bab 4 tahap perencanaan

21
Pedoman Pelaksanaan SANIMAS 54 TAHAP PERENCANAAN BAB IV TAHAP PERENCANAAN Tahap perencanaan merupakan lanjutan dari tahapan persiapan. Kegiatan- kegiatan dalam tahapan ini akan dilakukan di RT atau RW (atau dengan sebutan lainnya) setempat. Adapun kegiatan utama pada tahap perencanaan meliputi: 4.1. PROMOSI SANITASI Upaya menyebarluaskan informasi tentang suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. 4.2. PELAKSANAAN PEMETAAN SANITASI KELURAHAN Pemetaan Sanitasi Kelurahan dilakukan oleh BKM / LKM dan KSM di bantu oleh kader masyarakat setempat dan di fasilitasi TFL untuk melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi pelayanan sanitasi kelurahan, kondisi kependudukan, sampai dengan permasalahan sanitasi yang dihadapi

Upload: hanafi-muhammad

Post on 28-Jan-2016

61 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

54 TAHAP PERENCANAAN

BAB IV

TAHAP PERENCANAAN

Tahap perencanaan merupakan lanjutan dari tahapan persiapan. Kegiatan-

kegiatan dalam tahapan ini akan dilakukan di RT atau RW (atau dengan sebutan

lainnya) setempat.

Adapun kegiatan utama pada tahap perencanaan meliputi:

4.1. PROMOSI SANITASI

Upaya menyebarluaskan informasi tentang suatu usaha pencegahan penyakit

yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup

manusia.

4.2. PELAKSANAAN PEMETAAN SANITASI KELURAHAN

Pemetaan Sanitasi Kelurahan dilakukan oleh BKM / LKM dan KSM di bantu

oleh kader masyarakat setempat dan di fasilitasi TFL untuk melakukan

pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi pelayanan sanitasi kelurahan,

kondisi kependudukan, sampai dengan permasalahan sanitasi yang dihadapi

Page 2: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 55

sebagai bahan untuk menyusun CSIAP dan Rencana Kerja Masyarakat. Contoh

Format dan petunjuk yang digunakan dalam proses ini dapat dilihat dalam Format

2.1-2.4 Lampiran

Data dan Informasi yang akan digali melalui Pemetaan Sanitasi Kelurahan ini

adalah:

1. Kondisi wilayah, dilakukan dengan membuat peta sederhana kawasan desa,

yang berisi:

Tata letak tapak,

Status tanah dan penguasaan,

Peta Jaringan Sanitasi,

Kondisi Prasarana dan Sarana Sanitasi yang ada,

Permasalahan Sanitasi yang ada (Kesehatan dan Pencemaran Lingkungan)

(lihat Format 2.4)

2. Kondisi demografi, dilakukan dengan:

Pengumpulan dan pemutakhiran data kependudukan;

Pengumpulan data sosial masyakarat seperti tingkat pendidikan, strata

ekonomi;

Pengumpulan data permasalahan kependudukan yang mencakup

permasalahan sosial seperti konflik antar penduduk;

Pemetaan Sanitasi Kelurahan dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi, BKM/LKM

bersama dengan KM dan TFL serta relawan masyarakat dari masing-masing

Page 3: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

56 TAHAP PERENCANAAN

RT/RW (atau sebutan lainnya) .

4.3. PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA AKSI PERBAIKAN SANITASI

(COMMUNITY SANITATION IMPROVEMENT ACTION PLAN

/CSIAP)

Dari hasil Pemetaan Sanitasi Kelurahan, kemudian Pokja Sanitasi, KM

didampingi oleh BKM/LKM dan TFL melakukan identifikasi permasalahan dan

pemetaan kondisi sanitasi kelurahan. Hasil identifikasi permasalahan kemudian

dicermati bersama oleh Pokja Sanitasi dan KM yang didampingi TFL untuk

merumuskan kondisi sanitasi kelurahan, serta menyusun Dokumen Rencana

Perbaikan Sanitasi di tingkat Kelurahan atau Community Sanitation Improvement

Action Plan (CSIAP).

