pemahaman terhadap agrowisata cokelat ii... · 2.1.3 karakteristik industri agrowisata ... bentuk...
TRANSCRIPT
7
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP AGROWISATA COKELAT
Pada bab ini dijelaskan mengenai pemahaman terhadap agrowisata cokelat
yang menjadi acuan dari penulisan. Pemahaman tersebut diuraikan menjadi
pengertian, manfaat, karakteristik, prasarana, sarana, studi banding proyek sejenis
yang disimpulkan sebagai spesifikasi umum.
2.1 Pemahaman Agrowisata
2.1.1 Pengertian Agrowisata
Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris Agrotourism.
Agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata
adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup
pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan
(Alikodra,1989).
Di Indonesia, agrowisata didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan
pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan
hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang
menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan dapat
meningkatkan taraf hidup petani sekaligus melestarikan sumber daya lahan, serta
8
memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigeneus knowledge) yang
umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya
(http://database.deptan.go.id).
Pengembangan agrowisata merupakan upaya terhadap pemanfaatan potensi
atraksi wisata pertanian. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri
Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Komunikasi No. KM, 47/PW.
004/MPPT-89 dan No. 204/Kpts/HK. 050/4/1989, agrowisata sebagai bagian dari
objek wisata diartikan sebagai suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha
agro sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian.
Agrowisata telah diberikan batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-
objek pertanian. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata dapat
dikembangkan antara lain kebun raya, perkebunan, tanaman pangan, dan
holtikultura, perikanan dan peternakan (Tirtawinata & Fachrudin, 1999).
2.1.2 Manfaat Agrowisata
Manfaat dari agrowisata atau wisata daerah pertanian menurut yang
dikemukakan oleh Tirtawinata & Fachruddin (1999) sebagai berikut.
a. Meningkatkan konservasi lingkungan.
Nilai-nilai konservasi yang ditekankan yakni pada keseimbangan ekosistem.
Kawasan agrowisata diharapkan memiliki nilai-nilai existence effect yang
berguna bagi lingkungan karena keberadaannya tergantung cuaca maupun
iklim di sekitarnya.
b. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam.
Lingkungan alam yang indah dan tertata apik tentu akan membuat orang
terpesona. Setiap objek wisata tentu memiliki daya tarik estetika tersendiri.
Pengembangan setiap komponen objek tentunya perlu dipersiapkan secara
cermat, jangan sampai mengurangi nilai keindahannya.
c. Memberikan nilai rekreasi.
Sebagai objek wisata, agrowisata tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas
rekreasi. Sebagai tempat rekreasi, pengelola agrowisata perlu membuat atau
menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang dan paket-paket acara yang dapat
menimbulkan kegembiraan.
9
d. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Kunjungan para wisatawan ke lokasi agrowisata tidak hanya bernilai hiburan
tetapi juga bernilai ilmiah. Pengelolaan dan peningkatan kualitas tempat
agrowisata dapat membina kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian
dan pendidikan. Pengusaha agrowisata memberikan kesempatan melakukan
penelitian kepada para peneliti. Bentuk kerjasama ini tentu akan sangat
berguna bagi kedua belah pihak. Pihak pengelola agrowisata menyediakan
tempat dan sarana penelitian, sementara para peneliti dapat melakukan
penelitian yang hasilnya dapat disumbangkan bagi pengembangan objek
wisata selanjutnya.
e. Mendapatkan keuntungan ekonomi.
Agrowisata memberikan keuntungan ekonomi tidak hanya bagi pengelola
agrowisata, tetapi juga bagi masyarakat di sekitarnya, pemerintah daerah, dan
negara pada umunya. Keuntungan ekonomi bagi daerah dan masyarakat
antara lain terbukanya peluang usaha dan peluang lapangan pakerjaan,
meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan popularitas daerah dan
meningkatkan produksi pertanian setempat.
2.1.3 Karakteristik Industri Agrowisata
Karakteristik dari industri agrowisata atau industri wisata daerah pertanian
menurut Guntoro (1996) adalah sebagai berikut dibawah ini.
a. Agrowisata tanaman pangan dan holtikultura adalah suatu objek agrowisata
yang menampilkan kegiatan usaha tani yang khas atas tanaman pangan
semusim dan tanaman sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, termasuk
menikmati indahnya hamparan persawahan bertingkat.
b. Agrowisata tanaman industri adalah suatu objek agrowisata yang
menampilkan kekhasan kegiatan usaha tani tanaman keras, baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi. Di tempat ini wisatawan dapat menikmati
bentuk pohon, bentuk buah, kegiatan budidaya yang masih tradisional,
kegiatan penanaman sampai pemanenan hingga menikmati hasil perkebunan
langsung dari kebunnya. Karakteristik industri agrowisata ini yang diterapkan
pada rancangan.
10
c. Agrowisata perikanan adalah suatu objek agrowisata yang menampilkan
kegiatan budidaya, penangkapan, rekreasi memancing, pengolahan komoditas
perikanan serta menikmati jenis masakan hasil budidaya perikanan
d. Agrowisata peternakan adalah suatu objek agrowisata yang menampilkan
kegiatan usaha tani lokal yang unik meliputi ternak besar dan ternak kecil.
