bab 3 metodologi penelitian 3.1 tempat dan waktu...
TRANSCRIPT
20
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi Industri,
laboratorium Biokimia Pangan, laboratorium Rekayasa dan Pengolahan Pangan
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya Malang, penelitian di
mulai dari bulan Desember 2013 - Juni 2014.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan untuk ekstraksi enzim protease dari mengkudu
dan susu ini antara lain timbangan digital (Adventure Pro AV412/, blender
(Signora),gelas ukur (Pyrex), sentrifuse dingin (Thermo Scientifis/ SL40),
pengaduk besi, kain saring,wadah plastik.Alat-alat yang digunakan untuk
purifikasi dan karakterisasi enzim protease dari daun kelor antara lain timbangan
analitik (Pioneer), magnetic stirrer (Big Squid), pH meter (Cyberscan 510),
beaker glass (Pyrex), sentrifuse dingin (Thermo Scientifis/ SL40), inkubator
(Barnstead/101),gelas ukur, baskom plastik,dan tabung reaksi.
Sedangkan peralatan yang digunakan untuk analisa antara lain
timbangan analitik (Pioneer), glass ware (Iwaki Pyrex), inkubator
(Barnstead/101), tabung Eppendorf, sentrifuse dingin (Thermo Scientifisl SL40),
seperangkat alat titrasi, desikator, stop watch, pH meter (Cyberscan 510), oven
listrik (Memmert), spektrofotometer (Jenwey), elektroforesis, mikropipet
(Socorex), blue tip, yellow tip, white tip, vortex (VM-2000), magnetic stirrer (Big
Squid), bola hisap, hot plate, dan refrigerator.
3.2.2 Bahan
1. Bahan baku utama yang digunakan adalah
Mengkudu yang didapatkan dari desa sekitar, kota Malang.
Susu segar dari daerah di Pujon, Malang
K2HPO4, EDTA, asam askorbat, akuades, BaCl, ammonium sulfat, HCL
didapatkan dari toko bahan kimia Makmur Sejati, Malang.
21
Kantong selofan didapatkan dari laboratorium Biomedik Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.
2. Bahan untuk analisa adalah
K2HPO4, Na2CO3, buffer asetat, Tris, SDS, HCL, NaOH, bis-akrilamid,
akrilamid, bromofenol blue, 2-mercaptoetanol, Coomasie brilliant
blue,etanol 95 %,akuades, reagen folin-ciaceulteu, Na-K-Tartarat, dan
CuSO4 yang didapatkan dari toko bahan kimia Makmur Sejati, Malang.
Asam Trikloroasetat (TCA) dan kasein yang didapatkan dari toko bahan
kimia Krida Tama Persada, malang. Tirosin didapatkan dari laboratorium
Biokimia Jurusan Kimia Universitas Brawijaya, Malang. Bovine Serum
Albumine (BSA) didapatkan dari laboratorium mikrobiologi Jurusan
Biologi Universitas Islam Negeri Al-Maliki, Malang.
3.3 Metode peneltian
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan 9
perlakuan dan dilakukan 3 kali ulangan. Faktor yang digunakan yaitu
penambahan stabilisator berupa asam askorbat, EDTA dan kombinasi keduanya,
yaitu :
Kontrol : Tanpa Penambahan Stabilisator
A1 : Penambahan Asam Askorbat 0,1%
A2 :Penambahan Asam Askorbat 0,2%
A3 : Penambahan Asam Askorbat 0,3%
E1 :Penambahan EDTA 5mM
E2 : Penambahan EDTA 10Mm
E3 : Penambahan EDTA 15mM
A1E1 :Penambahan Asam Askorbat 0,1 % dan EDTA 5mM
A2E2: Penambahan Asam Askorbat 0,2 % dan EDTA 10mM
A3E3 : Penambahan Asam Askorbat 0,3 % dan EDTA 15mM
3.4 Pelaksanaan Peneltian
3.4.1 Ekstrasi Mengkudu yang Mengandung Ekstrak Kasar Enzim
Protease (Nafi’ et al., 2013)
Proses ekstraksi ekstrak kasar enzim protease dari mengkudu ini yaitu,
mengkudu dipisahkan dengan tangkainya dan dicuci.
