bab 5 hasil penelitian 5.1. hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/bab_5.pdf · 2013-03-17 ·...

8
42 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitian Telah dilakukan penelitian hewan coba pengaruh infiltrasi levobupivakain terhadap skor histologi c-erbB-2 dan nilai AgNOR (mAgNOR dan pAgNOR) pada penyembuhan luka. Hewan coba menggunakan 15 ekor tikus Wistar, betina, dewasa umur kurang lebih 3 bulan, berat badan 250 - 300 gram dan tanpa kelainan anatomis. Kelompok perlakuan : - Kelompok 1 (K1 : tanpa perlakuan) : 5 ekor tikus - Kelompok 2 (K2 : infiltrasi tanpa anestetik lokal) : 5 ekor tikus - Kelompok 3 (K3 : infiltrasi dengan anestetik lokal) : 5 ekor tikus Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Unit Pemeliharaan Hewan Percobaan UGM Yogyakarta dan pembuatan preparat imunohistokimia dan pembacaan dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNS Surakarta, pengecatan dan pembacaan preparat AgNOR dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang. 5.2 Deskripsi data Pada penelitian ini dilakukan pengujian efek perlakukan terhadap ekspresi c-erbB-2 dan nilai AgNOR (mAgNOR dan pAgNOR) pada hari ke lima. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Upload: others

Post on 17-Mar-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

42

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil penelitian

Telah dilakukan penelitian hewan coba pengaruh infiltrasi levobupivakain

terhadap skor histologi c-erbB-2 dan nilai AgNOR (mAgNOR dan pAgNOR) pada

penyembuhan luka. Hewan coba menggunakan 15 ekor tikus Wistar, betina, dewasa

umur kurang lebih 3 bulan, berat badan 250 - 300 gram dan tanpa kelainan anatomis.

Kelompok perlakuan :

- Kelompok 1 (K1 : tanpa perlakuan) : 5 ekor tikus

- Kelompok 2 (K2 : infiltrasi tanpa anestetik lokal) : 5 ekor tikus

- Kelompok 3 (K3 : infiltrasi dengan anestetik lokal) : 5 ekor tikus

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Unit Pemeliharaan Hewan Percobaan UGM

Yogyakarta dan pembuatan preparat imunohistokimia dan pembacaan dilakukan di

Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UNS Surakarta, pengecatan

dan pembacaan preparat AgNOR dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang.

5.2 Deskripsi data

Pada penelitian ini dilakukan pengujian efek perlakukan terhadap ekspresi

c-erbB-2 dan nilai AgNOR (mAgNOR dan pAgNOR) pada hari ke lima. Hasilnya

adalah sebagai berikut :

Page 2: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

43

Tabel 4. Data berat badan tikus

Kelompok Variabel p

I II III

Berat badan 255,0 +10,00 255,4+ 9,48 257,0+ 8,72 0,874* p<0.05 Data dinyatakan dalam rerata+simpang baku * Uji homogenitas variansi

Dari tabel 4 untuk uji homogenitas nilai rerata berat badan pada ketiga kelompok

berbeda tak bermakna (p=0,874). Berarti ketiga kelompok berasal dari populasi yang

homogen sehingga layak untuk dibandingkan.

Tabel 5. Skor histologi c-erbB-2 pada hari ke 5

No. Skor histologi c-erbB-2

K1 K2 K3

1. 3,4 7,4 10,7

2. 3,7 10,7 8,7

3. 3,0 8,7 10,9

4. 7,8 5,6 10,9

5. 6,4 4,0 8,3

Keterangan : Satuan dalam skor histologi

Page 3: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

44

Tabel 6. Nilai AgNOR (mAgNOR dan pAgNOR) pada hari ke 5

Nilai AgNOR

No mAgNOR pAgNOR

K 1.1 2,4 2

2 3,2 2

3 2,1 3

4 1,4 2

5 2,2 1

K2..1 5,7 3

2 6,0 2 3 6,1 4

4 5,9 1 5 6,0 2

K3.1 11,0 2 2 12,6 2

3 11,9 3 4 10,7 3

5 13,1 3 Keterangan : mAgNOR : Nilai mean AgNOR

PAgNOR : Prosentase AgNOR

Tabel 7. Nilai rerata c-erbB-2, mAgNOR, pAgNOR

variabel Kel N Rerata Simpang baku Minimal Maksimal

c-erbB-2 K1 5 4,86 2,11 3,0 7,8

K2 5 7,28 2,61 4,0 10,7

K3 5 9,90 1,29 8,3 10,9 mAgNOR K1 5 2,26 0,65 1,4 3,2 K2 5 5,94 0,15 5,7 6,1 K3 5 11,86 1,02 10,7 13,1

pAgNOR K1 5 2,00 0,70 1,0 3,0 K2 5 2,40 1,14 1,0 4,0

K3 5 2,60 0,55 2,0 3,0

Page 4: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

45

Nilai rerata c-erbB-2 pada kelompok dengan infiltrasi levobupivakain (K3) lebih

tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa infiltrasi obat tersebut (K2). Nilai rerata

mAgNOR pada kelompok dengan infiltrasi levobupivakain(K3) lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok tanpa infiltrasi obat (K2). Nilai rerata pAgNOR pada

kelompok dengan infiltrasi levobupivakain(K3) lebih tinggi dari kelompok tanpa

infiltrasi obat (K2).

