bab 5. analisis daya saing kompetitif agrowisata kopi …€¦ · dengan karang taruna untuk...

25
41 BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIF AGROWISATA KOPI 5.1 Analisis Internal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap Menggunakan Pendekatan Diamond Model Dalam mengukur daya saing agrowisata kopi di Dusun Sirap menggunakan pendekatan Diamond Model yang meliputi kondisi faktor agrowisata, kondisi permintaan agrowisata, strategi perusahaan/struktur dan persaingan agrowisata, dan industri pendukung terkait. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan empat faktor yang diambil dari model Porter’s diamond, yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan, strategi daerah/persaingan dan industri pendukung terkait, serta peran pemerintah dan adanya peluang yang secara tidak langsung mempengaruhi daya saing agrowisata kopi sirap. 1. Kondisi Faktor Agrowisata Kondisi faktor Agrowisata adalah kondisi faktor penentu daya saing yang terdiri dari dua indikator yaitu kondisi obyek wisata dan kondisi tenaga kerja agrowisata. Kondisi faktor agrowisata akan menjelaskan bahwa semakin tinggi kualitas faktor input, maka produktivitas dan daya saing memiliki potensi yang lebih besar. Objek wisata yang meliputi jalan masuk agrowisata, tempat parkir, gubug bersantai, spot foto dan wisata air, sarana-prasarana agrowisata, seperti tempat ibadah, toilet, tempat sampah, dan beberapa reklame peringatan untuk menjaga kebun wisata dan larangan berburu hewan liar ditambah dengan kondisi geografis yang terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dan pemandangan. Dengan nuansa kebun kopi dan cita rasa kopi alami, serta kearifan lokal yang dimiliki, dengan dasar pengembangan objek wisata kopi yang saat ini menjadi gaya hidup, untuk menjual potensi yang ada bagi wisatawan, serta tata letak yang sesuai dengan kondisi alam dengan konsep wisata cinta lingkungan dan memelihara alam, serta keadaan lingkungan yang aman dan nyaman, dengan dilengkapi semua perlengkapan yang ada disekitar kebon wisata.”(P1, 16-20. Wawancara 14 Maret 2018) Adanya sumber daya alam dan sumber daya manusia masyarakat Dusun Sirap menjadi salah satu faktor bahwa agrowisata kopi Sirap memiliki daya saing dengan agrowisata yang lain. Namun untuk objek wisata yang dimiliki pihak pengelola

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 41

    BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIF

    AGROWISATA KOPI

    5.1 Analisis Internal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap

    Menggunakan Pendekatan Diamond Model

    Dalam mengukur daya saing agrowisata kopi di Dusun Sirap menggunakan

    pendekatan Diamond Model yang meliputi kondisi faktor agrowisata, kondisi

    permintaan agrowisata, strategi perusahaan/struktur dan persaingan agrowisata, dan

    industri pendukung terkait. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan empat faktor

    yang diambil dari model Porter’s diamond, yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan,

    strategi daerah/persaingan dan industri pendukung terkait, serta peran pemerintah

    dan adanya peluang yang secara tidak langsung mempengaruhi daya saing

    agrowisata kopi sirap.

    1. Kondisi Faktor Agrowisata

    Kondisi faktor Agrowisata adalah kondisi faktor penentu daya saing yang

    terdiri dari dua indikator yaitu kondisi obyek wisata dan kondisi tenaga kerja

    agrowisata. Kondisi faktor agrowisata akan menjelaskan bahwa semakin tinggi

    kualitas faktor input, maka produktivitas dan daya saing memiliki potensi yang lebih

    besar.

    Objek wisata yang meliputi jalan masuk agrowisata, tempat parkir, gubug

    bersantai, spot foto dan wisata air, sarana-prasarana agrowisata, seperti tempat

    ibadah, toilet, tempat sampah, dan beberapa reklame peringatan untuk menjaga

    kebun wisata dan larangan berburu hewan liar ditambah dengan kondisi geografis

    yang terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dan pemandangan.

    “Dengan nuansa kebun kopi dan cita rasa kopi alami, serta kearifan lokal

    yang dimiliki, dengan dasar pengembangan objek wisata kopi yang saat ini

    menjadi gaya hidup, untuk menjual potensi yang ada bagi wisatawan, serta

    tata letak yang sesuai dengan kondisi alam dengan konsep wisata cinta

    lingkungan dan memelihara alam, serta keadaan lingkungan yang aman dan

    nyaman, dengan dilengkapi semua perlengkapan yang ada disekitar kebon

    wisata.”(P1, 16-20. Wawancara 14 Maret 2018)

    Adanya sumber daya alam dan sumber daya manusia masyarakat Dusun Sirap

    menjadi salah satu faktor bahwa agrowisata kopi Sirap memiliki daya saing dengan

    agrowisata yang lain. Namun untuk objek wisata yang dimiliki pihak pengelola

  • 42

    masih berusaha untuk menambah berbagai objek wisata yang bertujuan agar para

    pengunjung agrowisata tidak bosan.

    “Masih sangat diperlukannya penambahan wahana wisata seperti, outbond,

    diperluasanya tempat parkir, perlunya dibangun home stay dan rencananya

    akan dibangun semacam museum kopi. Sampai saat ini kami masih berusaha

    dalam mengembangkan agrowisata agar lebih baik lagi dari yang sudah ada”.

    (P1,21-24. Wawancara 14 Maret 2018)

    “Seperti outbond dan field trip, dibangunnya home stay, perlunya perluasan

    tempat parkir dan biro travel.”(P2,25-26. Wawancara 14 Maret 2018).

    “SDM dan SDA yang memadai. Untuk SDM sendiri mbak dengan adanya para

    pengelola agrowisata saat ini yang sudah berpengalaman dengan mengikuti

    berbagai pelatihan yang dilaksanakan setiap sebulan sekali, seperti pelayanan

    prima dan menjadi barista serta melakukan studi banding dengan berbagai

    tempat wisata dengan tempat wisata yang lain dengan konsep yang hampir

    sama, menjadikan SDM yang memadai untuk mengelola agrowisata ini.

    Sedangkan untuk SDA-nya meliputi hamparan kebun kopi yang luas dan

    berpotensi untuk dijadikan tempat wisata, soalnya walaupun tempatnya jauh

    dari jalan raya namun para pengunjung itu tetap mencari keberadaan wisata

    kopi disini, karna dengan pemandangan yang masih alami, udara yang masih

    sejuk dan nyaman untuk tempat bersantai itu menjadi tujuan utama para

    pengunjung.”(P1, 27-35. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Sudah termasuk memadai dan memiliki kompetensi dalam mengupayakan

    pengembangan karena sudah mengikuti berbagai pelatihan.(P3, 36-37.

    Wawancara 14 Maret 2018).

    Untuk terus meningkatkan daya saing agrowisata kopi sirap pengelola dan

    pihak pemerintah daerah bekerjasama untuk menambah jumlah objek wisata agar

    dapat menyerap tenaga kerja di sektor pariwisata.

    “Ada, dengan dinas yang terkait dan dari pihak non-pemerintahan.”(P2, 38.

    Wawancara 14 Maret 2018).

    “Kondisi agrowisata disini lumayan baik ya..karena menurut saya sudah

    lumayan lengkap, mulai dari fasilitas yang ada, dan saya juga tertarik dengan

    adanya wisata edukasi disini karena kita bisa lebih mengetahui tentang dunia

    perkebunan kopi mulai dari cara budidayanya sampai pasca panennya, selain

    itu kita juga bisa belajar tentang jenis tarian budaya yang ada. Selain kita

    berwisata disini kita juga bisa mengetahui atau belajar tentang perkebunan

    sekaligus belajar tentang budaya yang ada di Indonesia, jadi istilahnya

    wisatanya dapat ilmunya juga dapat. Saran saya untuk agrowisata ini objek

  • 43

    wisatanya ditambah, misalnya outbond dan kalau bisa diperluas khususnya

    untuk area parkir”.(P8 39-45. Wawancara 26 Maret 2018)

    Kondisi tenaga kerja agrowisata meliputi, jumlah tenaga kerja, struktur tenaga

    kerja yang terdiri dari anggota kelompok tani Rahayu IV dan pengelola Agrowisata.

    Jumlah tenaga kerja yang mengelola agrowisata kopi Dusun Sirap adalah anggota

    kelompok tani Rahayu IV dan ditambah dengan anggota karang taruna Dusun Sirap.

