bab 3 obyek penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00909-mc...
TRANSCRIPT
35
BAB 3
OBYEK PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.1 Profil Perusahaan
Obyek di dalam penelitian ini adalah PT. Bank Central Asia, Tbk yang
merupakan salah satu perusahaan perbankan di Indonesia. Di dalam melaksanakan
penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan survei penelitian pada public relations yang
berada di kantor pusat PT. Bank Central Asia, Tbk. Kantor pusat tersebut berada di
Menara BCA Lt. 22 Grand Indonesia Jl. MH Thamrin No.1 Jakarta 10310. Telp. 021-
23588000 dan faks 021-23588300.
PT. Bank Central Asia, Tbk secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957
dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya itu,
dan barangkali yang paling signifikan adalah krisis moneter yang terjadi di tahun 1997.
Krisis ini membawa dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan
di Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini mempengaruhi aliran dana tunai di PT.
Bank Central Asia, Tbk yang sering disebut BCA dan bahkan sempat mengancam
kelanjutannya. Banyak nasabah menjadi panik lalu beramai-ramai menarik dana mereka.
Akibatnya, bank terpaksa meminta bantuan dari pemerintah Indonesia. Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil alih BCA di tahun 1998.
36
Berkat kebijaksanaan bisnis dan pengambilan keputusan yang arif, BCA berhasil
pulih kembali dalam tahun yang sama. Di bulan Desember 1998, dana pihak ke tiga
telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Aset BCA mencapai Rp 67.93 triliun, padahal di
bulan Desember 1997 hanya Rp 53.36 triliun. Kepercayaan masyarakat pada BCA telah
sepenuhnya pulih, dan BCA diserahkan oleh BPPN ke Bank Indonesia di tahun 2000.
Selanjutnya, BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan
publik. Penawaran Saham Perdana berlangsung di tahun 2000, dengan menjual saham
sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana
itu, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham ke dua
dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi dari
saham miliknya di BCA.
Dalam tahun 2002, IBRA melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender
penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd., yang berbasis di Mauritius,
memenangkan tender tersebut. Saat ini, BCA terus memperkokoh tradisi tata kelola
perusahaan yang baik, kepatuhan penuh pada regulasi, pengelolaan risiko secara baik
dan komitmen pada nasabahnya baik sebagai bank transaksional maupun sebagai
lembaga intermediasi finansial.
Sumber: KlikBCA (http://www.klikbca.com/individual/silver/company.html)
37
3.1.1.1 Tonggak Sejarah
• 1955
NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri
sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA).
• 1957
BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di
Jakarta.
• 1970an
BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Tahun 1977 BCA
berkembang menjadi Bank Devisa.
• 1980an
Sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia, BCA
mengembangkan jaringan kantor cabang secara luas., seperti menerapkan
online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan
Hari Depan (Tahapan) BCA.
• 1990an
BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM BCA
(Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine).
38
• 1997-1998
Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami rush. Pada tahun
1998 BCA menjadi Bank Taken Over (BTO) dan disertakan dalam
program rekapitalisasi dan restrukturasi yang dilaksanakan oleh Badan
Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
• 1999
Proses rekapitalisasi BCA selesai dan sebagian besar kredit yang
disalurkan BCA dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah. Pemerintah
Republik Indonesia melalui BPPN, menguasai 92,8% saham BCA.
• Kilas aksi korporasi periode 2000-2005
• 2000
BPPN melakukan divestasi 22,5% dari total saham BCA melalui
Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN
berkurang menjadi 70,3%.
• 2001
Penawaran Publik kedua (Secondary Public Offering) 10% dari total
saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkurang menjadi 60,3%
39
• 2002
Farindo Investment (Mauritus) Limited mengambil-alih 51% total saham
BCA melalui proses tender strategic private placement.
• 2004
BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor
domestik melalui penawaran terbatas.
