bab 3 analisis sistem berjalan 3.1. pt. bfi finance ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-1-00171-if...
TRANSCRIPT
112
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1. PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
3.1.1. Latar Belakang PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan
Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI
Finance Indonesia Tbk. (BFI) merupakan salah satu perusahaan
pembiayaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum
Nasional (salah satu perusahaan dari grup Ongko) dan Essompark Ltd.,
Hong Kong mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing
Corporation dalam perusahaan.
Pada tahun 1990, BFI mendapatkan izin sebagai perusahaan Multi
Finance, dari sebelumnya hanya sebagai perusahaan leasing; kemudian
berganti nama menjadi PT. Bunas Finance Indonesia. BFI mulai
melebarkan sayap di bidang leasing (sewa guna usaha), consumer
financing (pembiayaan konsumen) dan factoring (anjak piutang). D akhir
Mei 1990, BFI mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
Surabaya (BES), yang sekarang berganti nama menjadi PT Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997,
BFI menjadi salah satu dari sedikit perusahaan yang berhasil melakukan
restrukturisasi hutang lebih cepat dan tanpa bantuan dari pemerintah pada
tahun 2001. Sejak itu BFI menjadi satu dari beberapa perusahaan publik
113
Indonesia yang secara mayoritas dimiliki oleh pihak asing, sebagian besar
adalah lembaga keuangan terkenal. BFI juga menjadi perusahaan yang
memiliki neraca yang sehat tanpa piutang kepada perusahaan yang
memiliki hubungan istimewa dan tidak ada grup usaha yang mempunyai
saham mayoritas dan memegang kendali atas Perusahaan.
Setelah restrukturisasi hutang, BFI mengubah konsentrasi usaha
ke pembiayaan mobil dan sewa guna usaha. Pada saat yang sama juga
memfokuskan diri ke kawasan yang kaya akan sumber daya di Sumatera
dan Kalimantan.
Saat ini BFI adalah salah satu pemain utama di industri
pembiayaan alat berat dan kendaraan roda empat dan merupakan salah
satu perusahaan pembiayaan terbesar yang berdiri sendiri (tidak memiliki
perusahaan afiliasi). Portofolio piutang Perusahaan tersebar baik secara
geografis ke seluruh penjuru nusantara, serta diversifikasi merek dan
jenis kendaraan. Per Maret 2008, BFI memiliki lebih dari 60 cabang yang
tersebar diseluruh Indonesia, dan didukung oleh lebih dari 1,300
karyawannya, BFI mampu mendapatkan dan memproses aplikasi serta
menagih piutang secara efisien dan terbukti dengan beberapa
penghargaan terkait dengan pencapaian tersebut.
3.1.2. Kegiatan Usaha PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Sesuai dengan ijin yang dimiliki, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk sebagai berikut :
114
• Sewa Guna Usaha
PT BFI Finance Indonesia Tbk. merupakan salah satu
perusahaan leasing yang tertua di Indonesia dengan spesialisasi pada
pembiayaan alat-alat berat, seperti mesin-mesin percetakan, tekstil
dan alat-alat transportasi. Perusahaan menyediakan berbagai program
pembiayaan yang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan pelanggan dalam rangka meningkatkan keuntungan.
• Pembiayaan Konsumen
PT BFI Finance Indonesia Tbk. memberikan fleksibilitas dan
kecepatan persetujuan kredit khususnya dalam pembiayaan kendaraan
baru dan bekas termasuk kendaraan baru roda dua.
• Anjak Piutang
Saat ini perusahaan yang memerlukan modal untuk
mendukung pertumbuhan dan melakukan pembangunan akan
bekerjasama dengan pihak bank untuk mendapatkan pinjaman. Akan
tetapi, untuk memperoleh pinjaman dari bank memerlukan proses
yang cukup rumit khususnya bagi perusahaan yang masih
berkembang atau pre-profit companies. Bagi perusahaan yang
memiliki tagihan dagang yang berkualitas bisa menjual tagihan
dagang tersebut kepada perusahaan anjak piutang dengan nilai tunai
setelah dipotong diskon. Anjak piutang merupakan suatu cara
alternatife yang nyata untuk mendapatkan modal kerja.
115
Untuk mencapai misi Perusahaan yaitu memberi masyarakat
akses keuangan yang mudah dan terpercaya, Perusahaan memutuskan
untuk fokus pada sektor pembiayaan sewa guna usaha dan
pembiayaan konsumen khususnya kendaraan bermotor beroda empat
dengan target segmen pembiayaan untuk usaha kecil dan menengah.
