bab 3 metodologi penelitian 3.1 metode...

34
33 Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian Pre-Eksperimen atau quasi experiment atau juga eksperimen semu yang dilaksanakan dengan adanya kelas pembanding (Arikunto, 2010, hlm. 80). Adapun variabel-varibel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Variabel bebas (independen) : Teknik Show Not Tell dengan Memori Otobiografi 2) Variabel terikat (dependen) : Kemampuan Menulis Teks Cerita Pendek Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan metode show not tell dengan memori otobiografi pada dua kelompok siswa sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan. Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan:”jika sesuatu dilakukan pada kondisi - kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” dalam hal ini peneliti memanipulasi suatu perlakuan, stimulus atau kondisi-kondisi tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi (Syamsudin, 2011, hlm. 150). Pada penelitian eksperimen kuasi ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian pretest-postest control group yaitu peneliti mengadakan pengamatan langsung terhadap dua kelompok subjek yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam desain penelitian pretest-postest Control Group ini, dapat dinilai bahwa hasil perlakuan/treatment dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan keadaan dua kelompok yang diberikan perlakuan dengan yang tidak diberikan perlakuan. Desain ini dapat rancang sebagai berikut:

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

33

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Penelitian

Pre-Eksperimen atau quasi experiment atau juga eksperimen semu yang

dilaksanakan dengan adanya kelas pembanding (Arikunto, 2010, hlm. 80).

Adapun variabel-varibel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Variabel bebas (independen) : Teknik Show Not Tell dengan

Memori Otobiografi

2) Variabel terikat (dependen) : Kemampuan Menulis Teks Cerita

Pendek

Penggunaan metode eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui

keberhasilan penggunaan metode show not tell dengan memori otobiografi

pada dua kelompok siswa sebelum dan sesudah dilakukannya perlakuan.

Penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis

dan logis untuk menjawab pertanyaan:”jika sesuatu dilakukan pada kondisi-

kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?” dalam hal

ini peneliti memanipulasi suatu perlakuan, stimulus atau kondisi-kondisi

tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan

oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi (Syamsudin, 2011, hlm.

150).

Pada penelitian eksperimen kuasi ini, peneliti menggunakan

rancangan penelitian pretest-postest control group yaitu peneliti

mengadakan pengamatan langsung terhadap dua kelompok subjek yakni

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam desain penelitian

pretest-postest Control Group ini, dapat dinilai bahwa hasil

perlakuan/treatment dapat diketahui lebih akurat, karena dapat

membandingkan keadaan dua kelompok yang diberikan perlakuan dengan

yang tidak diberikan perlakuan. Desain ini dapat rancang sebagai berikut:

34

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

E O1 X O2

K O3 Y O4

(Sugiyono, 2012, hlm. 76)

Keterangan:

E : Kelas eksperimen

K : Kelas kontrol

O1 : Uji awal pada kelompok eksperimen

O2 : Uji akhir pada kelompok eksperimen

X : Perlakuan pada kelompok eksperimen berupa penerapan teknik

show not tell dengan memori otobiografi

Y : Perlakuan pada kelompok kontrol berupa penerapan metode

langsung yang dipakai oleh guru di sekolah

O3 : Uji awal pada kelompok kontrol

O4 : Uji akhir pada kelompok kontrol

3.2 Partisipan

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kartika XIX-2 Bandung yang

berada di Jalan Pak Gatot Raya 73s KPAD Bandung 40153. Pemilihan

partisipan dan lokasi penelitian di SMA Kartika XIX-2 Bandung ini

dikarenakan peneliti menemukan masalah kurangnya kemampuan siswa

dalam pembelajaran menulis sebuah karangan, hal itu diketahui karena

peneliti mengajar di SMA Kartika XIX-2. Mengacu pada hasil latihan pada

pembelajaran sehari-hari diketahui bahwa siswa di SMA Kartika XIX-2

mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan menulis, baik menulis teks

sastra maupun non-sastra. Selain itu, karena sebagaian besar siswa di SMA

35

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartika XIX-2 memiliki telepon genggam yang canggih maka dalam

mengerjakan latihan yang diberikan guru mereka seringkali menggunakan

telepon genggam untuk mencari jawaban latihan. Seiring dengan

perkembangan zaman sesungguhnya penggunaan telepon genggam di dalam

proses pembelajaran sangat membantu untuk memperluas pengetahuan,

akan tetapi dari hasil pengamatan peneliti selama mengajar kebanyakan dari

siswa tidak menyaring kembali jawaban yang didapat dari internet dan

seolah-olah menjadikan jawaban itu sebagai karyanya. Dikhawatirkan

dengan adanya fenomena ini siswa menjadi terbiasa dengan perbuatan

plagiat. Hal lain yang mendasari pemilihan SMA Kartika XIX-2 sebagai

partisipan dan lokasi penelitian dikarenakan sekolah ini berada di

lingkungan perkotaan yang terdiri dari berbagai macam kalangan siswa baik

dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Oleh karena beberapa

pertimbangan di atas maka peneliti memilih SMA Kartika XIX-2 Bandung

sebagai partisipan dan lokasi penelitian untuk menerapkan teknik show not

tell dengan memori otobiografi.

Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas XI MIA

sebagai kelas eksperimen dan XI IS 2 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa

pada kelas eksperimen sebanyak 29 siswa, terdiri atas 14 orang siswa laki-

laki dan 15 orang siswa perempuan. Sementara, pada kelas kontrol jumlah

siswa adalah 30 siswa yang terdiri atas 14 orang siswa laki-laki dan 16

orang siswa perempuan. Jumlah total siswa yang digunakan sebagai sampel

sebanyak 59 orang dari jumlah populasi 93 orang.

Pengamat dalam penelitian ini berjumlah tiga orang yang merupakan

satu guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Kartika XIX-2 yaitu

Hernawati, S.Pd. dan dua teman sejawat, yaitu Eka Nopriyanti Widiawati

dan Sari Rahayu Hidayat. Kedua pengamat ini merupakan mahasiswa

jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus sebagai guru PPL

mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Kartika XIX-2 Bandung tahun

ajaran 2014-2015. Pengamat ini akan bertugas untuk mengobservasi dan

mengawasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan dalam penelitian ini.

