bab 3

Upload: siti-irmawati

Post on 07-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

TRANSCRIPT

BAB 3TINJAUAN PERANCANGAN MANAJEMEN PROYEK

3.1 MANAJEMEN PROYEKManajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan ketrampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Dalam manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang baik dan terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Yang perlu dikelola dalam area manajemen proyek yaitu biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumberdaya, lingkungan, resiko dan sistem informasi.Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian aktifitas yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas . Rangkaian aktivitas ini dibatasi oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (time), mutu (quality) dan harga (cost). Kegiatankegiatan ini menghasilkan suatu output, baik software (design), maupun hardware (pelaksanaan fisik). Unsurunsur yang dikelola dalam sebuah proyek, yaitu:a. Money (uang dan material).b. Man (tenaga kerja, tenaga ahli).c. Machine (alatalat untuk mempermudah pelaksanaan proyek).

d. Method (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam menjalankan suatu proyek).e. Marketing (pemasaran proyek setelah atau dalam proses pengerjaan).Sebuah proyek diawali oleh adanya prakarsa atau gagasan ide dari pihak Pengguna Jasa Konstruksi (Owner) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan direalisasikan menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional. Manajemen merupakan kemampuan memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan dengan metode atau teknik secara sistematik dan efektif melalui kegiatan sekelompok orang untuk memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien melalui tindakantindakan Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), Pengendalian (Controlling) dan Evaluasi (Evaluating).Untuk mencapai terciptanya manajemen proyek yang baik, diperlukan adanya sumber daya (resources) yang saling mendukung, terutama sumber daya manusia (man power resources) yang menjadi kunci dalam menentukan terciptanya sistem manajemen proyek yang benar benar dapat terlaksana dengan baik. Fungsi dari perencanaan proyek secara mendasar adalah merencanakan, mengatur, menyediakan staff, mengarahkan, melakukan koordinasi, dan melakukan pengontrolan demi mencapai target dengan optimal dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari pihakpihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung, sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara bersamaan (overlapping).Apabila fungsifungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur, maka sebuah proyek dikatakan sukses jika halhal berikut ini terwujud, yaitu:1. Tepat waktu2. Tepat kualitas3. Tepat kuantitas4. Tepat biaya sesuai dengan biaya rencana5. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar6. Tercapainya K3 dengan baik

Mengetahui secara jelas dan baik mengenai fungsifungsi manajemen proyek yang meliputi tindakantindakan Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing), Pengendalian (Controlling) dan Evaluasi (Evaluating) diperlukan untuk mencapai sasaran proyek yang ingin dicapai.1. Perencanaan (Planning)Pada tahapan awal perencanaan merupakan tindakan proses manajemen yang sangatlah penting. Segala bentuk tindakan pada tahap ini sangatlah menentukan hasil akhir proyek karena mengandung berita, asumsi maupun fakta kegiatan yang memerlukan logika untuk direalisasikan pada waktu pelaksanaan proyek. Dimulai dari merencanakan design, rencana anggaran biaya (RAB), metode pelaksanaan dan yang lainnya. Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada beberapa pertanyaan berikut:a. Tindakan apa yang harus dikerjakan?b. Apakah sebabnya tindakan tersebut harus dikerjakan?c. Dimanakah tindakan tersebut harus dikerjakan?d. Kapankah tindakan tersebut dikerjakan?e. Siapa yang akan mengerjakan tindakan tersebut?f. Bagaimana caranya melaksanakan tindakan tersebut?Disamping batasanbatasan diatas, garis besar kegiatan planning meliputi halhal berikut:a. Penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, jadwal dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai kegiatan tersebut.b. Pemilihan maupun penerapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.c. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.d. Menyiapkan sumber pendanaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)Organisasi merupakan penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan; sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur, gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu). Pada tahapan ini tindakan yang dilakukan adalah melakukan pengelompokan jenisjenis pekerjaan yang dituntut untuk mencapai suatu tujuan tertentu, mengelompokkan kegiatankegiatan tersebut berdasarkan jenisnya supaya lebih mudah ditangani oleh bawahan yang kemudian dilanjutkan mempersatukan kegiatan dengan pengaturan peranan masingmasing anggota dari organisasi yang memiliki rincian kerja dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.Tindakantindakan pengorganisasian guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia yang memiliki pekerjaan masingmasing sehingga tercipta interaksi antar lingkungan untuk mendukung tercapainya tujuan secara efisien diantaranya meliputi halhal berikut:a. Penentuan sumber daya dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.b. Perancangan dan pembangunan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan membawa halhal tersebut ke arah tujuan organisasi.c. Penugasan tanggung jawab tertentu dan pendelegasian wewenang.Manfaat dan fungsi dari pengorganisasian adalah sebagai pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas dan hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.3. Pengarahan (Directing)Pengarahan adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintahperintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Kunci dari pengarahan terletak pada kemampuan dari manager proyek untuk memberikan motivasi kepada anak buahnya. Dalam hal ini faktor kepemimpinan sangat mempengaruhi tercapainya kesuksesan pengarahan.4. Pengendalian (Controlling)Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Tindakan yang dilakukan dalam pengendalian adalah memonitoring, memantau, dan mengontrol dengan cara mengukur kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi. Fungsi dari pengendalian tersebut meliputi :a. Penetapan standar pelaksanaan.b. Penetapan ukuranukuran pelaksanaan.c. Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.d. Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.Manfaat dari fungsi pengendalian adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.

5. Evaluasi (Evaluating)Merupakan kegiatan evaluasi menyeluruh terhadap suatu pekerjaan. Dimana evaluasi ini menanyakan apakah pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai planning. Evaluasi harus dapat menentukan kekurangan apa yang terjadi, pada tahap mana dan solusi/ keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Didalam evaluasi ini sangat memungkinkan untuk dilaksanakan replanning, reorganizing atau peningkatan kualitas kerja pelaksanaan dan pengawasan.Pelaksanaan proyek pada dasarnya adalah proses merubah sumber daya dan dana tertentu secara terorganisasi menjadi hasil pembangunan yang mantap sesuai dengan tujuan dan harapan awal, dan kesemuanya harus dilaksanakan dalam jangka waktu yang terbatas. Sementara itu pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan suatu rangkaian mekanisme tugas atau kegiatan yang rumit, yang mengandung berbagai permasalahan serta kesulitan tersendiri. Berdasarkan atas kondisi yang kompleks tersebut, maka diusahakan agar suatu proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu, tepat mutu sesuai dengan peraturan, perundangan serta ketentuan lainnya dan tetap dalam batasanbatasan anggaran yang telah direncanakan.Disadari pula adanya kompleksitas jaringan mekanisme kegiatan dalam suatu proyek, semakin kompleks mekanismenya sudah tentu semakin banyak pula masalah yang harus dihadapi. Apabila tidak ditangani secara sungguhsungguh, berbagai permasalahan akan memberikan dampak berupa terlambatnya penyelesaian, penyimpangan mutu hasil dan pembiayaan membengkak.Dengan demikian menjadi jelas kiranya bahwa untuk dapat menangani pelaksanaan proyek dengan baik, atau paling tidak memperkecil peluang timbulnya permasalahan dan mencegah datangnya kesulitan, diperlukan pendekatan dengan menyusun suatu konsep sistem manajemen proyek yang lengkap, mendasar, kokoh dan terpadu.Sedangkan konsep sistem yang dimaksud, tiada lain adalah penataan serta pengorganisasian sesuai dengan siklus manajemen pada setiap tahapan kegiatan yang berlangsung selama proyek berjalan.