Aktivitas pembiayaan konsumen merupakan pembiayaan yang
dikenakan bunga dalam bentuk penyediaan barang konsumen seperti
mobil kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara
berkala. Sementara aktivitas pembiayaan sewa guna usaha merupakan
pembiayaan untuk penyediaan barang modal, seperti mesin-mesin
industri dan alat -alat berat dan barang modal lainnya.
3.1.3. Visi PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Visi dari PT. BFI Finance Indonesia Tbk. adalah menjadi mitra
solusi keuangan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3.1.4. Misi PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Misi dari PT. BFI Finance Indonesia Tbk. adalah memberi
masyarakat akses keuangan yang mudah dan terpercaya
116
3.1.5. Nilai-nilai Dasar PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Gambar 3.1 Nilai-nilai Dasar PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
3.1.6. Tujuan PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
PT. BFI Finance Indonesia Tbk. memiliki tujuan-tujuan yang
ingin dicapai, antara lain :
• Memberikan dan menjaga kualitas pelayanan yang tinggi
• Menghasilkan sumber-sumber pendapatan yang stabil dan kompetitif
• Memiliki struktur permodalan yang kuat
• Mengembangkan strategi pertumbuhan yang terpadu
• Unggul dalam hal efisiensi dan produktivitas
• Menciptakan nilai bagi pemegang saham
• Menjaga standar etika dan professional yang tinggi dalam operasional
bisnis
117
3.1.7. Struktur Organisasi PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. BFI Finance Indonesia Tbk.
3.1.8. Pembagian Tugas
Berikut ini merupakan uraian singkat tentang tugas dan tanggung
jawab masing-masing bagian PT. BFI Finance Tbk.:
1. Komisaris (Board of Commissioners)
Tugas utama komisaris ialah dalam bidang pengawasan yang
dimaksudkan untuk meyakinkan keberhasilan jangka panjang
118
Perusahaan dan memastikan bahwa perusahaan telah dikelola untuk
kepentingan pemegang saham di samping mempertimbangkan
kepentingan pihak terkait lainnya.
Secara umum, tanggung jawab dari Dewan Komisaris
termasuk hal-hal berikut ini :
• Melakukan evaluasi serta memberikan persetujuan atas strategi
bisnis perusahaan, anggaran tahunan dan kebijakan manajemen
resiko, sebagaimana disusun dan direkomendasikan oleh
manajemen.
• Memastikan bahwa keputusan atas hal hal yang di luar kebiasaan
serta pengeluaran belanja barang modal telah konsisten dan sesuai
dengan tujuan strategis jangka panjang Perusahaan.
• Memastikan bahwa Perusahaan dikelola untuk menjaga integritas
keuangan dan sesuai dengan perencanaan bisnis yang telah
disetujui oleh Komisaris dan keputusan yang telah diambil dalam
rapat pemegang saham.
2. Direktur (Board of Directors)
Tugas utama dari Direksi adalah menjaga aset Perusahaan
serta memastikan adanya pengembalian investasi yang memadai
kepada pemegang saham di samping memperhatikan kepentingan
pihak-pihak terkait lainnya. Berdasarkan struktur tata kelola
perusahaan, Direksi merupakan posisi tertinggi dalam struktur
organisasi Perusahaan.
119
Direksi menyelenggarakan rapat di antara anggota Direksi atas
hal-hal yang berkaitan dengan strategi bisnis dan aspek operasional
selain mengikuti rapat-rapat formal yang diselenggarakan dengan
Komisaris.
3. Komite Audit (Audit Committee)
Secara umum, tanggung jawab dari Dewan Komisaris
termasuk hal-hal berikut ini :
• Mengevaluasi informasi keuangan kwartalan sebelum
disampaikan ke Bapepam dan Bursa, untuk memastikan
kelengkapan dan kebenaran isi laporan.
• Menyelenggarakan rapat dengan Akuntan Publik dengan tujuan
memeriksa independensi dan objektivitas dari kantor akuntan
yang bersangkutan serta memastikan kecukupan dari cakupan
audit eksternal.
• Berdiskusi dengan Akuntan Publik mengenai rekomendasi hasil
temuan audit sebelumnya dan management letter terkait, serta
melakukan evaluasi atas cakupan audit setiap tahunnya.
• Melakukan penelaahan terhadap strategi sumber daya manusia
untuk memastikan adanya kesetaraan dan kesempatan bagi
seluruh karyawan, keberadaan dan efektifitas program pelatihan
dan pengembangan sumber daya manusia serta jenjang karir bagi
karyawan.
