perbandingan efektifitas misoprostol...

13
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL SUBLINGUAL 25 mcg, PERVAGINAM 25 mcg DAN DRIPS OKSITOSIN 5 IU UNTUK INDUKSI PERSALINAN THE COMPARISON EFFECTIVENESS SUBLINGUAL MISOPROSTOL 25 mcg, VAGINALLY 25 mcg AND OXYTOCIN 5 IU DRIPS FOR INDUCTION OF LABOUR Esa Lestary, John Rambulangi, Retno B. Farid Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Esa Lestary Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar HP : 081241225399 Email: [email protected]

Upload: trankhue

Post on 31-Jan-2018

255 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL SUBLINGUAL 25 mcg, PERVAGINAM 25 mcg DAN DRIPS OKSITOSIN 5 IU UNTUK INDUKSI

PERSALINAN

THE COMPARISON EFFECTIVENESS SUBLINGUAL MISOPROSTOL 25 mcg, VAGINALLY 25 mcg AND OXYTOCIN 5 IU DRIPS FOR INDUCTION

OF LABOUR

Esa Lestary, John Rambulangi, Retno B. Farid Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi: Esa Lestary Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar HP : 081241225399 Email: [email protected]

Page 2: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan dengan berbagai indikasi baik ibu maupun janin, Beberapa penelitian menyebutkan misoprostol sangat efektif untuk induksi persalinan karena dapat mematangkan serviks dan memacu kontraksi miometrium.Penelitian ini bertujuan untuk menilai lama persalinan, jenis persalinan efek samping/komplikasi obat, dan hasil luaran neonatal setelah pemberian misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol pervaginam 25 mcg dan drips oksitosin 5 IU intravena untuk induksi persalinan. Penelitian dilakukan di kamar bersalin BLU. RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa RS jejaring di kota Makassar, selama 3 bulan periode Februari 2013 sampai April 2013. Merupakan studi intervensi. Cara pengambilan sampel metode clinical eksperimen dengan randomized single blind. Subjek penelitian adalah ibu hamil aterm (38-42 minggu) dan telah memenuhi kriteria inklusi yang merupakan suatu studi intervensi. Uji statistik menggunakan uji chi square dengan analisa ANOVA dan uji-t atau uji x2, uji statistik ini dianggap signifikan jika p<0.05.Terdapat 90 sampel penelitian, masing-masing untuk misoprostol sublingual 25 mcg (30 sampel), misoprostol pervaginam 25 mcg (30 sampel) dan drips oksitosin 5 IU intravena (30 sampel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama persalinan pada misoprostol sublingual 25 mcg lebih cepat yaitu 9,9±1,62 jam, nilai p=0,000, dibandingkan misoprostol pervaginam 25 mcg 12,63±3,44 jam dan drips oksitosin 5 IU intravena 13,87±3,28 jam. Jenis persalinan untuk ketiga kelompok terbanyak adalah partus pervaginam. Efek samping/komplikasi terjadi lebih banyak pada pemberian misoprostol (baik sublingual maupun pervaginam) dibandingkan drips oksitosin, yaitu efek menggigil (26,7%) pada pemberian sublingual dan efek mual (16,7%) pada pemberian pervaginam, sedangkan tidak ada efek samping (0%) pada drips oksitosin. Efek samping gawat janin masing-masing 1 kasus (3,3%) pada pemberian misoprostol (sublingual dan pervaginam). Hasil luaran neonatal pada ketiga kelompok tidak berbeda bermakna, semua bayi langsung menangis dengan APGAR skor 8/10 dan Berat badan bayi baru lahir rata-rata 3000 gram.