    “jumlah tenaga kerja agrowisata saat ini ada sekitar 18 orang yang terdiri

    dari anggota kelompok tani dan karang taruna. Awalnya kami para anggota

    kelompok tani mengajak karang taruna disini bekerja sama untuk menggali

    potensi yang ada, karena bekerja sama dengan karang taruna akan lebih

    memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif.”(P1, 46-49. Wawancara 14 Maret

    2018)

    “Struktur tenaga kerja yang ada yaitu pengembangan dari kelompok tani

    disini. Pada bagian pengembangan usaha di pegang oleh bapak Yusmiadi,

    kemudian dari bagian pengembangan usaha di dibentuk struktur organisasi

    POKDARWIS yang terdiri dari saya sendiri sebagai ketua Ahmad Rofi’i,

    kemudian saya dibantu oleh pelaksana harian yang terdiri dari Nur Anisa

    sebagai sekretaris,bendahara bapak Mindarji, bagian marketing ada mas

    Tomo dan Pak Sri, dibagian humas pak Darmadi,untuk bagian kretifitas ada

    bapak Munardi dan Bapak Sri Gendro, untuk barista kami ada 4 yaitu Anwar

    Rohman, Veri, Edy, mas Hafiz dan mbak ana, tapi saat ini yang sudah

    mendapat sertifikat barista baru Anwar, Edy dan mas Hafiz. Bagian tata usaha

    dipegang oleh bapak Sarmidi dan untuk budidaya ada bapak Suraji dibantu

    oleh bapak Purbiyanto dan bapak ngadiyanto. Bagian keamanan dipegang

    oleh bapak Agung.” (P2, 50-59. Wawancara 14 Maret 2018)

    Manajemen agrowisata kopi sirap yaitu kelompok tani Rahayu IV dan karang

    taruna Dusun Sirap.

    “Dalam manajemen agrowisata ini kami kelompok tani tetap bekerja sama

    dengan karang taruna untuk pengelolaannya, mulai dari proses hulu sampai

    dengan hilirnya. Dengan pembagian tugas yang telah ditentukan yaitu dimana

    anggota kelompok tani lebih mengetahui tentang budidaya, pengolahan, dan

    pengemasannya, sedangkan anggota karang taruna lebih kepada pemasaran

    dan pelayanannya atau sebagai barista”. (P2, 60-64. Wawancara 14 Maret

    2018)

    Berdasarkan hasil wawancara menurut key informant 1, tentang faktor kondisi

    agrowisata yang meliputi, kondisi objek wisata dan kondisi tenaga kerja yang terdiri

    dari jumlah tenaga kerja, struktur tenaga kerja, dan pendidikan. Kondisi objek wisata

    kopi sirap masih perlu penambahan objek wisata, dan untuk kondisi tenaga kerja

  • 44

    agrowisata sudah memadai, namun untuk tenaga kerja harus lebih meningkatkan

    dalam pelatihan agar kualitas SDM-nya semakin meningkat.

    “Untuk kondisi objek wisata masih sangat perlu penambahan program wisata,

    seperti outbond, diperluasnya area edukasi dan tempat parkir, sedangkan

    untuk kondisi pekerja disini sudah cukup baik, namun masih harus

    ditingkatkan lagi supaya kualitasnya semakin bagus” (K1, 65-67. Wawancara

    24 Oktober 2018)

    Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Surwiyanta, 2003 dalam Rini,

    2016) yang mengatakan bahwa dari sisi ekonomi, pariwisata merupakan usaha padat

    karya yang menciptakan tenaga kerja di sektor lain. Bertambahnya jumlah objek

    wisata maka secara otomatis juga akan menambah jumlah penyedia akomodasi

    pariwisata sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan

    ekonomi daerah tersebut.

    2. Kondisi Permintaan Agrowisata

    Berdasarkan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan kondisi permintaan

    agrowisata kopi sirap selama kurun waktu 1 tahun sudah mencapai 1000 jiwa untuk

    wisatawan nusantara, sedangkan untuk wisatawan mancanegara baru 10 persen dari

    wisatawan nusantara yaitu sekitar 100 jiwa.

    “Sudah stabil bahkan telah mengalami peningkatan yang signifikan hampir

    seluruh lokal Indonesia, seperti Solo, Jogja, Bandung, Jakarta, Semarang

    bahkan banyak dari mancanegara seperti Kanada, Jerman, Austria, Korea,

    Palestina, Pakistan. Trend pengunjung saat ini, yaitu keluarga, komunitas

    (trail, vespa, anak sekolah, petani). Pengunjung lebih menikmati kuliner khas

    dari sini, seperti telo (singkong) goreng, nasi jangung goreng, dan tidak lupa

    menyeruput kopi pait. Selain menikmati kuliner untuk trend perkembangan

    agrowisata saat ini yaitu edukasi kopi mulai dari proses awal pembibitan,

    penanaman, perawatan, panen, pengolahan pasca panen.”(P4, 68-74.

    Wawancara 14 Maret 2018).

    Pada kondisi permintaan agrowisata yang terjadi sampai saat ini yaitu jumlah

    wisatawan mancanegara berjumlah 10 persen dari wisatawan nusantara. Terbatasnya

    sarana promosi yang ada membuat permintaan wisatawan manacanegara sampai saat

    ini masih sangat sedikit.

    “Kondisi daya saing yang stabil dengan didukung adanya permintaan

    wisatawan nusantara ± 1000 jiwa dan wisatawan mancanegara ± 100

    jiwa.”(P4, 75-76. Wawancara 14 Maret 2018).

  • 45

    Upaya yang dilakukan pengelola agrowisata kopi Sirap untuk mempertahankan

    dan meningkatkan pengunjung yaitu dengan melakukan promosi secara langsung

    dengan melakukan berbagai event, dan melakukan promosi tidak langsung melalui

    media elektronik seperti instagram dan facebook. Pihak pengelola selain melakukan

    promosi langsung dan tidak langsung sebagai upaya untuk meningkatkan pengujung

    yaitu dengan menjaga konsistensi rasa dan meningkatkan pelayanan, dan pengunjung

    juga diberi pembelajaran tentang edukasi kopi dari hulu sampai dengan hilirnya.

    “…dan meningkatkan promosi secara langsung, seperti melakukan berbagai

    event dan promosi secara tidak langsung melalui media elektronik seperti

    instagram dan facebook.”(P5, 77-78. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Pengunjung tidak hanya menikmati minuman kopi, tetapi diberi pembelajaran

    tentang edukasi kopi dari hulu sampai dengan hilirnya.”(P2, 79-80.

    Wawancara 14 Maret 2018).

    “Menjaga konsistensi rasa dan meningkatkan pelayanan.”(P5, 81. Wawancara

    14 Maret 2018)

    “Permintaan atau pengunjung disini setau saya sudah lumayan ya, karena

    setau saya kan agrowisata ini belum lama dibuka, tapi para pengunjung yang

    saya tau sudah lumayan banyak dan itu tidak berasal dari dalam wilayah,

    kota, provinsi bahkan sudah ada wisatawan yang dari luar negeri. Saran saya

    yamg penting tetap ditingkatkan lagi promosinya dan harus dengan diimbangi

    penambahan objek wisata, inovasi produk, dan pelayanannya harus

    ditingkatkan, serta menjaga produk agar tetap berkualitas itu sangat penting.

    Dengan begitu otomatis para wisatawan akan meningkat”.(P8, 82-87.

    Wawancara 26 Maret 2018)

    Kondisi permintaan nusantara dan mancanegara yang ada di agrowisata kopi

    Sirap sampai saat ini memang belum terlalu banyak, namun keduanya memiliki

    kesamaan, yaitu mereka berwisata hanya untuk sekedar mengisi waktu luang dan

    menikmati suasana agrowisata, penasaran dengan tempat agrowisata, penasaran

    dengan produk kopi dan makanan, belajar tentang kopi dari awal tanam sampai

    dengan pasca panen dan pengolahannya, namun untuk pelayanannya berbeda.

    “Dari kedua wisatawan baik itu lokal atau luar negeri mereka kebanyakan

    berwisata untuk menikmati suasana yang ada disini mbak,nongkrong-

    nongkrong atau mengisi waktu luang, ada juga yang belajar tentang

    pengolahan kopi atau penyajian kopi. Tetapi biasanya kalau untuk anak-anak

    sekolah lebih difokuskan pada edukasi kopi atau budaya yang ada disini. Segi

  • 46

    pelayanan untuk wisatawan lokal terkadang malah lebih repot dibandingkan

    dengan wisatawan luar mbak karena terkadang wisatawan lokal itu ada yang

    tidak sabaran tetapi kalu wisatawan lokal lebih gampang karena mereka

    cenderung lebih menikamati dari semuanya baik itu tempat sampai pelayanan

    kami.”(P3, 88-94. Wawancara 14 Maret 2018)

    Dalam mempertahankan dan meningkatkan pengunjung pihak pengelola

    agrowisata melakukan berbagai promosi dan mempertahankan kualitas dan kuantitas

    produk dan jasa mereka, sesuai yang disampaikan dengan key informant.