4. Komite Remunerasi (Remuneration Committee)
120
Komite Remunerasi bertanggung jawab untuk menetapkan
suatu kebijakan remunerasi bagi anggota Komisaris dan Direksi serta
menyusun rekomendasi kepada Komisaris atas paket remunerasi yang
berlaku bagi anggota Komisaris dan Direksi. Evaluasi tersebut
dilakukan secara tahunan. Untuk Direksi, evaluasi kinerja didasarkan
pada empat hal utama, meliputi; pencapaian kinerja keuangan,
efektifitas implementasi, manajemen resiko serta pencapaian terhadap
visi, misi dan tujuan perusahaan. Untuk Komisaris, penilaian terhadap
kinerja anggotanya ditinjau dari pelaksanaan tugas yang dikuasakan
oleh pemegang saham, pengawasan terhadap kegiatan perusahaan
serta memastikan efektifitas komite yang dibentuk dan etika bisnis.
Sebagaimana tercantum dalam piagam pembentukan komite
remunerasi, fungsi dari komite termasuk melakukan penilaian,
menyampaikan laporan dan rekomendasi kepada Komisaris atas
kebijakan remunerasi, program remunerasi dan menetapkan paket
remunerasi untuk Direksi dan Komisaris untuk diusulkan kepada
Rapat Umum Pemegang Saham untuk mendapat persetujuan atau
kepada Rapat Komisaris dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham
telah mendelegasikan wewenangnya kepada Rapat Komisaris untuk
menetapkan besarnya remunerasi.
5. Komite Nominasi (Nomination Committee)
Komite Nominasi bertanggung jawab untuk memastikan
adanya proses yang jelas dalam hal penunjukan anggota Komisaris
dan Direksi yang baru. Hal ini untuk memastikan bahwa hanya
121
individu yang kompeten dan mampu memberikan kontribusi untuk
keberhasilan perusahaan yang akan ditunjuk. Komite Nominasi
dibentuk pada tanggal 29 Desember 2005, di mana tugas dan
kewajibannya menyusun kriteria serta melakukan penilaian, seleksi,
menominasikan dan merekomendasikan calon anggota Komisaris dan
Direksi baru kepada Rapat Umum Pemegang Saham untuk mendapat
persetujuan. Dalam melaksanakan tugasnya, komite
mempertimbangkan beberapa aspek berikut ini :
• Aspek profesional, memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
diperlukan di bidang yang akan menjadi tanggung jawabnya
sehingga berhasil untuk mencapai tujuan, visi dan misi
Perusahaan.
• Kesediaan dan komitmen untuk bekerja secara penuh waktu bagi
Direksi dan bagi Komisaris paling tidak dapat menghadiri 50%
dari rapat rapat formal yang diselenggarakan Perusahaan.
• Melakukan penilaian kinerja individual maupun secara
menyeluruh di tingkat Komisaris dan Direksi.
6. Komite Manajemen Resiko (Risk Management Committee)
Komite Manajemen Resiko bertanggung jawab untuk
menentukan besarnya batas resiko yang dapat diterima oleh
Perusahaan dan memastikan bahwa Perusahaan melakukan usahanya
dalam batas kriteria res iko yang telah ditentukan. Komite melakukan
penilaian terhadap resiko operasional, likuiditas perusahaan, kualitas
122
portofolio dan kecukupan perhitungan cadangan piutang ragu ragu.
Laporan formal atas status usaha yang diperkirakan mengandung
resiko dapat diperoleh dari manajemen.
Komite ini juga mengawasi efektifitas dari kebijakan
manajemen resiko serta melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor
internal dan eksternal yang dapat memberi dampak terhadap
Perusahaan. Untuk melaksanakan kewajibannya, komite bekerja sama
dengan auditor internal, khususnya dalam hal melakukan audit untuk
memastikan adanya proses manajemen resiko dalam setiap
pengambilan keputusan maupun kegiatan operasional dari setiap
divisi Perusahaan.
7. Sekertaris Perusahaan (Corporate Secretary)
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan antara lain
meliputi :
• Bertanggung jawab atas corporate action Perusahaan
• Bertanggung jawab atas corporate communication dan investor
relation.
• Sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Bapepam dan
pihak publik
• Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan
8. Regional Manager / Regional Coordinator
Tugas-tugas utama dari Regional Manager yaitu :
123
• Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi kegiatan pemasaran dan
operasional sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang telah
ditetapkan perusahaan dan menjaga citra perusahaan
• Berhubungan dengan kepala-kepala cabang yang berada di
wilayahnya untuk mengawasi dan mengontrol kelancaran
kegiatan di cabang-cabang
9. Branches
Tugas-tugas utama dari cabang yaitu :
• Menjaga dan memelihara barang jaminan pelanggan dan harta
perusahaan yang berada di cabang
• Mengawasi dan mengontrol kelancaran operasional cabang
• Menjaga hubungan kerja yang baik dengan relasi
• Mengkoordinir dan mengarahkan semua bagian yang berada di
bawah tanggung jawabnya agar dapat bekerjasama dengan baik
dalam mendukung operasional cabang
• Melayani dan menjalin kerjasama dan hubungan yang baik
dengan customer
10. Marketing Division
Tugas-tugas utama dari divisi marketing yaitu :
• Merencanakan strategi pemasaran
• Mengadakan pembinaan dan pengembangan jalur pemasaran
• Menyelenggarakan riset pasar
• Mengkoordinasikan proses penawaran dengan fungsi terkait
124
• Menyajikan informasi harga perkiraan dari pemilik/pesaing
• Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu yang
dikembangkan perusahaan
• Membina fungsi di lingkungannya dan SDM yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan
• Melaksanakan koordinasi dengan pihak eksternal yang terkait
dengan fungsi pemasaran dalam rangka upaya optimalisasi
perolehan pesanan, undangan tender
Divisi marketing dibagi menjadi beberapa bagian. Antara lain:
• Business Development Department
o Bertanggung jawab atas bisnis perusahaan
o Mengadakan survey dan penelitian untuk menciptakan bisnis
baru
o Memperluas kerjasama dengan pihak lain untuk
pengembangan bisnis dan produk
o Mengendalikan efektifitas realisasi program kerja dalam
bidang bisnis perusahaan
• Product Development Retail 1- Department
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan produk
aplikasi kredit individual beserta inovasi-inovasi pada setiap
produk.
• Product Development Retail 2- Department
125
Merencanakan dan melaksanakan pengembangan produk
aplikasi kredit company beserta inovasi-inovasi pada setiap
produk.
• Product Management Retail Department
o Mengatur jenis-jenis aplikasi kredit retail yang ditawarkan
kepada perorangan / individu
o Mengawasi aplikasi kredit perorangan yang telah diberikan,
apakah prosedur dan pembayaran berjalan dengan lancar atau
tidak.
• Product Management Corporate Department
o Mengatur jenis-jenis aplikasi kredit retail yang ditawarkan
kepada company
o Mengawasi aplikasi kredit company yang telah diberikan,
apakah prosedur dan pembayaran berjalan dengan lancar atau
tidak.
• Quality Assurance Department
o Mengawasi kondisi kualitas asset yang di-leasing ataupun di
kredit dari supplier
o Memberikan penilaian kondisi aset dengan nominal yang akan
diberikan
• Asset Management Department
o Mengatur dan menetapkan credit policy& collection
126
o Memonitor, menganalisa, dan mengarahkan pencapaian
pelaksanaan kredit yang sehat secara nasional
o Menyusun strategi, mengarahkan dan mengevaluasi kegiatan
dan pelaksanaan collection agar tercapai tingkat collectibility
yang tinggi dan tingkat over due yang rendah
o Mengarahkan, mengesahkan, dan mengatur terlaksananya
administrasi dan proses penarikan, inventory dan penjualan
kembali produk jaminan secara baik dan aman
o Mengatur dan menetapkan program penanggulangan Account
Receiveable (A/R) Ex Work Order untuk meminimalkan
kerugian
o Merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
program Collection Management secara konsisten dengan
tujuan mendukung kegiatan pemeliharaan, penanggulangan,
dan pemulihan A/R terselenggara dengan baik
o Merancang dan menyusun organisasi Collection & Credit
yang efektif dan efisien
o Mengevaluasi, mengidentifikasi, dan membantu bawahan
dalam meningkatkan kemampuan mereka
11. Operation Division
Tugas-tugas utama dari divisi operasional yaitu :
• Melaksanakan kegiatan operasional berdasarkan kebijakan
perusahaan yang telah ditetapkan
127
• Melaksanakan Program Operasional dan mengusahakan
tercapainya optimalisasi pada perkembangan perusahaan
• Membuat dan memastikan tersedianya SOP dan kebijakan BFI
Finance yang mendukung kegiatan operational cabang
• Sosialisasi dan implementasi seluruh kebijakan dan prosedur BFI
Finance yang berlaku
• Melakukan peningkatan dalam hal proses, prosedur, pelaporan
dan aktivitas operational lainnya agar berjalan efektif dan efisien
