bab 5. analisis daya saing kompetitif agrowisata kopi …€¦ · dengan karang taruna untuk...
TRANSCRIPT
-
41
BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIF
AGROWISATA KOPI
5.1 Analisis Internal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap
Menggunakan Pendekatan Diamond Model
Dalam mengukur daya saing agrowisata kopi di Dusun Sirap menggunakan
pendekatan Diamond Model yang meliputi kondisi faktor agrowisata, kondisi
permintaan agrowisata, strategi perusahaan/struktur dan persaingan agrowisata, dan
industri pendukung terkait. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan empat faktor
yang diambil dari model Porter’s diamond, yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan,
strategi daerah/persaingan dan industri pendukung terkait, serta peran pemerintah
dan adanya peluang yang secara tidak langsung mempengaruhi daya saing
agrowisata kopi sirap.
1. Kondisi Faktor Agrowisata
Kondisi faktor Agrowisata adalah kondisi faktor penentu daya saing yang
terdiri dari dua indikator yaitu kondisi obyek wisata dan kondisi tenaga kerja
agrowisata. Kondisi faktor agrowisata akan menjelaskan bahwa semakin tinggi
kualitas faktor input, maka produktivitas dan daya saing memiliki potensi yang lebih
besar.
Objek wisata yang meliputi jalan masuk agrowisata, tempat parkir, gubug
bersantai, spot foto dan wisata air, sarana-prasarana agrowisata, seperti tempat
ibadah, toilet, tempat sampah, dan beberapa reklame peringatan untuk menjaga
kebun wisata dan larangan berburu hewan liar ditambah dengan kondisi geografis
yang terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dan pemandangan.
“Dengan nuansa kebun kopi dan cita rasa kopi alami, serta kearifan lokal
yang dimiliki, dengan dasar pengembangan objek wisata kopi yang saat ini
menjadi gaya hidup, untuk menjual potensi yang ada bagi wisatawan, serta
tata letak yang sesuai dengan kondisi alam dengan konsep wisata cinta
lingkungan dan memelihara alam, serta keadaan lingkungan yang aman dan
nyaman, dengan dilengkapi semua perlengkapan yang ada disekitar kebon
wisata.”(P1, 16-20. Wawancara 14 Maret 2018)
Adanya sumber daya alam dan sumber daya manusia masyarakat Dusun Sirap
menjadi salah satu faktor bahwa agrowisata kopi Sirap memiliki daya saing dengan
agrowisata yang lain. Namun untuk objek wisata yang dimiliki pihak pengelola
-
42
masih berusaha untuk menambah berbagai objek wisata yang bertujuan agar para
pengunjung agrowisata tidak bosan.
“Masih sangat diperlukannya penambahan wahana wisata seperti, outbond,
diperluasanya tempat parkir, perlunya dibangun home stay dan rencananya
akan dibangun semacam museum kopi. Sampai saat ini kami masih berusaha
dalam mengembangkan agrowisata agar lebih baik lagi dari yang sudah ada”.
(P1,21-24. Wawancara 14 Maret 2018)
“Seperti outbond dan field trip, dibangunnya home stay, perlunya perluasan
tempat parkir dan biro travel.”(P2,25-26. Wawancara 14 Maret 2018).
“SDM dan SDA yang memadai. Untuk SDM sendiri mbak dengan adanya para
pengelola agrowisata saat ini yang sudah berpengalaman dengan mengikuti
berbagai pelatihan yang dilaksanakan setiap sebulan sekali, seperti pelayanan
prima dan menjadi barista serta melakukan studi banding dengan berbagai
tempat wisata dengan tempat wisata yang lain dengan konsep yang hampir
sama, menjadikan SDM yang memadai untuk mengelola agrowisata ini.
Sedangkan untuk SDA-nya meliputi hamparan kebun kopi yang luas dan
berpotensi untuk dijadikan tempat wisata, soalnya walaupun tempatnya jauh
dari jalan raya namun para pengunjung itu tetap mencari keberadaan wisata
kopi disini, karna dengan pemandangan yang masih alami, udara yang masih
sejuk dan nyaman untuk tempat bersantai itu menjadi tujuan utama para
pengunjung.”(P1, 27-35. Wawancara 14 Maret 2018).
“Sudah termasuk memadai dan memiliki kompetensi dalam mengupayakan
pengembangan karena sudah mengikuti berbagai pelatihan.(P3, 36-37.
Wawancara 14 Maret 2018).
Untuk terus meningkatkan daya saing agrowisata kopi sirap pengelola dan
pihak pemerintah daerah bekerjasama untuk menambah jumlah objek wisata agar
dapat menyerap tenaga kerja di sektor pariwisata.
“Ada, dengan dinas yang terkait dan dari pihak non-pemerintahan.”(P2, 38.
Wawancara 14 Maret 2018).
“Kondisi agrowisata disini lumayan baik ya..karena menurut saya sudah
lumayan lengkap, mulai dari fasilitas yang ada, dan saya juga tertarik dengan
adanya wisata edukasi disini karena kita bisa lebih mengetahui tentang dunia
perkebunan kopi mulai dari cara budidayanya sampai pasca panennya, selain
itu kita juga bisa belajar tentang jenis tarian budaya yang ada. Selain kita
berwisata disini kita juga bisa mengetahui atau belajar tentang perkebunan
sekaligus belajar tentang budaya yang ada di Indonesia, jadi istilahnya
wisatanya dapat ilmunya juga dapat. Saran saya untuk agrowisata ini objek
-
43
wisatanya ditambah, misalnya outbond dan kalau bisa diperluas khususnya
untuk area parkir”.(P8 39-45. Wawancara 26 Maret 2018)
Kondisi tenaga kerja agrowisata meliputi, jumlah tenaga kerja, struktur tenaga
kerja yang terdiri dari anggota kelompok tani Rahayu IV dan pengelola Agrowisata.
Jumlah tenaga kerja yang mengelola agrowisata kopi Dusun Sirap adalah anggota
kelompok tani Rahayu IV dan ditambah dengan anggota karang taruna Dusun Sirap.
“jumlah tenaga kerja agrowisata saat ini ada sekitar 18 orang yang terdiri
dari anggota kelompok tani dan karang taruna. Awalnya kami para anggota
kelompok tani mengajak karang taruna disini bekerja sama untuk menggali
potensi yang ada, karena bekerja sama dengan karang taruna akan lebih
memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif.”(P1, 46-49. Wawancara 14 Maret
2018)
“Struktur tenaga kerja yang ada yaitu pengembangan dari kelompok tani
disini. Pada bagian pengembangan usaha di pegang oleh bapak Yusmiadi,
kemudian dari bagian pengembangan usaha di dibentuk struktur organisasi
POKDARWIS yang terdiri dari saya sendiri sebagai ketua Ahmad Rofi’i,
kemudian saya dibantu oleh pelaksana harian yang terdiri dari Nur Anisa
sebagai sekretaris,bendahara bapak Mindarji, bagian marketing ada mas
Tomo dan Pak Sri, dibagian humas pak Darmadi,untuk bagian kretifitas ada
bapak Munardi dan Bapak Sri Gendro, untuk barista kami ada 4 yaitu Anwar
Rohman, Veri, Edy, mas Hafiz dan mbak ana, tapi saat ini yang sudah
mendapat sertifikat barista baru Anwar, Edy dan mas Hafiz. Bagian tata usaha
dipegang oleh bapak Sarmidi dan untuk budidaya ada bapak Suraji dibantu
oleh bapak Purbiyanto dan bapak ngadiyanto. Bagian keamanan dipegang
oleh bapak Agung.” (P2, 50-59. Wawancara 14 Maret 2018)
Manajemen agrowisata kopi sirap yaitu kelompok tani Rahayu IV dan karang
taruna Dusun Sirap.