Page 4: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 57

Bagan Alur Penyusunan CSIAP

PPEEMMBBEENNTTUUKKAANN

PPOOKKJJAASSAANN

KKEELLUURRAAHHAANN

BBEERRSSAAMMAA

BBKKMM//LLKKMM

DDAANN KKMM

PPEEMMEETTAAAANN SSAANNIITTAASSII

KKEELLUURRAAHHAANN KKOONNDDIISSII GGEEOOGGRRAAFFIISS

KKOONNDDIISSII DDEEMMOOGGRRAAFFII

IINNDDEENNTTIIFFIIKKAASSII MMAASSAALLAAHH

PPEENNEENNTTUUAANN DDAAEERRAAHH

BBEERRMMAASSAALLAAHH

UUPPAAYYAA PPEERRBBAAIIKKAANNDDOOKKUUMMEENN CCSSIIAAPP

((RREENNCCAANNAA AAKKSSII PPEERRBBAAIIKKAANN

SSAANNIITTAASSII TTIINNGGKKAATT KKEELLUURRAAHHAANN

33 TTAAHHUUNNAANN))

RREEMMBBUUGG

KKEELLUURRAAHHAANN TTAAHHAAPP II

RREEMMBBUUGG

KKEELLUURRAAHHAANN TTAAHHAAPP IIII

Page 5: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

58 TAHAP PERENCANAAN

Penyusunan Dokumen Rencana Perbaikan Sanitasi dilakukan dengan:

1. Penyusunan daftar identifikasi masalah, yang dilakukan dengan

mengkompilasi data dan permasalahan sanitasi;

2. Penentuan daerah-daerah bermasalah, penentuan daerah bermasalah

diidentifikasi dari hasil kompilasi data dan permasalahan sanitasi yang disusun

yang kemudian dinilai skala prioritasnya dengan menggunakan Metoda

Metaplan. Dengan menggunakan metaplan, penentuan daerah penerima

manfaat program dapat dilakukan secara optimal.

Rencana Aksi Perbaikan Sanitasi/CSIAP ini disusun secara partisipatif oleh

PokjaSan Kelurahan dan BKM/LKM dengan didukung oleh perwakilan masyarakat,

tokoh masyarakat dan dilakukan konsultasi kepada pemerintah setempat,

masyarakat dan Pokja AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota. Hal yang perlu ditekankan

pada tahap ini adalah bahwa usulan kegiatan yang muncul harus sesuai dengan

Strategi Sanitasi Kabupaten/kota yang telah disusun oleh pemerintah

kabupaten/kota, dalam hal ini maka masyarakat dengan didampingi oleh fasilitator

harus berkoordinasi dengan tim Pokja AMPL/Sanitasi tingkat kabupaten/kota.

CSIAP merupakan perencanaan partisipatif jangka menengah, dengan

jangka waktu 3 tahun, mengenai rencana investasi pembangunan sarana sanitasi

komunal, upaya peningkatan kualitas hygiene dan perilaku hidup bersih dan sehat

tingkat kelurahan dari hasil pemetaan sanitasi serta usulan kegiatan pembangunan

skala kecil yang diusulkan oleh kelompok masyarakat. Hasil pemetaan sanitasi

Page 6: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 59

menjadi input penting dalam penyusunan perencanaan ini.

Kerangka isi dokumen CSIAP sebagai berikut:

KATA PENGANTAR (dari PokjaSan kelurahan)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

1.2. Pengertian Dasar Sanitasi.

1.3. Maksud dan Tujuan.

BAB II PROFIL KELURAHAN

2.1. Administratif, kependudukan, Pendidikan, Kesehatan, Sosial

Masyarakat, Perekonomian.

2.2. Kelembagaan masyarakat.

BAB III PROFIL SANITASI KELURAHAN

3.1. Kondisi Umum Sarana dan Prasarana Sanitasi.

3.2. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga.