36

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, dalam penelitian ini juga dilibatkan tim penilai. Adapun

tim penilai dalam penelitian ini terdiri atas tiga orang, yaitu Hernawati,

S.Pd, Frida Sri Meilani, dan Rika Karlina Permatasari. Penilai pertama yaitu

Hernawati, S.Pd merupakan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI

di SMA Kartika XIX-2 Bandung. Penilai kedua dan ketiga merupakan

mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tim penilai ini

bertugas untuk menilai hasil pretest dan posttest kemampuan menulis teks

cerita pendek siswa SMA Kartika XIX-2 Bandung.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah sekelompok objek atau subjek yang

dapat dijadikan sumber data dalam penelitian yang bentuknya dapat berupa

manusia, gedung, nilai ujian, benda-benda dan sebagainya. Di samping itu,

Margono (2009, hlm. 118) menyimpulkan bahwa: “Jadi, populasi berhubungan

dengan data, bukan manusianya.”. Oleh karena penelitian ini dimaksudkan pada

pembelajaran menulis cerita pendek yang tentu saja berhubungan dengan proses

belajar mengajar maka sasaran yang dipilih peneliti merupakan siswa kelas XI

SMA Kartika XIX-2 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014-2015. Jumlah seluruh

siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung adalah 93 siswa, yang terdiri dari 48

siswa laki-laki dan 45 siswa perempuan. Berikut ini adalah data sebaran siswa

kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

Populasi Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

XI MIA 14 15 29

XI IS 1 20 14 34

XI IS 2 14 16 30

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Kartika XIX-2 Bandung

37

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang diambil

sebagai sumber data penelitian. Sampel yang diambil dianggap mampu mewakili

seluruh populasi, sehingga nantinya hasil dari penelitian mampu dimanfaatkan

oleh keseluruhan populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik sampel purposif (purposive sampling) karena adanya pertimbangan untuk

memilih kelas dengan siswa yang memiliki kemampuan yang homogen hingga

akan ditentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen dalam

penelitian ini, yakni kelas XI MIA, sedangkan kelas kontrol dalam penelitian ini,

yakni kelas XI IS 2. Pemilihan kedua kelas ini didasarkan pada pertimbangan

siswanya yang memiliki kemampuan yang sama rata atau homogen. Adapun data

sebaran siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Kelas Eksperimen 14 15 29

Kelas Kontrol 14 16 30

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Kartika XIX-2 Bandung

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik

tes. Teknik tes yang dilakukan berupa tes tulis membuat cerita pendek.

Pengumpulan data dilakukan dua kali tes, yakni pada tes awal dan akhir

penelitian. Tes tahap awal ini akan menghasilkan nilai awal atau gambaran

tentang kemampuan menulis cerita pendek pada siswa kelas XI SMA Kartika

XIX-2 Bandung pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum

diterapkannya teknik show not tell dengan memori otobiografi dalam

pembelajaran. Setelah pemberian tes awal disertai dengan hasil penilaian awalnya,

peneliti memberi perlakuan sebanyak satu kali atau lebih menggunakan teknik

show not tell dengan memori otobiografi dalam pembelajaran menulis cerita

38

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendek pada kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok kontrol pemberian

perlakuan berupa teknik yang sudah biasa digunakan guru dalam pembelajaran di

kelas. Setelah itu, peneliti akan melakukan tes akhir. Hal ini guna melihat nilai

akhir dari siswa setelah diterapkannya teknik show not tell dengan memori

otobiografi. Jenis tes yang digunakan adalah tes tulis yaitu siswa diarahkan

menulis teks cerita pendek karangannya sendiri dengan latar belakang memori

otobiografinya.

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

menggunakan tiga instrumen yaitu instrumen perlakuan berupa rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen tes berupa soal dan kriteria penilaian

teks cerita pendek, dan instrumen observasi berupa lembar observasi aktivitas

guru dan lembar observasi aktivitas siswa yang akan dijabarkan sebagai berikut.

3.4.1.1 Instrumen Perlakuan

RPP dirancang sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dikelas, baik

bagi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Adapun RPP yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA Kartika XIX-2 Bandung

Mata Pelajaran : Teks Cerita Pendek

Kelas/Semester : XI/2

Materi Pokok : Teks Cerita Pendek

Alokasi Waktu : 2x Pertemuan (@ 2X40 Menit)

A. Kompetensi Inti

1) Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

39

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

2) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

4.2 Memproduksi teks cerpen yang koheren sesuai dengan karakteristik

teks yang akan dibuat, baik secara lisan maupun tulisan.

Indikator :

4.2.1 Menulis teks cerita pendek sesuai dengan memori otobiografi siswa

yang mencakup unsur dan stuktur teks yang akan dibuat.

C. Tujuan Pembelajaran

1) Setelah penerapan teknik show not tell dengan memori otobiografi

diharapkan siswa mampu memproduksi teks cerita pendek sesuai

dengan memori otobiografinya yang mencakup unsur dan stuktur

teks yang akan dibuat.

D. Materi Pembelajaran

1) Definisi cerita pendek

Cerita pendek adalah cerita atau narasi yang bersifat fiktif (tidak

benar-benar terjadi) dan memusatkan pada satu peristiwa pokok

serta relatif pendek.

2) Unsur teks cerita pendek

Unsur intrinsik adalah unsur yang berada langsung pada cerpen itu

sendiri.

a. Tema: ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga

sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya

fiksi yang diciptakannya.

b. Tokoh dan Penokohan: pelaku yang mengemban peristiwa

dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin

suatu cerita disebut tokoh, sedangkan cara pengarang

40

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut penokohan.

Pranoto dalam Rosalita (2013, hlm. 10) mengkategorikan

tokoh menjadi empat macam, yaitu:

a) protagonis: tokoh dengan watak baik, biasanya sebagai

tokoh utama;

b) antagonis: tokoh dengan watak jahat atau tokoh yang

memiliki konflik dengan tokoh utama;

c) tokoh statis: tokoh yang selalu tampil sama sepanjang

cerita;

d) tokoh dinamis: tokoh yang berubah-ubah dan

berkembang sepanjang cerita.

c. Alur dan Pengaluran: alur atau plot adalah rangkaian cerita

yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga

menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku

dalam suatu cerita. Sementara itu, pengaluran adalah cara

pengarang untuk merangkaikan peristiwa dalam suatu cerita.

