analisis pengendalian persediaan bahan baku...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN
PENDEKATAN LOT SIZING DALAM MENDUKUNG SISTEM MRP (MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING)
Bagus Maulana Wisnu Atmoko
411306210
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Muslimin A. Rahim, M.SIE.
Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu merupakan penelitian
yang dikerjakan dengan maksud untuk menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan
suatu teori yang diterapakan dalam pemecahan permasalahan pengendalian persediaan bahan
baku.Dalam penelitian tentang pengendalian persediaan bahan baku ini menggunakan tiga
metode MRP yaitu L4L,EOQ,dan FOQ yang pengolahan datanya berdasarkan Jadwal Induk
Produksi yang sudah ditentukan Oleh CV. Hery Jaya Teknik.Berdasarkan hasil perhitungan
dari ke tiga metode diatas maka metode lot sizing yang dipilih adalah EOQ. Karena metode
tersebut mempunyai total biaya pemesanan yang paling minimum yaitu Rp.329.091.881
Kata Kunci : Sistem Produksi , Lot Sizing
ABSTRACT
This research is applied research, that is research done with intention to apply, test, and
evaluate ability of a theory which applied in solving problem of raw material inventory
control.In this research about raw material inventory control using three method of MRP that
is L4L, EOQ, and FOQ which its data processing based on Master Production Schedule
which have been determined by CV. Hery Jaya Teknik.Based on the results of the calculation
of the three methods above then the lot sizing method chosen is EOQ. Because the method
has a minimum total reservation cost of Rp.329.091.881
Key word : Supply Control, Lot Sizing
PENDAHULUAN
Perusahaan manufaktur diharuskan memiliki pelayanan,kebijakan, dan kualitas
produk yang dapat diandalkan untuk memuaskan konsumen. Perlu adanya suatu system
produksi yang efisien. Untuk menciptakan system produksi yang efisien maka diperlukan
suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik.
Salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian diberlakukan khususnya untuk
penyediaan bahan baku. Perencanaan dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar
dapat melayani kebutuhan bahan baku dengan tepat dan dengan biaya yang rendah.
Selama ini perusahaan pada umumnya melakukan perencanaan dan pengendalian tidak
berdasarkan metode-metode yang sudah baku, tetapi hanya berdasarkan pada
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Hal tersebut sering menyebabkan terjadinya kelebihan atau penumpukan bahan
baku maupun kekurangannya yang menyebabkan pembengkakan biaya, disamping
terjadi kekurangan-kekurangan yang dapat mengganggu atau menghambat proses
produksi dalam memenuhi permintaan konsumen.
Cara memecahkan masalah di atas, khususnya masalah perencanaan kebutuhan
bahan baku, telah dikembangkan sistem Material Requirements Planning (MRP).
Dengan menerapkan sistem tersebut diharapkan pemenuhan kebutuhan bahan baku dapat
dilakukan secara tepat, dan penentuan biaya persediaannya dapat ditetapkan seoptimal
mungkin.
Dalam implementasi MRP salah satu factor yang harus dipertimbangkan adalah
penggunaan teknik Lot Sizing . Dengan penggunaan teknik Lot Sizing yang tepat dapat
menimalkan biaya total persediaan. Teknik Lot Sizing merupakan penentu dari ukuran
Lot untuk pengadaan material.
CV. HERY JAYA TEKNIK yang berlokasi di jalan Tanjung Sari No.63 Surabaya
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri pembuatan suku cadang alat
berat. CV. HERY JAYA TEKNIK memproduksi berbagai jenis suku cadang alat berat,
salah satunya baut tandem suspensi trailer. Menurut wawancara yang dilakukan dengan
pihak CV. HERY JAYA TEKNIK, diketahui bahwa dalam pelaksanaan sistem produksi
pada CV. HERY JAYA TEKNIK terdapat masalah mengenai bahan baku, khusus nya
pada bahan baku Hollow Bronze, dimana sering terjadi kelangkaan bahan baku pada
bulan-bulan tertentu seperti bulan November,Desember,Januari dan Februari.