3.2 PERENCANAAN PROYEKPerencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Secara garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Adapun sasaran perencanaan yang harus direncanakan diantaranya adalah perencanaan biaya, perencanaan mutu, perencanaan waktu, dan perencanaan keamanan kerja. Pada tahap perencanaan ini, hal yang harus lebih diperhatikan yaitu perencanaan waktu pelaksanaan proyek. Dalam proyek Teaching Hospital UI, rencana waktu kerja atau time schedule menggunakan kurva S sebagai alat kontrol untuk mengetahui tingkat prestasi kerja. Pada time schedule dilengkapi dengan Kurva S yang dibuat dari hasil kumulatif presentase bobot pekerjaan yang menunjukan idealnya urutan pekerjaan. Kurva S berbentuk grafik yang menyatakan hubungan waktu sebagai absis dengan bobot kumulatif pekerjaan dalam persen sebagai ordinatnnya.Pengertian di atas menekankan bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti perencanaan tersebut mengalami tahaptahap pengerjaan tertentu. Tahaptahap pekerjaan itu yang disebut proses. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :

a. Menentukan tujuan.Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang akan dilakukan.b. Menentukan sasaran.Sasaran adalah titiktitik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.d. Memilih alternatif.Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan.Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.3.3 ORGANISASI PROYEKDalam sebuah proyek konstruksi, ada 3 unsur penting agar proyek bisa berjalan dengan baik, yaitu owner, konsultan, dan kontraktor. Pada proyek Pembangunan Gedung Perkantoran Teaching Hospital UI, beberapa pihak yang saling terkait dan saling berhubungan tersebut dijelaskan dalam gambar dibawah.Sub Kontraktor

Sub Kontraktor

Sub Kontraktor

Sub KontraktorPemilik Proyek (Owner)Universitas IndonesiaManajemen KonstruksiPT. Cakra Manggilingan JayaSub KontraktorKontraktorPT. Wijaya Karya

KKPT. TATAMULIA NUSANTARAINDAHKonsultan PerencanaUNICO,IncNIHON SEKKEI,Inc

Keterangan :Garis Instruksi : Garis Koordinasi : Gambar 3.1 Skema Hubungan Kerja Pihakpihak yang Terkait dalam Proyek

3.3.1 Pemilik Proyek (Owner)Pemilik proyek disebut juga pemberi tugas adalah seseorang atau instansi baik pemerintah maupun swasta yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Pemilik proyek pembangunan gedung Teaching Hospital UI ini adalah Universitas Indonesia.Untuk merealisasikan proyek, pemilik proyek mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk membiayai segala aspek guna menunjang berlangsungnya pembangunan proyek. Berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan. Tugas dari pemilik proyek adalah sebagai berikut :1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.2. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.3. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur.4. Mengadakan kegiatan administrasi proyek, termasuk dalam hal perizinan, persyaratan dan halhal lain yang terkait dalam pelaksanaan pembangunan proyek.5. Memberikan tugas kepada kontraktor atau pelaksana pekerjaan proyek.6. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen konstruksi (MK).7. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan memberikan instruksi berkaitan pelaksanaan, pengaturan biaya dan waktu, serta perubahan yang mungkin.8. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor.Wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut :1. Membuat surat perintah kerja (SPK)2. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.3. Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi.4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak.

3.3.2 Konsultan Manajemen KonstruksiKonsultan manajemen konstruksi merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan, koordinasi dan pengarahan pelaksanaan dalam perencanaan maupun di lapangan. Untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, umumnya owner akan menunjuk badan atau perseorangan sebagai konsultan pengawas proyek agar segala pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor sesuai dengan rancangan yang telah dibuat dan mutu pekerjaannya dapat tercapai secara maksimal. Pada proyek pembangunan gedung Teaching Hospital UI, konsultan manajemen konstruksi adalah PT. Cakra Manggilingan Jaya.

Tugas dari Manajemen Konstruksi :1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan seperti halnya kontraktor, konsultan manajemen konstruksi juga membuat laporan kemajuan pekerjaan di lapangan.2. Mengawasi kualitas dan kuantitas pekerjaan di lapangan.3. Membuat dan memeriksa laporan perkembangan kemajuan dan hasil pekerjaan kontraktor.4. Memeriksa gambar pelaksanaan (shop drawing) dan as built drawing.5. Mengarahkan dan mengendalikan seluruh pekerjaan dan sumber daya untuk mencapai keberhasilan dalam aspek mutu, biaya, waktu dan keselamatan dalam pekerjaan.6. Melaporkan jika ada kekurangan yang terjadi pada proyek kepada pihak owner.Wewenang konsultan Manajemen Konstruksi :1. Mengadakan rapat koordinasi antara pihak owner, konsultan dan kontraktor untuk mendapatkan keputusan bersama terkait dengan proyek.2. Memeriksa dan mengesahkan gambar yang akan dijadikan panduan oleh kontaktor pelaksana.3. Memberikan masukan kepada kontraktor apabila terjadi halhal yang tidak sesuai dengan perencanaan, sehingga sesuai dengan perencanaan awal.

3.3.3 Konsultan PerencanaKonsultan perencana dapat berupa perseorangan maupun badan hukum baik swasta atau pemerintah yang dipilih oleh pemilik proyek untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan. Konsultan perencana merupakan suatu tim ahli dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya teknik sipil, arsitektur, listrik, geologi dan lain sebagainya. Konsultan perencana ini mempunyai tugas mewujudkan rencana dan keinginan pemilik proyek dalam bentuk perencanaan struktur, arsitektur, maupun mekanikal dan elektrikal. Secara umum tugas konsultan perencana adalah membuat sketsa, gagasan yang memberikan gambaran pekerjaan yang meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan, program kerja, rencana kegiatan dan pelaporan, ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku dan lainlain dan membantu pimpinan proyek untuk melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen perencana, dokumen lelang, dokumen pelaksanaan dan memberi penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan serta terhadap persoalan perancangan yang timbul selama proses konstruksi berlangsung. Konsultan perencana juga bertanggung jawab secara konstruktual kepada pimpinan proyek atas hasil hitungan perencanaan yang dikerjakannya.Tugas konsultan perencana :1. Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana (schematic design) dan rencana kerja beserta syaratsyaratnya.2. Membuat gambargambar denah yang belum lengkap dengan spesifikasinya.