Tasrif dalam Nurgiyantoro (2009, hlm. 149) membedakan

tahapan alur atau plot menjadi lima bagian sebagai berikut.

a) Tahap penyituasian (situation);

b) Tahap pemunculan konflik (generating circumtates);

c) Tahap peningkatan konflik (rising action);

d) Tahap klimaks (climaks);

e) Tahap penyelesaian (denounment).

d. Latar (setting): latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa

tempat, waktu, maupun suasana, serta memiliki fungsi fisikal

dan fungsi psikologis. latar (setting) dalam cerita pendek

terbagi tiga, yaitu:

a) Latar tempat, berkaitan dengan masalah geografis,

misalnya lokasi peristiwa.

b) Latar waktu, berkaitan dengan masalah waktu, misalnya

jam, hari, siang, atau malam.

41

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Latar suasana, berkaitan dengan suasana yang tercipta,

misalnya menegangkan.

e. Sudut pandang (point of view): cara pengarang menampilkan

para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Menurut

Sumardjo (1986, hlm. 83-85), ada empat sudut pandang yang

biasa digunakan oleh penulis, yaitu:

a) Omniscient point of view (sudut penglihatan yang kuasa

atau maha tahu);

b) Objective point of view;

c) Point of view orang pertama (“Aku”);

d) Point of view peninjau.

f. Gaya bahasa: cara seorang pengarang menyampaikan

gagasannya dalam menggunakan media bahasa yang indah

dan harmonis, serta mampu menuansakan makna dan suasana

yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca.

Gaya bahasa ini dapat berupa diksi, pencitraan, atau majas.

3) Aspek formal teks cerita pendek

a. Judul

b. Nama pengarang

c. Dialog

d. Narasi

4) Langkah-langkah menulis teks cerita pendek

a. Menentukan ide cerita

b. Menetukan format kerangka karangan (aspek formal cerpen dan

unsur-unsur intrinsik cerpen)

c. Menentukan fokus-fokus yang akan dikembangkan dalam

kerangka karangan.

d. Mengembangkan kerangka karangan menjadi sebuah teks cerita

pendek yang menarik dengan menggunakan Bahasa Indonesia

yang baik dan benar serta ejaan Bahasa Indonesia yang tepat.

E. Model dan Teknik Pembelajaran

1) Model: Quantum Learning

42

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Teknik: Show not tell dengan memori otobiografi

F. Instrumen Pembelajaran

1) Media Pembelajaran:

Powerpoint

Contoh Teks Cerita Pendek

2) Alat Pembelajaran: Laptop, infokus, dan White Board

3) Sumber Belajar:

Kosasih. E. (2014). Jenis-jenis Teks. Bandung: Yrama

Widia.

Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Teori pengkajian fiksi.

Yogyakarta: Gajah Mada University

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama Perlakuan

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu

PEMBUKA a. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk membaca doa

bersama di dalam kelas.

b. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi,

tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan.

c. Siswa mendapat pemahaman dari guru berkaitan dengan

teknik pembelajaran yang akan diaplikasikan pada pertemuan

hari ini.

d. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta

didik siap mengikuti pembelajaran.

10 Menit

INTI a. Persiapan sebelum menulis

Siswa secara mandiri mempersiapkan sebuah kertas yang akan

digunakan untuk menulis cepat. Hal ini hanya dasar untuk

menentukan tema berdasarkan pada pengetahuan, gagasan dan

pengalaman yang ada. Guru mengintruksikan siswa untuk

60 Menit

43

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengingat kembali pengalaman penting dalam hidupnya yang

tersimpan di dalam memori otobiografinya. Kemudian siswa

menjawab pertanyaan sederhana 5W+1H (apa, siapa, kapan,

dimana, kenapa, bagaimana) terkait pengalaman penting yang

dimilikinya, jawaban yang dituangkan berupa “kalimat-kalimat

memberitahu” yang sederhana.

b. Draft kasar

Pada tahap ini siswa mulai diarahkan untuk mengembangkan

gagasan mereka. Penulisan lebih dipusatkan pada bagian isi

daripada tanda baca, tata Bahasa, atau ejaan. Siswa diarahkan

untuk mengembangkan “kalimat-kalimat memberitahu” untuk

kemudian dibuat menjadi “paragraf-paragraf menggambarkan”

yang merupakan draft kasar sebuah cerita pendek. Pada tahap ini

harus diingatkan mengenai konsep yaitu “Menggambarkan

bukan Memberitahukan” pada saat menulis dengan sugesti dari

guru.

c. Berbagi

Siswa diarahkan untuk menukarkan draft kasar yang berupa

“paragraf-paragraf menggambarkan” dengan teman

sebangkunya. Kemudian satu sama lain saling mengoreksi draft

kasar milik temannya. Hal yang harus dilakukan bagi penulis dan

pembaca pada saat melakukan proses berbagi, sebagai berikut.

Untuk penulis:

1) Katakan kepada pembaca apa yang ingin dicapai

dengan menulis cerita itu.

2) Tak ada yang salah dan benar dalam hal ini, karena

itu tinggalkanlah sementara ego Anda. Sambutlah

semua umpan balik tanpa melibatkan emosi.

Sehingga nantinya Anda mampu memilih masukan

yang akan diterima atau diabaikan.

3) Dengarkan saja, jangan mencoba untuk menjelaskan

kepada pembaca.

44

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Setelah pembaca memberikan umpan balik, tidak ada

salahnya untuk mendapatkan kejelasan.

Untuk pembaca:

1) Bacalah isinya saja. Abaikan tata bahasa dan ejaan

hingga saatnya nanti.

2) Pertama tunjukkan kepada penulis kata-kata, frase,

dan bagian utama mana yang paling baik bagi

pembaca.

