bab 3 gambaran umum perusahaan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-1-00214-mn bab...
TRANSCRIPT
59
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Singkat PT.Interlink Tours & Travel Jakarta
Pada tahun 1982 Interlink membuka cabangnya di Jakarta bertempat di jalan
Majapahit, Jakarta dengan nama lengkapnya adalah PT. Interlink tours and Travel Jakarta
didirikan oleh Bapak Heru Adrianto. Awal berdirinya Perusahaan Interlink Tours and Travel
sendiri didirikan pada tahun 1976 di Bandung. Interlink Jakarta memang merupakan cabang
dari Interlink Bandung namun Interlink Jakarta mempunyai kekuasaan penuh untuk
mengatur bisnisnya serta produk-produk dan jasa yang ditawarkan tidak berbeda dengan
yang di Bandung. Dengan komitmen kuat dan kerja keras akhirnya PT. Interlink Tours and
Travel Jakarta mengalami perkembangan serta mulai dikenal oleh masyarakat Jakarta,
walaupun belum seluruhnya. Bersaing dengan biro-biro perjalanan wisata yang lain, perlahan
namun pasti Interlink mendapat kepercayaan baik dari masyarakat maupun perusahaan.
Seiring meningkatnya persaingan serta perkembangan bisnis perjalanan wisata, Interlink
telah bekerja sama dengan banyak maskapai penerbangan baik domestik maupun
Internasional. Selain itu, untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas, Interlink
memperluas lini produknya dengan pengurusan driving license International, dan puncaknya
menjadi anggota dalam IATA (International Air Transport Association) serta masih banyak
lagi penawaran jasa dan produk lainnya. Kini, Interlink Jakarta telah dipercayai untuk
menyelenggarakan event-event perjalanan tour bagi individu dan perusahaan sebagai
pelanggan setia Interlink dengan tekad Interlink untuk meningkatkan pelayanannya pada
pelanggannya.
60
Interlink Tours and Travel Jakarta :
Office : JL. Majapahit 34/9 – Jakarta 10160, Indonesia
Phone : 021 – 3453262 (Hunting)
Fax : 021 – 3803573
Email : [email protected]
Interlink Tours and Travel Bandung :
Office : JL.watsukencanana No.5 – Bandung 40117, Indonesia
Phone : 022 – 4235529 (Hunting)
Fax : 022-4234392
Email : [email protected] .id
Jam Kerja Operasional :
Senin-jumat : 08.30 – 16.30
Sabtu : 08.30 – 13.00
Holding business License : No. 121/D-2/IV/82
- Member of IATA (International Air Transport Association), PATA, ASITA
- Agent of Garuda – Merpati – Lion Air – Adam Air and other Domestic Carries
61
3.2 Struktur organisasi PT.Interlink Tours & Travel Jakarta
Perusahaaan Interlink merupakan perusahaan kecil jadi ada beberapa jabatan yang
merangkap dengan jabatan lainnya. Di antaranya adalah :
• Pemilik perusahaan merangkap sebagai direktur
• Branch Manager juga merangkap sebagai Marketing manager
Gambar. 3.1 Struktur Organisasi PT. Interlink Tours & Travel Jakarta
Sumber : Interlink (2007)
3.3 Tanggung Jawab dan Wewenang
Director
• Tugas dan Tanggung Jawab
– Sebagai pimpinan tertinggi, merencanakan dan menetapkan strategi serta kebijakan
dalam mencapai tujuan perusahaan
62
– Memperkenalkan dan memberi pengarahan mengenai strategi dan kebijakan
tersebut di atas
– Mengawasi dan mengevaluasi seluruh kegiatan operasional perusahaan dan
memutuskan langkah-langlah penyempurnaan di masa datang
– Memelihara dan mengembangkan perusahaan yang sehat demi terlaksananya
kegiatan yang efisien dan efektif
– Menjalin kerjasama dengan para pihak supplier
• Wewenang
– Mewakili perusahaan dalam urusan dengan pihak eksternal yang berhubungan
dengan kepentingan perusahaan
– Memutuskan dan menandatangani kontrak-kontrak dan surat-surat penting
perusahaan
– Memiliki wewenang untuk menetapkan dan menyetujui pengangkatan dan
pemberhentian karyawan perusahaan
Branch Manager
• Tugas dan Tanggung Jawab
– Membantu direktur dalam menjalankan kebijakan-kebijakan perusahaan yang telah
ditetapkan
– Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan operasional perusahaan dan target yang
ditetapkan perusahaan
– Membuat program kerja jangka panjang (tahunan) maupun jangka pendek (triwulan,
bulanan) dengan petunjuk dari direktur
– Bertanggung jawab atas segala masalah yang dihadapi oleh masing-masing divisi
yang ada dan membantu memberikan petunjuk untuk mengatasinya
63
– Melakukan kontrol dan pengawasan terhadap para karyawan perusahaan
– Bersama-sama dengan accounting dan Finance memonitor cash flow, piutang,
hutang perusahaan dan sebagainya
– Memberikan gambaran mengenai kondisi pasar dan langkah antisipasi yang harus
diambil untuk mengatasinya kepada direktur apabila ditemukan kondisi-kondisi
khusus yang harus segera diantisipasi
– Memberikan laporan/evaluasi kerja setiap bulan kepada direktur
– Turut bertanggung jawab dalam hal barang-barang inventaris perusahaan
– Mewakili direktur dalam urusan-urusan dengan pihak eksternal yang berhubungan
dengan kepentingan perusahaan
– Bersedia untuk menaati peraturan perusahaan yang berlaku
– Bertanggung jawab secara langsung kepada direktur
• Wewenang
– Menghadap ke instansi, melakukan negosiasi dan menandatangani surat-surat yang
berhubungan dengan proses tersebut
– Memberikan pandangan maupun keputusan akhir mengenai sanksi-sanksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang disebabkan adanya pelanggaran oleh karyawan.
Diputuskan setelah mendapat petunjuk dari direktur
– Menetapkan dan menyetujui pengangkatan dan pemberhentian karyawan
perusahaan
– Memiliki batas wewenang untuk memutuskan pengeluaran perusahaan sebesar batas
yang telah ditentukan, di atas jumlah tersebut harus mendapat persetujuan direktur
64
Accounting & Finance
• Tugas dan Tanggung Jawab
– Mengelola keuangan serta menyusun anggaran keuangan perusahaan
– Menjalankan kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan aspek keuangan dan
akuntansi
– Mempelajari dan menganalisa rencana penerimaan / pengeluaran kas / bank serta
membandingkannya dengan realisasi
– Memeriksa setoran uang hasil penjualan dan penerimaan lainnya
– Membuat catatan cheque / bilyet giro yang diterima dan dikeluarkan
– Menjaga dan mengawasi posisi kas / likuiditas keuangan perusahaan, sehingga
kelancaran pembayaran tidak terganggu
– Mengadakan pengawasan atas saldo kas yakni dengan cara melakukan perhitungan
kas (cash opname) secara periodik
– Membuat laporan harian kas / bank setiap hari dan bertanggung jawab atas
kebenaran laporan yang disajikan
– Menolak penerimaan / pengeluaran yang tidak melalui prosedur
– Bertanggung jawab secara langsung kepada Branch Manager
– Bersedia menaati peraturan perusahaan yang berlaku
• Wewenang
– Memiliki wewenang untuk menyetujui penerimaan dan pengeluaran uang
perusahaan sesuai dengan kebijakan keuangan yang telah ditetapkan
– Memberikan sanksi-sanksi yang dianggap perlu atas pelanggaran yang dilakukan
oleh para karyawan setelah mendapat persetujuan dari Branch Manager dan direktur
65
International dan Domestic Ticketing Staff
• Tugas dan Tanggung Jawab
– Menguasai dengan baik informasi mengenai produk jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan dan memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada pelanggan
– melakukan penjualan tiket maskapai penerbangan kepada pelanggan dengan tujuan
luar negeri dan dalam negeri
– Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan tiket, seperti
mengecek status ketersediaan tiket maskapai yang diinginkan oleh pelanggan
– Melakukan pemesanan tiket terhadap maskapai penerbangan yang diinginkan oleh
pelanggan
– Bertanggung jawab secara langsung kepada Branch Manager
– Bersedia menaati peraturan yang berlaku dalam perusahaan
Document staff
• Tugas dan tanggung jawab
– Memiliki tanggung jawab untuk melayani pengurusan dokumen perjalanan konsumen
seperti passpor, visa, exit permit dan sebagainya
– Bertanggung jawab secara langsung kepada Branch Manager
– Bersedia menaati peraturan yang berlaku dalam perusahaan
Tours staff
• Tugas dan Tanggung Jawab
– Menguasai dengan baik informasi mengenai produk jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan dan memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada pelanggan
66
– Melakukan penjualan paket-paket tour (in-bound dan out-bound tour, incentive tour,
individual tour) voucher pemesanan kamar hotel, dengan pelanggan baik di dalam
maupun luar negeri
– Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan pengurusan
jadwal perjalanan konsumen, jumlah peserta serta mengecek status ketersediaan
kamar hotel yang dituju oleh pelanggan baik domestik maupun luar negeri
– Melakukan pemesanan kamar hotel dan berkoordinasi dengan bagian Ticketing
dalam mengatur perjalanan yang telah dipesan oleh pelanggan
– Bertanggung jawab mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan in-
bound dan out-bond tour
– Bertanggung jawab secara langsung kepada Branch Manager
– Bersedia menaati peraturan yang berlaku dalam perusahaan
Messangers
• Tugas dan Tanggung Jawab
– Mengantar dokumen-dokumen atau tiket, voucher hotel kepada pelanggan yang
melakukan transaksi
– Bertanggung jawab untuk melakukan transaksi apabila konsumen melakukan Cash
On Delivery (COD) dan menyampaikannya pada bagian Accounting dan Finance
– Bertanggung jawab secara langsung kepada accounting dan Finance
– Bersedia menaati peraturan yang berlaku dalam perusahaan
67
3.4 Produk dan Jasa PT.Interlink Tours & Travel Jakarta
Adapun pilihan produk dan jasa yang ditawarkan oleh Interlink antara lain:
1. Inbound dan Domestic Tours
2. Outbound dan International Tours
3. International dan Domsetic Ticketing
Maskapai penerbangan International :
- Korean Air
- Air French
- Lufthansa
- Thay Airways
- Philipines Airlines
- Malaysia Airlines
- Gulf Air
- Japan Airlines
- KLM
- SQ
- Quantas
- Cathay Pacific
- China Airlines
- Dan sebagainya
Maskapai Penerbangan Domestik :
- Garuda Indonesia
- Lion Air
- Batavia Air
- Adam Air
68
- Sriwijaya Air
- Merpati Air
- Dan sebagainya
4. Convension, Seminars, Conggress and Exibihition
5. Travel Document Division :
- Indonesian pasport
- Visa Extension (Social or Kultural Business)
- Exit permit or Exit Re-entry Permit or Exit Permit only (EPO)
- International Driving License
6. Hotel room reservation (domestic and abroad) with voucher on special rate
7. Special Interest Tours
- Business Orientation Tours
- Heritage sight seeing Tours
- Other Tours on request
8. Overseas Studies
- Counselling in choosing study
- Providing accommodation
- Helping in applying student visa
69
3.5 Analisis PORTER PT. Interlink Tours & Travel Jakarta
Terdapat 5 kekuatan kompetitif Michael Porter atau matriks Porter yang menganalisis
persaingan bisnis perusahaan Interlink berdasarkan 5 aspek utama , yakni :
Gambar 3.2 Model lima kekuatan persaingan dalam Industri Interlink Sumber : Interlink (2007)
1. Potensi masuknya Pesaing baru
Bisnis jasa "manajemen" wisata ini termasuk salah satu sektor usaha yang potensial,
Rutinitas harian yang terkadang menjemukan membuat banyak orang yang ingin
menikmati masa santai saat liburan tiba dan tempat wisata menjadi salah satu alternatif.
