faktor-faktor yang berhubungan dengan induksi persalinan...
TRANSCRIPT
1
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANINDUKSI PERSALINAN DI RSUD KOTA KENDARI
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikanDiploma IV jurusan kebidanan politeknik kesehatan kendari
OLEH
YUSNITAP00312016154
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANKENDARI
2017
4
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Yusnita
2. Nim : P00312016154
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Kasipute, 9 September 1989
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Suku/ Kebangsaan : Bugis
7. Alamat : Jln. Jend. A.H Nasution No. G
81 Kel.Kambu Kec. Kambu Kota
Kendari
B. Pendidikan Formal
1. SDN 27 Poasia Tamat Tahun 2002
2. MTsN 1 Kendari Tamat Tahun 2005
3. MAN I Kendari Tamat Tahun 2008
4. DIII Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari Tamat
Tahun 2011
5. Terdaftar Sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan Prodi DIV Tahun 2016 Sampai Sekarang
5
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDUKSIPERSALINAN DI RSUD KOTA KENDARI TAHUN 2016.Yusnita Sitti Rachmi Misbah Sitti Zaenab
Latar Belakang: Induksi persalinan dimulai dengan menggunakanmetode mekanisme dan/ atau farmakologis. Intervensi dibutuhkan ketikakesejahteraan ibu dan janin mungkin beresiko jika kehamilan dilanjutkan.Beberapa indikasi dilakukanya induksi persalinan adalah: Pascamatur,KPD, Hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi, Hemoragi antepartum,insufiensi plasenta dan retardasi pertumbuhan intrauteri, janin besar,Diabetes atau penyakit dasar lainnya serta kematian intrauterin.Tujuan Umum: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan induksi dengan induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun2016.Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiancross sectional Analitik dengan desain penelitian Case Control, teknikpengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data yangdigunakan adalah data sekunder.Hasil penelitian: Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor ketuban pecahdini, kehamilan lewat waktu dan hipertensi dalam kehamilan menunjukkanadanya pengaruh terhadap terjadinya induksi persalinan, dimana Ketubanpecah dini dengan nilai OR=6,38>1 dan X hitung= 35.62> X tabel=3.841. Kemudian kehamilan lewat waktu dengan nillai OR=4.41> 1 danniali X hitung= 14.80> X tabel= 3.841. Hipertensi dalam kehamilandengan niali OR= 2.66> 1 dan X hitung= 5.10> X tabel= 3.841. Hal inibermakna bahwa ketuban pecah dini, kehamilan lewat waktu danhipertensi dalam kehamilan merupakan faktor- faktor yang berhubungandengan induksi persalinan.
Kata Kunci: induksi persalinan, ketuban pecah dini, kehamilan lewatwaktu, hipertensi dalam kehamilan.Pustaka: 1998-2016
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayahNya sehingga
Skripsi yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan induksi
persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016” dapat diselesaikan.
Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Hj.
Sitti Rachmi Misbah S.Kp, M.Kes selaku pembimbing I dan kepada ibu Hj.
Sitti Zaenab, SKM, SST, M.Keb selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan Skripsi
ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Melania Asi, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi DIV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Kepada Direktur RSUD Kota Kendari dr. Asrida Mukaddim, M.Kes
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
5. Bapak ibu dosen Politeknik Kesehatan Kendari atas segala didikan,
ilmu dan bimbingannya selama penulis berada dalam proses hingga
berakhirnya perkuliahan.
7
6. Bapak/ ibu staf Tata Usaha Politeknik Kesehatan Kendari yang telah
memberikan pelayanan dalam segala hal selama proses hingga
berakhirnya perkuliahan.
7. Kedua orang tua, keluarga dan adik-adik tercinta yang telah memberi
dukungan dalam penyelesaian studi penulis.
8. Teman-teman seangkatan 2016 dan teman-teman bidan, terima kasih
atas kebersamaanya dan suka duka kita selama ini.
9. Semua pihak yang telah memberi bantuannya selama selama
penyusunan Skripsi ini yang tidak dapak penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat dapat
bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa menyertai
kita dalam segala hal. Amin
Kendari, Desember
2017
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................iii
RIWAYAT HIDUP......................................................................................iv
ABSTRAK...................................................................................................v
KATA PENGANTAR..................................................................................vi
DAFTAR ISI.............................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................5
C.Tujuan Penelitian..........................................................................5
D.Manfaat Penelitian........................................................................6
E.Keaslian Penelitian.......................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Telaah Pustaka ...........................................................................9
B.Landasan Teori .................................................................. ...... 27
C.Kerangka Teori..........................................................................29
D.Kerangka Konsep......................................................................30
E.Hipotesis Penelitian...................................................................31
9
BAB III. METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian .............................................. ………..............32
B.Waktu dan Tempat Penelitian ...........................……................33
C.Populasi dan sampel.................................................................33
D.Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................34
E.Instrumen penelitian..................................................................35
F. Alur Penelitian ........................................... ………..................36
G.Analisis data dan penyajian data..............................................36
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A.Gambaran umum lokasi penelitian............................................39
B.Hasil penelitian..........................................................................41
C. Pembahasan ...........................................................................47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..............................................................................50
B. Saran .......................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................52
10
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1. Distribusi frekuensi induksi persalinan di RSUD Kota
Kendari tahun 2016.......................................................... 44
2. Distribusi frekuensi ketuban pecah dini di RSUD Kota
Kendari............................................................................. 45
3. Distribusi frekuensi hipertensi dalam kehamilan di RSUD
Kota Kendari tahun 2016................................................. 45
4. Distribusi frekuensi kehamilan lewat waktu di RSUD
Kota Kendari tahun 2016................................................ 46
5. Hubungan ketuban pecah dini dengan induksi persalinan
di RSUD Kota Kendari tahun 2016................................. 46
6. Hubungan kehamilan lewat waktu dengan induksi persalinan
Di RSUD Kota Kendari tahun 2016................................. 48
7. Hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan induksi
Persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016................ 49
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. : Urat Izin Penelitian Oleh Dari Pihak Pendidikan
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Pihak Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kota Kendari
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 : Master Tabel
Lampiran 5 : Pengolahan Data Hasil Penelitian
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
keluarga menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses
membuka dan menipisnya serviks dan janin turun dalam jalan lahir
kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan
lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi danmenyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap. (Marmi, 2012)
Berdasarkan buku Obstetri Fisiologi fakultas Kedokteran UNPAD
(1985) dan Manuaba (1998), bagaimana terjadinya persalinan belum
diketahui pasti, tapi ada beberapa teori yang menyatakan kemunkinan
proses persalinan yaitu: Teori Penurunan Kadar Hormon, Teori
Rangsangan Estrogen, Teori Reseptor Oksitosi Dan Kontraksi Braxton
Hiks, Teori Keregangan (Distensi Rahim), Teori Fetal Kortisol, Teori
Fetal Membran, Toeri Protaglandin, Teori Hipotalamus- Pituitari Dan
13
Grandula Suprarenalis, Teori Iritasi Mekanik Teori Plasenta Suda Tua,
Teori Tekanan Serviks Dan Induksi Partus (Induction Of Labour).
Marmi,2012)
Induksi persalinan adalah suatu upaya agar persalinan mulai
berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan
jalan merangsang (stimulasi) timbulnya his. Dalam ilmu kebidanan ada
kalanya suatu kehamilan terpaksa diakhiri karena adanya sesuatu
indikasi. Indikasi dapat datang dari sudut kepentingan hidup ibu atau
janin. Hasil induksi persalinan tergantung pula pada keadaan serviks.
Sebaiknya induksi persalinan dilakukan pada serviks yang sudah atau
mulai matang dimana serviks sudah mulai lembek/ lunak dengan
penipisan sekurang- kurangnya 50% dan pembukaan serviks satu jari.
(Sarwono, 2007)
Induksi persalinan merupakan suatu tindakan yang dilakukan
pada ibu hamil dengan cara merangsang timbulnya kontraksi rahim
(his), sehingga proses persalinan dapat dimulai (Khireddine et al, 2013).
Beberapa data hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20-30%
dari seluruh proses persalinan dilakukan melalui proses induksi
persalinan (Chen et al, 2014). Data lain juga menujukkan bahwa
angka kejadian induksi persalinan berkisar antara 9,5-33,7% dari
seluruh persalinan (Haq et al, 2012).( Salmarini dkk, 2016)
Induksi persalinan hanya boleh dilakukan dengan indikasi
spesifik. Terdapat beberapa resiko pada induksi persalinan dengan cara
14
apapun dan manfaat potensial tidak melebihi resiko. Induksi persalinan
secara perorangan, terutama pada pelaksanaan kehamilan abnormal
(preeklamsi- eklamsi) menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
dan janin. Mengingat bahwa kelahiran dapat terjamin dapat juga tidak..