• 2005
Pemerintah Republik Indonesia tidak lagi memiliki saham BCA dengan
dilakukannya divestasi seluruh sisa 5,02% saham BCA.
• Pengembangan bisnis pada periode 2000an
BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan
elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, Internet Banking,
KlikBCA, Mobile Banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain.
BCA juga mengembangkan beberapa layanan khusus, seperti: BCA Prioritas,
BCABIZZ, dan BCA Consumer Plus. BCA mendirikan fasilitas Disaster
Recovery Centre di Singapura.
BCA meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui
ekspansi ke bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat melalui anak
perusahaannya, BCA Finance.
40
• 2007
BCA menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan
rumah dengan suku bunga tetap, yang berhasil meraih respon positif dari
pasar. BCA meluncurkan kartu prabayar Flazz Card serta mulai
menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun
keunggulan di bidang perbankan transaksional.
• 2008-2009
BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di
tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi
utama sebagai bank transaksional. BCA telah menyelesaikan
pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha
dan meminimalisasi risiko operasional.
• 2010
BCA mulai memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah dan
pembiayaan sepeda motor. BCA juga memperkuat bisnis perbankan
transaksional melalui pengembangan layanan baru yaitu KlikBCA melalui
Smartphone dan layanan e-Commerce.
3.1.1.2 Visi dan Misi
PT. Bank Central Asia, Tbk mempunyai prioritas utama untuk tetap
mempertahankan posisi BCA sebagai salah satu institusi penyedia layanan
41
transaksi dan pembayaran yang terdepan di Indonesia. Layanan perbankan yang
nyaman, aman, dan andal merupakan faktor penting dalam membangun
hubungan dengan nasabah dan dalam memperkuat posisi BCA sebagai bank
transaksi. Adapun visi dan misi PT. Bank Central Asia sebagai berikut:
a) Visi
Bank pilihan utama andalan masyarakat, yang berperan sebagai pilar
penting perekonomian Indonesia.
b) Misi
• Membangun institusi yang unggul di bidang penyelesaian pembayaran
dan solusi keuangan bagi nasabah bisnis dan perseorangan.
• Memahami beragam kebutuhan nasabah dan memberikan layanan
finansial yang tepat demi tercapainya kepuasan optimal bagi nasabah.
• Meningkatkan nilai francais dan nilai stakeholder BCA
3.1.1.3 Logo Perusahaan
Gambar 3.1.1.3 Logo PT. Bank Central Asia, Tbk
42
3.1.2 Struktur Organisasi
Gambar 3.1.2.1 Berikut ini adalah Struktur Organisasi PT. Bank Central Asia, Tbk per 31 Desember 2010
43
Gambar 3.1.2.2 Struktur Organisasi Sekretariat Perusahaan
3.1.2.1 Job Description Public Relations Departement
1) Job Description Internal Public Relations
Kegiatan yang menjadi program urusan Internal, yaitu : Program-program
yang men-jadi job desk public relations internal:
1. Info BCA
Majalah internal perusahaan PT. Bank Central Asia, Tbk yang
diperuntukkan untuk kalangan publik karyawan perusahaan.
2. Temu redaktur nasional
Acara gathering antar semua redaktur majalah Info BCA dari
seluruh kantor wilayah dan kantor pusat.
3. My BCA
Updating berita di beberapa rubrik Intranet BCA, antara lain:
Berita Perusahaan, Hotspot, Promo BCA, Aneka Info, Bakti BCA,
InfoBCA, Kliping Berita Harian dan Ayo ke Bank.
Biro Direksi Biro Hubungan Kelembagaan
Aspek Humas
Internal External Corporate Social Responsibility
Sekretariat Perusahaan
44
4. Email Blast: Forum Komunikasi Manajemen.
5. Kliping harian
Saat ini masih kerjasama dengan Gilang Communication dalam
pengadaan kliping berita mengenai ekubank dan berita ttg 10 Bank
terkemuka.
