bab 4

6
32 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian, meliputi hasil penelitian data umum, meliputi umur dan jenis kelamin. Data khusus adalah harga diri yang selanjutnya dilakukan pembahasan sesuai tujuan penelitian. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 dengan menggunakan instrument kuesioner dengan jumlah responden yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan menandatangani lembar persetujuan sebanyak 36 responden. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Umum 4.1.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SLTP II Ngadiluwih Kediri. SLTPN II Ngadiluwih Kediri terletak di kecamatan Ngadiluwih secara geografis wilayah ini berbatasan dengan: 1. Sebelah Utara : Ds. Rejomulyo 2. Sebelah Timur : Ds. Blabak 3. Sebelah Selatan : Ds Beduk 4. Sebelah Barat : Ds. Rembang

Upload: silver8oys

Post on 07-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KTI

TRANSCRIPT

  • 32

    BAB 4

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian, meliputi hasil

    penelitian data umum, meliputi umur dan jenis kelamin. Data khusus adalah harga

    diri yang selanjutnya dilakukan pembahasan sesuai tujuan penelitian.

    Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus 2008 dengan

    menggunakan instrument kuesioner dengan jumlah responden yang bersedia

    berpartisipasi dalam penelitian dan menandatangani lembar persetujuan sebanyak 36

    responden.

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Data Umum

    4.1.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SLTP II Ngadiluwih Kediri. SLTPN II

    Ngadiluwih Kediri terletak di kecamatan Ngadiluwih secara geografis wilayah ini

    berbatasan dengan:

    1. Sebelah Utara : Ds. Rejomulyo

    2. Sebelah Timur : Ds. Blabak

    3. Sebelah Selatan : Ds Beduk

    4. Sebelah Barat : Ds. Rembang

  • 33

    4.1.1.2 Data Karateristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

    Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di SLTP II Ngadiluwih Kediri pada bulan Agustus 2008

    Jenis kelamin Frekuensi Prosentase

    Laki-laki 19 52,8 %

    Wanita 17 47,2 %

    Jumlah 36 100 %

    Sumber : Angket Agustus 2008

    Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki

    sebanyak 19 responden (52,8 %) dan sisanya sebanyak 17 responden (47,2 %) adalah

    perempuan.

    4.1.1.3 Data Karateristik Responden berdasarkan Umur

    Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di SLTP II Ngadiluwih Kediri pada bulan Agustus 2008

    Umur Frekuensi Prosentase

    12 tahun 19 52,8 %

    13 tahun 14 38,9 %

    14 tahun 3 8,3 %

    Jumlah 36 100 %

    Sumber : Angket Agustus 2008

    Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden 36

    responden (52,8%) berusia 12 tahun, sedangkan yang berumur 13 tahun sebanyak 14

    responden (38,9 %), dan hanya 3 responden (8,3 %) berumur 14 tahun.

  • 34

    4.1.2 Data Khusus

    4.1.2.1 Perilaku Anak Dengan Single Parent

    Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan peilaku dengan single parent di SLTP II Ngadiluwih Kediri pada bulan Agustus 2008

    Perilaku Frekuensi Prosentase

    Kontruktif 23 63,9 %

    Destruktif 13 36,1 %

    Jumlah 36 100 % Sumber : Angket Agustus 2008 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 36 responden sebagian besar

    sebanyak 23 responden (63,9 %) mempunyai perilaku kontrutif dan lainnya sebanyak

    13 responden (36,1 %) mempunyai perilaku Destruktif

    4.1.2.2 Tabulasi silang Antara Perilaku Anak Dengan Jenis Kelamin

    Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku anak dan jenis kelamin di SLTP II Ngadiluwih Kediri pada bulan Agustus 2008

    Jenis Kelamin Perilaku

    Laki-laki Perempuan Total

    Kontruktif 12 (33,3 %) 11 (30,6 %) 23 (63,9 %)

    Destruktif 7 (19,4 %) 6 (16,7 %) 13 (36,1 %)

    Total 19 (52,8 %) 17 (47,2 %) 36 (100 %)

    Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 36 responden yang

    mempunyai perilaku kontruktif sebanyak 12 responden (33,3 %) berjenis

    kelamin laki-laki dan yang mempunyai perilaku destrutif sebanyak 7

    responden (19,4 %). Sedangkan yang berjenis kelamin perempuan yang

  • 35

    mempunyai perilaku kontrutif sebanyak 11 responden (30,6 %) dan 6

    responden (16,7 %) mempunyai perilaku destrutif.