Indikasi induksi harus sahih, sehingga jika induksi gagal kelahiran dapat
dilakukan dengan seksio sesarea. (Benson & Pernoll, 2009)
Induksi persalinan dimulai dengan menggunakan metode
mekanisme dan/ atau farmakologis. Intervensi dibutuhkan ketika
kesejahteraan ibu dan janin mungkin beresiko jika kehamilan
dilanjutkan. Orang tua harus setuju dan diberi informasi lengkap
mengenai prosedur. Beberapa indikasi dilakukanya induksi persalinan
adalah: Pascamatur, KPD, Hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi,
Hemoragi antepartum, insufiensi plasenta dan retardasi pertumbuhan
intrauteri, janin besar, Diabetes atau penyakit dasar lainnya serta
kematian intrauterin. (Medforth dkk, 2012)
WHO melaporkan induksi persalinan banyak terjadi dinegara
berkembang dan pada tahun 2009 terdapat 500 ribu ibu bersalin,
didapatkan 200 ribu ibu yang melahirkan normal dengan dan tanpa
dilakukan induksi persalinan diseluruh dunia, sedangkan 300 lainnya
melakukan persalinan dengan seksio sesarea, dan American Collage Of
Obstetricians And Gynecologist berdasarkan persalinan secara cepat,
tidak mendukung tindakan ini kecuali untuk indikasi-indikasi tertentu
karena tindakan induksi persalinan menyebabkan peningkatan kejadian
15
seksio sesarea 2-3 kali lipat. Hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat ibu bersalin
yang dilakukan dengan metode induksi persalinan sebanyak 258 kasus
dari 1046 persalinan yang didapat dari hasil penelitian dari sejumlah
rumah sakit umum di Indonesia. (Afriani, 2013)
Penelitian Salmarini di RSUD dr. Murjani tahun 2016
menunjukkan bahwa tindakan induksi persalinan mengalami
peningkatan dari tahun ketahun, yakni sebanyak 86 kasus (4,43%)
dari 1937 persalinan pada tahun 2013, sebanyak 154 kasus
(7,12%) dari 2160 kasus persalinan pada tahun 2014, dan pada
tahun 2015 sebanyak 181 kasus (9,15%) dari 1978 kasus persalinan.
(Salmarini, 2016)
Penelitian Afriani di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2013 juga menunjukkan peningkatan yakni pada tahun
2010 dari 784 ibu yang persalinannya normal 175 orang (22,3%)
diantaranya mengalami induksi persalinan, meningkat pada tahun 2011
yakni dari 903 ibu yang persalinannya normal terdapat 203 orang
(22,4%) mengalami induksi persalinan dan tahun 2012 meningkat
kembali dari 742 ibu yang persalinannya normal terdapat 275 orang
(37%) mengalami induksi persalinan. (Afriani,2013)
Dari data rekam medik RSUD Kota Kendari menunjukkan bahwa
pada tahun 2014 dari 749 ibu yang persalinannya normal terdapat 57
orang (6,61%) diantaranya mengalami induksi persalinan,meningkat
16
pada tahun 2015 dari 755 ibu yang persalinannya normal terdapat 117
orang (15,49%) yang mengalami induksi persalinan dan pada tahun
2016 meningkat kembali dari 671 ibu yang persalinannya normal
terdapat 109 orang (16,24%) mengalami induksi persalinan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untu k
melakukan penelitian mengenai “ faktor- faktor yang berhubungan
dengan induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor- faktor apa saja yang
berhubungan dengan induksi persalinan?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan induksi
persalinan di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi distribusi induksi persalinan di RSUD Kota
Kendari tahun 2016.
b. Mengidentifikasi distribusi ketuban pecah dini yang mengalami
induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016.
c. Mengidentifikasi distribusi kehamilan lewat bulan yang
mengalami induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun
2016.
17
d. Mengidentifikasi distribusi hipertensi dalam kehamilan yang
mengalami induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun
2016.
e. Menganalisis hubungan ketuban pecah dini dengan induksi
persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016.
f. Menganalisis hubungan kehamilan lewat waktu dengan induksi
persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016.
g. Menganalisis hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan
induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016.
D. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitan ini diharapkan dapat menyumbangkan
pengetahuan, khususnya dalam bidang kebidanan di RSUD Kota
Kendari.
2. Sebagai bahan acuan atau refensi bagi penelitian selanjutnya.
3. Sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil
tentang induksi persalinan
18
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian penelitian
Peneliti,
tahun
Judul Metode Hasil
Afriani,
2013
Identifikasi penyebab
persalinan normal dengan
metode induksi persalinan
diruang delima RSU
Bahteramas tahun 2013
Metode penelitian
observasional
deskriptif
Hasil penelitian
umur terbanyak
yang mengalami
induksi persalinan
adalah umur 20-35
tahun sebanyak
65,2%, paritas 0-3
sebanyak 87%
dan umur
kehamilan aterm
sebanyak 60,9%.
Kartika &
Sirait,
2011
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
induksi persalinan pada
ibu bersalin di RSUD
Kabupaten Bekasi tahun
2011
Desain penelitian
yang digunakan
adalah deskriptif
dengan
pendekatan cross
sectional
Ibu yang
mengalami
kehamilan post
term (>42 minggu)
memiliki resiko
dilakukan induksi
persalinan sebesar
4,083 dibanding
dengan ibu yang
tidak hamil yang
tidak mengalami
kehamilan post
19
term.
Salmarini
dkk, 2016
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kegagalan induksi
persalinan di RSUD dr.
Murjani Sampit tahun
2016
Metode penelitian
yang digunakan
adalah survey
analitik dengan
pendekatan case
control
Dari 75 sampel
ada 25(33,3%)
mengalami
kegagalan
induksi
persalinan, pada
usia <20 dan
>35 tahun
sebesar
14(51,9%), usia
kehamilan 37-42
minggu sebesar
18(37,5%),
primipara
sebesar13(54,2%
), KPD sebesar
16(45,7%)
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Persalinan Normal
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun dalam lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar
kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan
/kekuatan sendiri. (Marmi, 2012)
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi
danmenyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis)
dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. (Marmi, 2012)
1. Sebab- sebab yang menimbulkan persalinan
a. Teori penurunan kadar hormon prostaglandin
Progesteron merupakan hormon penting untuk mempertahankan
kehamilan. Progesteron berfungsi menurunkan kontraktilitas
dengan cara meningkatkan potensi membran istirahat pada sel
miometrium sehingga menstabilkan Ca membran dan kontraksi
berkurang, uterus rileks dan tenang. Pada akhir kehamilan terjadi
21
penurunan kadar progesteron yang mengakibatkan peningkatan
kontraksi uterus karena sintesa prostaglandin di chorioamnion.
b. Teori rangsangan estrogen
Estrogen mengakibatkan iritability miometrium, mungkin karena
peningkatan konsentrasi actin- myocin dan adenosin tropospat
(ATP). Selain itu, estrogen memungkinkan sintesa prostaglandin
pada decidua dan selaput ketuban sehingga menyebabkan
kontraksi uterus.
c. Teori reseptor oksitosin dan kontraksi Braxton Hiks
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi
berlangsung lama dengan persiapan semakin meningkatnya
reseptor oksitosin. Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga
terjadi braxton Hiks. Menurunya konsentrasi progesteron akibat
tuanya kehamilan, menyebabkan oksitosin meningkat, sehingga
persalinan dapat dimulai.
d. Teori peregangan (Distensi Rahim)
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia
otot- oto rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
Misalnya ibu hamil sering terjadi kontraksi setelah peregangan
tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
e. Teori fetal cortisol
22
Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi
progesteron berkurang dan memperbesar sekresi estrogen,
selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi
prostaglandin, yang menyebabkan iritability miometrim
meningkat.
f. Teori fetal membran
Teori fetal membran phospolipid- arachniod acid prostaglandin.
Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan terjadinya esteri-
fied yang mnghasilkan arachnoid acid, yang membentuk
prostaglandin dan mengakibatkan kontraksi miometrium.
g. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dikeluarkanoleh decidua, konsentrasinya
meningkat sejak kehamilan 15 minggu. Pemberian prostaglandin
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga
hasil konsepsi dikeluarkan. Hasil dari percobaan menunjukkan
prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra
dan extramnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap
umur kehamilan, hal ini disokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi dalam air ketuban maupun darah
perifer pada ibu- ibu hamil sebelum melahirkan atau selama
persalinan.
h. Teori hipotallamus- Pituitari dan grandula suprarenalis
23
1) Oleh Linggin 1973, pada kehamilan dengan anensefalus
(tanpa batok kepala) terjadi kelambatan dalam persalinan
karena tidak terbentuk hipotalamus.
2) Oleh Malpar 1933 percobaan dilakukan dengan
menggunakan hewan yaitu “otak kelinci”, dimana otak janin
kelinci dalam kandungan percobaan diambil, hasilnya
kehamilan berlangsung lebih lama. Dari hasil percobaan
disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituitari
dengan mulainya persalinan.
3) Grandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya
persalinan.
i. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale, bila ganglion ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
j. Teori plasenta menjadi tua
Menurut teori ini plasenta yang sudah tua menyebabkan turunya
kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan
pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
k. Teori tekanan cerviks
Fetal yang berpresentasi dengan baik dapat merangsang akhiran
syaraf sehingga serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi
internum yang mengakibatkan SAR (sekmen atas rahim) dan
24
SBR (sekmen bawah rahim) bekerja berlawanan sehingga terjadi
kontraksi dan retraksi.
l. Induksi partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan cara:
1) Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser
2) Amniotomi : pemecahan ketuban
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per
infus
2. Tanda- tanda permulaan persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya bebepa minggu
sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau
“harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of
labor). Ini memberikan tanda- tanda sebagai berikut:
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul pada primigravida. Pada multi
tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering- sering atau susah kencing (polakisuria)
karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
25
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah dari uterus, kadang- kadang disebut “false labor
pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
3. Tanda- tanda inpartu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan- robekan kecil pada serviks.
c. Kadang- kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan
telah ada.
Seperti telah dikemukakan terdahulu, faktor- faktor yang
berperan dalam persalinan adalah:
a. Kekuatan mendorong janin keluar (power):
1) His (kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot dinding- dinding perut
3) Kontraksi diafragma
4) Dan ligmentous action terutama lig.rotundum
b. Faktor janin
c. Faktor jalan lahir
26
Pada waktu partus akan terjadi perubahan- perubahan pada
uterus, serviks, vagina dan dasar panggul.
4. Mekanisme persalinan biasa
a. Kala persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu:
1) Kala I (Kala Pembukaan)
In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya
lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis
karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
a) Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung
lambat sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8
jam.
b) Fase aktif: berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3
subfase:
1. Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
2. Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
3. Periode diselerasi: berlansung lambat, dalam waktu 2
jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap.
