bab 3 pengembangan si

27
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI A. Pengembangan Sistem Pengembangan sistem adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. 1. Tim Pengembangan Sistem Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personel- personel yang kompeten dibidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari: 1. Manajer Analis Sistem 2. Ketua Analis Sistem 3. Analis Sistem Senior 4. Analis Sistem Junior 5. Pemrogram Aplikasi Senior 2. Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem

Upload: rifat-hm

Post on 30-Jun-2015

1.154 views

Category:

Technology


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3 pengembangan si

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

A. Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem

yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

1. Tim Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem tentunya harus didukung oleh personel-personel yang kompeten

dibidangnya. Suatu Tim biasanya terdiri dari:

1. Manajer Analis Sistem

2. Ketua Analis Sistem

3. Analis Sistem Senior

4. Analis Sistem Junior

5. Pemrogram Aplikasi Senior

2. Indikator Diperlukannya Pengembangan Sistem

Sistem diperlukan untuk dikembagkan. Beberapa alasan atau indikator diperlukannya

pengembangan dari bebuah sistem antara lain sebagai berikut:

1. Keluhan pelanggan

2. Pengiriman barang yang sering tertunda

3. Pembayaran gaji yang terlambat

4. Laporan yang tidak tepat waktu

5. Isi laporan yang sering salah

6. Tanggung jawab yang tidak jelas

Page 2: Bab 3 pengembangan si

7. Waktu kerja yang berlebihan

8. Ketidakberesan kas

9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah

10. Banyaknya pekerja yang menganggur

3. Prinsip Pengembangan Sistem

Dalam pengembangannya, sebuah sistem memuliki prinsip-prinsip yang berlaku. Beberapa

diantaranya antara lain sebagai berikut:

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang baru dilakukan dalam proses pengembangan sistem

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut

6. Jangan takut membatalkan proyek

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman dalam pengembangan sistem

4. Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup pengembangan sistem merupakan aktivitas yang dilaksanakan oleh profesional dan

pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.

Siklus hidup pengembangan sistem terbagi atas 7 fase yaitu:

1. Perencanaan sistem

2. Analis sistem

3. Perencanaan sistem secara umum

4. Evaluasi dan seleksi sistem

5. Perancangan sistem secara detail

6. Pengembangan perangkat lunak dan Implementasi sistem

Page 3: Bab 3 pengembangan si

7. Pemeliharaan/Perawatan sistem

5. Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep

pekerjaan,aturan-aturan,postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau

disipin lainnya. Berikut adalah berbagai macam metodologi yang digunakan dalam

pengembangan sistem, yaitu:

A. Berdasarkan Metodologi Yang Digunakan

Berdasarkan metodologi yang digunakan ada 2 macam metode pendekatan

pengembangan sistem yaitu:

1. Pendekatan Klasik

Disebut juga dengan pendekatan tradisional atau pendekatan konvensional.

Metodologi pendekatan klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-

tahapan pada System Life Cycle. Tetapi pada kenyataannya pendekatan klasik tidak

cukup digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang sukses dan

akan timbul beberapa permasalahan diantaranya adalah :

1. Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit.

2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal

3. Kemungkinan kesalahan sistem besar

4. Keberhasilan sistem kurang terjamin

5. Masalah dalam penerapan sistem

Page 4: Bab 3 pengembangan si

2. Pendekatan Terstruktur

Pendekatan ini dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang dibutuhkan

dalam pengembanagan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan

akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

B. Berdasarkan Cara Menentukan Kebutuhan

Berdasarkan cara menentukan kebutuhan dari sistem ada 2 macam metode pendekatan

pengembangan sistem yaitu :

1. Pendekatan Dari Bawah Ke Atas (Buttom-Up Approach)

Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan untuk menangani

transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi

berdasarkan transaksi tersebut.

2. Pendekatan dari Atas ke Bawah (Top-down Approach)

Dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. selanjutnya

dilakukan analisis kebutuhan informasi, kemudian proses turun ke pemrosesan

transaksi, yaitu penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan

kontrol.

C. Berdasarkan Sasaran Yang Ingin Capai

Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai ada 2 macam metode pendekatan

pengembangan sistem yaitu :

Page 5: Bab 3 pengembangan si

1. Pendekatan Sepotong (Piecemeal Approach)

Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan/alikasi tertentu tanpa

memperhatikan posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran

organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau alikasi itu saja).

2. Pendekatan Sistem (System Approach)

Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi untuk masing-

masing kegiatan/aplikasinya dan menekankan sasaran organisasi secara global.