“Dalam manajemen agrowisata ini kami kelompok tani tetap bekerja sama
dengan karang taruna untuk pengelolaannya, mulai dari proses hulu sampai
dengan hilirnya. Dengan pembagian tugas yang telah ditentukan yaitu dimana
anggota kelompok tani lebih mengetahui tentang budidaya, pengolahan, dan
pengemasannya, sedangkan anggota karang taruna lebih kepada pemasaran
dan pelayanannya atau sebagai barista”. (P2, 60-64. Wawancara 14 Maret
2018)
Berdasarkan hasil wawancara menurut key informant 1, tentang faktor kondisi
agrowisata yang meliputi, kondisi objek wisata dan kondisi tenaga kerja yang terdiri
dari jumlah tenaga kerja, struktur tenaga kerja, dan pendidikan. Kondisi objek wisata
kopi sirap masih perlu penambahan objek wisata, dan untuk kondisi tenaga kerja
-
44
agrowisata sudah memadai, namun untuk tenaga kerja harus lebih meningkatkan
dalam pelatihan agar kualitas SDM-nya semakin meningkat.
“Untuk kondisi objek wisata masih sangat perlu penambahan program wisata,
seperti outbond, diperluasnya area edukasi dan tempat parkir, sedangkan
untuk kondisi pekerja disini sudah cukup baik, namun masih harus
ditingkatkan lagi supaya kualitasnya semakin bagus” (K1, 65-67. Wawancara
24 Oktober 2018)
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Surwiyanta, 2003 dalam Rini,
2016) yang mengatakan bahwa dari sisi ekonomi, pariwisata merupakan usaha padat
karya yang menciptakan tenaga kerja di sektor lain. Bertambahnya jumlah objek
wisata maka secara otomatis juga akan menambah jumlah penyedia akomodasi
pariwisata sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi daerah tersebut.
2. Kondisi Permintaan Agrowisata
Berdasarkan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan kondisi permintaan
agrowisata kopi sirap selama kurun waktu 1 tahun sudah mencapai 1000 jiwa untuk
wisatawan nusantara, sedangkan untuk wisatawan mancanegara baru 10 persen dari
wisatawan nusantara yaitu sekitar 100 jiwa.
“Sudah stabil bahkan telah mengalami peningkatan yang signifikan hampir
seluruh lokal Indonesia, seperti Solo, Jogja, Bandung, Jakarta, Semarang
bahkan banyak dari mancanegara seperti Kanada, Jerman, Austria, Korea,
Palestina, Pakistan. Trend pengunjung saat ini, yaitu keluarga, komunitas
(trail, vespa, anak sekolah, petani). Pengunjung lebih menikmati kuliner khas
dari sini, seperti telo (singkong) goreng, nasi jangung goreng, dan tidak lupa
menyeruput kopi pait. Selain menikmati kuliner untuk trend perkembangan
agrowisata saat ini yaitu edukasi kopi mulai dari proses awal pembibitan,
penanaman, perawatan, panen, pengolahan pasca panen.”(P4, 68-74.
Wawancara 14 Maret 2018).
Pada kondisi permintaan agrowisata yang terjadi sampai saat ini yaitu jumlah
wisatawan mancanegara berjumlah 10 persen dari wisatawan nusantara. Terbatasnya
sarana promosi yang ada membuat permintaan wisatawan manacanegara sampai saat
ini masih sangat sedikit.
“Kondisi daya saing yang stabil dengan didukung adanya permintaan
wisatawan nusantara ± 1000 jiwa dan wisatawan mancanegara ± 100
jiwa.”(P4, 75-76. Wawancara 14 Maret 2018).
-
45
Upaya yang dilakukan pengelola agrowisata kopi Sirap untuk mempertahankan
dan meningkatkan pengunjung yaitu dengan melakukan promosi secara langsung
dengan melakukan berbagai event, dan melakukan promosi tidak langsung melalui
media elektronik seperti instagram dan facebook. Pihak pengelola selain melakukan
promosi langsung dan tidak langsung sebagai upaya untuk meningkatkan pengujung
yaitu dengan menjaga konsistensi rasa dan meningkatkan pelayanan, dan pengunjung
juga diberi pembelajaran tentang edukasi kopi dari hulu sampai dengan hilirnya.
“…dan meningkatkan promosi secara langsung, seperti melakukan berbagai
event dan promosi secara tidak langsung melalui media elektronik seperti
instagram dan facebook.”(P5, 77-78. Wawancara 14 Maret 2018).
“Pengunjung tidak hanya menikmati minuman kopi, tetapi diberi pembelajaran
tentang edukasi kopi dari hulu sampai dengan hilirnya.”(P2, 79-80.
Wawancara 14 Maret 2018).
“Menjaga konsistensi rasa dan meningkatkan pelayanan.”(P5, 81. Wawancara
14 Maret 2018)
“Permintaan atau pengunjung disini setau saya sudah lumayan ya, karena
setau saya kan agrowisata ini belum lama dibuka, tapi para pengunjung yang
saya tau sudah lumayan banyak dan itu tidak berasal dari dalam wilayah,
kota, provinsi bahkan sudah ada wisatawan yang dari luar negeri. Saran saya
yamg penting tetap ditingkatkan lagi promosinya dan harus dengan diimbangi
penambahan objek wisata, inovasi produk, dan pelayanannya harus
ditingkatkan, serta menjaga produk agar tetap berkualitas itu sangat penting.
Dengan begitu otomatis para wisatawan akan meningkat”.(P8, 82-87.
Wawancara 26 Maret 2018)
Kondisi permintaan nusantara dan mancanegara yang ada di agrowisata kopi
Sirap sampai saat ini memang belum terlalu banyak, namun keduanya memiliki
kesamaan, yaitu mereka berwisata hanya untuk sekedar mengisi waktu luang dan
menikmati suasana agrowisata, penasaran dengan tempat agrowisata, penasaran
dengan produk kopi dan makanan, belajar tentang kopi dari awal tanam sampai
dengan pasca panen dan pengolahannya, namun untuk pelayanannya berbeda.
“Dari kedua wisatawan baik itu lokal atau luar negeri mereka kebanyakan
berwisata untuk menikmati suasana yang ada disini mbak,nongkrong-
nongkrong atau mengisi waktu luang, ada juga yang belajar tentang
pengolahan kopi atau penyajian kopi. Tetapi biasanya kalau untuk anak-anak
sekolah lebih difokuskan pada edukasi kopi atau budaya yang ada disini. Segi
-
46
pelayanan untuk wisatawan lokal terkadang malah lebih repot dibandingkan
dengan wisatawan luar mbak karena terkadang wisatawan lokal itu ada yang
tidak sabaran tetapi kalu wisatawan lokal lebih gampang karena mereka
cenderung lebih menikamati dari semuanya baik itu tempat sampai pelayanan
kami.”(P3, 88-94. Wawancara 14 Maret 2018)
Dalam mempertahankan dan meningkatkan pengunjung pihak pengelola
agrowisata melakukan berbagai promosi dan mempertahankan kualitas dan kuantitas
produk dan jasa mereka, sesuai yang disampaikan dengan key informant.
“Upaya yang dilakukan pengelola untuk mempertahankan dan menigkatkan
pengujung yaitu dengan melakukan promosi langsung dan tidak langsung dan
mereka juga mempertahankan kualitas dan kuantitas produk dan
pelayanan”(K1, 95-97. Wawancara 24 Oktober 2018)
3. Strategi Daerah Agrowisata dan Pesaing
a. Strategi Daerah Agrowisata
Faktor sratategi Agrowisata merupakan faktor yang ditunjang pengelola
agrowisata dengan tujuan untuk melengkapi sarana dan prasarana agrowisata kopi
Sirap. Strategi Daerah Agrowisata diperlukan karena akan menstimulasi industri atau
perusahaan terkait untuk melakukan inovasi, efektivitas, dan meningkatkan kualitas
produk yang dihasilkan. Semakin baik strategi yang dimiliki pemerintah
daerah/perusahaan, maka akan semakin tinggi kemampuan sektor agrowisata untuk
berdaya saing. Faktor ini terdiri dari indikator infrastruktur agrowisata.
Strategi yang dilakukan oleh pihak pengelola agrowisata yaitu dengan
melakukan pelatihan sumber daya manusia dan pihak pengelola juga melakukan
promosi dengan cara bekerjasama dengan pihak lain.