27
Fase- fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada
primigravida. Bedanya dengan multigravida ialah:
Primi
a) Serviks mendatar (effacement) dulu, baru dilatasi.
b) Berlangsung 13-14 jam.
Multi
a) Mendatar dan membuka bisa bersamaan.
b) Berlangsung 6-7 jam.
2) Kala II (Kala pengeluaran janin)
Pada kala pegeluaran janin, his terkoodinir, kuat,
cepat dan lebih lama, kira- kira 2-3 menit sekali. Kepala janin
telah masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot- otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan
rasa mengedan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa
seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan
yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh
badab janin. Kala II pada primi: 1 setegah sampai 2 jam,
pada multi setengah sampai 1 jam.
3) Kala III (Kala pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar.
Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan
28
berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa
saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran Uri.
Dalam waktu 5- 1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong
kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses
biasanya berlangsung 5- 30 menit setelah bayi lahir.
4) Kala IV
Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam
setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah:
a) Primi: Kala I 13 jam, kala II 1 jam, kala III setengah jam
jadi lamanya persalina untuk primigravida 14 jam
setengah
b) Multi: Kala I 7 jam, kala II setengah jam, seperempat
jam, jadi lamanya persalinan untuk multigravida adalah ±
7 jam. (Mochtar, 1998)
2. Tinjauan Umum Tentang Induksi Persalinan
Induksi persalinan adalah upaya untuk melahirkan janin menjelang
aterm, dalam keadaan belum terdapat tanda- tanda persalinan atau
belum inpartu dengan kemungkinan janin dapat hidup diluar kandungan
(umur kehamilan >28 minggu). Dengan induksi persalinan bayi sudah
dapat hidup diluar kandungan sebagai upaya untuk menyelamatkan
29
janin dari pegaruh buruk apabila janin masih hidup kandungan. (Afriani,
2013)
Induksi persalian adalah suatu upaya agar persalian dapat
berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan
jalan merangsang (stim ulasi) timbulnya his. Dalam ilmu kebidanan ada
kalanya suatu kehamilan terpaksa diakhiri karena adanya indikasi,
indikasi dapat datang dari sudut kepentingan ibu atau janin. Hasil
induksi partus tergantung pula pada keadaan serviks yang sudah atau
mulai matang, dimana serviks sudah lembek dengan effachment
sekurang- kurangnya 50% dan pembukaan serviks satu jari. (Sarwono,
2007)
1. Indikasi
a) Pascamatur
b) KPD (>37 minggu)
c) Hipertensi akibat kehamilan, preeklamsi
d) Hemoragi antepartum
e) Insufiensi plasenta dan retardasi pertumbuhan intrauteri
f) Kematian intrauteri
2. Kontraindikasi
a) Disproporsi sefalo-pelvik
b) Ibu menderita penyakit jantung berat
30
c) Hati- hati pada bekas- bekas operasi atau uterus yang cacat
seperti bekas sectio sesarea, miometrium yang luas dan
eksklusif.
3. Bentuk induksi persalinan
Dalam induksi persalinan terdapat bentuk persalinan pervaginam
sebagai berikut:
a) Secara medis
1) Metode drip/ infuse oksitosin
Metode infuse oksitosin adalah metode yang paling lazim
dilakukan. Oleh karena itu perlu diketahui dengan baik.
Menurut “see- saw theori”, Prof. I. Scapo dari Universitas
Wasington dalam Ida Bagus(1998), menyatakan bahwa:
a. Prostaglandin banyak dijumpai dalam jaringan tubuh
b. Progesteron mungkin menghalangi kerja prostaglandin
sehingga terjadi kontraksi rahim.
c. Pemberian prostaglandin secara langsung dapat
meningkatkan kontraksi rahim.
Prostaglandin merupakan obat yang cukup mahal,
sedangkan induksi persalinan dengan oksitosinmurah dan
efektif.
Metode drips dapat dilakuan sebgai berikut:
a. Sebaiknya padaa malam harinya ibu masuk rumah sakit.
b. Dapat diberikan laksans/ enema
31
c. Dipasang infuse dextrose 5% dengan 5 unit oksitosin
d. Tetesan pertama antara 8- 12 tetes per menit dengan
perhitungan setiap tetes mengandung 0,0005 unit.
Sehingga dengan pemberian 12 tetes/ menit terdapat
oksitosin sebanyak 0,006 unit/ menit.
e. Setiap 15 menit dilakukan penilaian, bila tidak tedapat his
yang adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes, sampai
maksimal mencapai 40 tetes/ menit atau 0,02 unit
oksitosin/ menit.
f. Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian
500 cc dekstrose 5%.
g. Bila tetesan ke 40, sudah timbul kontraksi otot rahim yang
adekuat, maka tetesan terakhir dipertahankan sampi
persalinan berlangsung.
h. Dalam literatur dikemukakan bahwa tetesan 40 tetes/
menit dengan oksitosin sebanyak 10 unit.
Komplikasi induksi persalinan dengan induksi oksitosin yang
penting diperhatikan adalah:
a. Ketuban dapat pecah pada pembukaan kecil, yang
disertai:
1) Pechnya vasa previa dengan tanda perdarahan dan
diikuti fetal distress.
2) Prolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat.
32
b. Gejala terjadinya ruptur uteri imminens atau ruptur uteri.
c. Terjadi fetal distress atau solusio plasenta.
2) Oksitosin sublingual
Sandos mengeluarkan oksitosin sublingual “sandoprad”
sebagai tablet hisap dibawah lidah isi 50 IU oksitosin. Obat
ini tidak banyak diterima karena besarnya unit oksitosin dan
tingginya kemampuan penyerapan oleh mukosa lidah
sehingga dapat terjadi kontraksi otot rahim yang begitu kuat,
yang dapat membahayakan. Pemberian 0,5- 1 jam sampai
tercapai kontraksi yang kuat dan sebaiknya dilakukan
dirumah sakit.
3) Induksi persalinan dengan prostaglandin
Induksi persalinan dengan prostaglandin dapat dilakukan
dengan transvaginal supositoria dan infus dengan nalador,
yang paling efektif untuk mencapai tujuan ini adalah PGE2
dan PGF2. Harganya cukup mahal sehingga tidak terjangkau
untuk pelayanan masyarakat secara rutin.
b) Secara mekanis
1) Pemecahan ketuban
Pemecahan ketuban merupakan salah satu bentuk
induksi persalinan. Dengan keluarnya air ketuban, terjadi
pemendekan otot rahim sehingga otot rahim lebih efektif
berkontraksi.
33
Indikasi khusus pemecahan ketuban yakni;
perpanjangan fase laten, perpanjangan fase aktif,
oligohiramnion dan pembukaan hampir lengkap.
Syarat pemecahan ketuban yakni; pembukaan
minimal 3 cm, bukan kehamilan ganda, bagian terendah
janin sudah masuk PAP, proses perlunakan serviks sudah
mula, dan perkiraan lahir janin dalam waktu 6 jam.
Teknik pemecahan ketuban
a) Dua jari dimasukkan kedalam kanalis servikalis sambil
melakukan pemisahan selaput ketuban dengan segmen
bawah rahim.
b) Alat pemecah ketuban dimasukkan diantara kedua jari
sampai mencapai selaput ketuban.
c) Selaput ketuban dipecahkan pada akhir his, sehingga
derasnya aliran air ketuban tidak menimbulkan
prolapsus bagian terkecil janin; jari, tangan, kaki, dan tali
pusat.
d) Kepala atau bagian terendah janin didorong masuk PAP
sehingga menghindarkan prolapsus bagian- bagian
janin.
e) Setelah pemecahan ketuban dilakukan, alat pemecah
ketuban dikeluarkan sedangkan jari tangan tetap berada
34
didalam kanalis servikalis sehingga aliran air ketuban
dapat dikendalikan.
f) setelah air ketuban berhenti barulah jari tangan
dikeluarkan sambil melakukan evaluasi tentang his dan
prolapsus bagian terkecil janin.
2) Pemasangan laminaria
Induksi persalinan dengan memasang laminaria stiff hampir
seluruhnya dilakukan pada janin yang telah meninggal.
Pemasang laminaria stiff untuk janin hidup tidak
diindikasikan karena bahaya infeksi.
Tekhnik pemasangan laminaria:
a) Pemasangan laminaria dapat didahului atau bersamaan
dengan pemberian estrogen, sehingga proses “
primming serviks” berlangsung.
b) Pemasangan laminaria jumlahnya dapat 2-3 batang,
dimasukkan kedalam kanalis servikalis dan tinggal
selama 24-48 jam, kemudian dipasangkan tampon
vagina.
c) Diberikan profilaksis dengan antibitika untuk menghindari
infeksi.
d) Setelah 24-48 jam dilanjutkan dengan induksi persalinan
menggunakan oksitosin.
35
4. Manifestasi klinis
Manifestasi yang terjadi pada induksi persalinan adalah
kontraksi akibat induksi mungkin terasa lebih sakit karena mulainya
sangat mendadak sehingga mengakibatkan nyeri. Karena adanya
kontraksi rahim yang berlebihan, induksi persalinan harus dilakukan
dan dalam pengawasan ketat dokter yang menangani. Jika merasa
tidak tahan dengan rasa nyeri yang ditimbulkan, biasanya dokter
akan menghentikan proses induksi kemudian dilakukan operasi
sesar.
5. Patofisiologi
Induksi persalinan terjadi akibat adanya kehamilan lewat
waktu, adanya penyakit penyerta yang menyertai ibu misalnya
hipertensi dan diabetes, kematian janin dalam rahim, dan ketuban
pecah dini. Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron,
peningkatan oksitosin dalam tubuh, dan reseptor terhadap oksitosin
meningkat sehingga otot rahim semakin sensitive terhadap
rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot
rahim tidak sensitive terhadap rangsangan, karena ketegangan
psikologis atau kelainan otot rahim. Kekhawatiran dalam
menghadapi kehamilan lewat waktu adalah meningkatnya resiko
kesakitan dan kematian perinatal.
Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38
minggu dan kemudian menurun setelah 42 minggu, ini dapat
36
dibuktikan dengan adanya penurunan kadar estriol dan plasenta
laktogen. (Andrey, 2010)
3. Tinjauan Umum Tentang Ketuban Pecah Dini, Hipertensi Dan
Kehamilan Lewat Waktu
a. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini yaitu bocornya cairan amnion sebelum
dimulainya persalinan. Paling sering ketuban pecah dini pada atau
saat persalinan, persalinan terjadi secara spontan dalam
beberapa jam. Bila ketuban pecah dini dihubungkan dengan
kehamilan preterm, ada resiko peningkatan morbiditas dan
mortalitas perinatal akibat imaturitas janin. Bila kelahiran tidak
terjadi dalam waktu 24 jam, juga terjadi resiko peningkatan infeksi
intrauterin. (Afriani, 2013)
Perlu dilakukan pertimbangan tentang tata laksana yang
paling tinggi mencapai well born baby dan well health mothrt.
Masalah berat dalam menghadapi ketuban pecah dini adalah
apabila kehamilan kurang dari 26 minggu karena untuk
mempertahankannya memerlukan waktu lama. Bila berat janin
sudah mencapai 2000 gram, induksi dapat dipertimbangkan.
(Manuaba, 2009)
b. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg
atau diastolik sebesar 15 mmHg diatas nilai dasar tekanan darah
37
atau peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Hipertensi akibat kehamilan (pregnancy induced hypersion, PIH):
perkembangan hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam
pertama setelah pelahiran pada wanita yang tekanan darah
sebelumnya normal, tidak terlihat bukti preeklamsi atau penyakit
vaskuler. Tekanan darah tidak lebih dari 150/100 mmHg saat
aktifitas, cepat kembali normal dengan istirahat. Dan kembali
ketekanan darah normal dalam 10 hari postpartum. (Manuaba,
2009)
Sasaran pelaksanaan semua keadaan hipertensi yang
merupakan komplikasi kehamilan adalah untuk mencegah dan
mengendalikan kejan, memastikan kelangsungan hidup ibutanpa
atau dengan kesakitan yang minimal serta melahirkan bayi yang
mampu hidup tanpa maslah serius. Salah satu tata laksana dalam
hipertensi dalam kehamilan adalah melahirkan janin jika sudah
terjadi maturitas fisiologis. Jika diperlukan persalinan dini,
upayakan induksi bila serviks memadai. Jika induksi bukan
merupakan pilihan yang baik, jika persalinan tertundan, atau jika
terjadi gawat janin, lakukan seksio sesarea. (Benson & Pernoll
,2009)
c. Kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah
berlangsung selama 42 minggu atau 294 hari atau lebih dari hari
38
pertama haid terakhir. Kini difahami bahwa menjelang partus
terjadi penurunan hormon progesteron, peningkatan oksitosin
serta peningkatan reseptor oksitosin, tetapi yang paling
menentukan adalah terjadinya produksi prostaglandin yang
menyebabkan his kuat. Nwosu dan kawan-kawan menemukan
perbedaan dalam rendahnya kadar kortisol pada darah bayi
sehingga disimpulkan kerentanan akan stres merupakan faktor
tidak timbulnya his, selain kurangnya air ketuban dan insufiensi
ketuban. ( sarwono, 2007)
B. Landasan Teori
Induksi persalinan adalah upaya untuk melahirkan janin menjelang
aterm, dalam keadaan belum terdapat tanda- tanda persalinan atau
belum inpartu dengan kemungkinan janin dapt hidup diluar kandungan
(umur kehamilan >28 minggu). Dengan induksi persalinan bayi sudah
dapat hidup diluar kandungan sebagai upaya untuk menyelamatkan
janin dari pegaruh buruk apabila janin masih hidup kandungan.
(Afriani, 2013)
Induksi persalian adalah suatu upaya agar persalian dapat
berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan
jalan merangsang (stim ulasi) timbulnya his. Dalam ilmu kebidanan
ada kalanya suatu kehamilan terpaksa diakhiri karena adanya indikasi,
indikasi d apat datang dari sudut kepentingan ibu atau janin. Hasil
induksi partus tergantung pula pada keadaan serviks yang sudah atau
39
mulai matang, dimana serviks sudah lembek dengan effachment
sekurang- kurangnya 50% dan pembukaan serviks satu jari.
(Sarwono, 2007)
Jika persalinan ibu akan dilakukan secara induksi, dokter
akan melakukan pemeriksaan non-invasif dan profil biofisika untuk
mengetahui apakah janin dalam keadaan stres atau tidak, janin akan
merasa tidak nyaman sehingga dapat membuat janin mengalami
gawat janin (fetal distres). Itu sebabnya selama proses induksi
berlangsung, dokter akan memantau garak janin melalui
CTG/Carditopografi. Bila dianggap terlalu beresiko menimbulkan
gawat janin, proses induksi akan dihentikan. ( Afriani, 2013)
Induksi akan bermanfaat ketika mulut rahim telah minipis
sekitar 50% dan berdilatasi 3-4 cm. Hal ini karena tubuh telah siap
menghadapi proses persalinan. Selain itu, secara statistic fase ini
lebih aman untuk melahirkan pervaginam. Ada beberapa faktor yang
berhubungan dengan induksi persalinan yakni; Pascamatur, KPD (>37
minggu), Hipertensi akibat kehamilan, preeklamsi, Hemoragi
antepartum, Insufiensi plasenta dan retardasi pertumbuhan intrauteri
dan Kematian intrauteri. (Medforth dkk, 2012)
40
C. Kerangka teori
Gambar 1. Kerangka teori (Sarwono,2007)
a) Pascamaturb) KPD (>37 minggu)c) Hipertensi akibat
kehamilan, preeklamsid) Hemoragi antepartume) Insufiensi plasenta dan
retardasi pertumbuhanintrauteri
f) Kematian intrauteri
Induksi persalinan
41
D. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2. Kerangka Konsep
Keterangan :
Variebel Independen : Ketuban Pecah Dini, Kehamilan Lewat
Waktu, Dan Hipertensi Dalam Kehamilan
Variabel Dependen : Induksi Persalinan
Ketuban pecahdini
Hipertensi DalamKehamilan
Kehamilan lewat waktu
Induksi persalinan
42
E. Hipotesis Penelitian
1. (Ha) : Ada hubungan ketuban pecah dini dengan induksi
persalinan
(Ho) : Tidak ada hubungan ketuban pecah dini dengan
induksi persalinan
2. (Ha) : Ada hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan
induksi persalinan
(Ho) :Tidak ada hubungan hipertensi dalam
kehamilan dengan induksi persalinan
3. (Ha) : Ada hubungan kehamilan lewat waktu dengan
induksi persalinan
(Ho) : Tidak ada hubungan kehamilan lewat waktu dengan
induksi persalinan
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional
Analitik dengan desain penelitian Case Control dimana penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel
independen (resiko) dengan variabel dependen (efek). Data dalam
penelitian ini dikumpulkan tidak secara bersamaan. Pengumpulan
data dimulai dari variabel dependen (efek) kemudian dirunut
kebelakang faktor yang menjadi penyebab (variabel independen).
Responden penelitian diambil dari dua kelompok yaitu kelompok
kasus dan kelompok kontrol. (Siswanto dkk, 2016)
Gambar 3. Skema Rancangan Case Control
(Siswanto dkk,2016)
Kasus
kontrol
Retrospektif
Retrospektif
FaktorResiko (+)
FaktorResiko (-)
FaktorResiko (+)
FaktorResiko (-)
44
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanankan di ruang Teratai RSUD Kota Kendari
pada bulan Juni sampai November tahun 2017.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
melahirkan normal yaitu sebanyak 671 ibu di RSUD Kota Kendari
tanggal 1 Januari 2016 sampai tanggal 31 Desember 2016.
2. Sampel
a) Kasus
Ibu melahirkan yang mengalami induksi persalinan yaitu
sebanyak 109 ibu di RSUD Kota Kendari tanggal 1 Januari
sampai 31 Desembar tahun 2016. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling.
b) Kontrol
Ibu melahirkan yang tidak mengalami induksi persalinan yaitu
sebanyak 109 ibu di RSUD Kota Kendari tanggal 1 Januari
sampai dengan 31 Desember 2016. Adapun tekhnik
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random
sampling.
Besaran sampel antara kasus dan kontrol dengan
perbandingan 1:1. Kasus senayak 109 ibu dan kontrol sebanyak
109 ibu, dengan menggunakan rumus populasi dibagi dengan
45
jumlah sampel (671:109=6) sehingga sampel untuk kontrol adalah
kelipatan 6.
D. Definisi Operasional
1. Induksi persalianan adalah suatu upaya agar persalinan dapat
berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan
dengan jalan merangsang (stim ulasi) timbulnya his.
Skala pengukuran : Nominal
Kriteria objektif
a) Ya : Mengalami induksi persalinan
b) Tidak : Tidak mengalami induksi persalinan
2. Ketuban pecah dini yaitu bocornya cairan amnion sebelum
dimulainya persalinan. Paling sering ketuban pecah dini pada atau
saat persalinan, sebelum persalinan terjadi secara spontan dalam
beberapa jam. (Afriani, 2013)
Skala Pengukuran : Nominal
Kriteria Objektif
a) Ya : Ketuban pecah dini
b) Tidak : Tidak ketuban pecah dini
3. Hipertensi adalah peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg atau
diastolik sebesar 15 mmHg diatas nilai dasar tekanan darah atau
peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. (Manuaba,
2009)
Skala Operasional : Nominal
46
a) Ya : Hipertensi dalam kehamilan
b) Tidak : Tidak hipertensi dalam kehailan
4. Kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu
disebut sebagai post term atau kehamilan lewat waktu. (Morgan &
Hamilton, 2009)
Skala Pengukuran : Nominal
Kriteria Objektif
a) Ya : Kehamilan lewat waktu
b) Tidak : Tidak lewat waktu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
ceklist, buku register pasien, dan kalkulator.