    4.1.2.3 Tabulasi silang Antara Perilaku Anak Dengan Umur

    Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku anak dan umur di SLTP II Ngadiluwih Kediri pada bulan Agustus 2008

    Umur Perilaku

    12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun Total

    Kontruktif 13 (36,1 %) 7 (19,4 %) 3 (8,3 %) 23 (63,9 %)

    Destruktif 6 (16,7 %) 7 (19,4 %) 0 (0 %) 13 (36,1 %)

    Total 19 (52,8 %) 14 (38,9 %) 3 (8,3 %) 36 (100 %)

    Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 36 responden yang

    mempunyai perilaku kontrutif sebanyak 13 responden (36,1 %) berumur 12

    tahun, 7 responden (19,4 %) berumur 13 tahun, dan 3 responden (8,3 %)

    berumur 14 tahun. Sedangkan mempunyai perilaku destrutif sebanyak 6

    responden (16,7 %) 12 tahun dan 7 responden (19,4 %) berumur 13 tahun.

    4.2 Pembahasan

    Penelitian yang telah dilakukan di SLTP II Ngadiluwih Kediri dengan

    sampel 36 responden menunjukkan bahwa sebagian besar (63,9 %) anak yang

    dengan single parent memiliki perilaku kontrutif sebagaimana ditunjukkan

    dalam tabel 4.3.

    Menurut Potter & Peri (2005), masa sekolah (6-20) adalah periode

    perkembangan dimana terdapat kematangan yang stabil pada perkembangan

  • 36

    fisik, mental, dan perkembangan sosial dengan menekankan pada

    perkembangan kopentensi keterampilan.

    4.2.1 Perilaku Kontruktif

    Anak dengan single parent kelas 7 di SLTPN II Ngadiluwih Kediri

    yang memiliki perilaku kontrutif sebanyak 63,9% (23 responden). perilaku

    kontrutif ini dipengaruhi kematangan mental yang dimiliki responden seperti

    yang dijelaskan oleh Potter & Peri (2005), masa sekolah (6-20 tahun) adalah

    periode perkembangan dimana terdapat kematangan yang stabil pada

    perkembangan fisik, mental, dan perkembangan sosial dengan menekankan

    pada perkembangan kompetensi ketrampilan. Di samping itu rasa kasih

    sayang orang tua juga pasti akan memberi arahan dalam membangkitkan rasa

    percaya diri pada anaknya. Orang tua hendaknya akan berkomunikasi dengan

    anak secara hangat, agar dia tidak merasa kesepian. Orang tua mendengarkan

    cerita anaknya, sebaliknya orang tua juga menceritakan apa yang sedang di

    alami. Dengan demikian anak dapat cepat beradaptasi dengan kondisi yang

    sedang dihadapi. Anak dapat menyadari dan mengerti bahwa orang tuanya

    sudah tidak lagi bersama, dapat menerima rasa kehilangan, tidak marah pada

    orang tua dan tidak menyalahkan diri sendiri dan menjadi dirinya sendiri lagi.

    4.2.2 Perilaku Destruktif

    Anak dengan single parent kelas7 di SLTPN II Ngadiluwih Kediri

    yang mempunyai perilaku destrutif sebanyak 36,1% (13 responden). Menurut

    Macgregor 2002, perilaku destrutif ini dipengaruhi karna anak belum siap

    menghadapi rasa kehilangan salah satu orang tuanya, anak akan terpukul dan

  • 37

    kemungkinan besar akan berubah tingkah lakunya. Mungkin jadi pemarah,

    pembangkang, suka melamun, mudah tersinggung, suka menyendiri, dan

    sebagainya.. Informasi tentang orang tua diberikan sebelum si anak menarik

    kesimpulan tentang orang tua tunggal, misalnya mengajak dia menjenguk

    panti asuhan, memberi bantuan kepada anak terlantar. Saat anak melihat

    kenyataan bahwa masih banyak anak tidak memiliki orang tua, sebaiknya

    diberikan informasi kepadanya bahwa dia masih beruntung memiliki orang

    tua dan tinggal bersama orang tua tunggal. Tuntunan terhadap anak penting

    dalam mengambil keputusan atau memberi makna dalam kehidupannya dan

    menjadikan agama sebagai nilai-nilai untuk kehidupanya.