bab 3 kebutuhan dan solusi implementasi sistem 3.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-1-00673-si...
TRANSCRIPT
87
BAB 3
KEBUTUHAN DAN SOLUSI IMPLEMENTASI SISTEM
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Pertama kali pada tahun 1885, dua bersaudara dari Inggris yang bernama
William dan Lever mulai mengelola perusahaan dengan nama Lever Brothers.
Perusahaan ini memproduksi sabun cuci Sunlight yang dipasarkan dengan
kemasan dan iklan yang baik sehingga semakin lama semakin berkembang.
Kemudian mereka juga memproduksi sabun mandi Lux dan Lifebuoy.
Sementara di Belanda pada waktu yang bersamaan berdiri dua perusahaan
keluarga yaitu milik keluarga Anton Jurgens dan Van den Bergh. Kedua
perusahaan ini sama-sama memproduksi mentega. Tak lama setelah itu kedua
perusahaan ini pun bergabung dengan nama Margarine Unie yang memproduksi
sabun dan mentega. Lever Brothers dan Margarine Unie sama-sama melebarkan
usahanya di daratan Eropa dan saling bersaing untuk maju. Keduanya pun
memiliki kesamaan, yaitu sama-sama membuat produk untuk konsumen dalam
jumlah besar, jalur distribusinya luas, dan material bakunya sama. Akhirnya pada
tahun 1930, Lever Brothers dan Margarine Unie menjadi satu perusahaan dengan
nama Unilever, dengan ciri khas logo “U”. Unilever memiliki dua kantor, yaitu di
London, Inggris dan Roterrdam, Belanda. Sementara itu Unilever Indonesia
didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 dengan nama Zeepfabrieken N.V. Lever.
Lalu pada tahun 1980 tepatnya pada tanggal 22 Juli, nama perusahaan diubah
87
88
menjadi PT. Unilever Indonesia dengan akta no.171 yang dibuat oleh seorang
notaris yang bernama Ny. Kartini Mulyadi. Sejak perusahaan ini berdiri hingga
tahun 1980, manajemen Unilever di Indonesia telah ditangani oleh empat
perusahaan yang berbeda, yaitu Lever’s Zeepfabrieken, Van den Bergh’s Fabrieken,
Colibri, dan Archa Oil Mill. Akan tetapi aset seluruh perusahaan tersebut
dipindahkan ke perusahaan Lever’s Zeepfabrieken dan ketiga perusahaan yang lain
dilikuidasi. Kemudian pada tahun tersebut kantor pusat yang berada di London
mengumumkan bahwa mulai tanggal 1 September 1980, keempat perusahaan
tersebut direorganisasikan menjadi satu perusahaan dengan nama PT. Unilever
Indonesia.
3.1.2 Perkembangan Perusahaan
PT. Unilever Indonesia Tbk mulai go public tepatnya mulai tahun 1981.
Sekarang ini PT. Unilever Indonesia Tbk didukung oleh Product Development
Research Department di Rungkut dan Lab. Port Sunlight (Unilever Dental
Research Port Sunlight) di Inggris.
PT. Unilever Indonesia Tbk juga didukung oleh sistem distribusi yang kuat
yang dinamakan dengan Supply Chain Department yang terdiri dari divisi buying,
factory, planning, material, management, distribution operation, central
warehouse, brand accountant, information technology user, distribution
controlles, logistic operation, dan sales forecasting / distribution palnning. Sistem
ini didukung juga dengan Team Supply Chain Project. Cara pendistribusiannya
dilakukan dengan cara: dari setiap pabrik Unilever masuk ke warehouse kemudian
disebarkan ke 16 depot yang dimiliki Unilever Indonesia yang tersebar di Jawa,
89
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Kemudian dari depotdepot tersebut,
produk disalurkan ke distributor yang jumlahnya kurang lebih 250 distributor yang
tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah distributor yang banyak inilah yang menjadi
kunci keberhasilan Unilever selama ini. Lalu dari distributor produk dijual ke toko
baik grosir (wholesaler) maupun pengecer (retail). Produk-produk yang
dikeluarkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk juga sudah dikenal oleh seluruh
masyarakat Indonesia dan bereputasi baik dengan berbagai penghargaan yang
diraih. Hal ini dikarenakan seluruh produk-produk tersebut diproduksi dengan
menggunakan peralatan modern berteknologi tinggi sebagai perwujudan dari
komitmen perusahaan yang menjamin standar mutu produk bertaraf internasional.
Karena hal ini jugalah maka pabrik-pabrik Unilever telah mendapatkan sertifikat
ISO14001, ISO 9001, dan Safety and Occupational Health serta Special Award in
Total Productive Maintenance.
Hingga kini PT. Unilever Indonesia Tbk telah berkembang menjadi sebuah
produsen consumer products dengan peranan yang penting di Indonesia. PT.
Unilever Indonesia Tbk merupakan pemilik merek terkenal yang tersebar di
seluruh dunia sebagaimana merek ini juga diketahui secara lokal dan regional. PT.
Unilever Indonesia Tbk mempunyai komitmen yang kuat untuk berkembang di
Indonesia dan telah memilih Indonesia sebagai pusat regional untuk berbagai
macam produk yang diekspor ke sejumlah negara regional. Sebagai upaya untuk
meningkatkan pendapatan bangsa, PT. Unilever Indonesia Tbk juga menyediakan
lebih banyak kesempatan kerja. Sekarang, PT. Unilever Indonesia Tbk
mempekerjakan lebih dari 3.000 orang di Indonesia, dan 20.000 orang juga
dipekerjakan oleh perusahaan kecil dan menengah yang bisnisnya berhubungan
90
langsung dengan PT. Unilever Indonesia Tbk. Kini setelah 75 tahun berdiri, PT.
Unilever Indonesia Tbk dapat dikatakan telah berkembang menjadi produsen
barang konsumen terbesar di Indonesia serta menjadi bagian yang tak terpisakan
dari masyarakat dan ekonomi Indonesia. Bahkan Unilever Indonesia mampu
mengalahkan pesaingnya yang lain yang merupakan sesama perusahaan
multinasional, yaitu P&G. Menurut Hermawan Kartajaya (2002), di banyak negara
Unilever hampir selalu terlibat persaingan sengit dengan P&G termasuk di
Indonesia. Namun ternyata tampaknya Unilever Indonesia lebih unggul ketimbang
P&G karena keberadaan Unilever jauh lebih lama (1933) dibandingkan dengan
P&G yang baru muncul di Indonesia pada tahun 1975. Selain itu Unilever
Indonesia dapat terus mempertahankan keadaannya baik dalam kondisi ekonomi
sosial yang baik maupun buruk. Termasuk pada periode kedua seperti yang telah
disebutkan di atas, bahwa Unilever Indonesia pada akhirnya dapat tetap bertahan
sekalipun menghadapi ancaman nasionalisasi semasa pemerintahan Bung Karno.