6. Hiasan lobby
Terkait hari-hari besar keagamaan, di lobby menara BCA dibuat
hiasan lobby untuk acara-acara: Idul Fitri, Natal, Tahun Baru dan
Imlek.
7. Silahturahmi purnabakti
Merupakan Program tahunan, sebagai upaya pembinaan hubungan
baik antara manajemen PT. Bank Central Asia, Tbk dengan mantan
pejabat atau purnabakti PT. Bank Central Asia, Tbk.
• Program Korporasi
1. Rakernas
Rapat Kerja Pimpinan BCA Nasional, merupakan agenda tahunan
yang dilaksanakan setiap akhir tahun
2. BCA Award
Kegiatan event tahunan yang merupakan program apresiasi bagi
insan, cabang atau wilayah yang berprestasi kegiatan ini biasanya
45
dilaksanakan bersamaan dengan HUT BCA yaitu pada bulan
Februari
3. HUT BCA
Kegiatan perayaan Ulang tahun BCA, yang merupakan program
tahunan, dilaksanakan di seluruh Kanwil, Cabang dan Kantor
Pusat, kegiatan bisanya meliputi: Pengadaan Kostum HUT (kaos
atau jacket), Pemotongan Tumpeng dan makan siang bersama
4. Analyst meeting
Merupakan presentasi mengenai Kinerja keuangan PT. Bank
Central Asia, Tbk, yang dilaksanakan setiap triwulan dan Akhir
tahun. Diawali dengan Press Conference untuk mengundang
media. Setelah itu diadakan Analyst Meeting dengan agenda yang
sama, presentasi kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk
kepada para analyst.
5. BCA Update
Terkait dengan pelaksanaan analyst meeting maka dibuat booklet
berisi Kinerja keuangan PT. Bank Central Asia, Tbk.
6. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Rapat Umum Pemegang Saham, minimal dilaksanakan 1 tahun 1
kali, namun jika ada perubahan mendasar, maka dapat
dilaksanakan 2 kali dalam setahun (RUPSLB).
46
7. Lunch together
Merupakan program tahunan HRD, yang dilaksanakan setiap
triwulan bagi manajemen kantor pusat. Kegiatan ini merupakan
upaya manajemen sharing dengan topik menarik baik dari internal
(program ter-update) atau dari eksternal yang sedang trend.
8. COP (community of practice)
Merupakan program dari divisi pelatihan dan pengembangan yang
bertujuan: Meningkatkan teamwork, sharing pengalaman, sharing
pengetahuan, sarana informal solusi.
• Program Divisi/Wilayah/Cabang yang tidak termasuk dalam
Rencana Urusan Internal berupa event-event yang tidak
terjadwalkan di public relations, seperti : pembukaan cabang,
serah terima jabatan, signing, seminar internal, liputan khusus,
dll.
2) Job Description External Public Relation
Adapun job description dari external public relation adalah:
a) Media relations
Media relations yang dilakukan oleh external public relations:
• Monitoring media yang dibantu oleh PR Konsultan.
47
• Media gathering yang dilakukan biasanya dapat berupa seminar
atau acara makan siang bersama dengan para wartawan di
media.
• Permohonan wawancara dan permohonan data
• Sponsorship yang terkait dengan media. Biasanya sponsorship
untuk acara yang terkait dengan penghargaan, seminar, kegiatan
olah raga, kegiatan sosial,dll.
• Penanganan keluhan melalui media cetak dan elektronik. Media
elektronik dapat dipantau melalui website serta televisi atau
radio.
• Penyebaran informasi misalnya dengan menyebarkan press
release ke media.
b) Materi korporasi
• Iklan korporasi: iklan yang menginformasikan kepada
masyarakat mengenai perusahaan.
• Iklan yang terkait dengan kewajiban dari PT. Bank Central Asia,
Tbk. Iklan tersebut dapat berisikan tentang laporan keuangan,
serta iklan pengumuman.
• Pembuatan desain kartu ucapan. Contoh: kartu ucapan untuk
natal, idul fitri (season greeting), imlek, dll.