3.3.4 Kontraktor UtamaKontraktor utama adalah pihak yang telah diterima penawarannya (telah memenangkan tender) dan telah menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dengan pemilik proyek (owner) sehubungan dengan pelaksanaan proyek. Sehingga kontraktor pelaksana bertanggung jawab secara langsung pada owner. Pada proyek Teaching Hospital UI kontraktor pelaksananya adalah PT. Wijaya Karya.Tugas dari kontraktor pelaksana :1. Menyiapkan sumber daya manusia (tenaga kerja), material, perlengkapan (peralatan), dan jasa yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi, dengan memperhatikan biaya pelaksanaan, waktu pelaksanaan, kualitas pekerjaan, dan keamanan pekerjaan.2. Membuat gambar kerja/shop drawing sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.3. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan (progress), baik itu dalam bentuk laporan harian, mingguan ataupun bulanan.4. Membuat rencana kerja/time schedule yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan. 5. Menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.6. Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja.7. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui sebelumnya.Sedangkan struktur organisasi proyek dalam proyek pembangunan Teaching Hospital UI dapat digambarkan seperti bagan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Teaching Hospital UISumber : PT. Wijaya Karya, 2014

Keterangan :Garis Instruksi :Garis Koordinasi :Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai tugas dari struktur organisasi kontraktor dalam proyek pembangunan Teaching Hospital UI ini, adalah sebagai berikut :a. Manajer Proyek (Project Manager)Manajer proyek atau Project Manager merupakan pimpinan tertinggi dari suatu proyek, dimana kepala proyek dituntut untuk memahami dan menguasai rencana kerja proyek secara keseluruhan dan mendetail. Selain itu, juga harus mampu mengkoordinasikan seluruh kegiatan bawahannya agar dapat dipastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan juga dapat berjalan mengikuti program kerja yang direncanakan dalam jangka waktu dan biaya tertentu.Disamping Project Manager dituntut untuk memiliki keterampilan manajemen. Project Manager juga harus mampu menguasai sumber daya manusia yang dibebankan kepadanya secara efisien dan produktif. Project Manager harus memilik wawasan sosial yang luas, baik terhadap pihak di dalam yang bersangkutan, maupun kepada pihak luar yang terkait.Tugas Project Manager :1. Tahapan perencanaan:a. Membuat rencana pelaksanaan proyek.b. Melakukan perencanaan untuk pelaksanaan di lapangan berdasarkan rencana pelaksanaan proyek.

2. Tahapan pelaksanaan:a. Memimpin kegiatan pelaksanaan proyek dengan memberdayagunakan sumber daya yang ada.b. Melakukan pengendalian terhadap perencanaan pada proses kegiatan pelaksanaan di lapangan.3. Tahapan Evaluasi:a. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelaksanaan kerja dengan membandingkan terhadap rencana dan membuat laporan kemajuan.b. Menghitung rugi/laba proyek.

Tanggung jawab Project Manager1. Tahapan pelaksanaan:a. Bertanggung jawab atas rapatrapat koordinasi di proyek baik di owner ataupun mitra usaha selama dilaksanakannya proyek.b. Bertanggung jawab untuk menjamin bahwa inspeksi dan pengujian mutu dilaksanakan sesuai rencana.2. Tahapan evaluasi:a. Mempertanggungjawabkan perhitungan rugi atau laba proyek.b. Dibantu Site Manager bertanggung jawab terhadap terselenggaranya laporan yang ditetapkan sehubungan dengan kontrol.3. Tahapan pertanggungjawaban:a. membuat laporan pertanggungjawaban kepada pemilik proyek.

b. Site ManagerSite Manager mempunyai tanggung jawab langsung kepada Project Manager, mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Project Manager dalam melaksanakan pekerjaan proyek jika Project Manager berhalangan hadir. Adapun rincian lebih jelas untuk pekerjaaan Site Manager sebagai berikut :Tugas Site Manager :1. Membantu Project Manager dalam membuat rencana pelaksanaan proyek.2. Mengkoordinasikan seluruh pekerjaan lapangan.3. Bertanggung jawab dalam menerjemahkan gambar rencana ke pelaksanaan pekerjaan sebernarnya.4. Membuat metode kerja berdasarkan metode pelaksanaan yang dibuat oleh Project Manager.5. Bersama seluruh team memeriksa dan mengevaluasi biaya subkontraktor.6. Bersama Project Manager membuat dan mengontrol Rencana Anggaran Biaya (RAB).Wewenang Site Manager :1. Menangani dan mengatur pekerjaan di tempat konstruksi atau lapangan.2. Mengadakan suratmenyurat dengan wakil owner dan konsultan pengawas berkaitan dengan kegiatan di lapangan.3. Memeriksa laporan biaya proyek dan menyelenggarakan rapatrapat intern.4. Mengevaluasi kemajuan proyek secara berkala bersama seluruh tim proyek dalam membahas halhal berikut :

a. Kemajuan (progress) rencana.b. Membahas hasil kerja subkontraktor.c. Memeriksa dan mengkoordinir gambar pelaksanaan.d. Melaksanakan dan mengevaluasi time schedule.e. Membuat rencana kerja mingguan/bulanan.

c. Engineering ManagerPada proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI , tugas dari seorang Engineering Manager sekaligus merangkap sebagai cost control atau berperan dalam pengendalian biaya. Tugas dan tanggung jawab Engineering Manager dapat dijabarkan sebagai berikut:1. Memimpin pelaksanaan kegiatan engineering di proyek dengan mengacu pada prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan agar dapat memenuhi target mutu, K3L, waktu, dan biaya.2. Mengkoordinasikan tugas dan tanggung jawab engineering kepada Site Engineer.3. Melaksanakan halhal yang menjadi tugas Site Engineer baik dalam kegiatan pemahaman dan perencanaan proyek maupun dalam pengadaan kebutuhan proyek.4. Melaksanakan halhal yang menjadi tugas Site Engineer dalam kegiatan sosialisasi dan penjabaran proyek.5. Mengawasi tugas Site Engineer dalam melakukan pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan.6. Mengawasi tugas Site Engineer dalam kegiatan serah terima proyek.7. Mengawasi tugas Site Engineer dalam aspek K3L.Tugas Engineering Manager yang merangkap sebagai cost control:1. Mengelola financial yang berhubungan dengan operasional proyek.2. Membuat laporan pertanggungjawaban akan rincian biaya yang telah dikeluarkan untuk konstruksi pembangunan proyek.3. Bertanggung jawab apabila terjadi kebocoran pendanaan yang telah dikeluarkan untuk keperluan proyek.