    “Upaya yang dilakukan pengelola untuk mempertahankan dan menigkatkan

    pengujung yaitu dengan melakukan promosi langsung dan tidak langsung dan

    mereka juga mempertahankan kualitas dan kuantitas produk dan

    pelayanan”(K1, 95-97. Wawancara 24 Oktober 2018)

    3. Strategi Daerah Agrowisata dan Pesaing

    a. Strategi Daerah Agrowisata

    Faktor sratategi Agrowisata merupakan faktor yang ditunjang pengelola

    agrowisata dengan tujuan untuk melengkapi sarana dan prasarana agrowisata kopi

    Sirap. Strategi Daerah Agrowisata diperlukan karena akan menstimulasi industri atau

    perusahaan terkait untuk melakukan inovasi, efektivitas, dan meningkatkan kualitas

    produk yang dihasilkan. Semakin baik strategi yang dimiliki pemerintah

    daerah/perusahaan, maka akan semakin tinggi kemampuan sektor agrowisata untuk

    berdaya saing. Faktor ini terdiri dari indikator infrastruktur agrowisata.

    Strategi yang dilakukan oleh pihak pengelola agrowisata yaitu dengan

    melakukan pelatihan sumber daya manusia dan pihak pengelola juga melakukan

    promosi dengan cara bekerjasama dengan pihak lain.

    “Ada. Bintek, sebagai guide, resepsionis, pelatihan sebagai juru masak yang

    profesional.”(P2, 98. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Pelatihan pelayanan prima, pelatihan barista dan pelatihan pemasaran.

    Diadakan studi banding setiap sebulan sekali untuk bertukar pikiran ke tempat

    wisata yang berbeda-beda dan belum terekspos tapi peminat banyak.”(P3, 99-

    101. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Ada. dinas terkait, komunitas-komunitas, sekolahan, PAUD sampai

    perguruan tinggi, BUMN, PT.”(P1, 102. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Menjalin dengan instansi (Bank, biro travel).Untuk bimbingan

    pengembangan Sumber Daya Manusia BCA dan Telkom akan membantu demi

  • 47

    kemajuan wisata ini, orang yang mendirikan usaha-usaha seperti kedai juga

    melakukan kerjasama dengan kami.”(P4, 103-105. Wawancara 14 Maret

    2018).

    “Dengan menunjukkan sikap 5S “Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun,

    dengan hal itu mereka akan merasakan kenyamanan sehingga pengunjung

    merasa tertarik, yang disebabkan oleh pelayanan yang baik.”(P3, 106-108.

    Wawancara 14 Maret 2018).

    Upaya yang dilakukan pengelola agrowisata selain melakukan pelatihan

    sumber daya manusia dan melakukan promosi, strategi lain yang dilakukan yaitu

    dengan melibatkan masyarakat setempat pada saat melakukan pembenahan

    infrastruktur jalan, kebersihan tempat wisata, perawatan tanaman yang dilakukan

    satu minggu sekali, menambah sarana dan prasarana serta meningkatkan pelayanan.

    “Ya. Melaksanakan kebersihan tempat wisata satu minggu sekali, merawat

    tanaman satu minggu sekali.”(P6, 109. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Pengelola wisata selalu berupaya menciptakan inovasi yang didaerah lain

    belum ada, pengelola selalu menjaga, berpegang pada Sapta Pesona”.(P2,

    110-111. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Kita berupaya untuk menciptakan inovasi-inovasi yang bisa menarik

    pengunjung, amunisi-amunisi yang setiap saat bisa diledakan sebagai kejutan

    pengunjung”.(P2, 112-113. Wawancara 14 Maret 2018)

    “Musyawarah mencari strategi seperti meningkatkan rasa memiliki terhadap

    agrowisata, berupaya untuk menciptakan inovasi yang bisa menarik

    pengunjung”.(P1,114-115. Wawancara 14 Maret 2018)

    “..dengan cara melakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dengan semua

    kompetitor yang ada disekeliling dan memberikan monuver-monuver dengan

    hal-hal baru secara berkala”.(P4, 116-117. Wawancara 17 Maret 2018)

    “Implementasi: kerjasama dan sama-sama kerja dari semua pihak yang terkait

    terhadap objek wisata dan membuat produk-produk yang kreatif, pembuatan

    resort kopi, gazebo, gardu pandang, dan memperkuat team work dan

    keramahan.”(P4, 118-120. Wawancara 14 Maret 2018)

    Pengelola agrowisata kopi juga melakukan strategi untuk pemeliharaan lokasi

    objek wisata dengan segala sarana dan prasarana yang tersedia agar terpelihara

    dengan baik, sebagaimana yang disampaikan oleh key informant 1.

    “diberi petunjuk dan didampingi, di beri penjelasan untuk menyelamatkan

    alam. Merawat dan merenovasi sarpras agar tetap dalam kondisi yang baik

  • 48

    serta aman dan nyaman bagi wisatawan.”(K1,121-122. Wawancara 24

    Oktober 2018).

    “Strategi daerah untuk agrowisata ini sudah bagus karena dengan adanya

    tulisan-tulisan yang bertujuan sebagai petunjuk arah dan terdapat beberapa

    reklame tentang pemeliharaan lingkungan dan satwa liar, itu menurut saya

    strategi yang baik karena disini dengan adanya petujuk arah yang ada kita

    tidak akan kebingungan pada saat berkeliling agrowisata dan untuk tulisan-

    tulisan yang lain itu juga menurut saya kreatif, soalnya ada beberapa tulisan

    yang bermaksud sebagai nasehat, kemudian untuk reklame yang ada juga akan

    menyadarkan setiap pengunjung, karena menurut saya agar tetap menjaga

    lingkungan dan melindungi satwa liar”.(P8, 123-129. Wawancara 26 Maret

    2018)

    Peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat setempat terkait sikap dan

    perilaku, dukungan masyarakat dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya

    agrowisata kopi sirap,sebagai pendukung penyusunan strategi dengan hasil yang

    telah dihasilkan sebagai berikut :

    a. Sikap dan Perilaku Masyarakat

    Sikap dan perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap adanya agrowisata

    kopi di dusun sirap, karena dalam pengelolaan agrowisata pengelola juga melibatkan

    masyarakat setempat diberbagai kegiatan, seperti kebersihan lingkungan objek

    wisata. Adanya interaksi yang terjalin antara masyarakat setempat dengan

    pengunjung merupakan nilai tersendiri yang diperoleh pengelola agrowisata.

    Interaksi yang terjadi antara masyarakat setempat dengan pengunjung biasanya

    masyarakat menyapa kepada pengunjung yang datang.

    “ya. Karena adanya pengunjung dapat memperkenalkan budaya dan edukasi

    kopi di dusun kami, saya juga tidak merasa terganggu justru kami merasa

    bangga karena beberapa pengunjung adalah pejabat pemerintahan. Kami

    berusaha beriskap ramah terhadap mereka, walau hanya sekedar

    senyum.”(P6,130-132. Wawancara 14 Maret 2018).

    b. Dukungan Masyarakat

    Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk memajukan pengembangan

    agrowisata, karena dengan adanya dukungan masyarakat tentang ide atau inisiatif

    untuk meningkatkan daya saing agrowisata. Masyarakat perlu berpartisipasi dalam

    pengembangan agrowisata dengan cara terlibat dan bekerja sama dengan pihak-pihak

  • 49

    terkait agar wisata mampu berdaya saing dengan wisata yang lainnya. Masyarakat

    perlu terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan upaya pengelolaan konservasi

    lingkungan objek wisata. Hasil wawancara yang peneliti lakukan mengenai

    dukungan masyarakat terhadap salah satu partisipan masyarakat beliau mengatakan

    setuju dan perlu mengenai pertanyaan yang peneliti ajukan.

