bab 4 pembahasan induksi persalinan

10
BAB IV PEMBAHASAN Pasien Ny. R.A. 21 tahun, datang ke VK Bersalin RSU Haji Surabaya pukul 01.00 WIB dengan keluhan bengkak pada kedua kaki. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka didapatkan diagnosis GI P00000 UK 38 – 39 minggu/ Hidup/ tunggal / intrauterine/ letak membujur, presentasi kepala / Kala 1 Fase Laten Belum inpartu / TBJ: 3410 gram / Pre Eklamsia Berat dengan Impending Eklamsia + Obesitas. Diagnosis Pre Eklamsia Berat didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Penegakkan diagnosis Pre eklamsia berat harus dilakukan dengan cepat dan tepat karena menentukan penatalaksanaan selanjutnya. 4.1. Gejala Klinis atau Symtom Pada kasus, berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan yang sesuai dengan teori ,yaitu pasien mengeluhkan bengkak kedua kaki dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Bengkak disertai dengan tekanan darah yang tinggi, yaitu 160/110 42

Upload: joequin-akbar

Post on 23-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

BAB 4 pembahasan induksi persalinan

TRANSCRIPT

46

BAB IVPEMBAHASAN

Pasien Ny. R.A. 21 tahun, datang ke VK Bersalin RSU Haji Surabaya pukul 01.00 WIB dengan keluhan bengkak pada kedua kaki. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka didapatkan diagnosis GI P00000 UK 38 39 minggu/ Hidup/ tunggal / intrauterine/ letak membujur, presentasi kepala / Kala 1 Fase Laten Belum inpartu / TBJ: 3410 gram / Pre Eklamsia Berat dengan Impending Eklamsia + Obesitas.Diagnosis Pre Eklamsia Berat didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Penegakkan diagnosis Pre eklamsia berat harus dilakukan dengan cepat dan tepat karena menentukan penatalaksanaan selanjutnya.4.1.Gejala Klinis atau SymtomPada kasus, berdasarkan anamnesis didapatkan keluhan yang sesuai dengan teori ,yaitu pasien mengeluhkan bengkak kedua kaki dirasakan sejak 3 minggu yang lalu. Bengkak disertai dengan tekanan darah yang tinggi, yaitu 160/110 mmHg. Nyeri ulu hati dirasakan sejak 2 minggu yang lalu tapi paling parah dirasakan sejak pagi ini. Tidak ada keluhan nyeri kepala, mual muntah yang hebat, gangguan pandangan, serta bengkak pada kelopak mata, wajah atau seluruh badan. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, diteukan bahwa Proteinuria 3+.Berdasarkan teori, diagnosis Pre Eklamsia Berat bisa ditegakkan bila melihat satu dari lima gejala klinis.

TeoriKasus

Kehamilan > 20 minggu Tekanan darah 160/110 mmHg Proteinuria 3 Oliguria, dengan jumlah produksi urine 500 cc/24 jam atau disertai kenaikan kadar kreanitin darah Adanya gejala impending eklamsia : gangguan visus, gangguan serebral, nyeri epigastrium, hiperrefleksia Adanya syndrome HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelete) UK pasien 38 39 minggu Tekanan Darah px 160/110 mmHg Proteinuria 3+ Pasien tidak mengeluh BAK bertambah sedikit dan kadar kreatinin darah dbn Terdapat gejala impending eklamsia pada px ini, yaitu didapatkan nyeri ulu hati (epigastrium) Tidak didapatkan syndrome HELLP

Dari kasus di atas, didapatkan tiga dari lima gejala klinis, maka dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita Pre Eklamsia Berat dengan impending eklamsia karena didapatkan gejala impending eklamsia.4.3 PenatalaksanaanPada kasus ini, penatalaksanaannya menggunakan penatalaksanaan aktif, yaitu segera terminasi kehamilan karena UK pasien sudah 38 39 minggu dan ada tanda-tanda impending eklamsia. Berikut ini adalah perbandingan menurut teori dan menurut kasus.