2.1.4 Prasarana dan Sarana Agrowisata
Prasarana dan sarana pariwisata (agrowisata) dapat memperkuat daya tarik
pariwisata (Suwardjoko & Indira, 2007).
A. Prasarana Agrowisata
Prasarana pariwisata (agrowisata) adalah segala sesuatu yang memungkinkan
proses kegiatan pariwisata dapat berjalan (Suwardjoko & Indira, 2007). Berikut
dijelaskan mengenai prasarana diatas.
a. Jaringan perangkutan dikatakan dapat memungkingkan proses kegiatan
pariwisata dikarenakan angkutan yang berada di jaringan perangkutan
membawa wisatawan dari negara atau tempat asalnya ke lokasi pariwisata.
Jaringan perangkutan wajib didukung oleh jalan atau aksesibilitas yang baik.
Jaringan perangkutan menempati kedudukan yang vital sebagai prasyarat.
b. Jaringan utilitas dikatakan dapat memungkingkan proses kegiatan pariwisata
dikarenakan jaringan utilitas ini meliputi prasarana air bersih dan listrik.
Ketersediaan prasarana air bersih dan listrik akan mempermudah dan
melengkapi segala bentuk aktifitas yang ada di pariwisata.
Prasarana pariwisata juga merupakan prasarana umum, artinya tidak khusus
digunakan hanya bagi kepentingan pariwisata sehingga prasarana khusus bagi
pariwisata dapat dikatakan tidak ada. Selain prasarana fisik seperti perangkutan,
komunikasi, sumber energi, ada faktor lain yang bersifat kualitatif yang menjadi
persyaratan yang wajib diterapkan pada pengembangan pariwisata, yakni
keamanan. Kondisi keamanan dapat dijabarkan dalam prasarana dan sarana fisik
seperti keberadaan aparat keamanan, keberadaan pos-pos keamanan, kelengkapan
dan perlengkapan keamanan.
B. Sarana Agrowisata
Sarana pariwisata (agrowisata) adalah segala sesuatu yang melengkapi dan
memudahkan proses kegiatan pariwisata berjalan (Suwardjoko & Indira, 2007).
11
Semua ini adalah elemen-elemen kepariwisataan yang harus dipersiapkan dan
dirancang dengan baik seperti penginapan, rumah makan, perbelanjaan, biro
perjalanan, lembaga keuangan, dan lain-lain. Fasilitas sarana pariwisata harus
diadakan apabila suatu lokasi wisata ingin dikembangkan dengan baik.
2.2 Pemahaman Cokelat/Kakao
2.2.1 Pengertian Cokelat/Kakao
Tanaman kakao atau juga dikenal dengan cacao atau juga lebih dikenal
dengan tanaman cokelat merupakan tanaman yang sudah ada atau di bawa ke
Indonesia sejak beberapa ratus tahun yang lalu. Menurut Haryono (2007) tanaman
cokelat/kakao dibawa ke Indonesia oleh bangsa Filipina pada tahun 1560 dan
pertama kali ditanam di Sulawesi Utara. Kemudian tanaman ini mulai
berkembang dan banyak jenis yang diperkenalkan oleh negara-negara lain yang
turut berperan pada pengembangan dan pengenalan tanaman cokelat/kakao di
Indonesia. Hal itu mengakibatkan adanya perbedaan varietas kakao yang
berkembang di Indonesia.
Saat ini cokelat/kakao banyak diminati dan digunakan oleh masyarakat
hampir di seluruh penjuru dunia. Hal tersebut terjadi karena hasil olahan biji dari
tanaman tersebut dapat digunakan untuk berbagai macam hal dan memiliki
banyak dampak positif bagi pengguna maupun penikmatnya. Menurut Haryono
(2007) beberapa kegunaan dan manfaat dari cokelat/kakao diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Sebagai bahan pembuatan makanan dan minuman
b. Sebagai penambah cita rasa pada makanan dan minuman
c. Sebagai campuran pembuatan makanan dan minuman
d. Sebagai penurun kolesterol
e. Sebagai anti depresi yang alami
f. Dapat meningkatkan aliran darah
g. Dapat digunakan untuk kecantikan, khususnya dalam memperhalus kulit.
h. Mampu meningkatkan produksi insulin alami
Pengolahan dan konsumsi cokelat/kakao dengan baik atau sesuai dengan
kebutuhan dapat memberi manfaat yang baik.
12
2.2.2 Jenis-Jenis Varietas Cokelat/Kakao
Menurut Susanto (1994) jenis-jenis varietas cokelat/kakao adalah sebagai
berikut.
a. Criollo termasuk cokelat/kakao bermutu tinggi atau kakao mulia. Tiap buah
berisi tiga puluh sampai empat puluh biji yang memiliki bentuk bulat
sedangkan endospermanya berwarna putih. Pada proses fermentasinya lebih
cepat dan memiliki rasa yang tidak begitu pahit. Warna buah muda umumnya
merah dan bila telah dimasak menjadi berubah warna orange. Berikut adalah
gambaran dari varietas Criollo yang terlihat pada Gambar 2.1.
2.1 Varietas kakao Criollo
Sumber: Susanto, 1994
b. Forastero pada umumnya termasuk cokelat/kakao bermutu rendah atau
disebut kakao lindak/kakao curah/bulk cacao. Proses fermentasinya lebih
lama dibandingkan Criollo. Rasa biji lebih pahit, kulit berwarna hijau
terutama yang berasal dari Amazona dan merah yang berasal dari daerah lain.