Tujuannya tentu untuk rekreasi, relaksasi, dan menambah pengalaman. Pentingnya arti
liburan ini telah mendorong peluang usaha di sektor pariwisata. Salah satu bentuknya
bisa berupa biro travel atau operator tur. Sehingga dapat dikatakan bahwa potensi
masuknya pesaing baru dalam industri ini cukup tinggi.
Selain faktor di atas, alasan lainnya adalah dikarenakan hambatan untuk terjun
dalam industri ini relatif kecil. Dalam industri ini juga produk dan jasa yang ditawarkan
70
oleh banyaknya biro jasa perjalanan relatif sama, tidak banyak menunjukkan adanya
variasi dan diferensiasi produk.
2. Perseteruan di antara perusahaan yang bersaing
Persaingan antara perusahaan sejenis dalam industri ini dapat dibilang sangat tinggi.
Selain datang dari pesaing yang baru memasuki pasar, tetapi juga banyaknya biro jasa
perjalanan yang telah lama berdiri dan memiliki pangsa pasar yang sama yakni, segmen
pasar menengah dan menengah ke atas. Menurut Direktur Interlink, sekarang pemain
travel ada seribu empat ratusan dan yang besar ada tiga puluhan lebih seperti Smailing,
Anta, Panorama, Wita, Bayu Buana, dan sebagainya. Untuk dapat bertahan dalam bisnis
ini, sebenarnya sangat sederhana yakni dengan memiliki kepercayaan penuh dari
pelanggan dan masyarakat serta menempatkan kualitas dan layanan kepada konsumen
sebagai yang terpenting. Banyak sekali perusahaan Tours dan Travel yang menjadi
pesaing Interlink khususnya di daerah Jakarta, beberapa di antaranya telah memiliki
pengalaman yang cukup tinggi di bidang ini antara lain karena tahun didirikannya hampir
bersamaan dengan Interlink, bahkan ada yang lebih lama dari Interlink. Beberapa
perusahaan tours dan Travel yang dapat dikatakan menjadi pesaing Interlink antara lain:
71
Tabel 3.1 Beberapa perusahaan pesaing Interlink
Sumber: Interlink dan penulis
3. Potensi Pengembangan Produk Pengganti / produk subtitusi
Potensi pengembangan produk pengganti / Produk subtitusi menggantikan produk
utama dalam dunia industri ini sangat tinggi. Direktur Interlink mengatakan ancaman
produk subtitusi sebagian besar cenderung datang dari perusahaan jasa yang
menawarkan pengurusan dokumen (passport, visa dll), penjualan voucher hotel langsung
dari agen atau supplier dan maskapai penerbangan itu sendiri juga menjadi ancaman
No. Nama Perusahaan Keterangan 1.
Smailing Tours & Travel
Jl. Majapahit No.28
Jakarta Pusat
Phone : +62-21-3800022
Fax : +62-21-3452820
2.
Wita Tour
Jl. Balik Papan No. 5 Jakarta Pusat 10160
Phone : +62-21-2312338
Fax : +62-21-3500503
Email : [email protected]
http://www.witatour.com/
3.
Panorama Tours
Jl. Balikpapan 22-B
Jakarta Pusat
Phone : +62-21-376782
Fax : +62-21-3451027
4.
Anta Tour (Pusat)
Hayam Wuruk 88, Jakarta 11160
+62-21-6262666, 6296908, 6250171, 6253919 / +62-21-
6597487, 6000170, 6597342, 6000170
http://www.anta tour.com
5. Nitour Inc.
Jl. Majapahit No.2
Jakarta Pusat
Phone: +62-21-383844
Fax : +62-21-3840955
6.
Bayu Buana
Jl. Ir.H. Juanda III No.2A Jakarta 10120, INDONESIA
Telp: ( 021) 2350 9999 / Hunting
Fax : (021) 3517432, 3861955
E-mail : [email protected]
72
yang cukup serius khususnya belakangan ini. Lambat laun semakin banyak National
Carrier yang menjalankan sistem on-line dalam pemesanan dan penjualan tiketnya,
contohnya Adam Air, Garuda Indonesia, dan awal Oktober tahun lalu Lion Airlines
menggandeng Astagatours memperkenalkan penjualan tiket on-line.
Pemesanan dan penjualan tiket secara on-line bukan hanya berpengaruh pada
pelayanan yang lebih cepat dan efisiensi bagi pelanggan, tetapi juga pada tingkat harga
yang ditawarkan. Alasannya, maskapai penerbangan tidak perlu mengeluarkan
commission fee karena tiketnya dijual secara langsung oleh mereka sendiri, dengan kata
lain harga tiket dapat dijual lebih rendah, dan bisa saja dengan penjualan on-line ini,
komisi otomatis hilang. Selain itu, Biro perjalanan tidak akan dapat menekan harga
serendah mungkin, sebab pemasukannya tergantung dari “commission fee” tersebut.
Karenanya dalam era “commission free”, biro perjalanan harus pula berubah dari
semula hanya menerima order, menjadi konsultan wisata berlatar belakang kuat IT,
sebab dua kunci pendorong ekonomi sekarang ini tidak lain adalah Information
Technology dan International Travel (perjalanan wisata global).
4. Kekuatan tawar pemasok
Interlink memiliki beberapa pemasok dalam mendukung proses bisnisnya. Kekuatan
tawar Pemasok sangat kuat dikarenakan jalannya aktivitas bisnis ini tergantung dari
pemasok tersebut, seperti pemesanan dan penjualan tiket pesawat, voucher hotel, dan
sebagainya. Selain itu, tidak banyak pemasok yang memiliki pengalaman dan lamanya
hubungan yang sudah terjalin. Adapun yang menjadi pemasok utama Interlink selama ini
adalah ABACUS, kemudian pemasok lainnya adalah MG Holiday atau AsianLink. ABACUS
bermarkas di Singapura dan berdiri Mei 1988, ABACUS International merupakan
perusahaan terbesar di Asia Pasifik yang memasarkan jasa informasi dan Computer
Reservation System (CRS).
73
5. Kekuatan tawar konsumen
Menurut Direktur Interlink, pangsa pasar Interlink adalah segmen menengah dan
menengah ke atas yang terdiri dari pelanggan perseorangan dan perusahaan. Kekuatan
tawar konsumen memiliki kesamaan dengan kekuatan tawar pemasok yakni sangat tinggi.
Penyebabnya adalah pasar industri ini memiliki banyak perusahaan sejenis yang bergerak
dalam bidang yang sama (produk dan jasa yang ditawarkan sejenis), selain itu juga para
konsumen tidak terikat dengan layanan perusahaan tertentu. Konsumen cenderung
melakukan perbandingan terlebih dahulu sebelum menetapkan pilihannya, bukan hanya
dari segi harga tetapi juga kualitas pelayanan dari banyaknya pilihan perusahaan yang
ada.
Dalam kenyataannya, konsumen menghubungi misalnya saja ke PT. X Tours &
Travel untuk menanyakan tersedianya tiket pesawat yang di inginkannya tujuan kota A.
Kemudian konsumen akan menanyakan berapa harga tiket tersebut. Namun setelah itu,
konsumen juga akan menghubungi Tours dan Travel lainnya untuk mengetahui harga
tiket tersebut apakah ada yang lebih rendah. Jika konsumen mendapatkan harga yang
lebih rendah dengan kualitas yang sama, maka otomatis akan mengambil tiket dengan
harga yang lebih rendah tersebut. Itulah sebabnya daya tawar konsumen menjadi kuat
dalam bisnis ini.
74
3.6 Analisis Tahap Masukan
3.6.1 Evaluasi Faktor Internal (EFI) PT.Interlink
Faktor-faktor internal ini didapatkan dari hasil interview dengan direktur Interlink.
Faktor – Faktor tersebut antara lain :
Tabel 3.2 Faktor-faktor kekuatan (Strength) PT.Interlink
Pilihan produk dan jasa yang lengkap dan beragam S1
Interlink telah berpengalaman dalam industri Tours & Travel S2
Penawaran harga yang bersaing S3
Manajemen yang berorientasi pada kualitas S4
Memiliki reputasi baik dan kepercayaan pelanggan S5
Tabel 3.3 Faktor-faktor Kelemahan (Weakness) PT.Interlink
Kurangnya kegiatan promosi W1
Jangkauan pemasaran dan penjualan relatif kecil W2
Inovasi produk jasa yang relatif rendah W3
Proses bisnis masih berlangsung secara konvensional W4
Tidak memanfaatkan perkembangan IT dengan maksimal W5
Keterangan :
Strength (S)
• Interlink telah berpengalaman dalam industri Tours dan Travel
Perusahaan Interlink telah menjalankan bisnisnya selama kurang lebih 20 tahun.
Didirikan pada tahun 1982, pada tahun 2007 ini Interlink telah memasuki usia 25
tahun yang merupakan waktu yang cukup lama bagi sebuah perusahaan untuk
mendapatkan banyak pengalaman dan semakin memantapkan bisnisnya di industri
ini.
75
• Pilihan produk dan jasa yang lengkap dan beragam
Interlink Tours & Travel melayani penjualan produk yang dapat dibilang sangat
lengkap. Pilihan produk dan jasa yang ditawarkan oleh Interlink antara lain:
1. Inbound dan Domestic Tours
2. Outbound dan International Tours
3. International dan Domsetic Ticketing
4. Convension, Seminars, Conggress and Exibihition
5. Travel Document Division
6. Hotel room reservation (domestic and abroad) with voucher on special rate
7. Special Interest Tours
8. Overseas Studies
• Penawaran harga yang bersaing
Interlink bukanlah satu-satunya perusahaan yang bergerak dalam bidang Tours dan
Travel sebaliknya banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama.
