3 bab 1 pendahuluan print 2003

34
Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan patin (Pangasiaus Sp) adalah salah satu ikan perairan Indonesia yang telah berhasil dibudidayakan. Sebagai ikan unggul dan ekonomis, pengembangan budidaya ikan ini cukup prospektif. Ikan patin memiliki karakteristik rasa yang sangat khas, mempunyai rasa yang enak dan gurih yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum, sehingga tergolong ikan unggul, serta memiliki nilai gizi yang tinggi terutama kandungan protein dan lemak. Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru- biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawa. Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba. Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak ikan dapat mencegah beberapa penyakit antara lain jantung koroner, kelebihan kolesterol darah, penyakit kanker, mengobati kerontokan rambut danuntuk Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin

Upload: pebrian-sahputra

Post on 22-Sep-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pado ndak ado

TRANSCRIPT

Praktikum Kimia Organik/1/S.Genap/2015

1

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIkan patin (Pangasiaus Sp) adalah salah satu ikan perairan Indonesia yang telah berhasil dibudidayakan. Sebagai ikan unggul dan ekonomis, pengembangan budidaya ikan ini cukup prospektif. Ikan patin memiliki karakteristik rasa yang sangat khas, mempunyai rasa yang enak dan gurih yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum, sehingga tergolong ikan unggul, serta memiliki nilai gizi yang tinggi terutama kandungan protein dan lemak.Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Ikan patin berbadan panjang untuk ukuran ikan tawar lokal, warna putih seperti perak, punggung berwarna kebiru-biruan. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawa. Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak ikan dapat mencegah beberapa penyakit antara lain jantung koroner, kelebihan kolesterol darah, penyakit kanker, mengobati kerontokan rambut danuntuk kekebalan tubuh. Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan(fishliveroil) yang terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D, dan golongan lainnya adalah minyak tubuh ikan (body oil) (Panagan, 2011).Pada pertengahan abad ke 19 kualitas dan ras minyak ikan di tingkatkan melalui penggunaan uap. Tahun 1800-an proses uap di tingkatkan sehinnga menghasilkan minyak ikan dengan kualitas yang lebih tinggi, baik dalam warna maupun rasa. Pada tahun 1930 produksi minyak melonjak untuk produksi minyak ikan ketika dokter mengakui manfaat dan minyak ikan. Beberapa perusahaan perikanan mengumpulkan sumber daya mereka dan mulai memproduksi minyak ikan untuk pakan ternak dan akhirnya menghasilkan minyak obat yang sangat halus yang sesuai dengan standard farmasi. Tahun 1936 minyak obat pada umumya tersedia dan sedang di pasarkan.

Minyak ikan terbuat dari hasil ekstrak hati ikan dan dijual dalam bentuk sirup atau kapsul. Minyak ikan menjadi suplemen favorit karena kandungan Omega 3 yang tinggi di dalamnya. Selain itu, minyak ikan juga mengandung vitamin A dan D yang juga dibutuhkan oleh tubuh. Karena termasuk salah satu zat yang rendah kolesterol, banyak para ahli gizi yang menyarankan minyak ikan dikonsumsi sebagai suplemen tambahan untuk kesehatan tubuh, karena dapat menmperkecil resiko serangan jantung koroner (Mochtar. 1990).1.2 Tujuan Praktikum1. Mengisolasi minyak ikan dari limbah ikan patin2. Menghitung rendemen3. Menghitung kadar asam lemak bebas pada minyak ikan dari limbah ikan patinBAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Ikan PatinIkan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya. Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk membongsorkan tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen rendahpun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Kepala ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba.2.1.1Klasifikasi Ilmiah

Kingdom: Animalia

Phylum:Chordata

Class :Actinopterygii

Ordo :Siluriformes

Famili:PangasidaeGenus :Pangasius (partim)

Gambar 2.1 Ikan Patin (Kusuma, 2003)2.1.2Minyak IkanMinyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air. Minyak ikan dibagi dalam dua golongan, yaitu minyak hati ikan (fish liver oil) yang terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D, dan minyak tubuh ikan ( body oil ).

Sifat minyak ikan yang telah dimurnikan atau diuji secara organoleptik, yaitu cairan yang berwarna kuning muda, jernih dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis sekitar 0,92 gr/ml dengan angka ion lebih dari 65 gr/100 gr, angka penyabunan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0,1-13 %, dan angka tidak tersabunkan 0,5-2,0 mg/gr.