Melalui wawancara yang dilakukan, CV HERY JAYA TEKNIK belum
menerapkan metode perencanaan bahan baku sehingga peneliti tertarik untuk membuat
perencanaan bahan baku produk andalan dari CV HERY JAYA TEKNIK yaitu baut
tandem suspensi trailer untuk 6 bulan berdasarkan Jadwal Induk Produksi yang telah di
tetapkan perusahaan untuk tahun 2018. Diantara berbagai metode MRP yang ada ,
peneliti lebih tertarik menggunakan metode L4L (lot for lot) , EOQ (economic order
quantity), dan FOQ (fixed order quantity) .
LANDASAN TEORI
Pengertian Persediaan
Menurut Sofjan (2008:237) ”Pengertian dari persediaan dalam hal ini adalah suatu aktiva
yang meliputi barang-barang milik perusahaan untuk dijual dalam beberapa periode yang
normal,atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi,ataupun
persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.”
Berdasarkan difinisidiatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan barang yang
berupa bahan baku, barang setengah jadi, atau barang jadi yang disimpan untuk kontinuitas
proses produksi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
Jenis Persediaan
Menurut Heizer dan Render, (2016:554) “Untuk menjalankan fungsi-fungsi
persediaan, perusahaan harus memelihara empat jenis persediaan yaitu:
1. Persediaan bahan mentah, persediaan bahan mentah yang telah dibeli,tetapi belum
diproses produksi.
2. Persediaan barang dalam proses, (work in process) ialah komponen-komponen atau
bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan,tetapi belum selesai.
3. Persediaan barang jadi, adalah produk yang telah selesai dan tinggal menunggu
pengiriman. Barang jadi dapat dimasukan ke persediaan karena permintaan
pelanggan pada masa mendatang tidak diketahui
Fungsi Persediaan
Menurut Heizer dan Render, (2016:553) “Persediaan dapat memiliki berbagai fungsi yang
menambah fleksibilitas operasi perusahaan,keempat fungsi persediaan adalah sebagai berikut
:
1. Untuk dapat memberikan pilihan agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang
diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan. Persediaan seperti
ini digunakan secara umum pada perusahaan ritel.
2. Untuk memisahkan dari beberapa tahapan proses produksi yang sedang berlangsung.
3. Untuk mengambil keuntungan dari diskon harga karena pembelian dalam jumlah
besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang.
4. Untuk menghindari inflasi dan kenaikan harga.
Pengendalian Persediaan
Pengertian pengendalian persediaan menurut Kumar dan Suresh (2009:92)adalah
pendekatan terencana untuk menentukan apa yang dipesan, kapan harus memesan dan berapa
banyak yang dipesan dan berapa banyak persediaan sehingga biaya yang terkait dengan
pembelian dan penyimpanan optimal tanpa mengganggu produksi dan penjualan.
Pengendalian persediaan pada dasarnya berkaitan dengan dua masalah: (i) Kapan sebaiknya
pesanan ditempatkan? (Order level), dan (ii) Berapa banyak harus dipesan?(Order quantity).
manfaat dari pengendalian persediaan:
a. peningkatan hubungan pelanggan karena pengiriman barang dan jasa yang tepat
waktu.
b. produksi yang lancar dan tanpa gangguan dan, karena itu, tidak ada kekurangan
persediaan.
c. penggunaan modal kerja yang efisien. Membantu dalam meminimalkan kerugian
akibat kerusakan, keusangan, dan pencurian.
d. penghematan dalam pembelian.
e. menghilangkan kemungkinan pemesanan duplikat.
Material Requirement Planning (MRP)
Heizer dan Render (2016:641) menyatakan bahwa “Material Requirement Planning
adalah teknik permintaan dependen yang menggunakan material,persediaan,penerimaan yang
diharapkan,dan perencanaan kebutuhan material.” Sedangkan menurut Diana (2013:97)
“MRP adalah konsep yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan barang
dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai dengan yang
direncanakan.”
Adapun tujuan dari MRP menurut Diana (2013:98) “Untuk menghasilkan informasi
persediaan yang mampu digunakan untuk mendukung melakukan tindakan secara tepat dalam
melakukan produksi.Agar MRP dapat berfungsi dan dioperasionalisasikan dengan efektif ada
beberapa persyaratan dan asumsi yang harus dipenuhi.