“Ada. Bintek, sebagai guide, resepsionis, pelatihan sebagai juru masak yang
profesional.”(P2, 98. Wawancara 14 Maret 2018).
“Pelatihan pelayanan prima, pelatihan barista dan pelatihan pemasaran.
Diadakan studi banding setiap sebulan sekali untuk bertukar pikiran ke tempat
wisata yang berbeda-beda dan belum terekspos tapi peminat banyak.”(P3, 99-
101. Wawancara 14 Maret 2018).
“Ada. dinas terkait, komunitas-komunitas, sekolahan, PAUD sampai
perguruan tinggi, BUMN, PT.”(P1, 102. Wawancara 14 Maret 2018).
“Menjalin dengan instansi (Bank, biro travel).Untuk bimbingan
pengembangan Sumber Daya Manusia BCA dan Telkom akan membantu demi
-
47
kemajuan wisata ini, orang yang mendirikan usaha-usaha seperti kedai juga
melakukan kerjasama dengan kami.”(P4, 103-105. Wawancara 14 Maret
2018).
“Dengan menunjukkan sikap 5S “Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun,
dengan hal itu mereka akan merasakan kenyamanan sehingga pengunjung
merasa tertarik, yang disebabkan oleh pelayanan yang baik.”(P3, 106-108.
Wawancara 14 Maret 2018).
Upaya yang dilakukan pengelola agrowisata selain melakukan pelatihan
sumber daya manusia dan melakukan promosi, strategi lain yang dilakukan yaitu
dengan melibatkan masyarakat setempat pada saat melakukan pembenahan
infrastruktur jalan, kebersihan tempat wisata, perawatan tanaman yang dilakukan
satu minggu sekali, menambah sarana dan prasarana serta meningkatkan pelayanan.
“Ya. Melaksanakan kebersihan tempat wisata satu minggu sekali, merawat
tanaman satu minggu sekali.”(P6, 109. Wawancara 14 Maret 2018).
“Pengelola wisata selalu berupaya menciptakan inovasi yang didaerah lain
belum ada, pengelola selalu menjaga, berpegang pada Sapta Pesona”.(P2,
110-111. Wawancara 14 Maret 2018).
“Kita berupaya untuk menciptakan inovasi-inovasi yang bisa menarik
pengunjung, amunisi-amunisi yang setiap saat bisa diledakan sebagai kejutan
pengunjung”.(P2, 112-113. Wawancara 14 Maret 2018)
“Musyawarah mencari strategi seperti meningkatkan rasa memiliki terhadap
agrowisata, berupaya untuk menciptakan inovasi yang bisa menarik
pengunjung”.(P1,114-115. Wawancara 14 Maret 2018)
“..dengan cara melakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dengan semua
kompetitor yang ada disekeliling dan memberikan monuver-monuver dengan
hal-hal baru secara berkala”.(P4, 116-117. Wawancara 17 Maret 2018)
“Implementasi: kerjasama dan sama-sama kerja dari semua pihak yang terkait
terhadap objek wisata dan membuat produk-produk yang kreatif, pembuatan
resort kopi, gazebo, gardu pandang, dan memperkuat team work dan
keramahan.”(P4, 118-120. Wawancara 14 Maret 2018)
Pengelola agrowisata kopi juga melakukan strategi untuk pemeliharaan lokasi
objek wisata dengan segala sarana dan prasarana yang tersedia agar terpelihara
dengan baik, sebagaimana yang disampaikan oleh key informant 1.
“diberi petunjuk dan didampingi, di beri penjelasan untuk menyelamatkan
alam. Merawat dan merenovasi sarpras agar tetap dalam kondisi yang baik
-
48
serta aman dan nyaman bagi wisatawan.”(K1,121-122. Wawancara 24
Oktober 2018).
“Strategi daerah untuk agrowisata ini sudah bagus karena dengan adanya
tulisan-tulisan yang bertujuan sebagai petunjuk arah dan terdapat beberapa
reklame tentang pemeliharaan lingkungan dan satwa liar, itu menurut saya
strategi yang baik karena disini dengan adanya petujuk arah yang ada kita
tidak akan kebingungan pada saat berkeliling agrowisata dan untuk tulisan-
tulisan yang lain itu juga menurut saya kreatif, soalnya ada beberapa tulisan
yang bermaksud sebagai nasehat, kemudian untuk reklame yang ada juga akan
menyadarkan setiap pengunjung, karena menurut saya agar tetap menjaga
lingkungan dan melindungi satwa liar”.(P8, 123-129. Wawancara 26 Maret
2018)
Peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat setempat terkait sikap dan
perilaku, dukungan masyarakat dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya
agrowisata kopi sirap,sebagai pendukung penyusunan strategi dengan hasil yang
telah dihasilkan sebagai berikut :
a. Sikap dan Perilaku Masyarakat
Sikap dan perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap adanya agrowisata
kopi di dusun sirap, karena dalam pengelolaan agrowisata pengelola juga melibatkan
masyarakat setempat diberbagai kegiatan, seperti kebersihan lingkungan objek
wisata. Adanya interaksi yang terjalin antara masyarakat setempat dengan
pengunjung merupakan nilai tersendiri yang diperoleh pengelola agrowisata.
Interaksi yang terjadi antara masyarakat setempat dengan pengunjung biasanya
masyarakat menyapa kepada pengunjung yang datang.
“ya. Karena adanya pengunjung dapat memperkenalkan budaya dan edukasi
kopi di dusun kami, saya juga tidak merasa terganggu justru kami merasa
bangga karena beberapa pengunjung adalah pejabat pemerintahan. Kami
berusaha beriskap ramah terhadap mereka, walau hanya sekedar
senyum.”(P6,130-132. Wawancara 14 Maret 2018).
b. Dukungan Masyarakat
Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk memajukan pengembangan
agrowisata, karena dengan adanya dukungan masyarakat tentang ide atau inisiatif
untuk meningkatkan daya saing agrowisata. Masyarakat perlu berpartisipasi dalam
pengembangan agrowisata dengan cara terlibat dan bekerja sama dengan pihak-pihak
-
49
terkait agar wisata mampu berdaya saing dengan wisata yang lainnya. Masyarakat
perlu terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan upaya pengelolaan konservasi
lingkungan objek wisata. Hasil wawancara yang peneliti lakukan mengenai
dukungan masyarakat terhadap salah satu partisipan masyarakat beliau mengatakan
setuju dan perlu mengenai pertanyaan yang peneliti ajukan.
“Saya setuju jika masyarakat ikut terlibat dengan pihak-pihak terkait untuk
pengembangan agrowisata, seperti ikut terlibat dengan adanya
penyuluhan.”(P6, 133-134. Wawancara 14 Maret 2018)
“Setuju, dengan adanya keterlibatan masyarakat yang berkaitan dengan upaya
pengelolaan konservasi lingkungan, karena kita jadi bersama-sama untuk
memajukan wisata kami.”(P7,135-136. Wawancara 14 Maret 2018)
c. Manfaat dan Peningkatan Ekonomi yang diperoleh Masyarakat dengan
Adanya Agrowisata
Tabel 5.1 Manfaat dan peningkatan ekonomi yang diperoleh masyarakat dengan
adanya agrowisata
No. Pertanyaan Ada Tidak
Ada
Pernyataan Partisipan
1. Apakah dengan adanya
agrowisata ini dapat
meningkatkan kesempatan kerja
√ “Dengan adanya agrowisata dapat
menambah kesempatan kerja
karena yang mengelola selain anggota kelompok tani juga
melibatkan karang taruna
disini.”(P6, 137-138 Wawancara
14 Maret 2018) 2. Apakah dengan adanya
agrowisata juga meningkatkan peluang usaha ?
√ “Iya,ada karena dengan adanya
agrowisata dapat menambah peluang usaha karena dari ibu-ibu
PKK jadi lebih bisa berinovasi
membuat makanan yang kemudian ikut dipasarkan di
agrowisata.”(P7, 139-140
Wawancara 14 Maret 2018) 3. Apakah adanya agrowisata kopi
dapat meningkatkan ekonomi
keluarga atau masyarakat ?