22
Mengkudu ditimbang 100 gram dan dihomogenisasi menggunakan blender
yang ditambah dengan 200 ml buffer kalium fosfat 100 mM pH 7,0 yang
mengandung stabilisator (asam askorbat dan EDTA), dan didapatkan
homogenat.
Homogenat disaring melalui sepotong kain saring tipis dan didapatkan filtrat.
Filtrat kemudian disentrifuse pada 10.000 rpm pada suhu 4oC selama 30
menit. Kemudian diambil supernatannya dan diukur aktivitas proteolitiknya.
3.4.2 Pemurnian Enzim Protease
3.4.2.1 Pemurnian dengan Menggunakan Amonium Sulfat (Aulanni’am,
2005)
Sebelum dilakukan proses karakterisasi perlu dilakukan pemurnian
parsial enzim dengan tujuan memisahkan enzim dari komponen pengotor lain.
Dilakukan penambahan 60% ammonium sulfat ke dalam 500 ml ekstrak
kasar protease. Penambahan tersebut disertai dengan pengadukan pada
suhu rendah (4oC) agar enzim terhindar dari kerusakan. Suhu campuran
dipertahankan 4oC dengan menambahkan es di sekeliling wadah.
Campuran tersebut didiamkan semalam dalam lemari pendingin agar
pengendapan protein enzim lebih maksimal.
Campuran tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm pada suhu
4oC selama 10 menit. Supernatannya dibuang dan endapan merupakan
enzim setengah murni.
Penambahan 16 ml buffer fosfat 0,05 M pH 7 dilakukan agar enzim tetap
stabil dan terhindar dari kerusakan.
3.4.2.2 Dialisis (Aulanni’am, 2005)
Fraksi endapan yang diperoleh disuspensikan dengan larutan buffer fosfat
0,05 M pH 7 sampai mencapai volume 16 ml, kemudian dimasukkan dalam
kantong selofan.
Selanjutnya suspense yang ada di dalam kantong selofan direndam dalam
400ml larutan buffer fosfat 0,025 M pH 7 dalam beaker glass 500 ml sambil
menggunakan magnetic stirrer pada suhu 4oC.
Dialisis dilakukan selama semalam. Setelah 6 jam pertama larutan buffer
perendam diganti dengan larutan buffer fosfat 0,025 M pH 7. Dialisis
dilakukan sampai semua garam terpisah.
23
Untuk mengetahui bahwa dialisis sudah selesai, diuji dengan cara diambil 5
ml buffer perendam dan dimasukkan dalam tabung reaksi ditambah 1 ml
larutan HCl 0,1 M dan ditambah 3 tetes larutan BaCl2 0,1 M. Apabila masih
terbentuk endapan, dialisis dibiarkan berjalan semalam. Apabila tidak
terbentuk endapan dialisis dihentikan.
Enzim hasil dialisis diuji aktivitas, kadar protein, aktivitas spesifik dan karakter
berat molekul.
3.4.3 Pembuatan Keju
Pengujian bubuk kering enzim protease pada keju. Pengujian ini
menggunakan 300 ml susu segar dalam gelas beker yang dipanaskan di atas
kompor listrik, kemudian setelah suhu larutan mencapapai suhu tertentu
ditambahkan bubuk kering enzim protease dari buah mengkudu yang telah
diekstrak dengan perlakuan masing-masing seperti di atas. Pemanasan
dilanjutkan sampai suhu 100ºC, larutan diaduk-aduk hingga terbentuk
gumpalan. Pemanasan dan pengadukan dilakukan hingga terbentuk endapan
sempurna, kemudian dipisahkan
3.4.4 Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan terhadap sampel berdasarkan metode hedonik
yaitu membandingkan tingkat kesukaan panelis terhadap setiap perlakuan.
Uji organoleptik dilakukan terhadap aroma dan rasa dari keju. Penilaian uji
organoleptik dinyatakan dengan angka, mulai dari angka 1 (sangat tidak
menyukai), 2 (tidak menyukai), 3(agak tidak menyukai), 4 (agak menyukai),
5 (menyukai), 6 (sangat menyukai).
3.5 Analisa Data
Analisa data hasil isolasi dan karakterisasi serta hasil pemurnian enzim
berupa pembahasan secara deskriptif dan eksploratif dengan membandingkan
berdasarkan literature yang mendukung.