47
F. Alur Penelitian
Gambar 4. Alur penelitian
G. Analisis Data
1. Analisis Univariabel
Untuk mendeskripsikan angka induksi persalinan dan
karakteristik responden yang mengalami induksi persalinan.
Hasilnya akan ditampilkan dalam distribusi frekuensi masing-
masing variabel, dengan menggunakan rumus:100% , (Notoatmodjo,2007)
Keterangan:
p: persentase
Studi pendahuluan
Perumusan masalah
Perumusan hipotesis
Landasan teori
Pengumpulan data
Pengembanganinstrumen
sampel
Populasi
Pengujianinstrumen
Analisis data
Kesimpulan dansaran
48
f: rekuensi
n: jumlah populasi
2. Analisis bivariabel
Untuk mendeskripsikan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen uji statistik yang digunakan
adalah chi square. Adapun rumus chi square yang digunakan
adalah:= ∑ ( )(Danangsunyoto,2012)
Keterangan:
∑ : jumlah
: nilai chi square: ilai frekuensi yang diobservasi∶ nilai frekuensi yang diharapkanPengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa adalah ada
hubungan jika p-value < 0.05 dan tidak ada hubungan jika p-value
> 0.05 atau hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti ada hubungan dan jika hitung < tabel maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan.
Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dilihat dari hasil perhitungan nilai OR (Odd Ratio).
Adapun rumus yang digunakan untuk OR (Odd Ratio) adalah := (Sastroasmoro,1995)
49
Estimasi koefisien interval (CI) ditetapkan pada tingkat
kepercayaan 95% dengan interpretasi:
Jika OR > 1, merupakan faktor resiko terjadinya kasus
Jika OR = 1, bukan merupakan faktor resiko terjadinya kasus
Jika OR < 1, merupakan faktor proteksi/ perlindungan terjadinya
kasus
Variabel
independen
Variabel dependen
Jumlah ORPositif Negatif
Positif A B
Negatif C D
Jumlah a + b b + d
Keterangan:
a = Kasus yang mengalami pajajan
b = Kontrol yang mengalami pajanan
c = Kasus yang tidak mengalami pajanan
d = Kontrol yang tidak mengalami pajanan
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
1. Lokasi geografis
RSUD Kota kendari terdapat ditengah kota Kendari,
tepatnya di Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu atau terletak di
Jalan Brigjen Z.A Sugianto No.30 dengan luas lahan ± 13.000 .
RSUD Kota Kendari memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Poasia
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mokoau
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wua-wua
2. Saran dan prasarana
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb:
a. Gedung Anthurium ( Kantor )
b. Gedung Bougenville ( Poliklinik )
c. Gedung ( IGD )
d. Gedung Matahari ( Radiologi )
e. Gedung Crysant ( Kamar Operasi )
f. Gedung Asoka ( ICU )
g. Gedung Teratai ( Obgyn - Ponek )
h. Gedung Lavender ( Rawat inap penyakit dalam )
i. Gedung Mawar ( Rawat Inap Anak )
51
j. Gedung Melati ( Rawat Inap Bedah )
k. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf & THT)
l. Gedung Anggrek ( Rawat Inap VIP, Kls I dan Kls II )
m. Gedung Instalasi Gizi
n. Gedung Loundry
o. Gedung Laboratorium
p. Gedung Kamar Jenazah
q. Gedung VIP
r. Gedung ICU, Bedah Sentral, IGD, Apotek (Pembangunan
Tahun 2016)
s. Gedung PMCC ( Private Medical Care Centre ) dalam proses
pembangunan
3. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD. Kota Kendari pada
tahun 2016 sebanyak 486 ( 198 PNS dan 288 Non PNS ) ,yang
terdiri dari dari :
a. Tenaga medis
b. Tenaga paramedis Perawatan
c. Tenaga paramedis non perawatan
d. Tenaga administrasi
52
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian disajikan dalam beberapa tabel distribusi disertai
dengan narasi, berdasarkan analisis Univariabel dan analisis Bivariabel.
1. Analisis Univariabel
Pada penelitian yang dilakukan di RSUD Kota Kendari
diperoleh data dari bulan Januari sampai bulan Desember 2016
dengan populasi penelitian sebanyak 671 orang dan sampel
penelitian sebanyak 109 orang. Data diperoleh dengan cara melihat
jumlah persalinan normal dan ada tidaknya induksi persalinan pada
ibu yang mengalami persalinan normal tersebut. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan pada tanggal 6 Juni sampai 20 November
2017 diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1.Distribusi Frekuensi Induksi Persalinan di RSUD
Kota Kendari Tahun 2016Induksi persalinan Jumlah Presentase
Induksi persalinan
Tidak induksi persalinan
109
109
50 %
50 %
Total 218 100 %
Sumber : medical record RSUD Kota Kendari
Pada tabel 1 diatas menunjukkan bahwa jumlah ibu bersalin
yang mengalami induksi persalinan dan yang tidak mengalami
induksi persalinan masing-masing berjumlah 109 orang (50%).
53
Tabel 2Distribusi Frekuensi Ketuban Pecah Dini di RSUD Kota
Kendari Tahun 2016
Ketuban Pecah Dini Jumlah Presentase
Ketuban Pecah Dini
Tidak Ketuban Pecah Dini
76
142
34.86%
65.13%
Total 218 100%
Sumber : medical record RSUD Kota Kendari
Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 218
sampel, ibu yang mengalami ketuban pecah dini sebanyak 76
orang (34.86%) dan yang tidak mengalami ketuban pecah dini
sebanyak 142 (65.13%).
Tabel 3Distribusi Frekuensi Hipertensi Dalam Kehamilan di RSUD
Kota Kendari Tahun 2016
Hipertensi Dalam Kehamilan Jumlah Presentase
Hipertensi dalam kehamilan
Tidak hipertensi dalam kehamilan
27
191
12.38%
87.61%
Total 218 100%
Sumber : medical record RSUD Kota Kendari
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 218
sampel, ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan sebanyak
27 oarang (12.38%) dan yang tidak mengalami hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 191 orang (87.61).
54
Tabel 4Distribusi Frekuensi Kehamilan Lewat di RSUD Kota
Kendari tahun 2016
Kehamilan Lewat waktu Jumlah Presentase
Kehamilan lewat waktu
Tidak lewat waktu
40
178
18.34%
81.65%
Total 218 100%
Sumber : medical record RSUD Kota Kendari
Berdasarkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa dari 218
sampel, ibu yang mengalami Kehamilan lewat waktu sebanyak 40
orang (18.34%) dan yang tidak mengalami kehamilan lewat waktu
adalah 178 orang (81.65%).
2. Analisis Bivariabel
Analisis Bivariabel dilakukan terhadap variabel independen
dan variabel dependen yang dalam analisis ini digunakan uji chi
square dan perhitungan odd ratio (OR) dengan confidence interval
(CI) 95%. Faktor – faktor yang berhubungan dengan induksi
persalinan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
55
Tabel 5Hubungan Ketuban Pecah Dini Dengan Induksi Persalinan
di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Ketuban Pecah
Dini
Induksi persalinanp-
valueORKasus Kontrol
N % N %
Ketuban Pecah
Dini
Tanpa Ketuban
Pecah Dini
59
50
54.12
45.87
17
92
15.59
84.40 35.62 0.000 6.38
Total 109 100 109 100
Sumbar : Data Sekunder Tahun 2016
Untuk analisis hubungan ketuban pecah dini dengan induksi
persalinan pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa dari 109 ibu
yang mengalami induksi persalinan diruang bersalinan RSUD Kota
Kendari terdapat 59 (54.12%) ibu yang mengalami ketuban pecah
dini dan 50 (45.87%) ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini.
Dari 109 ibu yang tidak mengalami induksi persalinan terdapat 17
(15.59%) yang mengalami ketuban pecah dini dan 92 (84.40%)
yang tidak mengalami ketuban pecah dini.
Hasil analisis statistik menggunakan uji chi square pada
tabel 2x2 dengan derajat kebebasan (df) = 1 dan tingkat signifikan
sebesar 0.05 didapatkan hasil nilai hitung=35.62> nilai
tabel=3.841. hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
ketuban pecah dini dengan induksi persalinan.
56
Dalam penelitian ini juga menggunakan uji OR (odd ratio)
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Setelah dihitung didapatkan OR= 6.38. Nilai OR> 1 hal
ini berarti bahwa ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan terjadinya induksi persalinan.
Tabel 6Hubungan Hipertensi Dalam Kehamilan Dengan Induksi
Persalinan di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Hipertensi
dalam
kehamilan
Induksi persalinan
p-value ORkasus Kontrol
N % N %≥ 140/90
mmHg
<140/100
mmHg
19
90
17.43
82.56
8
101
7.33
92.66 5.10 0.024 2.66
Jumlah 109 100 109 100
Sumbar : Data Sekunder Tahun 2016
Untuk analisis hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan
induksi persalinan pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari
109 ibu yang mengalami induksi persalinan diruang bersalin RSUD
Kota Kendari tahun 2016 terdapat 19 (17.43%) ibu yang mengalami
hipertensi dalam kehamilan dan terdapat 90 (82.56%) ibu yang
tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan. Dari 109 ibu yang
tidak mengalami induksi persalinan terdapat 8 (7.33%) ibu yang
57
mengalami hipertensi dalam kehamilan dan terdapat 101 (92.66%)
ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan.