48
• Pengembangan company yang berisi mengenai profile dari PT.
Bank Central Asia, Tbk.
• Laporan tahunan (annual report)
c) Administrasi: pelaporan kegiatan, proses pembayaran, registrasi
proposal atau surat masuk, filing
3) Job Description of CSR in Public relation
Adapun job description dari CSR pada divisi public relations:
a. Kegiatan sosial
Sumbangan untuk kegiatan sosial yang dilakukan PT. Bank Central
Asia, Tbk dapat dikategorikan dalam 4 macam, yaitu: kebudayaan,
pendidikan, kesehatan, dan lingkungan. Semua sumbangan ini akan
tercatat di dalam annual report dan dibaca oleh publik. Sumbangan
tersebut dapat datang dari pihak atau instansi luar dan dari pihak PT.
Bank Central Asia, Tbk.
b. Sponsorship
Semua proposal yang masuk ke akan disetujui jika in line dengan
bisnis PT. Bank Central Asia, Tbk. Selain itu harus mempunyai
dampak yang menguntungkan untuk PT. Bank Central Asia, Tbk,
misalnya menjalin hubungan baik dengan pemerintah atau instansi-
instansi lain. Proposal untuk pengajuan sponsorship ini datang dari
pihak luar perusahaan.
49
3.2 Prosedur yang berlaku
Prosedur yang berlaku pada PT. Bank Central Asia, Tbk dapat dirumuskan
dalam bentuk fokus strategis BCA yang memungkinkan untuk mencapai
pertumbuhan berkualitas tinggi dan meningkatkan perannya sebagai bank
transaksional yang menyediakan layanan penyelesaian pembayaran dalam
mendukung tercapainya perekonomian yang kuat dan tujuan pembangunan
nasional.(Sumber: Annual Report BCA 2010)
3.2.1 Pertumbuhan
BCA fokus pada pertumbuhan. Kategori pertumbuhan yang diinginkan
adalah pertumbuhan kredit yang solid. Di tahun 2010, portofolio kredit BCA tumbuh
24,2% dibandingkan rata-rata pertumbuhan kredit sector perbankan Indonesia
sebesar 22,1%. BCA berada di posisi yang menguntungkan untuk senantiasa
berkembang di tengah kondisi ekonomi yang ditandai ileh rendahnya tingkat suku
bunga dan permintaan nasabah yang terus meningkat.
3.2.2 Kualitas penyaluran kredit
Kualitas adalah prioritas utama BCA. Di dalam melaksanakan hal ini, BCA
melakukan peningkatan di dalam kualitas kredit. Dengan menekankan pemberian
kredit yang berkualitas, didasari oleh penentuan kriteria kredit serta langkah
pemantauan dan pengawasan yang ketat, BCA berhasil mempertahankan kualitas
portofolio kredit secara keseluruhan. Ekspansi kredit ditunjang oleh komposisi dana
phak ketiga yang berkualitas, dengan rekening transaksional sebagai porsi utama.
Selain meningkatkan kualitas kredit, BCA juga memperhatikan kualitas produk dan
layanan perbankannya guna memberikan manfaat bagi para nasabah. Pada tahun
50
2010, BCA mengembangkan teknologi KlikBCA Smartphone dan e-commerce serta
terus menambah fitur-fitur keamanan perbankan elektronik.
3.2.3 Efisiensi
Efisiensi adalah keharusan bagi BCA. Pertumbuhan berkualitas harus
diimbangi dengan efisiensi serta optimalisasi penggunaan sumber daya yang
dimiliki. Pengembangan sumber daya manusia merupakan kunci dalam upaya BCA
untuk meningkatkan efisiensi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif di dalam melaksanakan penelitian ini. Menurut Danim tahun 2002 di
dalam buku karangan Elvinaro Ardianto berjudul “Metodologi untuk Public
Relations Kuantitatif dan Kualitatif” tahun 2011 menyatakan bahwa peneliti
kualitatif percaya bahwa “kebenaran” (truth) adalah dinamis dan dapat ditemukan
hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang dalam interaksinya dengan situasi
sosial kesejarahan (Ardianto, 2011: 59).