Menurut Diana (2013:98) ada empat input yang di butuhkan dalam konsep MRP yaitu :
a. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedules /MPS)
JIP merupakan rencana produksi jumlah barang yang akan diproduksi pada
beberapa satuan waktu dalam perencanaan. JIP merupakan optimasi biaya
dengan memperhatikan variabel kapasitas yang tersedia dan ramalan permintaan
untuk mencapai rencana produksi yang akan meminimasi total biaya produksi
dan persediaan.
b. Struktur Produk dan Bill of Materials (BOM)
Setiap komponen produk harus memiliki identifikasi yang jelas dan sehingga
berguna pada saat komputerisasi. Hal ini dilakukan dengan membuat struktur
produk dan Bill of Material (BOM) tiap produk. Struktur produk berisi
informasi hubungan antara komponen dalam perakitan. Lebih jauh lagi, struktur
produk juga mengandung informasi tentang semua item. Struktur produk ini
dibagi menjadi beberapa level/tingkatan. Level 0 (nol) ialah tingkatan produk
akhir. Level 1 merupakan sub assembly yang jika dirakit akan menjadi produk
akhir. Level di bawahnya lagi (Level 2) merupakan sub-sub assembly yang
membentuk sub assembly jika dirakit.
c. Catatan Persediaan (inventory record files)
Sistem MRP berdasarkan keakuratan data status persediaan yang dimiliki
sehingga keputusan untuk memproduksi atau melakukan pembelian barang pada
saat dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.Untuk tingkat persediaan
komponen dan material harus selalu diamati. Jika terjadi perbedaan antara
tingkat persediaan aktual dengan data persediaan dalam sistem komputer maka
data persediaan dalam sistem komputer harus segera dimutakhirkan. MRP tidak
mungkin dijalankan tanpa adanya catatan persediaan yang akurat.
d. Waktu ancang (lead time)
Prasyarat terakhir agar MRP dapat diterapkan dengan baik ialah diketahuinya
waktu ancang pemesanan komponen. Lead time ialah waktu yang diperlukan
mulai dari saat pesanan item dilakukan sampai dengan saat item tersebut
diterima dan siap untuk digunakan, baik item produk yang harus dibuat sendiri
maupun item produk yang dipesan dari luar perusahaan. Waktu inilah yang
mempengaruhi kapan rencana pemesanan akan dilakukan.
keluaran (output) MRP sekaligus juga tercermin kemampuan dan ciri dari MRP,
yaitu :
a. Jadwal pemesanan terencana adalah bentuk penentuan jumlah kebutuhan
bahan baku serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
b. Laporan pengeluaran pesanan akan berguna bagi pembeli yang akan
melakukan negosiasi dengan pemasok, dan berguna juga bagi manajer
manufaktur,yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.
c. Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan ialah bentuk
pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan perubahan jumlah
pesanan.
d. Laporan penampilan adalah suatu tampilan yang menunjukkan sejauh
mana sistem bekerja, berkaitannya dengan kekosongan persediaan dan
ukuran yang lain.
Teknik Pengukuran Lot
Heizer dan Render (2016:654) menyatakan bahwa sistem MRP adalah cara
yang sangat baik untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih.
Bagaimana pun, ketika terdapat kebutuhan bersih, maka keputusan berapa banyak
yang perlu dipesan harus dibuat.Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran
lot (lot-sizing decision). Beberapa teknik yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Lot for lot (LFL)
Lot for lot merupakan sebuah cara penentuan ukuran lot yang menghasilkan apa
yang diperlukan untuk memenuhi rencana secara tepat. Menurut Diana
(2013:105), metode Lot for Lot (LFL), atau juga dikenal sabagai metode
persediaan minimal, berdasarkan pada ide menyediakan persediaan (atau
memproduksi) sesuai dengan yang diperlukan saja, jumlah persediaan diusahakan
seminimal mungkin. Jumlah pemesanan disesuaikan dengan jumlah permintaan
sesungguhnya yang diperlukan (lot-for-lot) ini dan menghasilkan tidak adanya
persediaan yang disimpan. Sehingga, biaya yang timbul hanya berupa biaya
pemesanan saja. Asumsi yang ada di balik metode ini adalah bahwa pemasok (dari
luar atau dari lantai pabrik) tidak mensyaratkan ukuran lot tertentu, artinya
berapapun ukuran lot yang dipilih akan dapat dipenuhi.