Bahkan dapat dibilang bidang bisnis ini semakin menjamur di Indonesia khususnya
Jakarta. Kerenanya Interlink selalu menawarkan harga yang bersaing kepada
pelanggan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan mencari
pelanggan baru serta tanggap terhadap berbagai perubahan yang terjadi dalam
masalah harga produk dan jasa yang ditawarkan.
• Memiliki reputasi baik dan kepercayaan pelanggan
Banyak pelanggan individual maupun perusahaan yang telah menaruh kepercayaan
pada Interlink. Hingga tahun 2007 ini Interlink telah menjalin kerjasama dengan
beberapa perusahaan dan individu yang telah menjadi pelanggan tetap Interlink
dalam pengurusan paket-paket Tour serta pemesanan produk jasa Interlink lainnya.
76
Berikut beberapa perusahaan yang telah menjadi pelanggan Interlink antara lain:
1. PT. INTI - Wisma BNI'46, Jl. Sudirman, Jakarta
2. PT. Indonesia Farma, Jl. Tambak 2, Jakarta.
3. PT. Beringin Karya Sejahtera, Jl. Veteran II, Jakarta.
4. PT. Kalimutu, Tebet Dalam I/G No.16, Jakarta.
5. PT. Nihon Sema Ind., Chase Plaza Lt.7, Jl. Sudirman, Jakarta.
6. PT. Sunti Sepuri Farma, Gd.Nugra Santana, Jl.Sudirman, Jakarta.
7. PT. Zeus Prima Garda, Mampang Prapatan 15/18, Jakarta.
8. PT. Siga Perdana, Jl. TB Simatupang Kav.1, Cilandak, Jakarta.
9. PT. Andima, Tebet Timur Dalam 8X/20, Jakarta.
10. PT. Trimitra, Komplek PTC, Ruko 8C/19, Jakarta Timur.
11. PT. Dairy;and, Bintaro Raya 10A, Jakarta.
12. PT. S.P.M., Jl. Gunawarman 79, Jakarta.
13. PT. Ayutrans, Jl. Asem baris Raya, Jakarta Selatan.
14. PT. Intl. Auction Multi, Jl. Benjamin Sueb Blk.C3, Kemayoran, Jakarta.
15. Dept. Perhubungan, Jl. Merdeka Barat 8, Jakarta.
16. dan lain-lain.
• Manajemen yang berorientasi pada kualitas
Manajemen Interlink selalu mengutamakan kualitas terhadap setiap produk dan jasa
yang ditawarkan pada pelanggan. Hal ini sesuai dengan yang telah disebutkan pada
misi Interlink yakni menujukkan performa yang baik yang memiliki arti bertanggung
jawab sepenuhnya kepada pelanggan. Melayani segmen pasar menengah dan
menengah ke atas yang relatif mengutamakan kualitas maka kualitas produk dan
jasa yang ada menjadi perhatian yang utama bagi Interlink.
77
Weakness (W)
• Kurangnya kegiatan promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan Interlink melalui Sales-Call atau Courtessy-Call
yakni dengan mengunjungi pelanggan oleh staff marketing/Travel-Consultant, pada
umumnya sasaran utamanya adalah perusahaan atau instansi/organisasi dan selama
ini sering mengandalkan publikasi perusahaannya melalui selebaran atau brosur
kemudian dikirim via pos atau fax ke klien. Kegiatan promosi lainnya adalah iklan di
koran “Kompas” atau melalui iklan bersama (konsorsium) dengan agen travel lainnya
atau maskapai penerbangan, namun kegiatan ini dapat terbilang relatif jarang
dilakukan. Sehingga walaupun sudah cukup lama berdiri, nama Interlink belum
begitu dikenal oleh masyarakat luas.
• Proses bisnis masih berlangsung secara konvensional
Selama ini Interlink masih bersifat konvesional, baik dalam kegiatan pemasaran
ataupun penjualannya. Interlink masih mengandalkan telepon dan e-mail dalam
pelayanan terhadap konsumennya.
• Jangkauan pemasaran dan penjualan yang relatif kecil
Dengan kurangnya bentuk kegiatan bentuk promosi dan tidak didukung oleh
teknologi Internet maka jangkauan pasarnya masih relatif kecil, yakni hanya yang
berada di sekitar daerah kantor Interlink dan rekanan perusahaan yang telah
menjalin kerjasama dengan Interlink Jakarta. Dengan kecilnya jangkauan pemasaran
maka penjualan juga tidak akan maksimal.
• Tidak memanfaatkan perkembangan IT dengan maksimal
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, proses bisnis Interlink sampai sekarang
ini masih berlangsung secara konvensional, padahal kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya teknologi Internet sudah cukup maju. Banyak perusahaan
78
sejenis yang telah didukung oleh teknologi Internet mulai dari penjualan ataupun
hanya sebatas pemasarannya saja.
• Inovasi produk dan jasa yang relatif rendah
Perusahaan Interlink Jakarta memiliki banyak pilihan produk dan jasa. Produk dan
jasa yang ditawarkan tergolong lengkap, akan tetapi banyak industri sejenis yang
memiliki kesamaan dalam penawaran produk dan jasa tersebut, seperti penjualan
tiket, menyediakan peket tour baik dalam maupun luar negeri, dan sebagainya.
Dalam kondisi pertumbuhan industri yang cepat serta persaingan dengan industri
sejenis, inovasi akan produk dan jasa akan memberikan keunggulan kompetitif
tersendiri bagi Interlink.
3.6.2 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT. Interlink
Sama halnya dengan faktor-faktor Internal, Faktor-faktor eksternal ini didapatkan
dari hasil interview dengan direktur Interlink. Berikut faktor-faktor tersebut :
Tabel 3.4 Faktor-faktor Ancaman (Threats) bagi Interlink
Meningkatnya commission free karena penjualan tiket on-line oleh maskapai
penerbangan tertentu
T1
Persaingan dengan perusahaan sejenis yang semakin tinggi T2
Meningkatnya ancaman terorisme pada negara-negara tertentu T3
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil T4
Terjadinya bencana alam di berbagai wilayah Indonesia dan beberapa negara di
dunia
T5
79
Tabel 3.5 Faktor-faktor Peluang (Opportunities) bagi Interlink
Maraknya negara-negara yang gencar mempromosikan negaranya menjadi objek
wisata
O1
Target pasar meningkat O2
Meningkatnya Iklim perdagangan Internasional O3
Peningkatan daya tarik masyarakat terhadap teknologi Informasi O4
Isu kebijakan pemerintah menghapuskan fiskal luar negeri O5
Keterangan :
Threats (T)
• Meningkatnya commission free karena penjualan tiket on-line oleh maskapai
penerbangan tertentu
Sekarang ini jika konsumen ingin memesan dan membeli tiket pesawat, sudah dapat
dilakukan secara on-line. Pelayanan tersebut telah diperkenalkan oleh beberapa
maskapai penerbangan national carrier seperti Adam Air, Garuda Indonesia, dan Lion
Airlines. Melalui Internet memungkinkan maskapai/supplier langsung berhubungan
dengan klien (calon pengguna jasa/penumpang) untuk booking maupun customer
service yang lebih baik dan cepat. Seperti yang pernah disinggung pada analisis
Porter, bahwa era commission free sudah mulai merambah ke industri perjalanan
wisata dan hampir semua biro wisata/agen penjualan tiket pendapatannya
tergantung dari commission fee. Jelas dengan adanya sistem penjualan on-line ini,
sistem komisi otomatis hilang. Trend penjualan tiket di Internet kini makin populer
karena jauh lebih mudah daripada cara konvensional. Langkah ini ditempuh, tidak
lain untuk mempertahankan eksistensinya serta perusahan penerbangan harus
berlomba menyediakan kemudahan (agar dapat besaing dan bertahan).
80
• Meningkatnya ancaman terorisme pada negara-negara tertentu
Terorisme masih menjadi kekhawatiran utama, terhitung sejak terjadinya peristiwa
megateror "Serangan 11 September" empat tahun lalu, aksi terorisme seakan tidak
pernah berhenti mengusik kehidupan umat manusia di dunia. Sebut saja, kejadian
terorisme di Indonesia, Thailand, Filipina, Sri Lanka, Nepal, Inggris, dan negara
lainnya, telah membuat masyarakat global hidup tidak tenang. Aksi terorisme juga
telah melumpuhkan sejumlah aktivitas industri di berbagai tempat. Misalnya, akibat
penetapan kebijakan travel warning di sejumlah negara, banyak industri pariwisata
bangkrut karena minimnya jumlah pengunjung yang berwisata. Akibat lainnya, aksi
tersebut telah membuat sejumlah masyarakat jadi paranoid. Masyarakat dihinggapi
berbagai macam ketakutan, seperti takut berpergian jauh, takut naik bus, takut
menumpang pesawat terbang, dan takut menginap di hotel.
• Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil
Indonesia saat ini masih menghadapi kelima tantangan dalam upaya meningkatkan
perekonomian, yaitu pengangguran, investasi di sumber daya alam, inflasi,
keamanan, dan daya saing di tingkat regional. Kondisi perekonomian yang tidak
stabil di Indonesia akan memiliki dampak yang cukup besar pada bisnis ini. Jika
tingkat perekonomian negara menurun maka masyarakat yang tinggal di negara
tersebut juga akan terkena imbasnya, dengan tingkat kesejahteraan masyarakat
menurun hal ini akan mengakibatkan berkurangnya jumlah konsumen yang akan
melakukan perjalanan domestik ataupun luar negeri.
81
Gambar 3.3 Pertumbuhan ekonomi Indonesia Maret 2005 – Maret 2007
(Sumber : http://www.bi.go.id, 23 Oktober 2007)
• Persaingan dengan perusahaan sejenis yang semakin tinggi
Sekarang ini pemain travel di Jakarta sendiri ada sekitar seribu empat ratusan dan
yang besar ada tiga puluhan lebih seperti Bayu Buana, Smailing, Anta, Wita , Avia
Best tour, Dwi Daya, Golden Rama, dan sebagainya, sehingga industri ini memiliki
tingkat persaingan yang tinggi. Pasar bisnisnya terdapat banyak penjual dan banyak
pembeli dan untuk masuk dalam industri ini tidak terdapat adanya hambatan yang
relatif besar. Selain itu, Produk jasa yang ditawarkan di antara perusahaan-
perusahaan tersebut juga relatif sama. Dengan demikian setiap konsumen bebas
melakukan perbandingan harga dan kualitas sebelum terlebih dahulu melakukan
pembelian.