3) Utarakan kepadanya pertanyaan apapun yang

terlintas dalam pikiran saat anda membaca tulisan itu.

4) Katakan kepada penulis jika menurut Anda tulisan ini

berhasil mencapai tujuan yang direncanakan.

5) Akhirnya, katakan kepadanya bagaimana tulisan

tersebut dapat kuat dan lebih jelas.

d. Perbaikan/revisi

Setelah mendapatkan umpan balik tentang mana yang baik dan

mana yang perlu diperbaiki, siswa mulai memilah mana saja hal

yang harus diperbaiki.

e. Penyuntingan

Pada tahap ini siswa memperbaiki semua kesalahan, tata bahasa,

dan tanda baca.

f. Penulisan Kembali

Setelah tahap penyuntingan siswa menulis kembali tulisannya,

masukan isi-isi yang baru dan perubahan saat penyuntingan.

Tulisan yang sudah disunting kemudian disusun menjadi sebuah

teks cerita pendek yang didalamnya mencakup struktur, unsur,

aspek formal, dan kepaduan EYD.

g. Evaluasi

Setiap siswa bersama teman sebangkunya memeriksa kembali

teks cerita pendek yang sudah ditulis. Hal yang diperhatikan

mencakup struktur, unsur, aspek formal, dan kepaduan EYD.

45

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertemuan Kedua dan Ketiga Perlakuan

PENUTUP a. siswa bersama dengan guru menyimpulkan

pembelajaran.

b. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan pembelajaran.

10 Menit

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu

PEMBUKA a. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk membaca doa

bersama di dalam kelas.

b. Guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya.

c. Siswa merespon materi tentang keterkaitan materi

pembelajaran yang sudah dipelajari dengan materi

pembelajaran yang akan dipelajari.

d. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi,

tujuan, manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang

akan dilakukan.

e. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai

peserta didik siap mengikuti pembelajaran.

10 Menit

INTI a. Berbagi

Setelah pada pertemuan sebelumnya melakukan pola putaran

tahap pertama hingga tahap ketujuh, pada pertemuan hari ini

siswa diarahkan untuk menukarkan kembali teks cerita

pendek yang kemarin sudah dibuat dengan teman

sebangkunya. Kemudian satu sama lain saling mengoreksi

kembali teks cerita pendek yang sudah dibuat kemarin. Hal

yang harus dilakukan bagi penulis dan pembaca pada saat

melakukan proses berbagi, sebagai berikut.

Untuk penulis:

1) Katakan kepada pembaca apa yang ingin dicapai dnegan

menulis cerita itu;

60 Menit

46

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Tak ada yang salah dan benar dalam hal ini, karena itu

tinggalkanlah sementara ego Anda. Sambutlah semua

umpan balik tanpa melibatkan emosi. Sehingga nantinya

Anda mampu memilih masukan yang akan diterima atau

diabaikan;

3) Dengarkan saja, jangan mencoba untuk menjelaskan

kepada pembaca;

4) Setelah pembaca memberikan umpan bali, tidak ada

salahnya untuk mendapatkan kejelasan.

Untuk pembaca:

1) Bacalah isinya saja. Abaikan tata Bahasa dan ejaan

hingga saatnya nanti;

2) Pertama tunjukan kepada penulis kata-kata, frase, dan

bagian utama mana yang paling baik bagi pembaca;

3) Utarakan kepadanya pertanyaan apapun yang terlintas

dalam pikiran saat anda membaca tulisan itu;

4) Katakan kepada penulis jika menurut Anda tulisan ini

berhasil mencapai tujuan yang direncanakan;

5) Akhirnya, katakan kepadanya bagaimana tulisan tersebut

dapat kuat dan lebih jelas.

a. Perbaikan/revisi

Setelah mendapatkan umpan balik tentang mana yang baik

dan mana yang perlu diperbaiki, siswa mulai memilah mana

saja hal yang harus diperbaiki kemudian jika sudah lakukan

kembali proses berbagi dengan teman sebangku.

b. Penyuntingan

Pada tahap ini siswa memperbaiki semua kesalahan, tata

Bahasa, dan tanda baca.

c. Penulisan Kembali

Setelah tahap penyuntingan siswa menulis kembali

tulisannya, masukan isi-isi yang baru dan perubahan saat

penyuntingan. Teks cerita pendek yang sudah melalui dua

47

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.1.2 Instrumen Tes

Terdapat dua instrumen tes pada penelitian ini yaitu lembar soal

dan juga kriteria penilaian teks cerita pendek. Penelitian ini dilakukan

dengan dua tahap yaitu pemberian pretest dan posttest. Pretest diberikan

untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pembelajaran menulis

teks cerita pendek. Sedangkan, posttest diberikan untuk mengetahui

kemampuan siswa setelah penerapan teknik show not tell dengan memori

otobiografi dalam pembelajaran menulis teks cerita pendek.

3.4.1.2.1 Lembar Soal

Berikut ini merupakan lembar soal yang diberikan kepada siswa

sebagai instrumen tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks cerita

pendek siswa.

kali penyuntingan disempurnakan dan disesuaikan dengan

struktur, unsur, dan aspek formal, kepaduan dan EYD teks

yang baik dan benar.

d. Evaluasi

Pemeriksaan kembali seluruh organ teks cerita pendek dengan

memperhatikan struktur, unsur, dan aspek formal, kepaduan

dan EYD teks yang baik dan benar. Tahap ini menandakan

seluruh proses penerapan teknik show not tell dengan memori

otobiografi telah selesai.

PENUTUP a. siswa bersama dengan guru menyimpulkan

pembelajaran.

b. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan pembelajaran.

10 Menit

48

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MARI MENULIS CERPEN!

Petunjuk Umum:

Kerjakanlah soal berikut dengan baik!

Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!

Soal:

Buatlah sebuah cerpen dengan tema sesuai keinginanmu dengan memperhatikan

ketentuan berikut ini!

1. panjang cerita tidak lebih dari 4 halaman ditulis tangan.