Berikut adalah gambaran dari varietas Forastero yang terlihat pada Gambar
2.2.
2.2 Varietas kakao Forastero
Sumber: Susanto, 1994
13
c. Trinitario merupakan hasil persilangan antara Criollo dan Forastero. Hasil
persilangan ini menghasilkan jenis-jenis baru yang mutunya lebih baik
dimulai dari buah dan biji lebih besar. Berikut adalah gambaran dari varietas
Trinitario yang terlihat pada Gambar 2.3.
2.3 Varietas kakao Trinitario
Sumber: Susanto, 1994
2.2.3 Tahap-Tahap Pembibitan Tumbuhan Cokelat/Kakao
Terdapat beberapa tahap pembibitan tumbuhan cokelat/kakao
(http://thechocolatecrowtrader-blog.blogspot.co.id). Tahap-tahap tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Benih cokelat/kakao harus dibersihkan terlebih dahulu dari daging buah
menggunakan abu gosok, kemudian baru dapat di kecambahkan.
b. Rendam biji kakao untuk mempercepat masa dormansi.
c. Biji kakao dikecambahkan dengan karung goni dalam ruangan, selanjutnya
dilakukan penyiraman dua kali dalam sehari sehari (pagi dan sore).
d. Sementara itu siapkan Polybag berukuran 20 x 20 cm, isi dengan tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Jarak antar Polybag adalah 20 cm.
e. Kecambah dipindah ke Polybag jika dua sampai tiga hari telah berkecambah
lebih dari 50%.
f. Setiap dua sampai dengan tiga minggu sekali bibit disemprot menggunakan
cairan kimia yang dilarutkan kedalam air satu liter. Penyemprotan dilakukan
pada pagi hari (sebelum jam 07.00) atau sore hari ( setelah jam 16.00) setelah
matahari mulai redup .
g. Jika bibit telah berumur 4-6 bulan, barulah bibit siap untuk di tanam.
14
2.2.4 Tahap – Tahap Penanaman Tumbuhan Cokelat/Kakao
Terdapat beberapa tahap penanaman tumbuhan cokelat/kakao
(http://thechocolatecrowtrader-blog.blogspot.co.id). Tahap-tahap tersebut dimulai
dari pengajiran (proses mengatur ketentuan jarak tanaman), membuat lubang
tanam dan selanjutnya dilakukan penanaman bibit. Berikut adalah penjelasan
secara detail tahap-tahap tersebut.
a. Pengajiran
- Ajir dibuat dari bambu dengan ketinggian 80-100 cm.
- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya.
- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang
sama.
b. Lubang Tanam
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm.
- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah.
c. Tanam Bibit.
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai jenisnya, untuk cokelat/kakao Mulia
ditanam setelah bibit umur 6 bulan dan untuk cokelat/kakao Lindak ditanam
setelah bibit berumur 4-5 bulan.
- Saat pemindahan sebaiknya bibit cokelat/kakao tidak sedang membentuk
daun muda (flush).
2.2.5 Tahap –Tahap Pemangkasan Tumbuhan Cokelat/Kakao
Terdapat beberapa tahap pemangkasan tumbuhan cokelat/kakao
(http://thechocolatecrowtrader-blog.blogspot.co.id). Tahap-tahap tersebut
dilakukan berdasarkan tujuan pada pembentukan cabang yang seimbang dan
pertumbuhan vegetatif yang baik. Berikut adalah penjelasannya.
a. Pangkas Bentuk. dilakukan pada umur satu tahun setelah muncul cabang
primer (jorquet) atau sampai umur dua tahun dengan meninggalkan tiga
cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
b. Pangkas Pemeliharaan. bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang
berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang
pokok atau cabangnya.
15
c. Pangkas Produksi. bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara
langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan
dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas
ringan pada musim kemarau.
d. Pangkas Restorasi. memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara
tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.
2.2.6 Tahap - Tahap Pemanenan Buah Cokelat/Kakao
Terdapat beberapa tahap pemanenan buah cokelat/kakao
(http://thechocolatecrowtrader-blog.blogspot.co.id). Tahap-tahap tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang tidak terlalu masak.
b. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah.
c. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga
pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka
produksi buah akan menurun.
d. Buah yang dipetik umur 5-6 bulan dari berbunga, dengan warna buah kuning
atau merah.
e. Buah yang telah dipetik dimasukan dalam karung dan dikumpulkan.
f. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan dilakukan pada siang
hari.
Tanaman yang secara ilmiah disebut Theobroma cacao ini dapat berbuah
sepanjang tahun dengan maksimal masa produktif kurang lebih dua puluh tahun.
2.2.7 Tahap-Tahap Pengolahan Cokelat/Kakao
Susanto (1994) juga menjelaskan tentang tahap-tahap pengolahan
cokelat/kakao adalah sebagai berikut.
1. Pemeraman/penyimpanan buah cokelat/kakao
Tahap ini bertujuan memperoleh keseragaman kematangan buah serta
memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao.