Dapat dilihat di sini bahwa Unilever tidak hanya mempunyai kemampuan tinggi
untuk memahami pasar Indonesia tetapi juga memiliki jaringan pemasaran yang
sangat luas dan dalam hingga mampu mempertahankan eksistensinya hingga
menginjak usia 75 tahun.
3.1.3 Misi Perusahaan
Misi PT Unilever Indonesia, Tbk, antara lain :
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi
kebutuhan dan aspirasi konsumen
Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.
91
Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang
tinggi.
Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan
dan memberikan imbalan di atas rata-rata karyawan dan pemegang
saham.
Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada
masyarakat dan lingkungan hidup.
3.1.4 Nilai – Nilai Perusahaan
Perseroan mempunyai nilai-nilai dan bangga terhadap nilai-nilai tersebut
serta menjalankannya dalam aktivitas sehari-hari.
Fokus kepada pelanggan, konsumen & masyarakat
Kita memusatkan perhatian untuk memenangkan hati para pelanggan
(internal dan eksternal) dan membuat konsumen dan masyarakat
merasa senang dengan selalu memahami dan mengantisipasi
kebutuhan mereka serta memberikan jawaban secara kewirausahaan.
Kerjasama
Kita mengakui adanya ketergantungan satu sama lain dan kita bekerja
bersama-sama guna mencapai tujuan yang sama, dengan semangat
untuk menang, dan saling percaya.
92
Integritas
Kita bersikap jujur, berpegang teguh pada prinsip, konsisten, dan
terpercaya dalam semua transaksi yang kita lakukan. Kita percaya diri
dalam mempertahankan keyakinan kita, bahkan dalam situasi sulit.
Kita melaksanakan apa yang kita katakan.
Membuat sesuatu terjadi
Kita bersikap positif dalam mengambil keputusan yang cepat
berdasarkan fakta yang ada dan dalam membuat sesuatu terjadi. Kita
mengadopsi semangat perusahaan kecil sehingga dapat memberikan
fleksibilitas, ketangkasan dan imajinasi yang ktia perlukan agar
berhasil.
Berbagi kegembiraan
Kita harus berhasil bersama-sama. Semangat kita yang melimpah
menandakan bahwa kita berbagi penghargaan atas hasil kerja keras
kita. Kita melaksanakan tugas dengan gembira sehingga kita
mendapatkan energi dan membantu kita meraih sukses.
Excellence
Kita bersemangat untuk melampaui harapan pelanggan, konsumen dan
masyarakat melalui produk dan cara kerja kita. Kita memiliki
kebebasan untuk berkarya di dala suatu kerangka kerja.
3.1.5 Struktur Organisasi
Bentuk badan usaha PT. Unilever Indonesia adalah perseroan multi atau
transnasional (Multinational /Transnational Corporation), dimana operasinya telah
93
melampaui batas-batas dari negara, dan telah disesuaikan atau diadaptasi sesuai
dengan negara tempat ia beroperasi. PT Unilever Indonesia Tbk dipimpin oleh
seorang chairman dan memiliki sepuluh direktur (directors) sebagai berikut :
1. Chief Financial Officer
2. Home Care Director
3. Personal Care Director
4. Ice cream Director
5. Foods Director
6. Supply Chain Director
7. Development Director
8. Customer Care Director.
9. Human Resources Director
10. Corporate Relations Director
Bentuk organisasi PT Unilever Indonesia adalah organisasi garis/ lini,
dimana terdapat departemen-departemen yang secara langsung berhubungan
dengan produksi dan penjualan dari setiap produk. Secara umum bagan organisasi
PT Unilever Indonesia Tbk dapat digambarkan pada Lampiran 2.
3.1.6 Produk Perusahaan
Hingga saat ini, PT. Unilever Indonesia, Tbk. telah memproduksi dan
memasarkan kurang lebih sebanyak 43 jenis produk. Dalam memasarkan
produkproduknya, perusahaan membagi dalam 3 divisi, dimana setiap divisi
bertanggung jawab untuk memasarkannya.
94
1. Divisi Produk Makanan (Food Products)
Dimulai sejak tahun 1937, perusahaan ini mulai memproduksi margarine
dengan merek Blue Band dan memutuskan untuk menjadikannya sebagai
produk margarine nomor satu. Sejak itulah merek tersebut merupakan awal
dari usaha perusahaan ini memproduksi makanan.
2. Divisi Produk Perawatan Pribadi (Persona Care Products)
Usaha divisi personal dimulai dengan pengakuisisian pabrik Colibri di
Surabaya, saat itu perusahaan hanya memproduksi pasta gigi merek
Pepsodent dan tidak berminat untuk memperluas usahanya dengan
memproduksi produk - produk toiletries. Selain karena perusahaan tidak
memiliki pengalaman yang cukup untuk usaha itu, hal ini juga karena
kualitas material baku dan konsumen saat itu lebih tertarik pada produk-
produk import dari Inggris. Sejak tahun 1977, kemampuan daya beli
masyarakat Indonesia meningkat dan perusahaan melihat bahwa produk
yang dianggap saat itu masih terjangkau oleh kemampuan masyarakat,
mulai saat itu perusahaan meluncurkan produk-produk Perawatan Pribadi
seperti minyak rambut, deodorant, shampoo, lotion, skin care, bedak, dan
pasta gigi.
3. Divisi Produk Perawatan Rumah Tangga (Household Products)
Hingga saat ini detergent merupakan produk terbesar perusahaan dan telah
membuktikan volume penjualan yang meyakinkan. Pada tahun 1970-an,
divisi detergent berhasil melipatgandakan penjualannya dan sampai saat
ini sabun pencuci pertama di Indonesia yang menggunakan material NSP
(Non Soap Detergent) yang berhasil menjadi nomor satu dipasaran adalah
Rinso. Divisi ini juga menghasilkan produk – produk Dishwasher, Fabric
95
softeners, Household cleaner, Mosquito coil, Fabric wash.
Adapun jenis dan kategori produk – produk yang dihasilkan divisi-divisi
tersebut:
Tabel 3.1 Jenis - Jenis Produk Unilever
Jenis - Jenis Produk Unilever
Produk-produk Perawatan Pribadi
(Personal Care Products)
Skin care (Dove, Citra, Vaseline, Pond’s, Binolia) ;
Deodorant (Rexona, Axe) ;
Toothpaste (Close-up, Pepsodent, Signal 2) ;
Hair care (Sunsilk, Lifebuoy, Clear, Brisk) ;
Tissues (Kleenex, Trentis, Scott) ;
Baby diapers (Huggies) ;
Feminine care (Kotex) ;
Personal wash. (Lux, Lifebuoy)
96
3.1.7 Fasilitas Produksi
PT. Unilever Indonesia, Tbk yang berkantor pusat di Graha Unilever, Jl.