2. ketika menulis cerpen, perhatikan hal-hal berikut:

a. tulislah judul cerita dan nama pengarang (nama kalian);

b. sertakan dialog dan narasi dalam cerpen yang kalian buat;

c. Perhatikan kelengkapan unsur intrinsik cerpen seperti; tema, alur

dan pengaluran, tokoh dan penokohan, kerincian latar, sudut

pandang, dan gaya bahasa.

d. Perhatikan pula:

1) Kesesuaian isi cerita dengan tema yang dipilih;

2) Penyertaan tokoh dan penokohan dalam cerita;

3) Kerincian latar yang dituangkan;

4) Sudut pandang pengarang; dan

5) Kepaduan antar unsur, misal: kepaduan antara alur dengan

tokoh dan perwatakan, latar, gaya bahasa, dan tema.

e. Gunakan EYD yang baik serta gaya bahasa dan ragam bahasa yang

disesuaikan dengan tokoh dan latar dalam cerpen yang kalian tulis!

Disesuaikan dengan kriteria penilaian yang diadaptasi dari Sumiyadi(2010)

3.4.1.2.2 Kriteria Penilaian Teks Cerita Pendek

Kriteria penilaian ini digunakan sebagai acuan untuk menilai hasil

teks cerita pendek yang dibuat oleh siswa. Didalamnya memuat aspek-

aspek yang harus ada di dalam sebuah teks cerita pendek yang baik dan

benar. Adapun kriteria penilaian menulis teks cerita pendek adalah sebagai

berikut.

49

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Kriteria Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek

Aspek yang dinilai Skor Kriteria Penilaian

Kelengkapan Aspek Formal

Cerpen

10 Cerita lengkap, memuat empat aspek,

seperti:

1) Judul (Judul yang ditulis harus

berkaitan dengan isi cerita yang

ditulis)

2) Nama pengarang (Siswa

mencantumkan namanya sebagai

identitas dari cerpen yang dibuatnya)

3) Dialog (Dialog menunjukan

percakapan antar tokoh dalam cerita)

4) Narasi (Menceritakan kejadian di

dalam cerpen yang secara tidak

langsung mampu membawa pembaca

masuk ke dalam cerita)

8 Jika hanya memuat tiga aspek, misalnya

hanya memuat judul, nama penulis, dan

dialog. Aspek formal cerpen kurang lengkap

karena ada salah satu yang tidak

dicantumkan.

6 Jika hanya memuat dua aspek, misalnya

siswa tidak mencatumkan judul dan nama

pengarang.

4 Jika hanya memuat satu aspek, misalnya

hanya memuat salah satu aspek, hanya

narasi.

2 Jika semua aspek tidak ada.

Kelengkapan Unsur

Intrinsik Cerpen

15 Kelengkapan unsur instrinsik dan tulisan

memuat lima unsur instrinsik yang terdapat

50

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam cerpen, seperti:

1) Tema: gagasan utama atau pokok

cerita, ide yang mendasari sebuah

cerita.

2) Tokoh dan penokohan: cara

pengarang dalam menggambarkan

karakter tokoh-tokoh dalam cerita.

tokoh dalam cerpen dapat

digambarkan berdasarkan fisiologis,

psikologis dan sosiologis yang

sesuai.

3) Latar: tempat, waktu dan suasana

terjadinya peristiwa dalam cerita.

4) Alur dan pengaluran: rangkaian

peristiwa yang bersifat kronologis,

dibangun oleh urutan waktu atau

mungkin juga dibentuk oleh urutan

keruangan atau spasial. Memuat

kejadian awal, tengah dan akhir.

5) Sudut pandang dan gaya bahasa.

12 Jika salah satu aspek tidak ada, misalnya

tidak memuat tokoh dan penokohan.

9 Jika dua aspek tidak ada, misalnya tidak

memuat tokoh dan penokohan serta latar.

6 Jika tiga aspek tidak ada, misalnya tidak

memuat tokoh dan penokohan, latar, serta

alur dan pengaluran.

3

Jika lebih dari tiga aspek yang tidak ada,

misalnya tidak memuat tokoh dan

penokohan, alur dan pengaluran, latar, dan

sudut pandang.

51

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kepaduan Unsur dan

Struktur Cerpen

20 Struktur disusun dengan memperhatian

kepaduan:

1) Tema yaitu ide yang mendasari

sebuah cerita.

2) Tokoh dan penokohan, tokoh dalam

cerpen dapat digambarkan

berdasarkan fisiologis, psikologis

dan sosiologis yang sesuai.

3) Latar mampu menunjukan

keterkaitannya dengan cerita,

memuat latar tempat, waktu dan

suasana.

4) Alur dan pengaluran yaitu memuat

kejadian awal, tengah dan akhir.

5) Sudut pandang dan gaya bahasa.

16 Jika terdapat salah satu unsur yang tidak

padu, misalnya penggambaran karakter

tokoh tidak padu dengan gaya bahasa yang

digunakan.

12 Jika terdapat dua sampai empat unsur yang

tidak padu, misalnya tema tidak padu dengan

keseluruhan isi cerpen dan sudut pandang

yang di tulis tidak sesuai.

8 Jika terdapat lima unsur yang tidak padu.

Misalnya dalam cerpen tersebut hanya

memuat kepaduan antara tokoh dengan latar

tanpa memerhatikan kepaduan unsur

lainnya.

4 Jika tidak ada kepaduan antara unsur-unsur

intrinsik atau struktur cerpen.

Ketepatan EYD 5 Jika dalam teks cerita pendek memuat:

52

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Penggunaan tanda baca yang tepat

seperti tanda titik, tanda koma,

tanda tanya, tanda seru, dan tanda

petik.

2) Penggunaan huruf kapital yang

tepat.

3) Penggunaan ragam bahasa yang

disesuaikan dengan dimensi tokoh

dan latar cerita.

4) Penggunaan tata bahasa baku

bahasa Indonesia.

4 Jika hanya memuat tiga aspek, misalnya

hanya memuat ketepatan tanda baca, huruf

kapital dan tata bahasa baku bahasa

Indonesia saja sedangkan tidak ada

kesesuaian antara ragam bahasa dengan

dimensi tokoh dan latar cerita.