• Memastikan proses excellence berjalan secara maksimal
• Mengkoordinasikan kegiatan operasional cabang dan
penyelesaian permasalahan operasional cabang dengan
departemen lain
• Memastikan semua pelanggan yang menjadi nasabah BFI
Finance, terutama pihak ketiga tidak ada keluhan
Divisi operasional dibagi menjadi beberapa bagian. Antara
lain :
• Finance & Treasury Departement
o Memonitor terhadap ketersediaan dan penggunaan dana
o Memastikan penyajian informasi keuangan yang akurat dan
tepat waktu
o Menjaga dan meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap
peraturan dari instansi terkait yang berhubungan dengan
keuangan
128
o Pengendalian terhadap pengeluaran
o Pengendalian terhadap pembelanjaan investasi
• Human Resources & General Affairs Departement
o Meningkatkan employee satisfaction untuk terciptanya iklim
kerja yang positif
o Menjaga dan meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap
peraturan ketenagakerjaan
o Memastikan bahwa seluruh kebijakan yang berhubungan
dengan sumber daya manusia dilakukan secara fair internal
maupun eksternal baik bagi BFI Finance dan para pegawainya
o Memonitor dan memastikan tersedianya kebutuhan sumber
daya manusia sesuai standar kualifikasi yang ditentukan dan
standar kerja yang dituntut untuk mendukung bisnis BFI
Finance
o Memonitor dan menjadi motor penggerak untuk
meningkatkan kinerja karyawan dan lingkungan kerja yang
positif
• Financial Control & Operation Departement
o Membuat perencanaan financial dari segala kegiatan
operasional perusahaan
o Melakukan pengawasan akan setiap biaya yang dikeluarkan
oleh setiap departemen
• System & Procedure Departement
129
o Merancang segala sistem dan prosedur dalam kegiatan
operasional perusahaan, seperti sistem pengajuan aplikasi,
sistem pembayaran, sistem pembatalan, dan sistem lain agar
semakin efektif dan efisien.
o Mengawasi jalannya sistem agar tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan
o Selalu mengevaluasi sistem yang telah diterapkan dan
memperbaikinya jika terdapat bagian yang kurang efektif dan
efisien.
• Quality Service Departement
o Selalu mengevaluasi sistem yang telah diterapkan dan
memperbaikinya jika terdapat bagian yang kurang efektif dan
efisien.
o Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan yang akan
diberikan kepada customer
o Mencari Inovasi baru dalam memberikan pelayanan terhadap
customer
3.1.9. Prosedur yang sedang berjalan
3.1.9.1. Prosedur Pengajuan Aplikasi
1. Bagian marketing akan melayani Customer yang akan
mengajukan aplikasi kredit. Terdapat 2 macam marketing,
yakni marketing dealer dan marketing door to door.
130
2. Untuk marketing dealer, Customer akan datang sendiri ke
cabang BFI terdekat. Adapun customer yang dilayani tidak
hanya berupa individu, namun juga bisa berupa
perusahaan atau institusi tertentu. Sedangkan untuk
marketing door to door, marketing akan langsung
mendatangi rumah/kantor customer.
3. Marketing akan memberikan list merek barang yang ingin
dicicil oleh customer.
4. Sesudah menetapkan pilihan, maka customer akan mengisi
form pengajuan aplikasi, dibantu oleh marketing. Form
tersebut berupa :
a. Form Data Customer
Form ini berisi data pribadi customer.
b. Form Application Data
Form ini berisi sistem pembayaran yang akan
dilakukan oleh customer untuk mencicil barang yang
diinginkan.
c. Form Asset Data
Form ini berisi produk / barang yang akan
dibeli oleh customer secara kredit melalui BFI.
Produk / barang yang akan dicicil oleh customer harus
memiliki hubungan kerjasama dengan pihak BFI.
131
d. Form Insurance Data
Form ini berisi data pengajuan asuransi untuk
menjamin produk atau barang selama berada di pihak
customer.
e. Form Financial Data
Form ini berisi data keuangan, seperti
perhitungan bunga, besarnya kredit dan cicilan yang
harus dibayar customer.
f. Form Other Data
Form ini berisi data-data lain selain data-data
yang telah ada pada form-form sebelumnya.
5. Data pribadi hanya akan diisi jika customer yang
mengajukan aplikasi merupakan customer baru. Jika
customer lama, maka cukup mengisi Customer ID dan
data pada form pengajuan kredit lainnya.
6. Customer akan menerima bukti rangkap formulir
pengajuan aplikasi kredit.
7. Marketing dealer akan langsung menginput data
pengajuan aplikasi ke dalam basis data HO melalui
komputer kantor, sedangkan marketing door to door akan
langsung menginput data pengajuan aplikasi melalui PDA.
Hal ini dimaksudkan agar pengajuan aplikasi dapat segera
132
ditindaklanjuti oleh Committee Approval. Committee
Approval inilah yang akan memutuskan apakah pengajuan
aplikasi kredit disetujui atau tidak.
8. Proses pengajuan aplikasi sampai dengan disetujui oleh
Committee Approval akan memakan waktu paling cepat 3
jam.