• Terjadinya bencana alam di berbagai wilayah Indonesia dan beberapa negara di
dunia
Bencana alam merupakan momok yang menakutkan bagi industri pariwisata.
Kemunculannya dapat mematikan jantung industri ini, setidaknya dalam jangka
pendek dikarenakan infrastruktur yang rusak, banyaknya warga yang mengungsi
serta ketakutan akan terjadinya bencana alam susulan. Dewasa ini beberapa negara-
82
negara di dunia dilanda oleh bencana alam; gempa bumi di kawasan Asia yang di
ikuti oleh peringatan isu tsunami, angin ribut dan banjir di RRC, sebagian kawasan
Eropa dan Amerika, dan yang paling terbaru adalah adanya gelombang panas yang
melanda kawasan Amerika dan Eropa. Hal-hal tersebut akan menciptakan kesan
negatif yang membuat wisatawan takut untuk berpergian serta mengurungkan
niatnya untuk melakukan perjalanan.
Opportunities (O)
• pangsa pasar meningkat karena besarnya pasar yang dapat dijangkau
Pangsa pasar di Indoneisa dapat dibilang bertambah karena sekarang banyaknya low
cost carrier seperti Air Asia, Adam Air, Lion Air, dan sebagainya, sehingga yang
dulunya naik kereta atau bus sekarang mereka akan naik pesawat karena harga
relatif tidak berbeda jauh, sedangkan waktu tempuhnya sangat jauh berbeda.
Misalnya saja, jika kita naik kereta api jurusan Jakarta-Solo ditempuh dengan waktu
8-10jam, maka dengan pesawat dapat ditempuh hanya sekitar 55 menit dengan
harga tiket yang tidak jauh berbeda, hanya terpaut kurang lebih Rp.50 ribuan
(khusus maskapai yang low cost carrier). Pasar Indonesia juga tergolong cukup
besar, negara Indonesia memiliki puluhan provinsi, belasan ribu pulau, dan beragam
suku bangsa. Potensi ini sangat besar untuk dikembangkan dalam industri
pariwisata. Karena setidaknya di Indonesia sendiri memiliki banyak tempat yang
dapat dikunjungi oleh para wisatawan domestik.
• Iklim perdagangan internasional yang semakin kuat
Iklim perdangangan dunia sekarang ini telah masuk dalam era perdagangan bebas
(globalisasi), banyak negara menjadi lebih terbuka dengan melakukan kerjasama
dengan negara lainnya. Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan
perdagangan internasional, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan barang dan
83
jasa dalam negeri, adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi, keinginan memperoleh
keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara, serta keinginan menjalin
hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
• Rencana kebijakan pemerintah menghapuskan fiskal luar negeri
Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di depan DPR-RI yang akan
menghapus kebijakan fiskal luar negeri tahun 2010 bukanlah isu baru karena
penghapusan fiskal luar negeri telah lama diwacanakan pemerintah. Di kawasan
ASEAN tinggal Indonesia yang masih menerapkan pungutan fiskal. Fiskal luar negeri
yang besarnya Rp 200 ribu - Rp 1 juta per orang selama ini sering memberatkan
masyarakat yang ingin berlibur ke luar negeri, khususnya bagi masyarakat yang
finansialnya terbatas. Kebijakan menghapus fiskal akan berimbas positif pada industri
penerbangan dan perusahaan jasa layanan wisata. Alasannya, kebijakan tersebut
berpeluang besar meningkatkan lalu lintas penerbangan internasional dan
pemesanan paket-paket tour ke mancanegara.
• Maraknya negara-negara yang gencar mempromosikan negaranya menjadi objek
wisata
Dapat dilihat di beberapa iklan baik di media cetak ataupun di elektronik sekarang ini
beberapa negara gencar mempromosikan negaranya sebagai objek wisata. Contoh
beberapa negara tersebut di antaranya “Amazing Thailand”, atau kita sering
mendengar slogan yang berbunyi “Malaysia, Truly Asia”, menyusul Singapura dengan
“Uniquely Singapore” dan Korea Selatan (Soul of Asia) yang memakai “Rain” aktor
kenamaan Korsel sebagai bintang iklannya agar menjadi daya tarik tersendiri untuk
mengunjungi Korsel. Pada tahun 2008 Indonesia juga akan menyusul negara-negara
tersebut mempromosikan pariwisata Indonesia melalui “Visit Indonesia 2008” dengan
84
mengadakan lebih dari 100 event yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia
untuk menarik wisatawan.
• Peningkatan daya tarik masyarakat terhadap teknologi informasi
Pada akhir 2006, jumlah pengguna Internet di Indonesia mencapai 18 juta orang.
Menurut Dirut PT.Telkom, Arwin Rasyid, dengan jumlah pengguna Internet sebesar
18 juta, pengguna Internet di Indonesia menjadi yang terbesar di kawasan Asia.
pengguna Internet di Indonesia menjadi yang terbesar di kawasan Asia, sedangkan
kawasan Asia sendiri merupakan pengguna Internet terbesar di dunia, yakni sebesar
37% dari jumlah seluruh pengguna Internet di dunia. Kemajuan akan pentingnya
teknologi informasi di Indonesia salah satunya dapat dilihat dengan adanya iklan di
televisi mengenai “Telkom Goes to School, membantu mencerdaskan Anak
Indonesia”.
Gambar 3.4 World Internet Users sampai dengan Juni 2007 (Sumber : http://www.internetworldstats.com/stats.htm, 27 Oktober 2007)
85
3.6.3 Matriks EFI dan EFE PT. Interlink
Matriks ini diperoleh dari evaluasi faktor-faktor Internal dan Eksternal. Faktor-faktor
yang telah didapatkan baik Internal maupun eksternal dan pilihan-pilihan, skala dan prioritas
yang didapatkan melalui interview dengan direktur Interlink telah lengkap, maka tahap
berikutnya adalah menginput data tersebut untuk kemudian dihitung dengan menggunakan
metode perbandingan berpasangan dan normalisasi.
Perusahaan akan memiliki posisi internal yang kuat dan respon yang baik terhadap
peluang dan ancaman apabila memiliki nilai berada di atas rata-rata yakni 2,5.
Tabel 3.6 Matriks EFI
MATRIKS EFI
bobot peringkat nilai
Pilihan produk dan jasa yang lengkap dan beragam S1 0,1 4 0,4
Interlink telah berpengalaman dalam industri Tours & Travel S2 0,13 4 0,52
Penawaran harga yang bersaing S3 0,12 3 0,36
Manajemen yang berorientasi pada kualitas S4 0,11 3 0,33
Memiliki reputasi baik dan kepercayaan pelanggan S5 0,1 4 0,4
Kurangnya kegiatan promosi W1 0,09 1 0,09
Jangkauan pemasaran dan penjualan relatif kecil W2 0,11 1 0,11
Inovasi produk dan jasa yang relatif rendah W3 0,08 2 0,16
Proses bisnis masih berlangsung secara konvensional W4 0,1 1 0,1
Tidak memanfaatkan perkembangan IT dengan maksimal W5 0,07 2 0,14
Total 1 2,61
Keterangan : peringkat 1 = kelemahan besar
Peringkat 2 = kelemahan kecil
Peringkat 4 = kekuatan besar
Peringkat 3 = kekuatan kecil
86
Tabel 3.7 Matriks EFE
MATRIKS EFE
bobot peringkat nilai
Meningkatnya commission free karena penjualan tiket on-line oleh maskapai
penerbangan tertentu
T1 0,11 4 0,44
Persaingan dengan perusahaan sejenis yang semakin tinggi T2 0,1 4 0,4
Meningkatnya ancaman terorisme pada negara-negara tertentu T3 0,1 2 0,2
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil T4 0,1 3 0,3
Terjadinya bencana alam di berbagai wilayah Indonesia dan beberapa
negara di dunia
T5 0,11 3 0,33
Maraknya negara-negara yang gencar mempromosikan negaranya menjadi
objek wisata
O1 0,1 4 0,4
Target pasar meningkat O2 0,14 3 0,42
Meningkatnya Iklim perdagangan Internasional O3 0,1 2 0,2
Peningkatan daya tarik masyarakat terhadap teknologi Informasi O4 0,08 2 0,16
Isu kebijakan pemerintah menghapuskan fiskal luar negeri O5 0,08 2 0,16
Total 1 3,01
Keterangan : peringkat 4 = respon luar biasa
Peringkat 3 = respon di atas rata-rata
Peringkat 2 = respon rata-rata
Peringkat 1 = respon jelek
Total nilai yang dibobot tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan yang
terendah adalah 1,0. Rata-rata nilai yang dibobot adalah 2,5. Dan Total nilai EFI yang
didapatkan oleh perusahaan adalah sebesar 2,61, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki posisi internal yang cukup baik (di atas 2,5). Sedangkan untuk total nilai EFE
sebesar 3,01, ini mengindikasikan bahwa perusahaan memberikan respon yang sangat baik
terhadap peluang-peluang dan ancaman yang ada dalam industri atau dengan kata lain,
strategi perusahaan secara efektif memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalkan
pengaruh negatif dari ancaman eksternal.
87
3.6.4 Matriks Profil Kompetitif (CPM) PT. Interlink
Matriks CPM mengidentifikasi pesaing utama serta kekuatan dan kelemahannya.
Interlink memiliki banyak pesaing, namun yang menjadi pesaing terdekatnya yakni Smailing
tours & Travel dan Panorama Tours.
Tabel 3.8 Competitive Profile Matrix (CPM)
Interlink Tours & Travel Smailing Tours & Travel Panorama Tours faktor penentu
keberhasilan bobot
peringkat nilai Peringkat Nilai Peringkat nilai
Iklan 0.20 1 0.2 3 0.6 2 0.4
Penjualan 0.20 2 0.4 4 0.8 3 0.6
Daya saing harga 0.10 3 0.3 3 0.3 3 0.3
Manajemen 0.05 3 0.15 3 0.15 3 0.15
Loyalitas pelanggan 0.10 4 0.4 4 0.4 4 0.4
Pangsa pasar 0.15 2 0.3 3 0.45 3 0.45
Kualitas produk 0.10 4 0.4 4 0.4 4 0.4
pengalaman 0.10 4 0.4 4 0.4 4 0.4
TOTAL 1 2.55 3.5 3.1
Keterangan : peringkat 4 = kekuatan besar
Peringkat 3 = kekuatan kecil
Peringkat 2 = kelemahan kecil
Peringkat 1 = kelemahan besar
Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa Interlink memiliki total nilai 2,55
sedangkan pesaingnya masing-masing Smailing Tours & Travel dan Panorama Tours
memperoleh nilai 3,5 dan 3,1. Terlihat bahwa posisi Interlink berada di bawah para
pesaingnya.