3 Jika hanya memuat dua aspek, misalnya

hanya memuat ketepatan tata bahasa baku

bahasa Indonesia dan penggunaan huruf

kapital sedangkan ragam bahasa tidak sesuai

dan tanda baca terdapat kesalahan.

2 Jika hanya memuat satu aspek, misalnya

hanya memuat penggunaan bahasa yang

tepat sedangkan aspek lainnya tidak sesuai.

1 Jika semua aspek tidak ada.

SKOR IDEAL = 50

Hasil modifikasi panduan penilaian dalam Sumiyadi (2010)

Skor maksimal: 50

Hasil penilaian dihitung dengan rumus:

Nilai = 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

53

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dikategorikan

berdasarkan tabel kategori penilaian tes keterampilan menulis teks cerita pendek

sebagai berikut.

Tabel 3.5

Kategori Penilaian Menulis Teks Cerita Pendek Berdasarkan Skala Nilai

No. Kategori Nilai

1 Sangat Baik 86-100

2 Baik 76-85

3 Cukup 61-75

4 Kurang 41-60

5 Sangat Kurang 0-40

(Hasil modifikasi Nurgiyantoro, 2011, hlm. 253)

3.4.1.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa

Tabel 3.6

Format Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Berilah tanda centang (√) pada kolom yang dianggap sesuai!

No Aspek yang Diamati

Ya Tidak Aspek yang Diamati

Ya Tidak Guru Siswa

1 Aktivitas Guru

a. Menarik perhatian

siswa.

b. Memberikan

motivasi kepada

siswa.

c. Memberikan acuan

bahan yang akan

disajikan.

Aktivitas Siswa

a. Perhatian siswa

terfokus pada

pelajaran.

b. Siswa

memperhatikan

penjelasan materi

yang disampaikan

oleh pendidik.

2

Implementasi Teknik

Show Not Tell dengan

Implementasi Teknik

Show Not Tell dengan

54

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memori Otobiografi

Persiapan sebelum

menulis

a. Guru

mengintruksikan

siswa untuk

menyiapkan

selembar kertas

untuk mulai

menulis cepat.

b. Guru mendiktekan

pertanyaan

sederhana 5W+1H

(apa, siapa, kapan,

dimana, kenapa,

bagaimana) terkait

pengalaman penting

yang dimiliki siswa

dengan jelas.

Memori Otobiografi

Persiapan sebelum

menulis

a. Siswa secara

mandiri

mempersiapkan

sebuah kertas

yang akan

digunakan untuk

menulis cepat.

b. Siswa menjawab

petanyaan

sederhana 5W+1H

(apa, siapa, kapan,

dimana, kenapa,

bagaimana) terkait

pengalaman

penting yang

dimilikinya,

jawaban yang

dituangkan berupa

“kalimat-kalimat

memberitahu”

yang sederhana.

Draft Kasar

a. Guru memberi

sugesti dengan

menceritakan

peristiwa penting

dihidupnya dengan

maksud agar siswa

mampu mengingat

Draft Kasar

a. Siswa dengan

cermat

mengembangkan

“kalimat-kalimat

memberitahu”

untuk kemudian

dibuat menjadi

55

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kembali peristiwa

penting di

hidupnya.

b. Guru mengingatkan

mengenai konsep

teknik show not tell

yaitu

“Menggambarkan

bukan

Memberitahukan”

“paragraf-paragraf

menggambarkan”

yang merupakan

draft kasar sebuah

cerita pendek.

Berbagi

a. Guru dengan

kejelasan suara

mengintruksikan

siswa untuk

menukarkan

tulisannya dengan

teman sebangku.

b. Guru menjelaskan

kan intruksi bagi

penulis dan

pembaca dalam

proses berbagi ini.

c. Guru berkeliling

kelas mengecek

keberlangsungan

proses berbagi ini

agar berjalan sesuai

dengan konsep.

d. Guru memberi

kesempatan siswa

untuk bertanya

Berbagi

a. Siswa dengan

tertib menukarkan

tulisannya dengan

teman sebangku.

b. Siswa berperan

sebagai penulis

bagi tulisannya

dan sebagai

pembaca bagi

tulisan temannya.

Dengan ketentuan

sebagai berikut.

Sebagai penulis:

1) Memberitahu

pembaca apa

yang ingin

dicapai dengan

menulis cerita itu.

2) Menyambut

semua umpan

balik tanpa

56

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apabila ada

kesulitan.

melibatkan emosi.

3) Mendengarkan

semua umpan

balik, tanpa

mencoba untuk

menjelaskan

terlebih dahulu

kepada pembaca.

4) Setelah pembaca

memberikan

umpan balik,

penulis

memberikan

penjelasan kepada

pembaca.

Sebagai pembaca:

1) Membaca isinya

saja dengan

mengabaikan tata

bahasa dan ejaan

hingga saatnya

nanti.

2) Menunjukkan

kepada penulis

kata-kata, frase,

dan bagian utama

mana yang paling

baik bagi

pembaca.

3) Mengutarakan

pertanyaan yang

57

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlintas dalam

pikiran saat

membaca tulisan

itu.

4) Mengatakan

kepada penulis

bahwa tulisannya

berhasil mencapai

tujuan yang

direncanakan.

5) Mengatakan saran

kepada penulis

agar tulisan

tersebut dapat kuat

dan lebih jelas.

Perbaikan/Revisi

a. Guru berkeliling

kelas mengecek

keberlangsungan

proses

penyuntingan.

b. Guru memberi

kesempatan siswa

untuk bertanya

apabila ada

kesulitan.

Perbaikan/Revisi

a. Siswa melakukan

proses memilah

dan memilih mana

saja bagian yang

harus diperbaiki,

dalam hal ini

terkait isi cerita.

Penyuntingan

a. Guru berkeliling

kelas mengecek

keberlangsungan

proses

Penyuntingan

a. Siswa dengan

teliti memperbaiki

semua kesalahan,

tata bahasa, dan

58

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyuntingan.

b. Guru memberi

kesempatan siswa

untuk bertanya

apabila ada

kesulitan.

tanda baca.