b. Economic Order Quantity (EOQ)
Menurut Heizer dan Render (2016:655) EOQ adalah sebuah teknik statistic yang
menggunakan rata-rata (seperti permintaan rataan satu tahun), sedangkan prosedur
MRP mengasumsikan permintaan (terikat) diketahui yang digambarkan dalam
sebuah jadwal produksi induk. Penentuan ukuran lot ini berdasarkan biaya setup
atau biaya pemesanan per pesanan, dengan formula sebagai berikut (Heizer dan
Render) (2016:655) :
𝑄 ∗= √2𝐷𝑆
𝐻…………………(1)
Dimana :
D = Pemakaian tahunan
S = biaya setup / biaya pemesanan per pesanan
H = biaya penyimpanan per unit per tahun
c. Fixed Order Quantity( FOQ)
Menurut Diana (2013:98) bahwa Fixed Order Quantity adalah metode yang
besarnya ukuran lot sudah di tentukan berdasarkan pengalaman produksi atau
intuisi . Tidak ada teknik yang dapat dikemukakan untuk menetukan ukuran lot
pada metode ini. Besarnya ukuran lot dalam metode FOQ ini mencerminkan
pertimbangan factor-faktor r luar , seperti kejadian yang tidak dapat di hitung
dengan teknik-teknik penentuan ukuran lot.
Beberapa keterbatasan yang harus dipertimbangkan antara lain kapasitas , batas
waktu rusak , pengepakan, penyimpanan atau ukuran gudang bahan baku ,dan lain
sebagainya .
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research), yaitu merupakan
penelitian yang dikerjakan dengan maksud untuk menerapkan, menguji, dan
mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapakan.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di CV. Hery Jaya Teknik. Penelitian dilaksanakan kurang
lebih 2 bulan, yaitu pada tanggal 01 September 2017 sampai tanggal 01
November 2017
3. Sumber Data
a. Data permintaan
b. Data setatus persediaan
c. Struktur produk
d. Jadwal induk produksi
4. Pengolahan data
a. JIP
b. BOM
c. MRP
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam analisa pengolahan untuk Material Requirement Planning (MRP) data yang
diperlukan untuk pemecahan terhadap masalah yang dibahas adalah :
1. Jadwal Induk Produksi (JIP)
2. Bill Of Material
3. Status Persediaan
Tabel Jadwal Induk Produksi
Bulan Permintaan Kebutuhan/jam
Januari 125 187,5
Februari 125 187,5
Maret 150 225
April 150 225
Mei 130 195
Juni 130 195
Sumber: CV. Hery Jaya Teknik, 2017
Tabel diatas merupakan tabel Jadwal induk produksi dimana ditabel tersebut sudah
direncanakan dengan jelas oleh perusahaan dari bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juni 2018.
Gambar Struktur Produk Baut Tandem Suspensi Trailer
Gambar Struktur Produk Baut Tandem Suspensi Trailer diatas berisi tentang nama
komponen yang digunakan untuk merakit baut tandem suspense trailer dan pada gambar
tersebut dijelaskan juga jumlah kebutuhan komponen atau bahan baku yang akan di gunakan
untuk membuat satu unit baut tandem.
Tabel Bill Of Material Baut Tandem Suspensi Trailer
Tabel Bill Of Material menjelaskan tentang komponen apa saja yang akan digunakan untuk
memproduksi sebuah baut tandem suspense trailer, pada tabel ini juga dijelaskan harga per unit yang
akan digunakan untuk membuat satu baut tandem suspense trailer.