    “Saya setuju jika masyarakat ikut terlibat dengan pihak-pihak terkait untuk

    pengembangan agrowisata, seperti ikut terlibat dengan adanya

    penyuluhan.”(P6, 133-134. Wawancara 14 Maret 2018)

    “Setuju, dengan adanya keterlibatan masyarakat yang berkaitan dengan upaya

    pengelolaan konservasi lingkungan, karena kita jadi bersama-sama untuk

    memajukan wisata kami.”(P7,135-136. Wawancara 14 Maret 2018)

    c. Manfaat dan Peningkatan Ekonomi yang diperoleh Masyarakat dengan

    Adanya Agrowisata

    Tabel 5.1 Manfaat dan peningkatan ekonomi yang diperoleh masyarakat dengan

    adanya agrowisata

    No. Pertanyaan Ada Tidak

    Ada

    Pernyataan Partisipan

    1. Apakah dengan adanya

    agrowisata ini dapat

    meningkatkan kesempatan kerja

    √ “Dengan adanya agrowisata dapat

    menambah kesempatan kerja

    karena yang mengelola selain anggota kelompok tani juga

    melibatkan karang taruna

    disini.”(P6, 137-138 Wawancara

    14 Maret 2018) 2. Apakah dengan adanya

    agrowisata juga meningkatkan peluang usaha ?

    √ “Iya,ada karena dengan adanya

    agrowisata dapat menambah peluang usaha karena dari ibu-ibu

    PKK jadi lebih bisa berinovasi

    membuat makanan yang kemudian ikut dipasarkan di

    agrowisata.”(P7, 139-140

    Wawancara 14 Maret 2018) 3. Apakah adanya agrowisata kopi

    dapat meningkatkan ekonomi

    keluarga atau masyarakat ?

    √ “Iya, karena dulu sebelum

    dibukanya agrowisata ekonomi

    keluarga atau masyarakat sini hanya mengandalkan pendapatan

    dari hasil kopi.”(P6, 141-142

    Wawancara 14 Maret 2018) 4. Apakah adanya agrowisata ini

    menjadikan keterampilan/inisiatif

    masyarakat ini meningkat ?

    √ “Iya, sejak adanya agrowisata

    ketrampilan dan inovasi untuk

    masyarakat dan pengelola

    agrowisata jadi meningkat.”(P6,

  • 50

    143-144 Wawancara 14 Maret

    2018)

    5 Dengan adanya agrowisata ini apakah meningkatkan nilai jual

    barang dan jasa ?

    √ “Iya, tentu meningkatkan nilai jual barang, karena dulu sebelum

    ada agrowisata masyarakat hanya

    menjual kopi kering saja, setelah

    adanya agrowisata sekarang ini kopi tidak hanya dijual dalam

    bentuk kopi kering tetapi sudah di

    buat dalam kopi bubuk bahkan sekarang sudah dibuat berbagai

    inovasi dalam bentuk minuman

    dan berbagai jenis kopi kering.”

    (P6, 145-148 Wawancara 14

    Maret 2018) Sumber : Hasil wawancara, 2018

    Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya agrowisata yang berada di Dusun

    Sirap memberikan manfaat kepada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan

    ekonomi, dengan meningkatkan kesempatan kerja, peluang usaha, meningkatkan

    ekonomi keluarga, meningkatkan keterampilan dan inisiatif masyarakat, serta

    meningkatkan nilai jual barang dan jasa.

    Selain menyajikan tabel diatas, peneliti juga memperoleh masukan dan saran,

    masyarakat setempat mengenai pengelolaan agrowisata kopi.

    “Tingkatkan lagi profesionalitas kerja, layani konsumen dengan sebaik

    mungkin, jangan lupa senyum, sapa, salam, bagi yang edukasi berikan

    pengetahuan yang bermanfaat.(P7,149-150. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Fasilitas mungkin masih kurang memadai baik dari pelayanan, tempat, dan

    akses jalan dsb. Maka dari itu perlu adanya perbaikan agar agrowisata di

    dusun kami lebih maju.”(P6,151-152. Wawancara 14 Maret 2018).

    Harapan masyarakat tentang keberadaan agrowisata kopi.

    “Semoga dengan adanya agrowisata kopi dapat mengenalkan macam cita rasa

    kopi dan terutama bagi yang edukasi perkebunan dapat mendidik generasi

    muda dalam berkebun kopi.”(P7,153-154. Wawancara 14 Maret 2018)

    “Lebih dikenal banyak orang sehingga pengunjung lebih meningkat untuk

    kemajuan agrowisata kopi di dusun kami.”(P6,155-156. Wawancara 14 Maret

    2018).

  • 51

    Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, sependapat dengan key

    informant bahwa masyarakat dusun sirap bersikap dan berperilaku baik dengan para

    pengunjung, kebanyakan masyarakat juga setuju dengan adanya keterlibatan

    masyarakat dengan pihak-pihak terkait yang bertujuan untuk mengembangkan dan

    memajukan agrowisata, serta masyarakat juga banyak yang setuju dengan adanya

    keterkaitan masyarakat dengan adanya upaya pengelolaan konservasi lingkungan

    objek wisata.

    “Selama saya menjadi penyuluh disini dan melihat masyarakat disini

    kebanyakan dari mereka bersikap baik terhadap semua orang yang berkunjung

    disini, karena dulu sebelum adanya agrowisata ini mereka juga sudah bersikap

    ramah. Dan dari yang saya lihat sekarang setelah adanya agrowisata ini

    mereka juga banyak yang setuju dan mendukung adanya agrowisata.”(K1,157-

    160. Wawancara 25 Oktober 2018)

    b. Pesaing

    Banyaknya tempat wisata yang ada di dekat agrowisata kopi sirap

    menyebabkan terjadinya persaingan. Ada beberapa tempat wisata yang menjadi

    pesaing agrowisata kopi sirap, seperti Puncak Kelir, Coffe eva dan Banaran Kopi.

    Dalam mengahadapi pesaing yang ada, pihak agrowisata kopi sirap berupaya untuk

    terus mengembangkan inovasi dan kratifitas. Selain itu upaya yang dilakukan yaitu

    dengan meningkatkan promosi secara langsung dan tidak langsung, mengadakan

    event ciri khas sirap, menjaga kualitas objek wisata dengan mempertahankan dan

    memelihara sarana-prasarana yang ada serta menjaga dan meningkatkan kualitas dan

    kuantitas produk dan pelayanan.

    “Dalam menghadapi pesaing yang ada kami pihak pengelola bekerjasama

    dan berupaya untuk mengembangkan inovasi secara terus-menerus

    (kaizen).”(P3, 161-162. Wawancara 24 Oktober 2018)

    “Kami juga sering melakukan berbagai event yang menjadi ciri khas sirap,

    jadi kami selain melakukan promosi dengan media sosial dan menggunakan

    brosur, kami melakukan event tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan

    pengunjung”.(P4, 163-165. Wawancara 24 Oktober 2018)

    “Pihak pengelola juga melakukan perawatan tempat wisata beserta sarpras

    yang ada, tidak hanya itu kami juga sering melakukan kebersihan dan

    perawatan kebun setiap seminggu sekali dan untuk mempertahankan

  • 52

    produk kami, kami berusaha menjaga kualitas produk kami dengan cara

    menjaga dari kelembaban yang bertujuan untuk mempertahankan cita rasa

    dari kopi kami dan untuk mempertahankan kualitas pelayanan kami selalu

    melakukan budaya 5s yaitu dengan senyum, sapa, salam, sopan, santun dan

    kami juga terus belajar atau berlatih sebagai pelayan yang berkualitas

    baik, serta berusaha untuk membuat inovasi.” (P3, 166-172. Wawancara 24

    Oktober 2018)

    Dalam menghadapi pesaing-pesaing yang ada, pihak pengelola berupaya untuk

    mengembangkan inovasi, melakukan sistem ATM (amati, tiru, modifikasi), selain itu

    pihak pengelola juga melakukan event-event yang tidak ada di tempat wisata yang

    lain, serta pihak pengelola berusaha untuk tetap berkomitmen menjaga dan

    mempertahankan kualitas dan kuantitas produk mereka. Pihak pengelola juga tetap

    terus belajar untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka dengan sering berlatih

    dengan berbagai latihan seperti, pelayanan prima, pelatihan sebagai barista, dan juru

    masak professional.

    “Iya, mereka terus melakukan inovasi dan melakukan ATM untuk produk

    mereka, melakukan event khas sirap sebagai penunjang promosi dan untuk

    meningkatkan SDM-nya mereka terus berlatih dengan berbagai pelatihan, mereka

    juga berkomitmen untuk menjaga dan mempertahankan produk kopi mereka.”(K1,

    173-176. Wawancara 25 Oktober 2018)

    4. Industri Pendukung Terkait

    Adanya industri pendukung terkait sangat berpengaruh terhadap agrowisata

    kopi, karena dengan adanya industri pendukung wisatawan tidak hanya menikmati

    pemandangan disekitar kebun kopi dan produk olahan yang di sediakan, tetapi

    pengunjung bisa secara langsung belajar bagaimana caranya mengolah biji kopi

    menjadi kopi bubuk. Adanya industri pendukung juga berpengaruh terhadap para

    pengunjung agrowisata kopi sirap,hal tersebut disampaikan oleh Key Informant dan

    partisipan pada saat wawancara.