√ “Iya, karena dulu sebelum
dibukanya agrowisata ekonomi
keluarga atau masyarakat sini hanya mengandalkan pendapatan
dari hasil kopi.”(P6, 141-142
Wawancara 14 Maret 2018) 4. Apakah adanya agrowisata ini
menjadikan keterampilan/inisiatif
masyarakat ini meningkat ?
√ “Iya, sejak adanya agrowisata
ketrampilan dan inovasi untuk
masyarakat dan pengelola
agrowisata jadi meningkat.”(P6,
-
50
143-144 Wawancara 14 Maret
2018)
5 Dengan adanya agrowisata ini apakah meningkatkan nilai jual
barang dan jasa ?
√ “Iya, tentu meningkatkan nilai jual barang, karena dulu sebelum
ada agrowisata masyarakat hanya
menjual kopi kering saja, setelah
adanya agrowisata sekarang ini kopi tidak hanya dijual dalam
bentuk kopi kering tetapi sudah di
buat dalam kopi bubuk bahkan sekarang sudah dibuat berbagai
inovasi dalam bentuk minuman
dan berbagai jenis kopi kering.”
(P6, 145-148 Wawancara 14
Maret 2018) Sumber : Hasil wawancara, 2018
Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya agrowisata yang berada di Dusun
Sirap memberikan manfaat kepada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan
ekonomi, dengan meningkatkan kesempatan kerja, peluang usaha, meningkatkan
ekonomi keluarga, meningkatkan keterampilan dan inisiatif masyarakat, serta
meningkatkan nilai jual barang dan jasa.
Selain menyajikan tabel diatas, peneliti juga memperoleh masukan dan saran,
masyarakat setempat mengenai pengelolaan agrowisata kopi.
“Tingkatkan lagi profesionalitas kerja, layani konsumen dengan sebaik
mungkin, jangan lupa senyum, sapa, salam, bagi yang edukasi berikan
pengetahuan yang bermanfaat.(P7,149-150. Wawancara 14 Maret 2018).
“Fasilitas mungkin masih kurang memadai baik dari pelayanan, tempat, dan
akses jalan dsb. Maka dari itu perlu adanya perbaikan agar agrowisata di
dusun kami lebih maju.”(P6,151-152. Wawancara 14 Maret 2018).
Harapan masyarakat tentang keberadaan agrowisata kopi.
“Semoga dengan adanya agrowisata kopi dapat mengenalkan macam cita rasa
kopi dan terutama bagi yang edukasi perkebunan dapat mendidik generasi
muda dalam berkebun kopi.”(P7,153-154. Wawancara 14 Maret 2018)
“Lebih dikenal banyak orang sehingga pengunjung lebih meningkat untuk
kemajuan agrowisata kopi di dusun kami.”(P6,155-156. Wawancara 14 Maret
2018).
-
51
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, sependapat dengan key
informant bahwa masyarakat dusun sirap bersikap dan berperilaku baik dengan para
pengunjung, kebanyakan masyarakat juga setuju dengan adanya keterlibatan
masyarakat dengan pihak-pihak terkait yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memajukan agrowisata, serta masyarakat juga banyak yang setuju dengan adanya
keterkaitan masyarakat dengan adanya upaya pengelolaan konservasi lingkungan
objek wisata.
“Selama saya menjadi penyuluh disini dan melihat masyarakat disini
kebanyakan dari mereka bersikap baik terhadap semua orang yang berkunjung
disini, karena dulu sebelum adanya agrowisata ini mereka juga sudah bersikap
ramah. Dan dari yang saya lihat sekarang setelah adanya agrowisata ini
mereka juga banyak yang setuju dan mendukung adanya agrowisata.”(K1,157-
160. Wawancara 25 Oktober 2018)
b. Pesaing
Banyaknya tempat wisata yang ada di dekat agrowisata kopi sirap
menyebabkan terjadinya persaingan. Ada beberapa tempat wisata yang menjadi
pesaing agrowisata kopi sirap, seperti Puncak Kelir, Coffe eva dan Banaran Kopi.
Dalam mengahadapi pesaing yang ada, pihak agrowisata kopi sirap berupaya untuk
terus mengembangkan inovasi dan kratifitas. Selain itu upaya yang dilakukan yaitu
dengan meningkatkan promosi secara langsung dan tidak langsung, mengadakan
event ciri khas sirap, menjaga kualitas objek wisata dengan mempertahankan dan
memelihara sarana-prasarana yang ada serta menjaga dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas produk dan pelayanan.
“Dalam menghadapi pesaing yang ada kami pihak pengelola bekerjasama
dan berupaya untuk mengembangkan inovasi secara terus-menerus
(kaizen).”(P3, 161-162. Wawancara 24 Oktober 2018)
“Kami juga sering melakukan berbagai event yang menjadi ciri khas sirap,
jadi kami selain melakukan promosi dengan media sosial dan menggunakan
brosur, kami melakukan event tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan
pengunjung”.(P4, 163-165. Wawancara 24 Oktober 2018)
“Pihak pengelola juga melakukan perawatan tempat wisata beserta sarpras
yang ada, tidak hanya itu kami juga sering melakukan kebersihan dan
perawatan kebun setiap seminggu sekali dan untuk mempertahankan
-
52
produk kami, kami berusaha menjaga kualitas produk kami dengan cara
menjaga dari kelembaban yang bertujuan untuk mempertahankan cita rasa
dari kopi kami dan untuk mempertahankan kualitas pelayanan kami selalu
melakukan budaya 5s yaitu dengan senyum, sapa, salam, sopan, santun dan
kami juga terus belajar atau berlatih sebagai pelayan yang berkualitas
baik, serta berusaha untuk membuat inovasi.” (P3, 166-172. Wawancara 24
Oktober 2018)
Dalam menghadapi pesaing-pesaing yang ada, pihak pengelola berupaya untuk
mengembangkan inovasi, melakukan sistem ATM (amati, tiru, modifikasi), selain itu
pihak pengelola juga melakukan event-event yang tidak ada di tempat wisata yang
lain, serta pihak pengelola berusaha untuk tetap berkomitmen menjaga dan
mempertahankan kualitas dan kuantitas produk mereka. Pihak pengelola juga tetap
terus belajar untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka dengan sering berlatih
dengan berbagai latihan seperti, pelayanan prima, pelatihan sebagai barista, dan juru
masak professional.
“Iya, mereka terus melakukan inovasi dan melakukan ATM untuk produk
mereka, melakukan event khas sirap sebagai penunjang promosi dan untuk
meningkatkan SDM-nya mereka terus berlatih dengan berbagai pelatihan, mereka
juga berkomitmen untuk menjaga dan mempertahankan produk kopi mereka.”(K1,
173-176. Wawancara 25 Oktober 2018)
4. Industri Pendukung Terkait
Adanya industri pendukung terkait sangat berpengaruh terhadap agrowisata
kopi, karena dengan adanya industri pendukung wisatawan tidak hanya menikmati
pemandangan disekitar kebun kopi dan produk olahan yang di sediakan, tetapi
pengunjung bisa secara langsung belajar bagaimana caranya mengolah biji kopi
menjadi kopi bubuk. Adanya industri pendukung juga berpengaruh terhadap para
pengunjung agrowisata kopi sirap,hal tersebut disampaikan oleh Key Informant dan
partisipan pada saat wawancara.
“Ya.Karena setiap pengunjung bertujuan berwisata dan menikmati hasil
industri.Disamping berwisata para pengunjung juga bisa belajar dan melihat
langsung proses pembuatan bubuk kopi sehingga selain berwisata mereka
dapat juga beredukasi”(P2, 177-179 Wawancara 14 Maret 2018).