Tabel Data Status Persediaan
Nama Barang Sat Harga Satuan Biaya Pengadaan On
Hand
Biaya Simpan
/ unit/th
Lead
time
Baut tandem suspensi trailer unit - -
Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Pcs Rp. 70.000 Rp. 25.000.000 50 Rp. 7.000 1
Mur ¼ inch Pcs Rp. 12.500 Rp. 14.000.000 75 Rp. 1.250 1
Ring pipa Ø 85x 55mm x 30mm Pcs Rp. 12.500 Rp. 29.000.000 100 Rp.1.250 2
Nama Bahan Baku Satuan
Kebut
uhan/u
nit
Harga
Satuan
(Rp)
Biaya
dibutuhka
n (Rp)
Level
Baut tandem suspense
trailer Unit 0
Baut 2 ¼ inch x 270,5
mm Mm 1 70.000 70.000 1
Mur ¼ inch Inch 1 12.500 12.500 1
Ring pipa Ø 85x
55mm x 30mm Mm 2 12.500 25.000 1
Pipa 90mm x68mm
x110mm Mm 1 50.000 50.000 1
Ring Plat Ø 1 ½ x
5mm Mm 1 6.000 6.000 1
Hollow bronze Ø 72mm x 54mm x
110mm
Mm 1 150.000 150.000 2
Grease nipple
Ø8,5mm Mm 1 7.000 7.000 2
Ring ver Ø 1 ½ Inch 1 6.000 6.000 2
Grease Nipple Ø6mm Mm 1 3.000 6.000 2
Pipa 90mm x68mm x110mm Pcs Rp. 50.000 Rp.7.500.000 50 Rp. 5.000 2
Ring Plat Ø 1 ½ x 5mm Pcs Rp. 6.000 Rp. 900.000 100 Rp. 600 1
Hollow bronze Ø 72mm x 54mm x
110mm Pcs Rp. 150.000 Rp.22.500.000 50 Rp.15.000 3
Grease nipple Ø8,5mm Pcs Rp. 7.000 Rp. 1.050.000 75 Rp.700 1
Ring ver Ø 1 ½ Pcs Rp. 6.000 Rp. 900.000 75 Rp.600 1
Grease Nipple Ø6mm Pcs Rp. 3.000 Rp. 900.000 100 Rp. 600 1
Sumber: Olahan peneliti,2018
Tabel Data Status Persediaan pada tabel diatas menjelaskan tentang bahan baku per
unit untuk baut tandem suspensi trailer dengan lead time yaitu lamanya waktu pemesanan
barang, on hand yaitu jumlah persediaan yang ada di gudang pada saat ini,dan juga
menjelaskan biaya-biaya yang digunakan untuk pemesanan bahan baku per unit yang terdiri
dari biaya per unit,biaya pesan dan biaya simpan/unit/tahun yang diketahui biaya simpannya
10% dari harga komponen per unit.
L4L (lot for lot)
Menurut Heizer dan Render(2016) Lot for lot adalah lot sizing yang paling sederhana
dan mudah , teknik ini selalu melakukan perhitungan kembali terutama apabila terjadi
perubahan pada kebutuhan bersih. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan
ongkos simpan , sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol .
Tabel Lotting komponen baut 2 ¼ inch dengan Teknik Lot for Lot
Item : Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Order Quantity :
1
Lead Time : 1
Lot size : Lot For Lot
On hand :
50
Periode
1 2 3 4 5 6
Keb Kotor 125 125 150 150 130 130
J Penerimaan
On Hand 50
Keb Bersih -75 -125 -150 -150 -130 -130
Ukuran Lot 75 125 150 150 130 130
Rencana Pesan 75 125 150 150 130 130
Biaya pengadaan : 6 x Rp. 25.000.000 = Rp. 150.000.000
Biaya simpan : 0 x Rp. 583= Rp. 0
Sehingga total biaya sebesar : Rp. 150.000.000
Sumber : Olahan peneliti,2018
Tabel Data Status Persediaan pada tabel diatas menjelaskan tentang bahan baku per unit untuk
baut tandem suspensi trailer dengan lead time yaitu lamanya waktu pemesanan barang, on hand yaitu
jumlah persediaan yang ada di gudang pada saat ini,dan juga menjelaskan biaya-biaya yang
digunakan untuk pemesanan bahan baku per unit yang terdiri dari biaya per unit,biaya pesan dan
biaya simpan/unit/tahun yang diketahui biaya simpannya 10% dari harga komponen per unit.