Jenderal Gatot Subroto Kav. 15, Jakarta Selatan, memiliki fasilitas – fasilitas
produksi (pabrik-pabrik) salah satunya terletak di Rungkut, Surabaya yang
memproduksi material perawatan dan kosmetik. Serta di Cikarang, Bekasi. Antara
lain: Ice cream, Deterjen cair, Deterjen bubuk, dan Produk Makanan.
Seluruh produk Unilever diproduksi dengan menggunakan peralatan modern
berteknologi tinggi. Sebagai perwujudan dari komitmen perusahaan untuk menjamin
standard mutu produk bertaraf internasional, pabrik-pabrik Unilever telah
Produk-produk Perawatan Rumah Tangga
(Household products)
Dishwash (Sunlight) ;
Fabric softeners (Molto) ;
Fabric wash (Omo, Rinso, Surf, Superbusa) ;
Mosquito coil (Domestos nomos) ;
Household cleaner (Super pell, Vixal, Domestos Wipol).
Produk-produk Makanan
(Foods Products)
Beverages (Lipton, Sariwangi)
Food (Tara Nasiku)
Jam (Skippy, Knorr mayonaise )
Snack (Taro) ;
Seasoning (Royco, Bango) ;
Margarine (Blue - band) ;
Ice cream (Wall’s products)
97
mendapatkan sertifikat ISO
14001, ISO 9001, dan Safety and Occupational Health. Selain itu, Unilever
Indonesia juga memperoleh penghargaan Special Award in Total Productive
Maintenance.
3.2 Pabrik Wall’s Ice Cream
3.2.1 Perkembangan Pabrik Wall’s Ice Cream
3.2.1.1 Struktur Organisasi Wall’s Ice Cream Outbound
Coldstore Master
Ice
Coldstore Supervisor
(Operational)
Coldstore Supervisor
(Administration)
Reach Truck Driver /
Operator Forklift
8(3-3-2)
Pallet Ridder
Operator / Loader
10(4-4-2)
Coldstore
Technition
1
Admin Clerk
1
Despatch
Checker
3(1-2)
Despatch
Assembling
6(3-3)
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Wall’s Ice Cream Outbound
98
Setiap jabatan pada Coldstore, memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1. Coldstore Master
Coldstore Master memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa
kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:
a. Bertanggung jawab untuk semua operational di Coldstore dan
NH3 Refrigerator Utility.
b. Mengatur kebutuhan manpower / manning untuk kebutuhan
operasional dan administrasi
c. Berkoordinasi dengan team lain ( Planner, Production, QC, Sales
dan Marketing ) untuk mencapai target-target perusahaan (
customer order fullfill )
d. Mengatur kebutuhan operasional khususnya untuk MHE /
Material Handling Equipment.
2. Admin supervisor
Admin supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa
kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:
a. Menarik data material/stock secara keseluruhan, dari sistem SAP
untuk tiap-tiap harinya. (Namun aktifitas ini, lebih terfokus
dilakukan diawal minggu)
b. Memperbaiki data-data yang tidak akurat, seperti:
i. Status suatu stock di Coldstore yang seharusnya Block namun
terlewat oleh Bagian Quality (Quality Dept.), sehingga masih
99
Release. Dalam hal ini, Admin supervisor harus melepas stock
tersebut dari sistem, sehingga tidak terjadi kesalahan pada
Bagian Penjualan di MBAU yang menangani pemesanan
(Sales order) untuk GT dan MT, serta di Head Office (HO)
yang menangani pemesanan (Sales order) untuk export (RSE)
dalam memperkirakan material yang tersedia untuk membuat
Delivery plan.
ii. Barcode/Pallet id pada stock yang berasal dari Palletizing
(Bagian Produksi) dan sudah berupa pallet di Despatch area,
tidak dapat di-scan oleh Radio frequency (RF), sehingga tidak
bisa dihasilkan alamat untuk meletakkan stock.
iii. Transaksi - transaksi seleksi produk, yang berasal dari Bagian
Quality dan Bagian Produksi. Bagian Quality dan Bagian
Produksi, akan membuat dan memberikan BON Permintaan
Seleksi kepada Admin supervisor, sehingga stock yang sudah
berada ataupun baru masuk di BOF, diminta dikeluarkan
kembali. Situasi tersebut, mengharuskan Admin supervisor
untuk mengurangi stock pada sistem.
c. Berdasarkan permintaan Bagian Quality, yang telah menyeleksi
stock-stock apa saja yang dapat digolongkan pada export (RSE)
ataupun local, maka terdapat kemungkinan untuk stock-stock
(berupa pallet-pallet yang telah ditentukan) dari local dipindahkan
ke Export. Otorisasi pemindahan tersebut dimiliki oleh Admin
supervisor.
100
d. Menarik data-data Sales order, dari Bagian Penjualan (MBAU)
untuk tujuan export.
e. Yang menarik data-data yang diperlukan untuk aktivitas Stock
Take, sekaligus sebagai penanggung jawab kegiatan.
f. Menentukan jatah planning transporter, pada dokumen Delivery
plan yang telah dibuat sebelumnya oleh Bagian Penjualan
(MBAU) pada tiap-tiap minggu.
3. Operational Supervisor
Operator Supervisor memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa
kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:
a. Penanggung jawab, kegiatan operasional mulai dari aktifitas
Penerimaan Produksi sampai Pengeluaran Stock untuk siap
dikirim, dan juga apabila terdapat pengembalian (retur) pada
proses Modern trade (MT).
b. Penanggung jawab, pada beberapa aktifitas, pengecekkan stock
yang akan dikirim, diantaranya:
i. Pallet id yang tidak dapat discan.
ii. Pemindahan barang dari High Rack ke Pick face
(curah/receh).
iii. Memastikan terpenuhinya kebutuhan Pick face, untuk
memudahkan team Assembling.
c. Membuat Delivery note untuk Concess.
101
4. Despatch checker
Despatch checker bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang
terkait dengan aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking
General Trade (GT) mulai dari aktifitas Order Management
Processing, Delivery Order Processing, Shipment Processing, hingga
Transfer order Processing.
5. Admin clerk
Admin clerk bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang terkait
dengan aplikasi SAP R/3 khususnya untuk aktifitas Picking General
Trade (GT) mulai dari aktifitas Order Management Processing,
Delivery Order Processing, Shipment Processing, hingga Transfer
order Processing.
6. Reach Truck Driver (Forklift Operator)
Reach Truck Driver memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa
kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:
a. Menaikkan dan menurunkan stock (berupa pallet) dari Rack,
untuk proses Good Receipt dan Good Issue dengan menggunakan
RF.
b. Menarik data produksi di tiap akhir shift, untuk mengecek stock
hasil produksi dengan yang diterima di BOF sama.
102
7. Coldstore Technition
Coldstore Technition memiliki beberapa tanggung jawab atas beberapa
kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:
a. Menangani kerusakkan yang sifatnya teknis dan urgent.
8. Pallet Ridder Operator (Loader)
Pallet Ridder Operator memiliki beberapa tanggung jawab atas
beberapa kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:
a. Menarik dan mendekatkkan stock untuk memudahkan Forklift
Operator menaikkan ke High Rack atau menurunkan dari High
Rack.