88
3.7 Analisis Tahap Pencocokan
3.7.1 Matriks IE (Internal-Eksternal) PT. Interlink
Hasil dari evaluasi faktor Internal (IFE) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
sebelumnya dapat dihubungkan ke dalam Matriks IE sebagai tahap pencocokan dari
kerangka perumusan strategi. Nilai IFE yang diperoleh adalah 2,61 dan EFE sebesar 3,01.
Maka perinciannya dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 3.5 Matriks IE Interlink
Dari gambar di atas terlihat bahwa Interlink berada pada sel II, sehingga perusahaan
tergolong perusahaan yang memiliki posisi internal yang sedang dan posisi eksternal yang
tinggi atau dengan kata lain perusahaan sedang mengalami pertumbuhan dan membangun
untuk menjadi perusahaan yang terbaik. Perusahaan dapat menggunakan strategi intensif
yakni dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk dapat digunakan dalam rangka
mendukung proses tersebut. Penulis menyarankan strategi tersebut dengan
mempertimbangkan kondisi Interlink.
89
3.7.2 Matriks TOWS PT. Interlink
Strengths (S)
1. Pilihan produk dan jasa
yang lengkap dan beragam
2. Interlink telah
berpengalaman dalam
industri
3. Memiliki reputasi baik dan
kepercayaan pelanggan
4. Penawaran harga yang
bersaing
5. Manajemen yang
berorientasi pada kualitas
Weakness (W)
1. Kurangnya kegiatan promosi
2. Jangkauan pemasaran dan
penjualan relatif kecil
3. inovasi produk dan jasa
yang relatif rendah
4. proses bisnis masih
berlangsung secara
konvensional
5. Tidak memanfaatkan
perkembangan IT dengan
maksimal
Opportunities (O)
1. Maraknya negara-negara yang
gencar mempromosikan
negaranya menjadi objek
wisata
2. Target pasar meningkat
3. Meningkatnya Iklim
perdagangan Internasional
4. Peningkatan daya tarik
masyarakat terhadap teknologi
Informasi
5. Isu kebijakan pemerintah
menghapuskan fiskal luar
negeri
Strategi SO
1. Mempertahankan kualitas
dan kepercayaan pelanggan
untuk mencapai penetrasi
pasar yang lebih dalam (S1,
S3, S5, O2)
2. Menawarkan lebih banyak
Lagi layanan paket tour ke
negara / daerah wisata
yang sedang diminati
dengan kualitas baik dan
harga bersaing
(pengembangan produk)
(S1,S4,S5,O1,O5,O3)
Strategi WO
1. Meningkatkan promosi
produk dan jasa Interlink
untuk menjangkau pasar
yang lebih luas (W1,W2, O2)
2. Mulai memanfaatkan
kemajuan IT untuk
mendukung pemasaran dan
penjualan konvensional, dan
dapat merampingkan biaya
pemasaran (W3,W4,W5,04)
90
Threats (T)
1. Meningkatnya commission free
karena penjualan tiket on-line
oleh maskapai penerbangan
tertentu
2. Persaingan dengan
perusahaan sejenis yang
semakin tinggi
3. Meningkatnya ancaman
terorisme pada negara-negara
tertentu
4. Kondisi perekonomian
Indonesia yang tidak stabil
5. Terjadinya bencana alam di
berbagai wilayah Indonesia
dan beberapa negara di dunia
Strategi ST
1. mengkomunikasikan pada
pelanggan tentang produk
jasa Interlink yang selalu
memberikan kualitas yang
terbaik (S1,S5,S3,T2,T1)
2. menawarkan pilihan paket
hemat wisata pada
pelanggan (S1, S4, T4,T2)
3. menjalin kerjasama dengan
lembaga-lembaga sosial
domestik yang ingin
mengirimkan tim untuk
membantu korban bencana
alam (S2,S3,T5)
Strategi WT
1. memberikan diskon pada
event-event tertentu (W1,
T2)
2. memangkas produk jasa yang
yang tidak efektif diganti
dengan penawaran produk
jasa yang sedang diminati
pasar (W1, W3, T2)
Gambar 3.6 Matriks TOWS Interlink
Analisis dari matriks TOWS ini banyak didominasi pilihan strategi untuk
meningkatkan promosi dan pemasaran serta pengembangan produk untuk menyeimbangkan
dengan peluang dan ancaman yang ada. Namun dalam pelaksanaannya, Interlink dapat
mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi terlebih dulu dan melacak trend industri,
kompetisi dan pasar sekarang ini, dalam rangka menentukan strategi yang paling tepat.
91
3.7.3 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) PT. Interlink
Matriks strategi besar didasarkan atas dua dimensi penilaian, yakni posisi persaingan
dan pertumbuhan pasar. Untuk posisi persaingan, nilainya dapat dilihat dari matriks CPM
yang telah dibahas sebelumnya, yakni Interlink memiliki total nilai 2,55 sedangkan
pesaingnya masing-masing Smailing Tours & Travel dan Panorama Tours memperoleh nilai
3,5 dan 3,1. Yang berarti posisi bersaing Interlink lemah dibandingkan dua pesaingnya.
Untuk pertumbuhan industri pasar tours & travel tergolong dalam pertumbuhan pasar yang
cepat.
Gambar 3.7 Grand Strategy Matrix Interlink
Pada matriks strategi besar, Interlink berada pada kuadran II. Penulis menyarankan
perusahaan menerapkan strategi Intensif dengan menerapkan strategi penetrasi pasar dan
pengembangan produk, mengingat perusahaan berada pada pertumbuhan pasar yang cepat
dan persaingan dalam industri cukup tinggi.
92
3.7.4 Matriks SPACE PT. Interlink
Matriks SPACE ini merupakan alat pencocokan pada tahap 2. Terdiri dari kerangka
empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi agresif, konservatif, defensif, atau
kompetitif yang paling cocok untuk Interlink.
Berikut adalah matriks SPACE untuk perusahaan Interlink:
Tabel 3.9 Variabel-variabel serta peringkat pada Matriks SPACE Keunggulan kompetitif (CA) peringkat
• Interlink memiliki pilihan produk jasa yang lengkap. • Interlink telah berdiri selama kurang lebih 25 tahun dalam industri
ini. • Biro wisata menjadi semakin kompetitif
-2 -2 -6 -10
Stabilitas Lingkungan (ES) peringkat • Peraturan pajak negara yang tidak kondusif karena adanya
perbedaan interpretasi dasar/objek kena pajak. • PERDA Jakarta yang kontra produksi karena banyaknya aturan-
aturan yang menyulitkan bagi perusahaan Tours & Travel. • Laju inflasi tahunan tercatat sebesar 5,77%, lebih kecil dari tahun
sebelumnya
-5
-6
-3
-14
Kekuatan Keuangan (FS) peringkat • Interlink hanya mengalami break even selama 3 tahun terakhir ini. • Penjualan tahun 2007 sampai bulan September meningkat 20%
dibanding tahun sebelumnya.
1 3 4
Kekuatan Industri (IS) peringkat
• Peraturan pemerintah Indonesia sangat mendukung industri ini • Hambatan untuk masuk dalam industri ini relatif kecil, sehingga
mudah memasuki industri ini • Dalam penghargaan The World's Best 2007 versi majalah Travel
and Leisure, Bali dinobatkan sebagai pulau terbaik di dunia, sehingga potensi pertumbuhan wisata di Indonesia berpeluang cukup tinggi.
• Dilincurkannya portal terbaru produk pariwisata Asean www.VisitAsean.travel sebagai sarana promosi yang sangat berharga bagi biro perjalanan wisata atau agen perjalanan untuk menciptakan kebutuhan paket pariwisata.
5 2 3 4
14
Sumber : Interlink
93
Keterangan : Untuk variabel FS dan IS diberi range nilai mulai: Nilai +1 = terburuk
Nilai +6 = terbaik Untuk variabel CA dan Es diberi range nilai mulai: Nilai -1 = terbaik Nilai -6 = terburuk PERHITUNGAN Rata-rata CA : -10 : 3 = -3.33
Rata-rata ES : -14 : 3 = -4.67
Rata-rata IS : 14 : 4 = 3.5
Rata-rata FS : 4 : 2 = 2
Koordinat sumbu x = CA + IS = (-3.33) + 3.5 = 0.17
Koordinat sumbu y = ES + FS = (-4.67) + 2 = -2.67
Gambar 3.8 Matriks SPACE Interlink
Dari hasil analisis SPACE di atas didapatkan bahwa vektor arah dari perusahaan
Interlink berada pada kanan bawah yang berarti berada pada kuadran kompetitif (bersaing).
Strategi yang dapat dterapkan dalam kuadran kompetitif antara lain integrasi ke belakang, ke
depan dan horisontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar; pengembangan produk; dan
usaha patungan. Dari beberapa pilihan strategi tersebut, penulis menyarankan strategi
94
penetrasi pasar dan pengembangan produk, hal ini juga berdasarkan analisis yang telah
dilakukan sebelumnya dengan beberapa alat evaluasi yang berbeda, dua strategi tersebut
adalah yang paling dominan.
3.8 Analisis Tahap keputusan: Quantitave Strategic Planning Matrix (QSPM) PT.
Interlink
Keseluruhan hasil dari teknik dalam kerangka perumusan strategi yang telah
dilakukan dari tahap masukan sampai dengan tahap pencocokan memiliki ringkasan yakni:
1. Tahap masukan
Matriks EFE dan EFI
Pada Evaluasi Faktor Internal (EFI) Interlink memiliki posisi internal yang cukup
kuat dengan total nilai EFI sebesar 2,61 dan untuk Evaluasi Faktor Eksternal
sebesar 3,01. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan memberikan
respon yang sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam
industri.
Matriks CPM
Hasil dari perhitungan matriks Competitive Profile diketahui bahwa posisi
Interlink berada di bawah kedua pesaing utamanya.
2. Tahap Pencocokan
Matriks IE
Dengan menggunakan hasil yang telah diperoleh dari tahap masukan maka pada
matriks IE didapatkan bahwa posisi Interlink berada pada sel II yang berarti
Interlink merupakan perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan dan
membangun.
95
Matriks TOWS
Analisis dari matriks TOWS ini banyak didominasi oleh usaha untuk
meningkatkan pasar dan mengembangkan produk untuk menyeimbangkan
dengan peluang dan ancaman yang ada.
Matriks Grand Strategy
Interlink berada pada kuadran II pada matriks strategi besar, didapatkan dari
posisi bersaing interlink yang lemah sedangkan pertumbuhan pasarnya tergolong
cepat.
Matriks SPACE
Dari hasil analisis SPACE berada pada kuadran kompetitif (bersaing) dengan
koordinat sumbu x = 0,17 dan koordinat sumbu y = -2,67.