d. Quantity SurveyorQuantity Surveyor adalah pihak yang menaksir dan menetapkan jumlah dan biaya, bahan, serta upah yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah bangunan. Selain itu Quantity Surveyor bertugas mendapatkan keterangan spesifikasi, kuantitas dalam dokumen kontrak, dan menetapkan gambar konstruksi. Berikut adalah merupakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari Quantity Surveyor:Tugas dari Quantity Surveyor :1. Melakukan market survey untuk mendapatkan harga material bahan bangunan yang akan digunakan dengan mengacu spesifikasi teknis.2. Melakukan perhitungan terhadapAnalisa Harga Satuan (AHS)berikut harga satuan pekerjaan (HSP) sesuai kebijakan manajemen proyek. Ada kalanya dalam proyekproyek dari pemerintah disyaratkan menggunakan analisa standar sesuaiSNI. Dalam proyek swasta digunakan analisa sesuai dengan kebijakan dan pengalaman sendiri termasuk didalamnya koefisien tenaga kerja dan bahan yang juga sangat besar pengaruhnya dalam menentukan besaran harga satuan pekerjaan.3. Menghitung luas m2 pekerjaan bangunan seperti pasangan batu bata, plesteran, pasangan keramik, pekerjaan genteng dan lainlain.4. Menghitung volume m3 pekerjaan seperti pekerjaan beton, screed lantai, pekerjaan urugan tanah, dan lainlain.5. Menghitung volume kg pada pekerjaan besi beton bertulang, aluminium, profil baja, dan dan lainlain.6. Bekerja sama dengan logistik atau pengadaan barak untuk memberikan informasi kebutuhan material yang harus ditandatangani ke lokasi pembangunan.7. Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan sisa pekerjaan untuk keperluan engineering dalam membuat schedule pekerjaan pelaksanaan pembangunan.8. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item pekerjaan bangunan.9. Mengecek kesesuaian penggunaan material antara perencanaan dengan yang terjadi di lapangan.10. Melakukan perhitungan quantity masingmasing pekerjaan dari gambar kerja yang sudah disiapkan oleh setiap bagian mulai dari arsitek, sipil, mekanikal dan elektrikal.

e. Quality ControlQuality Control adalah orang yang ahli dalam bidang metode pelaksanaan dan bertugas memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai. Quality Control ditetapkan sebagai jaringan yang mendukung kegiatan quality assurance, dan memiliki wewenang serta tanggung jawab untuk menjamin bahwa seluruh persyaratan mutu atau kualitas untuk proyek harus dilaksanakan.Tugas dari Quality Control :1. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.2. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai.3. Mengadakan pengujian terhadap semua jenis pekerjaan, misalnya menguji jenis bahan yang akan dipakai sebagai salah satu langkah pengendalian mutu.4. Melaksanakan dan mengendalikan prosedur proyek dengan benar.5. Membandingkan dan mengarsipkan catatan catatan untuk dokumen.6. Menyediakan informasi mengenai kebutuhan material yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, baik dalam bentuk volume, jenis, dan gambar kerja.7. Menjamin semua kegiatan sudah sesuai dengan program dan prosedur yang ada.Wewenang dan tanggung jawab Quality Control :1. Melakukan check list serta mengontrol perbaikan jika ada kegiatan yang menyimpang agar kembali sesuai dengan prosedur.2. Memastikan tahapan pekerjaan yang dapat dilanjutkan jika telah memenuhi standar yang disyaratkan.3. Berhak atas pemberhentian sementara pekerja jika terdapat masalah atau tidak sesuai dengan gambar rencana yang disyaratkan.4. Mengusahakan, melaksanakan dan menjamin semua kegiatan dengan kualitas yang benar dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.5. Berhak menyuruh mengerjakan ulang kembali pekerjaan di lapangan jika memang terjadi kesalahan fatal yang jauh dari batas toleransi yang telah disyaratkan.f. Supervisor Supervisor atau pengawas lapangan merupakan posisi yang penting di lapangan, dalam hal ini supervisor mengawasi pekerja di lapangan agar pekerjaan yang dihasilkan serupa dengan gambar rencana. Pada proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI ini, supervisor dibagi dalam beberapa divisi sesuai dengan keahlian individu dari supervisor itu sendiri, seperti supervisor cor, supervisor bekisting, supervisor besi dan supervisor finishing.Tugas dan wewenang supervisor :1. Memahami gambar kerja rencana dan spesifikasi teknik.2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan dan gambar kerja design spesifikasi teknik.3. Menyiapkan tenaga kerja dan mengatur jadwal pelaksanaan tugas tenaga kerja seharihari.4. Menjaga dan mengusahakan daya guna dan hasil guna pemakaian bahan, tanaga dan peralatan proyek.5. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan di lapangan.

g. EngineerEngineer adalah pembantu tugas Project Manager yang memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material yang meliputi penyediaan seluruh shop drawing, membuat perhitungan konstruksi yang diperlukan, menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan, serta membuat metode pelaksanaan yang diperlukan dan merekayasa dalam penentuan lokasi, tipe, dimensi serta kualitas pekerjaan dengan batasan yang telah ditentukan oleh dokumen kontrak sehubungan dengan kondisi lapangan dan keterbatasan dana yang tersedia.Tugas Engineer :1. Membuat perencanaa, perancangan dan merekayasa gambargambar teknis produk sesuai dengan permintaan konsumen (tetap melihat keadaan teknis lapangan).2. Memberikan cara penyelesaian perubahan desain dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak owner, sedemikian sehingga tidak menghambat pekerjaan di lapangan.

h. DrafterDrafter adalah orang yang bekerja membuat atau menyiapkan gambar kerja teknik dari proses design menjadi gambar kerja terjemahan sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah dibaca oleh pengawas maupun pekerja di lapangan. Drafter atau drafting specialists memiliki tujuan utama untuk mempersiapkan gambar kerja yang efisien berdasarkan gambar kontrak dan spesifikasi teknis sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai. Hasil gambar kerja tersebut tidak langsung dapat digunakan namun harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pihak konsultan.Tugas dan tanggung jawab drafter :1. Membuat shop drawing dan gambar detail secara benar, jelas, dan efisien.2. Membuat as built drawing berdasarkan shop drawing dan kondisi existing.3. Memastikan semua gambar desain mempunyai judul, nomor gambar dan tersimpan sesuai dengan persyaratan gambar untuk proyek sehingga dapat mempermudah pelaksanaan di lapangan.4. Melakukan koordinasi dengan pihak yang terkait (struktur, arsitektur dan Mechanical Electrical) dan eksternal (konsultan perencana).5. Memeriksa kembali konstruksi hasil pelaksanaan pekerjaan lapangan dengan rencana dan kualitas sesuai dengan time schedule.6. Bertanggung jawab terhadap semua detail gambar pelaksanaan di lapangan.

i. Safety EngineerK3L atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan adalah bagian yang memastikan semua pekerjaan dilakukan dengan cara yang aman dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja. Safety Engineer adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan (K3L) di lingkungan proyek dimulai dari alatalat perlengkapan dasar dapat berfungsi sebagaimana yang dibutuhkan ketika ada bendabenda terjatuh, hingga memperingatkan para pekerja agar selalu memakai alatalat yang disarankan di lokasi proyek, seperti helm dan sepatu proyek. Untuk mengatur kegiatan dan kebijakan K3 ini, Project Manager menunjuk seorang safety engineer yang dibantu oleh tim safety memiliki tugas, tanggung jawab, dan wewenang sebagai berikut :