9. Despatch Assembling
Despatch Assembling memiliki dua tanggung jawab atas beberapa
kegiatan didalam Coldstore, diantaranya:
a. Menangani aktifitas pick face.
b. Pemuatan untuk proses Loading.
3.2.1.2 The Delivery Channels of Wall’s Ice cream Outbound
Secara struktural Pabrik Ice cream terbagi menjadi dua, yaitu
Pabrik Ice cream Inbound (RMS) dan Pabrik Ice cream Outbound (BOF).
Keduanya berlokasi ditempat yang sama yaitu, Cikarang.
Pabrik Ice cream yang berlokasi di Cikarang ini mulai beroperasi
pada pertengahan tahun 1992.
Pada Pabrik Ice cream Inbound (RMS) terjadi proses
penyimpanan raw material yang diterima dari Supplier untuk pembuatan
103
seluruh produk Wall’s Ice Cream. Yang termasuk dalam raw material
dalam hal ini baik untuk produk Ice cream, seperti susu, cokelat, kacang,
vanilla, karamel, brownies maupun packaging material (pengemasan)
seperti bungkusan perbuah, dan bungkusan per-pack.
Pada Pabrik Ice cream Outbound (BOF) dilakukan beberapa
aktifitas seperti: menerima finish good dari Palletizing (produksi) (Good
Receipt from Production) untuk setelahnya dilakukan penyimpanan ke
dalam gudang Ice cream (Coldstore) sesuai dengan alamat rack (storage
bin) yang diditunjukkan oleh sistem SAP R/3. Pabrik Ice cream Outbound
(BOF) juga menerima list Sales order dari MBAU untuk selanjutnya
dilakukan proses delivery order, invoicing, dan pengambilan produk sesuai
dengan pemesanan, sampai akhirnya siap untuk dikirimkan kepada
pelanggan.
Secara umum, terdapat 2 Deliver Channel pada Pabrik Ice cream
Outbound (BOF) Cikarang, yaitu: National Chain dan Regional Sourcing
& Export (RSE). RSE merupakan Delivery Channel untuk tujuan export.
Sedangkan National chain merupakan Delivery Channel untuk tujuan
lokal. National chain terbagi-bagi lagi menjadi 2 bagian seperti yang
tunjukkan pada Gambar 3.3.
104
Delivery Channel
Gambar 3.2 Delivery Channel Ice cream Department
Modern trade ( Greater Jakarta )
Distributor / Concessionaire
Cikarang Cold Store
- 310 stores
- 31 kl / week
- 60 store / day - 41 concess
- 700 kl / week
- 30 trip / day
- 4 countries
- 65 kl / week
National chain Regional Sourcing chain
105
3.2.1.3 The Products of Wall’s (Stock)
Pabrik Ice cream Outbound (BOF) menghasilkan produk akhir dengan
beberapa brand seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Stock Keeping Unit of Wall’s Products – In Home
No Material number
Material Description
OUT HOME
1 20063620 PADDLE POP CHOCOLATE ANZ 32x70ml
2 20067270 MOO MINI MILK 60x35ml
3 20068566 PADDLE POP RAINBOW PEAK 48 X 60 ML
4 20068594 PADDLE POP FRUITY ZAP 36X75ml
5 20068657 PADDLE POP JELLY WAVE 48x57ml
6 20068659 PADDLE POP COLA FIRE 48x57ml
7 20068666 PADDLE POP WOLF & WHALE 36x70ml
8 20068732 PADDLE POP TWISTER CYCLONE 36X75ml
9 62027338 CONELLO ROYL STRWKISS 135ML/24
10 62027339 CONELLO ROYL BFORREST 135ML/24
11 62027341 CONELLO RYL SWTHRTBRW 135ML/24
12 62027617 MOO CONE 80ML / 24
13 62028025 PADDLE POP TRICO 60ML/48
14 62028219 POPULAIRE CHOCOLATE 90ML/40
15 62028220 POPULAIRE STRAWBERRY90ML/40
16 62027844 CORNETTO DISC CHOC 24x120ml
17 62027845 CORNETTO DISC VAN 24x120ml
18 62028301 CONELLO CLSSIC CHOVAN 110ML/24
19 62028302 CONNELO CLSSIC TRMISU 110ML/24
20 62028303 CONELLO HZLNTMOCHACNO 125ML/24
21 62029402 FEAST VANILLA 65ML/42
22 62029403 FEAST CHOCOLATE 65ML/42
23 62052216 MOO ACTIVE 70ML/36
24 IN HOME
25 62027784 MOO TUB 900ML / 6
26 62027785 MOO TUB 400ML / 12
27 20061351 VIENNETTA TRIPLE CHOCCRUNCH 6x600ml
28 62027798 VIENNETTA BLACK FOREST 600ML/6
29 62027825 WALLS VANILLA SOFTMIX 10000ML
106
30 62027826 STRAWBERRY SM 10000ML
31 #62027829 MINI CORNETTO CHO&VAN12X30ML/6
62027833 CHOCOLATE SM 10000ML
32 62027834 WALLS TRIPLECHOCOLATE 700ML/6
33 62027835 WALLS TRI CHOCO 350ML/12
34 62027836 WALLS VANCHOCCHIP&CHO350ML/12
35 62027837 WALLS TRIPLE TWIST 700ML/6
36 62027838 WALLS TRIPLE TWIST 350ML/12
37 62027839 WALLS TRIPLE FRUIT 700ML/6
38 62027840 WALLS TRIPLE FRUIT 350ML/12
39 62027841 WALLS NEOPOLITANA 700ML/6
40 62027842 WALLS NEOPOLITANA 350ML/12
41 62027843 WALLS VANCHOCCHIP&CHOC700ML/6
42 62052209 MINICORNETTO VANILLA 6X12X30ML
43 62052211 MINICORNETTO CHO&VAN 6X12X30ML
44 62052212 MINICORNETTO STRWBLU 6X12X30ML
Tabel 3.3 Stock Keeping Unit of Wall’s Products – Out Home
No Material
code Material Description
OUT HOME
1 20068569 PADDLE POP CHOCOLATE 48x60ml
2 62027100 MAGNUM CLASSIC VANILLA 90ML/25
3 62027525 MP MAGNUM VANILLA 90MLX3X8
4 62027544 PADDLEPOP SHAKYSHAKE 150ML/24
5 62027550 PADDLE POP TWISTRSABER 75ML/36
6 62027554 PADDLE POP TWSTR FRUITY PWR 36x75ml
7 62027773 MOO STICK 70 ML / 36
8 62029000 MAGNUM ALMOND 90ML/25
9 IN HOME
10 20067720 CORNETTO MINI BSCOTCH&CCHOC 6X12X28ml
11 62027789 VIENNETTABROWNIETIRAMISU 600/6
12 62027790 VIENNETTABROWNIECHOCOLATE600/6
13 62029002 MAGNUM MP ALMOND 90MLX3/8
14 62052210 MINICORNETTO CC/BF 6X12X30ML
107
Pada Tabel 3.2, menunjukkan 44 brands yang merupakan item products
yang ditujukan untuk penjualan lokal. Dan 14 brands yang disajikan pada tabel
xxxx ditujukan untuk RSE ke berbagai negara: Malaysia, Singapura, Thailand, dan
Vietnam.