3.1.9.2. Prosedur Persetujuan Aplikasi
1. Committee Approval terdiri dari Credit Analyst, Area
Manager, dan Board of Directors. Merekalah yang akan
memutuskan apakah pengajuan aplikasi akan disetujui
atau tidak. Untuk proses persetujuan, digunakan sistem
asset leveling, yakni proses persetujuan yang disesuaikan
antara nilai asset dan jabatan anggota Committee
Approval. Untuk nilai aset yang akan dicicil kurang dari
10 juta, maka cukup diputuskan oleh Credit Analyst.
Untuk nilai aset kurang dari 100 juta maka akan
diputuskan oleh Area Manager, dan seterusnya. Semakin
besar nilai aset, maka membutuhkan proses persetujuan
yang lebih lama dan harus disetujui oleh Committee
Approval yang jabatannya lebih tinggi.
2. Setiap ada data pengajuan aplikasi baru yang masuk ke
dalam basis data HO, maka Committee Approval akan
menerima email notification, sesuai dengan asset leveling
133
masing-masing. Lalu Committee Approval akan
mengakses basis data HO untuk menganalisa pengajuan
aplikasi, dan memutuskan apakah aplikasi tersebut
disetujui atau tidak.
3. Setelah itu, hasil persetujuan akan diinput ke dalam basis
data HO. Marketing akan menerima email notification
yang memberitahukan bahwa pengajuan aplikasi tersebut
telah disetujui atau ditolak.
Marketing akan menindaklanjuti hasil tersebut dengan
menginformasikannya ke customer.
3.1.9.3. Sistem penginputan data
1. Data pada form pengajuan aplikasi yang telah diisi oleh
customer akan langsung diinput oleh Marketing dealer
melalui PC dan Marketing door to door melalui PDA.
2. Data yang diperoleh pada proses pengajuan di setiap
kantor cabang BFI hanya bisa diinput ketika kantor cabang
terhubung dengan sambungan internet. Hal ini disebabkan
oleh kondisi dimana kantor cabang tidak memiliki basis
data sendiri, sehingga data harus langsung diinput ke
dalam basis data Head Office (HO) via internet.
Jika sambungan internet sedang terputus (dikarenakan permasalahan
teknis), maka proses penginputan data tidak dapat dilakukan, dan harus
menunggu sampai sambungan internet normal kembali.
134
3.1.10. Flow Chart
Gambar 3.3 Flow Chart Pengajuan dan Persetujuan Aplikasi
Gambar 3.4 Flow Chart Sistem Penginputan
135
3.1.11. Diagram Aliran Data
3.1.11.1. Diagram Konteks
Gambar 3.5 Diagram Konteks
136
3.1.11.2. Diagram Nol
Gambar 3.6 Diagram Nol
137
3.1.12. ERD basis data HO yang sudah ada
Gambar 3.7 Entity Relationship Diagram
138
3.1.13. Perencanaan Basis Data (Database Planning)
3.1.13.1. Mission Statement
Tujuan dari perancangan sistem basis data SODA ini
ialah untuk membuat sistem basis data yang ternormalisasi,
terintegrasi dan terdistribusi yang dapat digunakan sebagai
sumber informasi pada bagian operasional serta dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan
3.1.13.2. Mission Objectives
Manfaat / Sasaran yang ingin dicapai dengan
perancangan sistem basis data SODA ini ialah:
• Menjamin keamanan dan integrasi data antara sistem basis
data lokal dan sistem basis data pusat.
• Transaksi yang tetap dapat berjalan seperti biasa walaupun
koneksi antar pusat dan lokal sedang mengalami
gangguan, sehingga proses bisnis perusahaan tidak lagi
mengalami gangguan.
• Terciptanya informasi basis data yang akurat sebagai
pendukung pengambilan keputusan pada perusahaan.
139
3.1.14. Definisi Sistem
Gambar 3.8 Definisi Sistem
Sistem yang dirancang mempunyai ruang lingkup yang meliputi
pengajuan aplikasi, persetujuan aplikasi serta penginputan data ke dalam
basis data.
140
3.1.15. Pengumpulan Data dan Analisis Kebutuhan Sistem
3.1.15.1. Data Requirement
1. Customer
Menampilkan informasi dari customer PT BFI
yang mengajukan aplikasi kredit. Informasi tersebut
misalnya jenis customer (individu / company), nama
lengkap, alamat legal, tanggal lahir, riwayat pekerjaan,
riwayat pendidikan, kredibilitas, dll.
2. Asset
Menampilkan informasi dari asset / benda yang
sedang dalam proses perkreditan. Informasi tersebut
misalnya nama aset, jenis aset, nilai aset, jumlah aset,
kondisi aset, supplier yang menyediakan, dll.