3.3. Pengelolaan Persampahan.

3.4. Pengelolaan Drainase lingkungan.

3.5. Penyediaan Air Bersih.

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN SANITASI

(Rumusan permasalahan Sanitasi yang ada di kelurahan, termasuk identifikasi

kawasan yang beresiko sanitasi)

Page 7: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

60 TAHAP PERENCANAAN

BAB V UPAYA PENGEMBANGAN PENGELOLAAN SANITASI

(Rumusan usulan program dan kegiatan serta rencana tindak pengembangan

pengelolaan sanitasi di kelurahan).

BAB VI PROGRAM PENDUKUNG PERUBAHAN PERILAKU

(kegiatan pendukung terjadinya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat)

BAB VII PENUTUP

LAMPIRAN

Hasil dari perumusan masalah kemudian dijadikan bahan dalam Rembug Kelurahan

Tahap II.

4.4. REMBUG KELURAHAN TAHAP II

Setelah pemetaan sanitasi dan penyusunan CSIAP, maka tahapan

berikutnya adalah melakukan Rembug Kelurahan Tahap II. Kegiatan ini disiapkan

oleh BKM/LKM dengan dukungan Kader Masyarakat dan TFL.

Rembug Kelurahan Tahap II dilaksanakan dalam bentuk diskusi terbuka

untuk merumuskan prioritas titik lokasi penanganan permasalahan sanitasi.

Tujuan Rembug Kelurahan Tahap II:

1. Merumuskan prioritas permasalahan yang terdapat di kelurahan;

2. Menentukan titik lokasi penanganan permasalahan;

3. Menyusun rencana kegiatan pelaksanaan pembangunan.

Page 8: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 61

Jenis infrastruktur yang akan dibangun harus disesuaikan dengan kriteria

teknis program Sanimas

Proses yang dilakukan dalam Rembug Kelurahan Tahap II adalah sebagai

berikut:

1. Penjelasan kembali prinsip-prinsip program Sanimas;

2. Pemaparan kondisi dan permasalahan sanitasi kelurahan diperoleh dari hasil

pemetaan sanitasi dan telah disusun di dalam CSIAP;

3. Verifikasi CSIAP oleh seluruh peserta;

4. Paparan TFL mengenai Alternatif Solusi Permasalahan, dalam kerangka masa

sekarang dan masa yang akan datang;

5. Peserta rembug kelurahan dibagi ke dalam beberapa kelompok diskusi dimana

masing-masing kelompok tersebut membuat prioritas penanganan

permasalahan (sesuai dengan Format Penentuan Prioritas);

6. Kemudian dilakukan pleno untuk membahas Prioritas Penanganan

Permasalahan;

7. Identifikasi Prioritas Lingkungan Penerima Manfaat berdasarkan skor hasil

pemetaan sanitasi;

8. Penentuan titik lokasi;

9. Pembuatan Berita Acara Rembug Kelurahan tahap II yang dilakukan oleh

BKM/LKM dan dibantu oleh Kader dan TFL (Format 2.5-2.8 Lampiran).

Page 9: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

62 TAHAP PERENCANAAN

Peserta Rembug Kelurahan Tahap II

1. Masyarakat umum;

2. Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Kelompok/Organisasi Masyarakat serta

anggota masyarakat secara luas;

3. Pemerintahan Kelurahan, Para Pengurus RT/RW (atau sebutan lainnya)

setempat, Pemerintah Kecamatan, Pokjasan;

4. Peserta yang hadir pada Rembug Kelurahan Tahap II minimal 30% perempuan.

4.5. REMBUG TINGKAT RT/RW (ATAU SEBUTAN LAINNYA) TAHAP I

(PENYIAPAN PEMETAAN RPA)

Tahapan perencanaan di tingkat lokasi program lokasi titik pembangunan

sarana sanitasi yang telah ditentukan pada Rembug Kelurahan Tahap II sebelumnya,

dimulai dengan Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap I.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk sosialisasi program di titik lokasi, dan persiapan

pelaksanaan Pemetaan Sanitasi dengan RPA.