Tabel 8. Uji normalitas rerata c-erbB-2 ,mAg NOR dan pAg NOR

Variabel p uji

I II III

c-erbB-2 0,109 0,783 0,017 Shapiro-Wilk

mAg NOR 0,968 0,029 0,497 Shapiro-Wilk

pAgNOR 0,600 0,725 0,010 Shapiro-wilk

Ket : p

Distribusi data c-erbB-2 ,mAg NOR dan pAg NOR diuji menggunakan uji normalitas

Shapiro-Wilk karena sesuai untuk uji non parametrik, jumlah sampel kecil <30. Data

c-erbB-2 pada kelompok 1&2 terdistribusi normal (p=0,109 dan p=0,783.). Data

mAgNOR pada kelompok 1terdistribusi normal (p=0,968). Data pAgNOR pada

kelompok1 dan 2 terdistribusi normal(p=0,600 dan p=0,725)

Page 5: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

46

Tabel 9. Uji beda antara kelompok c-erbB-2,mAgNOR dan pAgNOR

Variabel Kelompok uji p

I (n=5) II (n=5) III (n=5)

c-erbB-2 4,860 ± 2,118 7,280±2,613 9,900±1,288 Kruskal-Wallis 0,015

mAgNOR 2,260±0,647 5,940±0,152 11,860±1,021 Kruskal-Wallis 0,002

pAgNOR 2,000 0,707 2,400 1,140 2,600 0,548 Kruskal-Wallis 0,453

p<0.05 : berbeda bermakna data dinyatakan dalam rerata+simpang baku

Dari tabel 8 di atas menunjukkan skor histologi c-erbB-2 antara kelompok tanpa

levobupivakain dan dengan levobupivakain berbeda bermakna (p=0.015), uji beda

mAgNOR berbeda bermakna (p=0,002) dan uji beda pAgNOR berbeda tidak

bermakna (p= 0,453 ) . Rerata dari kelompok dengan levobupivakain, lebih tinggi

daripada kelompok tanpa levobupivakain. Hal ini menunjukkan bahwa ekspresi

c-erbB-2 secara bermakna lebih banyak di bandingkan pada tikus tanpa infiltrasi

levobupivakain.

Page 6: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

47

kelompok

321

14

12

10

8

6

4

2

0

c-erb B-2

mAgNOR

pAgNOR

Gambar 6. Diagram nilai rerata c-erbB-2, mAgNOR, pAgNOR

Dari gambar 6 dapat diketahui nilai rerata cerbB-2 dan mAgNOR dengan

levobupivakain (K3) lebih besar daripada kelompok tanpa levobupivakain (K2), hal

ini menunjukkan bahwa ekspresi c-erbB-2 dan mAgNOR dengan infiltrasi

levobupivakain akan meningkat. Pada kelompok kontrol (K1) ekspresi c-erbB-2 dan

mAgNOR lebih rendah dari kelompok tanpa levobupivakain.

Page 7: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

48

Gambar 7 . Gambar mikroskopis AgNOR (pembesaran 1000 X)

Gambar 8. Gambar mikroskopis c-erbB-2 (pembesaran 400x)

Page 8: BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil penelitianeprints.undip.ac.id/29346/6/Bab_5.pdf · 2013-03-17 · 47 kelompok 1 2 3 14 12 10 8 6 4 2 0 c-erb B-2 mAgNOR pAgNOR Gambar 6. Diagram

49

Tabel 10. Analisis hubungan c-erbB-2, mAgNOR, pAgNOR

Korelasi Spearman [r] p

c-erbB-2 - mAgNOR 0,693 0,004 c-erbB-2 – pAgNOR 0,312 0,257

mAgNOR-pAgNOR 0,335 0,222

*p<0,05 [ r ] : koefisien korelasi rho

Dari tabel hubungan c-erbB-2 terhadap mAgNOR mempunyai koefisien

korelasi = 0,693 dan p=0,004 Hasil ini berarti ada hubungan bermakna c-erbB-2

dengan m AgNOR . Hubungan c-erbB-2 terhadap pAgNOR mempunyai koefisien

korelasi = 0,312 Hasil ini berarti tidak ada hubungan c-erbB-2 dengan p AgNOR.

Hubungan mAgNOR terhadap p AgNOR koefisien korelasinya = 0,335 berarti

tidak ada hubungan antara mAgNOR dengan pAgNOR