3. Aplikasi
Menampilkan informasi dari aplikasi yang telah
diajukan. Informasi tersebut misalnya tanggal pengajuan
aplikasi, nama customer yang mengajukan, jenis asset
yang dibeli / disewa, lokasi kantor cabang yang diajukan,
supplier aset yang menyediakan, staf marketing yang
melayani proses pengajuan, dll.
4. Staff
Menampilkan informasi dari karyawan yang
bekerja pada PT BFI dan menangani transaksi. Informasi
tersebut misalnya nama karyawan, alamat karyawan,
141
riwayat pendidikan, riwayat kerja, kinerja karyawan,
jabatan, lokasi cabang tempat karyawan bekerja, dll.
5. Guarantor
Menampilkan informasi dari Guarantor dari
Customer yang akan menjamin bahwa customer layak
mengajukan kredit dan mampu membayar kredit.
Informasi tersebut misalnya nama guarantor, alamat
guarantor, hubungan dengan customer, riwayat
pendidikan, dll.
6. Insurance
Menampilkan informasi dari Insurance Company
yang akan mengasuransikan aset yang akan dikredit.
Informasi tersebut misalnya nama perusahaan, alamat
perusahaan, besarnya asuransi, premi, dll.
7. Product
Menampilkan informasi dari paket produk yang ditawarkan.
Informasi tersebut misalnya nama paket produk, deskripsi
produk, jenis pembayaran, bunga, cicilan, dll.
3.1.15.2. Transaction Requirement
1. User dapat meng-insert dan meng-update data sesuai
dengan status privilegenya.
142
2. Setiap terjadi penambahan data baru maupun perubahan
data ketika koneksi internet terputus, maka transaksi akan
disimpan dalam basis data lokal.
3. Ketika koneksi internet tersambung kembali, maka setiap
transaksi baru atau transaksi yang mengalami perubahan
akan disinkronisasi dan di-copy ke dalam basis data pusat.
3.1.15.3. General Requirement
1. Laju pertumbuhan Basis data
• Kurang lebih terdapat 50 pengajuan aplikasi baru
setiap harinya pada setiap kantor cabang
2. Kebutuhan Akses dan Jaringan
• Komputer pada kantor cabang terhubung dalam
jaringan lokal (LAN) perusahaan yang terhubung
dengan basis data lokal perusahaan yang memiliki
akses internet. Basis data harus dapat menangani
beberapa akses yang dilakukan bersamaan.
• Aplikasi pada komputer cabang harus dapat
mendeteksi adanya koneksi internet dalam melakukan
proses sinkronisasi. Komputer cabang tidak hanya
dapat melakukan sinkronisasi dan pengiriman data dari
lokal ke pusat, namun juga dapat melakukan proses
143
request data tertentu yang terdapat pada basis data
pusat, untuk dikirimkan kepada basis data lokal.
3. Performansi
• Pada waktu transaksi penuh / banyak, maka waktu
proses sinkronisasi dan pengiriman 100 data tidak
boleh lebih dari 12 detik.
• Pada waktu transaksi tidak penuh / banyak, maka
waktu proses sinkronisasi dan pengiriman 100 data
tidak boleh lebih dari 3 detik.
4. Security
• Basis data memakai perlindungan username dan
password
• Terdapat privilege atau hak akses berbeda untuk setiap
user tergantung kebutuhan. Untuk karyawan biasa,
mereka hanya boleh mengakses data yang berkaitan
dengan tugas mereka.
Setiap kepala subdivisi memiliki hak akses untuk melihat
seluruh data yang berkaitan dengan subdivisinya masing-
masing.
144
3.1.16. Permasalahan yang Dihadapi
Permasalahan yang dialami oleh PT BFI Finance Indonesia ialah:
1. Sistem basis data yang tersentralisasi hanya pada Head Office (HO),
menyebabkan proses aliran data menjadi tidak efisien. Tidak efisien
karena proses pengaksesan basis data hanya dapat dilakukan Kantor
Cabang jika sambungan internet terhubung (tidak mengalami
gangguan) sedangkan kebutuhan pengaksesan basis data sangat tinggi
terutama untuk transaksi harian. Jika server basis data pusat sedang
mengalami gangguan (down), maka seluruh kantor cabang tidak dapat
mengakses basis data yang diperlukan. Pada kantor cabang pun tidak
terdapat basis data sementara yang menyimpan informasi yang
diperlukan. Hal ini akan berimbas pada efisiensi aktifitas operasional
perusahaan yang sangat bergantung informasi dari basis data sebelum
dapat mengambil keputusan.