Rembug warga RT/RW (atau sebutan lainnya) dilaksanakan dalam bentuk

diskusi terbuka yang diharapkan mampu menentukan waktu, tempat, dan

partisipan dalam pelaksanaan RPA. Dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau

sebutan lainnya), sangat disarankan untuk mengundang TFL atau perwakilan

BKM/LKM sebagai narasumber dalam pertemuan. Rembug RT/RW (atau sebutan

lainnya) harus dilakukan tersendiri sebagai dokumen resmi pertanggungjawaban

kegiatan.

Page 10: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 63

Tujuan Rembug RT/RW (atau sebutan lainnya) tahap I

1. Menyebarluaskan informasi program sampai ke tingkat RT/RW (atau sebutan

lainnya) serta menyampaikan hasil Rembug Kelurahan kepada masyarakat;

2. Merencanakan jadwal dan pelaksanaan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan

metode RPA.

Proses yang dilakukan dalam Rembug Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya)

Tahap I adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan kembali prinsip-prinsip program Sanimas di tingkat RT/RW

(atau sebutan lainnya) ;

2. Paparan narasumber mengenai sistem seleksi lingkungan/kampung dalam

program, dan pelaksanaan pemetaan sanitasi;

3. Peserta musyawarah kemudian menentukan waktu dan pelaksanaan pemetaan

sanitasi dengan metode RPA sebagai bahan penyusunan RKM.

4.6. PELAKSANAAN PEMETAAN KEBUTUHAN SANITASI DENGAN RPA

Setelah masyarakat menentukan jadwal dan waktu pelaksanaan Pemetaan

Kebutuhan Sanitasi dengan RPA pada Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan

lainnya) Tahap I, kemudian BKM/LKM/PokjaSan dibantu TFL dan Kader Masyarakat

melaksanakan Pemetaan Sanitasi dengan metode RPA.

RPA merupakan metode yang digunakan untuk melakukan pemetaan

kondisi sanitasi masyarakat, masalah yang mereka hadapi, serta kebutuhan untuk

memecahkan masalah sanitasi secara cepat dan dilakukan secara partisipatif, atau

Page 11: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

64 TAHAP PERENCANAAN

bersama-sama masyarakat.

Alasan penggunaan metode ini adalah :

1. Memposisikan masyarakat sebagai subyek;

2. Memberikan ”ruang” kepada masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan

keinginannya;

3. Sebagai media pemberdayaan masyarakat pada tingkat bawah (grass root

level).

Tujuan Pemetaan Kebutuhan Sanitasi:

Secara umum, tujuan pemetaan sanitasi adalah

1. Teridentifikasinya masalah sanitasi

2. Teridentifikasinya usulan pemecahan masalah

3. Pemecahan masalah mendasarkan pada kemampuan sendiri yang dilakukan

partisipatif, sistematis dan cepat

4. Terseleksinya usulan masyarakat yang paling siap untuk dilaksanakan program

Sanimas.

Untuk menilai kesiapan masyarakat, dengan menggunakan metode RPA

akan diukur 3 (tiga) variabel, yaitu:

1. Kesiapan masyarakat untuk berkontribusi;

2. Kondisi tingkat pelayanan sanitasi layak

3. Tingkat kepadatan penduduk.

Page 12: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 65

Kegiatan Pemetaan Sanitasi dilaksanakan oleh KSM dengan didukung oleh

kader masyarakat, perwakilan warga masyarakat.

Penjelasan secara rinci mengenai metode RPA disajikan di dalam pedoman

RPA, CSIAP dan RKM, serta format-format yang dibutuhkan dalam pelaksanaan

RPA dan Penyusunan RKM dapat dilihat pada Format 3.5-3.6 Lampiran.

Dari hasil RPA, KSM dapat menentukan titik yang paling tepat di RT/RW

(atau sebutan lainnya) terpilih yang membutuhkan sarana sanitasi. Setelah itu

KSM melanjutkannya dengan penyusunan RKM. Untuk lebih jelasnya proses RPA

dapat dilihat pada Buku Lampiran Pedoman, Lampiran 2 Petunjuk Survey.

