bab 4 konsep perancangan -...
TRANSCRIPT
47
BAB 4
KONSEP PERANCANGAN
4.1. Konsep Makro
Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi
shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall
disini adalah dengan mengambil hal-hal positif dari shopping mall yang mampu
menarik minat pengunjung untuk diterapkan pada perancangan pasar
tradisional bantul tanpa menghilangkan karakter dari pasar tradisional itu
sendiri.
Gambar 4.1 Perbandingan Shopping Mall dan Pasar Tradisional
Sumber : www.wikipedia.com
4.2. Konsep Messo Paradigma masyarakat yang menilai pasar tradisional merupakan tempat
kumuh, bau, becek, tidak terawat, dan tidak aman telah membuat pasar
tradisional sendiri berkurang peminatnya. Berbeda dengan pasar modern,
khususnya supermarket dan hipermarket yang memiliki tempat bersih,
penataan barang yang baik, dan juga memakai pendingin ruangan
menyebabkan masyarakat beralih dari pasar tradisional menuju pasar modern.
Oleh karena itu perancangan pasar tradisional bantul harus mampu
mengubah paradigma tersebut sehingga masyarakat akan lebih tertarik
mengunjungi pasar tradisional.
48
Gambar 4.2 Perbandingan Shopping Mall dan Pasar Tradisional
Sumber : www.wikipedia.com
4.3. Konsep Mikro 4.3.1. Aksesibilitas
• Sirkulasi Pencapaian Tapak
Jalan Jenderal Soedirman merupakan jalur utama dalam pencapaian
tapak ini. Dilanjutkan dengan jalur sekunder yang mengelilingi tapak
dan dibuat satu arah untuk menghindari kepadatan arus kendaraan.
Gambar 4.3 Sirkulasi Pencapaian Tapak
Sumber : Analisa 2014
49
Terdapat empat akses utama masuk ke dalam bangunan pasar yang
berpola linear untuk menciptakan akses yang jelas dan tidak
membingungkan pengunjung.
• Sirkulasi Bongkar Muat
Dengan penataan sirkulasi bongkar muat yang baik, maka aktivitas
yang ada di dalam pasar akan berlangsung secara efektif. Peletakan
area bongkar muat yang terpusat pada area-area tertentu sehingga
tidak mengganggu sirkulasi jual beli.
Gambar 4.4 Sirkulasi Bongkar-Muat
Sumber : Analisa 2014
• Sirkulasi di Dalam Bangunan
Sirkulasi di dalam bangunan pasar di kategorikan menjadi dua bagian
yaitu jalur utama dan jalur sekunder. Jalur utama berupa akses keluar
masuk kedalam pasar yang terdapat di empat titik pintu masuk
bangunan. Jalur utama ini berpola linier agar tidak membingungkan
pengunjung. Ukuran lebar jalur utama menggunakan analogi ukuran
koridor shopping mall yaitu minimal 8 meter untuk mencegah terjadinya
penumpukan arus pejalan kaki.
50
Gambar 4.5 Sirkulasi di dalam bangunan
Sumber : Analisa 2014
Jalur sekunder berupa akses menuju los-los dengan pola grid untuk
memberikan arah yang jelas kepada pengunjung. Akses keluar masuk
jalur sekunder terhubung pada jalur utama. Ukuran lebar jalur sekunder
minimal 2.3 meter berdasarkan analisis aktifitas jual beli dan orang
berjalan membawa barang.
Gambar 4.6 Analisis ukuran minimal lebar koridor los
Sumber : Analisa 2014
51
• Petunjuk Arah
Jika dilihat dari fungsinya, petunjuk arah merupakan atribut yang
penting dalam mengarahkan sirkulasi. Di dalam shopping mall
keberadaan petunjuk arah sangat membantu pengunjung untuk
menemukan hal-hal yang sedang dicari. Berbeda dengan kondisi pasar
tradisional pada yang pada umumnya tidak memakai atribut petunjuk
arah sebagai kelengkapannya dan membiarkan sirkulasi manusia
menyebar secara organik namun tak beraturan yang mengakibatkan
kepadatan yang tidak diperlukan. Untuk itu pengadaan atribut petunjuk
arah dalam perancangan pasar tradisional akan menambah nilai positif.