Kata kunci: Efektifitas, keamanan, misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol pervaginam 25 mcg, oksitosin 5 IU Abstract Induction of labor between 10% -20% of all deliveries with both maternal and fetal indications, some studies say misoprostol for induction of labor is very effective because it can ripen the cervix and stimulate contractions of the myometrium. This study aimed to assess duration of labor, type of delivery side effects / complications of the drug, and the results of neonatal outcomes after administration of sublingual misoprostol 25 mcg, 25 mcg vaginal misoprostol and oxytocin 5 IU of intravenous drips to induce labor. The study was conducted in the delivery room BLU. RS. Dr.. Wahidin Sudirohusodo and some hospital networks in the city of Makassar, during the 3 month period from February 2013 until April 2013. An intervention study. Way clinical sampling method with randomized single blind experiment. Subjects were pregnant women at term (38-42 weeks) and have met the inclusion criteria was an intervention study. Statistical test using the chi square test with ANOVA analysis and t-test or x2 test, the test is considered statistically significant if P <0.05. There are 90 research samples, respectively to 25 mcg sublingual misoprostol (30 samples), 25 mcg vaginal misoprostol (30 samples) and 5 IU oxytocin intravenous drips (30 samples). The results showed that a long labor at 25 mcg sublingual misoprostol faster is 9.9 ± 1.62 days, p = 0.000, compared vaginal misoprostol 25 mcg 12.63 ± 3.44 hours and 5 IU oxytocin intravenous drips 13.87 ± 3.28 hours. The third type of delivery for most groups is vaginal parturition. Side effects / complications occurred more in the misoprostol (both sublingual and vaginal) compared oxytocin drips, the effects of shivering (26.7%) in the sublingual administration and the effects of nausea (16.7%) in the vaginal delivery, whereas no side effects (0%) in the oxytocin drips. Side effects of fetal distress each 1 case (3.3%) in the misoprostol (sublingual and vaginal). Results neonatal outcomes in all three groups was not significant, all the baby started to cry with Apgar score of 8/10 and the new born baby weighed an average of 3000 grams. Keywords: Effectiveness, safetiness, sublingual misoprostol 25 mcg, 25 mcg vaginal misoprostol, oxytocin 5 IU.

Page 3: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

PENDAHULUAN

Induksi persalinan terjadi antara 10% - 20% dari seluruh persalinan dengan berbagai

indikasi baik ibu maupun janin. Dikenal dua jenis induksi yaitu secara mekanis dan

medisinalis. Pemakaian balon kateter, batang laminaria, dan pemecahan selaput ketuban

termasuk cara mekanis. Induksi medisinalis dapat dengan menggunakan infus oksitosin

intravena dengan keuntungan waktu paruh yang pendek hingga mudah diawasi dan

dikendalikan bila terjadi komplikasi, na\mun sangat bergantung pada skor bishop sehingga

perlu pematangan serviks terlebih dahulu (Elasari, et al., 2007)

Bahan induksi persalinan yang bersifat nonmekanik paling sering menggunakan

prostaglandin E. Misoprostol adalah analog prostaglandin E1 (PGE1) yang direkomendasikan

oleh FDA untuk pengobatan dan pencegahan ulkus peptikum dan sekarang telah banyak

digunakan di bidang obstetri (Goldberg, A.B., et al., 2004, Anonim, 2006).

Beberapa penelitian menyebutkan misoprostol sangat efektif untuk induksi persalinan

karena dapat mematangkan serviks dan memacu kontraksi miometrium sehingga dianjurkan

untuk ibu hamil dengan serviks yang belum matang. Kerugian terutama efek samping

sistemiknya dan kesulitan pengaturan pemberiannya sebagai bahan induksi persalinan.

Walaupun demikian prostaglandin telah dikembangkan sebagai bahan pertimbangan yang

membantu dimulainya induksi persalinan pada serviks yang belum matang. (Elasari, et al.,

2007, Anonim, 2006, Goldberg, A.B., et al., 2004).

Wing et al (2007) pada penelitiannya menggunakan misoprostol dosis berbeda 25 µg

dan 50 µg ternyata memperlihatkan efektifitas yang sama dalam menimbulkan induksi

persalinan. Dosis 50 µg berhubungan dengan lebih pendeknya interval persalinan yang

terjadi, tetapi menunjukkan angka takisistol yang tinggi, namun tidak dilaporkan adanya

perbedaan mengenai hasil luaran pada keduanya (Elasari, et al., 2007, Knoch, J., et al., 2007).