4.7. REMBUG WARGA TINGKAT RT/RW (ATAU SEBUTAN LAINNYA)

TAHAP II

Setelah titik pelaksaaan Pemetaan RPA, kemudian dilaksanakan Rembug

Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II untuk mempresentasikan

hasil Pemetaan RPA, serta memilih Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sanitasi.

Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II harus dilakukan

tersendiri sebagai dokumen resmi pertanggungjawaban kegiatan.

Page 13: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

66 TAHAP PERENCANAAN

Tujuan Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II

1. Memaparkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan RPA kepada

masyarakat, serta menentukan titik lokasi pembangunan;

2. Membentuk KSM Sanitasi;

3. Merencanakan jadwal dan pelaksanaan Penyusunan RKM;

4. Peserta yang hadir pada rembug RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap II

minimal 30% perempuan.

Proses yang dilakukan dalam Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan

lainnya) Tahap II adalah sebagai berikut:

1. Paparan kembali oleh narasumber mengenai sistem seleksi

lingkungan/kampung dalam program, dan pelaksanaan pemetaan sanitasi;

2. Pemaparan hasil Pemetaan Sanitasi kepada masyarakat;

3. Peserta musyawarah kemudian memilih anggota KSM Sanitasi;

4. Peserta musyawarah kemudian menentukan waktu dan pelaksanaan

penyusunan RKM;

KSM selaku pelaksana pembangunan infrastruktur akan bertanggung

jawab selama proses pelaksanaan program mulai dari perencanaan (penyusunan

RKM dan DED-RAB) dan pelaksanaan konstruksi.

Bentuk dan susunan pengurus KSM Sanitasi sesuai dengan hasil

kesepakatan musyawarah masyarakat, dan ditetapkan melalui surat keputusan

Page 14: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 67

kelurahan yang diketahui oleh kecamatan setempat. Namun, apabila dibutuhkan,

pembentukan/kepengurusan KSM Sanitasi dan AD/ART KSM dapat dilegalkan

melalui notaris setempat.

KSM Sanitasi terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi Kontribusi, Seksi

Operasi dan Pemeliharaan dan Seksi Kampanye Kesehatan.

Dengan tugas sebagai berikut:

1. Ketua:

Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan;

Memimpin pelaksanaan tugas panitia dan kegiatan rapat-rapat.

2. Sekretaris:

Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha serta

dokumentasi;

Melaksanakan surat-menyurat;

Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap.

3. Bendahara:

Menerima, menyimpan dan mengeluarkan/membayar sesuai dengan

Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang telah ditetapkan;

Melakukan pengelolaan administrasi keuangan dan pembukuan realisasi

serta laporan pertanggungjawaban keuangan yang dikelola mingguan dan

bulanan.

4. Seksi Tenaga Kerja:

Melakukan inventarisasi tenaga kerja;

Page 15: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

68 TAHAP PERENCANAAN

Melakukan rekrutmen tenaga kerja;

Mengatur tenaga kerja di lapangan;

Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan;

Pengawasan kepada pekerja dan bekerjasama dengan mandor.

5. Seksi Kontribusi:

Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang dan

menyerahkan pada bendahara.

6. Seksi Logistik:

Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan;

Membuat laporan tentang keadaan material;

Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi.

7. Seksi Kampanye Sanitasi:

Mengorganisir kegiatan kampanye Santasi di masyarakat dan melibatkan

tenaga sanitarian;

Membantu dalam penyuluhan Sankitasi masyarakat;

Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan lingkungan.

Catatan:

Untuk sebagai catatan, bahwa mekanisme kerja KSM tercantum dalam

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disepakati oleh

pengurus KSM dan seluruh calon pengguna/penerima manfaat. Sementara, status

pembentukan KSM disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Lurah yang diketahui

oleh Camat setempat.