2. Pemecahan buah cokelat/kakao
Pemecahan atau pembelahan buah kakao dimaksudkan untuk mendapatkan
biji kakao, pemecahan buah kakao harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak
melukai atau merusak biji kakao
16
3. Fermentasi
Fermentasi dimaksudkan untuk memudahkan melepas zat lendir dari
permukaan kulit biji dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang
baik, selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur,
selama penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah.
4. Pengeringan
Pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan dengan menjemur, memakai mesin
pengering atau kombinasi keduanya.
5. Sortasi
Sortasi dimaksudkan untuk memisahkan antara biji baik dan cacat berupa biji
pecah, kotoran atau benda asing lainnya seperti batu, kulit dan daun-daunan.
6. Penyimpanan
Biji cokelat (kakao) dikemas dengan baik didalam wadah bersih dan kuat,
menggunakan karung goni dan diletakan didalam ruangan dengan
kelembaban tidak melebihi 75 % ventilasi cukup dan bersih.
2.2.8 Tahap-Tahap Pengolahan Limbah Cokelat/Kakao
Terdapat beberapa tahap pengolahan limbah cokelat/kakao untuk menjadi
pakan ternak (http://thechocolatecrowtrader-blog.blogspot.co.id). Tahap-tahap
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Limbah berupa kulit buah dikumpulan, selanjutnya dicacah menjadi kecil.
b. Potongan-potongan kulit buah tersebut selanjutnya di campur dengan nutrisi
pakan ternak.
Managemen limbah buah cokelat/kakao secara lengkap dapat dilihat pada Gambar
2.4 berikut.
2.4 Managemen limbah buah cokelat/kakao
Sumber: http://thechocolatecrowtrader-blog.blogspot.co.id
17
2.3 Pemahaman Arsitektur, Lingkungan dan Ekologi
2.3.1 Pengertian Arsitektur, Lingkungan dan Ekologi
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Arsitektur
secara luas mencangkup merancangan dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perencanaan perkotaan,
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain prabot
dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.
Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun
atau ahli lingkungan binaan. Lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai
dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan,
sampai dengan lingkup kota dan regional. Seorang arsitek harus memiliki
kepekaan terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.
Lingkungan adalah sesuatu yang berada di luar atau disekitar mahluk hidup.
Para ahli lingkungan memberikan definisi bahwa lingkungan (enviroment atau
habitat) adalah suatu sistem yang kompleks karena terdapat berbagai faktor yang
berpengaruh timbal balik satu sama lain antara manusia dengan tumbuh-
tumbuhan. Menurut Ensiklopedi Kehutanan menyebutkan bahwa lingkungan
adalah jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi
pertumbuhan dan reproduksi pohon. Ini mencangkup hal yang sangat luas, seperti
tanah, kelembaban, cuaca, pengaruh hama dan penyakit, dan kadang-kadang
intervensi manusia.
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungan dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos
(ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Arsitektur, lingkungan dan ekologi perlu diterapkan dengan baik dalam
proses perancangan. Penerapan terhadap ketiga teori tersebut sebaiknya dilakukan
secara berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat menciptakan bangunan yang
berestika namun tetap menjaga lingkungan sekitar secara berkelanjutan.
18
2.3.2 Prinsip-Prinsip Ekologi
Prinsip dari ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungan disekitarnya atau yang biasa disebut dengan ekologi adalah sebagai
berikut.
a. Fluktuasi (flutuation)
Prinsip fluktuasi menyatakan bahwa bangunan didesain dan dirasakan sebagai
tempat membedakan budaya dan hubungan proses alami. Bangunan seharusnya
mencerminkan hubungan proses alami yang terjadi di lokasi dan lebih dari pada
itu membiarkan suatu proses dianggap sebagai proses dan bukan sebagai
penyajian dari proses, lebihnya lagi akan berhasil dalam menghubungkan orang-
orang dengan kenyataan pada lokasi tersebut.
b. Stratifikasi (stratification)
Prinsip stratifikasi menyatakan bahwa organisasi bangunan seharusnya
muncul keluar dari interaksi perbedaan bagian-bagian dan tingkat-tingkat.
Semacam organisasi yang membiarkan kompleksitas untuk diatur secara terpadu.
c. Saling ketergantungan (interdependence)
Menyatakan bahwa hubungan antara bangunan dengan bagiannya adalah
hubungan timbal balik. Peninjau (perancang dan pemakai) seperti halnya lokasi
tidak dapat dipisahkan dari bagian bangunan, saling ketergantungan antara
bangunan dan bagian-bagiannya secara berkelanjutan sepanjang umur bangunan.
2.3.3 Manfaat Ekologi
Ekologi merupakan ilmu yang bersifat kompleks, spasial dan holistik yang
melibatkan perencanaan, perancangan dan pengelolaan secara terpadu. Selain itu
Ekologi juga dapat menciptakan hubungan timbal balik dengan lingkungan alam
hingga menimbulkan kesinambungan terhadap lingkungan sekitar. Manfaat dari
ekologi terhadap arsitektur dimulai dari penghematan penggunaan energi,
menjadikan arsitektur ramah terhadap lingkungan dan menciptakan energi thermal
yang ideal.