    “Ya.Karena setiap pengunjung bertujuan berwisata dan menikmati hasil

    industri.Disamping berwisata para pengunjung juga bisa belajar dan melihat

    langsung proses pembuatan bubuk kopi sehingga selain berwisata mereka

    dapat juga beredukasi”(P2, 177-179 Wawancara 14 Maret 2018).

    “Sangat berpengaruh terhadap pengunjung,karena para pengunjung banyak

    yang berminat untuk melihat dan belajar secara langsung bagaimana

  • 53

    pengolahan bubuk kopi yang dapat meningkatkan minat pengunjung.”(P5, 180-

    182 Wawancara 14 Maret 2018).

    “Tempat produksi kopi yang dimiliki sudah memadai, karena sudah dilengkapi

    dengan berbagai alat pengolahan sampai dengan pengemsan kopi,

    seperti,oven, huller, grading, roasting, grinding, zipper lock,one way

    degassing valve, stand up pouch, side gusset pouch, flat bottom

    pouch.”(K1,183-185. Wawancara 25 Oktober 2018)

    Adanya industri pendukung dapat memberikan penghasilan yang lebih kepada

    masyarakat karena di dalam industri kopi di Dusun Sirap tidak hanya melayani di

    tempat agrowisata tetapi industri kopi tersebut juga melayani pemesanan di daerah

    sekitar maupun diluar daerah yang berupa biji kopi kering (ose) maupun bubuk kopi.

    “Untuk pemesanan kopi di daerah sekitar biasanya diantar oleh pengelola

    yang bertugas di bagian pemasaran tetapi bisa juga di ambil langsung di

    tempat produksi kopi.Namun untuk pemesanan di luar daerah atau luar pulau

    biasanya menggunakan jasa pengiriman dan untuk biaya pengiriman di

    sesuaikan dengan jasa pengiriman.”(P1,186-189. Wawancara 14 Maret 2018).

    Dalam industri pendukung yang dikelola kelompok tani Rahayu IV, terdapat

    beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam pengolahan kopi pada saat

    memproduksi bubuk kopi sebagai produk pendukung agrowisata sebagaimana yang

    telah di sampaikan oleh partisipan sebagai berikut:

    “Ada. Apabila pengunjung banyak yang pesan tapi untuk stok hanya sedikit,

    karna cuaca, penyimpanan bahan baku, mati listrik, kelangkaan gas

    elpiji.(P1,190-191. Wawancara 15 Maret 2018).

    Untuk mensiasati faktor penghambat dalam pengolahan kopi kelompok tani

    Rahayu IV melakukan beberapa upaya agar industri pendukung tetap berjalan sesuai

    yang diharapkan.

    “Penyimpanan yang aman dari kelembapan, sedia alat jensed, persediaan

    elpiji selalu ada (beli cadangan). Selain itu koordinasi dan bekerjasama.”(P1,

    192-193. Wawancara 15 Maret 2018).

    “ Pendapat saya tentang adanya industri pendukung terkait yang ada saat ini,

    itu sangat bagus karena menurut saya agrowisata itu tidak akan berjalan jika

    tidak ada suatu pendukung yang lain, selain sumber daya alam yang ada,

    karena dengan adanya industri yang ada akan meningkatkan minat

    pengunjung untuk berkunjung dan pasti mereka akan penasaran dengan

    bagaimana sih cara pengolahan kopi yang mereka nikmati ditengah-tengah

    perkebunan kopi secara langsung dan menghasilkan rasa, aroma yang nikmat,

  • 54

    untuk sarannya yang penting pihak pengelola harus terus mengembangkan

    inovasi dan tetap konsisten dalam menjaga kualitas dan kuantitas produk

    mereka”.(P8, 194-200. Wawancara 26 Maret 2018)

    Industri pendukung terkait yang ada di agrowisata kopi sirap tidak hanya

    industri kopi, tetapi masih ada beberapa industri pendukung yang terkait, seperti

    industri media sosial, berbagai komunitas (trail, vespa), dan sektor pendidikan.

    Industri media sosial yang menjadi pendukung agrowisata kopi sirap, yaitu

    facebook, instagram, email, whatsapp, dan beberapa stasiun televisi nasional.

    Industri media sosial berperan penting dalam mendukung promosi agrowisata kopi

    secara tidak langsung.

    “Untuk menunjang peningkatan permintaan pengunjung, kami menggunakan

    media sosial sebagai promosi yang kami lakukan, seperti instagram, facebook,

    email, WA, dan beberapa stasiun televisi, diantaranya KompasTV, dan

    MNCTV”.(P4, 201-203. Wawancara 24 Oktober 2018)

    “Selain melakukan promosi dengan media elektronik atau media sosial, kami

    juga bekerjasama dengan berbagai komunitas-komunitas, seperti komunitas

    trail, vespa dan komunitas pendidikan seperti pendidikan PAUD, sampai

    perguruan tinggi, dan para kelompok tani”. (P5, 204-206. Wawancara 24

    Oktober 2018)

    “Kami juga bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk mempromosikan objek

    wisata seperti bekerjasama dengan dinas terkait, yaitu dinas pembinaan, BCA

    pelatihan peningkatan SDM”.(P1, 207-208. Wawancara 24 Oktober 2018)

    Sependapat dengan partisipan, key informant mengatakan bahwa pihak

    agrowisata bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pengunjung,

    dengan adanya industri pendukung terkait, seperti yang telah disampaikan oleh para

    partisipan.

    “Sebagai industri pendukung terkait, pihak agrowisata tidak hanya memiliki

    tempat produksi bubuk kopi, tetapi mereka bekerjasama denga berbagai

    komunitas mulai dari komunitas seperti trail dan vespa, komunitas pendidikan

    seperti, PAUD sampai dengan perguruan tinggi, bekerjasama dengan BCA

    untuk peningkatan kualitas SDM, serta bekerjasama dengan media sosial dan

    beberapa stasuin televisi nasional, semua itu yang bertujuan untuk

    meningkatkan promosi.”(K1, 209-213. Wawancara 25 Oktober 2018)

  • 55

    5.2 Analisis Eksternal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap

    Menggunakan Pendekatan Diamond Model

    Pada penelitian Analisis daya saing agrowisata kopi sirap, selain meneliti

    tentang faktor internal yang menjadi tolok ukur daya saing agrowisata, peneliti juga

    meneliti tentang faktor eksternal daya saing agrowisata kopi sirap yaitu, peran

    pemerintah dan peran peluang yang secara tidak langsung mempengaruhi daya saing

    agrowisata kopi sirap.

    a. Peran Pemerintah

    Pada faktor peran pemerintah secara tidak langsung mempengaruhi daya saing

    agrowisata kopi dengan memberikan kebijakan kepada masyarakat atau petani kopi

    di Dusun Sirap untuk membudidayakan kopi dalam jangka panjang. Pemerintah

    sangat berperan dalam program penyuluhan yang di berikan kepada kelompok tani

    Rahayu IV dan pengelola agrowisata untuk pengembangan dan untuk meningkatkan

    daya saing agrowisata.

    Dalam hal ini pemerintah berperan dalam menyediakan program kerja khusus

    yang diberikan kepada para pegawai agrowisata sehingga kualitas dan kinerjanya

    lebih meningkat.

    “Ada. Bintek, sebagai guide, resepsionis, pelatihan sebagai juru masak yang

    profesional.”(P2,214. Wawancara 14 Maret 2018)

    “Pelatihan pelayanan prima, pelatihan barista dan pelatihan pemasaran.

    Diadakan studi banding setiap sebulan sekali untuk bertukar pikiran ke tempat

    wisata yang berbeda-beda dan belum terekspos tapi peminat banyak.”(P3,215-

    217. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Dari dinas pembinaan, dari BUMN yaitu, sarana dan prasarana

    perkembangan agrowisata, seperti adanya jalan menuju lokasi, tempat parkir,

    tempat ibadah, tempat sampah, dan toilet.BCA memberikan pelatihan

    peningkatan SDM, seperti melakukan pelatihan pelayanan prima, pelatihan

    barista, ”(K1,218-221. Wawancara 25 Oktober 2018).

    Program-program pengembangan yang dilakukan untuk membenahi agrowisata

    tidak hanya pengembangan Sumber Daya Manusia, tetapi juga pengembangan sarana

    dan prasarana dari pemerintah.