Dalam penelitian dengan metode kualitatif, peneliti menjadi instrumen kunci
dan analisis datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statistika, tetapi menggunakan
rumus 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How). Selain what (data dan
fakta yang dihasilkan dari penelitian, how (bagaimana proses data itu berlangsung),
who (siapa saja yang bisa menjadi informan kunci dalam penelitian), where (di mana
sumber informasi penelitian itu bisa digali atau ditemukan), dan when (kapan sumber
informasi itu bisa ditemukan); yang paling penting dicermati dalam analisis
51
penelitian kualitatif adalah why (analisis lebih dalam atau penafsiran/interpretasi
lebih dalam ada apa di balik fakta dan data hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi
seperti itu). Why (mengapa) memberikan pemahaman lebih dalam dari hasil
penelitian kualitatif. (Ardianto, 2011: 59)
Pendekatan deskriptif yang peneliti lakukan merupakan pencarian teori bukan
untuk menguji teori yang sudah ada, sehingga perspektifnya tidak tersaring. Metode
ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah (natural setting). Peneliti
langsung terjun ke lapangan dan bertindak sebagai pengamat (observer) serta bebas
mengamati objeknya, menjelajah dan menemukan wawasan-wawasan baru
sepanjang penelitian. (Ardianto, 2011: 60).
Di dalam penelitian ini peneliti mendapatkan menyajikan data berdasarkan
dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder
3.3.1 Data Primer
Dalam penelitian ini, data primer yang didapatkan oleh peneliti, sebagai
berikut:
3.3.1.1 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia
dengan menggunakan pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut,
dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk
menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta
dibantu dengan pancaindra lainnya. Metode observasi adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan pancaindra peneliti (Ardianto, 2011: 165).
52
Dalam penelitian dikenal dua jenis metode observasi:
1. Observasi partisipan. Dengan observasi partisipan, peneliti lebih
memungkinkan mengamati kehidupan individu atau kelompok dalam
situasi riil, di mana terdapat setting yang riil dikontrol atau diatur
secara sistematis seperti penelitian eksperimental, misalnya. Seperti
namanya, metode ini memungkinkan untuk memahami apa yang
terjadi memahami pola-pola dan interaksi. Pada dasarnya, di sini
peneliti mempunyai dua peran, yaitu sebagai partisipan dan sebagai
peneliti (observer) (Ardianto, 2011: 180).
2. Observasi nonpartisipan adalah jenis metode observasi, dimana
seorang peneliti hanya berperan sebagai “penonton” saja tidak terjun
sebagai pemain seperti dalam observasi partisipan. Jadi, ketika
mengamati kelompok yang menjadi subjek penelitian, peneliti seolah
menjaga jarak, tidak terjun langsung berbaur dengan kelompok
penelitiannya (Ardianto, 2011: 180).
Dalam penelitian ini bentuk observasi yang dilakukan peneliti adalah
observasi partisipan yang merupakan kegiatan terjun langsung ke tempat
penelitian yang dituju dan bertindak sebagai partisipan Peneliti melakukan
pengamatan mengenai kehidupan individu di dalam situasi yang riil. Dalam
hal ini tempat penelitiannya adalah public relations di PT. Bank Central Asia,
Tbk. Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang
menjadi subjek penelitian kegiatan observasi yang peneliti dan sumber
informasi penelitian.