ACOG Committee menyatakan bahwa dosis 25 mcg vaginal sebaiknya

dipertimbangkan sebagai dosis inisial untuk induksi dan pematangan serviks. Hal ini

berdasarkan kenyataan tingginya insiden terjadinya takisistol pada dosis yang lebih besar

(Elasari, et al., 2007)

Penelitian oleh kelompok peneliti dari bagian Obstetri dan Ginekologi Aberdeen

Maternity Hospital Skotlandia dalam penelitiannya menemukan bahwa pemberian

misoprostol sublingual tampak lebih efektif dan lebih dapat diterima pasien dibandingkan

pemberian misoprostol oral (Shetty, et al., 2007). Dari berbagai penelitian yang telah

dilakukan dengan menggunakan prostaglandin menunjukkan hasil yang lebih baik pada

pematangan serviks dibanding penggunaan oksitosin. (Elasari, et al., 2007, Anonim.,2006).

Page 4: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya dari segi keamanan,

efektifitas, efek samping dan biaya maka misoprostol dapat merupakan suatu alternatif

pilihan untuk induksi persalinan di negara berkembang.

Penelitian pendahuluan mengenai perbandingan efektifitas dan keamanan induksi

persalinan menggunakan misoprostol sublingual 25 µg interval 4 jam dan 6 jam, telah

dilakukan oleh Yuanei dkk di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Gajah Mada, RS. Dr. Sardjito, Yogyakarta, dengan hasil tidak terdapat perbedaan

anatara kelompok perlakuan dan kontrol, pada keberhasilan mencapai kala II dan lama

mencapai kala II. (Yuane, et al., 2010)

Saat ini data mengenai efektifitas penggunaan misoprostol sublingual dosis 25 µg

untuk induksi persalinan belum ada di Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin Makassar. Setelah melihat latar belakang penelitian mengenai

kelemahan penggunaan misoprostol 50 µg untuk induksi persalinan, maka peneliti tertarik

untuk menilai efektifitas dan keamanan penggunaan misoprostol sublingual dosis 25 µg

dibandingkan oksitosin untuk induksi persalinan.

BAHAN DAN METODE

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi intervensi dengan sampel tunggal terhadap wanita

hamil yang memenuhi syarat untuk dilakukan induksi persalinan. Penelitian ini dilaksanakan

di RS. Wahidin Sudirohusodo dan beberapa rumah sakit pendidikan bagian Obsteri dari

ginekologi FK UNHAS Makassar, antara lain: BLU RS Wahidin Sudirohusodo, RS

Pelamonia, RSI Faisal, RSU Labuang Baji, RS Bhayangkara, dan RS Stella Maris. Waktu

pelaksanaan mulai bulan Februari sampai April 2013 atau jika sampel sudah terpenuhi. Cara

pengambilan sampel adalah metode clinical eksperimen dengan, yaitu setiap penderita yang

memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian randomized single blind dimasukkkan

sebagai subjek penelitian.

Populasi penelitian adalah semua ibu hamil aterm yang masuk ke BLU RS Wahidin

Sudirohusodo, RS Pelamonia, RSI Faisal, RSU Labuang Baji, RS Bhayangkara, dan RS

Stella Maris. Populasi target adalah ibu hamil 38-42 minggu, dan telah setuju diikutsertakan

dalam penelitian. Sampel penelitian adalah ibu yang akan bersalin dan telah memenuhi

kriteria inklusi yang merupakan suatu studi intervensi pada perempuan yang memenuhi

syarat .

Page 5: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

Metode pengumpulan data

Cara pengambilan sampel adalah metode clinical eksperimen dengan randomized

single blind, yaitu setiap penderita yang memenuhi kriteria dan bersedia mengikuti penelitian

dimasukkkan sebagai subjek penelitian hingga sampel mencapai jumlah yang mencukupi.