Gambar 4.7 Ilustrasi Selasar Pasar
Sumber : Analisa 2014
52
Gambar 4.8 Penambahan atribut petunjuk arah
Sumber : Analisa 2014
4.3.2. Kebutuhan Ruang
Perencanaan kebutuhan ruang disesuaikan dengan kebutuhan ruang
dasar yang dipenuhi oleh kondisi eksisting pasar bantul. Jumlah
komoditi dagangan pasar bantul sejumlah 657 dagangan dibagi dalam
tiga bagian, pedagang kios, pedagang los, dan pedagang arahan
dengan jumlah ruang masing-masing sebanyak 439 untuk los,137 untuk
kios, dan 81 untuk pedagang arahan.
Tabel 4.1 Data Komoditi Pedagang Pasar Bantul
Sumber : Analisa 2014
53
• Los
Masyarakat bantul yang masih menggantungkan rantai
perekonomiannnya pada konsep transaksi ekonomi tradisional masih
banyak menggunakan lahan yang disediakan oleh pasar tradisional
untuk memutar komoditi dagangannya. Los pada pasar tradisional
memegang perananan penting bagi perekonomian masyarakat bantul
yang masih bersifat bukan pedagang tetap, sehingga kondisi
pencapaian fungsi ruang sebagai bentuk persyaratan sirkulasi yang
nyaman menjadi penting. Diletakkan disamping dari sirkulasi utama
pasar selebar 8 meter, sirkulasi yang luas akan membantu bongkar
muat pedagang los lebih mudah, cepat, dan efisien sehingga kepadatan
yang mengakibatkan kotornya pasar bantul sejauh ini bisa dihindari.
• Kios
Jumlah kios pasar bantul di posisikan dua lantai pada di setiap sisi
bangunan. Dianalogikan oleh sirkulasi yang ada pada shopping mall,
sirkulasi luar yang mengelilingi pasar tradisional ini bisa digunakan
sebagai sirkulasi yang mendukung kios. Penyewa kios akan
diuntungkan karena aktivitas jual-beli bagi beberapa orang yang
membutuhkan kecepatan dalam transaksi bisa langsung dilakukan dari
lingkar luar sirkulasi pasar tanpa harus masuk ke inti pasar. Sehingga
efisiensi yang dibutuhkan dapat tercapai dengan menghindari
kejenuhan dan kepadatan yang tidak dibutuhkan.
• Arahan
Berada pada satu zonasi dengan los, namun pada sisi yang paling
dekat dengan sirkulasi utama. Kemudahan akses pada para pedagan
arahan menertibkan para pedagang yang biasanya memadatkan zona
muka bangunan. Hal ini juga disesuaikan atas kebutuhan jenis komoditi
yang diperjual-belikan, sementara los membutuhkan akses yang baik
untuk bongkar-muat komoditinya yang besar, pedagan arahan dengan
komoditi yang ringan ditempatkan untuk menyeimbanginya.
54
4.3.3. Fleksibilitas Adanya ruang multifungsi yang dapat digunakan untuk berbagai macam
kegiatan yang menarik pengunjung seperti eksibisi, promosi, dan acara
rekreatif lainnya.
Gambar 4.9 Fleksibilitas Ruang Pada Area Publik
Sumber : Analisa 2014
Gambar 4.10 Fleksibilitas Ruang Pada Area Publik
Sumber : Analisa 2014
55
Ruang multifungsi yang ditempatkan tepat ditengah bangunan pasar
digunakan sebagai daya tarik yang melancarkan sirkulasi dalam pasar.