D. Berdasarkan Cara Pengembanganya

Berdasarkan cara pengembangannya ada 2 macam metode pendekatan pengembangan

sistem yaitu :

1. Pendekatan Sistem Menyeluruh (Total_System Approach)

Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi

sulit untuk dikembangkan (ciri klasik).

2. Pendekatan Moduler (Modular Approach)

Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana,

sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah

dipelihara(ciri terstruktur).

E. Berdasarkan Teknologi Yang Digunakan

Berdasarkan teknoogi yang digunakan ada 2 macam metode pendekatan pengembangan

sistem yaitu :

Page 6: Bab 3 pengembangan si

1. Lompatan Jauh (Great Loop Approach)

Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan

teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit

dikembangkan karena terlalu komplek.

2. Pendekatan Berkembang (Evolutionary Approach)

Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang

memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk perioade berikutnya mengikuti

kebutuhan dan teknologi yang ada.

6. Alat-Alat Teknnik Pengembangan

Sebuah sistem perlu untuk dikembangkan. Lalu bagaimana cara kita mengembangkan sistem?

Dalam pengembangannya, sistem ditunjang dengan berbagai alat dan teknik untuk

mengembangkannya, antara lain sebagai berikut:

1. HIPO diagram

2. Data flow diagram

3. Structured chart

4. SADT diagram

5. Warnier/Orr diagram

6. Jackson’s diagram

Page 7: Bab 3 pengembangan si

7. Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem terkadang mengalami berbagai kendala dan bahkan kegagalan.

Pengembangan sistem tidak mesti melalui jalan yang mulus. Beberapa alasan mengapa

pengembangan sistem mengalami kegagalan antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem

2. Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai

3. Kurangnya sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya

4. Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan

5. Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan

pemasangan teknologi tidak sesuai

6. Pengembangan sistem ang tidak dapat dipelihara

7. Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik.

B. Systems Development Life Cycle

1. Pengertian SDLC

Systems Development Life Cycle (SDLC) merupakan siklus hidup pengembangan system.

Dalam rekayasa system dan rekayasa perangkat lunak, SDLC berupa suatu proses pembuatan dan

pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-

sistem tersebut. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis

metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu

kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses

pengembangan perangkat lunak.

Page 8: Bab 3 pengembangan si

SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer

dalam membangun sistem informasi. Langkah yang digunakan meliputi :

1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi

2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan

3. Menentukan permintaan pemakai sistem informasi

4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik

5. Menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)

6. Merancang sistem informasi baru

7. Membangun sistem informasi baru

8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru

9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila diperlukan

Pengembangan SDLC adalah proses yang digunakan oleh analis system untuk mengembangkan

sistem informasi, termasuk persyaratan, validasi, pelatihan, dan pengguna (stakeholder)

kepemilikan. Setiap SDLC harus menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang memenuhi atau

melampaui harapan pelanggan, mencapai penyelesaian dalam waktu dan perkiraan biaya, bekerja

secara efektif dan efisien di saat ini dan direncanakanTeknologi Informasi infrastruktur, dan

murah untuk mempertahankan dan biaya efektif.

2. Langkah-Langkah SDLC

Didalam SDLC terdapat siklus yang berguna untuk membangun sistem dibagi menjadi beberapa

langkah dan pada sistem yang besar, masing-masing langkah dikerjakan oleh tim yang berbeda.

Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain

mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah tersebut adalah

Page 9: Bab 3 pengembangan si

1. Analisis sistem, yaitu membuat analisis aliran kerja manajemen yang sedang berjalan

2. Spesifikasi kebutuhan sistem, yaitu melakukan perincian mengenai apa saja yang

dibutuhkan dalam pengembangan sistem dan membuat perencanaan yang berkaitan

dengan proyek sistem

3. Perancangan sistem, yaitu membuat desain aliran kerja manajemen dan desain

pemrograman yang diperlukan untuk pengembangan sistem informasi

4. Pengembangan sistem, yaitu tahap pengembangan sistem informasi dengan menulis

program yang diperlukan

5. Pengujian sistem, yaitu melakukan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat

6. Implementasi dan pemeliharaan sistem, yaitu menerapkan dan memelihara sistem yang

telah dibuat

Siklus SDLC dijalankan secara berurutan, mulai dari langkah pertama hingga langkah keenam.