Analisis data

Data yang telah dikumpulkan melalui formulir penelitian, kemudian diolah dengan

bantuan komputer dan disajikan dalam bentuk tekstular (narasi) dan tabular. Uji statistik

menggunakan uji chi square. Menggunakan analisa uji-t atau uji x2 dengan α 5%.

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian dengan jumlah total sampel 90 sampel wanita hamil aterm

dengan umur kehamilan 38-40 minggu yang mendapat dosis awal misoprostol 25 mcg

sublingual, misoprostol 25 mcg pervaginam dan drips 5 IU oksitosin intravena untuk induksi

persalinan yang masing-masing kelompok terdiri atas 30 sampel.

Hasil dari penelitian ini memberi gambaran bahwa induksi persalinan pada ketiga

kelompok sampel (misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol pervaginam 25 mcg dan drips

oksitosin 5 IU) menunjukkan keberhasilan dalam persalinan

Karakteristik sampel

Ditemukan hasil pada. Tabel 1 memperlihatkan karakteristik umum sampel penelitian.

Pada kelompok umur ibu terbanyak adalah 20-35 tahun untuk ketiga kelompok (90 sampel).

Paritas ditemukan sama rata untuk kelompok sampel sublingual, pervaginam, oksitosin yaitu

primipara (50,0% dan 53,3%). Pekerjaan ibu yang terbanyak adalah wiraswasta untuk

kelompok sampel sublingual dan pervaginam (43,3% dan 36,7%) serta pekerjaan IRT yang

terbanyak untuk kelompok sampel oksitosin (40,0%). Tingkat pendidikan ibu terbanyak

untuk kelompok sampel misoprostol sublingual dan oksitosin adalah Sekolah Dasar (SD)

(30,0%), dan pendidikan terbanyak untuk misoprostol pervaginam adalah Sekolah Menengah

Atas (SMA) (26,7%).

Distribusi sampel penelitian

Tabel 2 memperlihatkan distribusi sampel penelitian pada kelompok sampel

misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol pervaginam 25 mcg dan drips oksitosin 5 IU

intravena. Bishop Skor tertinggi adalah >6 untuk misoprostol sublingual 25 mcg sebanyak 19

(63,3%), misoprostol pervaginam 25 mcg sebanyak 21(70,0) dan drips oksitosin sebanyak 20

(66,7%).

Page 6: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

Distribusi Efek Samping setelah pemberian misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol

pervaginam 25 mcg dan drips oksitosin 5 Iu intravena

Pada tabel 3 tampak keluhan mual, muntah, menggigil dan gawat janin untuk ketiga

kelompok sampel. Beberapa keluhan mual, muntah dan gawat janin dan menggigil masing-

masing banyak ditemukan pada kelompok sampel misoprostol pervaginam 25 mcg. Keluhan

menggigil terbanyak ditemukan pada kelompok sampel misoprostol sublingual 25 mcg

(26,7%). Dan kelompok sampel dengan keluhan tidak ada terbanyak adalah kelompok drips

oksitosin 5 IU sebanyak 30 sampel (100%).

Perbandingan Lama persalinan

Pada tabel 4 didapatkan tidak ada perbedaan pada variabel Umur pasien (p=0,669),

dan berat badan bayi (p=0,974) untuk keberhasilan induksi persalinan setelah pemberian

misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol pervaginam 25 mcg, dan drips oksitosin 5 IU

intravena.

Perbandingan Jenis persalinan

Dari Tabel 5 didapatkan jenis persalinan terbanyak adalah pervaginam dengan

persentase yang tidak jauh berbeda antara ketiga kelompok sampel, dengan perbedaan tidak

bermakna nilai p=0,084

PEMBAHASAN

Penelitian ini memperlihatkan gambaran bahwa induksi persalinan pada ketiga

kelompok sampel (misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol pervaginam 25 mcg dan drips

oksitosin 5 IU) menunjukkan keberhasilan dalam persalinan. Lama persalinan dapat dicapai

dalam ≤12 jam pada kelompok misoprostol sublingual dan pervaginam, masing-masing

sebesar 96,7% dan 63,3% dengan rerata lama interval waktu dari awal induksi sampai

pembukaan lengkap pada kelompok misoprostol sublingual dan pervaginam adalah

9,90±1,62 dan 12,63±3,44. Kelompok misoprostol sublingual menunjukkan waktu yang

sedikit lebih cepat dibandingkan pervaginam, sedangkan kelompok oksitosin juga

menunjukkan keberhasilan persalinan hanya interval waktu sedikit lebih lama dibandingkan

kelompok misoprostol sublingual dan pervaginam yaitu dicapai > 12 jam dengan rerata