Masyarakat bantul yang masih memiliki kebutuhan sosial yang tinggi
perlu diberikan juga lahan yang bisa menyalurkan aspirasinya dalam
berhubungan sosial, terutama pada bangunan-bangunan yang bersifat
public space seperti pasar tradisional. Ruang terbuka di tengah
bangunan ini selain untuk membantu mendinginkan suhu lokal pada
bangunan dengan penghujauan yang memadainya, sekaligus menjadi
ruang untuk berinteraksi yang paling strategis pada bagian pasar.
Fungsi ruang terbuka yang sehari-hari digunakan sebagai sarana
berinteraksi memiliki keleluasaan penuh akibat luasannya yang besar
untuk berubah fungsi menjadi penunjang aktivitas-aktivitas masyarakat
lokal yang dinamis, seperti pameran komoditi bantul, pertunjukan
kesenian rakyat, hingga zona rekreasi edukatif bagi pedagang bantul.
4.3.4. Rekreatif Adanya penambahan fungsi rekreatif berupa area bermain anak,
foodcourt, area nongkrong. Zona rekreatif ini menjadi perlu didasarkan
oleh minimnya sarana yang dimiliki oleh pedagang dalam menyalurkan
kebutuhan rekreatifnya sehingga jenuh oleh aktivitas mereka sehari-
hari. Selain membantu untuk mengsentralkan aktivitas jual beli
makanan jadi yang selama ini tersebar di pasar secara sporadis dan
tidak higienis, zona rekreatif ini juga menjadi daya tarik rekreatif
masyarakat secara luas mengingat bantul sebagai salah satu
kabupaten besar di provinsi Yogyakarta masih minim sekali sarana
rekreatifnya. Dengan adanya penambahan ini diharapkan masyarakat
tidak hanya berkunjung ke pasar dalam keperluan membeli barang
tetapi juga sebagai sarana hiburan, sehingga kebutuhan rekreatif bisa
disalurkan dalam bentuk yang lebih positif terutama pada
perkembangan generasi penerus masyarakatbantul.
56
Gambar 4.11 Area Rekreatif
Sumber : Analisa 2013
4.3.5. Fungsi Sosial Aktivitas pada pasar tradisional tidak hanya terbatas pada aktivitas jual
beli saja. Kebiasaan masyarakat bantul sendiri menjadikan pasar
tradisional sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi dengan
masyarakat sekitar. Untuk itu perlu adanya rancangan ruang untuk
aktivitas bersosialisasi masyarakat salah satunya dengan merancang
sebuah ruang publik.
4.3.6. Zonasi Pengaturan zonasi pada pasar merupakan hal penting yang harus
diperhatikan karena akan mempengaruhi tingkat kenyamanan pembeli
dan tingkat pendapatan penjual. Pengelompokan jenis dagangan pada
area tertentu akan mempermudah pembeli untuk menemukan barang
yang sedang dicari .
57
Gambar 4.12 Zonasi berdasarkan komoditas
Sumber : Analisa 2013
Pembagian jenis dari kriteria area terdapat pada gambar diatas dengan
pengelompokan sebagai berikut :
(1 Area Rumah Tangga, komoditas barang diantaranya adalah alat-alat
kebutuhan rumah tangga, komestik, dan emas.
(2 Area Kering, komoditas barang diantaranya adalah pakaian, sepatu, sandal,
aksesoris dan tas.
(3 Area Basah, komoditas barang diantaranya adalah ayam potong, daging sapi,
daging kambing dan ikan.
(4 Area Semi Basah, komoditas barang diantaranya adalah telur, sayuran,
sembako, kopi, bumbu, beras, tahu dan tempe.
(5 Area Pameran Produk, area untuk mempromosikan suatu produk seperti
sepeda motor, produk kosmetik, produk rokok, produk makanan, dan berbagai
jenis obral.