24
3.6 Diagram Alir Penelitian
3.6.1 Ekstraksi Protease Mengkudu
Dipisahkan dari tangkainya
Dicuci
Ditimbang 100 gram
Dihomogenisasi
Disaring dengan kain saring tipis
Disentrifugasi pada 10.000 rpm pada suhu 4OC selama 30 menit
Diukur aktivitas proteolitiknya dan dibandingkan dengan kontrol
Gambar 3.1 Diagram Alir Ekstraksi Ekstrak Kasar Enzim Protease dari
Mengkudu (Nafi’ et al, 2013)
Keterangan :
Kontrol : Tanpa Penambahan Stabilisator
A1 : Penambahan Asam Askorbat 0,1%
A2 :Penambahan Asam Askorbat 0,2%
A3 : Penambahan Asam Askorbat 0,3%
E1 :Penambahan EDTA 5mM
Mengkudu
Buffer Kalium Fosfat 200ml 0,1 M pH 7,0 dengan perlakuan :
1. Kontrol 2. A1 3. A2 4. A3 5. E1 6. E2 7. E3 8. A1E1 9. A2E2 10. A3E3
Supernatan
Filtrat
Hasil
25
E2 : Penambahan EDTA 10Mm
E3 : Penambahan EDTA 15mM
A1E1 :Penambahan Asam Askorbat 0,1 % dan EDTA 5mM
A2E2: Penambahan Asam Askorbat 0,2 % dan EDTA 10mM
A3E3 : Penambahan Asam Askorbat 0,3 % dan EDTA 15mM
26
3.6.2 Pemurnian Enzim Protease
500 ml ekstrak kasar protease
Didiamkan semalam pada suhu 4oC
Disentrifugasi dengan kecepatan 7000 rpm
pada suhu 4oC selama 10 menit
Dimasukkan dalam kantong selofan
Direndam dan diaduk dengan
magnetic stirrer pada suhu 4oC
diambil 5 ml buffer perendam
dialysis dihentikan jika tidak ada endapan
Gambar 3.2 Diagram Alir Pemurnian Enzim Protease
(Aulanni’am, 2005)
50% Ammonium Sulfat
Endapan Enzim
Supernatan
1 ml HCL 0,1 M 3 tetes BaCl2 0,1 M
Enzim protease setengah murni
Uji : 1. Aktivitas Enzim 2. Kadar Protein
Buffer fosfat 0,05 M pH 7
Uji : 1. Aktivitas Enzim 2. Kadar Protein
Buffer fosfat 0,025 M pH 7
Uji : 1. Aktivitas Enzim 2. Kadar Protein
27
3.6.2 Pembuatan Keju Cottage
- Dilarutkan dalam 500 ml aquades
- Dipasteurisasi pada suhu 63°C selama 10 menit
- Ditambah 10% (v/v) starter campuran
- Disimpan dalam incubator pada suhu 30ºC
- Setelah terjadi penurunan pH, larutan dipindahkan dalam 5 wadah
(masing-masing 100 ml)
- Masing-masing ditambahkan enzim protease kecuali wadah K
- Diinkubasi pada suhu 30ºC sampai pH 4,6
- Masing-masing dipanaskan secara bertahap dalam waterbath pada
suhu 38ºC sampai 48ºC
- Dadih disaring sambil dibilas dengan aquades
- Massa dadih ditimbang
- Masing-masing ditambahkan garam NaCl 4% (w/w) dari massa
dadih
Keterangan:
M1 = Penambahan enzim protease dari buah Mengkudu hasil pengendapan
(konsentrasi 0,02%)
Susu Segar
M1 M2 M3 K
Dadih dan Whey M1
Dadih dan Whey M2
Dadih dan Whey M3
Dadih dan Whey K
Dadih M1 Dadih M2 Dadih M3 Dadih K
Keju Cottage M1 Keju Cottage M2 Keju Cottage M3 Keju Cottage K
28
M2 = Penambahan enzim protease dari buah Mengkudu hasil pengendapan
(konsentrasi 0,04%)
M3 = Penambahan enzim protease dari buah Mengkudu hasil pengendapan
(konsentrasi 0,06%)
K = Kontrol positif dengan penambahan rennet (0,02%)
Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Keju Cottage Pada Bebagai Jenis Variasi
Dan Konsentrasi Enzim Protease Dari Mengkudu (Putri, 2012)