Setiap langkah yang telah selesai harus dikaji ulang, kadang-kadang bersama expert user,

terutama dalam langkah spesifikasi kebutuhan dan perancangan sistem untuk memastikan bahwa

langkah telah dikerjakan dengan benar dan sesuai harapan. Jika tidak maka langkah tersebut perlu

diulangi lagi atau kembali ke langkah sebelumnya.

Kaji ulang yang dimaksud adalah pengujian yang sifatnya quality control, sedangkan pengujian

di langkah kelima bersifat quality assurance. Quality control dilakukan oleh personal internal tim

untuk membangun kualitas, sedangkan quality assurance dilakukan oleh orang di luar tim untuk

menguji kualitas sistem. Semua langkah dalam siklus harus terdokumentasi. Dokumentasi yang

baik akan mempermudah pemeliharaan dan peningkatan fungsi sistem

Page 10: Bab 3 pengembangan si

Untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah dari setiap tahapan yang

secara garis besar terbagi dalam fase fase utama dalam SDLC, yaitu :

Perencanaan : Mengapa Mengembangkan Sistem?

Analisis : Siapa, apa, kapan dan dimana sistem diterapkan?

Perancangan : Bagaimana kerja sistem?

Implementasi : Bagaimana Sistem Dipasang/diinstall?

1. Perencanaan :

Mengidentifikasikan Nilai Bisnis

Analisis Kelayakan

Membuat Rencana Kerja

Mengatur Staff

Mengontrol dan Mengarahkan Projek

2. Analisis :

Analisis masalah

Mencari informasi yang terkait dengan sistem

Menentukan model proses

Menentukan model data

3. Perancangan :

Perancangan Proses secara Fisik

Perancangan Arsitektur Sistem

Perancangan Interface

Perancangan Basis Data dan Berkas

Perancangan Program

Page 11: Bab 3 pengembangan si

4. Implementasi :

Construction

Instalation

Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan hasil kegiatannya

(deliverable).

3. System Development Methodology

System Development Methodology adalah suatu rangkaian langkah untuk mengimplementasikan

SLDC itu sendiri. Dalam dunia rekayasa perangkat lunak terdapat empat buah metodologi dalam

menerapkan SLDC, yakni :

Waterfall Development Methodology

Parallel Development Methodology

Rapid Application Development

Agile Development: Extreme Programming

Keempat metodologi tersebut tidak ada yang paling bagus. Semua mempunyai kelebihan dan

kekurangan. Tergantung suatu kelompok pengembang perangkat lunak menggunakan metode apa

yang paling cocok dengan kondisi lingkungan pengembangan perangkat lunak tersebut.

A. Waterfall Development Methodology

Waterfall Development Methodology merupakan suatu cara pengembangan software

yang fase – fasenya berurutan. Sebuah fase tidak bisa dikerjakan sebelum fase

sebelumnya telah selesai dikerjakan. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear

Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model

Page 12: Bab 3 pengembangan si

waterfall. Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970

sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai

didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis

dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding,

testing / verification, dan maintenance.

Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu

selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus

menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement. Tahapan dalam model

waterfall ini adalah sebagai berikut.

System / Information Engineering and Modeling

Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang

akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat

software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware,

database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

Software Requirements Analysis

Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk

mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus

mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan,

user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan

software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

Design

Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi

representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain

Page 13: Bab 3 pengembangan si

harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap

sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus

didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

Coding

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain

tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin,

yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan

implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh

programmer.

Testing / Verification

Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian juga dengan software. Semua

fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari error, dan

hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan

sebelumnya.

Maintenance

Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah

pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu.

Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan

sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software

tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal

perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

Mengapa model ini sangat populer??? Selain karena pengaplikasian menggunakan

model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat

Page 14: Bab 3 pengembangan si

didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal project, maka SE dapat berjalan

dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat

didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan

sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu

yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap

selanjutnya.

Menurut saya, tahapan-tahapan model ini sudah cukup baik dalam artian minimal untuk

melakukan SE, maka harus ada tahapan-tahapan ini. Tahapan-tahapan ini jugalah yang

digunakan oleh model-model yang lain pada umumnya. Ada filosofi yang mengatakan

sesuatu yang sukses diciptakan pertama kali, maka akan terus dipakai di dalam

pengembangannya. Hal ini juga berlaku pada waterfall model ini. Mungkin dapat

dikatakan bahwa inilah standar untuk melakukan SE.