58
Gambar 4.13 Zonasi berdasarkan fungsi
Sumber : Analisa 2013
4.3.7. Arsitektural
• Bentukan Masa dan Orientasi Fasad Bangunan Orientasi fasad bangunan menghadap ke empat arah berdasarkan jalur
sirkulasi yang mengelilingi pasar secara keseluruhan. Namun untuk
orientasi yang utama adalah menghadap arah Timur sesuai dengan
jalur utama dalam pencapaian tapak yaitu menghadap jalan Jenderal
Soedirman.
Gambar 4.14 Orientasi Fasad Bangunan
Sumber : Analisa 2014
59
Bentukan masa bangunan diambil dari penarikan blok kios sesuai
dengan pembagian blok yang sudah direncanakan. Penempatan blok
kios yang mengelilingi tapak secara keseluruhan membuat tampilan
masa terkesan kurang terbuka. Untuk itu dilakukan pengurangan pada
beberapa titik masa.
Gambar 4.15 Pembagian blok masa bangunan
Sumber : Analisa 2014
Gambar 4.16 Penarikan Bentuk Masa Bangunan
Sumber : Analisa 2014
60
Gambar 4.17 Pengurangan pada beberapa Titik Masa
Sumber : Analisa 2014
Pengurangan pada beberapa titik masa ini menciptakan kesan
bangunan lebih terbuka. Tujuan yang ingin dicapai adalah bahwa
bangunan pasar ini terbuka untuk siapapun yang ingin berkunjung.
• Pencahayaan Pencahayaan merupakan salah satu hal yang penting pada
perencanaan pasar. Jika dilihat dari kondisi yang ada pencahayaan
pada pasar bantul sangat kurang memadai. Hal ini mengakibatkan
beberapa kerugian antara lain, dapat menampilkan suasana yang
suram. Selain itu pencahayaan juga berpengaruh terhadap kepuasan
pembeli pada barang yang akan dibeli. Contohnya pencahayaan yang
buruk dapat menimbulkan ketidaksesuaian kondisi barang dengan
keadaan yang sesungguhnya.
Gambar 4.18 Konsep Pencahayaan
Sumber : Analisa 2013
61
• Penghawaan
Penghawaan juga merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan.
Kondisi eksisting menggambarkan bahwa kondisi sirkulasi udara disana
kurang baik. Jarak bangunan yang terlalu padat terutama pada area los
menyebabkan kurang lancarnya sirkulasi udara.
Gambar 4.20 Konsep Penghawaan
Sumber : Analisa 2013
4.3.8. Utilitas
• Jaringan Air Bersih Air bersih berasal dari PDAM dipompa menuju upper tank lalu
didistribusikan ke fasilitas fasilitas pasar.
Gambar 4.21 Skema Rancangan Jaringan Air bersih
Sumber : Analisa 2013
• Jaringan Air Kotor Air kotor dialirkan melalui saluran pembuangan menuju bak kontrol lalu
dialirkan menuju riol kota.
Gambar 4.22 Skema Rancangan Jaringan Air kotor
Sumber : Analisa 2013
62
• Elektrikal Daya listrik utama berasal dari PLN untuk kebutuhan listrik sehari-hari.
Dalam keadaan darurat atau dalam keadaan listrik PLN padam
menggunakan daya listrik dari genset.
Gambar 4.23 Skema Rancangan Sistem Elektrikal
Sumber : Analisa 2013
• Pencegahan Kebakaran Sistem pencegahan kebakaran berasal dari air bersih yang disalurkan
menuju hydrant lalu dialirkan menuju sprinkler yang ada di ruangan-
ruangan. Selain itu juga di sediakan alat pemadam kebakaran di setiap
sudut ruangan tertentu.
Gambar 4.24 Skema Rancangan Sistem Pencegah Kebakaran
Sumber : Analisa 2013
• Pembuangan Sampah Sampah dari bak – bak sampah yang disediakan di area-area pasar
ditampung di TPS pasar lalu diangkut dengan truk sampah menuju
TPA.
Gambar 4.25 Skema Rancangan Sistem Pembuangan Sampah
Sumber : Analisa 2013