Tugas safety :1. Membuat safety plan.2. Menyiapkan peraturanperaturan yang berhubungan dengan K3.3. Mempersiapkan alat pemadam api, rambu, poster, dan spanduk K3 yang diperlukan.4. Merencanakan kegiatan safety seperti inspeksi safety, meeting safety, laporan safety, dan penilaian K3L subkontraktor.5. Memberikan briefing kepada pembantu pelaksana, mandor, dan subkontraktor khususnya pada saat safety morning.6. Melakukan safety patrol secara berkala.7. Mengambil tindakan segera terhadap kecelakaan kerja yang terjadi.8. Mengidentifikasi sumber bahaya atau resiko dari dampak lingkungan dan pengendalian resiko ditinjau dari aspek K3.9. Bekerja sama dengan rumah sakit atau lembaga kesehatan di sekitar lokasi proyek untuk mengantisipasi halhal buruk yang tidak diinginkan.

j. SurveyorSurveyor adalah orang yang bertugas untuk melakukan pengamatan yang menilai suatu kondisi tertentu yang menghasilkan suatu bahan analisa atas kelayakan suatu kondisi tertentu untuk mengambil keputusan atas kondisi tersebut. Surveyor atau pelaksana ukur bertugas untuk menentukan koordinat bangunan di lapangan yang telah ditentukan dalam gambar rencana. Pekerjaan ini biasa disebut menentukan as dan biasanya menggunakan alat bantu berupa waterpass dan theodolite.Tugas dan tanggung jawab surveyor :1. Bersama tim proyek menetapkan referensi titik awal proyek dan pemetaan lokasi proyek yang akan dibangun.2. Menentukan, mengontrol dan melaksanakan seluruh pekerjaan proyek terutama yang berkaitan dengan penentuan koordinat, leveling dan pengukuran lain sesuai dengan gambar rencana.3. Mengukur letak atau koordinatkoordinat dari bangunan, baik tiang pancang, kolom dan juga shear wall yang sudah sesuai dengan koordinat dan menentukan elevasi tanah.4. Memberi tanda letak koordinat dan marking yang telah diukur. 5. Melaksanakan kalibrasi alat ukur secara periodik dan melaksanakan pemeliharaan rutin peralatan alat ukur yang digunakan.8. Bertanggung jawab atas akurasi dan kesesuaian dari hasil pengukuran9. Selama kegiatan pengukuran berlangsung, alat yang digunakan terpasang dengan sesuai syarat yang di tentukan sehingga ketelitian dari alat tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

k. LogistikLogistik besamasama dengan asisten logistik bertanggung jawab atas segala bahan/material yang ada di lapangan.

Tugas dan wewenang logistik :1. Membuat jadwal pengadaan bahan/material dan peralatan proyek.2. Menyediakan seluruh logistik yang diperlukan selama proyek berlangsung.3. Mencatat dan memeriksa setiap bahan/material yang masuk ke wilayah proyek.4. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan produksi di proyek, terutama yang berhubungan dengan pengadaan material bahan yang akan dipakai pada pelaksanaan konstruksi.5. Melakukan pemeriksaan dan perhitungan terhadap penggunaan material pada suatu jenis pekerjaan konstruksi dan membandingkannya dengan pemakaian di lapangan.6. Melakukan survey dan memberikan informasi tentang sumber dan harga bahan.7. Membuat laporan harian mengenai penggunaan peralatan, pemkaian dan persediaan bahan/material di proyek.8. Berhak atas keluar atau tidaknya alat dari gudang penyimpanan di proyek.

l. MechanicDalam proyek khususnya di proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI, mekanik bertugas mengontrol jalannya pekerjaan di lapangan yang berhubungan dengan peralatan yang digunakan saat proyek berlangsung, termasuk alat berat yang digunakan di lapangan.

Tugas dan wewenang mekanik :1. Merencanakan dan menyiapkan alatalat berat yang digunakan.2. Mengkoordinasi unitunit dibawahnya untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik, yang berhubungan dengan alatalat.3. Berhak menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai.

m. SecurityTugas dan wewenang security :1. Menjaga keamanan dan ketertiban lokasi proyek dari kriminalitas maupun berbagai hal yang dapat menghambat kenyamaan kerja proyek.2. Menghampiri dan menyapa para tamu yang datang serta menanyai akan maksud kedatangannya.3. Mencatat setiap tamu maupun kendaraan yang keluar masuk proyek.4. Menjaga kendaraan pribadi para pekerja maupun milik perusahaan yang terparkir dalam lingkup proyek.

n. SubkontraktorSubkontraktor adalah orang atau badan usaha yang mempunyai kontrak dengan kontraktor untuk melaksanakan sebagian pekerjaan dari kontrak yang mencakup pekerjaan di lapangan. Subkontraktor dipilih setelah melalui tender yang dilakukan pihak kontraktor atas persetujuan Pemilik Proyek (Owner). Proses pemilihannya yaitu melalui tender tertutup. Subkontraktor dan Supplier pada proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI antara lain :

Beton Readymix: PT. Adhimix Precast IndonesiaPengadaan Kolom Praktis: PT. Makmur Maju SejahteraPengadaan Grand Block: PT. Adhiperkasa BPengadaan Kabel NYM: PT. Bangkit SuksesBatako Press: - CV. Sentosa Bersama - CV. Yudha PratamaMaterial untuk Bangunan: PT. Sumber JayaPompa Sumersible Pump: PT. SMB IndonesiaBaja: PT. Krakatau WajatamaBBM Solar Industri: PT. Raulina EnergiMesin Grinda GWS 5-100 Bosh: PT. Sumber Jaya TekPengadaan Indoor/Outdoor AC: PT. Gobel Dharma Nusantara

Subkontraktor memiliki tugas dan wewenang untuk pekerjaan yang dilaksanakannya langsung kepada kontraktor pelaksana. Pengadaan subkontraktor dilakukan apabila dalam suatu pelaksanaan pekerjaan terdapat keterbatasan alat dan kontraktor utama sendiri kurang memiliki keahlian yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut. Subkontraktor bertanggung jawab secara langsung pada Kontraktor Utama, dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh Kontraktor Utama dan Owner (sebagai pengawas). Subkontraktor dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas baik di proyek maupun di dalam kantor. Setiap kendala yang terjadi dalam pelaksanaan sehingga menyebabkan perubahan desain harus dikonsultasikan langsung dengan Kontraktor Utama sebelum dilaksanakan.Tugas subkontraktor :1. Menyiapkan tenaga kerja, bahan, perlengkapan dan jasa yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan.2. Mematuhi peraturan dan syaratsyarat yang telah ditentukan dalam kontrak.3. Melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh kontraktor utama sesuai dengan gambar rencana.4. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan yang diserahkan kepada PT. Wijaya Karya sebagai kontraktor utama di proyek Teaching Hospital UI.5. Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.6. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja kepada kontraktor utama.7. Menghadiri dan mengikuti rapat yang diadakan kontraktor utama sehubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakannya.8. Melakukan perhitungan pembayaran tenaga kerja serta tagihan kepada PT. Wijaya Konstruksi sebagai kontraktor utama yang didasarkan pada volume pekerjaan yang telah dilakukan.