13,87±3,28 jam. .( Maged R, dkk 2003)

Menurut Feitosa,dkk (2005), misoprostol sublingual lebih cepat karena kadar plasma

misoprostol dan daerah di bawah kurva secara signifikan lebih besar ketika dosis yang sama

diberikan sublingual daripada vagina, rute sublingual lebih efektif dimana proporsi kelahiran

pervaginam dalam waktu 12 jam sedikit lebih tinggi.

Page 7: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

Secara farmakokinetik dijelaskan bahwa misoprostol terbukti cepat diabsorbsi.

Misoprostol sangat mudah larut dan mengalami esterifikasi yang cepat menjadi asam lemak

yang bertanggung jawab dalam aktifitas klinisnya. Waktu untuk mencapai kadar puncak

induksi adalah 12±3 menit dengan paruh waktu 20-40 menit.

Pada penelitian ini menunjukkan efektifitas misoprostol sublingual lebih cepat karena

misoprostol sublingual mengalami penyerapan yang lebih cepat melalui sublingual dan

terhindar dari metabolisme melalui hati sehingga konsentrasi maksimal dapat dicapai dalam

waktu singkat. Sedangkan lama persalinan oleh kelompok kerja oksitosin jauh lebih lama

sekitar >12 jam (56,7%) dengan rerata lama interval waktu induksi persalinan adalah

13,87±3,28, kemungkinan karena aktifitas oksitosin dapat dihilangkan oleh enzim

oksitosinase melalui pemecahan ikatan peptida yang diduga sumber enzim oksitosinase

adalah plasenta.

Phaneuf et al (2005) menggambarkan perubahan reseptor oksitosin selama proses

persalinan. Setelah 12 jam kerja konsentrasi mRNA reseptor oksitosin miometrium adalah

sekitar 50 kali lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi mRNA reseptor oksitosin yang

diperoleh untuk kurang dari 12 jam.

Adachi et al (2008) melaporkan bahwa konsentrasi reseptor oksitosin pada sel

miometrium tergantung pada konsentrasi oksitosin yang ditambahkan dan waktu setelah

penambahan oksitosin. Studi ini memberikan latar belakang dengan pengalaman klinis.

Dimana sering memulai infus oksitosin selama persalinan aktif untuk meningkatkan frekuensi

dan intensitas kontraksi rahim. Hal ini mungkin karena perubahan konsentrasi reseptor

oksitosin selama persalinan. Namun, setelah memulai induksi oksitosin kerja, durasi dan

konsentrasi obat yang diberikan mungkin memiliki efek berlawanan pada proses persalinan

dengan desensitising reseptor rahim untuk oksitosin eksogen dan endogen.

Keberhasilan persalinan sangat dipengaruhi oleh nilai bishop. Pada penelitian ini,

ketiga kelompok sampel dinilai bishopnya setelah dua kali pemeriksaan dalam. Rerata nilai

bishop yang diakumulasi adalah nilai bishop pada pemeriksaan dalam kedua yaitu nilai >6,

pada ketiga kelompok sampel menunjukkan masing-masing tidak jauh berbeda 63,3%, 70%

dan 66,7%. Dari kepustakaan disebutkan bahwa proses pasti pada pematangan serviks

sehingga menyebabkan terjadinya pendataran dan pembukaan serviks masih belum jelas. Ada

berbagai elemen penting yang terlibat termasuk dekorin, asam hialuronat, hormon, sitokin,

dan protease. Faktor-faktor ini tampaknya mengalami interaksi yang kompleks.

