bab 3
DESCRIPTION
metodologi penelitianTRANSCRIPT
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Metro. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Metro yang terbagi dalam delapan kelas
(X IPA 1 – X IPA 6, X IPS 1 – X IPS 2). Berikut ini disajikan distribusi kelas X
SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tabel 3.1 Distribusi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Metro
No. Kelas Jumlah Siswa
1 X IPA 1 34
2 X IPA 2 34
3 X IPA 3 32
4 X IPA 4 33
5 X IPA 5 33
6 X IPA 6 32
Jumlah siswa 198 Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 1 Metro
Sampel dari penelitian ini diambil melalui teknik purposive random sampling
yaitu dengan mengambil dua kelas eksperimen dari enam kelas yang diajar oleh
guru yang sama Dalam dua kelas eksperimen tersebut, satu kelas menggunakan
model pembelajaran TTW dan kelas lainnya menggunakan model pembelajaran
TPS.
24
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment (eksperimen semu) karena
peneliti tidak dapat mengendalikan semua variabel yang mungkin berpengaruh
terhadap variabel yang diteliti. Desain penelitian yang dipergunakan adalah
posttest only control design yang merupakan bentuk desain penelitian eksperimen
semu. Pada penelitian ini, satu kelas eksperimen diberi perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran TTW dan kelas eksperimen lainnya diberi
perlakuan berupa penerapan model pembelajaran TPS, kemudian di akhir
pertemuan dilakukan posttest untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kedua
model pembelajaran tersebut terhadap kemampuan representasi matematis siswa.
C. Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
a. Mengambil data hasil ujian akhir semester sebagai nilai awal siswa
b. Membagi siswa ke dalam kelompok kecil beranggotakan 4-5 siswa yang
memiliki kemampuan heterogen.
c. Membuat rencana pembelajaran menggunakan model pembelajaran TTW
dan TPS.
d. Menyusun lembar kegiatan siswa yang akan diberikan kepada siswa pada
saat diskusi berlangsung pada pembelajaran TTW dan TPS.
e. Mempersiapkan perangkat untuk instrumen tes.
25
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
tipe TTW dan TPS pada kedua kelas eksperimen.
b. Mengadakan posttest pada kelas kedua kelas eksperimen.
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Pelaporan berdasarkan penelitian
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kemampuan representasi
matematis siswa yang diperoleh melalui soal-soal matematika yang berhubungan
dengan kemampuan representasi matematis. Data-data tersebut dikumpulkan
melalui tes setelah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran TTW dan
model pembelajaran TPS.
2. Instrumen Penelitian
a. Tes Kemampuan Representasi Matematis
Perangkat tes terdiri dari beberapa soal uraian. Setiap soal memiliki satu atau lebih
indikator kemampuan representasi matematis. Penyusunan soal pada penelitian ini
menuntut siswa memberikan jawaban berupa ilustrasi matematis dengan gambar
dan menyatakan masalah matematika ke dalam model matematika. Pedoman
penskoran tes kemampuan representasi disajikan pada Tabel 3.2.