Hasil analisis menggunakan uji chi square pada tabel 2x2
dengan derajat kebebasan (df)= 1 dan tingkat signifikan sebesar
0.05 didapatkan hasil nilai hitung= 5.10 > nilai tabel= 3.84.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hipertensi
dalam kehamilan dengan induksi persalinan.
Dalam penelitian ini juga menggunakan uji OR (odd ratio)
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Setelah dihitung didapatkan OR= 2.66, nilai OR> 1 hal
ini berarti bahwa hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya induksi persalinan.
Tabel 7Hubungan Kehamilan Lewat Waktu Dengan Induksi
Persalinan di RSUD Kota Kendari Tahun 2016
Kehamilan
lewat waktu
Induksi persalinan
p-value ORKasus Kontrol
N % N %≥ 42 minggu
38-41
minggu
31
78
28.44
71.55
9
100
8.25
91.7414.80 0.000 4.41
Jumlah 109 100 109 100
Sumbar : Data Sekunder Tahun 2016
Untuk analisis hubungan kehamilan lewat waktu dengan
induksi persalinan pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari
58
109 ibu yang mengalami induksi persalinan diruang bersalin RSUD
Kota Kendari tahun 2016 terdapat 31 (28.44%) yang mengalami
kehamilan lewat waktu dan terdapat 78 (71.55%) ibu yang tidak
mengalami kehamilan lewat waktu. Dari 109 ibu yang tidak
mengalami induksi persalinan terdapat 9 (8.25%) ibu yang
mengalami kehamilan lewat waktu dan terdapat 100 (91.74%) ibu
yang tidak mengalami kehamilan lewat waktu.
Hasil analisis menggunakan uji chi square pada tabel 2x2
dengan derajat kebebasan (df)= 1 dan tingkat signifikan sebesar
0.05 didapatkan hasil nilai hitung=14.80> nilai tabel= 3.841.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kehamilan
lewat waktu dengan induksi persalinan.
Dalam penelitian ini juga menggunakan uji OR (odd ratio)
untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Setelah dihitung didapatkan OR= 4.41, nilai OR> 1 hal
ini berarti bahwa kehamilan lewat waktu merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya induksi persalinan.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSUD Kota
Kendari mulai bulan Juni 2017 sampai selesai maka didapatkan hasil
bahwa pada tahun 2016 terdapat 109 (16.24%) ibu yang mengalami
induksi persalinan dari 671 ibu yang melahirkan normal. Dari
penelitian ini ditemukanlah beberapa faktor yang menyebabkan
59
induksi persalinan antara lain ketuban pecah dini sebesar 54.12%,
kehamilan lewat waktu sebesar 28.44% dan hipertensi dalam
kehamilan 17.43%.
pada ibu yang mengalami ketuban pecah dini memiliki resiko
dilakukan induksi persalinan sebesar 6.38 kali dibandingkan dengan
ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini. Hal ini sesuai dengan
pendapat dokter Taufan Nugroho (2012) yang menerangkan bahwa
resiko infeksi, resiko kecacatan, kematian janin, hipoksia paru dan
prolaps atau keluarnya tali pusat terjadi pada ibu dengan ketuban
pecah dini. Oleh sebab itu semua ibu dengan ketuban pecah dini
sebaiknya dievaluasi segera dengan tindakan konservatif dan apabila
kehamilan > 35 minggu pertimbangkan untuk terminasi kehamilan
dengan induksi persalinan.
Ibu dengan kehamilan lewat waktu beresiko dilakukan induksi
persalinan sebesar 4.41 kali dibandingkan dengan kehamilan tanpa
lewat waktu. Pengakhiran kehamilan pada kehamilan lewat waktu
adalah atas indikasi janin, karena dikhawatirkan terjadi kemunduran
fungsi plasenta. Oleh karena itu, Ibu dengan kehamilan lewat waktu
harus segera dilakukan intervensi salah satunya dengan induksi
persalinan dengan pemantauan denyut jantung janin dan kontraksi
secara elektronis.
Ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan memiliki resiko
dilakukannya induksi persalinan sebesar 2.66 kali dibandingkan
60
dengan ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan. Hal ini
sejalan dengan pendapat Benson & Pernoll (2009) bahwa sasaran
pelaksanaan semua keadaan hipertensi yang merupakan komplikasi
kehamilan adalah untuk mencegah dan mengendalikan kejang,
memastikan kelangsungan hidup ibu tanpa atau dengan kesakitan
yang minimal, serta melahirkan bayi yang mampu hidup tanpa
masalah serius. Oleh karena itu deteksi dini adanya hipertensi dalam
kehamilan sangat diperlukan.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
berhubungan dengan induksi persalinan di ruang bersalin RSUD Kota
Kendari tahun 2016 dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat 109 (16.24%) ibu yang mengalami induksi persalinan
dari 671 ibu yang melahirkan normal.
2. Persentase jumlah ketuban pecah dini sebesar 59 (54.12%) dari
109 ibu yang mengalami induksi persalinan.
3. Persentase jumlah kehamilan lewat waktu sebesar 31 (28.44%)
dari 109 ibu yang mengalami induksi persalinan.
4. Persentase jumlah hipertensi dalam kehamilan sebesar 19
(17.43%).
5. Ada hubungan ketuban pecah dini dengan induksi persalinan di
ruang bersalin RSUD Kota Kendari.
6. Ada hubungan antara kehamilan lewat waktu dengan induksi
persalinan di ruang bersalina RSUD Kota.
7. Ada hubungan antara hipertensi dalam kehamilan dengan induksi
persalinan di ruang bersalin RSUD Kota
B. Saran
1. Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan mutu
pelayanan asuhan pada ibu hamil, melakukan deteksi dini melalui
62
4K dan bila memungkinkan anjurkan ibu untuk USG minimal 1 kali
selama kehamilan, beri upaya prepentif pada ibu terhadap agar
tidak timbul faktor-faktor dari induksi persalinan.
2. Diharapkan adanya pelatihan khusus mengenai induksi persalinan
pada bidan agar dapat membantu ibu melewati proses induksi
persalinan dengan rileks.
3. Penulis berharap ada penelitan lebih lanjut mengenai faktor-faktor
yang menyebabkan induksi persalinan.
63
DAFTAR PUTAKA
Afriani, V,. (2013). Identifikasi penyebab persalinan normal dengan
metode induksi persalinan diruang delima RSU Bahterasamas.
Karya tulis ilmiah tidak dipublikasi
Kartika,I., Sirait, M,. (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
induksi persalinan di RSUD Kabupaten Bekasi. Naskah
publikasi
Marmi, (2012). intranatal care (asuhan kebidanan pada persalinan). cet. I
Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Medforth,J., Battersby,S., Evans, M., Marsh, B., Walker, A., (2012)
Kebidanan Oxford (Dari bidan untuk bidan). Jakarta: EGC
Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi. Jilid 1. Ed 2.
Jakarta: EGC
Morgan, Hamilton. (2009). Obstetri dan ginekologi (panduan praktek).
Ed.2. Jakarta: EGC
Notoadmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Prawirohardjo, S. (2007) Ilimu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Salmarini, D., Lathifah, N., Paruhita,A. (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kegagalan induksi persalinan di RSUD dr.
Murjani Sampit: Dinamika kesehatan. Vol.7 No.2
Sastroasmoro, S Ismail, S. (2002). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta : CV Agung Seto
64
Siswanto, Susila, Suyanto. (2016). Metodologi penelitian kesehatan dan
kedokteran. Ed.1. cet.5. Yogyakarta: Bursa ilmu.