Dari keseluruhan analisis yang telah dilakukan pada tahap pencocokan maka
didapatkan dua alternatif yang paling dominan bagi PT.Interlink yakni:
strategi penetrasi pasar (meningkatkan pasar untuk produk/jasa saat ini
melalui upaya pemasaran yang lebih besar).
strategi pengembangan produk (strategi untuk meningkatkan penjualan
dengan memperbaiki atau memodifikasi produk/jasa saat ini).
penulis menyarankan dua strategi alternatif tersebut dikarenakan:
Interlink berada pada pertumbuhan pasar yang cepat dan posisi
bersaing yang lemah.
Interlink juga bersaing dalam satu industri yang memiliki perkembangan
teknologi yang cepat.
Interlink selama ini masih kurang dalam melakukan kegiatan promosi,
sehingga dengan penetrasi pasar diharapkan pangsa pasar interlink
96
dapat meningkat. Karena Strategi penetrasi pasar berarti usaha untuk
meningkatkan publisitas Interlink (promosi) pada pasar untuk
meningkatkan penjualan.
Tahap Keputusan
Tahap ini untuk menentukan strategi alternatif yang paling baik, dalam hal ini
antara penetarsi pasar dan pengembangan produk. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 QSPM Interlink STRATEGI-STRATEGI ALTERNATIF
Penetrasi Pasar Pengembangan produk
Faktor-faktor kunci bobot AS TAS AS TAS
Opportunities (O) 1. Maraknya negara-negara yang
gencar mempromosikan negaranya menjadi objek wisata
0,1
3
0,3
4
0,4
2. Target pasar meningkat
0,14 4 0,56 3 0,42
3. Meningkatnya Iklim perdagangan Internasional
0,1 2 0,2 3 0,3
4. Peningkatan daya tarik masyarakat terhadap teknologi Informasi
0,08 4 0,32 2 0,16
5. Isu kebijakan pemerintah menghapuskan fiskal luar negeri
0,08 4 0,32 2 0,16
Threats (T) 1. Meningkatnya commission free
karena penjualan tiket on-line oleh maskapai penerbangan tertentu
0,11
2
0,22
3
0,33
2. Persaingan dengan perusahaan sejenis yang semakin tinggi
0,1 3 0,3 4 0,4
3. Meningkatnya ancaman terorisme pada negara-negara tertentu
0,1 1 0,1 2 0,2
4. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil
0,1 3 0,3 2 0,2
5. Terjadinya bencana alam di berbagai wilayah Indonesia dan beberapa negara di dunia
0,11 1 0,11 2 0,22
97
1,0 Strengths (S) 1. Pilihan produk dan jasa yang
lengkap dan beragam
0,1
3
0,3
4
0,4
2. Interlink telah berpengalaman dalam industri
0,13 3 0,39 1 0,13
3. Memiliki reputasi baik dan kepercayaan pelanggan
0,1 2 0,2 3 0,3
4. Penawaran harga yang bersaing
0,12 3 0,36 2 0,24
5. Manajemen yang berorientasi pada kualitas
0,11 2 0,22 3 0,33
Weakness (W) 1. Kurangnya kegiatan promosi
0,09
4
0,36
2
0,18
2. Jangkauan pemasaran dan penjualan relatif kecil
0,11 4 0,44 1 0,11
3. inovasi produk dan jasa yang relatif rendah
0,08 1 0,08 2 0,16
4. proses bisnis masih berlangsung secara konvensional
0,1 3 0,3 1 0,1
5. Tidak memanfaatkan perkembangan IT dengan maksimal
0,07 3 0,21 1 0,07
1,0
Jumlah Total Nilai Daya Tarik
5,59
4,81
Keterangan : AS = Nilai Daya Tarik; TAS = Total Nilai Daya Tarik Nilai Daya Tarik : 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = wajar menarik 4 = sangat menarik
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah total nilai daya tarik (TAS) untuk
strategi penetrasi pasar memiliki total daya tarik sebesar 5,59 sedangkan untuk strategi
pengembangan produk sebesar 4,81. Jumlah total nilai daya tarik sebesar 5,59 menunjukkan
bahwa strategi penetrasi pasar merupakan strategi yang lebih menarik bagi Interlink jika
dibandingkan dengan pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah usaha meningkatkan
98
pangsa pasar produk jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar, dan salah
satunya dapat dilakukan dengan merancang sebuah situs web bagi interlink untuk
mendukung sistem pemasaran dan penjualan produk jasanya.
3.9 Analisis Kebutuhan PT.Interlink Tours & Travel Jakarta
3.9.1 Tahap 1 : Framing the market opportunity
1. Investigate opportunity in an existing or New Value System
Peluang yang terdapat pada sistem yang baru antara lain:
• Pengguna Internet yang meningkat karena peran Internet yang semakin strategis serta
infrastruktur IT di Indonesia yang mulai berkembang
Jaringan Internet mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga
informasi, berbagai jenis dan dalam berbagai bentuk dapat dikomunikasikan antar 6
belahan dunia secara instan dan global. Teknologi informasi telah membuka mata dunia
akan sebuah peluang baru, interaksi baru, market place baru, dan sebuah jaringan bisnis
dunia yang tanpa batas.
Trend Internet marketing di Asia khususnya ASEAN saat ini sedang meningkat,
terutama Indonesia. Menurut data statistik terakhir, total pengguna Internet dunia
adalah 1,114,274,426 orang, dan populasi terbesar adalah dari Asia (398,709,065
orang) bukan dari Amerika. Pertumbuhan terbesar adalah dari Indonesia dalam 6 tahun
terakhir, yaitu 900%. Dan yang perlu diperhatikan adalah tingkat penetrasi Internet di
Indonesia adalah masih sangat rendah, yaitu hanya 8,9%.
99
ASEAN Population ( 2007 Est.)
Internet Users,
(Year 2000)
Internet Users,
Latest Data
Penetration(%
Population)
(%) Users in Asia
Use Growth ( 2000-2007 )
Brunei Darussalem 403,500 30,000 165,600 41.0 % 0.0 % 452.0 %
Cambodia 15,507,538 6,000 44,000 0.3 % 0.0 % 633.3 % Indonesia 224,481,720 2,000,000 20,000,000 8.9 % 4.4 % 900.0 % Laos 5,826,271 6,000 25,000 0.4 % 0.0 % 316.7 % Malaysia 28,294,120 3,700,000 14,904,000 52.7 % 3.2 % 302.8 % Myanmar 54,821,470 1,000 300,000 0.5 % 0.1 % 29,900.0 % Philippines 87,236,532 2,000,000 14,000,000 16.0 % 3.0 % 600.0 % Singapore 3,654,103 1,200,000 2,421,800 66.3 % 0.5 % 101.8 % Thailand 67,249,456 2,300,000 8,465,800 12.6 % 1.8 % 268.1 % Vietnam 85,031,436 200,000 17,220,812 20.3 % 3.7 % 8,510.4 %
Gambar 3.9 ASEAN Internet Usage and Population updated September 2007 (Sumber : http://www.internetworldstats.com/stats3.htm#asia,27 Oktober 2007)
Potensi pertumbuhan di Indonesia adalah sangat sangat besar. Angka 900% ini
dapat menggelembung lebih besar lagi, karena penetrasi pengguna Internet di Indonesia
baru 8,9%. Dengan didorong oleh makin murahnya tarif Internet di Indonesia, dan
makin baiknya infrastruktur Internet di Indonesia, contohnya: Telkom speedy
mengeluarkan tarif baru yang lebih murah sejak 1 April 2007 dan berbagai faktor
pendukung lainnya seperti makin banyaknya pilihan untuk akses internet dari dial-up,
ADSL, Wifi, kabel, GPRS, 3G, dan lainnya. Dapat kita lihat bahwa Indonesia berada pada
posisi yang sangat strategis.
Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat,
perusahaan/industri baik swasta maupun pemerintah. Hadirnya Internet telah
menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya
sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha atau lembaga lainnya.
100
• Maraknya penggunaan Internet sebagai sarana pemasaran dan penjualan baik produk
maupun jasa karena keinginan masyarakat akan informasi yang akurat, cepat dan mudah
diakses
Internet memiliki berbagai manfaat dan fungsi, menurut penulis yang paling
menonjol dari semua fungsi tersebut adalah sebagai media yang sangat efektif yang
dapat digunakan oleh perusahaan sebagai sarana publikasi non-stop 24 jam sehari dan 7
hari seminggu, tentang produk dan jasa maupun informasi lain yang tidak dapat diakses
melalui media massa lainnya seperti televisi, radio, majalah dan surat kabar.
Internet telah mengubah pola persaingan di antara banyak perusahaan karena
dapat menciptakan peluang strategi yang baru bagi suatu perusahaan. Memungkinkan
perusahaan untuk selalu memberikan informasi terbaru mengenai produk jasa yang
ditawarkan, membantu meningkatkan dan menjaga hubungan dengan pelanggan, serta
berita-berita lainnya yang bukan hanya berkaitan dengan perusahaan tetapi juga berita
yang berkaitan dari lingkungan industri. Selain itu, pemasaran on-line juga akan
membantu mengefisiensikan biaya promosi dan komunikasi (seperti biaya iklan,
pencetakan brosur dan sebagainya) serta menjangkau pasar yang lebih luas
dibandingkan dengan pemasaran yang dilakukan secara konvensional.
Berdasarkan perhitungan dari Pengelola Nama Domain Internet Indonesia
(Pandi), sampai bulan Juni 2007 terdapat 38.461 nama domain yang menggunakan .id.
Terdapat pertumbuhan lebih dari 50% dibandingkan dua tahun lalu ketika masih dikelola
Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) dengan pertambahan sebanyak
18.000 domain. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
101
Tabel 3.11 Tabel Persentase domain name sampai dengan Juni 2007
Domain Jumlah Persentase
.co.id 17.552 buah 48%
.web.id 8.814 buah 24%
.or.id 5.942 buah 16%
.sch.id 1.533 buah 4%
.go.id 1.461 buah 4%
.mil.id 1.032 buah 3%
.net.id 266 buah 1%
.war.net 108 buah 1%
Sumber : Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) – 27 Oktober 2007
2. Identify unmet or underserved customer needs
Proses bisnis Perusahaan Interlink
Sistem penjualan yang berjalan selama ini di PT. Interlink Tours and Travel Jakarta
adalah sistem konvensional, konsumen datang ke kantor Interlink bertemu dengan Staff
Interlink bagian Front Liner sesuai dengan keperluan konsumen tersebut. Atau konsumen
juga dapat menanyakan informasi dan melakukan pembelian melalui media telepon.
Transaksinya dapat dilakukan dengan transfer ataupun Cash on delivery (COD) melalui
messanger.