Pada penelitian ini, penggunaan misoprostol tidak terlepas dari adanya efek samping

yaitu demam atau menggigil 8 kasus (26,7%) untuk kelompok misoprostol sublingual,

Page 8: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

keluhan gastrointestinal seperti mual 5 kasus (16,7%), muntah 2 kasus (6,7%), menggigil 1

kasus (6,7%) namun hal tersebut tidak memperlihatkan efek yang serius pada pasien,

sehingga penggunaan misoprostol dapat menjadi suatu alternatif dalam metode induksi

persalinan dan induksi dapat dilanjutkan.

Keluhan mual, mual-muntah, dan menggigil sebenarnya berkurang setelah

mendapatkan terapi. Penyebab mual-muntah kemungkinan karena peningkatan kontraktilitas

traktus gastrointestinal setelah pemberian obat, namun dapat juga akibat dari reaksi

hipersensitifitas tubuh terhadap obat. Penyebab demam atau menggigil kemungkinan karena

terganggunya termoregulator suhu di hipotalamus. Demam merupakan efek dari

prostaglandin E1 yang termediasi secara sentral. Disamping itu prostaglandin memberikan

efek uterotonik yang ditandai dengan ritme kontraksi uterus (Parson S et al., 2007)

Dalam suatu literatur dikatakan bahwa efek samping misoprostol dapat berupa

hiperpireksia dan peningkatan kontraktilitas traktus gastrointestinal (Jordan, S. dkk. 2003).

Menurut Hariadi,dkk, (2008) indikasi seksio sesaria karena gawat janin mungkin

karena efek misoprostol berupa takisistol atau sindrom hiperstimulasi karena kompresi tali

pusat akibat jumlah air ketuban yang sangat sedikit. Pada penelitian ini terdapat masing-

masing 1 kasus (3,3%) persalinan perabdominal (seksio sesaria) akibat gawat janin,

sedangkan pada drips oksitosin terdapat 5 kasus (16,7%) persalinan pervaginam akibat Posisi

oksiput posterior persisten dan Cephalopelvik Disproportion (CPD).

Kejadian asfiksia bayi baru lahir pada penelitian ini untuk ketiga kelompok sampel

misoprostol sublingual, misoprostol pervaginam dab drips oksitosin intravena, dinilai pada

menit pertama kelahiran, tidak bernilai bermakna secara statistik yaitu rerata nilai APGAR

9,9±0,25 dengan nilai p=0,892. Menurut Hariadi,dkk (2008) pada penelitian sebelumnya,

resiko terjadinya asfiksia pada menit pertama sebanyak 12%, hal ini bisa disebabkan karena

perbedaan dalam cara penilaian skor APGAR.

Berdasarkan hasil luaran berat badan bayi baru lahir terhadap pemberian misoprostol

baik sublingual maupun pervaginam dengan dosis 25 mcg dan drips oksitosin 5 IU intravena

menunjukkan nilai tidak bermakna secara statistik dengan rerata berat badan 3000 gram, nilai

p=0,974. Hal ini berarti induksi persalinan pada ketiga kelompok sampel menunjukkan hasil

luaran yang sama, bisa dipengaruhi oleh pengambilan sampel dimana taksiran berat janin

dinilai besar dimasukkan dalam kriteria ekslusi, tidak diikutkan dalam penelitian.

Melalui penelitian ini diharapkan misoprostol sublingual dapat sebagai metode

alternatif yang cukup efektif, murah, mudah, dan mampu laksana sehingga diharapkan dapat

menurunkan angka kejadian merujuk terutama dari daerah pelosok dengan fasilitas yang

Page 9: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

kurang memadai. Juga diharapkan sebagai suatu metode alternatif untuk menurunkan angka

kejadian seksio sesaria.