2. Kondisi lain yang mempengaruhi basis data ialah sambungan internet
di Indonesia masih belum sempurna, sering mengalami gangguan
yang menyebabkan sambungan internet terputus. Hal ini terjadi
terutama pada beberapa kantor cabang BFI yang terletak di daerah
cukup terpencil, dimana belum tersedianya layanan internet yang
memadai, dan hanya dapat mengandalkan teknologi GPRS.
Permasalahan ini tentunya berakibat fatal pada kegiatan operasional
perusahaan yang ikut terganggu dengan adanya gangguan pada aliran
data. Ketika ada customer yang ingin melakukan pengajuan kredit,
proses persetujuan harus tertunda. Kebutuhan akan data yang up-to-
145
date dan real time menjadi tidak bisa terpenuhi. Kevakuman aktifitas
operasional tentunya akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit
bagi pihak perusahaan.
3. Basis data yang masih belum ternormalisasi sempurna, dimana
terdapat banyak data reduncancy. Hal ini disebabkan sepanjang
perjalanannya basis data mengalami pertambahan atribut maupun
entity yang dilakukan oleh karyawan yang berbeda, sehingga
timbullah banyak redundancy data
3.1.17. Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh PT.
BFI Finance, terlebih dahulu kita perlu mengetahui beberapa pengertian
yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Antara lain :
1. Keamanan Data
• Data yang disinkronisasi sampai kepada basis data yang
diinginkan dengan benar.
• Pengaksesan basis data sesuai kebutuhan, tidak sembarang orang
dapat mengubah basis data.
Keamanan data dapat dicapai dengan:
• Memberikan hak akses sesuai dengan kebutuhan user, misalnya
hanya marketing yang dapat login terhadap aplikasi dan beberapa
fitur hanya aktif bila digunakan oleh user tertentu.
146
• Pada SQL service broker sudah terdapat sistem keamanan
tersendiri, yakni dialog security dan transport security berupa
certificate. Dialog security memastikan pengiriman data dilakukan
antara dua basis data yang diinginkan, sementara transport
security memastikan pengiriman data dilakukan antara dua
komputer yang diinginkan.
2. Integrasi Data
Integrasi Data ialah Data yang terdapat antara basis data yang satu
dengan basis data yang lain saling berhubungan dan datanya sama.
Integrasi data dapat dicapai dengan proses sinkronisasi yang
dilakukan antara basis data cabang dan pusat.
3. Availability data ialah
Data yang diinginkan tersedia kapanpun dibutuhkan.
Availability data dapat terpenuhi dengan menerapkan sistem baru
yang telah kami usulkan yakni:
1. mengubah sistem basis data tersentralisasi menjadi sistem basis
data terdistribusi sehingga kapanpun data ingin diakses, akan
selalu tersedia dan tidak tergantung pada ketersediaan jaringan
internet.
2. melakukan proses sinkronisasi berkala sehingga data yang
diperoleh sesuai.
Dari Permasalahan yang dialami oleh perusahaan studi kasus
skripsi ini, PT BFI Indonesia, Tbk., maka penulis mengusulkan untuk:
147
1. Merancang sistem basis data yang ternormalisasi sehingga tidak lagi
menimbulkan redundancy yang membuang space dari basis data.
2. Mengubah sistem basis data PT BFI yang tadinya tersentralisasi
(hanya terdapat di HO) menjadi distributed database berarsitektur
service oriented (SODA), di mana pada setiap kantor cabang akan
memiliki basis data masing-masing dengan rancangan yang sama
seperti pada basis data Head Office (HO), dan dapat menggunakan
proses messaging dalam pengiriman dan sinkronisasi data. Hal ini
akan mengatasi permasalahan kesulitan pengaksesan basis data yang
hanya terdapat di HO. Dengan sistem ini, ketika server basis data
pusat mengalami gangguan maka informasi tetap dapat diakses pada
basis data lokal (kantor cabang).
3. Menggunakan dan merancang SQL Service Broker yang mampu
melakukan proses pengiriman serta sinkronisasi data antar basis data
pusat (HO) dan lokal (Kantor Cabang) secara terjamin sehingga
diperoleh data yang terdapat pada kedua basis data tersebut
terintegrasi dan akurat. Data sentral pusat dapat digunakan sebagai
laporan pengambilan keputusan.
4. Membangun aplikasi yang dapat menjalankan proses pembuatan
koneksi antar basis data, melakukan sinkronisasi antar basis data serta
terdapat report history mengenai data apa saja yang pernah dikirim
dan diterima, berikut status pengiriman. Hal ini berguna untuk dapat
mengetahui kinerja pengiriman data serta dapat dilacak jikalau
terdapat data yang tidak akurat.