Sunyoto, D. (2012). Statistik Kesehatan: analisis data dengan perhitungan
manual dan program SPSS. Cet.I. Yogyakarta: Nuha Medika
Nugroho,T. (2012). Patologi Kebidanan. Cet.I. Nuha Medik
68
LAMPIRAN 4
MASTER TABEL
FAKTO-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDUKSI PERSALINAN D IRSUD KOTA KENDARI
TAHUN 2016
No Nama Induksi Persalinan Ketuban Pecah Dini Hipertensi Kehamilan lewat waktu
Ya Tidak Ya Tidak ≥ 140/90 Mmhg < 140/100 Mmhg Ya Tidak
1 Ny. E Ya Ya Tidak Aterm2 Ny. T Ya Ya Tidak Aterm3 Ny. H Ya Ya Tidak Aterm4 Ny. K Ya Ya Tidak Aterm5 Ny. W Ya Ya Tidak Aterm6 Ny. M Ya Ya Tidak Aterm
7 Ny. O Ya Ya Tidak Aterm8 Ny. J Ya Ya Tidak Aterm9 Ny. O Ya Ya Tidak Aterm10 Ny. R Ya Ya Tidak Aterm11 Ny. E Ya Ya Tidak Aterm12 Ny. R Ya Ya Tidak Aterm
13 Ny. K Ya Ya Tidak Aterm14 Ny. G Ya Ya Tidak Aterm15 Ny. W Ya Ya Tidak Aterm16 Ny. T Ya Ya Tidak Aterm
69
17 Ny. M Ya Ya Tidak Aterm18 Ny. S Ya Ya Tidak Aterm19 Ny. D Ya Ya Tidak Aterm20 Ny. E Ya Ya Tidak Aterm21 Ny. W Ya Ya Tidak Aterm22 Ny. A Ya Ya Tidak Aterm
23 Ny. K Ya Ya Tidak Aterm24 Ny. Tt Ya Ya Tidak Aterm25 Ny. L Ya Ya Tidak Aterm26 Ny. P Ya Ya Tidak Aterm27 Ny. I Ya Ya Tidak Aterm28 Ny. B Ya Ya Tidak Aterm29 Ny. R Ya Ya Tidak Aterm
30 Ny. W Ya Ya Tidak Aterm31 Ny. W Ya Ya Tidak Aterm32 Ny. V Ya Ya Tidak Aterm33 Ny. R Ya Ya Tidak Aterm34 Ny. K Ya Ya Tidak Aterm35 Ny. U Ya Ya Tidak Aterm
36 Ny. S Ya Ya Tidak Aterm37 Ny. T Ya Ya Tidak Aterm38 Ny. M Ya Ya Tidak Aterm39 Ny. V Ya Ya Tidak Aterm40 Ny. C Ya Ya Tidak Aterm41 Ny. C Ya Ya Tidak Aterm
42 Ny. W Ya Ya Tidak Aterm
70
43 Ny. E Ya Ya Tidak Aterm44 Ny. F Ya Ya Tidak Aterm45 Ny. O Ya Ya Tidak Aterm46 Ny. R Ya Ya Tidak Aterm47 Ny. O Ya Ya Tidak Aterm48 Ny. L Ya Ya Tidak Aterm
49 Ny. L Ya Ya Tidak Aterm50 Ny. K Ya Ya Tidak Aterm51 Ny. T Ya Ya Tidak Aterm52 Ny. O Ya Ya Tidak Aterm53 Ny. V Ya Ya Tidak Aterm54 Ny. E Ya Ya Tidak Aterm55 Ny. P Ya Ya Tidak Aterm
56 Ny. T Ya Ya Tidak Aterm57 Ny. G Ya Ya Tidak Aterm58 Ny. H Ya Ya Tidak Aterm59 Ny. O Ya Ya Tidak Aterm60 Ny. S Ya Tidak Tidak Serotinus
61 Ny. E Ya Tidak Tidak Serotinus
62 Ny. Q Ya Tidak Tidak Serotinus
63 Ny. H Ya Tidak Tidak Serotinus
64 Ny. R Ya Tidak Tidak Serotinus
65 Ny. P Ya Tidak Tidak Serotinus
66 Ny. A Ya Tidak Tidak Serotinus
67 Ny. K Ya Tidak Tidak Serotinus
68 Ny. T Ya Tidak Tidak Serotinus
71
69 Ny. G Ya Tidak Tidak Serotinus
70 Ny. I Ya Tidak Tidak Serotinus
71 Ny. G Ya Tidak Tidak Serotinus
72 Ny. V Ya Tidak Tidak Serotinus
73 Ny. W Ya Tidak Tidak Serotinus
74 Ny. W Ya Tidak Tidak Serotinus
75 Ny. S Ya Tidak Tidak Serotinus
76 Ny. S Ya Tidak Tidak Serotinus
77 Ny. L Ya Tidak Tidak Serotinus
78 Ny. T Ya Tidak Tidak Serotinus
79 Ny. H Ya Tidak Tidak Serotinus
80 Ny. R Ya Tidak Tidak Serotinus
81 Ny. A Ya Tidak Tidak Serotinus
82 Ny. I Ya Tidak Tidak Serotinus
83 Ny. I Ya Tidak Tidak Serotinus
84 Ny. R Ya Tidak Tidak Serotinus
85 Ny. C Ya Tidak Tidak Serotinus
86 Ny. C Ya Tidak Tidak Serotinus
87 Ny. T Ya Tidak Tidak Serotinus
88 Ny. P Ya Tidak Tidak Serotinus
89 Ny. G Ya Tidak Tidak Serotinus
90 Ny. H Ya Tidak Tidak Serotinus
91 Ny. E Ya Tidak Ya Aterm
92 Ny. Y Ya Tidak Ya Aterm
93 Ny. Y Ya Tidak Ya Aterm
94 Ny. P Ya Tidak Ya Aterm
72
95 Ny. A Ya Tidak Ya Aterm
96 Ny. A Ya Tidak Ya Aterm
97 Ny. L Ya Tidak Ya Aterm
98 Ny. M Ya Tidak Ya Aterm
99 Ny. R Ya Tidak Ya Aterm
100 Ny. R Ya Tidak Ya Aterm
101 Ny. L Ya Tidak Ya Aterm
102 Ny. T Ya Tidak Ya Aterm
103 Ny. B Ya Tidak Ya Aterm
104 Ny. D Ya Tidak Ya Aterm
105 Ny. D Ya Tidak Ya Aterm
106 Ny. P Ya Tidak Ya Aterm
107 Ny. S Ya Tidak Ya Aterm
108 Ny. S Ya Tidak Ya Aterm
109 Ny. W Ya Tidak Ya Aterm
110 Ny. W Tidak Ya Tidak Aterm
111 Ny. L Tidak Ya Tidak Aterm
112 Ny. D Tidak Ya Tidak Aterm
113 Ny. R Tidak Ya Tidak Aterm
114 Ny. S Tidak Ya Tidak Aterm
115 Ny. I Tidak Ya Tidak Aterm
116 Ny. I Tidak Ya Tidak Aterm
117 Ny. K Tidak Ya Tidak Aterm
118 Ny. A Tidak Ya Tidak Aterm
119 Ny. A Tidak Ya Tidak Aterm
120 Ny. P Tidak Ya Tidak Aterm
73
121 Ny. N Tidak Ya Tidak Aterm
122 Ny. N Tidak Ya Tidak Aterm
123 Ny. N Tidak Ya Tidak Aterm
124 Ny. R Tidak Ya Tidak Aterm
125 Ny. Y Tidak Ya Tidak Aterm
126 Ny. Y Tidak Ya Tidak Aterm
127 Ny. H Tidak Tidak Tidak Serotinus
128 Ny. P Tidak Tidak Tidak Serotinus
129 Ny. W Tidak Tidak Tidak Serotinus
130 Ny. R Tidak Tidak Tidak Serotinus
131 Ny. N Tidak Tidak Tidak Serotinus
132 Ny. D Tidak Tidak Tidak Serotinus
133 Ny. H Tidak Tidak Tidak Serotinus
134 Ny. L Tidak Tidak Tidak Serotinus
135 Ny. A Tidak Tidak Tidak Serotinus
136 Ny. E Tidak Tidak Ya Aterm
137 Ny. R Tidak Tidak Ya Aterm
138 Ny. H Tidak Tidak Ya Aterm
139 Ny. K Tidak Tidak Ya Aterm
140 Ny. U Tidak Tidak Ya Aterm
141 Ny. U Tidak Tidak Ya Aterm
142 Ny. O Tidak Tidak Ya Aterm
143 Ny. V Tidak Tidak Ya Aterm
144 Ny. B Tidak Tidak Tidak Aterm
145 Ny. N Tidak Tidak Tidak Aterm
146 Ny. N Tidak Tidak Tidak Aterm
74
147 Ny. T Tidak Tidak Tidak Aterm
148 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
149 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
150 Ny. L Tidak Tidak Tidak Aterm
151 Ny. E Tidak Tidak Tidak Aterm
152 Ny. I Tidak Tidak Tidak Aterm
153 Ny. I Tidak Tidak Tidak Aterm
154 Ny. M Tidak Tidak Tidak Aterm
155 Ny. L Tidak Tidak Tidak Aterm
156 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
157 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
158 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
159 Ny. G Tidak Tidak Tidak Aterm
160 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
161 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
162 Ny. P Tidak Tidak Tidak Aterm
163 Ny. T Tidak Tidak Tidak Aterm
164 Ny. S Tidak Tidak Tidak Aterm
165 Ny. S Tidak Tidak Tidak Aterm
166 Ny. H Tidak Tidak Tidak Aterm
167 Ny. J Tidak Tidak Tidak Aterm
168 Ny. C Tidak Tidak Tidak Aterm
169 Ny. E Tidak Tidak Tidak Aterm
170 Ny. I Tidak Tidak Tidak Aterm
171 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
172 Ny. P Tidak Tidak Tidak Aterm
75
173 Ny. I Tidak Tidak Tidak Aterm
174 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
175 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
176 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
177 Ny. N Tidak Tidak Tidak Aterm
178 Ny. N Tidak Tidak Tidak Aterm
179 Ny. E Tidak Tidak Tidak Aterm
180 Ny. H Tidak Tidak Tidak Aterm
181 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
182 Ny. E Tidak Tidak Tidak Aterm
183 Ny. V Tidak Tidak Tidak Aterm
184 Ny. Y Tidak Tidak Tidak Aterm
185 Ny. K Tidak Tidak Tidak Aterm
186 Ny. G Tidak Tidak Tidak Aterm
187 Ny. Y Tidak Tidak Tidak Aterm
188 Ny. E Tidak Tidak Tidak Aterm
189 Ny. F Tidak Tidak Tidak Aterm
190 Ny. P Tidak Tidak Tidak Aterm
191 Ny. K Tidak Tidak Tidak Aterm
192 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
193 Ny. W Tidak Tidak Tidak Aterm
194 Ny. S Tidak Tidak Tidak Aterm
195 Ny. R Tidak Tidak Tidak Aterm
196 Ny. R Tidak Tidak Tidak Aterm
197 Ny. H Tidak Tidak Tidak Aterm
198 Ny. P Tidak Tidak Tidak Aterm
76
199 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
200 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
201 Ny. I Tidak Tidak Tidak Aterm
202 Ny. L Tidak Tidak Tidak Aterm
203 Ny. R Tidak Tidak Tidak Aterm
204 Ny. R Tidak Tidak Tidak Aterm
205 Ny. H Tidak Tidak Tidak Aterm
206 Ny. U Tidak Tidak Tidak Aterm
207 Ny. H Tidak Tidak Tidak Aterm
208 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
209 Ny. I Tidak Tidak Tidak Aterm
210 Ny. A Tidak Tidak Tidak Aterm
211 Ny. P Tidak Tidak Tidak Aterm
212 Ny. E Tidak Tidak Tidak Aterm
213 Ny. R Tidak Tidak Tidak Aterm
214 Ny. R Tidak Tidak Tidak Aterm
215 Ny. P Tidak Tidak Tidak Aterm
216 Ny. P Tidak Tidak Tidak Aterm
217 Ny. B Tidak Tidak Tidak Aterm
218 Ny. C Tidak Tidak Tidak Aterm
77
PENGOLAHAN DATA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INDUKSI
PERSALINAN DI RSUD KOTA KENDARI
TAHUN 2016
A. Hubungan ketuban pecah dini dengan induksi persalinan
1. Chi Square
a. Deskripsikan kedalam tabel
Ketuban Pecah Dini
Induksi persalinan
Kasus Kontrol
N % N %
Ketuban Pecah Dini
Tanpa Ketuban Pecah
Dini
59
50
54.12
45.87
17
92
15.59
84.40
Total 109 100 109 100
Tingkat kepercayaan = 95% , berarti 0.05
df = (k-1)(b-1)= (2-1)(2-1)=1, maka pada tabel statistik nilai
tabel adalah 3,841 = ∑ ( )= 59, = 17, = 50, = 92
= = 38
78
= 76 109218 = 38= 142 109218 = 71
= = 71= ( − ) + ( − ) + ( − ) + ( − )
= (21)38 + (−21)38 + (−21)71 + (21)71= 44138 + 44138 + 44171 + 44171= 11.60 + 11.60 + 6.21 + 6.21= 35.62hitung= 35.62 > tabel= 3.841
b. Tegakkan hipotesis
Ha : ada hubungan ketuban pecah dini dengan induksi
persalinan
Ho : tidak ada hubungan ketuban pecah dini dengan induksi
Persalinan
c. Tegakkan daerah kritis penolakan dan penerimaan hipotesis
Jika hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
jika hitung < tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
d. Kesimpulan
Karena hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan
79
induksi persalinan di ruang bersalin RSUD Kota Kendari tahun
2016.