53
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi pencatatan, pengamatan dan
pelaksanaan secara sistematik mengenai kegiatan-kegiatan serta perilaku dari
divisi public relations sebagai informan yang sesuai untuk jenis kegiatan
yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan melihat secara langsung
proses kegiatan yang dilakukan oleh divisi public relations PT. Bank Central
Asia, Tbk. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti juga menerapkan analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) dan analisis ROPE
(Riset, Objektif, Program dan Evaluasi) Observasi dilakukan dengan melihat
kegiatan secara rutin yang dilakukan oleh divisi public relations yang
bertujuan untuk mengetahui bagaimana perannya melalui majalah Info BCA
sebagai media komunikasi internal. Selain itu peneliti juga mengamati dan
melakukan kegiatan internal yang dilakukan divisi public relations, dimulai
dari mengerjakan kliping harian berita PT. Bank Central Asia, Tbk sampai
mengikuti rapat redaksi untuk majalah Info BCA. Berdasarkan observasi,
peneliti melihat seberapa efektif kegiatan yang dilakukan dan perkembangan
baru mengenai kegiatan-kegiatan tersebut yang dapat menunjang
keberhasilan divisi public relations PT. Bank Central Asia, Tbk di dalam
menjalankan komunikasi internalnya.
Melalui kegiatan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam jangka
waktu selama tiga bulan (Februari sampai Mei), penulis menemukan interaksi
yang kompleks antara peran public relations dalam menjalankan komunikasi
internal melalui majalah Info BCA yang terjalin secara nyata dengan
permasalahan dan pemecahan masalah yang disimpulkan.
54
3.3.1.2 Wawancara
Berdasarkan Dun tahun 1986 dalam buku karangan Elvinaro Ardianto
tahun 2011 berjudul “Metodologi untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatif” menyatakan bahwa wawancara mendalam adalah suatu teknik
metode penelitian di mana seorang responden atau kelompok responden
mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara
bebas. Seringkali pewawancara atau peneliti dilatih secara psikologis agar
dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari responden
(Ardianto, 2011: 61).
Dengan melakukan wawancara mendalam, peneliti diharapkan dapat
mengetahui alasan yang sebenarnya dari informan mengenai kegiatan yang
dilakukan atau mengenai keputusan yang diambil. Menurut Moleong, Miles,
et al dalam Mantra tahun 2004, informan adalah orang yang dapat
memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang
diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian
(Ardianto, 2011: 62).
Wawancara memliki dua bentuk, yaitu wawancara sistematik atau
terstruktur dan wawancara terarah. Wawancara sistematik atau terstruktur
adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara
mempersiapkan pedoman tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepada
responden. Wawancara terarah dilakukan secara bebas, tetapi tidak terlepas
dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah
dipersiapkan sebelumnya oleh pewawancara (Ardianto, 2011: 164). Didalam
penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara sistematik dimana peneliti
55
terlebih dahulu sudah mempersiapkan pedoman dan daftar pertanyaan yang
akan ditanyakan kepada informan.
Adapun para informan yang peneliti pilih sebagai nara sumber di dlaam
penelitian ini adalah:
1. Public relations PT. Bank Central Asia, Tbk
- Senior Advisor public relations dipilih karena dianggap sebagai informan
utama yang dapat mengambil keputusan untuk membuat strategi dan dapat
meberikan informasi yang kompleks mengenai tujuan pelaksanaan kegiatan
dan sasaran yang dituju. Selain itu, beliau juga merupakan redaktur
pelaksana dari majalah Info BCA.
- Kepala urusan internal public relations dipilih karena sebagai pihak yang
berkaitan langsung dengan pembinaan komunikasi internal melalui majalah
Info BCA karena sebagai redaktur kantor pusat. Peneliti ingin mengetahui
bagaimana peran public relations dalam komunikasi internal.
- Staf internal public relations dipilih karena sebagai pihak yang menjalankan
kegiatan internal serta merasakan dampaknya secara langsung serta
merupakan pihak yang mengetahui secara langsung perencanaan kegiatan dan
implementasi kegiatan internal. Staf tersebut juga terjun langsung dalam
pelaksanaan majalah Info BCA sebagai redaktur kantor pusat.