Teknik EOQ (Eqonomic Order Quantity)
Menurut Heizer dan Render (2016), EOQ ialah sebuah teknik statistic yang
menggunakan rata-rata (seperti permintaan rataan satu tahun), sedangkan prosedur MRP
mengasumsikan permintaan (terikat) diketahui yang digambarkan dalam sebuah jadwal
produksi induk. Penentuan ukuran lot ini berdasarkan biaya setup atau biaya pemesanan per
pesanan, dengan formula sebagai berikut. Heizer dan Render (2016):
EOQ = √2𝐷𝐾
𝐻…………….(2)
Dimana:
D = pemakaian tahunan
k = biaya setup atau biaya pemesanan perpesanan
h = biaya penyimpanan per unit per bulan
Tabel Hasil Perhitungan EOQ
Nama Barang k D H
Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Rp. 25.000.000 583 710 293
Mur ¼ inch Rp. 14.000.000 104 710 518
Ring pipa Ø 85x 55mm x
30mm Rp. 29.000.000 104 1420 746
Pipa 90mm x68mm x110mm Rp.7.500.000 416 710 190
Ring Plat Ø 1 ½ x 5mm Rp. 900.000 50 710 189
Hollow bronze Ø 72mm x
54mm x 110mm Rp.22.500.000 1250 710 189
Grease nipple Ø8,5mm Rp. 1.050.000 58 710 190
Ring ver Ø 1 ½ Rp. 900.000 50 710 189
Grease Nipple Ø6mm Rp. 900.000 50 710 189
Sumber : olah data,2018
Pada Tabel Hasil Perhitungan EOQ menjelaskan perhitungan ukuran lot pada setiap
komponen baut tandem suspensi trailer menggunakan teknik EOQ sehingga dapat diperoleh ukuran
lot yang sama selama 6 periode pada setiap komponen. Dari hasil pengukuran lot di Tabel Hasil
Perhitungan EOQ dapat langsung dilakukan perhitungan selanjutnya seperti pada tabel berikut:
Tabel Perhitungan EOQ pada komponen Baut 2 ¼ inch
Item : Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Order Quantity :
1
Lead Time : 1
Lot size : EOQ
On hand :
50
Periode
1 2 3 4 5 6
Keb Kotor 125 125 150 150 130 130
J Penerimaan
On Hand 50 218 93 236 86 249 119
Keb Bersih -75 0 -57 0 -44 0
Ukuran Lot 293 293 293 293
Rencana Pesan 293 293 293
Biaya pengadaan : 3 x Rp. 25.000.000 = Rp. 75.000.000
Biaya simpan : (218+93+236+86+249+119) x Rp. 583= Rp. 583.583
Sehingga total biaya sebesar : Rp. 75.583.583
Sumber : olah data,2018
Pada Tabel Perhitungan EOQ pada komponen Baut 2 ¼ inch menjelaskan tentang
perhitungan setiap 6 periode menggunakan ukuran lot 293 unit sehingga menghasilkan biaya
pengadaan bahan baku komponen baut 2 ¼ inch sebesar Rp. 75.000.000 dan biaya simpan Rp.
583.583 dengan itu dapat diketahui total biaya sebesar Rp. 75.583.583.
FOQ (fixed order quantity)
Teknik FOQ (fixed order quantity) menggunakan kuantitas pemesanan yang tetap
untuk suatu persediaan item tertentu dapat ditentukan secara sembarangan atau berdasarkan
pada faktor-faktor intuitif .
Tabel Perhitungan FOQ komponen Baut 2 ¼ inch
Item : Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Order Quantity : 1
Lead Time : 1
Lot size : FOQ
Ukuran Lot : 300 unit
On hand :
50
Periode
1 2 3 4 5 6
Keb Kotor 125 125 150 150 130 130
J Penerimaan
On Hand 50 235 110 260 110 280 150
Keb Bersih -75 0 -40 0 -20 0
Ukuran Lot 300 300 300 300
Rencana Pesan 300 300 300
Biaya pengadaan : 3 x Rp. 25.000.000 = Rp. 75.000.000
Biaya simpan : (235+110+260+110+280+150) x Rp. 583= Rp. 667.535
Sehingga total biaya sebesar : Rp. 75.667.535
Sumber : olah data,2018
Pada Tabel Perhitungan FOQ komponen Baut 2 ¼ inch menjelaskan tentang perhitungan
komponen baut 2 ¼ inch menggunakan teknik FOQ dengan menentukan ukuran lot nya sebesar 300
unit untuk setiap periode selama 6 bulan. Dengan itu diperoleh hasil perhitungan biaya pengadaan
bahan baku baut 2 ¼ inch sebesar Rp. 75.000.000 dan biaya simpan sebesar Rp. 667.535. Sehingga
didapatkan total biaya sebesar Rp. 75.667.535 selama 6 periode.
Perhitungan-perhitungan komponen yang lain dengan metode L4L (lot for lot) , EOQ
(economic order quantity ), dan FOQ (fixed order quantity) dicantumkan pada Lampiran.1 .