26
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Representasi
Skor Mengilustrasikan/ Menjelaskan
Menyatakan/ Menggambar
Ekspresi Matematis/ Penemuan
0Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman tentang konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa
1Hanya sedikit dari penjelasan yang benar
Hanya sedikit dari gambar atau diagram yang benar
Hanya sedikit dari model matematika yang benar
2
Penjelasan secara matematis masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan benar
Melukiskan diagram atau gambar, namun kurang lengkap dan benar
Menemukan model matematika dengan benar, namun salah dalam mendapatkan solusi
3
Penjelasan secara matematis masuk akal, meskipun tidak tersusun secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa
Melukiskan diagram atau gambar secara lengkap dan benar
Menemukan model matematis dengan benar kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan lengkap
4
Penjelasan secara matematis masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis dan sistematis
Melukiskan, diagram atau gambar, secara lengkap, benar dan sistematis
Menemukan model matematika dengan benar kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara benar dan lengkap serta sistematis
Sumber: Cai, Lane, Jakabscin (Handayani, 2013:31-32)
Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi
dari tes kemampuan representasi matematis ini dapat diketahui dengan cara
membandingkan isi yang terkandung dalam tes kemampuan representasi
matematika dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan. Tes yang
dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar
dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Setelah diadakan uji
coba soal, selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui
kualitasnya sebagai berikut:
27
1. Validitas Butir Soal
Teknik yang digunakan untuk menguji validitas butir soal dilakukan dengan
menggunakan rumus korelasi product moment (Widoyoko, 2012:137) dengan
angka kasar sebagai berikut:
r xy=N ∑ XY−(∑ X ) (∑Y )
√(N ∑ X 2−(∑ X )2)¿¿¿
Keterangan:
r xy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel YN = Jumlah Siswa∑ X = Jumlah skor siswa pada setiap butir soal∑Y = Jumlah total skor siswa∑ XY = Jumlah hasil perkalian skor siswa pada setiap butir dengan total skor siswa
Penafsiran harga korelasi dilakukan dengan membandingkan dengan harga r xy
kritik untuk validitas butir instrumen, yaitu 0,3. Artinya apabila r xy ≥ 0,3, nomor
butir tersebut dikatakan valid dan memuaskan (Widoyoko, 2012:143).
2. Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.
Perhitungan untuk mencari nilai reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat
Arikunto (2008:109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat
digunakan rumus Alpha, yaitu:
r11=( n(n−1 ) )(1−
∑ σi2
σt2 )
28
Keterangan :
r11 : nilai reliabilitas instrumen (tes)n : banyaknya butir soal (item)∑ σ
i2 : jumlah varians dari tiap-tiap item tes: varians total
N : banyaknya data∑ X i : jumlah semua data∑ X i
2 : jumlah kuadrat semua data
Sudijono (2008:209) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan baik apabila
memiliki nilai reliabilitas ≥ 0,70. Kriteria yang akan digunakan adalah memiliki
nilai reliabilitas ≥ 0,70.
3. Tingkat Kesukaran (TK)
Sudijono (2008:372) mengatakan bahwa suatu tes dikatakan baik jika memiliki
derajat kesukaran sedang, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Per-
hitungan tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut:
TK=JT
IT
Keterangan:
TK : tingkat kesukaran suatu butir soalJT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal
Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria
indeks kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Nilai InterpretasiTK < 0.30 Sangat sukar
0.30 ≤ TK ≤ 0.70 Sedang
TK > 0.70 Sangat mudah
σt2
29
Sudijono (2008: 372)
Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki interpretasi
sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 0.30 ≤ TK ≤ 0.70.
4. Daya Pembeda (DP)
Daya beda suatu butir tes adalah kemampuan suatu butir untuk membedakan
antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya
beda butir dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya tingkat diskriminasi atau
angka yang menunjukkan besar kecilnya daya beda. Sudijono (2008:120)
mengungkapkan menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus:
DP= JA−JBIA
Keterangan :
DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentuJA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolahJB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolahIA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)
Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang
tertera dalam Tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Interpretasi
Negatif ≤ DP ≤ 0.10 Sangat Buruk
0.10 ≤ DP ≤ 0.19 Buruk0.20 ≤ DP ≤ 0.29 Agak baik, perlu revisi0.30 ≤ DP ≤ 0.49 Baik
DP ≥ 0.50 Sangat Baik Sudjiono (2008:121)
30
Kriteria soal tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki interpretasi baik,
yaitu memiliki nilai daya pembeda ≥ 0,30.
E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis data pada penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data tes kemampuan
representasi matematis yang diperoleh dari posttest. Skor yang dihitung adalah
tes kemampuan representasi yang diperoleh dari posttest. Pemberian skor diten-
tukan oleh jawaban yang benar, sehingga diperoleh skor posttest. Analisis data
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal
atau sebaliknya. Untuk uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2005:273). Berikut
langkah-langkah uji normalitas:
a) Hipotesis
H0 : data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan α = 5%
c) Statistik Uji
x2=∑i=1
k (Oi−Ei )2
Ei
dengan :
31
Oi = frekuensi pengamatanEi
= frekuensi yang diharapkan
d) Keputusan Uji
Tolak H0 jika x2≥x( 1−α ) ( k−3 ) dengan taraf = taraf nyata untuk pengujian.