Ikatan tak jenuh berantai panjang, yang lebih banyak dibandingkan ikan air tawar. Uji indera atau uji sensori ini merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Pengujian indera mempunyai peranan penting dalam penerapan mutu. Pengujian indera dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran mutu dan kerusakan lainnya dari produk.

Dalam minyak ikan terdapat Omega 3, vitamin A, dan vitamin D. Selain itu, minyak ikan juga merupakan sumber lemak rendah kolestrol yang aman dikonsumsi oleh segala tingkat usia. Namun jika berlebihan pun tidak baik, karena dapat menyebabkan keracunan vitamin A dan D. Selain itu juga mengakibatkan adanya penurunan kadar vitamin E dalam tubuh. Oleh karena itu, hendaknya dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan atau dosisi yang tepat. Misalnya untuk anak yang memiliki berat badan 10 kg, cukup mengkonsumsi minyak itu satu sendok teh saja per harinya.

Minyak ikan diperoleh dengan cara ekstraki. Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan, yaitu metode ekstraksi dengan aseton, metode ekstraksi dengan hidrolisa, metode dry rendering, metode wet rendering dan ekstraksi dengan silase. Prosedur yang dilakukan meliputi preparasi sampel, pemanasan, penyaringan, pengepressan, degumming, dan pemisahan minyak.Kotoran pada minyak ikan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu pertama adalah kotoran yang tidak larut dalam minyak (kotoran fisik, air dan protein), kedua adalah kotoran yang berbentuk susupensi koloid dalam minyak (fosfatida dan karbohidrat) dan ketiga adalah kotoran yang terlarut dalam (asam lemak bebas, pigmen, mono dan digliserida, senyawa hasil oksidasi, logam dan bahan-bahan yang tak tersabunkan.Kadar minyak dalam ikan sangat bervariasi, dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: spesies (jenis) ikan, jenis kelamin, tingkat kematangan (umur), musim, siklus bertelur, dan lokasi geografis. Komposisi minyak ikan laut lebih kompleks, mengandung asam lemak.2.2EkstraksiEkstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence) untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat sehari-hari ialah pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun ekstraksi minyak atau lemak itu bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan solvent extraction (Isnani, 2013).2.2.1RenderingRendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah sesuatu yang spesifik, yang bertujuan untuk menggumpalkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung didalamnya. Menurut pengerjaannya rendering dibagi dengan dua cara, yaitu : 1) Wet RenderingWet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60psi). Penggunaan temperature rendah pada wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang diperlengkapi dengan alat pangaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran dipanaskan perlahan-lahan sampai suhu 50C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas akan naik keatas dan kemudian dipisahkan.2) Dry RenderingDry rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk (agitator). Bahan yang diperkirakan mengandung minyak atau lemak dimasukkan kedalam ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 220F sampai 230F (105C-110C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel (Mochtar, 2011).2.2.2Pengepresan Mekanik (mechanical expression) Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi(30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan (Isnani, 2013). 2.2.3Ekstraksi Dengan Pelarut (Solvent extraction)Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar 1 persen atau lebih rendah,dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil dari expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum eter, gasoline carbon disulfide, karbon tetraklorida, benzene dan n-heksan. Perlu perhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5 persen. Bila lebih, seluruh system solvent extraction perlu diteliti lagi. Salah satu contoh solvent extraction ini adalah metode sokletasi. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut dalam pelarut organik, seperti heksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bahagian tumbuhannya, dapat dilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai (Isnani, 2013).2.3Minyak dan LemakLemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut.Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut. Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnya asam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air. Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembali dengan menambahkan asam sulfat encer (1 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti triester dari gliserol.Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang (Ketaren, 1986).2.3.1Pembentukan Lemak dan Minyak Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda -beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air.Bila R1=R2=R3, maka trigliserida yang terbentuk disebut trigliserida sederhana (simple triglyceride), sedangkan bila R1, R2, dan R3 berbeda, maka disebut trigliserida campuran (mixed triglyceride) (Mochtar. 1990).2.3.2Klasifikasi Lemak dan Minyak Lemak dan minyak dapat dibedakan berdasarkan beberapa penggolongan, yaitu: 1. Berdasarkan kejenuhannya (ikatan rangkap)a. Asam Lemak JenuhAsam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai berliku-liku yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik van der walls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat (Panagan, 2011). Tabel 2.1 Contoh-contoh dari asam lemak jenuhNama asamStrukturSumber