Material Out Home merupakan jenis produk dimana customer dalam
pengkonsumsian produk-produk tersebut dapat dibawa diluar rumah.
Sedangkan material In Home merupakan jenis produk yang pada umumnya
untuk dibawa pulang kerumah cara pengkonsumsiannya
Secara keseluruhan, Pabrik Ice cream Outbound (BOF) menghasilkan 55
SKU (Stock Keeping Unit). Pabrik Ice cream Outbound (BOF) memiliki sekitar
10.000 pegawai Unilever dan 300 pegawai dari pihak ketiga (contract labour).
Pabrik ini beroperasi selama 24 jam dalam sehari dengan pembagian 3 shift
sebagai berikut :
Morning Shift : 06.00 – 14.00
Afternoon Shift : 14.00 – 22.00
Night Shift : 22.00 – 06.00
Dalam operasinya, terdapat waktu istirahat selama 30 menit dalam setiap
shift-nya dan secara keseluruhan dalam satu tahun pabrik ini memiliki 296 hari
kerja.
108
3.3 Implementasi Sistem SAP R/3 Warehouse management pada Wall’s Ice cream
Outbound - Coldstore (CS) 3
Kebutuhan & Solusi Implementasi SAP
Warehouse Management Wall’s Ice
Cream Outbound - Coldstore 3
Already Exist : Wall’s Ice Cream
Outbound Coldstore 1 – 2 :
1. Coldstorage Layout (CS 1 - 2)
2. Existed Warehouse Management
Structure (Coldstore 1 – 2) :
- Organizational Unit
- Master Data
Kebutuhan Implementasi SAP
Warehouse Management Wall’s
Ice Cream Outbound
- Coldstore 3
Solusi Implementasi SAP
Warehouse Management Wall’s
Ice Cream Outbound
- Coldstore 3
1. Latar Belakang
Implementasi Proyek
2. Tujuan Implementasi Proyek
3. Sasaran Implementasi
Proyek
4. Ruang Lingkup
Implementasi Proyek
Warehouse Management
Structure - Coldstore 3 Ice
Cream Wall’s Outbound
(Based on ASAP Project
Implementation):
1. Project Preparation
- Tim Proyek Implementasi
- Tahapan Implementasi
- Jadwal Proyek
- Coldstore 3 Layout
2. Blueprint
- Konfigurasi Organizational
Unit & Master Data
- Standar Operating Procedure
(SOP) / Schematic Processes
- Putaway & Picking Strategy
Configuration
3. Realization
-Penerapan Putaway & Picking
Strategy
Proyek Pembangunan dan
Konfigurasi Coldstore 3 :
Gambar 3.3 Sub Gambaran Penelitian (Implementasi) –
Kebutuhan dan Solusi Implementasi
109
3.3.1 Kebutuhan dan Solusi Implementasi Sistem SAP R/3 Warehouse
management pada Wall’s Ice cream Outbound – Coldstore (CS) 3
3.3.1.1 Kebutuhan Implementasi SAP Warehouse management Wall’s
Ice cream Outbound - Coldstore 3
Already Exist : Wall’s Ice Cream
Outbound Coldstore 1 – 2 :
1. Coldstorage Layout (CS 1 - 2)
2. Existed Warehouse Management
Structure (Coldstore 1 – 2) :
- Organizational Unit
- Master Data
Kebutuhan Implementasi SAP
Warehouse Management Wall’s
Ice Cream Outbound
- Coldstore 3
1. Latar Belakang
Implementasi Proyek
2. Tujuan Implementasi Proyek
3. Sasaran Implementasi
Proyek
4. Ruang Lingkup
Implementasi Proyek
Proyek Pembangunan dan
Konfigurasi Coldstore 3 :
Gambar 3.4 Sub Gambaran Penelitian (Implementasi) –
Kebutuhan Implementasi
110
3.3.1.1.1 Already Exist : Wall’s Ice Cream Outbound Coldstore 1 – 2
3.3.1.1.1.1 Layout of Coldstore 1 - 2
Gambar 3.5 Coldstore 1 Layout
Section 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Row Level Pallet Capacity
AA FRESH PRODUCT 20 5 100
AB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16 5 80
AC G1 FRESH PRODUCT 16 5 80
AD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16 5 80
AE G2 FRESH PRODUCT 16 5 80
AF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16 5 80
AF G3 FRESH PRODUCT 16 5 80
AF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 16 5 80
AI FRESH PRODUCT 16 5 80
G4
AJ 19 4 76
19 4 76
BLOCKED FRESH PRODUCT 19 4 76
19 4 76
19 4 76
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Total Rack 1,120
emergency door in ltr 560,000.00
TOTAL CAPACITY COLDSTORAGE 1 - 2 3,813.00 pallet
1,906,500.00 in ltr
Number
LAYOUT COLDSTORAGE 1
110
111
Gambar 3.6 Coldstore 2 Layout
Section 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Row Level
BR 39 5
14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 G1
BQ mobile rak CQ 35 5
BP CP 35 5
BO mobile rak G4 G2 14 5
BN 14 5
BM mobile rak CM mobile rak 35 5
BL CL 35 5
BK mobile rak CK mobile rak 35 5
BJ CJ 35 5
BI mobile rak CI mobile rak 35 5
BH CH 35 5
BG mobile rak CG mobile rak 35 5
BF CF 35 5
BE mobile rak CE mobile rak 35 5
BD CD 35 5
BC mobile rak G3 14 5
BB 14 4
BA CA 33 4
12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Total Rack
emergency door in ltr
Number
LAYOUT COLDSTORAGE 2 (LOCAL PRODUCT AREA)
111
112
3.3.1.1.1.2 Existed Warehouse management
Structure (Coldstore 1 – 2)
Gambar 3.1 berikut merupakan
Organizational Unit dari Warehouse management
(Warehouse management Structure) Ice cream
Outbound pada Coldstore yang telah ada yaitu
Coldstore 1 dan 2.
Sementara itu, Tabel 4.3 akan
menampilkan keterangan Organizational Unit tersebut.
Nantinya struktur Warehouse management yang telah
ada ini akan menjadi acuan analisis untuk mereview
kembali kebutuhan yang akan digunakan oleh Tim
Implementasi untuk melakukan konfigurasi Warehouse
management Structure pada Coldstore 3 yang akan
dibangun.