TeoriKasus

Indikasi perawatan aktif yaitu bila, UK 37 minggu, hasil NST jelek, ada impending eklamsia, ada syndrome HELLP, kehamilanlate preterm 34 minggu dengan TBJ 2000 gram Segera MRS Tirah baring ke satu sisi Infus RL yang mengandung 5% Dextrose Pemberian antikejang MgSO4 Dosis awal : MgSO4 20% 4 gram i.v, MgSO4 40% 10 gram i.m, 5 gram boka, 5 gram boki Dosis ulangan : MgSO4 40% 5 gram i.m diberikan tiap 6 jam setelah dosis awal s/d 6 jam pasca persalinan Pemberian antihipertensi dipertimbangkan bila TD 180/110 mmHg Diperiksa Non Stress Test (NST) Tindakan S.C bila NST jelek, penderita belum inpartu dengan Bishop Score < 5, kegagalan oksitosin drip sedangkan tindakan pemberian induksi dengan drip oksitosin bila NST baik, penderita belum inpartu dengan Bishop score 5 Pasien dilakukan perawatan aktif dengan segera diterminasi kehamilan karena UK 38 39 minggu dan didapatkan impending eklamsia

Segera MRS Tirah baring ke satu sisi Px dipasang Infus RL yang mengandung 5% Dextrose Pemberian antikejang MgSO4 Dosis awal yang diberikan : MgSO4 20% 4 gram i.v, MgSO4 40% 10 gram i.m, 5 gram boka, 5 gram boki Dosis ulangan : Infus RD5 500 cc + drip Magnesium Sulfat 40% 10 gram, 28 tetes permenit, kemudian setelah habis 14 tets permenit

Peroral Nifedipine 3 x 10 mg dengan TD awal px ini 160/110 mmHg

Diperiksa Non Stress Test (NST) Px NST baik, tetapi px belum inpartu dan Bishop score = 3 tindakan pada px ini adalah mematangkan serviks dahulu dengan pemberian Misoprostol 4 x 50 mcg tiap 6 jam setelah Bishop score = 5 dilakukan drip oksitosin gagal stop induksi Pro S.C

Tindakan induksi persalinan dilakukan pada pasien ini, berikut ini adalah perbandingan cara induksi persalinan menurut teori dan menurut kasus.TeoriKasus

Syarat induksi persalinan adalah Bishop score 5, bila Bishop score < 5, maka diberikan misoprostol, prostaglandin, atau kateter foley. Pada pemberian misoprostol, bisa diberikan secara peroral ataupun intravaginal. Untuk intravaginal diberikan dosis awal 25 mcg ditempatkan di forniks posterior vaginal Dapat diulang 6 jam kemudian jika his belum timbul. Jika tidak ada reaksi setelah 2 kali pemberian naikkan dosis menjadi 50 mcg tiap 6 jam. Dan jangan lebih dari 50 mcg 100 mcg sekali pakai dan jangan lebih dari 200 mcg. Bila peroral diberikan 50 mcq tiap 4 6 jam Induksi oksitosin diberikan bila Bishop score 5. Awal pemberian 8 tetes per menit 15 menit pemberian 12 tetes per menit 15 menit pemberian 16 tetes per menit 15 menit 20 tetes per menit 15 menit 24 tets per menit 15 menit 28 tetes per menit 15 menit 32 tetes per menit 15 menit 36 tetes per menit 15 menit 40 tetes per menit dilihat kontraksi Rahim bila kontraksi belum juga timbul induksi gagal dihentikan bila kontraksi rahim timbul secara teratur dan adekuat, maka kadar oksitosin dipertahankan. Bila terjadi kontraksi rahim yang sangat kuat, jumlah tetesan dapat dikurangi atau sementara dihentikan. Pasien Bishop score nya < 5, maka diberikan misoprostol peroral 50 mcg tiap 6 jam. Pada pemberian pertama tanggal 27-5-2014 pukul 01.00, pemberian kedua pukul 09.00, pemberian ketiga pukul 21.00, pemberian keempat pukul 03.00 tanggal 28-5-2014. Pukul 10.00 dievaluasi Bishop score 5

Induksi oksitosin diberikan saat Bishop score 5. Awal pemberian 8 tetes per menit 15 menit pemberian 12 tetes per menit 15 menit pemberian 16 tetes per menit 15 menit 20 tetes per menit 15 menit 24 tets per menit 15 menit 28 tetes per menit 15 menit 32 tetes per menit 15 menit 36 tetes per menit 15 menit 40 tetes per menit bila kontraksi belum juga timbul induksi gagal dihentikan pro s.c

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, pasien pada kasus ini didiagnosis sebagai Pre Eklamsia Berat dengan Impending Eklamsia. Kasus yang ditemukan sudah sesuai dengan teori yang ada. Penatalaksanaan Pre Eklamsia Berat dengan Impending Eklamsia pada pasien ini pada umumnya tepat, walaupun ada beberapa perlakuan yang sebaiknya belum sesuai dengan teori.

42