ButiratCH3(CH2)2CO2HLemak susu

PalmiratCH3(CH2)14CO2HLemak hewani dan nabati

StereatCH3(CH2)16CO2HLemak hewani dan nabati

(Sumber: Panagan, 2011)b. Asam lemak tak jenuh Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. asam lemak dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama terdapat pada minyak nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.Tabel 2.2 Contoh-contoh dari asam lemak tak jenuhNama asamStrukturSumber

PalmitoleatCH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2HLemak hewani dan nabati

OleatCH3(CH2)7CH=CH(CH2) 7CO2HLemak hewani dan nabati

LinoleatCH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH

(CH2)7CO2HMinyak nabati

LinolenatCH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2=CH

(CH2) 7CO2HMinyak biji rami

(Sumber: Panagan, 2011)2. Berdasarkan sifat mengeringTabel 2.3 Pengklasifiksian lemak dan minyak berdasarkan sifat mengeringSumberKeterangan

Minyak tidak mengering (non-drying oil)Tipe minyak zaitun, contoh: minak zaitun,minyak buah persik,minyak kacang

Tipe minyak rape,contoh: minyak biji rape, minyak mustardTipe minyak hewani contoh, minyak sapi

Minyak Setengah mengering (semi-drying oil)Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih lambat.Contohnya: minyak biji kapas,minyak bunga matahari

Minyak nabati mengering

(drying oil)Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi, dan akan berubah menjadi lapisan tebal, bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyakbiji karet.

(Sumber: Panagan, 2011)3. Berdasarkan sumbernyaTabel 2.4 Pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan sumbernyaSumberKeterangan

Berasal dari tanaman (minyak Nabati)Biji-biji palawija. Contoh: minyak jagung, biji kapas

kulit buah tanaman tahunan. Contoh: minyak zaitun,minyak kelapa sawit

biji-biji tanaman tahunan. Contoh: kelapa, coklat, inti sawit

Berasal dari hewan(lemak hewani)

susu hewan peliharaan, contoh: lemak susu

daging hewan peliharaan, contoh: lemak sapi, oleosterin

hasil laut, contoh: minyak ikan sardin, minyak paus

(Sumber: Panagan, 2011)4. Berdasarkan kegunaannyaTabel 2.5 Pengklasifikasian lemak dan minyak berdasarkan kegunaanyaNamaKegunaan

Minyak mineral(minyak bumi)Sebagai bahan bakar

Minyak nabati/hewani (minyak/lemak)Bahan makan bagi manusia

Minyak atsiri(essential oil)Untuk obata-obatan. Minyak ini mudah menguap pada temperatur kamar,sehingga disebut juga minyak terbang.

(Sumber: Panagan, 2011)2.3.3Sifat-sifat Lemak dan Minyak

a. Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak 1. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin 2. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperatu kamar

3. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.4. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter, karbon disulfida dan pelarut halogen.

5. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon.

6. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami, juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.

7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak.

8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak.

9. Shot melting point adalah temperatur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak/lemak.10. Slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya (Mochtar. 1990).b. Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak 1. Esterifikasi

Esterifikasi merupakan salah satu reaksi mensintesis suatu bahan alam yang berupa senyawa organic, ester dapat dibuat dengan menggunakan esterifikasi langsung, asam karboksilat dan alkohol. Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis yaitu asam sulfat pekat, terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida kering sebagai katalis, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatic (ester yang mengandung gugus benzene). Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida menjadi bentuk ester.2. Hidrolisa

Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.3. Penyabunan

Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.4. Hidrogenasi

Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak pada lemak atau minyak. setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.5. Pembentukan keton Keton adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-COR1. Reaksi yang dapat terjadi pada keton adalah reduksi. Keton merupakan yang lebih lemah daripada aldehida. Zat-zat pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena itu, aldehida dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut. Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.6. Oksidasi Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak (Mochtar. 1990).2.3.4Perbedaan Antara Lemak dan Minyak Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu: 1. Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cair2. Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada tumbuhan berupa miyak (minyak nabati). 3. Komponen minyak terdiri dari gliserida yang memiliki banyak asam lemak tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh.

2.3.5Kegunaan Lemak dan Minyak Lemak dan minyak merupakan senyawaan organik yang penting bagi kehidupan makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain:1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik

2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan biomolekul

3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram protein atau karbohidrat.

4. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.

5. Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.

6. Memberikan tektur yang lembut dan lunak dalam pembuatan es krim.

7. Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine

8. Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega

9. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial (Isnani, 2013).2.3.6Asam Lemak Asam lemak adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil berderajat tinggi (memiliki rantai karbon lebih dari 6). Bersama-sama dengan gliserol, merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.

Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan rangkap diantara atom-atom karbon penyusunnya. Kedua jenis ikatan dalam asam lemak inilah yang menyebabkan perbedaan sifat fisik antara asam lemak satu dengan lainnya (Ketaren, 1986)a.Karakteristik Asam LemakAsam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat dengan rumus kimia R-COOH atau R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format, H3C-COOH yang adalah asam asetat, H5C2-COOH yang adalah asam propionat, H7C3-COOH yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus alkil yang mempunyai ikatan valensi tunggal, sehingga membentuk rumus bangun alkana.Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya (Isnani, 2013).Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang. Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak (Ketaren, 1986).b.Asam Lemak BebasAsam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral.

Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak ikan sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Dan juga mengakibatkan bau tengik pada minyak (Isnani, 2013).

c.Bahaya Asam Lemak BebasJaringan lemak melepaskan asam lemak bebas dan gliserol ke dalam darah, di mana asam lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir semua organ. Dilain pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan sedikit ke dalam ginjal, hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat digunakan. Proporsi asam lemak bebas yang lebih besar dalam sirkulasi dikonversi menjadi badan-badan keton, yang merupakan prinsip dalam hati. Badan-badan keton adalah bentuk energi yang lebih larut dalam air dari pada asam lemak (Isnani, 2013).Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan mempersingkat umur. Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada salah pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol darah ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak produk makanan, bahkan minyak goreng diiklankan sebagai non kolesterol. Konsumsi lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini berpengaruh adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda tertentu yang terdapat dalam minyak sayuran (Ketaren, 1986).BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM3.1 Bahan-bahan yang Digunakan1. Alat pengepres

2. Baskom

3. Botol kaca

4. Buret

5. Corong pisah

6. Erlenmeyer

7. Gelas piala

8. Gelas ukur

9. Oven

10. Piknometer11. Pipet tetes

12. Statif

13. Timbangan analitik

14. Water Batch3.2 Alat-alat yang Digunakan1. Air2. Alkohol (etanol)

3. Lemak ikan patin

4. NaOH yang telah distandarisasi

5. Natrium sulfat anhidrat

6. Phenolphthalein7. Vaseline3.3 Prosedur Praktikum3.3.1 Dry Rendering

1. Daging ikan patin dicuci hingga bersih diambil bagian lemak dari limbah ikan

2. Daging ikan patin yang telah diambil, dikeringkan dan ditimbang

3. Daging ikan patin dimasukkan kedalam oven, dan dibiarkan selama 7 jam

4. Setelah 7 jam, dikeluarkan minyak dari daging ikan patin dengan cara memerasnya atau press5. Minyak yang dihasilkan, dimasukkan kedalam corong pisah

6. Ditambahkan natrium sulfat anhidrat, dan tunggu selama 15 menit

7. Dilakukan pemisahan antara minyak dengan air

8. Minyak yang didapatkan, ditimbang dan dihitung rendemen dengan menggunakan persamaan :

(1)3.3.2 Menentukan Densitas Minyak

1. Ditimbang berat piknometer kosong

2. Diambil minyak ikan yang didapatkan, dan dimasukkan kedalam piknometer hingga penuh

3. Ditimbang kembali piknometer yang telah berisi minyak4. Hitung densitas minyak dengan menggunakan persamaan :

(2)3.3.3 Menentukan Kadar Asam Lemak Bebas

1. Disiapkan larutan NaOH 0,09 N didalam buret

2. Diambil sampel minyak sebanyak 20 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer

3. Dimasukkan sebanyak 20 ml alkohol kedalam erlenmeyer sebagai pelarut

4. Kemudian dipanaskan kedalam water batch 5 menit sambil diaduk

5. Ditambahkan 3 tetes phenolptalein sebagai indikator warna

6. Dilakukan titrasi hingga tampak warna pink pada minyak

7. Dicatat titik akhir titrasi dan ditentukan persentase asam lemak bebas dalam minyak dengna persamaan :

(3)3.4 Rangkaian Alat3.4.1Oven

Gambar 3.1. Oven

3.4.2Corong Pisah

Gambar 3.2 Corong Pisah

3.4.3BuretGambar 3.3 Buret

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil PraktikumTabel 4.1 Data PengamatanPercobaanPengamatan