3.4 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEKTahap pelaksanaan proyek merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Untuk itu dalam pembangunan suatu proyek, perlu adanya manajemen pelaksanaan proyek, karena kemajuan pekerjaan suatu proyek di bahas dalam manajemen pelaksanaan proyek. Kemajuan pekerjaan suatu proyek ini digambarkan melalui laporan harian, mingguan, dan bulanan.Manajemen pelaksanaan proyek pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu, manajemen material serta manajemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen konstruksi proyek, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan kecil dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek. Adapun fungsi dari manajemen pelaksanaan proyek yaitu:1. Sebagai Quality Control sehingga dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan.1. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi kendala terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan.1. Memantau kemajuan proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan.1. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalahmasalah yang terjadi di lapangan.1. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sebuah sistem informasi yang baik dan dapat digunakan untuk menganalisis pekerjaan di lapangan.

3.4.1 Laporan Kemajuan ProyekDalam pelaksanaan proyek diperlukan adanya pengelolaan yang baik dan terarah walaupun suatu proyek tentu memiliki keterbatasan namun diusahakan seminimal mungkin sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai. Biaya, mutu, waktu, kesehatan dan keselamatan kerja, sumber daya, lingkungan, risiko, dan sistem informasi merupakan halhal yang perlu dikelola dalam manajemen proyek sedangkan dalam manajemen pelaksanaan proyek di lapangan ini membahas tentang kemajuan proyek konstruksi yang dapat dilihat melalui laporan baik harian, mingguan, ataupun bulanan. Sistem pelaporan pada proyek Teaching Hospital UI diantara lain sebagai berikut:

a. Laporan HarianLaporan harian ini berisikan monitoring pekerjaan yang disusun oleh pihak pelaksana proyek dengan cara pemetaan gambar dan tertulis dalam waktu satu hari.Laporan ini dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan halhal yang telah dikerjakan apakah sesuai dengan rencana atau tidak, mengontrol peningkatan pelaksanaan proyek, dan mendapatkan gambaran seberapa jauh hasil pekerjaan yang telah dicapai dalam masa satu hari. Halhal yang dilaporkan berisikan mengenai antara lain :0. Pekerjaan yang dilaksanakan0. Daftar peralatan dan material yang tersedia dan yang digunakan.0. Waktu kerja.0. Jumlah tenaga kerja.0. Kejiadian khusus lain yang terjadi di lokasi proyek.

b. Laporan MingguanLaporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian selama 7 hari yang disusun secara tertulis untuk mengetahui peningkatan pelaksanaan pekerjaan proyek di lapangan. Laporan ini dibahas dalam rapat mingguan dan ditandatangani oleh pihak kontraktor serta disetujui oleh pengawas. Laporan mingguan yang dilaksanakan di proyek Teaching Hospital UI antara owner (Universitas Indonesia) dan pihak kontraktor (PT. Wijaya Karya) berisi halhal berikut, yaitu:1. Jenis pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.2. Volume dan persentase kerja selama seminggu.3. Progress dalam jangka satu minggu dan persentasi akumulasi pekerjaan yang telah diselesaikan hingga minggu tersebut.c. Laporan BulananHasil dari monitoring harian yang telah disusun menjadi laporan harian serta mingguan selanjutnya disusun menjadi laporan bulanan yang menunjukkan tingkat peningkatan pekerjaan dalam kurun waktu satu bulan. Laporan bulanan dibuat dengan maksud agar pemilik proyek dapat mengontrol penggunaan dana dan prestasi kerja selama satu bulan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui dalam tender proyek.Isi laporan bulanan mencakup halhal sebagai berikut:1. Rangkuman pekerjaan selama satu bulan dan perbandingannya terhadap rencana yang telah ditetapkan.2. Pengeluaran biaya dan progress pelaksanaan dalam kurun waktu satu bulan disesuaikan dengan s curve rencana (planning and actual).3. Status gambar yang telah selesai dibuat (drawing status).4. Pengaturan biaya anggaran proyek dan biaya pengeluaran proyek.5. Penjelasan atas usaha yang dilakukan untuk mengurangi ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai dengan yang direncanakan, temasuk penjelasan upaya antisipasi dan perbaikan.6. Kondisi cuaca harian dalam satu bulan.7. Fotofoto dokumentasi bangunan yang dilihat dari berbagai sisi (photo progress) sebagai tolak ukur kemajuan.8. Rencana kerja untuk bulan selanjutnya.

3.4.2 Hambatan dan SolusiDalam suatu pelaksanaan proyek pembangunan konstruksi tidak mungkin akan selalu berjalan mulus tanpa adanya masalah ataupun hambatan, tentu hambatan tidak dipungkiri akan ditemukan seiring dengan berjalannya pembangunan hingga akan berakibat akan mengurangi keefektifan waktu kerja. Sebagian besar masalah yang timbul dapat disebabkan oleh faktor alam, seperti cuaca yang kurang mendukung ataupun bencana alam. Namun disamping disebabkan oleh faktor alam terkadang hambatan atau masalah tersebut dapat timbul dari faktor teknis seperti kerusakan alat, penyediaan material yang kurang memadai ataupun kesalahan pada saat pelaksanaan.Semua hambatan yang terjadi dalam masa pelaksanaan pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI menjadi tanggung jawab bagi kontraktor utama yaitu PT. Wijaya Karya. 1. Potensi Hambatana. Tulangan besi retaining wall mengalami korosi karena terlalu lama didiamkandan tidak dicor.

Gambar 3.3 Tulangan Besi Retaining Wall yang Mengalami Korosib. Penggunaan alatalat keamanan belum terlaksana seluruhnya sesuai pekerjaan dan area yang dikerjakan. Pada pekerjaan yang memiliki ketinggian lebih dari 1 meter maka pekerja wajib menggunakan alat pelindung diri.

Gambar 3.4 Pekerja Tidak Menggunakan Alat Pelindung Diri di Lapanganc. Area pekerjaan lapangan seringkali kotor dikarenakan kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan yang dimiliki oleh pekerja. Hal ini menyebabkan menumpuknya sampah serta banyaknya nyamuk di lokasi tersebut.

Gambar 3.5 Area yang Kurang Bersihd. Permukaan beton pada balok area ramp lantai 2 dan retaining wall terdapat cukup banyak ronggarongga ketika bekisting dibuka.

Gambar 3.6 Rongga Pada Retaining Wall dan Baloke. Pada saat proses pengerjaan roof tepatnya di lantai 6 terdapat genangan air akibat terjadinya hujan pada malam hari. Genangan tersebut terjadi karena memang elevasi pada segmen tersebut difungsikan untuk toilet sehingga elevasinya sedikit lebih rendah dari area disekitarnya.