2. Agency Penerbitan Duta Mutiara Citra yang merupakan agency majalah Info
BCA dipilih sebagai bagian operasional dari majalah Info BCA yang mencari,
mencatat dan mengumpulkan data sampai finishing pada majalah tersebut.
56
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder didapatkan oleh peneliti melalui metode dokumentasi. Metode
dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data yang
tersedia berbentuk surat, catatan harian, kenang-kenangan, dan laporan. Sifat utama
dari bentuk data-data tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member
peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang lalu (Ardianto, 2011: 167)
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh informasi maupun
data sekunder mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian ini. Data-data
sekunder ini diperoleh dari:
- Studi kepustakaan
Studi kepustakaan ini dengan membaca, mengumpukan data, dan mencatat
mempelajari buku-buku maupun website yang berhubungan dengan topik
analisis penelitian ini.
- Dokumentasi
Dokumentasi yang peneliti harapkan untuk dapat menunjang penelitian ini
meliputi: Annual report BCA tahun 2010, Majalah Info BCA, Program kerja
internal public relations, Evaluasi Majalah Info BCA dan Manual Majalah
Info BCA.
3.3.3 Teknik analisis data
Adapun teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah:
- Analisis ROPE
57
Dalam dunia public relations dikenal juga model perencanaan public
relations. John M. King (dalam Yosal Iriantara, 2004b: 114-115)
menggunakan model ini sebagai model perencanaan public relations. Model
ini pada dasarnya memiliki 4 komponen yakni Riset, Objektif, Program dan
Evaluasi, sehingga disingkat menjadi ROPE. Penggunaan matriks ini pun
memudahkan kita mengidentifikasika aspek-aspek yang mesti kita periksa
saat merumuskan perencanaan (Iriantara, 2011: 56). Analisis ROPE peneliti
gunakan untuk menganalisis bagaimana peran dari divisi public relations di
dalam menjalankan komunikasi internal melalui majalah Info BCA.
- Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah mengkaji kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
organisasi. Hasil analisis SWOT ini bisa memetakan posisi organisasi di
antara organisasi serupa atau dalam lingkungan organisasi secara
keseluruhan. (Iriantara, 2011: 50-51).
Analisis SWOT peneliti gunakan untuk menganalisis situasi dan hambatan-
hambatan yang dirasakan atau ditemui pada divisi public relations PT. Bank
Central Asia, Tbk di dalam menjalankan komunikasi internal melalui majalah
Info BCA dan bagaimana strategi yang dapat dilakukan dalam mengatasi
hambatan tersebut.
3.4 Permasalahan yang ada
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan bisnis perbankan di
Indonesia tidak dapat terelakkan lagi. Berbagai perusahaan perbankan baik lokal
58
maupun asing saling berlomba untuk dapat mendirikan perusahaannya di Indonesia.
Begitu banyaknya perusahaan perbankan di Indonesia ini membuat persaingan
semakin ketat. Semua bank saling berlomba-lomba untuk memberikan pelayanan dan
promo produk yang diharapkan dapat memuaskan para konsumer sehingga tetap
loyal kepada bank tersebut. Akibat ketatnya persaingan ini membuat PT. Bank
Central Asia, Tbk untuk terus mengembangkan strateginya.