Berat sampel647,96 gram

Berat minyak yang didapatkan448,412 gram

Rendemen69,2 %

Densitas minyak yang didapatkan0.8766 gr cm-3

Berat sampel pada % ALB17.532 gram

% ALB0,1592 %

4.2 PembahasanLemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau trigliserol, yang berarti triester dari gliserol. Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.Dari data di atas, dipatJenis ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan patin ini adalah jenis ekstraksi dry rendering karena ekstraksi minyak ini menggunakan pengovenan. Lemak ikan patin dioven selama 7 jam pada suhu.Suhu pada pengovenan ini akan mempengaruhi penguapan air yang terkandung pada lemak ikan patin. Jika air menguap maka air tidak akan bereaksi lagi dengan trigliserida dengan mencegah pembentukan asam lemak bebas. Selain itu pada suhu ini energi panas akan menggumpalkan protein pada dinding sel sehingga di dinding sel akan pecah dan minyak dapat menembus didnding sel tersebut dengan mudah. Untuk mengukur rendemen, minyak yang didapat dipisahkan dulu dari air dengan menggunakan corong pisah. Prinsip pemisahan dengan corong pisah adalah berdasarkan perbedaan densitas. Air berada di bawah minyak karena densitas air lebih besar dari pada minyak yaitu 1000 g/cm3 dan densitas minyak yaitu 900 g/cm3. Air yang ada didalam corong pisah. Minyak yang didapat dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Titrasi ini bertujuan untuk menentukan kadar asam lemak bebas dalam minyak tersebut. Indikator titrasi yang digunakan adalah phenolftalein jika dalam keadaan asam warna larutan menjadi bening jika dalam keadaan basa warna larutan menjadi ungu. Sebelum dititrasi minyak direaksikan terlebih dahulu dengan etanol supaya pada waktu titrasi NaOH dapat bereaksi dengan minyak. Campuran minyak dan etanol dipanaskan sambil diaduk didalam water batch supaya alkohol dapat melarutkan asam lemak didalam minyak dengan sempurna. Pada saat titrasi yang dihitung hanya volume NaOH yang dapat merubah warna minyak dari kuning menjadi pink, jika sudah menjadi pink maka titrasi sudah mencapai titik ekivalen.

Dari data diatas, % ALB yang didapat sebesar 0,1592% sedangkan secara teoritis sebesar 0,1-13%. Dimana persen asam lemak bebas yang kami dapat sesuai dengan teoritisnya sehingga minyak yang didapat memiliki kualitas yang baik. Jadi, yang mempengaruhi perbedaan tinggi kadar asam lemak bebas pada percobaan ini adalah waktu pengovenan yang lama, karena disaat pengovenan terjadi pemecahan lemak sehingga berubah menjadi minyak.Densitas yang didapat dari percobaan adalah 0,8766 gram/ml sedangkan densitas minyak teoritis adalah 0,92 gram\ml. Densitas yang kami dapat lebih rendah dari densitas teoritis karena kesalahan dalam pengukuran berat minyak dengan piknometer. Selain itu,pemanasan akan berpengaruh terhadap densitas yang di dapat dimana jika suhu terlalu tinggi maka densitas minyak akan semakin berkurang.BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan1. Hasil minyak yang didapat adalah 448,412 gram

2. Rendemen yang didapatkan adalah 69,2%

3. %ALB yang didapatkan 0,1592 %. Dengan begitu kualitas minyak yang dihasilkan termasuk bagus.5.2 Saran1. Untuk menghasilkan minyak yang banyak, sebaiknya pada saat pengambilan limbah, pilih lemaknya saja.

2. Pilih limbah yang masih baru / segar, agar baunya tidak terlalu menyengat.

3. Jangan terlalu lama mencuci limbah ikan patin tersebut, karena akan menyebabkan minyaknya akan terbuang bersama air.

4. Diharapkan untuk berkonsentrasi penuh pada saat melakukan titrasi, agar titik akhir titrasi dapat diketahui dengan tepat.DAFTAR PUSTAKAIsnani, Alviona Nor. 2013. Ekstraksi dan Karakterisasi Minyak Ikan Patinyang Diberi Pakan Pelet dicampur probiotik. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam, Universitas Jember, Jember.

Ketaren. 1986. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: UI-Press.Mochtar. 1990. Fisika Farmasi. Jogjakarta : UGM PressPanagan, Almunadi T. Dan Y. Heni, 2011, Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Metoda Kromatografi Gas, 14, 14409, 38-39.Tim Penyusun. 2015. Modul Praktikum Kimia Organik. Pekanbaru: Laboratorium Teknologi Bahan Alam dan Mineral Fakultas Teknik Universitas Riau. EMBED Visio.Drawing.11

Ekstraksi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin

_1493897576.vsd