“Sangat berpengaruh terhadap pengunjung,karena para pengunjung banyak
yang berminat untuk melihat dan belajar secara langsung bagaimana
-
53
pengolahan bubuk kopi yang dapat meningkatkan minat pengunjung.”(P5, 180-
182 Wawancara 14 Maret 2018).
“Tempat produksi kopi yang dimiliki sudah memadai, karena sudah dilengkapi
dengan berbagai alat pengolahan sampai dengan pengemsan kopi,
seperti,oven, huller, grading, roasting, grinding, zipper lock,one way
degassing valve, stand up pouch, side gusset pouch, flat bottom
pouch.”(K1,183-185. Wawancara 25 Oktober 2018)
Adanya industri pendukung dapat memberikan penghasilan yang lebih kepada
masyarakat karena di dalam industri kopi di Dusun Sirap tidak hanya melayani di
tempat agrowisata tetapi industri kopi tersebut juga melayani pemesanan di daerah
sekitar maupun diluar daerah yang berupa biji kopi kering (ose) maupun bubuk kopi.
“Untuk pemesanan kopi di daerah sekitar biasanya diantar oleh pengelola
yang bertugas di bagian pemasaran tetapi bisa juga di ambil langsung di
tempat produksi kopi.Namun untuk pemesanan di luar daerah atau luar pulau
biasanya menggunakan jasa pengiriman dan untuk biaya pengiriman di
sesuaikan dengan jasa pengiriman.”(P1,186-189. Wawancara 14 Maret 2018).
Dalam industri pendukung yang dikelola kelompok tani Rahayu IV, terdapat
beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam pengolahan kopi pada saat
memproduksi bubuk kopi sebagai produk pendukung agrowisata sebagaimana yang
telah di sampaikan oleh partisipan sebagai berikut:
“Ada. Apabila pengunjung banyak yang pesan tapi untuk stok hanya sedikit,
karna cuaca, penyimpanan bahan baku, mati listrik, kelangkaan gas
elpiji.(P1,190-191. Wawancara 15 Maret 2018).
Untuk mensiasati faktor penghambat dalam pengolahan kopi kelompok tani
Rahayu IV melakukan beberapa upaya agar industri pendukung tetap berjalan sesuai
yang diharapkan.
“Penyimpanan yang aman dari kelembapan, sedia alat jensed, persediaan
elpiji selalu ada (beli cadangan). Selain itu koordinasi dan bekerjasama.”(P1,
192-193. Wawancara 15 Maret 2018).
“ Pendapat saya tentang adanya industri pendukung terkait yang ada saat ini,
itu sangat bagus karena menurut saya agrowisata itu tidak akan berjalan jika
tidak ada suatu pendukung yang lain, selain sumber daya alam yang ada,
karena dengan adanya industri yang ada akan meningkatkan minat
pengunjung untuk berkunjung dan pasti mereka akan penasaran dengan
bagaimana sih cara pengolahan kopi yang mereka nikmati ditengah-tengah
perkebunan kopi secara langsung dan menghasilkan rasa, aroma yang nikmat,
-
54
untuk sarannya yang penting pihak pengelola harus terus mengembangkan
inovasi dan tetap konsisten dalam menjaga kualitas dan kuantitas produk
mereka”.(P8, 194-200. Wawancara 26 Maret 2018)
Industri pendukung terkait yang ada di agrowisata kopi sirap tidak hanya
industri kopi, tetapi masih ada beberapa industri pendukung yang terkait, seperti
industri media sosial, berbagai komunitas (trail, vespa), dan sektor pendidikan.
Industri media sosial yang menjadi pendukung agrowisata kopi sirap, yaitu
facebook, instagram, email, whatsapp, dan beberapa stasiun televisi nasional.
Industri media sosial berperan penting dalam mendukung promosi agrowisata kopi
secara tidak langsung.
“Untuk menunjang peningkatan permintaan pengunjung, kami menggunakan
media sosial sebagai promosi yang kami lakukan, seperti instagram, facebook,
email, WA, dan beberapa stasiun televisi, diantaranya KompasTV, dan
MNCTV”.(P4, 201-203. Wawancara 24 Oktober 2018)
“Selain melakukan promosi dengan media elektronik atau media sosial, kami
juga bekerjasama dengan berbagai komunitas-komunitas, seperti komunitas
trail, vespa dan komunitas pendidikan seperti pendidikan PAUD, sampai
perguruan tinggi, dan para kelompok tani”. (P5, 204-206. Wawancara 24
Oktober 2018)
“Kami juga bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk mempromosikan objek
wisata seperti bekerjasama dengan dinas terkait, yaitu dinas pembinaan, BCA
pelatihan peningkatan SDM”.(P1, 207-208. Wawancara 24 Oktober 2018)
Sependapat dengan partisipan, key informant mengatakan bahwa pihak
agrowisata bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pengunjung,
dengan adanya industri pendukung terkait, seperti yang telah disampaikan oleh para
partisipan.
“Sebagai industri pendukung terkait, pihak agrowisata tidak hanya memiliki
tempat produksi bubuk kopi, tetapi mereka bekerjasama denga berbagai
komunitas mulai dari komunitas seperti trail dan vespa, komunitas pendidikan
seperti, PAUD sampai dengan perguruan tinggi, bekerjasama dengan BCA
untuk peningkatan kualitas SDM, serta bekerjasama dengan media sosial dan
beberapa stasuin televisi nasional, semua itu yang bertujuan untuk
meningkatkan promosi.”(K1, 209-213. Wawancara 25 Oktober 2018)
-
55
5.2 Analisis Eksternal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap
Menggunakan Pendekatan Diamond Model
Pada penelitian Analisis daya saing agrowisata kopi sirap, selain meneliti
tentang faktor internal yang menjadi tolok ukur daya saing agrowisata, peneliti juga
meneliti tentang faktor eksternal daya saing agrowisata kopi sirap yaitu, peran
pemerintah dan peran peluang yang secara tidak langsung mempengaruhi daya saing
agrowisata kopi sirap.
a. Peran Pemerintah
Pada faktor peran pemerintah secara tidak langsung mempengaruhi daya saing
agrowisata kopi dengan memberikan kebijakan kepada masyarakat atau petani kopi
di Dusun Sirap untuk membudidayakan kopi dalam jangka panjang. Pemerintah
sangat berperan dalam program penyuluhan yang di berikan kepada kelompok tani
Rahayu IV dan pengelola agrowisata untuk pengembangan dan untuk meningkatkan
daya saing agrowisata.
Dalam hal ini pemerintah berperan dalam menyediakan program kerja khusus
yang diberikan kepada para pegawai agrowisata sehingga kualitas dan kinerjanya
lebih meningkat.
“Ada. Bintek, sebagai guide, resepsionis, pelatihan sebagai juru masak yang
profesional.”(P2,214. Wawancara 14 Maret 2018)
“Pelatihan pelayanan prima, pelatihan barista dan pelatihan pemasaran.
Diadakan studi banding setiap sebulan sekali untuk bertukar pikiran ke tempat
wisata yang berbeda-beda dan belum terekspos tapi peminat banyak.”(P3,215-
217. Wawancara 14 Maret 2018).
“Dari dinas pembinaan, dari BUMN yaitu, sarana dan prasarana
perkembangan agrowisata, seperti adanya jalan menuju lokasi, tempat parkir,
tempat ibadah, tempat sampah, dan toilet.BCA memberikan pelatihan
peningkatan SDM, seperti melakukan pelatihan pelayanan prima, pelatihan
barista, ”(K1,218-221. Wawancara 25 Oktober 2018).
Program-program pengembangan yang dilakukan untuk membenahi agrowisata
tidak hanya pengembangan Sumber Daya Manusia, tetapi juga pengembangan sarana
dan prasarana dari pemerintah.
-
56
“Dari pemerintah diantaranya alat teknologi yang mendukung peningkatan
objek wisata dalam pengolahan biji kopi yaitu, huller, alat roasting, dll).”(P2,
222-223. Wawancara 14 Maret 2018).