  • 56

    “Dari pemerintah diantaranya alat teknologi yang mendukung peningkatan

    objek wisata dalam pengolahan biji kopi yaitu, huller, alat roasting, dll).”(P2,

    222-223. Wawancara 14 Maret 2018).

    “Menurut saya peran pemerintah disini sudah baik dalam memberikan

    berbagai program pelatihan, hanya sebagai saran sih, para pegawai harus

    terus berlatih agar kualitas mereka itu meningkat dan semakin bagus, dan

    jangan sampai mereka hanya mengandalkan program pelatihan yang

    pemerintah berikan dan pemerintah juga sudah mendukung untuk

    membudidayakan kopi, yang secara tidak langsung pemerintah mendukung

    dengan adanya pemeliharaan lingkungan.”(P8, 224-228. Wawancara 26 Maret

    2018)

    Pemerintah memberikan berbagai dukungan kepada pihak agrowisata kopi

    sirap yaitu dengan memberikannya program-program kerja dan berbagai dukungan

    dengan memfasilitasi alat-alat pengolahan kopi. Sependapat dengan yang dikatakan

    oleh key informant.

    “Dalam peran ini pemerintah berperan memberikan berbagai program kerja

    khusus kepada pengelola dan memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung

    pengembangan pengolahan produk kopi”.(K1,229-230. Wawancara 25

    Oktober 2018)

    b. Peluang

    Peran peluang dapat menciptakan lingkungan daya saing baru dan selanjutnya

    akan meningkatkan daya saing , seperti yang terjadi di Dusun sirap. Dibukanya

    agrowisata di dusun sirap menimbulkan banyak peluang, seperti pelung untuk

    masyarakat, peluang usaha, peluang kesempatan kerja, peluang lokasi, dan peluang

    finansial. Adanya peran peluang tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat dusun sirap.

    “Dengan dibukanya agrowisata edukasi kopi dan budaya merupakan salah

    satu peluang yang menguntungkan bagi masyarakat dusun sirap karena

    dengan adanya agrowisata kopi kesejahteraan dan pendapatan masyarakat

    dusun sirap meningkat.”(P1,231-234. Wawancara 19 Maret 2018).

    “..serta dapat menimimalkan jumlah pengangguran dengan terjadinya

    penyerapan tenaga kerja, dan agrowisata kopi sirap merupakan sebuah

    inovasi yang di ciptakan oleh kelompok tani Rahayu IV dan masyarakat di

    dusun Sirap.”(P2,235-237. Wawancara 19 Maret 2018).

  • 57

    “Dengan adanya agrowisata ini dapat meningkatkan kesempatan kerja,

    meningkatkan peluang usaha, meningkatkan ekonomi keluarga dan

    masyarakat, meningkatkan keterampilan/inisiatif masyarakat, serta dapat

    meningkatkan nilai jual barang dan jasa.”(P7,238-240. Wawancara 19 Maret

    2018).

    “Lokasi mendukung (nyaman untuk bersantai),karna walaupun jauh (dilereng

    gunung kelir)namun tetap banyak yang mencari.” (P1,241-242. Wawancara 6

    Juni 2018)

    “Selain lokasinya nyaman untuk bersantai, lokasinya juga tepat karena

    agrowisata ini berada langsung ditengah-tengah perkebunan kopi”.(P5,243-

    244. Wawancara 6 Juni 2018)

    “untuk prospek finansial khususnya kopi itu menjanjikan karna banyak disukai

    dibanyak kalangan, karna untuk saat ini kopi tidak hanya dikonsumsi tetapi

    sudah banyak digunakan juga dalam kecantikan” (P1,245-247. Wawancara 6

    Juni 2018)

    “peluang pemerintah yaitu mendukung dan memfasilitasi sarana dan

    prasarana, seperti jalan pemerintah desa, peralatan meracik kopi, peralatan

    promosi, dan memberikan pelatihan SDM kepada para karyawan, seperti

    dalam pelayanan dan barista.” (P1,248-250. Wawancara 6 Juni 2018)

    “Berkaitan dengan peran peluang, menurut saya agrowisata ini sangat

    berpeluang ya karena kan trend masyarakat saat ini adalah berwisata dengan

    tema alam dan untuk kopi sendiri juga baru terkenal-terkenalnya kan

    istilahnya emang agrowisata dan kopi itu baru booming, apalagi bagi mereka

    yang memang suka nongkrong atau berwisata sambil menikmati kopi, terlebih

    lagi bagi mereka yang emang bener-bener pecinta kopi. Walaupun tempatnya

    jauh ini ya..yang namanya sudah cinta ya tetep didatangi, istilahnya kan

    gitu,hehe…”(P8, 251-256. Wawancara 26 Maret 2018)

    Key informant mengatakan bahwa dengan dibukanya agrowisata kopi sirap

    dapat memberikan berbagai peluang kepada masyarakat, dan dapat meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat dusun sirap. Tak hanya berpeluang untuk masyarakat

    tetapi berpeluang terhadap pemerintah.

    “Adanya agrowisata saat ini sangat berpelung besar terhadap masyarakat,

    karena dapat menjadikan masyarakat lebih berinovatif sehingga bisa

    memberika peluang usaha dan dapat memberikan kesempatan kerja kepada

    masyarakat. Dalam hal ini tak hanya masyarakat yang mendapatkan peluang,

    tetapi pemerintah juga berpeluang, seperti pemerintah menfasilitasi sarpras,

    berupa alat-alat pengolahan kopi dan juga memberikan pelatihan SDM

    kepada pihak pengelola.”(K1,257-261. Wawancara 25 Oktober 2018)

  • 58

    Sedangkan peran peluang sendiri sangat berpengaruh terhadap peningkatan

    pendapatan agrowisata karena dengan adanya peluang, tidak hanya para pengunjung

    yang datang ke agrowisata tetapi juga banyak pengunjung yang berlangganan untuk

    membeli produk kopi sirap. Salah satunya yaitu Bapak “J” yang menjadi Key

    Informant, beliau mengatakan bahwa :

    “Sebagai salah satu pelanggan kopi sirap, saya merasa puas dengan

    pelayanan dan penyadiaan barang yang disediakan, karena dari saya

    berlangganan selama 1 (satu) tahunan ini respon penjualnya cepat dan selalu

    memuaskan. Segi kualitas kopi sirap sudah sangat layak sekali, baik dari segi

    harga dan produk yang dijual, sudah bisa menyamai produk kopi daerah lain.

    Prospek industri kopi sirap cukup menjanjikan. Apalagi jika didukung dengan

    adanya agrowisata khusus kopi sirap dengan menyediakan paket wisata ke

    kebun kopi dan melihat langsung proses pengolahan pasca panen. Dengan

    meningkatnya permintaan kopi sirap, otomatis akan meningkatkan

    kesejahteraan petani kopi disana.” (K2,262-269. Wawancara 24 Juli 2018)

    Key Informant selain berpendapat tentang kepuasan sebagai pelanggan dari

    segi kualitas dan harga, beliau juga memberikan masukan dan saran kepada kopi

    sirap.

    “Lebih ditingkatkan lagi dari segi kualitas dan kuantitas produksi kopinya dan

    bisa meningkatkan keahlian pengolahan pasca panen”.(K2,270-271.

    Wawancara 24 Juli 2018)

    5.3 Ringkasan Daya Saing Agrowisata Kopi Sirap Berdasarkan Model Porter’s

    Diamond

    Setelah melakukan analisis terhadap daya saing agrowisata Kopi Sirap

    berdasarkan faktor yang dibentuk maka dapat kita lihat faktor yang masih

    memerlukan perbaikan untuk meningkatkan daya saing disetiap variabelnya. Tanda

    positif (+) menunjukkan daya saing dari faktor tersebut sudah cukup baik,sedangkan

    tanda negatif (-) menunjukkan daya saing dari faktor tersebut masih perlunya

    pengembangan atau strategi lebih dari pengelola.