19
2.4 Studi Banding Fasilitas Sejenis
2.4.1 BT Cocoa Agrowisata Cokelat
BT Cocoa Agrowisata Cokelat terletak di Desa Temukus, Buleleng. BT
Cocoa Agrowisata Cokelat merupakan wisata perkebunan cokelat yang berdiri
mulai tahun 2011, dikelola oleh perusahaan swasta bernama PT. Bumitangerang
Mesindotama. Luas lahan yang dimiliki seluruhnya adalah 1,5Ha dengan rincian
1Ha untuk areal kafetaria, museum, kantor operasional, gudang dan tempat
pengeringan biji kakao sedangkan 50are merupakan kebun kakao, kandang sapi,
ruang pembibitan dari kakao tersebut. BT Cocoa Agrowisata buka untuk umum
pada hari senin sampai dengan minggu dimulai dari pukul 09.00 sampai dengan
17.00. Kunjungan wisatawan perhari mencapai 15-50 orang. BT Cocoa
Agrowisata memiliki konsep yang mengedukasi pengunjung tentang bagaimana
proses tahapan pengolahan cokelat dimulai dari pembibitan sampai dengan
pengemasan. Berikut adalah gambaran denah lokasi dari berbagai fasilitas pada
BT Cocoa Agrowisata Cokelat di Desa Temukus yang terlihat pada Gambar 2.5,
2.6 dan 2.7.
Gambar 2.5 Site BT Cocoa Agrowisata Cokelat
Sumber: Survey, 08 Oktober 2015
20
Gambar 2.6 Detail denah A BT Cocoa Agrowisata Cokelat
Sumber: Survey, 08 Oktober 2015
Gambar 2.7 Detail denah B BT Cocoa Agrowisata Cokelat
Sumber: Survey, 08 Oktober 2015
Tanaman cokelat/kakao yang ditaman pada agrowisata ini merupakan jenis
tanaman baru yang di peroleh dari hasil silang tanaman lokal dan tanaman
berjenis Criollo. Penggabungan ini bertujuan untuk menciptakan bibit kakao yang
sesuai dengan iklim lokal Desa Temukus dan produksi buah seperti jenis Criollo.
Biji-biji kakao hasil perkebun dikeringkan dan diolah di pabrik yang letaknya
tidak jauh dari kebun. Biji yang diolah tidak hanya berasal dari perkebunan tetapi
21
kebanyakan diperoleh dari petani di daerang Selemadeg Tabanan, Lombok dan
Flores. Berikut adalah suasana kebun kakao pada BT Cocoa Agrowisata yang
terlihat pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Kebun cokelat/kakao BT Cocoa Agrowisata Cokelat
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
BT Cocoa Agrowisa Cokelat ini memiliki keunikan pada sistem pengolahan
limbah perkebunan seperti kulit buah kakao. Pengolahan limbah ini mengikuti
sistem yang direncanakan pemerintah yaitu Sistem Pertanian Terintegrasi
(Simantri). Limbah dari kebun difermentasi menjadi pupuk dengan campuran
kotoran sapi yang diperoleh dari kandang sapi. Urine sapi dimanfaatkan sebagai
biogas yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik disekitar area
perkebunan. Berikut adalah gambaran Sistem Pertanian Terintegrasi yang terlihat
pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Kandang sapi (kiri), bak penampungan (tengah) dan tabung biogas (kiri)
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
Penjelasan lebih lengkap mengenai BT Cocoa Agrowisata Cokelat adalah sebagai
berikut.
1. Lokasi Agrowisata
Agrowisata ini terletak di Buleleng tepatnya di Desa Temukus. Berada pada
JL. Seririt Singaraja dan dekat dengan pantai lovina.
2. Aktifitas Agrowisata
Berbagai aktifitas terdapat pada BT. Cocoa Agrowisata Cokelat diantaranya
adalah sebagai berikut.
22
a. Berwisata di perkebunan cokelat/kakao
b. Pembibitan tumbuhan cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar
2.10.
Gambar 2.10 Ruang pembibitan tumbuhan cokelat/kakao
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
Ruang ini memiliki suasana yang sejuk walaupun terpapar dengan cahaya
matahari yang bertujuan mempercepat pertumbuhan bibit cokelat/kakao.
c. Ruang fermentasi biji cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar
2.11.
Gambar 2.11 Ruang fermentasi biji cokelat/kakao
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
d. Penjemuran dan penampungan biji cokelat/kakao, seperti yang terlihat
pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12. Ruang penjemuran dan penampungan biji cokelat/kakao
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
23
3. Fasilitas Agrowisata
Berbagai fasilitas terdapat pada BT. Cocoa Agrowisata Cokelat diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Kebun tumbuhan cokelat/kakao
b. Ruang pembibitan tumbuhan cokelat/kakao
c. Ruang pengolahan biji cokelat/kakao
d. Kandang sapi dan ruang pengolahan biogas
e. Kafetaria dan Restaurant, seperti yang terlihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13. Ruang kafetaria dan restaurant
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
Ruang ini memiliki suasana yang nyaman, sirkulasi udara dan masuknya
sinar matahari cukup baik, serta penggunaan kombinasi jenis material
fabrikasi dan alami memberikan tampilan yang menarik di ruangan ini.