Berikut ini adalah hasil perhitungan seluruh komponen menggunakan ke tiga teknik tersebut.
Tabel hasil perhitungan seluruh komponen
No Nama Item Metode MRP
L4L EOQ FOQ
1 Baut 2 ¼ inch x 270,5 mm Rp.150.000.000 Rp. 75.583.583 Rp. 75.667.535
2 Mur ¼ inch Rp.8.400.000 Rp. 28.116.008 Rp. 42.000.000
3 Ring pipa Ø 85x 55mm x 30mm Rp.174.000.000 Rp. 87.252.720 Rp. 174.132.080
4 Pipa 90mm x68mm x110mm Rp.45.000.000 Rp. 30.218.400 Rp. 22.976.320
5 Ring Plat Ø 1 ½ x 5mm Rp. 5.400.000 Rp. 3.631.000 Rp. 2.739.250
6 Hollow bronze Ø 72mm x 54mm x Rp.135.000.000 Rp. 90.872.500 Rp. 68.856.250
110mm
7 Grease nipple Ø8,5mm Rp. 6.300.000 Rp. 5.282.770 Rp. 3.221.630
8 Ring ver Ø 1 ½ Rp. 5.400.000 Rp. 4.534.900 Rp. 2.761.750
9 Grease Nipple Ø6mm Rp. 5.400.000 Rp. 3.600.000 Rp. 5.463.500
Total Rp.534.900.000 Rp.329.091.881 Rp. 397.818.315
Sumber : Hasil olah data,2018
Tabel hasil perhitungan seluruh komponen menjelaskan hasil dari perhitungan 3
metode yaitu Lot for lot, EOQ dan FOQ diketahui biaya dengan menggunakan metode L4L
(Lot for lot) sebesar Rp.534.900.000 , dengan menggunakan metode EOQ (economic order
quantity ) sebesar Rp. 329.091.881 dan dengan menggunakan teknik FOQ (fixed order
quantity) sebesar Rp. 397.818.315 dengan membandingkan ketiga total biaya pada setiap
teknik lot sizing maka dapat disimpulkan untuk biaya pengadaan bahan baku baut tandem
suspensi trailer yang paling minimum menggunakan metode EOQ dengan total biaya Rp.
329.091.881 untuk 6 periode kedepan berdasarkan JIP yang sudah ditentukan oleh
perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perencanaan bahan baku pada CV. Hery Jaya Teknik menggunakan tiga metode MRP
yaitu L4L (Lot for lot), EOQ (economic Order Quantity) dan FOQ (Fixed Order
Quantity) dan dilakukan untuk 6 bulan kedepan berdasarkan Jadwal Induk Produksi
yang sudah ditentukan oleh CV. Hery Jaya Teknik.
2. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan tiga metode pada BAB 4 maka metode
lot sizing yang dipilih adalah EOQ (Economic Order Quantity). Karena metode
tersebut mempunyai total biaya pemesanan yang paling minimum yaitu
Rp.329.091.881.
Saran
CV. HERY JAYA TEKNIK perlu menerapkan metode perencanaan dan
persediaan bahan baku secara baik untuk mengontrol persediaan bahan baku agar tidak
terlalu berlebihan ataupun kekurangan.
Perusahaan juga harus membuat perencanaan produksi untuk masa yang akan
datang, keuntungan dari membuat perencanaan produksi dimasa yang akan datang
adalah perusahaan dapat mengatur strategi apa yang akan diambil untuk mengantisipasi
permintaan konsumen dengan melihat hasil pergitungan perencanaan produksi yang
telah tersusun.
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2016. Manajemen Operasi. Edisi Sebelas.. Jakarta: Salemba
Empat.
Hendra Kusuma. 2009. Manajemen Produksi : Perencanaan Dan Pengendalian Produksi.
Edisi Empat. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Kumar, A. S., dan Suresh, N., 2009. Production And Operations Management: With Skill
Development, Caselets And Cases. New Delhi: New Age International (P) Limited,
Publishers.Cooper.
Sofjan Assauri. 2008. Manajemen Produksi Dan Operasi. Edisi Empat. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sofyan Khairani Diana. 2013. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ristono Agus. 2013. Manajemen Persediaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.