  • 59

    Keterangan :

    Tanda (-): Indikator yang masih memerlukan perbaikan untuk meningkatkan

    daya saing agrowisata kopi

    Tanda (+): Indikator yang sudah cukup baik untuk meningkatkan daya saing

    agrowisata kopi

    Gambar 5.1.Analisis Porter’s Diamond

    (Sumber: Porter,1990)

    a. Kondisi Faktor Agrowisata

    Pada kondisi faktor yang diwakili oleh jumlah objek wisata dan kondisi tenaga

    kerja agrowisata. Agrowisata kopi sirap berdaya saing cukup baik. Dengan indikator

    kondisi objek wisata yang meliputi jalan masuk agrowisata, tempat parkir, gubug

    bersantai, spot foto, wisata air, sarana-prasarana agrowisata, seperti tempat ibadah,

    toilet, tempat sampah, dan beberapa reklame peringatan untuk menjaga kebun wisata

    dan larangan berburu hewan liar. Namun pada variabel ini masih perlu penambahan

    berbagai objek wisata. Struktur agrowisata yang terdiri dari anggota kelompok tani

    dan karang taruna yang berjumlah 18 orang pengelola, sudah memadai karena sudah

    sering melakukan berbagai pelatihan pelayanan. Dalam penambahan jumlah objek

    wisata bisa dilakukan beriringan dengan peningkatan kualitas SDM agrowisata,

    sehingga tercipta tenaga kerja agrowisata yang berkualitas baik.

    b. Kondisi Permintaan Agrowisata

    Strategi Daerah dan

    Pesaing Agrowisata

    ˗ Kondisi Infrastruktur (+)

    -Upaya persaingan (+)

    Kondisi Faktor Agrowisata

    ˗ Objek Wisata (-) ˗ Kondisi Tenaga Kerja Agrowisata

    (+)

    Industri Pendukung

    Terkait

    ˗ Produk atau Barang/Jasa

    (+) ˗ Tempat produksi bubuk

    kopi (produk) (+)

    Peran

    Pemerintah

    Kondisi Permintaan

    Agrowisata

    ˗ wisatawan nusantara (+)

    ˗ wisatawan mancanegara (-)

    Peran

    Peluang

  • 60

    Kondisi permintaan agrowisata yang terdiri dari wisatawan mancanegara dan

    nusantara mampu mendukung daya saing agrowisata. Kondisi permintaan

    memperlihatkan dari data yang sudah ada bahwa dalam kurung waktu 1 tahun

    dengan jumlah wisatawan nusantara sebanyak kurang lebih 1000 pengunjung dan

    jumlah wisatawan mancanegara sebanyak kurang lebih 100 pengunjung, atau jumlah

    wiatawan mancanegara sebanyak 10 persen dari jumlah wisatawan nusantara. Jumlah

    wisatawan yang berkunjung dapat diakibatkan oleh jumlah objek wisata, produk

    yang ditawarkan dan promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola agrowisata.

    Diperlukan pengembangan objek wisata lebih lanjut, pengembangan inovasi, dan

    lebih digiatkannya promosi.

    c. Faktor Strategi Daerah Agrowisata

    Strategi yang dilakukan pihak pengelola agrowisata dalam mengembangkan

    agrowisata sudah baik ,yaitu dengan melibatkan masyarakat setempat pada saat

    melakukan pembenahan infrastruktur agrowisata yang meliputi perbaikan jalan

    menuju agrowisata, kebersihan tempat agrowisata, yang dilakukan setiap satu

    minggu sekali, perawatan dan pemeliharaan sarana-prasarana, melakukan dan

    meningkatkan kreativitas atau inovasi pada objek wisata dan produk. Upaya yang

    dilakukan pihak agrowisata kopi dalam menghadapi persaingan dengan wisata yang

    lain, selain melakukan pembenahan infrastruktur agrowisata yaitu dengan

    meningkatkan promosi dengan diadakannya beberapa event ciri khas sirap dan

    meningkatkan kualitas pelayanan.

    d. Industri pendukung terkait

    Industri pendukung terkait yang diwakili oleh indikator produk atau

    barang/jasa dan tempat produksi bubuk kopi (produk) menunjukkan daya saing yang

    baik. Untuk mempertahankan rasa dari produk bubuk kopi yaitu dengan

    memperhatikan penyimpanan, dengan menjaga produk dari kelembaban. Karena

    dengan adanya produk yang berkualitas dapat menambah tingkat daya saing. Tempat

    produksi kopi sudah memadai karena sudah dilengkapi dengan berbagai alat

    pengolahan kopi sampai dengan pengemasan. Selain tempat produksi kopi sebagai

    pendukung terkait pihak agrowisata juga bekerjasama dengan industri-industri lain,

    diantaranya industri media sosial, beberapa komunitas atau pihak-pihak terkait dan

    sektor pendidikan. Adanya industri pendukung dapat memberikan peningkatan

  • 61

    permintaan dan dapat menambah penghasilan lebih kepada pihak penegelola

    agrowisata dan masyarakat.

    Secara tidak langsung peran pemerintah dan peran peluang mempengaruhi

    daya saing agrowisata kopi, dalam hal ini pemerintah berperan dalam memberikan

    berbagai program penyuluhan dan program kerja khusus, memfasilitasi sarana-

    prasarana, memberikan kebijakan kepada petani kopi dan masyarakat untuk

    membudidayakan kopi jangka panjang. Adanya agrowisata kopi sirap, menjadikan

    peran peluang sangat penting dan masih terbuka lebar, seperti peluang lokasi,

    peluang masyarakat, peluang usaha, peluang finansial dan peluang pemerintah.

    Karena dengan adanya inovasi yang tercipta menjadikan agrowisata kopi sirap dapat

    bersaing dengan tempat wisata yang lainnya.

    5.4 Strategi Kebijakan dengan Bauran Pemasaran (price, product, promotion,

    place)

    Strategi kebijakan yang dilakukan pengelola untuk pengembangan dan

    meningkatkan daya saing agrowisata Kopi Sirap tidak hanya dengan empat faktor

    model Porter’s Diamond, tetapi pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran

    (price, product, promotion, place).

    1. Produk

    Pertama kali yang diterapkan pihak pengelola dalam menerapkan strategi

    bauran pemasaran sehingga tetap bertahan sampai pada saat ini yaitu, harga produk,

    meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa

    pelayanan agrowisata . Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan.

    “oke, untuk masalah harga satu sesuai dipasaran, jadi harga mengikuti

    pasaran, untuk mengikuti pengembangan produk yang dilakukan adalah kaizen

    atau pengembangan terus menerus jadi produk selalu ada inovasi”.(P4, 272-

    274. Wawancara 8 Agustus 2018)

    Pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran yang pertama yaitu harga

    karena dengan harga yang mengikuti harga pasaran dan diimbangi dengan inovasi

    yang terus menerus pada produk mereka.

    Dalam mempertahankan produk pihak pengelola, untuk menghadapi pesaing

    baru yaitu dengan menjaga dan mempertahankan kualitas maupun kuantitas barang

    dan jasa yang mereka pasarkan.

  • 62

    “kami sebisa mungkin tetap konsisten dari segi kualitas yang meliputi rasa,

    warna, aroma, dan kuantitas produk yang kami pasarkan dan jasa untuk jasa

    kami terus belajar dan juga meningkatkan dalam segi pelayangnan yang kami

    berikan kepada setiap pengunjung dengan meminta masukan dari para

    pengunjung supaya kualitas pelayanan kami semakin bagus. Selebih lagi kami

    terus meningkatkan kualitas produk kami semaksimal mungkin dan terus

    berupaya dalam pengembangan inovasi”.(P1,275-280. Wawancara 8 Agustus

    2018)

    Strategi pengembangan produk di agrowisata dapat mengakibatkan adanya

    kenaikan penjualan barang dan jasa.

    “Tentu. Karena dengan adanya pengembangan produk yang kami lakukan

    entah itu di agrowisatanya atau di dalam produk kami yang berupa kopi dapat

    mengakibatkan kenaikan pengunjung, karena dengan adanya pengembangan

    produk dengan melakukan inovasi, kreasi, dan kreatifitas mereka akan

    semakin penasaran khususnya bagi mereka pecinta kopi.”(P4,281-284.

    Wawancara 8 Agustus 2018)

    Strategi bauran pemasaran yang diterapkan pihak pengelola yaitu harga yang

    sesuai dengan pasaran, untuk terus meningkatkan dan mempertahankan produk

    mereka yang meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi,

    dan jasa pelayanan agrowisata terus berupaya dalam pengembangan inovasi,

    sehingga produk mereka tetap bertahan sampai sekarang. Pendapat ini sesuai dengan

    key informant.