Gambar 3.7 WM Structure for Existing Coldstore (Coldstore 1 - 2)
113
Tabel 3.4 Keterangan Warehouse management Structure
for Existing Coldstore (Coldstore 1 - 2)
Warehouse management Structure for Existing Coldstore
(Coldstore 1-2)
Structure Details
Plant Local 9002, menunjukkan Plant Local untuk Ice cream.
Storage Location 9005, menunjukkan Storage Location untuk Ice cream
BOF Local
Warehouse Number 922, menunjukkan Warehouse Number untuk Ice cream
– Finish Good
Storage type
301 (Back-to-back), 310 (Ground), 351 (Pick face)
menunjukkan Storage type yang berhubungan langsung
dengan Storage section pada Coldstore 1 dan 2.
Storage section 001 (CS1) dan 002 (CS2) merupakan Storage section
untuk Coldstore 1 dan 2.
Storage bin
Menunjukkan 6 karakter numerik dan alfabet, alokasi
akhir pada struktur Warehouse management. Lebih
lanjut akan terlihat pada Layout Coldstore 1 dan 2,
pada gambar xxx
114
3.3.1.1.2 Proyek Implementasi SAP Warehouse management
Pada Coldstore 3:
3.3.1.1.2.1 Latar Belakang Implementasi Proyek
Proyek Konfigurasi Sistem SAP R/3
Warehouse management pada Coldstore (CS) 3 secara
garis besar dilatar belakangi oleh beberapa hal, sebagai
berikut :
1. Ekspansi kapasitas muatan penyimpanan
Stock dari Coldstore 1 dan 2 (pembangunan
warehouse/Coldstore baru yaitu Coldstore 3).
2. Pemaksimalan Struktur Warehouse, untuk
mengoptimalkan pergerakan Stock yang telah
ada khususnya pada Wall’s Ice Cream
Outbound (Finished Good Maintenance from
Production).
3. Pemaksimalam Warehouse Movements untuk
produk-produk akhir (Stock) Wall’s Ice
Cream, khususnya dengan kehadiran
Coldstore 3.
3.3.1.1.2.2 Tujuan Implementasi Proyek
Secara garis besar proyek bertujuan untuk:
1. Menghasilkan Konfigurasi SAP R/3 Warehouse
management untuk Coldstore 3, sebagai bentuk
115
pengembangan sistem.
2. Mengintegrasikan pergerakan stock dalam sistem
untuk Coldstore 1, 2 dan 3, melalui teknik
lanjutan Putaway and Picking Strategies.
3. Menghasilkan Replenishment Strategy, sehingga
pergerakan stock non full pallet dapat terintegrasi
dengan baik.
3.3.1.1.2.3 Sasaran Implementasi Proyek
Modul Warehouse management
merupakan cakupan dari modul Material management
pada SAP R/3, yang diimplementasikan oleh PT
Unilever Indonesia, Tbk. khususnya pada Ice cream
Outbound yang secara keseluruhan digunakan untuk
menangani proses pengadaan produk-produk akhir
(Finished Goods/Stock) dari bagian Produksi, dan
mengelola pergerakkkan masuk (Good Receipt) dan
keluar (Good Issue) Stock dalam warehouse.
Tujuan dari implementasi SAP R/3
Modul Warehouse management pada Ice cream
Outbound, PT Unilever Indonesia, Tbk. antara lain :
Menentukan dan mengatur struktur gudang yang
kompleks.
116
Mengoptimalkan pergerakkan stock melalui teknik
Putaway dan Picking Strategies.
Menyelesaikan proses penerimaan barang,
pengeluaran barang, dan transfer stock secara cepat
dan mudah.
Mengaktivasi transfer fisik dan perumaterial status
Stock (seperti: setelah Inspection oleh bagian
Quality).
Pemilihan dan Pengiriman Stock untuk penjualan.
Menghasilkan fitur pengisian ulang otomatis dari
Rack atau penyimpanan cadangan ketika kuantitas
stock mencapai ambang batas tertentu.
Memastikan bahwa Stock pada Inventory
Management sama dengan Stock di gudang untuk
waktu kapan pun. (Proses Stock Take/Stock
Opname menjadi lebih mudah)
Fitur Printing (slip untuk pallet, permintaan
perpindahan barang, slip pengiriman, dokumen
inventori dan lain-lain) tersedia untuk semua
transaksi yang relevan
Meski semua dokumen untuk tiap transaksi pada
gudang bisa dicetak, WM mendukung fitur alur
kerja gudang yang pada dasarnya paperless (tidak
117
memerlukan kertas)
Memberikan solusi perangkat entri data mobile
Radio frequency (RF) terintegrasi untuk semua
pergerakan Stock.
Pada Modul Warehouse management yang
diimplementasikan oleh Wall’s Ice cream Outbound, PT Unilever
Indonesia, Tbk. melibatkan enam aktifitas penting dan berperan
penting dalam perpindahan Stock pada Modul Warehouse
management, yaitu :
1. Goods receipt (Penerimaan barang)
Good Receipt yang diterapkan pada Wall’s Ice cream
Outbound, PT Unilever Indonesia, Tbk. digunakan untuk
memposting Stock yang merupakan hasil produksi sendiri.
(Good Receipt with reference to a production order).
2. Goods issue (Pengeluaran barang)
Good Issue yang diterapkan pada Wall’s Ice cream Outbound,
PT Unilever Indonesia, Tbk. digunakan untuk memposting
pengambilan Stock untuk dikirim kepada pelanggan. (Good
Issue with reference to a delivery order).
118
3. Stock transfer
Stock transfer yang diterapkan pada Wall’s Ice cream
Outbound, PT Unilever Indonesia, Tbk. digunakan untuk
mem-posting perpindahan fisik Stock dari suatu Storage type
ke Storage type lainnya, dari suatu Storage section ke Storage
section lainnya, dan dari suatu Storage bin ke Storage bin
lainnya.
4. Posting change
Posting change yang diterapkan pada Wall’s Ice cream
Outbound, PT Unilever Indonesia, Tbk. digunakan untuk
melakukan suatu perubahan material informasi terhadap Stock
tertentu, yaitu:
melepaskan Stock dari proses pemeriksaan sehingga
menjadi available Stock.
Merubah status Stock dari Blocked Stock (stock yang tidak
bisa diakses) menjadi Inspection Stock,
Merubah material number
Membagi suatu avalaible material menjadi dua batch atau
lebih,
Merubah special stock, seperti consignment stock atau
returned stock, menjadi stock milik perusahaan
119
5. Transfer requirement
Transfer requirement yang diterapkan pada Wall’s Ice cream
Outbound, PT Unilever Indonesia, Tbk. digunakan sebagai
dasar pembuatan Transfer order, sesuai kondisi dibuat secara
otomatis, maupun manual, dengan atau tanpa referensi.
6. Transfer order
Transfer order yang diterapkan pada Wall’s Ice cream
Outbound, PT Unilever Indonesia, Tbk. digunakan untuk
melakukan, Penempatan barang (Putaway), Pengambilan
barang (Pick) dengan tujuan outbound delivery, dan Posting
changes. Sesuai kondisi dapat dilakukan dengan
menggunakan fitur multiple processing atau secara manual.