Produk yang dijual disini tidak sepenuhnya berbahan dasar
cokelat/kakao. Produk cokelat hanya berupa minuman, kue, serta cokelat
batangan yang menyerupai permen. Selain produk berbahan dasar cokelat
terdapat juga produk dari olahan pasta.
f. Museum cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Ruang museum cokelat/kakao
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
24
g. Workshop dan Games Area, seperti yang terlihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Workshop dan Games Area
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
h. Toilet, seperti yang terlihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Toilet
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
Ruang ini memiliki suasana alami dan mewah dikarenakan penggunaan
material yang berasal dari alam dan peralatan sanitair yang berkualitas.
i. Parkir kendaraan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.17.
Gambar 2.17 Parkir kendaraan
Sumber: Survey 08 Oktober 2015
25
2.4.2 Bagus Agro Pelaga
Bagus Agro Pelaga terletak di Desa Petang, Badung. Bagus Agro Pelaga
merupakan wisata perkebunan berbagai macam tanaman seperti angrek, sayur-
sayuran, jagung, stroberi, pisang dan kopi yang di bangun oleh The Bagus
Discovery Group di lahan sekitar 18Ha. Agrowisata ini memiliki konsep yang
mengedukasi pengunjung tentang kegiatan perkebunan dimulai dari pembibitan,
penanaman, perawatan, pemetikan hingga pengolahan. Kunjungan wisatawan
perhari mencapai 150-180 orang. Sistem pengairan perkebunan disini
menggunakan sistem tetes. Sistem tetes cocok digunakan karena lebih
memungkinkan untuk mengatur aliran air dengan lebih efektif dan efisien pada
perkebunan. Luas lahan yang mencapai 18Ha dirancang dengan berbagai jenis
fasilitas. Berikut adalah sitemap kawasan agrowisata Bagus Agro Pelaga di Desa
Petang yang terlihat pada Gambar 2.18.
Gambar 2.18 Sitemap kawasan Bagus Agro Pelaga
Sumber: http://www.bagus-agro.com
Keterangan:
A. Parking Area
B. Lobby
C. Restaurant
D. Terrace Restaurant & Agro Shop
E. Wantilan Hall
F. Laboratory
G. Luxury Farm House
1. Orchids
2.Children Playground
3. Vegetables
4. Sweet Corn & Peanut
5. Strawberry
6. Game Spot
7. Fruits
26
H. Gazebo
I. Coffee Roasting Demonstration Venue
J. Coconut Oil Demonstration Venue
K. Temple
L. Camping Ground
M. Executive House
N. Agro Store
O. Administration Office
8. Herbal Medicine
9. Banana & Coffe Plantation
10. Coffee Plantation
11. Sweet Corn & Beans
Penjelasan lebih lengkap mengenai Bagus Agro Pelaga adalah sebagai berikut.
1. Lokasi Agrowisata
Agrowisata ini terletak di Badung tepatnya di Desa Petang dengan ketinggian
950m dari permukaan laut, berada pada JL. Raya Puncak Mangu
2. Aktifitas Agrowisata
Berbagai aktifitas terdapat pada Bagus Agro Pelaga diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Berwisata di perkebunan
b. Menginap di cottage
c. Menikmati kuliner khas Bagus Agro Pelaga
3. Fasilitas Agrowisata
Berbagai fasilitas terdapat pada Bagus Agro Pelaga diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Perkebunan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.19
Gambar 2.19 Perkebunan Bagus Agro Pelaga
Sumber: Survey, 10 Oktober 2015
27
b. Lobby, seperti yang terlihat pada Gambar 2.20
Gambar 2.20 Lobby Bagus Agro Pelaga
Sumber: Survey, 10 Oktober 2015
c. Restaurant, seperti yang terlihat pada Gambar 2.21
Gambar 2.21 Restaurant Bagus Agro Pelaga
Sumber: Survey, 10 Oktober 2015
2.4.3 Pod Chocolate Factory & Cafe
Pod Chocolate Factory & Cafe terletak di Desa Carangsari, Badung. Pod
Chocolate Factory & Cafe merupakan salah satu pusat wisata pengolahan cokelat
di Kabupaten Badung. Pusat Pengolahan ini dikelola oleh perusahaan yang
berasal dari Australia dengan luas lahan adalah 15 are. Pod Chocolate Factory &
Cafe buka setiap hari dimulai pukul 08.30 sampai dengan 17.00. Kunjungan
wisatawan perhari mencapai 15-35 orang. Pod Chocolate Factory & Cafe
memiliki konsep edukasi dan rekreasi. Berikut adalah gambaran fasade dan denah
lokasi dari berbagai fasilitas pada Pod Chocolate Factory & Cafe di Desa
Carangsari yang terlihat pada Gambar 2.22 Dan Gambar 2.23.
28
Gambar 2.22 Fasade barat (kiri) dan fasade timur (kanan) Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
Gambar 2.23 Denah Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
29
Biji cokelat/kakao yang diproses pada pabrik diperoleh melalui pengepul dan
beberapa kebun cokelat/kakao yang ada disekitar pabrik. Terdapat berbagai jenis
aktifitas dan fasilitas yang diwadahi. Penjelasan lebih lengkap mengenai Pod
Chocolate Factory & Cafe adalah sebagai berikut.
1. Lokasi wisata
Wisata cokelat ini terletak di Badung tepatnya di Desa Carangsari,
Kecamatan Petang.