Penulisan Kembali

a. Guru kembali

memberi sugesti

agar siswa mampu

mengingat kembali

peristiwa penting

di hidupnya.

b. Guru

mengingatkan

mengenai konsep

teknik show not tell

yaitu

“Menggambarkan

bukan

Memberitahukan”

c. Guru berkeliling

kelas mengecek

keberlangsungan

proses penulisan

kembali.

d. Guru memberi

kesempatan siswa

untuk bertanya

apabila ada

kesulitan.

Penulisan Kembali

a. Siswa dengan

sigap menulis

kembali

tulisannya, lalu

memasukan isi-isi

yang baru dan

perubahan saat

penyuntingan.

b. Tulisan yang

sudah disunting

kemudian disusun

menjadi sebuah

teks cerita pendek

yang didalamnya

mencakup

struktur, unsur,

aspek formal, dan

kepaduan EYD.

59

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Evaluasi

a. Guru mengecek

seluruh tahapan

pembelajaran lalu

disesuaikan dengan

RPP dan teknik

yang digunakan.

b. Guru

mengingatkan

siswa untuk

mengecek seluruh

komponen teks

cerita pendek yang

didalamnya

mencakup struktur,

unsur, aspek

formal, dan

kepaduan EYD.

Evaluasi

a. siswa bersama

teman sebangku

memeriksa

kembali teks

cerita pendek

yang sudah

ditulis. Hal yang

diperhatikan

mencakup

struktur, unsur,

aspek formal, dan

kepaduan EYD.

3.5 Prosedur Penelitian

Dalam melakukan penelitian diperlukan adanya gambaran tentang

langkah-langkah melakukan penelitian yang biasa disebut prosedur penelitian.

Secara garis besar, prosedur dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yakni

persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data. Adapun penjabaran dari tiap-tiap

tahap adalah sebagai berikut.

1) Persiapan, tahap ini merupakan tahapan perencanaan sebelum

dilaksanakannya penelitian. Tahapan persiapan ini meliputi perumusan

masalah, studi kepustakaan, perumusan hipotesis, dan penentuan model atau

desain penelitian yang sekaligus dilengkapi dengan instrumen penelitian.

2) Pelaksanaan, tahap ini merupakan tahapan dilaksanakannya penelitian untuk

mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian

perlakuan atau treatment terhadap subjek penelitian dan pemberian tes yang

60

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan atau

treatment, baik pretest maupun posttest. Adapun pelaksanaan penelitian ini

meliputi tahap sebagai berikut.

a. Pemberian pretest berupa menulis teks cerita pendek dengan tema bebas

dan berdasarkan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dipaparkan dalam

lembar soal. Pretest ini diberikan pada kedua kelas dalam penelitian ini,

yakni kelas XI MIA sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IS 2 sebagai

kelas kontrol. Pemberian pretest ini bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan atau treatment.

b. Pemberian perlakuan atau treatment dalam pembelajaran menulis teks

cerita pendek dengan menerapkan teknik show not tell dengan memori

otobiografi pada kelas eksperimen dan menerapkan pendekatan langsung

pada kelas kontrol. Pemberian perlakuan atau treatment sebanyak tiga kali.

Selain itu, pada tahapan ini, peneliti meminta bantuan guru mata pelajaran

di SMA Kartika XIX-2 Bandung dan teman sejawat untuk menjadi

pengamat penelitian yang akan mengobservasi aktivitas guru dan siswa

pada saat pemberian perlakuan atau treatment di kelas eksperimen.

c. Pemberian posttest berupa menulis teks cerita pendek dengan

menggunakan instrumen soal yang sama pada saat pretest. Posttest ini

diberikan pada kedua kelas dalam penelitian ini, yakni kelas XI MIA

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IS 2 sebagai kelas kontrol.

Pemberian posttest ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa

dalam menulis teks cerita pendek berdasarkan kemampuan baru yang

dimilikinya setelah mendapatkan perlakuan atau treatment sebelumnya.

3) Pengolahan data, tahap ini merupakan tahapan setelah dilakukan penelitian,

yakni mengolah data penelitian. Tahapan ini meliputi pengolahan dan

penyajian informasi, analisis data, pembuatan kesimpulan, serta pembuatan

laporan hasil penelitian.

3.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menunjukkan

signifikansi perbedaan antara dua variabel dengan kriteria:

Jika: thitung ≤ ttabel maka Ha ditolak atau H0 diterima

61

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

thitung ≥ ttabel maka Ha diterima atau H0 ditolak

Hipotesis alternatif (Ha) : terdapat perbedaan yang signifikan antara

kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di kelas

eksperimen dengan kemampuan menulis teks cerita

pendek siswa di kelas kontrol.

Hipotesis nol (Ho) : tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara kemampuan menulis teks cerita pendek siswa di

kelas eksperimen dengan kemampuan menulis teks

cerita pendek siswa di kelas kontrol.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik

pengolahan data kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif tersebut diuji dengan

menggunakan statistik (ukuran) yang tepat sehingga diperoleh kesimpulan bahwa

testi (subjek yang dievaluasi) itu berukuran tinggi-rendah, baik-jelek, atau

berhasil-gagal (Subana, dkk., 2005, hlm. 16). Selain itu, statistik juga berperan

untuk mengujikan suatu hipotesis. Berikut ini adalah tahapan pengolahan data

dalam penelitian yaitu sebagai berikut.

1) Tahap pengolahan data, tahap ini merupakan tahap pengolahan awal dari data-

data yang telah diperoleh atau dikumpulkan dari hasil observasi, tes, dan lain-

lain.

2) Tahap pengorganisasian data, tahap ini merupakan tahap untuk memilih data-

data yang diperlukan dan sesuai dengan masalah penelitian untuk mencapai

tujuan penelitian. Data-data yang dipilih selanjutnya dianalisis sesuai dengan

kebutuhan penelitian.

3) Tahap temuan hasil, tahap ini merupakan tahap yang diperoleh setelah

dilakukan analisis data yang dapat memberikan gambaran atau fakta di

lapangan. Pada tahap ini, peneliti akan dapat menyimpulkan hasil dari

penelitian yang telah dilakukan.