“Menurut saya peran pemerintah disini sudah baik dalam memberikan
berbagai program pelatihan, hanya sebagai saran sih, para pegawai harus
terus berlatih agar kualitas mereka itu meningkat dan semakin bagus, dan
jangan sampai mereka hanya mengandalkan program pelatihan yang
pemerintah berikan dan pemerintah juga sudah mendukung untuk
membudidayakan kopi, yang secara tidak langsung pemerintah mendukung
dengan adanya pemeliharaan lingkungan.”(P8, 224-228. Wawancara 26 Maret
2018)
Pemerintah memberikan berbagai dukungan kepada pihak agrowisata kopi
sirap yaitu dengan memberikannya program-program kerja dan berbagai dukungan
dengan memfasilitasi alat-alat pengolahan kopi. Sependapat dengan yang dikatakan
oleh key informant.
“Dalam peran ini pemerintah berperan memberikan berbagai program kerja
khusus kepada pengelola dan memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung
pengembangan pengolahan produk kopi”.(K1,229-230. Wawancara 25
Oktober 2018)
b. Peluang
Peran peluang dapat menciptakan lingkungan daya saing baru dan selanjutnya
akan meningkatkan daya saing , seperti yang terjadi di Dusun sirap. Dibukanya
agrowisata di dusun sirap menimbulkan banyak peluang, seperti pelung untuk
masyarakat, peluang usaha, peluang kesempatan kerja, peluang lokasi, dan peluang
finansial. Adanya peran peluang tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dusun sirap.
“Dengan dibukanya agrowisata edukasi kopi dan budaya merupakan salah
satu peluang yang menguntungkan bagi masyarakat dusun sirap karena
dengan adanya agrowisata kopi kesejahteraan dan pendapatan masyarakat
dusun sirap meningkat.”(P1,231-234. Wawancara 19 Maret 2018).
“..serta dapat menimimalkan jumlah pengangguran dengan terjadinya
penyerapan tenaga kerja, dan agrowisata kopi sirap merupakan sebuah
inovasi yang di ciptakan oleh kelompok tani Rahayu IV dan masyarakat di
dusun Sirap.”(P2,235-237. Wawancara 19 Maret 2018).
-
57
“Dengan adanya agrowisata ini dapat meningkatkan kesempatan kerja,
meningkatkan peluang usaha, meningkatkan ekonomi keluarga dan
masyarakat, meningkatkan keterampilan/inisiatif masyarakat, serta dapat
meningkatkan nilai jual barang dan jasa.”(P7,238-240. Wawancara 19 Maret
2018).
“Lokasi mendukung (nyaman untuk bersantai),karna walaupun jauh (dilereng
gunung kelir)namun tetap banyak yang mencari.” (P1,241-242. Wawancara 6
Juni 2018)
“Selain lokasinya nyaman untuk bersantai, lokasinya juga tepat karena
agrowisata ini berada langsung ditengah-tengah perkebunan kopi”.(P5,243-
244. Wawancara 6 Juni 2018)
“untuk prospek finansial khususnya kopi itu menjanjikan karna banyak disukai
dibanyak kalangan, karna untuk saat ini kopi tidak hanya dikonsumsi tetapi
sudah banyak digunakan juga dalam kecantikan” (P1,245-247. Wawancara 6
Juni 2018)
“peluang pemerintah yaitu mendukung dan memfasilitasi sarana dan
prasarana, seperti jalan pemerintah desa, peralatan meracik kopi, peralatan
promosi, dan memberikan pelatihan SDM kepada para karyawan, seperti
dalam pelayanan dan barista.” (P1,248-250. Wawancara 6 Juni 2018)
“Berkaitan dengan peran peluang, menurut saya agrowisata ini sangat
berpeluang ya karena kan trend masyarakat saat ini adalah berwisata dengan
tema alam dan untuk kopi sendiri juga baru terkenal-terkenalnya kan
istilahnya emang agrowisata dan kopi itu baru booming, apalagi bagi mereka
yang memang suka nongkrong atau berwisata sambil menikmati kopi, terlebih
lagi bagi mereka yang emang bener-bener pecinta kopi. Walaupun tempatnya
jauh ini ya..yang namanya sudah cinta ya tetep didatangi, istilahnya kan
gitu,hehe…”(P8, 251-256. Wawancara 26 Maret 2018)
Key informant mengatakan bahwa dengan dibukanya agrowisata kopi sirap
dapat memberikan berbagai peluang kepada masyarakat, dan dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dusun sirap. Tak hanya berpeluang untuk masyarakat
tetapi berpeluang terhadap pemerintah.
“Adanya agrowisata saat ini sangat berpelung besar terhadap masyarakat,
karena dapat menjadikan masyarakat lebih berinovatif sehingga bisa
memberika peluang usaha dan dapat memberikan kesempatan kerja kepada
masyarakat. Dalam hal ini tak hanya masyarakat yang mendapatkan peluang,
tetapi pemerintah juga berpeluang, seperti pemerintah menfasilitasi sarpras,
berupa alat-alat pengolahan kopi dan juga memberikan pelatihan SDM
kepada pihak pengelola.”(K1,257-261. Wawancara 25 Oktober 2018)
-
58
Sedangkan peran peluang sendiri sangat berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan agrowisata karena dengan adanya peluang, tidak hanya para pengunjung
yang datang ke agrowisata tetapi juga banyak pengunjung yang berlangganan untuk
membeli produk kopi sirap. Salah satunya yaitu Bapak “J” yang menjadi Key
Informant, beliau mengatakan bahwa :
“Sebagai salah satu pelanggan kopi sirap, saya merasa puas dengan
pelayanan dan penyadiaan barang yang disediakan, karena dari saya
berlangganan selama 1 (satu) tahunan ini respon penjualnya cepat dan selalu
memuaskan. Segi kualitas kopi sirap sudah sangat layak sekali, baik dari segi
harga dan produk yang dijual, sudah bisa menyamai produk kopi daerah lain.
Prospek industri kopi sirap cukup menjanjikan. Apalagi jika didukung dengan
adanya agrowisata khusus kopi sirap dengan menyediakan paket wisata ke
kebun kopi dan melihat langsung proses pengolahan pasca panen. Dengan
meningkatnya permintaan kopi sirap, otomatis akan meningkatkan
kesejahteraan petani kopi disana.” (K2,262-269. Wawancara 24 Juli 2018)
Key Informant selain berpendapat tentang kepuasan sebagai pelanggan dari
segi kualitas dan harga, beliau juga memberikan masukan dan saran kepada kopi
sirap.
“Lebih ditingkatkan lagi dari segi kualitas dan kuantitas produksi kopinya dan
bisa meningkatkan keahlian pengolahan pasca panen”.(K2,270-271.
Wawancara 24 Juli 2018)
5.3 Ringkasan Daya Saing Agrowisata Kopi Sirap Berdasarkan Model Porter’s
Diamond
Setelah melakukan analisis terhadap daya saing agrowisata Kopi Sirap
berdasarkan faktor yang dibentuk maka dapat kita lihat faktor yang masih
memerlukan perbaikan untuk meningkatkan daya saing disetiap variabelnya. Tanda
positif (+) menunjukkan daya saing dari faktor tersebut sudah cukup baik,sedangkan
tanda negatif (-) menunjukkan daya saing dari faktor tersebut masih perlunya
pengembangan atau strategi lebih dari pengelola.