2. Aktifitas wisata
Berbagai aktifitas terdapat pada Pod Chocolate Factory & Cafe diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Wisata cokelat/kakao di areal Pod Chocolate Factory & Cafe
b. Rekreasi di area kandang beruang madu, seperti yang terlihat pada
Gambar 2.24.
Gambar 2.24 Kandang beruang madu Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
3. Fasilitas wisata
Berbagai fasilitas terdapat pada Pod Chocolate & Cafe diantaranya adalah
sebagai berikut.
a. Kafetaria, seperti yang terlihat pada Gambar 2.25.
Gambar 2.25 Kafetaria Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
30
Ruang ini memiliki suasana yang nyaman, pencahayaan dan penghawaan
alami dioptimalkan secara maksimal pada ruang ini. Penataan furniture serta
pemilihan material yang berbahan dasar kayu menguatkan kesan cokelat pada
ruang ini. Pod Chocolate Factory & Cafe menyediakan beberapa produk
olahan cokelat/kakao diantaranya berupa cokelat batangan yang menyerupai
permen dengan berbagai variasi rasa, kue cokelat dan tentunya olahan
minuman yang berbahan dasar cokelat.
b. Ruang pengolahan biji cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar
2.26.
Gambar 2.26 Pengolahan biji cokelat/kakao Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
c. Workshop cokelat/kakao, seperti yang terlihat pada Gambar 2.27
Gambar 2.27 Workshop cokelat/kakao Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
d. Testing and Retail, seperti yang terlihat pada Gambar 2.28
Gambar 2.28 Testing and Retail cokelat/kakao Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
31
e. Ruang pengemasan produk
f. Gudang penyimpanan produk
g. Gudang penyimpanan cokelat/kakao kering
h. Toilet, seperti yang terlihat pada Gambar 2.29
Gambar 2.29 Toilet Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
i. Parkir kendaraan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.30
Gambar 2.30 Parkir kendaraan Pod Chocolate
Sumber: Survey, 05 Oktober 2015
Berdasarkan hasil dari studi banding ketiga proyek sejenis diatas maka dapat
dievaluasi dan disimpulkan kelebihan dan kekurangannya sebagai berikut.
Tabel 2.1 Evaluasi studi banding fasilitas sejenis
Pokok Bahasan BT Cocoa Agrowisata Bagus Agro Pelaga Pod Chocolate
Zona ruang Zona Ruang Publik
berada dekat dengan
akses utama. Zona
Ruang Semi Publik
berada di antara Zona
Ruang Publik dan Zona
Ruang Privat.
Zona Ruang Publik dan
Zona Ruang Privat
terpisah diantara Zona
Ruang Semi Publik.
Zona Ruang Publik
berada jauh di
belakang akses Zona
Ruang Utama.
32
Akses Akses dari jalan yang
terbuka, pengunjung
dapat langsung melihat
kebun dan fasilitas
publik secara
menyeluruh sebelum
masuk kedalam tapak.
Akses dari jalan yang
sangat terbuka,
pengunjung dapat
langsung melihat
perkebunan saat
memasuki tapak.
Akses dari jalan yang
cukup jauh,
pengunjung tidak
dapat melihat fasilitas
secara langsung.
Sirkulasi Sirkulasi dalam
bangunan menggunakan
sirkulasi Linier dan
Cluster
Sirkulasi dalam
bangunan menggunakan
sirkulasi Linier
Sirkulasi dalam
bangunan
menggunakan
sirkulasi memusat
Organisasi ruang Organisasi ruang Linier Organisasi ruang Linier Organisasi ruang
memusat
Perletakan masa
bangunan dalam
tapak
Terdiri dari dua massa
yang memiliki fungsi
yang berbeda
Terdiri dari banyak
massa yang berada pada
satu tapak
Terdiri dari satu
massa.
Fasilitas Perkebunan, ruang
pembibitan, ruang
pengolahan, kandang
sapi, ruang biogas,
kafetaria, restauran,
museum, workshop,
games area, toilet dan
parkir kendaraan.
Parking area, lobby,
restaurant, terrace
restaurant & agro shop,
wantilan hall,
laboratory, luxury farm
house, gazebo, coffee
roasting demonstration
venue, coconut oil
demonstration venue,
temple, camping ground,
executive house, agro
store
Kafetaria, ruang
pengolahan biji,
workshop, testing and
Retail, ruang
pengemasan, gudang
penyimpanan, gudang
penyimpanan
cokelat/kakao kering,
toilet dan parkir
kendaraan
Kesimpulan yang diperoleh dari evaluasi studi banding fasilitas sejenis diatas
adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan pokok bahasan mengenai zona ruang, BT Cocoa Agrowisata
Cokelat memiliki zona ruang yang terbaik diantara dua studi banding fasilitas
sejenis lainnya. BT Cocoa Agrowisata Cokelat meletakan zona ruang publik
berada dekat dengan akses utama. selanjutnya zona ruang semi publik
diletakan di antara zona ruang publik dan zona ruang privat sebagai pembatas
zona.
b. Berdasarkan pokok bahasan mengenai akses, BT Cocoa Agrowisata Cokelat
memiliki akses yang terbaik diantara dua studi banding fasilitas sejenis
33
lainnya. BT Cocoa Agrowisata Cokelat memiliki akses dari jalan yang
terbuka, sehingga pengunjung dapat secara langsung melihat kebun dan
fasilitas publik secara menyeluruh sebelum memasuki tapak.
c. Berdasarkan pokok bahasan mengenai sirkulasi, BT Cocoa Agrowisata
Cokelat memiliki sirkulasi yang terbaik diantara dua studi banding fasilitas
sejenis lainnya. Sirkulasi yang digunakan adalah linier dan cluster, kombinasi
jenis sirkulasi ini sangat sesuai diterapkan pada agrowisata beserta fasilitas
penunjang dan pendukungnya.
d. Berdasarkan pokok bahasan mengenai organisasi ruang, Bagus Agro Pelaga
dan BT Cocoa Agrowisata Cokelat memiliki organisasi ruang terbaik.