KESIMPULAN DAN SARAN

Keefektifan misoprostol sublingual 25 mcg tidak berbeda dibandingkan misoprostol

pervaginam 25 mcg dan drips oksitosin 5 IU intravena. Lama waktu induksi sampai

pembukaan lengkap pada kelompok misoprostol sublingual 25 mcg lebih cepat dibandingkan

misoprostol pervaginam 25 mcg dan drips oksitosin 5 IU intravena. Kejadian seksio sesaria

atau persalinan perabdominal lebih tinggi pada kelompok drips oksitosin 5 IU intravena

dibandingkan kedua kelompok misoprostol sublingual 25 mcg dan misoprostol pervaginam

25 mcg. Kejadian efek samping berupa rangsangan mual, muntah, menggigil dan gawat janin

lebih tinggi pada kelompok misoprostol pervaginam 25 mcg, sedangkan efek samping

menggigil lebih tinggi pada pemberian misoprostol sublingual 25 mcg. Hasil luaran berupa

asfiksia bayi baru lahir yang dinilai dengan skor APGAR pada menit pertama dan berat badan

bayi tidak berbeda bermakna.

Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian ini adalah:

Pemberian misoprostol baik sublingual maupun pervaginam harus diikuti pengawasan yang

ketat karena dapat menimbulkan efek samping terhadap ibu dan janin.

Page 10: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

DAFTAR PUSTAKA

Adachi, Oku, Arias, F. (2008). Pharmacology of oxytocin and prostaglandins. Clinical Obstet Gynecology. 43, p. 455-68.

Anonim. (2006). Kedu dan Diy. Suara Merdeka. Jakarta. Elasari, T., Mirani, P., Ansyori, M.H., Syamsuri, K.A., Husin. (2007). Efektifitas dan efek

samping misoprostol dosis 25 mg vaginal untuk induksi persalinan. Pertemuan Ilmiah Tahunan VIII Fetomaternal. Jogya. p. 189-202.

Feitosa, Sulistia, G. (2005). Prostaglandin. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 406-7.

Goldberg, A.B., Greenberg, M.B., Darney, P.D. (2004). Misoprostol and Pregnancy. Review Article. The New England Journal of Medicine. Number 1. Volume 344. p. 38-47.

Hariadi, Soewarto, S. (2008). Ketuban Pecah Dini. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. p. 677-81.

Jordan, S., Hartono, A. (2003). Prostaglandin. Obat yang meningkatkan kontraktilitas uterus/oksitosik. Farmakologi Kebidanan. Jakarta. EGC. p. 142-55.

Knoch, J., Susanto, H., Sukarya, S.W., Prawira, B.H. (2007). Perbandingan efektifitas Prostaglandin E2 dan Oksitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan aterm dengan ketuban pecah sebelum waktunya. Meternal-Fetal Medicine Devision Departement of Obstetrics and Ginekology. UNPAD.

Maged R, Handaya, Edwin A. (2003). Peranan misoprostol dalam penanganan perdarahan postpartum. Dalam kumpulan makalah bebas. KOGI XII 2003. Yogyakarta. Subagian Fetomaternal SMF Obsgin FK-UI. Jakarta

Parson S, Frohn, W.E., Simmons, S, Carlan, S.J (2007). Prostaglandin E2 gel versus misoprostol for servical ripening in patients with premature Rupture of Membranes after 34 weeks. American Journal of Obstetric and Gynecology. Vol 99. no 2. p. 206-10.

Phaneuf, Bricker, L., Luckas, M. (2004). Amniotomy alone for induction of labour. Cochrane Database Syst Rev. 2. CD002862. Abstract.

Shetty, A., Daniellian, P., Templeton, A. (2007). Misoprostol sublingual untuk induksi persalinan aterm. Am J Obstet gynecol. 186(1). p. 72-6.

Wing S., Norwitz, E., Robinson, J., Repke, J. (2007). Labor and delivery. Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL, eds. Obstetrics: normal and problem pregnancies. 4th ed. New York. Churchill Livingstone. p. 353-94.

Yuane, Ludmir, J., Sehdev, H.M. (2010). Anatomy and physiology of the uterine cervix. Clin Obstet Gynecol. 43. p. 433-9.