-
59
Keterangan :
Tanda (-): Indikator yang masih memerlukan perbaikan untuk meningkatkan
daya saing agrowisata kopi
Tanda (+): Indikator yang sudah cukup baik untuk meningkatkan daya saing
agrowisata kopi
Gambar 5.1.Analisis Porter’s Diamond
(Sumber: Porter,1990)
a. Kondisi Faktor Agrowisata
Pada kondisi faktor yang diwakili oleh jumlah objek wisata dan kondisi tenaga
kerja agrowisata. Agrowisata kopi sirap berdaya saing cukup baik. Dengan indikator
kondisi objek wisata yang meliputi jalan masuk agrowisata, tempat parkir, gubug
bersantai, spot foto, wisata air, sarana-prasarana agrowisata, seperti tempat ibadah,
toilet, tempat sampah, dan beberapa reklame peringatan untuk menjaga kebun wisata
dan larangan berburu hewan liar. Namun pada variabel ini masih perlu penambahan
berbagai objek wisata. Struktur agrowisata yang terdiri dari anggota kelompok tani
dan karang taruna yang berjumlah 18 orang pengelola, sudah memadai karena sudah
sering melakukan berbagai pelatihan pelayanan. Dalam penambahan jumlah objek
wisata bisa dilakukan beriringan dengan peningkatan kualitas SDM agrowisata,
sehingga tercipta tenaga kerja agrowisata yang berkualitas baik.
b. Kondisi Permintaan Agrowisata
Strategi Daerah dan
Pesaing Agrowisata
˗ Kondisi Infrastruktur (+)
-Upaya persaingan (+)
Kondisi Faktor Agrowisata
˗ Objek Wisata (-) ˗ Kondisi Tenaga Kerja Agrowisata
(+)
Industri Pendukung
Terkait
˗ Produk atau Barang/Jasa
(+) ˗ Tempat produksi bubuk
kopi (produk) (+)
Peran
Pemerintah
Kondisi Permintaan
Agrowisata
˗ wisatawan nusantara (+)
˗ wisatawan mancanegara (-)
Peran
Peluang
-
60
Kondisi permintaan agrowisata yang terdiri dari wisatawan mancanegara dan
nusantara mampu mendukung daya saing agrowisata. Kondisi permintaan
memperlihatkan dari data yang sudah ada bahwa dalam kurung waktu 1 tahun
dengan jumlah wisatawan nusantara sebanyak kurang lebih 1000 pengunjung dan
jumlah wisatawan mancanegara sebanyak kurang lebih 100 pengunjung, atau jumlah
wiatawan mancanegara sebanyak 10 persen dari jumlah wisatawan nusantara. Jumlah
wisatawan yang berkunjung dapat diakibatkan oleh jumlah objek wisata, produk
yang ditawarkan dan promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola agrowisata.
Diperlukan pengembangan objek wisata lebih lanjut, pengembangan inovasi, dan
lebih digiatkannya promosi.
c. Faktor Strategi Daerah Agrowisata
Strategi yang dilakukan pihak pengelola agrowisata dalam mengembangkan
agrowisata sudah baik ,yaitu dengan melibatkan masyarakat setempat pada saat
melakukan pembenahan infrastruktur agrowisata yang meliputi perbaikan jalan
menuju agrowisata, kebersihan tempat agrowisata, yang dilakukan setiap satu
minggu sekali, perawatan dan pemeliharaan sarana-prasarana, melakukan dan
meningkatkan kreativitas atau inovasi pada objek wisata dan produk. Upaya yang
dilakukan pihak agrowisata kopi dalam menghadapi persaingan dengan wisata yang
lain, selain melakukan pembenahan infrastruktur agrowisata yaitu dengan
meningkatkan promosi dengan diadakannya beberapa event ciri khas sirap dan
meningkatkan kualitas pelayanan.
d. Industri pendukung terkait
Industri pendukung terkait yang diwakili oleh indikator produk atau
barang/jasa dan tempat produksi bubuk kopi (produk) menunjukkan daya saing yang
baik. Untuk mempertahankan rasa dari produk bubuk kopi yaitu dengan
memperhatikan penyimpanan, dengan menjaga produk dari kelembaban. Karena
dengan adanya produk yang berkualitas dapat menambah tingkat daya saing. Tempat
produksi kopi sudah memadai karena sudah dilengkapi dengan berbagai alat
pengolahan kopi sampai dengan pengemasan. Selain tempat produksi kopi sebagai
pendukung terkait pihak agrowisata juga bekerjasama dengan industri-industri lain,
diantaranya industri media sosial, beberapa komunitas atau pihak-pihak terkait dan
sektor pendidikan. Adanya industri pendukung dapat memberikan peningkatan
-
61
permintaan dan dapat menambah penghasilan lebih kepada pihak penegelola
agrowisata dan masyarakat.
Secara tidak langsung peran pemerintah dan peran peluang mempengaruhi
daya saing agrowisata kopi, dalam hal ini pemerintah berperan dalam memberikan
berbagai program penyuluhan dan program kerja khusus, memfasilitasi sarana-
prasarana, memberikan kebijakan kepada petani kopi dan masyarakat untuk
membudidayakan kopi jangka panjang. Adanya agrowisata kopi sirap, menjadikan
peran peluang sangat penting dan masih terbuka lebar, seperti peluang lokasi,
peluang masyarakat, peluang usaha, peluang finansial dan peluang pemerintah.
Karena dengan adanya inovasi yang tercipta menjadikan agrowisata kopi sirap dapat
bersaing dengan tempat wisata yang lainnya.
5.4 Strategi Kebijakan dengan Bauran Pemasaran (price, product, promotion,
place)
Strategi kebijakan yang dilakukan pengelola untuk pengembangan dan
meningkatkan daya saing agrowisata Kopi Sirap tidak hanya dengan empat faktor
model Porter’s Diamond, tetapi pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran
(price, product, promotion, place).
1. Produk
Pertama kali yang diterapkan pihak pengelola dalam menerapkan strategi
bauran pemasaran sehingga tetap bertahan sampai pada saat ini yaitu, harga produk,
meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa
pelayanan agrowisata . Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan.
“oke, untuk masalah harga satu sesuai dipasaran, jadi harga mengikuti
pasaran, untuk mengikuti pengembangan produk yang dilakukan adalah kaizen
atau pengembangan terus menerus jadi produk selalu ada inovasi”.(P4, 272-
274. Wawancara 8 Agustus 2018)
Pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran yang pertama yaitu harga
karena dengan harga yang mengikuti harga pasaran dan diimbangi dengan inovasi
yang terus menerus pada produk mereka.
Dalam mempertahankan produk pihak pengelola, untuk menghadapi pesaing
baru yaitu dengan menjaga dan mempertahankan kualitas maupun kuantitas barang
dan jasa yang mereka pasarkan.
-
62
“kami sebisa mungkin tetap konsisten dari segi kualitas yang meliputi rasa,
warna, aroma, dan kuantitas produk yang kami pasarkan dan jasa untuk jasa
kami terus belajar dan juga meningkatkan dalam segi pelayangnan yang kami
berikan kepada setiap pengunjung dengan meminta masukan dari para
pengunjung supaya kualitas pelayanan kami semakin bagus. Selebih lagi kami
terus meningkatkan kualitas produk kami semaksimal mungkin dan terus
berupaya dalam pengembangan inovasi”.(P1,275-280. Wawancara 8 Agustus
2018)
Strategi pengembangan produk di agrowisata dapat mengakibatkan adanya
kenaikan penjualan barang dan jasa.
“Tentu. Karena dengan adanya pengembangan produk yang kami lakukan
entah itu di agrowisatanya atau di dalam produk kami yang berupa kopi dapat
mengakibatkan kenaikan pengunjung, karena dengan adanya pengembangan
produk dengan melakukan inovasi, kreasi, dan kreatifitas mereka akan
semakin penasaran khususnya bagi mereka pecinta kopi.”(P4,281-284.
Wawancara 8 Agustus 2018)
Strategi bauran pemasaran yang diterapkan pihak pengelola yaitu harga yang
sesuai dengan pasaran, untuk terus meningkatkan dan mempertahankan produk
mereka yang meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi,
dan jasa pelayanan agrowisata terus berupaya dalam pengembangan inovasi,
sehingga produk mereka tetap bertahan sampai sekarang. Pendapat ini sesuai dengan
key informant.
“Strategi yang pertama diterapkan pengelola yaitu harga yang sesuai dengan
pasaran, sedangkan untuk mempertahankan produk barang dan jasa mereka
berupaya untuk terus mengembangkan inovasi”.(K1, 285-286. Wawancara 25
Oktober 2018)
2. Price
Harga yang diterapkan pihak pengelola untuk tetap mempertahankan
produknya, mereka mengikuti harga dipasaran. Harga yang dimaksud meliputi semua
harga produk barang meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman
kopi, dan jasa pelayanan agrowisata mereka, jadi pihak pengelola mereka mematok
harga yang rata-rata atau menengah untuk harga wisatanya karena jika harga yang di
tetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah mereka tidak akan bisa bersaing dengan
tempat wisata lainnya. Harga produk kopi mereka juga ditetapkan dengan harga yang
-
63
sewajarnya atau sama dengan harga yang ada dipasaran, karena akan sama jika harga
yang di tetapkan terlalu rendah atau terlalu tinggi dari harga pasaran maka produk
tidak akan bisa bersaing dengan produk yang lain.
