bab 4
DESCRIPTION
manajemenTRANSCRIPT
Penilaian Internal menurut Fred R. David
Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis dan
tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area. Kekuatan/kelemahan
internal digabungkan dengan peluang/ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas,
menjadi dasar untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan
maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.
A. Audit Internal
Proses menjalankan audit internal memberikan banyak peluang untuk pihak yang
berpartisipasi guna memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi mereka merupakan
bagian dari perusahaan secara keseluruhan. Manajemen strategis adalah proses yang sangata
interaktif yang membutuhkan koordinasi efektif antara manajer manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntansi, produksi, litbang dan sistim informasi manajemen. Walaupun proses
manajemen strategis dipantau oleh penyusun strategi, keberhasilan membutuhkan kerjasama
manajer dan staf dari semua area fungsional untuk memberikan ide dan informasi.
Menjalankan audit internal membutuhkan pengumpulan, asimilasi dan evaluasi informasi
tentang operasi perusahaan serta faktor-faktor penentu keberhasilannya terdiri dari kekuatan dan
kelemahan yang dapat diindentifikasi dan diprioritaskan. Melalui keterlibatan dalam
menjalankan audit manajemen strategi internal, manajer dari departemen dan divisi yang berbeda
dalam perusahaan dapat ikut serta memahami sifat dan pengaruh dari area fungsional bisnis
lainnya dalam perusahaan. Pengetahuan hubungan tersebut sangat peting untuk penetapan tujuan
dan strategi yang efektif.
B. Pandangan Berbasis Sumber Daya (RBV)
Pendekatan RBV tentang keunggulan kompetitif yang menyatakan bahwa sumber daya
internal adalah lebih penting untuk perusahaan dibanding faktor eksternal dalam mencapai dan
mempertahankan keunggulan kompetitif.
Jay Barney menyatakan bahwa kinerja organisasi pada dasarnya ditentukan sumber daya
internal yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori: sumber daya fisik, sumber daya
manusia, dan sumber daya organisasi.6 Teori ini menekankan bahwa sumber daya membantu
perusahaan mengeksploitasi peluang dan menetralisasi ancaman. Ide dasar RBV adalah bahwa
bauran, jenis, jumlah dan sifat dari sumber daya internal perusahaan harus dipikirkan lebih
dahulu dan penting mengembangkan strategi yang dapat mengarahkan pada keunggulan
kompetitif yang berkelanjutan. Teori ini sangat berguna bagi perusahaan yang menjalankan
strategi yang belum diimplementasikan oleh perusahaan pesaing manapun.
Sumber daya bernilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) Sumber daya langka adalah sumber daya yang tidak dimiliki perusahaaan pesaing. Jika banyak
perusahaan memiliki sumber daya yang sama, maka perusahaan tersebut cenderung
mengimplementasikan strategi yang mirip, maka tidak akan memberikan keunggulan kompetitif.
(2) Sumber daya yang sama sulit untuk ditiru, jika perusahaan tidak dengan mudah mendapatkan
sumber daya, maka sumber daya akan mengarah kepada keunggulan kompetitif.
(3) Tidak mudah digantikan, apabila tidak ada produk pengganti yang memungkinkan, maka
perusahaan akan mampu mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
Semakin banyak sumber daya memenuhi kriteria tersebut, maka semakin kuat keunggulan
kompetitif perusahaan dan semakin lama bertahannya.
C. Mengintegrasikan Strategi dan Budaya
Budaya perusahaan (organizational culture) merupakan pola perilaku yang telah
dikembangkan oleh suatu organisasi untuk menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal, yang telah bekerja cukup baik untuk dianggap sah dan akan diajarkan kepada anggota
baru sebagai cara yang benar untuk dimengerti, dipikirkan, dan dirasakan.7 Budaya perusahaan
memiliki kemungkinan yang besar dalam menentukan tindakan strategi perusahaan, terkadang
mendominasi pilihan langkah strategis, yang mana nilai, kepercayaan, ritual, seremonial, mitos,
cerita, legenda, bahasa, symbol, dan kepahlawanan yang sudah terpatri dalam pemikiran dan
tindakan dari pimpinan perusahaan, sehingga mempengaruhi pilihan strategi yang dipilihnya.
Budaya perusahaan secara signifikan mempengaruhi keputusan bisnis dan harus
dievaluasi selama audit manajemen strategis internal dan mengabaikan pengaruh yang dimiliki
budaya dalam hubungannya diantara area fungsional bisnis yang dapat mengakibatkan hambatan
komunikasi, kurangnya koordinasi, dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
kondisi. Tantangan untuk manajemen strategis saat ini adalah untuk membawa perubahan dalam
budaya organisasi dan pemikiran individu yang dibutuhkan untuk mendukung formulasi,
implementasi, dan evaluasi strategi.