102
konsumen
Memberi informasi yang diinginkan
Confirm pemesanan tiket/hotel/tour confirm & booking
pembayaran
Tiket, voucher, dll
KONSUMEN KONFIRMASI LANGSUNG KE KANTOR INTERLINK
konsumen
Tanya informasi melalui telpatau confirm pemesanan
Memberi informasi yang diinginkan
confirm & booking
$
Bank
$
accounting & Finance
accounting & Finance
messanger
transferTiket, voucher.
dll
COD
KONSUMEN KONFIRMASI MELALUI TELEPON
Interlink’s staff
Interlink’s staff
Computer
Computer
Pihak ketiga:- ABACUS- agen voucher hotel
Pihak ketiga:- ABACUS- agen voucher hotel
Gambar 3.10 Gambaran Proses Bisnis Interlink
Sumber : Interlink (2007)
103
Kebutuhan customer yang belum terpenuhi
Keinginan masyarakat akan informasi yang akurat, cepat dan mudah diakses kapan
saja dan dimana saja
Menurut hasil dari kuesioner yang dibagikan, pelanggan menginginkan adanya
penyediaan informasi yang lengkap jika perlu tanpa mereka harus datang ke kantor.
Ada beberapa alasan, yakni :
– Jarak tempuh yang cukup jauh antara tempat tinggal dengan kantor Interlink
selain itu kemacetan kota Jakarta membuat mereka enggan keluar rumah hanya
sekedar untuk mendapatkan informasi.
– Customer yang memiliki mobilitas yang tinggi atau dengan kata lain adanya
keterbatasan waktu. Jam operasional kerja Interlink adalah 08.30-16.30 (senin-
jumat), dan pada hari sabtu hanya buka sampai pukul 13.00. Waktu tesebut
adalah jam kerja tidak terkecuali bagi customer yang bekerja kantoran. Dan
ketika mereka pulang kantor Interlink juga telah menutup kantornya. Waktu
yang tidak memungkinkan bagi customer dapat membuat mereka berpikir untuk
mencari agen travel lainnya.
Informasi mengenai produk jasa yang sudah ada ataupun yang terbaru yang
ditawarkan oleh Interlink
Tidak mungkin bagi customer untuk selalu menghubungi pihak Interlink
untuk mendapatkan informasi produk jasa apa saja yang ditawarkan Interlink dan
apakah ada penawaran terbaru dari Interlink. Sebuah pernyataan menyatakan
bahwa “pelanggan adalah raja”. Karena itu, Interlink lah yang harus aktif dan
memiliki inisiatif memberikan informasi tersebut kepada masyarakat/pelanggan
sebelum mereka bertanya.
104
Pertanyaan, keluhan, ataupun kritik dan saran atas produk jasa yang ditawarkan
ataupun layanan dari pihak Interlink sendiri yang diajukan oleh customer
Mendapatkan “feedback” atau respon dari pelanggan terhadap produk/jasa
ataupun layanan perusahaan adalah sebuah masukan yang sangat penting. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan mutu yang lebih baik agar tetap menjaga
competitive advantage dalam persaingan di industri. Oleh karenanya, hubungan
antara perusahaan dengan pelanggan menjadi faktor yang cukup penting bagi
keberhasilan sebuah perusahaan.
3. Determine Target Customer Segment (mengidentifikasi segmentasi pelanggan)
Interlink adalah perusahaan yang bergerak pada industri pariwisata. Sehingga tidak
ada batasan usia dalam, jenis kelamin, ras, agama, kebangsaan, dan sebagainya. Alasan
lainnya adalah bahwa kebutuhan dan keinginan konsumen untuk berpergian ke suatu
daerah wisata baik karena ingin liburan ataupun kepentingan lainnya terdapat pada
setiap individu.
Pendekatan segmentasi pasar berdasarkan :
Tabel 3.12 Variabel-variabel utama segmentasi pasar konsumen Interlink Geographics Wilayah DKI Jakarta, Indonesia
Demografis Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Bayi / infant sampai manula
Pria / wanita
Mencakup semua profesi
Psikografis Menengah dan menengah atas
Sumber : Interlink (2007)
105
4. Assess Resource Requirements to deliver the Offering
• Customer-Facing
Interlink termasuk perusahaan tour dan travel yang menawarkan pilihan produk jasa
yang beragam, alasannya adalah layanan Interlink tidak terbatas hanya pada
penjualan tiket pesawat melainkan juga penawaran berbagai pilihan paket-paket tour
hingga pengurusan bisnis bagi perusahaan dan pengurusan dokumen. Sampai
sekarang ini Interlink telah menjalin kerjasama dengan banyak travel agent di
daerah tujuan wisata yang telah memiliki pengalaman di bidangnya, antara lain :
China : Southsea Tour. China Wind, dan lain-lain.
Malaysia : BMC Tour, May Flower, dan lain-lain.
Amerika : ATS (American Travel Services), dan lain-lain.
Australia : ATM (Australia Travel Management), dan lain-lain.
New Zealand : Pasific Delight, dan lain-lain.
Eropa : Globus, dan lain-lain.
Korea : Arirang Travel, dan lain-lain.
Untuk lokal agen, nama-namanya antara lain:
Jawa - Bali : BIW (Bali Indah Wisata), dan lain-lain.
Khusus Bali : Pasific Tour, dan lain-lain.
Sumatera : Tigo Balai Tour, dan lain-lain.
dan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.
Selain di Jakarta Interlink juga memiliki kantor di Bandung, yakni di JL.Watsukencana
No.5-Bandung 40117. Keterangan yang didapatkan dari direktur Interlink, adalah bahwa
Interlink jarang memasang iklan baik di media cetak maupun elektronik. Hanya beberapa kali
saja di media cetak, yakni koran Kompas dan beberapa kali iklan bersama tour travel lainnya
106
(konsorsium). Selebihnya Interlink membagikan selebaran/brosur untuk pelanggan individu
dan untuk perusahaan mengirimkan selebaran/brosur via pos atau fax ke klien.
• Internal
Sumber daya manusia
Total Karyawan Interlink Jakarta berjumlah 14 orang. Banyak dari mereka
merupakan lulusan sekolah pariwisata/sekolah menengah ilmu pariwisata
(SMIP), beberapa juga dari Akademi Pariwisata Theresia di Jakarta dan ENHAI
di Bandung.
Evaluasi karyawan atau kegiatan-kegiatan yang berjalan sering diadakan
rapat/briefing setiap hari Sabtu (seminggu sekali), sedangkan untuk rapat
direksi diadakan kira-kira 3 bulan sekali. Dan untuk meningkatkan kemampuan
karyawan biasanya karyawan Interlink disertakan pada pelatihan-
pelatihan/training. Pelatihan biasanya diadakan oleh Airlines untuk pengenalan
produk baru dan sistem reservasi untuk group, FIT/perorangan, kode-kode
booking, dan lain sebagainya. Ada juga dari ABACUS yang mengadakan
pelatihan dan bersertifikat yang merupakan salah satu persyaratan/keharusan
bagi travel (min. 2 orang punya sertifikat) agar dapat menjadi member IATA/
International Air Transport Association. Jika pelatihan/training untuk karyawan
untuk meningkatkan kemampuan (marketing, customer service, dan lain-lain)
sering diadakan oleh ASITA (Asosiasi Travel Indonesia) tetapi dikenakan biaya.
Kemudian pelatihan lainnya adalah pelatihan yang diadakan oleh organisasi
independent seperti courses/kursus yang mengadakan pelatihan karyawan
dengan fee/biaya tertentu.
107
• Upstream
Seperti yang telah dijelaskan pada analisis PORTER, bahwa Interlink bekerja
sama dengan beberapa supplier dalam menyediakan produk jasanya. Adapun
suppier tersebut adalah ABACUS, MG Holiday dan AsianLink. Kerja sama
Interlink dengan ABACUS telah berjalan sejak sistem ABACUS ada yakni lebih
dari 20 tahun, sedangkan dengan MG Holiday dan Asianlink sekitar 10 tahun
lebih.
5. Asses Competitive, Technological, and Financial Attractiveness of Opportunity
i. Competitive Intensity
- Direct Competitor
Menurut Direktur Interlink dan analisis yang telah dibahas pada analisis
sebelumnya, Smailing Tours and Travel dan Panorama Tours adalah pesaing
utama Interlink untuk sekarang ini. Dalam industri ini dapat dibilang banyak
pesaing langsung dikarenakan banyaknya perusahaan tour dan travel yang
menawarkan produk jasa yang relatif sama dan tidak ada ikatan antara
customer dan perusahaan. Smailing dan Panorama dapat dibilang sebagai
pesaing utama karena letak kantornya yang berdekatan serta jenis
pemasaran memiliki kemiripan dengan Interlink, hanya saja saat ini mereka
mulai menggunakan teknologi Internet untuk mendukung promosi produk
jasanya, meskipun belum sebesar Bayu Buana Tours and Travel.
- Indirect Competitor
Pesaing tidak langsung dari Interlink yang bergerak dalam industri yang
sama namun memiliki penawaran produk dan jasa yang berbeda dan
berpotensi menjadi pengganti yakni kedutaan (embassy), kereta api, motel
dan villa, kapal laut dan penyewaan Mobil.
108
Gambar 3.11 Profil Kompetitor Interlink
ii. Technology Vulnerability
Kantor Interlink di Jakarta memiliki total jumlah komputer sebanyak 8 buah.
Dengan spefikasi sebagai berikut:
Software : Microsoft Windows
Hardware : Prosesor Intel Pentium IV
Memory : 512 MB RAM
Harddisk : 30 GB
dan keseluruhannya memiliki akses Internet.
iii. Financial
Menurut pimpinan Interlink penjualan tahun 2007 sampai pertengahan semester
dibandingkan tahun lalu mengalami kenaikan, namun karena biaya tetap dan
biaya variabelnya naik cukup significant laba yang didapatkan belum dapat
maksimal. Ditambahkannya selama 3 tahun ini Interlink hanya mengalami break
event. Jadi dapat dibilang bahwa kondisi keuangan Interlink kurang stabil untuk
saat ini.
109
Tabel 3.13 Total Sales PT.Interlink Tours & Travel Jakarta
Keterangan Year to date
(Januari-November 2007)
Last Year 2006
SALES INT.TICKET 3,632,959,372.96 1,898,574,304.34 DOM TICKET 6,228,289,969.00 1,992,004,933.82 INT.HOTEL 395,964,430.94 296,982,773.20 DOM.HOTEL 235,743,041.00 144,791,290.00 INT.TOUR 351,708,291.00 619,559,647.25 DOM.TOUR 13,234,850.00 83,328,248.00 PASSPORT 45,675,000.00 38,290,000.00 VISA 75,869,144.00 64,588,000.00 STUDY 0.00 0.00 ADM FEE 0.00 0.00 ASURANSI 36,851,098.00 21,541,651.48
TOTAL SALES 11,016,295,197.60 5,159,660,848.09
Sumber: Interlink (2007)
6. Conduct go / no-go Assesment (membuat keputusan akhir “go / no go decision”)
Setelah dilakukan berbagai analisa melalui 5 tahapan di atas, perusahaan memilki
peluang untuk membuat web site sebagai pendukung sarana pemasaran dan
panyampaian informasi. Hal ini dapat memperluas jangkauan pasar Interlink dan
melayani keinginan konsumen akan akses informasi yang cepat dan efisien.