Strategi atau solusi yang di lakukan oleh pihak pengelola jika penjualan
mereka menurun pihak pengelola tidak melakukan peningkatan harga, karena
menurut mereka jika pengunjung mulai menurun tetapi harga ditingkatkan itu
bukanlah cara yang strategis. Pihak pengelola dalam menangani pengunjung yang
menurun mereka melakukan solusi yang lebih efektif dan kreatif yaitu dengan
melakukan “event ciri khas’’ agrowisata Dusun Sirap. Sesuai dengan hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu pengelola agrowisata yang
menjadi partisaipan penelitian.
“jika pengunjung mulai menurun kita mengadakan sebuah event, jadi ada
event yang bener-bener menjadi ciri khas sini, misalnya beberapa event yang sudah
kita adakan salah satunya seperti panen raya kemarin pada tanggal 25-26 Agustus
2018, kopi peduli yang dilakukan didalam agrowisata atau diluar wilayah
agrowisata itu merupakan salah satu strategi kami.”(P5, 287-289. Wawancara 28
Agustus 2018)
Strategi harga yang pihak pengelola terapkan yaitu dengan harga yang sesuai
dengan pasaran, sedangkan untuk mengahdapi penurunan pengunjung pihak
pengelola tidak melakukan kenaikan harga tetapi pihak pengelola mensiasatinya
dengan mengadakan event yang menjadi ciri khas sirap.
“Harga yang diterapkan yaitu sesuai harga dipasaran dan untuk solusi jika
pengunjung mulai menurun pihak pengelola sering mengadakan event yang
tidak ada di tempat wisata yang lain, yang ditujukan untuk menarik dan
meningkatkan pengunjung.”(K1, 290-292. Wawancara 25 Oktober 2018)
3. Place
Strategi pemasaran tempat yang pihak pengelola agrowisata gunakan untuk
mempertahankan pengunjung yaitu dengan cara mempertahankan kualitas dari
tempat wisata tersebut dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat wisata,
menjaga sarana dan prasarana agrowisata. Pihak pengelola juga melakukan
pengembangan objek wisata seperti dibuatkan spot foto baru yang berupa jembatan
gantung, rumah-rumah pohon, dan beberapa tulisan kreatif yang dipasang diarea
agrowisata.
-
64
“Kami pihak pengelola sebisa mungkin melakukan pengembangan untuk
memajukan agrowisata ini, jadi tidak hanya produk kopi kami yang dilakukan
inovasi tetapi juga dengan sarana dan prasarana agrowisata supaya para
pengunjung tidak bosan dengan keadaan agrowisata. Saat ini kami juga
sedang mengusahakan untuk membangun area outbond dan home
stay.”(P1,293-296. Wawancara 28 Agustus 2018)
Pihak pengelola dalam meningkatkan penjualan mereka juga membuka cabang
kedai kopi yang berlokasi di pinggir jalur utama Ambarawa-Magelang, tepat di dekat
gang masuk arah agrowisata.
“dalam meningkatkan penjualan kami juga membuka cabang kedai kopi
dibawah dekat jalan utama Ambarawa-Magelang, dengan dibukanya kedai
kopi tersebut penjualan kami mulai meningkat, dan juga mempengaruhi
peningkatan pengunjung yang akan berwisata karena kebanyakan mereka
setelah mengunjungi kedai yang ada dibawah mereka penasaran dengan
agrowisata yang ada di atas”.(P4,297-300. Wawancara 28 Agustus 2018)
Strategi tempat yang dilakukan pihak pengelola agrowisata untuk
mempertahankan dan meningkatkan penjualan yaitu dengan cara menjaga kualitas
tempat dan objek wisata, dan berupaya untuk menambah objek wisata supaya para
pengunjung tidak bosan, serta pihak pengelola membuka cabang berbentuk kedai
kopi yang berada tidak jauh dari agrowisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan
key informant yaitu sebagai berikut :
“Untuk strategi tempat pihak pengelola saat ini sudah membuka kedai kopi
yang berada di pinggir jalan utama Ambarawa-Magelang dan untuk
mempertahan tempat wisata mereka selalu memperhatikan kualitas objek
wisata dan kebersihan tempat wisata, sedangkan usaha yang dilakukan agar
pengunjung tidak bosan mereka berupaya untuk berinovasi objek
wisata”.(K1,301-304. Wawancara 25 Oktober 2018)
4. Promotion
Promosi menjadi faktor penting yang mempengaruhi penjualan barang meliputi
berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa pelayanan
agrowisata, dengan adanya promosi yang dilakukan akan meningkatkan penjualan
mulai dari produk sampai dengan jasa. Pihak pengelola agrowisata dalam melakukan
strategi pemasaran dengan promosi mereka melakukan 2 metode promosi yaitu,
lansung dan tidak langsung. Promosi secara langsung yang pihak pengelola lakukan
-
65
yaitu dengan cara memberikan brosur kepada para pengunjung dan memasang
pamflet-pamflet di dekat daerah sekitar, selain memberikan brosur dan memasang
pamflet pihak pengelola juga sering mengadakan event-event supaya lebih menarik
pengunjung, karena selain sebagai promosi pengadaan event akan meningkatkan
pendapatan agrowisata. Pihak pengelola agrowisata dalam melakukan promosi secara
tidak langsung mereka menggunakan media elektronik seperti, instagram, facebook,
email, stasiun televisi nasional dan media cetak, seperti surat kabar.
“Dalam promosi kami menggunakan 2 metode yaitu secara langsung dan
secara tidak langsung. Promosi langsung yaitu dengan cara memberikan
brosur kepada pengunjung dan kami memsang pamflet-pamflet disekitar jalan
daerah wisata. Sedangkan untuk promosi yang tidak lansung kami
menngunakan media elektronik seperti instagram, facebook, dll. Selain itu
kami juga mengadakan event-event tertentu yang bertujuan untuk
meningkatkan pengunjung dan untuk memperkenalkan dunia kopi kepada
masyarakat atau orang yang awam tentang kopi.”(P5,305-310. Wawancara 28
Agustus 2018)
Strategi promosi yang digunakan pihak pengelola dengan menggunakan 2
metode yaitu melakukan promosi langsung dan tidak langsung. Promosi langsung
yang dilakukan pihak pengelola tidak hanya menggunakan brosur, tetapi pihak
pengelola juga melakukan event-event yang tidak ada di tempat wisata yang lain.
Promosi secara tidak langsung pihak pengelola menggunakan berbagai media
elektronik dan media cetak. Pendapat ini sesuai dengan yang disampaikan oleh key
informant.
“Dalam melakukan promosi pengelola agrowisata menggunakan promosi
langsung dan tidak langsung. Untuk promosi langsung mereka menggunakan
brosur, stiker, dan sering melakukan acara yang belum ada di tempat wisata
lain. Tetapi untuk promosi tidak langsung mereka menggunakan media
elektronik dan media cetak”.(K1, 311-314. Wawancara 25 Oktober 2018)
BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIFAGROWISATA KOPI5.1 Analisis Internal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap Menggunakan Pendekatan Diamond Model5.2 Analisis Eksternal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap Menggunakan Pendekatan Diamond Model5.3 Ringkasan Daya Saing Agrowisata Kopi Sirap Berdasarkan Model Porter’s Diamond
Keterangan :Tanda (-): Indikator yang masih memerlukan perbaikan untuk meningkatkan daya saing agrowisata kopi5.4 Strategi Kebijakan dengan Bauran Pemasaran (price, product, promotion, place)
Strategi kebijakan yang dilakukan pengelola untuk pengembangan dan meningkatkan daya saing agrowisata Kopi Sirap tidak hanya dengan empat faktor model Porter’s Diamond, tetapi pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran (price, product, promotion, pla...