bab-4

10
BAB IV METODE “SLOPE DEFLECTION” (KEMIRINGAN LENDUTAN) Metode slope deflection (SD) dapat digunakan untuk menganalisa semua jenis balok statis tak tentu dan juga portal. 4.1 Persyaratan Metode Slope Deflection: Persyaratan yang harus dipenuhi pada metode ini yaitu: 1. Geometri: dianggap titik-titik pertemuan antara balok dan kolom untuk suatu portal adalah kaku, sehingga sudut-sudut antara bagian struktur yang bertemu tidak berubah pada saat struktur dibebani 2. Keseimbangan: jumlah momen-momen akhir pada suatu titik pertemuan = 0 IV A B D E C

Upload: ming

Post on 21-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

METODE SLOPE DEFLECTION

(KEMIRINGAN LENDUTAN)

Metode slope deflection (SD) dapat digunakan untuk menganalisa semua jenis balok statis tak tentu dan juga portal.

4.1 Persyaratan Metode Slope Deflection:

Persyaratan yang harus dipenuhi pada metode ini yaitu:

1. Geometri: dianggap titik-titik pertemuan antara balok dan kolom untuk suatu portal adalah kaku, sehingga sudut-sudut antara bagian struktur yang bertemu tidak berubah pada saat struktur dibebani

2. Keseimbangan: jumlah momen-momen akhir pada suatu titik pertemuan = 0

Gambar 4-1

Portal statis tak tentu

titik pertemuan B dan C dianggap kaku

putaran sudut searah jarum jam dianggap negatif ( )

momen searah jarum jam dianggap negatif ( )

Gambar 4-2

MB = 0 MC = 0

MBA + MBC + MBD = 0 MCB + MCE =0

4.2 Penurunan persamaan kemiringan lendutan

Metode kemiringan lendutan menyatakan momen ujung suatu batang adalah: jumlah momen ujung akibat beban luar dan momen ujung akibat perpindahan.

Balok Ab, panjang = L

EI tetap

Pada A bekerja MPAB

Momen batang +

Pada B MPBA

Putaran sudut

A = A +

B = B

A = +

B =

Gambar 4-3

Gambar super posisi + +

MAB dan MBA adalah momen ujung batang A-B dan A - B adalah putaran sudut pada A dan B

MAB = MPAB + MA

Persamaan Dasar

MBA = MPBA + MB

MPAB dan MPBA adalah momen primer akibat beban luar

A = A1 A2

B = B1 + B2

Pakai metode momen sebagai muatan, pada metode ini dinyatakan bahwa reaksi perletakan merupakan putaran sudut pada titik tersebut.

Gambar 4-4

4.3 Rumus Untuk Perletakan Sendi Pada Ujung

Gambar 4-5

4.4 Akibat Penurunan Perletakan

Konstruksi Jepit-Jepit dan terjadi penerunan pada B sebesar ,besarnya putaran sudut akibat penurunan tersebut = /L

=+

Gambar 4-6

Konstruksi Jepit-Sendi dan terjadi penurun perletakan pada sendi sebesar

Gambar 4-7

E

C

D

A

B

sendi

sendi

A

B

D

E

C

MAB

MEC

MCE

MCB

MBC

MDB

MBD

MBA

B

MAB

MBA

P1

P2

MPAB

MPBA

MB

MA

A

B1

A1

A2

B2

+

+

a

b

c

d

a

b

c

d

a

b

c

d

MA

A1

B1

MA

MB

MD

D

D

E

A

P

MB

R

MA

R = /L

A = 0

P

MPAB

B = 0

MPB

A

P

MA

MB

B

MA

AB

_219712384.unknown

_219720900.unknown

_219721220.unknown

_220737928.unknown

_220738248.unknown

_219718340.unknown