Perhitungan data kuantitatif, seperti hasil tes kemampuan menulis teks

cerita pendek siswa akan diolah menggunakan statistik. Hasil perhitungan statistik

ini akan dapat membuktikkan keefektifan teknik yang diterapkan dalam

pembelajaran menulis teks cerita pendek dan memberikan gambaran yang jelas

62

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang hasil dari penelitian yang dilakukan. Berikut ini adalah langkah-langkah

pengolahan nilai pretest dan posttest kemampuan menulis siswa dengan

menggunakan perhitungan statistik.

3.7.1 Analisis Data Pretest dan Posttest

Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut.

a. Menganalisis teks cerita pendek yang telah dibuat siswa.

b. Menentukan skor tes awal dan tes akhir, kemudian menentukan nilai

dengan rumus:

Nilai = ℎ

x 100

c. Mendeskripsikan hasil tes awal dan tes akhir.

3.7.2 Uji reliabilitas antarpenimbang

Hasil analisis data dilakukan oleh tiga orang penimbang. Uji reliabilitas

dilakukan untuk menghindari adanya penilaian secara subjektif. Untuk menguji

penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu orang penimbang untuk setiap karya

cerita pendek, maka uji reliabilitas dilakukan dengan mencari nilai reliabilitas

dengan rumus:

∑dt2 = Sigma determinan

jumlah kuadrat siswa(testi)

Jumlah kuadrat penguji

Jumlah Kuadrat total

Jumlah kuadrat kekeliruan

63

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukkan ke dalam

format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan

dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

rn : Reliabilitas yang dicari

Vt : Variansi dari testi

Vkk : Variansi dari kekeliruan

Hasil perhitungan reliabilitas yang telah diperoleh

disesuaikan dengan tabel Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.7

Tingkat Korelasi Guiltford

Interval Koefisien Tingkat Korelasi

˂ 0,20 tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 korelasi rendah

0,40 – 0,60 korelasi sedang

0,60 – 0,80 korelasi tinggi

0,80 – 0,90 korelasi tinggi sekali

1,00 korelasi sempurna

(Subana, dkk, 2005 : 104)

3.7.3 Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest

3.7.3.1 Uji Normalitas Nilai Hasil Pretest dan Posttest

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data yang

akan digunakan dalam penelitian terdistribusi normal atau mendekati

normal. Uji normalitas nilai pretest dan posttest data dua kelompok

dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16 dengan

signifikasi 0,05. Data berdistribusi normal apabila signifikansi yang

ditunjukkan oleh aplikasi SPSS lebih besar dari 0,05. Kriteria

64

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengujiannya adalah terima H0 jika signifikansi > 0,05 dan tolak H0 jika

nilai signifikasi < 0,05

Peneliti menggunakan Uji Korlmorgov-Smirnov, serta

menggunakan grafik histogram. Pasangan hipotesis nol dan hipotesis

tandingannya adalah:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi

normal

3.7.3.2 Uji homogenitas nilai pretest dan posttest data dua kelompok

Uji ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16.

Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengatahui apakah

varians populasi homogen (sama) atau heterogen (tidak sama). Pedoman

dalam pengambilan keputusan adalah:

H1: Nilai Sig. atau signifikansi < 0,05, artinya data berasal dari populasi

yang mempunyai varians tidak serupa (heterogen)

H0: Nilai Sig. atau signifikansi > 0,05, artinya data berasal dari

populasi yang mempunyai varian serupa (homogen).

3.7.5 Uji Hipotesis

Uji hipotesis peneliti menggunakan hasil pengolahan data dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 16 untuk menguji signifikansi

perbedaan dua variabel. Taraf signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria

pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi (2-tailed) >(α) = 0,05 maka H0

diterima atau jika nilai signifikansi (2-tailed) <0,05 maka H0 ditolak.

Jadi kesimpulannya adalah jika thitung < ttabel maka H0 atau hipotesis nol

diterima atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan antara keterampilan menulis cerita pendek siswa menggunakan

teknik show not tell dengan memori otobiografi. Teknik show not tell tidak

berhasil dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

Jika thitung > ttabel maka H0 atau hipotesis nol ditolak dan Ha atau

hipotesis kerja diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara

keterampilan menulis cerita pendek siswa menggunakan teknik show not

65

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tell dengan memori otobiografi dengan yang tidak menggunakan teknik

show not tell dengan memori otobiografi. Teknik show not tell dengan

memori otobiografi berhasil dalam pembelajaran menulis cerita pendek.

Dalam melakukan uji hipotesis diperlukan langkah-langkah sebagai

berikut.

1) Mencari deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan rumus

sebagai berikut.

Kelas Eksperimen : Mx =

Kelas Kontrol : My =

2) Menghitung kuadrat deviasi kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

rumus sebagai berikut.

Kelas Eksperimen : ∑x2 = ∑X

2 -

Kelas Kontrol : ∑y2 = ∑y

2 -

Keterangan :

M : Nilai rata-rata

N : Banyaknya subjek

X : Deviasi setiap nilai X2 dan X1

Y : Deviasi setiap nilai Y2 dan Y1

3) Menentukan t hitung

t=

√[

] [

]

Keterangan:

thitung : uji t (t-test)

Mx : mean kelas eksperimen

My : mean kelas control

∑ x2 : jumlah kuadrat deviasi kelas eksperimen

∑ y2 : jumlah kuadrat deviasi kelas control

Nx : jumlah sampel kelas eksperimen

Ny : jumlah sampe kelas control

4) Menentukan derajat kebebasan (dk)

66

Cahyaning Syafa Mawarni, 2015 Penerapan Teknik Show Not Tell Dengan Memori Otobiografi Dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan rumus: dk = (nx + ny) – 2

5) Menentukan ttabel

Pengujian statistik uji-t digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh dari

masing-masing variabel. Hipotesis diuji pada taraf signifikansi ɑ = 0,05.

Dengan kriteria pengujian:

Jika thitung > ttabel maka Ha (Hipotesis Alternatif) diterima atau H0

(Hipotesis Nol) ditolak.

Jika thitung < ttabel, maka Ha (Hipotesis Alternatif) ditolak atau H0 (Hipotesis

Nol) diterima.