Sebagai perusahaan yang sudah established dan besar, PT. Bank Central
Asia, Tbk mempunyai karyawan yang tergolong banyak. Kantor cabang PT. Bank
Central Asia, Tbk sudah tersebar di seluruh Indonesia. Menurut jurnal karangan
Abdullah dan Anthony tahun 2012 dikutip dari Loraine (1995) menyatakan bahwa
organisasi besar memiliki praktek komunikasi internal yang lemah dibandingkan
dengan organisasi kecil karena pekerjaan spesialisasi dan pemisahan fungsional telah
mengurangi akses ke informasi tentang layanan yang disediakan. Dengan kata lain,
organisasi kecil memiliki jaminan yang lebih besar dari praktek komunikasi internal
yang efektif (Abdullah dan Anthony: 2012). Pendistribusian informasi mengenai
perusahaan tidak dapat tergantung hanya dari mulut ke mulut saja. Karyawan perlu
mengetahui apa saja yang terjadi di perusahaan agar well-informed, sebelum pihak
eksternal mengetahui mengenai informasi tersebut. Diperlukan media sebagai sarana
informasi bagi karyawan yang memuat seluruh kegiatan dan masalah yang sedang
terjadi di PT. Bank Central Asia, Tbk. Pada tahun 1988, bagian internal public
relations PT. Bank Central Asia, Tbk membuat suatu media informasi berbentuk
majalah yang diperuntukkan bagi karyawan. Majalah tersebut dikenal sebagai
majalah Info BCA. Majalah ini dibuat agar pendistribusian informasi mengenai PT.
Bank Central Asia, Tbk diketahui oleh seluruh karyawan, tidak seperti sebelumnya
59
pendistribusian informasi hanya melalui meeting, dan terbatas hanya orang-orang
tertentu dan tidak dalam waktu yang rutin. Majalah Info BCA sekarang ini dapat
diakses, tidak terbatas oleh waktu dan dapat dibaca kapan saja oleh siapa saja.
Secara garis besar penelitian ini membahas mengenai bagaimana peran dari
divisi public relations di dalam melaksanakan komunikasi internal melalui majalah
Info BCA serta dampak dan feedback bagi karyawan dengan adanya majalah
tersebut. Peneliti juga menganalisis apa saja yang menjadi hambatan bagi divisi
public relations di dalam melaksanakan kegiatannya dalam majalah Info BCA serta
cara mengatasi hambatan tersebut.
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah
Dari masalah yang dikemukakan di atas, peneliti merumuskan beberapa
alternatif pemecahan masalah. Dimana alternatif pemecahan masalah tersebut dapat
menjadi bahan evaluasi dan solusi bagi PT. Bank Central Asia, Tbk untuk dapat
mengembangkan strategi public relations di dalam melaksanakan kegiatan dan
komunikasi internal. Adapun alternatif pemecahan masalah diantaranya adalah:
60
Gambar 3.5 Skema alternatif pemecahan masalah
(Sumber: kompilasi pemikiran dari hasil observasi peneliti)
Penjelasan atas alternatif permasalahan yang ada:
- Persaingan yang ketat di dalam bisnis perbankan menuntut karyawan untuk
mengetahui informasi seputar perusahaan. Karyawan penting untuk mengetahui
keadaan perusahaan sebelum diketahui publik eksternal dan dapat digunakan
pula untuk menyelesaikan masalah yang sedang terjadi di perusahaan. PT. Bank
Central Asia, Tbk merupakan perusahaan besar yang memiliki jumlah karyawan
yang banyak dan menyulitkan penyebaran informasi yang merata.
- Public relations dapat memanfaatkan komunikasi internal sebagai salah satu
sumber informasi bagi karyawan.
Persaingan yang ketat di dalam bisnis perbankan
Karyawan penting mengetahui informasi seputar perusahaan.
Alternatif pemecahan masalah
Komunikasi internal
Majalah Info BCA
Jumlah karyawan yang banyak
61
- Salah satu komunikasi internal yang dilakukan oleh public relations adalah
dengan membuat media komunikasi internal majalah Info BCA. Majalah Info
BCA ini disebarkan dalam bentuk hard copy maupun soft copy yang diunggah
ke dalam situs My BCA.
- Informasi yang ada di dalam majalah Info BCA dapat mengefektifkan alur
downward communications, upward communications, diagonal communications
dan horizontal communications. Tidak hanya informasi dari perusahaan ke
karyawan, tetapi majalah Info BCA juga menginformasikan informasi mengenai
karyawan ke top management, dan antara berbagai divisi dengan berbagai level
yang ada juga saling menginformasikan kegiatan apa saja yang dilakukan.