Page 16: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 69

4.8. PENYUSUNAN RKM

Rencana kegiatan masyarakat (RKM) merupakan bukti dokumen resmi

perencanaan perbaikan sanitasi oleh masyarakat, sekaligus sebagai dasar untuk

pencairan dana/material dari berbagai stakeholder yang telah memberikan

komitmen RKM hanya akan dilakukan oleh masyarakat yang lingkungannya

terseleksi sebagai titik lokasi pembangunan sarana sanitasi. Penyusunan RKM

dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin

melibatkan masyarakat (laki-laki dan perempuan) dalam semua kegiatan yang

dilakukan, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian

teknis diserahkan kepada tenaga ahli, namun tetap melibatkan masyarakat.

Dokumen RKM ini berisi mengenai :

1. Profil Lokasi

2. Ketersediaan lahan

3. Penentuan Calon Pengguna

4. Jenis dan Besaran Swadaya

5. Pemilihan Teknologi Sarana Sanitasi

6. Detailed Engineering Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB),

7. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi

8. Mekanisme Pencairan Dana

9. Rencana Penggunaan Dana

10. Struktur Organisasi Pelaksana

Page 17: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

70 TAHAP PERENCANAAN

11. Rencana Penguatan Kapasitas Masyarakat

12. Rencana Operasi dan Pemeliharaan

Dalam penyusunan RKM ini, TFL berkewajiban untuk memberikan

bimbingan baik teknis dan manajemen kepada KSM seperti contoh berikut dibawah

ini:

1. Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi

Rekomendasi Pilihan Sarana Sanitasi ini berisikan

Latar Belakang yang mendasari Kegiatan, didasarkan pada Hasil Survey;

Tujuan dan Sasaran yang hendak dicapai dengan Pelaksanaan Pembangunan

Sarana Sanitasi;

Manfaat Pekerjaan terhadap warga dan Lingkungan Hidup Warga;

Pelaksanaan Pekerjaan, baik yang berhubungan dengan Dana, Waktu,

Pelaksana dan Pelaku-pelaku lain yang mungkin terlibat;

Kebutuhan Lahan untuk kegiatan yang diusulkan, serta mekanisme

pelaksanaannya;

Mekanisme Pelaksanaan, Pengelolaan dan Pengawasan

Profil Lokasi Sasaran yang menunjukkan Kondisi Awal dan Data Prasarana

Sanitasi setempat

2. Usulan Rencana Operasi dan Pemeliharaan

Operasi dan Pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan terencana dan

sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar

Page 18: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 71

Prasarana dan Sarana tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana.

Pelibatan masyarakat dalam Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dilakukan

dengan dibentuknya Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP).

Tujuan Kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Infrastruktur Terbangun adalah:

1. Tersedianya infrastruktur yang tetap berfungsi dengan kualitas dan umur

pelayanan yang sesuai dengan rencana;

2. Pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, dapat menghemat biaya

pemeliharaan;

3. Tersedianya organisasi pengelola yang aktif dan berfungsi dengan baik. Pada

tahap persiapan usulan RKM, rencana operasi dan pemeliharaan baru disusun

sebagai rencana awal, sedangkan finalisasi rencana operasi dan pemeliharaan

dibahas dan ditetapkan melalui Rembug Warga Tingkat RT/RW (atau sebutan

lainnya) Tahap III sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi;

4. Usulan rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan

5. Pada dasarnya sumber pendanaan operasi dan pemeliharaan adalah warga

pemanfaat infrastruktur dengan berlandaskan gotong royong dan kesadaran

bahwa pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan infrastruktur adalah

tugas bersama seluruh warga pemanfaat, bukan milik pemerintah atau

aparat.

6. Namun, pembiayaan kegiatan operasi dan pemeliharaan selain bersumber dari

iuran warga diharapkan didukung oleh APBD.

Page 19: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

72 TAHAP PERENCANAAN

7. Pada tahap penyusunan RKM, aspek pembiayaan baru disusun pada tahap

identifikasi dari rencana pembiayaan. sedangkan secara mendetail terhadap

aspek operasi dan pemeliharaan didiskusikan dalam Rembug Warga Tingkat

RT/RW (atau sebutan lainnya) Tahap III. Contoh Penyusunan Usulan dapat

dilihat di (Format 4.1-4.4 Lampiran).