    “Strategi yang pertama diterapkan pengelola yaitu harga yang sesuai dengan

    pasaran, sedangkan untuk mempertahankan produk barang dan jasa mereka

    berupaya untuk terus mengembangkan inovasi”.(K1, 285-286. Wawancara 25

    Oktober 2018)

    2. Price

    Harga yang diterapkan pihak pengelola untuk tetap mempertahankan

    produknya, mereka mengikuti harga dipasaran. Harga yang dimaksud meliputi semua

    harga produk barang meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman

    kopi, dan jasa pelayanan agrowisata mereka, jadi pihak pengelola mereka mematok

    harga yang rata-rata atau menengah untuk harga wisatanya karena jika harga yang di

    tetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah mereka tidak akan bisa bersaing dengan

    tempat wisata lainnya. Harga produk kopi mereka juga ditetapkan dengan harga yang

  • 63

    sewajarnya atau sama dengan harga yang ada dipasaran, karena akan sama jika harga

    yang di tetapkan terlalu rendah atau terlalu tinggi dari harga pasaran maka produk

    tidak akan bisa bersaing dengan produk yang lain.

    Strategi atau solusi yang di lakukan oleh pihak pengelola jika penjualan

    mereka menurun pihak pengelola tidak melakukan peningkatan harga, karena

    menurut mereka jika pengunjung mulai menurun tetapi harga ditingkatkan itu

    bukanlah cara yang strategis. Pihak pengelola dalam menangani pengunjung yang

    menurun mereka melakukan solusi yang lebih efektif dan kreatif yaitu dengan

    melakukan “event ciri khas’’ agrowisata Dusun Sirap. Sesuai dengan hasil

    wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu pengelola agrowisata yang

    menjadi partisaipan penelitian.

    “jika pengunjung mulai menurun kita mengadakan sebuah event, jadi ada

    event yang bener-bener menjadi ciri khas sini, misalnya beberapa event yang sudah

    kita adakan salah satunya seperti panen raya kemarin pada tanggal 25-26 Agustus

    2018, kopi peduli yang dilakukan didalam agrowisata atau diluar wilayah

    agrowisata itu merupakan salah satu strategi kami.”(P5, 287-289. Wawancara 28

    Agustus 2018)

    Strategi harga yang pihak pengelola terapkan yaitu dengan harga yang sesuai

    dengan pasaran, sedangkan untuk mengahdapi penurunan pengunjung pihak

    pengelola tidak melakukan kenaikan harga tetapi pihak pengelola mensiasatinya

    dengan mengadakan event yang menjadi ciri khas sirap.

    “Harga yang diterapkan yaitu sesuai harga dipasaran dan untuk solusi jika

    pengunjung mulai menurun pihak pengelola sering mengadakan event yang

    tidak ada di tempat wisata yang lain, yang ditujukan untuk menarik dan

    meningkatkan pengunjung.”(K1, 290-292. Wawancara 25 Oktober 2018)

    3. Place

    Strategi pemasaran tempat yang pihak pengelola agrowisata gunakan untuk

    mempertahankan pengunjung yaitu dengan cara mempertahankan kualitas dari

    tempat wisata tersebut dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat wisata,

    menjaga sarana dan prasarana agrowisata. Pihak pengelola juga melakukan

    pengembangan objek wisata seperti dibuatkan spot foto baru yang berupa jembatan

    gantung, rumah-rumah pohon, dan beberapa tulisan kreatif yang dipasang diarea

    agrowisata.

  • 64

    “Kami pihak pengelola sebisa mungkin melakukan pengembangan untuk

    memajukan agrowisata ini, jadi tidak hanya produk kopi kami yang dilakukan

    inovasi tetapi juga dengan sarana dan prasarana agrowisata supaya para

    pengunjung tidak bosan dengan keadaan agrowisata. Saat ini kami juga

    sedang mengusahakan untuk membangun area outbond dan home

    stay.”(P1,293-296. Wawancara 28 Agustus 2018)

    Pihak pengelola dalam meningkatkan penjualan mereka juga membuka cabang

    kedai kopi yang berlokasi di pinggir jalur utama Ambarawa-Magelang, tepat di dekat

    gang masuk arah agrowisata.

    “dalam meningkatkan penjualan kami juga membuka cabang kedai kopi

    dibawah dekat jalan utama Ambarawa-Magelang, dengan dibukanya kedai

    kopi tersebut penjualan kami mulai meningkat, dan juga mempengaruhi

    peningkatan pengunjung yang akan berwisata karena kebanyakan mereka

    setelah mengunjungi kedai yang ada dibawah mereka penasaran dengan

    agrowisata yang ada di atas”.(P4,297-300. Wawancara 28 Agustus 2018)

    Strategi tempat yang dilakukan pihak pengelola agrowisata untuk

    mempertahankan dan meningkatkan penjualan yaitu dengan cara menjaga kualitas

    tempat dan objek wisata, dan berupaya untuk menambah objek wisata supaya para

    pengunjung tidak bosan, serta pihak pengelola membuka cabang berbentuk kedai

    kopi yang berada tidak jauh dari agrowisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan

    key informant yaitu sebagai berikut :

    “Untuk strategi tempat pihak pengelola saat ini sudah membuka kedai kopi

    yang berada di pinggir jalan utama Ambarawa-Magelang dan untuk

    mempertahan tempat wisata mereka selalu memperhatikan kualitas objek

    wisata dan kebersihan tempat wisata, sedangkan usaha yang dilakukan agar

    pengunjung tidak bosan mereka berupaya untuk berinovasi objek

    wisata”.(K1,301-304. Wawancara 25 Oktober 2018)

    4. Promotion

    Promosi menjadi faktor penting yang mempengaruhi penjualan barang meliputi

    berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa pelayanan

    agrowisata, dengan adanya promosi yang dilakukan akan meningkatkan penjualan

    mulai dari produk sampai dengan jasa. Pihak pengelola agrowisata dalam melakukan

    strategi pemasaran dengan promosi mereka melakukan 2 metode promosi yaitu,

    lansung dan tidak langsung. Promosi secara langsung yang pihak pengelola lakukan

  • 65

    yaitu dengan cara memberikan brosur kepada para pengunjung dan memasang

    pamflet-pamflet di dekat daerah sekitar, selain memberikan brosur dan memasang

    pamflet pihak pengelola juga sering mengadakan event-event supaya lebih menarik

    pengunjung, karena selain sebagai promosi pengadaan event akan meningkatkan

    pendapatan agrowisata. Pihak pengelola agrowisata dalam melakukan promosi secara

    tidak langsung mereka menggunakan media elektronik seperti, instagram, facebook,

    email, stasiun televisi nasional dan media cetak, seperti surat kabar.

    “Dalam promosi kami menggunakan 2 metode yaitu secara langsung dan

    secara tidak langsung. Promosi langsung yaitu dengan cara memberikan

    brosur kepada pengunjung dan kami memsang pamflet-pamflet disekitar jalan

    daerah wisata. Sedangkan untuk promosi yang tidak lansung kami

    menngunakan media elektronik seperti instagram, facebook, dll. Selain itu

    kami juga mengadakan event-event tertentu yang bertujuan untuk

    meningkatkan pengunjung dan untuk memperkenalkan dunia kopi kepada

    masyarakat atau orang yang awam tentang kopi.”(P5,305-310. Wawancara 28

    Agustus 2018)

    Strategi promosi yang digunakan pihak pengelola dengan menggunakan 2

    metode yaitu melakukan promosi langsung dan tidak langsung. Promosi langsung

    yang dilakukan pihak pengelola tidak hanya menggunakan brosur, tetapi pihak

    pengelola juga melakukan event-event yang tidak ada di tempat wisata yang lain.

    Promosi secara tidak langsung pihak pengelola menggunakan berbagai media

    elektronik dan media cetak. Pendapat ini sesuai dengan yang disampaikan oleh key

    informant.

    “Dalam melakukan promosi pengelola agrowisata menggunakan promosi

    langsung dan tidak langsung. Untuk promosi langsung mereka menggunakan

    brosur, stiker, dan sering melakukan acara yang belum ada di tempat wisata

    lain. Tetapi untuk promosi tidak langsung mereka menggunakan media

    elektronik dan media cetak”.(K1, 311-314. Wawancara 25 Oktober 2018)

    BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIFAGROWISATA KOPI5.1 Analisis Internal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap Menggunakan Pendekatan Diamond Model5.2 Analisis Eksternal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap Menggunakan Pendekatan Diamond Model5.3 Ringkasan Daya Saing Agrowisata Kopi Sirap Berdasarkan Model Porter’s Diamond

    Keterangan :Tanda (-): Indikator yang masih memerlukan perbaikan untuk meningkatkan daya saing agrowisata kopi5.4 Strategi Kebijakan dengan Bauran Pemasaran (price, product, promotion, place)

    Strategi kebijakan yang dilakukan pengelola untuk pengembangan dan meningkatkan daya saing agrowisata Kopi Sirap tidak hanya dengan empat faktor model Porter’s Diamond, tetapi pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran (price, product, promotion, pla...