Akan tetapi, yang mungkin menjadi banyak pertimbangan mengenai penggunaan dari

model ini adalah metode sequential-nya. Mungkin untuk awal-awal software diciptakan,

hal ini tidak menjadi masalah, karena dengan berjalan secara berurutan, maka model ini

menjadi mudah dilakukan. Sesuatu yang mudah biasanya hasilnya bagus. Oleh karena

itu model ini sangat populer. Akan tetapi, seiring perkembangan software, model ini

tentu tidak bisa mengikutinya.

Yang menjadi kelemahan adalah pada pengerjaan secara berurutan tadi, seperti yang

sudah saya utarakan sebelumnya. Kelemahan-kelemahan yang lain juga sudah saya

utarakan di atas, atau bahkan masih ada yang lainnya.

Dari sini, nantinya akan dikembangkan model-model yang lain, bahkan ada tahap

evolusioner dari suatu model proses untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tadi.

Meskipun secara tahapan masih menggunakan standar tahapan waterfall model.

Page 15: Bab 3 pengembangan si

Kesimpulannya adalah ketika suatu project skalanya sedang mengarah kecil bisa

menggunakan model ini. Akan tetapi kalau sudah project besar, tampaknya kesulitan

jika menggunakan model ini.

Kelebihan dari Waterfall Development Methodology adalah:

1. Proses pengidentifikasian sistem memerlukan waktu yang lama sebelum fase

programming dimulai.

2. Meminimalisasi pengubahan sistem pada saat proses pengembangan perangkat

lunak

Kekurangan dari Waterfall Development Methodology adalah:

1. Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke tahapan

selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat kesalahan

dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan sebelumnya agar

problem ini tidak muncul. Hal-hal seperti ini yang dapat membuang waktu

pengerjaan SE.

2. Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu hasil

dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama, artinya

bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil dari tahap

sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama pengerjaannya.

3. Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masing-

masing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka sumber

dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model proses ini

Page 16: Bab 3 pengembangan si

dibutuhkan seseorang yang “multi-skilled”, sehingga minimal dapat membantu

pengerjaan untuk tahapan berikutnya.

4. Fase perencanaan / design harus dilakukan pada paper yang khusus sebelum fase

programming dimulai

5. Terjadi selisih waktu yang cukup lama antara pengajuan sistem dan pembaharuan

sistem

B. Parallel Development Methodology

Parallel Development Methodology merupakan suatu cara pada SDLC yang melakukan

fase design dan implementation secara paralel.

Kelebihan dari Parallel Development Methodology adalah :

1. Meminimalisasi waktu penjadwalan

2. Meminimalisasi kesempatan untuk dikerjakan ulang

Kekurangan dari Parallel Development Methodology adalah :

1. Masih menggunakan dokument di kertas

2. Menggabungkan subproyek memerlukan suatu keahlian yang khusus. Biasanya

banyak terjadi kegagalan pada saat proses penggabungannya

C. Rapid Application Development

Rapid Application Development merupakan suatu cara penerapan SDLC dengan

membuat suatu software prototype terlebih dahulu dan kemudian dipresentasikan ke

costumer. Jika costumer menyetujuinya, maka software akan dikembangkan lebih lanjut.

Page 17: Bab 3 pengembangan si

Kelebihan Rapid Application Development adalah :

1. Pengguna dapat memperoleh / menggunakan sistem lebih awal

2. Pengguna dapat merencanakan beberapa tambahan untuk versi setelahnya

Kekurangan Rapid Application Development adalah :

1. Pengguna bekerja dengan sistem yang sebenarnya belum selesai secara keseluruhan

D. Agile Development: Extreme Programming

Agile Development: Extreme Programming merupakan suatu pengerjaan perangkat

lunak secara cepat. Metode ini sangat cocok untuk proyek perangkat lunak yang

membutuhkan waktu lebih instan dalam pengembangannya.

Kelebihan dari Agile Development: Extreme Programming adalah :

1. Hasil bisa didapat dalam waktu yang sangat cepat

2. Bekerja lebih baik dalam projek dengan tidak ada perubahan yang tak tentu

Kekurangan dari Agile Development: Extreme Programming adalah :

1. Membutuhkan kedisiplinan tinggi

2. Tepat hanya jika dilakukan di projek kecil

3. Membutuhkan lebih banyak inputan dari pengguna

Untuk menentukan metode mana yang lebih cocok diterapkan dalam pengembangan proyek

perangkat lunak, maka harus memperhatikan hal berikut :

Clear user requirements

Familiarity with technology

Page 18: Bab 3 pengembangan si

Complexity of system

Reliability of system

Time schedule

Schedule visibility