komite etik Universitas Ahvaz Jundishapur (kode etik=Eth91s.5).
Penelitian ini juga menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi untuk mendapatkan pasien yang
sesuai dengan keinginan peneliti. Subjek penelitian dipilih secara random tetapi usia kasus
secara signifikan berbeda. Usia subjek pada pemberian ASI lebih tinggi dibandingkan usia
grup lain (Pengelolaan data menggunakan SPSS (Statistics Packages for Social Science) ver
11.0, digunakan two samples t-test, ANOVA, Spearmen dan Tukey untuk analisis. P< 0.05
bermakna signifikan.
1. Apakah fokus pada studi ini sesuai dengan tujuan dari penelitian?
Ya, studi ini dengan tujuan dari penelitian, yaitu membandingkan efek dari glukosa,
lidokain, dan ASI dalam mengurangi rasa nyeri neonatus pada prosedur yang
menimbulkan nyeri. Subjek penelitian dipilih secara random dengan blinding.
2. Apakah peneliti melakukan randomisasi dalam menempatkan subjek penelitian?
Ya, subjek penelitian dipilih secara random dengan teknik penyamaran/blinding.
Kriteria inklusi adalah neonatus cukup bulan (38-42 minggu) yang kondisinya stabil,
mendapatkan makanan per oral, APGAR skor dalam 5 menit >7 dan tidak terdapat
riwayat penggunaan obat narkotik. Adapun kriteria ekslusi adalah venipunktur yang
sulit dilakukan.
4
3. Apakah kelompok-kelompok yang diteliti mendapat perlakukan yang sama, kecuali
intervensi yang diberikan?
Ya, sampel dibagi menjadi 4 kelompok/grup. Grup I diberikan 2 milliliter larutan gula
(50%) secara oral 2 menit sebelum prosedur. Grup II diberikan lidokain topikal 2%, 13
menit sebelum prosedur. Pada grup ke-III, 2 cc ASI dimasukkan secara oral melalui
syringe pada 2 menit sebelum prosedur venipunktur. Grup ke IV merupakan kelompok
kontrol (tanpa adanya masukan oral). Pada semua kelompok yang diteliti mendapatkan
perlakuan yang sama dan dilakukan prosedur venipunktur seperti biasa.
4. Apakah semua subjek penelitian dianalisis sesuai dengan hasil randomisasi?
Ya, subjek penelitian dipilih secara random. Pengelolaan data pada penelitian ini
menggunakan SPSS (Statistics Packages for Social Science) ver 11.0, digunakan two
samples t-test, ANOVA, Spearmen dan Tukey untuk analisis. P< 0.05 bermakna
signifikan.
5. Apakah pengukuran hasil dilakukan dengan objektif?
Ya, subjek penelitian dipilih secara random dengan teknik penyamaran/blinding.
Prosedur dilakukan pada ruangan sunyi. Perawat yang berpengalaman yang tidak
mengetahui perlakuan yang diberikan mengevaluasi waktu tangisan neonatus pada 3
menit pertama prosedur venipunktur. Penelitian ini menggunakan skor Douleur Aigue
Nouveau-ne untuk mengukur nyeri melalui ekspresi wajah, pergerakan ekstremitas, dan
ekspresi vokal pada neonatus.
Importance
1. Apakah intervensi memberikan efek cukup besar?
Skor DAN secara signifikan lebih rendah pada grup III (pemberian ASI) dibandingkan
dengan grup I,II, dan IV (P<0.05, ANOVA). Waktu menangis pada grup III (pemberian
ASI) lebih rendah dibandingkan grup ke-IV (kelompok kontrol) (P=0.0001, ANOVA).
Frekuensi nafas pada grup ke-II (pemberian lidokain gel) lebih rendah dari grup ke-IV
(kelompok kontrol) (P=0.018, ANOVA). Nadi lebih rendah pada grup III (pemberian
ASI) dibandingkan grup lainnya (P=0.000, ANOVA). Hasil penelitian ini menunjukan
ASI merupakan agen alami yang aman dan murah untuk mengurangi nyeri pada
neonatus. Akan tetapi nilai p hanya menunjukkan kemaknaan secara statistik saja,
namun secara klinis perbedaan tersebut sering tidak bermakna
5
Applicability
Jurnal lain pernah meneliti sukrosa sebagai agen paling efektif untuk menghilangkan
nyeri pada neonatus dibandingkan pemberian ASI. Skogsdal et al. menemukan bahwa 1 ml
glukosa 30% memiliki efek signifikan untuk mengurangi nyeri dibandingkan ASI. Di Turkey,
dosis berulang dari hindmilk adalah analgesik yang efektif. Tetapi di dalam studi lain
ditemukan bahwa hindmilk dan foremilk adalah yang terbaik untuk menghilangkan nyeri
dibandingkan pada plasebo. Penelitian sukrosa sebagai farmakologi agen dan pacifier sebagai
non-farmakologi akan berpengaruh dengan pemberian ASI yang benar. Pada negara
berkembang, hasil penelitian ini menunjukan bahwa ASI memiliki efek analgesia yang efektif
dan aman. Hal ini tentu dapat diterapkan di Indonesia, yang tentu saja akan membuat ASI
akan menjadi pilihan paling aman, murah dan mudah diaplikasikan untuk menghilangkan
nyeri pada neonatus. Namun metode penelitian ini sulit dilakukan di Indonesia karena tingkat
pengetahuan orang Indonesia mengenai ASI masih kurang.
6
BAB III
KESIMPULAN
Jurnal adalah suatu tulisan ilmiah yang dipublikasikan oleh penulis, mencangkup
hasil-hasil penelitian terbaru dan tulisan ilmiah lainnya di bidang tertentu, seperti kedokteran
dan kesehatan. Untuk menentukan suatu jurnal layak baca atau tidak perlu dilakukan telaah
jurnal dengan prinsip population/clinical problem, intervention, comparative, outcome
(PICO) dan validity, importancy, applicability (VIA).
Jurnal yang dibaca pada laporan ini adalah jurnal yang berjudul “Which is Better for
Pain Reduction before Venipuncture: Glucose, Lidocaine or Expressed Breast Milk?” dengan
penulis F Sabety, M Yaghoobi, M Torabizadeh, H Javaherizadeh, MH Haghighizadeh, dan F
Mohammadian yang dipublikasikan dalam Hong Kong Journal of Paediatrics tahun 2013.
Pada jurnal tersebut sudah mengikuti prinsip-prinsip dari PICO dan VIA, sehingga jurnal
tersebut layak untuk dibaca.