2. Odd ratio (OR)
Ketuban Pecah DiniInduksi persalinan
jumlahKasus Kasus
Ketuban Pecah Dini
Tanpa Ketuban Pecah
Dini
59
50
17
92
76
142
Total 109 109 218
= =
= . = 6.38
OR= 6.38 > 1, berarti ketuban pecah dini merupakan faktor resiko
terjadinya induksi persalinan
80
B. Hubungan kehamilan lewat bulan dengan kejadian induksi
persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016
1. Chi Square
a. Deskripsikan kedalam tabel
Kehamilan Lewat
Waktu
Induksi persalinan
Kasus Kontrol
N % N %
Kehamilan Lewat
Waktu
Tanpa Kehamilan
Lewat Waktu
31
78
28.44
71.55
9
100
8.25
91.74
Jumlah 109 100 109 100
Tingkat kepercayaan = 95% , berarti 0.05
df = (k-1)(b-1)= (2-1)(2-1)=1, maka pada tabel statistik nilai
tabel adalah 3,841= ∑ ( )= 31, = 9, = 78, = 100
= = 20
= 40 109218 = 20
81
= 178 109218 = 89= = 89
= ( − ) + ( − ) + ( − ) + ( − )= (11)20 + (−11)20 + (−11)89 + (11)89= 12120 + 12120 + 12189 + 12189= 6.05 + 6.05 + 1.35 + 61.35= 14.80
hitung= 14.80 > tabel= 3.841
b. Tegakkan hipotesis
Ha : ada hubungan kehamilan lewat waktu dengan kejadian
induksi persalinan di RSUD Kota Kendari
Ho : tidak ada hubungan kehamilan lewat waktu dengan
kejadian induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun
2016
c. Tegakkan daerah kritis penolakan dan penerimaan hipotesis
Jika hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
jika hitung < tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
d. Kesimpulan
Kerena hitung > tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti ada hubungan kehamilan lewat waktu
dengan kejadian induksi persalinan tahun 2016
82
2. Ood Ratio
Kehamilan lewat waktuInduksi persalinan
Kasus kontrol
Kehamilan lewat waktu
Tanpa kehamilan lewat waktu
31
78
9
100
Jumlah 109 109
= =
= = 4.41
OR= 4.41 > 1, berarti kehamilan lewat waktu merupakan faktor
resiko terjadinya induksi persalinan.
83
C. Hubungan hipertensi dalam kehamilan denan kejadian induksi
persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016
1. Chi Square
a. Deskripsikan kedalam tabel
Hipertensi Dalam
Kehamilan
Induksi persalinan
Kasus Kontrol
N % N %
Hipertensi Dalam
Kehamilan
Tanpa Hipertensi Dalam
Kehamilan
19
90
17.43
82.56
8
101
7.33
92.66
Jumlah 109 100 109 100
Tingkat kepercayaan = 95% , berarti 0.05
df = (k-1)(b-1)= (2-1)(2-1)=1, maka pada tabel statistik nilai
tabel adalah 3,841= ∑ ( )= 19, = 8, = 90, = 101
= = 13.5
= 27 109218 = 13.5
84
= 191 109218 = 95.5= = 95.5
= ( − ) + ( − ) + ( − ) + ( − )= (5.5)13.5 + (−5.5)13.5 + (−5.5)95.5 + (5.5)95.5= 30.2513.5 + 30.2513.5 + 30.2595.5 + 30.2595.5= 2.24 + 2.24 + 0.31 + 0.31= 5.10
hitung= 5.10 > tabel= 3.841
b. Tegakkan diagnosa
Ha : ada hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan
kejadian induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun
2016
Ho : tidak ada hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan
kejadian induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun
2016
c. Tegakkan daerah kritis penolakan dan penerimaan hipotesis
Jika hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
jika hitung < tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
d. Kesimpulan
85
Kerena hitung > tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti ada hubungan hipertensi dalam kehamilan dengan
kejadian induksi persalinan di RSUD Kota Kendari tahun 2016
2. Odd Ratio (OR)
Hipertensi dalam
kehamilan
Induksi persaliana
Kasus kontrol
Hipertensi dalam Kehamilan
Tanpa hipertensi dalam kehamilan
19
90
8
101
Jumlah 109 109
= =
= . = 2.66
OR= 2.66 > 1, berarti hipertensi dalam kehamilan merupakan faktor
resiko terjadinya induksi persalinan.
86
CROSSTABS
/TABLES=kpd BY induksi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet1] D:\Dokumen Dan Tugas\SKRIPSIKU\SPSS.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ketuban pecah dini * induksi
persalinan218 100.0% 0 .0% 218 100.0%
ketuban pecah dini * induksi persalinan Crosstabulation
induksi persalinan
Totalinduksi tdk induksi
ketuban pecah dini YA Count 59 17 76
87
% within induksi persalinan 54.1% 15.6% 34.9%
TIDAK Count 50 92 142
% within induksi persalinan 45.9% 84.4% 65.1%
Total Count 109 109 218
% within induksi persalinan 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 35.633a 1 .000
Continuity Correctionb 33.956 1 .000
Likelihood Ratio 37.176 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 35.470 1 .000
N of Valid Casesb 218
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 38,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
88
Lower Upper
Odds Ratio for ketuban pecah
dini (YA / TIDAK)6.386 3.367 12.111
For cohort induksi persalinan =
induksi2.205 1.711 2.841
For cohort induksi persalinan =
tdk induksi.345 .223 .534
N of Valid Cases 218
CROSSTABS
/TABLES=serotinus BY induksi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet1] D:\Dokumen Dan Tugas\SKRIPSIKU\SPSS.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kehamilan lewat waktu * induksi
persalinan218 100.0% 0 .0% 218 100.0%
89
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.819a 1 .000
Continuity Correctionb 13.503 1 .000
Likelihood Ratio 15.525 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.751 1 .000
N of Valid Casesb 218
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,00.
kehamilan lewat waktu * induksi persalinan Crosstabulation
induksi persalinan
Totalinduksi tdk induksi
kehamilan lewat
waktu
lwt waktu Count 31 9 40
% within induksi persalinan 28.4% 8.3% 18.3%
tdk lwt waktu Count 78 100 178
% within induksi persalinan 71.6% 91.7% 81.7%
Total Count 109 109 218
% within induksi persalinan 100.0% 100.0% 100.0%
90
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.819a 1 .000
Continuity Correctionb 13.503 1 .000
Likelihood Ratio 15.525 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.751 1 .000
N of Valid Casesb 218
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for kehamilan lewat
waktu (lwt waktu / tdk lwt waktu)4.416 1.986 9.818
For cohort induksi persalinan =
induksi1.769 1.397 2.239
For cohort induksi persalinan =
tdk induksi.400 .222 .722
N of Valid Cases 218
CROSSTABS
91
/TABLES=hipertensi BY induksi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT COLUMN
/COUNT ROUND CELL.
Crosstabs
[DataSet1] D:\Dokumen Dan Tugas\SKRIPSIKU\SPSS.sav
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
hipertensi dalam kehamilan *
induksi persalinan218 100.0% 0 .0% 218 100.0%
hipertensi dalam kehamilan * induksi persalinan Crosstabulation
induksi persalinan
Totalinduksi tdk hipertensi
hipertensi dalam kehamilan hipertensi Count 19 8 27
% within induksi persalinan 17.4% 7.3% 12.4%
tdk hipertensi Count 90 101 191
92
% within induksi persalinan 82.6% 92.7% 87.6%
Total Count 109 109 218
% within induksi persalinan 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.115a 1 .024
Continuity Correctionb 4.227 1 .040
Likelihood Ratio 5.248 1 .022
Fisher's Exact Test .038 .019
Linear-by-Linear Association 5.092 1 .024
N of Valid Casesb 218
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for hipertensi dalam
kehamilan (hipertensi / tdk
hipertensi)
2.665 1.113 6.384