4.9. PENYUSUNAN DED DAN RAB

Setelah RKM, langkah selanjutnya adalah Penyusunan Rencana Teknis dan

RAB yang dilaksanakan oleh BKM/LKM, KM dengan dibimbing oleh TFL. Hasil dari

Kegiatan ini harus dikonsultasikan dengan Satker PIP dan TAMK.

Pada Tahap ini dilaksanakan:

1. Penyusunan Rencana Teknis; Hasil Penyusunan Rencana Teknis diwujudkan

dalam Dokumen Rencana Teknis dan Gambar Desain Teknis (Format 4.8

Lampiran);

2. Penyusunan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB); Hasil Penyusunan RAB

berupa Perhitungan Volume Pekerjaan, (berdasarkan Rencana Teknis yang

telah disusun), harga dari berbagai macam bahan/ material, alat dan tenaga

yang dibutuhkan pada suatu konstruksi (Format 4.9 Lampiran).

Tujuan Kegiatan Penghitungan Rencana Anggaran Biaya adalah untuk

Memprediksi Biaya Pelaksanaan. Melalui Penghitungan RAB dapat diketahui

Taksiran Biaya setiap item/sub kegiatan. Perlu dicatat bahwa taksiran biaya yang

dibuat bukanlah biaya sebenarnya. Biaya sebenarnya akan diperoleh pada saat

pelaksanaan. Dalam penyusunan RAB, KSM dibimbing oleh TFL dan TAMK.

Page 20: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

TAHAP PERENCANAAN 73

4.10. PENGAJUAN DOKUMEN RENCANA KERJA MASYARAKAT (RKM)

Usulan RKM yang telah difinalisasi dan rencana DED serta RAB tersebut

dikonsolidasikan dalam satu buku, dijilid dengan judul: Dokumen Rencana Kerja

Masyarakat.

Dalam dokumen RKM, semua hasil dari Penyusunan RKM dikonsolidasikan

1. Profil Lokasi

2. Ketersediaan lahan

3. Penentuan Calon Pengguna

4. Jenis dan Besaran Swadaya

5. Pemilihan Teknologi Sarana Sanitasi

6. Detailed Engineering Design (DED), Rencana Anggaran Biaya (RAB),

7. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi

8. Mekanisme Pencairan Dana

9. Rencana Penggunaan Dana

10. Struktur Organisasi Pelaksana

11. Rencana Penguatan Kapasitas Masyarakat

12. Rencana Operasi dan Pemeliharaan

Page 21: Bab 4 Tahap Perencanaan

Pedoman PelaksanaanSANIMAS

74 TAHAP PERENCANAAN

Verifikasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat.

Verifikasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat dilakukan oleh DPIU. Usulan

dokumen harus selaras dengan Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah,

Kriteria Teknis yang ada dan Prioritas Pembangunan Daerah, dengan demikian

tidak terjadi Pendanaan Pembangunan yang tumpang-tindih. Pada Verifikasi ini,

dapat dilakukan kunjungan lapangan oleh DPIU untuk mengetahui Situasi dan

Kondisi Lapangan (Format 4.5 Lampiran). Verifikasi dan asistensi Dokumen

disarankan agar tidak lebih dari 7 hari dihitung sejak masuknya dokumen ke DPIU.

Finalisasi Dokumen Rencana Kerja Masyarakat

Finalisasi dilakukan oleh KSM, BKM/LKM dan Kader Masyarakat dengan

Pendampingan dari TFL dan DPIU. Finalisasi Usulan RKM dilakukan untuk

Perbaikan dan Pembenahan Usulan RKM berdasarkan hasil verifikasi oleh DPIU,

terutama apabila ditemukan hal-hal yang belum sempurna. Setelah dilakukan

Finalisasi, maka Dokumen Rencana Kerja Masyarakat dapat digunakan untuk pada

tahap selanjutnya yaitu Pelaksanaan Fisik.