Gambar 3.7 Genangan Air Hujan2. Solusia. Terjadinya korosi pada permukaan tulangan memang tidak dapat dihindari, namun dengan adanya manajemen dan pelaksanaan yang baik hal ini dapat meminimalisir adanya korosi yang terjadi pada besi tulangan. Penjadwalan waktu pembesian harus efektif dan efisien sehingga besi tidak terlalu lama didiamkan sehingga korosi dapat diminimalisir.b. Diberlakukannya sanksi dan ditegur/di peringatkan bagi pekerja yang lalai akan penggunaan alat pelindung diri dan diberikannya penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan (K3L) pada saat pelaksanaan safety morning.c. Untuk mengatasi masalah kebersihan lokasi pekerjaan pertama dapat dilakukan dengan tahap preventif yaitu diberikan penyuluhan pada saat pelaksanaan safety morning agar para pekerja memahami betapa pentingnya kebersihan bagi lingkungan, terutama lingkungan kerja mereka sendiri. Kedua, dengan melakukan pembersihan lahan kerja dari sampah sehingga terhindar dari sumber penyakit. d. Untuk menutupi ronggarongga pada permukaan beton pada kolom maupun pada balok maka dilakukan pemlesteran untuk menutup rongga, sehingga beton padat sempurna.

Gambar 3.8 Proses Perbaikan Permukaan Beton yang Beronggae. Dilakukan proses dewatering untuk memindahkan genangan air yang ada.

3.5 PENGENDALIAN PROYEKPada suatu pembangunan, terkadang hasil yang terjadi di lapangan tidak mutlak terlaksana 100% sama seperti apa yang telah direncanakan sebelumnya. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor yang diantaranya berupa buruknya kualitas bahan atau material yang dipakai pada proyek tersebut. Oleh karena itu mutlak diperlukan adanya pengawasan terhadap kualitas dari semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk menunjang tercapainya target yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengendalian, maka masalahmasalah yang timbul nantinya dapat diketahui sedini mungkin, untuk nantinya dicari solusinya.Pengawasan pembangunan pada umumnya hanya sebatas peningkatan pekerjaan dan memeriksa apakah pekerjaan tersebut sudah memenuhi spesifikasi gambar rencana atau belum. Sedangkan justru yang harus lebih diperhatikan yaitu pengendalian, yang merupakan tindak lanjut dari pengawasan guna mengontrol kualitas pekerjaan agar sesuai dengan rencana. Jadi dalam proyek, pengawasan dan pengendalian tentu mutlak guna mendapatkan tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :1. Mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin dengan meningkatkan efisiensi pekerjaan sehingga dapat meminimalkan pengeluaran proyek (pengendalian biaya).2. Memperoleh kualitas bangunan yang sesuai dengan perencanaan (pengendalian mutu)3. Waktu pelaksanaan sesuai dengan time schedule sehingga pihak owner maupun pelaksana tidak merasa dirugikan karena adanya keterlambatan (pengendalian waktu).Agar tujuantujuan tersebut tercipta, maka diperlukan beberapa proses pengendalian kinerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi secara umum terdiri dari 3 langkah, yaitu :1. Menetapkan standar kinerja. Standar dapat berupa anggaran biaya dan jadwal.2. Mengukur kinerja terhadap standar dengan jalan membandingkan antara hasil yang terjadi dengan standar yang buat. Hasil pekerjaan dan pengeluaran yang telah terjadi dibandingkan dengan jadwal dan biaya yang telah direncanakan.3. Melakukan tindakan koreksi apabila terjadi penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan.

3.5.1 Pengendalian Biaya ProyekSegala sesuatu apapun pasti tidak lepas dari peran dana, begitu pula dengan proyek pembangunan tidak akan lepas dari biaya. Hal terpenting dari pengendalian proyek yakni pengendalian biaya. Baik itu dalam biaya material, upah pekerja maupun biaya alatalat yang digunakan selama proyek berlangsung. Pengendalian biaya proyek adalah semua upaya atau usaha yang dilakukan oleh seluruh staff proyek, agar biaya pelaksanaan proyek menjadi wajar, murah, dan efisien sesuai dengan rencana atau hasil evaluasi yang dilakukan. Waktu dan biaya merupakan dua hal penting dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain mutu, karena biaya yang akan dikeluarkan pada saat pelaksanaan sangat erat kaitannya dengan waktu pelaksanaan pekerjaan. Biaya proyek pada proyek konstruksi dibedakan menjadi dua jenis yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah semua biaya yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan. Biayabiaya yang dikelompokkan dalam biaya langsung adalah biaya bahan atau material, biaya pekerja atau upah dan biaya peralatan (equipment).Biaya tak langsung adalah semua biaya proyek yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan tetapi biaya ini harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biayabiaya yang termasuk dalam biaya tak langsung adalah biaya tak terduga, keuntungan atau profit bagi kontraktor, pajak dan lain sebagainya. Hubungan biaya langsung dan biaya tak langsung terhadap waktu memiliki kecendrungan bertolak belakang. Jika waktu pelaksanaan proyek dipercepat akan mengakibatkan peningkatan biaya langsung tetapi pada biaya tidak langsung terjadi penurunan. Pengendalian biaya di proyek ini dilakukan oleh bagian Cost Control dengan cara membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan ini akan dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).Pencatatan untuk setiap pembelian material dan besarnya biaya yang dikeluarkan saat membayar upah pekerja tiap minggu dapat digunakan untuk menghitung pengeluaran dan melakukan evaluasi dengan membandingkan terhadap rencana pembiayaan awal yang terdapat pada Kurva S. Hasil total dari pengeluaran yang telah dilakukan juga dibutuhkan untuk membuat actual work curve dalam Kurva S. Jadi kita dapat mengidentifikasi bagian mana yang harus lebih ditekan pengendalian biayanya.Pengendalian biaya pelaksanaan proyek sangat dipengaruhi oleh halhal sebagai berikut :1. Pengendalian biaya dilakukan secara rutin selama pelaksanaan proyek, dan hasilnya diwujudkan dalam bentuk laporan yang berisikan rincian pemasukan dan pengeluaran operasional dan non operasional.1. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek.1. Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan proyek (efek dari pekerjaan ulang, finishing, pembongkaran, dan lainnya yang harus menambah biaya lagi).1. Pengendalian sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan, yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaannya atau penerapannya (efek penambahan biaya karena kurang efektifnya cara dan sistem kerja serta efisiensi realitas biaya pekerjaan dari yang seharusnya direncanakan).