3.3.1.1.2.4 Ruang Lingkup Proyek
3.3.1.1.2.4.1 Ruang Lingkup Fungsional
Secara fungsional Proyek
Konfigurasi Sistem SAP R/3 Warehouse
management, memiliki keterkaitan dengan
interface aplikasi SAP lainnya.
Inventory Management (IM-Material
management)
Aktivitas yang terjadi pada WM biasanya
dimulai pada IM. Misalnya, penerimaan barang
120
dan pengeluaran barang dimulai di IM dan
selanjutnya diproses di WM.
Delivery Processing (Logistic Execution-Sales
and distribution/Shipping)
Pengaksesan Warehouse management juga dapat
dilakukan melalui Sales and distribution (SD)
melalui modul Shipping untuk memproses
dokumen pengiriman untuk aplikasi Warehouse
management terintegrasi.
Production Planning and Control (PP, PP-PI)
Pengaksesan Warehouse management dapat juga
dilakukan pada sistem Production Plannning
(PP) untuk membantu penyediaan barang pada
area supply di bagian produksi.
Quality Management (QM)
Pengaksesan Warehouse management dapat juga
digunakan oleh administrator gudang untuk
melacak dan mengatur barang yang disimpan di
gudang untuk diperiksa.
3.3.1.1.2.4.2 Ruang Lingkup Modul
Warehouse management
Ruang lingkup dalam
121
implementasi SAP Modul Warehouse
management pada Wall’s Ice cream Outbound,
PT Unilever Indonesia, Tbk.
1. Master Data
a. Storage bin
2. Proses Pergerakan Stock:
a. Receiving Process (Good Receipt
Processing)
b.Picking Process (Good Issue Processing)
3. Strategi Terapan Penempatan dan
Pengambilan Stock
a. Putaway Strategy
b.Picking Strategy
122
3.3.1.2 Solusi Implementasi SAP Warehouse management Wall’s Ice
cream Outbound - Coldstore 3
Solusi Implementasi SAP
Warehouse Management Wall’s
Ice Cream Outbound
- Coldstore 3
Warehouse Management
Structure - Coldstore 3 Ice
Cream Wall’s Outbound
(Based on ASAP Project
Implementation):
1. Project Preparation
- Tim Proyek Implementasi
- Tahapan Implementasi
- Jadwal Proyek
- Coldstore 3 Layout
2. Blueprint
- Konfigurasi Organizational
Unit & Master Data
- Standar Operating Procedure
(SOP) / Schematic Processes
- Putaway & Picking Strategy
Configuration
3. Realization
-Penerapan Putaway & Picking
Strategy
Gambar 3.8 Sub Gambaran Penelitian (Implementasi)
– Solusi Implementasi
123
3.3.1.2.1 Project Preparation
3.3.1.2.1.1 Warehouse Management Implementation
Team
Warehouse management Implementation
Team dalam Implementasi SAP Warehouse
management pada Wall’s Ice cream Outbound -
Coldstore 3 dapat terlihat melalui Gambar 3.x dibawah
ini.
Business Owner of
Warehouse
Management Ice
Cream Outbound
Logistic Managers
Unilever Globe
Consultant Team
Leader & Members
Unilever Indonesia
Warehouse
Management SAP
System Analyst
System Analyst
Member
System Analyst
Member
System Analyst
Member
Unilever Warehouse
Management SAP
Support
Unilever Warehouse
Management SAP
Support
Unilever Warehouse
Management SAP
Support
End Users
Gambar 3.9 Implementation Team
124
3.3.1.2.1.1.1 Peranan Warehouse Management
Implementation Team
1. Logistic Managers
Logistic Managers merupakan para manajer yang
memiliki wewenang penuh di bidang logistic
perusahaan khususnya terkait kegiatan operasional
secara menyeluruh sejak mobilisasi Project Big bang
SAP hingga Pre dan Post Go live di Unilever
Indonesia, Tbk. Logistic Managers terdiri dari para
Manajer Material management, dan Plant
maintenance.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh Logistic
Managers secara umum dalam Warehouse
management Implementation Team
, antara lain :
Mempertanggungjawabkan penyelesaian proyek
Implementasi SAP Warehouse management Wall’s
Ice cream Outbound - Coldstore 3.
Memonitor progress implementasi serta
pengembangan dan dampak yang terjadi di
perusahaan, termasuk sub Modul Warehouse
management.
Menentukan dan menyetujui prioritas dan lingkup
implementasi.
125
Pemberi keputusan akhir tentang hal-hal yang
berkaitan dengan proyek implementasi, termasuk
mengenai desain proses bisnis, organisasi, dan
sumber daya.
Mengendalikan waktu, biaya, sumberdaya,
lingkup, dan kualitas, serta deliverable proyek
sesuai rencana.
2. Unilever Globe Consultant Team
Unilever Globe Consultant merupakan konsultant
yang adalah tim internal yang dari PT Unilever
Global untuk melakukan konfigurasi pada SAP R/3
terhadap sub-sub modul yang ada diseluruh Unilever
di penjuru dunia. Tim konsultan ini berpusat di
Unilever negeri Belanda.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh Unilever Globe
Consultant secara umum dalam Tim Proyek
Implementasi, antara lain :
Mengembangkan perangkat lunak, baik interface,
maupun enhancement serta tambahan material
lainnya secara langsung pada SAP R/3 Sub Modul
Warehouse management sesuai kebutuhan yang
telah dikomunikasikan oleh tim SAP System
analysts.
126
Memberikan masukkan kepada SAP System
analysts sebagai komunikator kepada Business
process Owner (BPO) agar jalannya implementasi
tetap sesuai dengan kebutuhan transformasi bisnis,
dan program transformasi perusahaan.
Menetapkan lingkup data yang akan dikonversikan
bersama SAP System analysts dan Business
process Owner (BPO).
Melakukan validasi akhir terhadap data yang telah
diberikan oleh System analyst untuk dikonversikan
ke SAP R/3.
Melakukan upload data yang telah bersih ke R1Q
(SAP Simulator).
Menindaklanjuti perumaterial setelah SIT dan
UAT, untuk nantinya di upload pada R1P.
3. Warehouse management Business Owner of Wall’s
Ice Cream Outbound
Warehouse management Business Owner of Wall’s
Ice cream Outbound dalam hal ini merupakan Wall’s
Coldstore Master.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh Business Owner
of Warehouse management Ice cream Outbound
secara umum dalam Tim Proyek Implementasi,
127
antara lain :
Mengkomunikasikan perubahan material proses
bisnis yang dikehendaki kepada System analyst.
Memberikan masukan dalam menyelesaikan
aktifitas Business process Blueprint Review yang
telah dibuat sesuai standar dan prosedur proyek.
Menugaskan Admin supervisor dan Operational
Supervisor yang menguasai proses bisnis dari unit
bisnis terkait untuk bekerja bersama Tim Proyek.