Organisasi yang digunakan pada dua studi banding fasilitas tersebut adalah
organisasi ruang linier.
e. Berdasarkan pokok bahasan mengenai perletakan massa bangunan dalam
tapak, Bagus Agro Pelaga memiliki perletakan massa terbaik diantara dua
studi banding fasilitas sejenis lainnya. Perletakan massa yang terdiri dari
banyak massa/majemuk yang berada pada satu tapak dapat memudahkan
proses sirkulasi pengunjung menuju massa-massa bangunan yang diinginkan.
f. Berdasarkan pokok bahasan mengenai fasilitas, Bagus Agro Pelaga memiliki
fasilitas terbaik diantara studi banding objek sejenis lainnya. Fasilitas yang
berada di Bagus Agro Pelaga cukup lengkap, ini dikarenakan banyaknya
fungsi yang direncanakan untuk dapat mewadahi segala hasil komoditi yang
digunakan sebagai daya tarik wisata.
2.5 Spesifikasi Umum Proyek
Berdasarkan teori dan studi banding proyek sejenis maka didapatkan
kesimpulan atau spesifikasi umum dari proyek Agrowisata Cokelat. Spesifikasi
umum tersebut dijabarkan sebagai berikut dibawah ini.
a. Pengertian
Agrowisata Cokelat merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan perkebunan kakao sebagai tempat wisata rekreasi dan edukasi
yang selanjutnya hasil dari perkebunan diolah untuk dikonsumsi dan
diperdagangkan.
34
b. Tujuan
Tujuan dari perencanaan Agrowisata Cokelat ini adalah sebagai berikut.
- Untuk memperluas pengalaman, pengetahuan dan pemahaman di bidang
pertanian dan pengolahan cokelat/kakao.
- Untuk menjaga lingkungan binaan dengan perencanaan Agrowisata Cokelat
yang menggunakan konsep arsitektur berwawasan lingkungan.
- Sebagai peluang pendapatan penduduk lokal khususnya petani cokelat.
c. Fungsi
Fungsi dari Agrowisata Cokelat adalah sebagai berikut.
- Fungsi utama. merupakan fungsi yang berupa wisata perkebunan
cokelat/kakao yang berbasis pengetahuan dan pengalaman mengenai
pembenihan, penanaman dan pengolahan.
- Fungsi penunjang. merupakan fungsi yang menunjang fungsi utama yaitu
perkebunan cokelat/kakao yang menjadi daya tarik wisata dan pengolahan
hasil perkebunan kakao/coklat yang selanjutnya akan diperdagangkan.
- Fungsi pelengkap. merupakan fungsi yang berupa pelengkap fasilitas
Agrowisata Cokelat dimulai dari administrasi, pengelolaan dan pemeliharaan
fasilitas.
d. Lingkup kegiatan
Lingkup kegiatan Agrowisata Cokelat dapat dijabarkan sebagai berikut.
- Kegiatan utama. merupakan kegiatan yang diutamakan pada lingkup
Agrowisata Cokelat berupa kegiatan wisata perkebunan.
- Kegiatan penunjang. merupakan kegiatan penunjang kegiatan utama pada
lingkup Agrowisata Cokelat berupa kegiatan rekreasi.
- Kegiatan pelengkap. merupakan kegiatan yang terdapat pada lingkup
Agrowisata Cokelat berupa kegiatan pengelolaan perkebunan, pengelolaan
bangunan, pengelolaan sarana rekreasi, pemeliharaan perkebunan,
pemeliharaan bangunan dan pemeliharaan sarana rekreasi.
e. Lingkup fasilitas
Lingkup fasilitas yang disediakan Agrowisata Cokelat dapat dijabarkan
sebagai berikut.
35
- Fasilitas utama. merupakan fasilitas yang mewadahi kegiatan utama pada
lingkup Agrowisata Cokelat berupa perkebunan cokelat, restaurant, museum
cokelat, ruang pembibitan dan pengeringan cokelat.
- Fasilitas penunjang. merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan utama
pada lingkup Agrowisata Cokelat berupa lobby, ruang regristasi, kandang
binatang, ruang workshop dan ruang souvenir.
- Fasilitas pelengkap. merupakan fasilitas yang melengkapi Agrowisata
Cokelat diantaranya adalah fasilitas pengelola berupa ruang pimpinan, ruang
sekretaris, ruang administrasi dan ruang staff dan fasilitas servis berupa
gudang penyimpanan alat perkebunan, gudang penyimpanan alat kebersihan
dan ruang MEP.