Dalam hal lainnya H0 diterima.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok data
memiliki varian yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas varian yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah uji F. Berikut ini adalah langkah-langkah
uji homogenitas menurut Sudjana (2005:241-244).
a) Hipotesis
H0 : σ 12=σ2
2 (varian kedua kelompok populasi homogen)
H1 : σ 12≠ σ2
2 (varian kedua kelompok populasi tidak homogen)
b) Taraf Signifikansi
Taraf signifikansi yang digunakan α=5%
c) Statistik Uji
Untuk menguji hipotesis digunakan statistik:
F=S1
2
S22=
VarianterbesarVarianterkecil
d) Keputusan Uji
32
Tolak H0 jika F ≥ F12
α (v1 , v2), dengan F 12
α (v1 , v2) didapat dari daftar distribusi F
dengan peluang 1/2α dan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk
pembilang dan penyebut.
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis terdapat beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Jika data terdistribusi normal dan kedua kelompok data homogen, maka
statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah Uji-t. Dengan
hipotesis sebagai berikut:
H0: μ1=μ2 (rata-rata skor kemampuan representasi matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan model TTW sama
dengan rata-rata skor kemampuan representasi matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model
TPS).
H1: μ1 ≠ μ2 (rata-rata skor kemampuan representasi matematis siswa yang
mengikuti pembelajaran menggunakan model TTW tidak sama
dengan rata-rata skor kemampuan representasi matematis
siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model
TPS).
Statistik yang digunakan untuk uji ini dalam Sudjana (2005:239) adalah:
t hitung=x1−x2
s√ 1n1
+ 1n2
33
dengan
s2=(n1−1 ) s1
2+( n2−1 ) s22
n1+n2−2
Keterangan:
x1 = rata-rata skor kelas pembelajaran model TTWx2 = rata-rata skor kelas pembelajaran model TPSn1 = banyaknya subyek kelas pembelajaran model TTWn2 = banyaknya subyek kelas pembelajaran model TPSs1
2 = varians kelompok pembelajaran model TTWs2
2 = varians kelompok pembelajaran model TPSs2 = varians gabungan
Dengan kriteria pengujian: terima H0 jika t hitung< t1−α dengan derajat
kebebasan dk = (n1+ n2 – 2) dan peluang (1−α ) dengan taraf signifikan
α=0,05. Untuk harga t lainnya H0 ditolak.
2. Jika data terdistribusi normal dan kelompok data tidak mempunyai varians
yang homogen, maka rumus yang digunakan adalah:
t '=x1− x2
√ S12
n1+
S22
n2
kriteria pengujian yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:241) adalah terima
Ho jika:
−W 1 t 1+W 2 t2
W 1+W 2<t '<
W 1t 1+W 2 t2
W 1+W 2
Dimana:W 1=
S12
n1;W 2=
S22
n2
t 1=t (1−1 /2α ) , ( n1−1 ) ; t2=t (1−1/2 α ) ,(n2−1)
34
3. Jika data tidak terdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak
mempunyai varians yang homogen, maka digunakan uji non-parametrik yaitu
uji Mann-Whitney U atau uji-U yang dirumuskan oleh Russefendi (1998:309-
401) dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: tidak ada perbedaan peringkat kemampuan representasi matematis antara
model pembelajaran TTW dan model pembelajaran TPS.
H1: ada perbedaan peringkat kemampuan representasi matematis antara model
pembelajaran TTW dan model pembelajaran TPS.
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus sebagai berikut:
U untuk sampel pertama:
U a=na nb+na(na+1)
2−∑ Pa
U untuk sampel kedua:
U b=na nb+nb(nb+1)
2−∑ Pb
Dengan Pa peringkat sampel pertama dan Pb peringkat sampel kedua. Nilai U
yang digunakan adalah nilai U yang paling kecil. Kriteria pengujian ialah
tolak H0 jika Uhitung ≤ Utabel dan terima H0 jika sebaliknya.