Bekerja sama dengan tim SAP Technical Support
dan Data conversion dalam menjamin kesiapan
infrastruktur dan data pada unit bisnis
bersangkutan, termasuk mengalokasikan sumber
daya untuk penyusunan data dan data clearing.
Menugaskan Admin supervisor dan Operational
Supervisor untuk membuat desain layout Coldstore
3 sesuai kebutuhan sistem, serta melakukan
evaluasi terhadap hasil tersebut.
Menyetujui desain proses bisnis (Business process
Blueprint) dan report, form, interface serta
enhancement.
Menentukan lingkup data yang akan dikonversi
Menyetujui User acceptance test.
128
Menunjuk Admin supervisor dan Operational
Supervisor untuk menyediakan Master Data yang
diperlukan.
4. Unilever Indonesia Warehouse management SAP
System analyst
Tanggung jawab yang dimiliki oleh Unilever
Indonesia Warehouse management SAP System
analyst secara umum dalam Tim Proyek
Implementasi, antara lain :
Menjebatani Unilever Globe Consultant dengan
Business Owner of Warehouse management Ice
cream Outbound.
Menyiapkan standarisasi dan mekanisme
pelaksanaan proyek.
Menyiapkan dan mengendalikan jadwal, serta
melakukan pemonitoran terhadap proyek.
Mengevaluasi hasil desain layout Coldstore 3
sesuai kebutuhan.
Menyusun laporan manajemen proyek secara
mingguan dan bulanan
Memastikan pemenuhan logistik, akomodasi,
peralatan, dan ruangan untuk Tim.
129
Memastikan aktifitas administrasi untuk keperluan
kerja Tim, termasuk memperhatikan kegiatan
Workshop dan Internal Meeting.
Mengevaluasi pencapaian dan kualitas proyek
implementasi ERP pada setiap milestone, dan
mengkomunikasikan kepada para Logistic
Managers.
Mengkomunikasikan kepada Logistic Managers
dan internal konsultan akan Layout Coldstore 3
yang telah diterima dari Business process Owner
sesuai kebutuhan sistem, serta melakukan evaluasi
terhadap hasil tersebut.
Mengkoordinasikan Unit Test, Transactional Test
dan System Integration Testing (SIT) kepada BPO
dan SAP Support, serta memantau User
acceptance test bersamauser.
Melakukan validasi Master Data yang diperlukan
dan mengkomunikasikannya kepada Konsultan.
5. Unilever Warehouse management SAP Support
Tanggung jawab yang dimiliki oleh Unilever
Warehouse management SAP Support secara
umum dalam Tim Proyek Implementasi, antara lain
:
130
Mendapingi Pihak ketiga dalam melakukan
instalasi, upgrade, upgrade patches, back up,
recovery, tuning, monitoring dan pengaturan
security serta melakukan growth management
dari server, database dan aplikasi SAP R/3
(termasuk didalamnya Radio frequency
Terminal/RTF).
Menyiapkan laporan Master Data.
Melakukan aktifitas administrasi untuk keperluan
kerja Tim, termasuk menyiapkan kegiatan
Workshop, Internal Meeting dan Pelatihan.
131
3.3.1.2.1.2 Tahapan Implementasi
Implementasi SAP Warehouse
management pada Coldstore 3, Wall’s Ice cream
Outbound terbagi atas tahapan-tahapan berikut :
1. Project Preparation
Diawali dengan penentuan ruang lingkup
proyek implementasi pada Coldstore 3.
Penyusunan Tim Proyek Implementasi SAP
Warehouse Management pada Coldstore 3.
Penyusunan prosedur-prosedur proyek,
birokrasi yang akan terlibat, serta jadwal
proyek.
Review Layout Coldstore 3.
Melakukan Internal Meeting dengan seluruh
Tim Implementasi.
Business Process Owner, Logistic Managers,
System Analyst melakukan Kick off Meeting
untuk merencanakan waktu dan anggaran atas
kebutuhan teknis.
2. Business Blueprint
Melakukan review terhadap proses bisnis yang
telah ada serta mengidentifikasi kebutuhan dan
penambahan atas proses Putaway dan Picking
132
secara keseluruhan, maupun aplikasi pada
sistem SAP.
Mempersiapkan kondisi lingkungan dimana
pengembangan sistem akan dilakukan terkait
dengan keperluan teknis. (termasuk RF Mobile
Data Entry, jaringan dan perlengkapan lainnya
baik yang terhubung dengan sistem maupun
hanya akan terkait dengan kegiatan operasional
pergudangan saja.)
Menyusun dan Mempersiapkan Master Data
Melakukan validasi terhadap Master Data yang
telah dianjurkan Business Process Owner.
3. Realization
Konfigurasi sebagai tindak lanjut, solusi yang
telah didapatkan melalui fase Business
Blueprint (Sebagian besar peranan dipegang
oleh konsultan).
Melakukan instalasi baik software pendukung
sistem SAP, RF Mobile Data Entry, serta
jaringan-jaringan terkait kebutuhan teknis
implementasi pada Coldstore 3.
133
System Integration Testing (SIT) dilakukan
setelah seluruh migrasi data di-upload pada
SAP Simulator (R1Q).
User Acceptance Test (UAT) dilakukan
dibawah kendali Business Process Owner
dengan pengawasan oleh Tim Implementasi
secara menyeluruh.
Melakukan review dan melengkapi training
material yang telah serta melaksanakan User
Training.
134
3.3.1.2.1.3 Jadwal Proyek
Tabel 3.4 Project Implementation Project
Project Implementation Project Duration (days)
Project Preparation
Initial Project Planning
(Project Procedure & Time Table) 10
Workshop
(Internal Meeting to create Coldstore 3 Layout & Trainning Plans) 26
Technical Requirements Planning 16
Business Blueprint
Business Blueprint Review 14
Needs Review 20
Establish Master Data 7
Validate Master Data 7
Realization
Development and Uploading to R1Q (SAP Simulator) 42
Final Development 32
System Integration Test 4
User acceptance test 14
Uploading Final Configuration to R1P 14
Create Trainning Materials 5
User Trainning 26
Duration Total 240
135
3.3.1.2.1.4 Coldstore 3 Layout
Berikut merupakan Layout Coldstore 3
yang telah di analisis dan dirancang oleh Tim
Implementasi pada fase Project Preparation.
Layout merupakan salah bahan analisis
kebutuhan untuk merancang Warehouse Management
Structure (Organizational Unit dan Master Data)
untuk Implementasi Warehouse Management (WM)
Wall’s Ice Cream Outbound Coldstore 3.
Gambar 3.10 Layout of Coldstore 1, 2 dan 3 Wall’s Ice Cream Outbound
136
Gambar 3.11 Layout of Coldstore 3 Wall’s Ice Cream Outbound – Storage
Section and Storage Type
Gambar 3.12 Coldstore 3 Storage Type