Faktor-faktor yang digunakan sebagai pertimbangan adalah sebagai berikut:
- Competitive vulnerability
Persaingan dalam industri ini terbilang cukup tinggi. Hambatan yang kecil dan
peluang bisnis yang relatif tinggi merupakan salah satu daya tarik dalam industri ini.
Untuk itu, Interlink selalu menawarkan produk jasa yang berkualitas tinggi dan
menarik serta pelayanan yang maksimal terhadap pelanggan, sehingga dapat
memperoleh kepercayaan pelanggan dan bersaing dengan banyak perusahaan tour
110
dan travel lainnya. Dalam hal ini karena tingginya persaingan maka dapat dikatakan
bahwa Interlink memiliki kemampuan bersaing yang netral.
- Technology vulnerability
Kemampuan teknologi pada Interlink masih bernilai negatif, hal ini dikarenakan
penggunaan teknologi yang tidak maksimal. Interlink telah memiliki akses Internet,
namun dalam menjalankan bisnisnya terutama pemasarannya masih berlangsung
secara konvensional sehingga cakupan pasar Interlink cenderung masih kecil
dibandingkan perusahaan tour dan travel lainnya.
- Magnitude of unmeet needs
Interlink selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perbaikan kualitas
dan pengembangan serta peningkatan terhadap pelayanan pada pelanggan terus
dilakukan selama kurang lebih 25 tahun ini. Hal ini dilakukan untuk
mempertahankan pelanggan dan yang terpenting mendapatkan kepuasan
pelanggan. Karenanya peluang ini bernilai positif.
- Interaction between segment
Interaksi antara segmen pelanggan ini bernilai positif. Hal tersebut karena
pelanggan memiliki pengaruh yang cukup kuat bagi suatu perusahaan, demikian
juga bagi Interlink. Word-of-mouth-influence memiliki dampak yang besar pada
sebuah produk dan jasa. Dan dengan E-marketing hubungan antara perusahaan
dan pelanggan dapat menjadi lebih erat.
- Likely rate of growth
Menunjuk pada persentase pertumbuhan perusahaan dalam industri, hal ini bernilai
positif. Pada tahun 2007 sampai dengan pertengahan semester, Interlink mengalami
peningkatan angka penjualan. Meskipun Interlink perusahaan tour travel yang kecil
dibandingkan pesaing lainnya, namun Interlink memiliki pelanggan perusahaan yang
111
relatif tinggi, yakni lebih dari 40 perusahaan besar di Jakarta. Pengembangan pilihan
produk jasa juga cukup sering dilakukan oleh Interlink, awalnya yang hanya menjual
tiket untuk maskapai kini Interlink telah melayani berbagai pilihan paket-paket tour
baik individu ataupun bagi perusahaan bekerja sama dengan lebih kurang 50 agen
perjalanan baik domestik maupun mancanegara.
- Market size
Ukuran pasar Interlink berada di atas rata-rata walaupun tidak terlalu besar. Pada
industri jenis ini memiliki ukuran pasar yang sangat besar dan luas segmennya.
Sehingga peluang untuk menerapkan e-marketing relatif tinggi karena akan dapat
memperluas cakupan pasar yang ada sekarang, dan membuat faktor ini bernilai
positif.
- Level of profitability
Selama 3 tahun ini Interlink memiliki penjualan yang kurang baik, namun penjualan
pada tahun 2007 ini meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya, meskipun besar
profit yang didapat belum maksimal. Dengan penerapan e-marketing diharapkan akan
dapat mendukung pemasaran khususnya mendukung kegiatan promosi yang selama
ini masih kurang. Dan dengan adanya peningkatan kegiatan pemasaran tersebut
maka dapat meningkatkan penjualan produk jasa Interlink.
112
Gambar 3.12 Interlink Opportunity Assesment
Dari analisa ke tujuh faktor di atas terdapat beberapa faktor yang bernilai netral yakni
competitive vulnerability, level of profitability, dan technology vulnerability yang nilainya
negatif. Sedangkan sisanya bernilai positif, hal ini berarti peluang yang dapat diperoleh untuk
merancang e-marketing cukup tinggi. Mempertimbangkan hal-hal tersebut dan hasil
kerangka kerja analisis perumusan strategi (QSPM) yang telah dilakukan sebelumnya,
strategi penetrasi pasar menjadi strategi yang efektif bagi Interlink. Dan keputusan untuk
“Go” dalam merancang e-marketing merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
mendukung strategi tersebut.
113
3.9.2 Tahap 2 : Formulating The Marketing Strategy
Visi
Interlink Tours and Travel together with colleague travel organization is indeed a Tours &
Travel organizations link tourism and business spot.
Misi
Enjoying well reputated, successful performance, excellent connections, good marketing
channel and vast experiences.
Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran Interlink biasa disebut Sales-Call atau Courtessy-Call yakni
dengan mengunjungi pelanggan oleh staff marketing/Travel-Consultant, pada umumnya
sasaran utamanya adalah perusahaan atau instansi/organisasi. Untuk klien perusahaan,
Interlink akan membuat semacam kontrak yang mencantumkan plafon kredit dan syarat
pembayaran, juga discount jika ada, baik untuk pembelian tiket pesawat maupun voucher
hotel.
Selain kegiatan-kegiatan tersebut untuk mendukung pemasarannya, pada jangka
waktu tertentu Interlink memasang iklan di koran (Kompas). Serta ada iklan bersama dengan
travel lain yang biasa disebut Konsorsium dan bekerja sama dengan Airlines tertentu,
misalnya: Garuda Airlines atau Singapore Airlines atau airlines lainnya. Dan selebihnya
Interlink menggunakan brosur/selebaran baik pelanggan individu ataupun perusahaan yang
dikirim via pos atau fax.
114
3.9.2.1 Segmentation
Gambar 3.13 Interlink Bricks and Mortars Segmentation Scenarios
Posisi Interlink berada pada Market Expansion dikarenakan karakteristik dari segmen
on-line sama seperti karakteristik dari segmen offline, hanya ukuran segmennya yang
mengalami perubahan. Hal tersebut disebabkan dengan e-marketing akan membantu
mengurangi keterbatasan geografis dalam penjualan produk jasa dan batasan waktu
sehingga memperluas wilayah yang akan dijangkau dan dapat melayani lebih banyak
pelanggan, walaupun penawaran hanya terbatas untuk area Jakarta dan Bandung, belum
menjangkau di luar Jakarta dan Bandung.
115
3.9.2.2 Targeting
Gambar 3.14 Bricks and Mortars Targeting Scenarios
Interlink berada pada posisi Blanket Targeting. Hal ini dikarenakan dengan
penerapan e-marketing karakteristik segmen on-line Interlink tidak mengalami perbedaan
dengan segmen offline-nya, namun akan bertambah besar karena berkurangnya hambatan
geografis dan waktu atau pelanggan offline perusahaan tersebut merupakan pengguna
Internet. Fokus e-marketing juga masih kepada sektor pelanggan yang lama, karena dengan
adanya e-marketing ini akan memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk akses Informasi
lebih cepat dan efisien yang tak terbatas.
116
3.9.2.3 Positioning
Customer Similarity
Same Customers Different Customers
Entir
e Se
gmen
t Blanket Targeting
• Menggunakan seluruh strategi
positioning saat offline
• Menyediakan website kenyamanan
dan mudah diakses
New-Opportunity Targeting
• Mengganti seluruh strategi
positioning saat offline
• Pembedaan posisi untuk
melayani segmen yang baru
Focu
s o
f Ef
fort
Porti
ons
of a
Seg
men
t
Beachhead Targeting
• Mengambil sebagian strategi saat
offline
• Lebih berfokus pada kebutuhan
kelompok kecil pelanggan
• Menekankan pada keuntungan
yang ada pada internet
Bleed-Over Targeting
• Menggunakan dua positioning
• Positioning sebelumnya masih
digunakan
• Keuntungan tambahan posisi
seperti memperbanyak
penawaran via internet
Gambar 3.15 Interlink Bricks and Mortars Positioning Scenarios and Guildelines
Berada pada posisi Blanket Positoning, dimana fokus pada target segmen pasarnya
tidak mengalami perubahan, strategi yang telah digunakan pada sistem konvensional atau
offline akan tetap diterapkan pada saat on-line, tentunya dengan pengembangan dan
peningkatan ke arah yang lebih baik. E-marketing akan memberikan kenyamanan bagi
pelanggan karena adanya situs web sehingga mudah mengakses informasi mengenai
Interlink kapan dan dimana saja.
117
3.9.3 Tahap 3 : Designing The Customer Experience
Tabel 3.13 Stages of Customer Experience Interlink Stages Generic desired customer
experiences What Interlink delivers
Functionality
- User tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan website tersebut
- Waktu akses dalam website tidak memakan waktu yang lama
- User tertarik dengan keseluruhan website/ Interface yang elegan dan memiliki ciri khas Interlink
- Rancangan website yang user friendly didukung navigasi yang jelas dan sederhana
- Membatasi penggunaan animasi yang berlebihan dalam website
- Konsistensi warna, font dan Themes pada tiap halaman website terintegrasi dengan baik
Intimacy
- User dapat mengakses informasi yang diinginkan dan terjamin keakuratannya
- Kemudahan dalam memperoleh konfirmasi dari Interlink
- User dapat berkomunikasi secara efektif dengan Interlink baik untuk memberi masukan, saran, dan sebagainya
- Informasi mengenai perusahaan agar pelanggan/ user mengenal Interlink
- Melayani pelanggan/user dengan maksimal sehingga user tidak merasa diabaikan
- Website selalu menyediakan informasi terbaru dan ter-up-date
- E-mail notification
- Tersedianya menu FAQ - Menyediakan profile
company, contact us (selengkap-lengkapnya)
- Mengirimkan penawaran-
penawaran produk/jasa kepada pelanggan (Contoh: paket tour terbaru) melalui e-mail (e-mail newsletters)
- Fasilitas Forum
evagelism
- User/pelanggan mudah membagikan pengalamannya setelah menggunakan jasa Interlink
- Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan Interlink
- Adanya Testimonial/comment dari para pelanggan baik individu ataupun atas nama perusahaan
- E-mail ke teman/rekomendasi