D. Fungsional Bisnis
1. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan merupakan tahapan proses manajemen yang digunakan dalam memformulasi
implementasi strategi dari perusahaan. Perencanaan terdiri atas semua aktivitas yang terkait
dengan persiapan masa depan perusahaan yang mencakup peramalan, penetapan sasaran,
formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penentuan tujuan.
b. Pengorganisasian merupakan bagian dari implementasi strategi dari perusahaan yang
mencakup semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur pekerjaan dan hubungan
otoritas.
c. Pemberian Motivasi merupakan bagian dari implementasi strategi dari perusahaan yang
melibatkan usaha yang diarahkan dalam membentuk perilaku manusia yang antara lain berkaitan
dengan kepemimpinan, komunikasi, kelompok kerja, dan sebagainya.
d. Pengelolaan Staf merupakan bagian dari implementasi strategi perusahaan yang dipusatkan
pada manajemen staf atau SDM.
e. Pengendalian merupakan aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil
actual konsisiten dengan hasil yang telah direncanakan dan aktivitasnya merupakan bagian dari
evaluasi strategi perusahaan. Pengendalian dapat dilaksanakan dengan melaksanakan kontrol
kualitas, control penjualan, control persedian dan sebagainya.
2. Fungsi Pemasaran
Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan,
serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Fungsi dasar
pemasaran yang dapat membantu penyusunan strategi mengindentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan dari pemasaranadalah analisi pelanggan, penjualan produk/jasa,
perencanaan produk/jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang.
3. Fungsi Keuangan/Akuntansi
Kondisi keuangan sering dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya
tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menurut James Van Horne bahwa fungsi tersebut terdiri atas
tiga keputusan yaitu8:
1. Keputusan investasi (investment decision)
2. Keputusan pendanaan (financing decision).
3. Keputusan deviden (dividend decision).
Analisis ratio keuangan adalah metode yang paling banyak digunakan untuk organisasi
berorientasi laba maupun nirlaba menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi dalam area
investasi, pendanaan, dan deviden sehingga rasio keuangan dapat memeberikan tanda-tanda
kekuatan dan kelemahan aktifitas fungsi manajemen, produksi, pemasaran, penelitian dan
pengembangan, dan sistim informasi.
4. Fungsi Produksi/Operasi
Menurut Robert Schroeder menyatakan bahwa manajemen produksi terdiri dari lima area
keputusan atau fungsi yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas.9 Tugas
utama manajer produksi adalah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah sistim yang akan
menghasilkan jumlah produk/jasa yang dibutuhkan sesuai dengan kualitas tertentu, harga yang
sudah ditentukan, dan waktu yang sudah tetapkan.
5. Penelitian dan Pengembangan
Kekuatan dan kelemahan litbang memiliki peran penting dalam formulasi dan implementasi
strategi, sehingga perusahaan harus terus menerus mengembangkan produk baru dan
memperbaiki produknya karena perubahan kebutuhan dan selera konsumen, teknologi, siklus
produk yang semakin pendek, dan meningkatkan persaingan domestic dan asing. Banyak
perusahaan menggunakan pendekatan litbang internal dan kontrak litbang (joint venture) untuk
mengembangkan produk baru.
6. Sistim Imformasi Manajemen (Management Information System/SIM)
Informasi merupakan fondasi dari semua organisasi untuk menghubungkan semua fungsi bisnis
menjadi satu dan menyediakan bahan untuk mendukung semua keputusan manajerial. Karena
organisasi semakin kompleks, terdesentralisasi, dan tersebar secara global, fungsi sistim
informasi semakin penting peranannya. SIM menerima bahan mentah dari evaluasi internal dan
eksternal dari suatu organisasi.Kegunaan SIM untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan
dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial dan untuk membangun kompetensi yang
unik dalam bidang lain.
E. Rantai Nilai (Value Chain Analysis / VCA)
VCA mengacu pada proses menentukan biaya yang berhubungan dengan aktivitas
organisasi dari pembelian bahan baku, produksi barang, hingga penjualan. VCA bertujuan untuk
mengindentifikasi dimana keunggulan biaya rendah atau kelemahan yang terjadi, serta
mendapatkan dan mempertahankan kekuatan kompetitif dengan menjadi efisien dan efektif
sepanjang rantai nilai pada aktivitas organisasi. Menjalankan VCA mendukung mengevaluasi
RBV untuk aset dan kemampuan perusahaan sebagai sumber kompetensi yang unik.
F. Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)
Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE), digunakan untuk mengetahui faktor-faktor
internal perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan
informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya
dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, produksi dan operasi.