Page 11: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

Tabel 1. Karakteristik umum sampel penelitian Karakteristik Misoprostol

Sublingual (N=30)

Misoprostol Pervaginam

(N=30)

Oksitosin Drips intravena

(N=30) N % N % N % Umur ibu (thn) < 20 4 13,3 2 6,7 3 10,0 20-35 24 80,0 28 93,3 27 90,0 > 35 2 6,7 0 0 0 0 Paritas Primipara 15 50,0 16 53,3 15 50,0 Multipara 15 50,0 14 46,7 15 50,0 Pekerjaan IRT 10 33,3 8 26,7 12 40,0 Wiraswasta 13 43,3 11 36,7 11 36,7 PNS 3 10,0 4 13,3 3 10,0 Tani 4 13,3 7 23,3 4 13,3 Pendidikan Tidak sekolah 5 16,7 7 23,3 5 16,7 SD 9 30,0 5 16,7 9 30,0 SMP 8 26,7 6 20,0 5 16,7 SMA 5 16,7 8 26,7 8 26,7 PT 3 10,0 4 13,3 3 10,0

Page 12: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

Tabel 2. Distribusi sampel penelitian Karakteristik Misoprostol

sublingual (N=30)

Misoprostol Pervaginam

(N=30)

Dips oksitosin intravena

(N=30) Bishop Skor N % N % N % ≤ 6 11 36,7 9 30,0 10 33,3 >6 19 63,3 21 70,0 20 66,7 Lama Persalinan

(jam)

≤12 29 96,7 19 63,3 13 43,3 >12 1 3,3 11 36,7 17 56,7 Jenis Persalinan Pervaginam 29 96,7 29 96,7 25 83,3 Perabdominam 1 3,3 1 3,3 5 16,7 Hasil luaran Apgar Skor (AS) 8/10 28 93,3 28 93,3 27 90,0 7/9 1 3,3 0 0 3 10,0 6/8 1 3,3 2 6,7 0 0 Berat Badan (BB)

(gram)

2500-3500 27 90,0 29 96,7 26 86,7 >3500 3 10,0 1 3,3 4 13,3

Tabel 3. Distribusi Efek Samping setelah pemberian misoprostol sublingual 25 mcg, misoprostol pervaginam 25 mcg dan drips oksitosin 5 Iu intravena Keluhan Misoprostol

sublingual (N=30)

Misoprostol pervaginam

(N=30)

Drips Oksitosin intravena

(N=30)

Nilai p

N % N % N %

0,000

Mual 0 0 5 16,7 0 0

Muntah 0 0 2 6,7 0 0 . Menggigil 8 26,7 2 6,7 0 0 Gawat Janin 1 3,3 1 3,3 0 0 . Tidak ada 21 70, 20 66,7 30 100,0 Uji Pearson Chi-Square (Uji X2)

Page 13: PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MISOPROSTOL …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/13c9a30c1c0fadeb756a7d27780f97c8.pdf · ABSTRAK Induksi persalinan terjadi antara 10%-20% dari seluruh persalinan

Tabel 4. Perbandingan Lama persalinan Variabel Misoprostol

sublingual (N=30)

Misoprostol pervaginam

(N=30)

Drips Oksitosin intravena

(N=30)

Nilai p

Umur ibu (tahun)

28,10±4,96 28,40±4,08 27,40±4,18 0,669

Umur kehamilan (minggu)

39,93±0,90 40,76±0,67 39,9±0,90 0,000

Berat Badan bayi

3010,00±336,15 3006,67±295,87 3025,00±362,40 0,974

Lama Persalinan

9,90±1,62 12,63±3,44 13,87±3,28 0,000

* Uji t ** Uji Pearson Chi-Square (Uji X2)

Tabel 5. Perbandingan Jenis persalinan Variabel Misoprostol

sublingual (N=30)

Misoprostol pervaginam

(N=30)

Drips Oksitosin intravena

(N=30)

Nilai p

Perabdominam 1 (3,3%)

1 (3,3%) 5 (16,7%) 0,084

Pervaginam 29 (96,7%)

29 (96,7%) 25 (83,3%)

** Uji Pearson Chi-Square (Uji X2)