3.5.2 Pengendalian MutuDalam pelaksanaan suatu proyek, mutlak dibutuhkan suatu pengendalian mutu pekerjaan dan bahan, agar proyek yang sedang dikerjakan dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat pada tahap persiapan. Suatu proyek konstruksi harus memenuhi persyaratan mutu, yang merupakan sasaran pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya. Dalam proyek dikenal beberapa aspek penilaian dalam pengendalian mutu, yaitu mutu bahan, alat, dan pekerja. Pengendalian mutu di lapangan dilaksanakan dengan 2 macam cara, yaitu pengawasan pekerjaan dan uji mutu dari setiap pekerjaan yang akan atau telah dilaksanakan.Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan maka kualitas hasil yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh mutu material yang digunakan. Cara pengendalian mutu yang digunakan dalam proyek Teaching Hospital UI yaitu berupa pengawasan langsung dan tes bahan. Pada umumnya penilaian material bangunan meliputi :1. Segi kualitas material 2. Mudah/tidaknya mendapatkan material tersebut 3. Harga material Quality Control dalam suatu proyek meliputi pembesian dan pengecoran/pencetakan. Untuk itu matrial yang dipakai didalamnya harus melewati tahapan pengendalian mutu secara baik dan benar. Adapun pengujian bahanbahan yang dilakukan pada proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI yaitu meliputi pengendalian mutu, diantaranya sebagai berikut :1. Mutu BetonDalam suatu proyek konstruksi, penggunaan beton sebagai bahan material struktur merupakan alternatif yang paling banyak digunakan. Untuk itu, pengendalian terhadap mutu beton mutlak perlu dilakukan dalam proyek konstruksi agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. Pada proyek Teaching Hospital UI menggunakan beton ready mix dengan mutu kuat tekan sebesar K300 dan K400.

Gambar 3.9 Beton Ready MixPengecekan terhadap mutu beton dilakukan melalui beberapa cara pengendalian. Adapun pengendalian yang dilakukan pada proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI yaitu :

a. Slump TestPengujian slump test bertujuan untuk mengukur angka kemerosotan campuran beton. Hal ini dilakukan untuk menjamin agar nilai faktor air semen tetap sesuai rencana. Syarat uji slump untuk beton normal adalah 122 dan 162 untuk beton dengan campuran integral water proofing. Setelah diukur dan nilai slump memenuhi persyaratan, kemudian dibuat sampel benda uji silinder beton. Berdasarkan PBI 1971 untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu kental atau terlalu encer, dianjurkan untuk menggunakan nilainilai slump yang terletak dalam batasbatas yang ditunjukan pada Tabel 3.2 :Tabel 3.1 Nilainilai Slump Untuk Berbagai Pekerjaan BetonUraianSlump (cm)

MaksimumMinimum

Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak bertulang12,55

Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi dibawah tanah92,5

Pelat, balok, kolom, dan dinding157,5

Pengerasan jalan7,55

Pembetonan masal7,52,5

Sumber : PBI 1971, 2014Berikut adalah gambar jenis slump test :

Gambar 3.10 Jenis Slump TestSumber : google.com, 2014

Berikut merupakan gambar pada saat uji slump di proyek pembangunan gedung Teaching Hospital UI.

Gambar 3.11 Slump Testb. Crushing TestTest kuat tekan dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton pada umur tertentu dan untuk mengetahui apakah campuran beton yang ada telah sesuai atau tidak dengan karakteristik dan mutu dari perencanaan awal. Pada proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI uji tekan dilakukan di laboratorium beton Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Indonesia. Pengujian dilakukan untuk percobaan kekuatan selama 7 hari, 14 hari dan 28 hari (maksimal).

Gambar 3.12 Contoh Sampel Uji Kuat Tekan2. Mutu Baja TulanganSemua bahan dan konstruksi harus memenuhi standar yang umum dipakai di Indonesia yaitu SNI 03-1729-2002 (tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung). Pengendalian dan pengujian baja tulangan dilakukan untuk mengetahui tingkat mutu dari tulangan yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan di proyek. Pada proyek Teaching Hospital UI sendiri yaitu menggunakan mutu baja tulangan fy = 400 Mpa.

Gambar 3.13 Baja Tulangan3.5.3 Pengendalian Mutu PekerjaPengendalian mutu pekerjaan sama halnya dengan pengendalian mutu bahan, harus melalui proses. Pengendalian mutu bahan tanpa melakukan pengendalian pekerjaan adalah suatu hal yang percuma dan beresiko tinggi pada mutu proyek. Pengendalian mutu pekerjaan wajib dilakukan mulai tahap pengerjaan hingga akhir pengerjaan proyek karena biasa para pekerja sering dalam melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan job schedule atau SOP.Tenaga kerja yang bekerja sesuai dengan kemampuannya dapat menunjang keefektifan suatu proyek. Pada saat mengajukan permohonan izin memulai pekerjaan harus disertakan gambar (show drawing) dan form pengajuan. Form pengajuan ini berisi lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan, bahan yang akan digunakan, peralatan apa saja yang digunakan, siapa pekerjanya, berapa lama pekerjaan diselesaikan dan alat pengaman yang digunakan. Pada bagian siapa yang melakukan pekerjaan harus disertakan sertifikat keahlian, hal ini perlu dilakukan untuk menjamin pekerjaan yang dilakukannya dapat dipertanggung jawabkan dan untuk menjaga mutu dari pekerjaan itu sendiri.

3.5.4 Pengendalian Waktu PelaksanaanPengawasan dan pengendalian waktu dibutuhkan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai target dan tidak melebihi batas waktu yang direncanakan. Pada proyek berskala besar dimana kegiatan yang dilakukan sangat banyak dan rumit, maka sangat diperlukan pengendalian waktu agar semua kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pengendalian waktu pada proyek umumnya dilakukan melalui pembuatan time schedule yang merupakan sistem pengendalian waktu pelaksanaan pada seluruh bagian pekerjaan dengan menetapkan alokasi waktu serta urutan penyelesaian dari awal hingga akhir dan dapat digunakan untuk mengukur prestasi pekerjaan terhadap lamanya pelaksanaan. Progress fisik proyek juga dilihat dari laporan harian, mingguan, dan bulanan. Pada time schedule terdapat S curve, kemajuan proyek dapat dilihat dari presentase pekerjaan yang dicapai harian, mingguan, maupun bulanan. 1. Laporan harian adalah laporan pekerjaan yang dilakukan setiap harinya.2. Laporan mingguan adalah laporan laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian, yang setiap minggu didapat dari persentase kemajuan proyek mingguan.3. Laporan bulanan adalah laporan pekerjaan yang terdiri dari laporan harian dan mingguan, yang setiap akhir bulan didapat persentase kemajuan proyek bulanan. Setiap akhir minggu progres yang dicapai akan dibandingkan dengan progres rencana pada S curve, sehingga akan didapat perbandingan antara rencana dan pelaksanaan. Apakah proyek tersebut sesuai atau tidak dengan waktu yang direncanakan.Sebelum melakukan pekerjaan pihak kontraktor harus membuat time schedule. Pembuatan time schedule dapat memudahkan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan. Pembuatan time schedule sangat membutuhkan pemikiran secara logis, pengetahuan tentang teknik sipil, dan pengalaman kerja sehingga mendapat hasil yang maksimal. Ketentuanketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun time schedule adalah :1. Time schedule harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.1. Sesuai dengan sumber yang tersedia.1. Fleksibel terhadap perubahanperubahan. 3.5.5 Pengendalian Keselamatan KerjaTerganggu atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek dapat disebabkan karena adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi. Langkah awal pengendalian K3 diantaranya :

1. Pengendalian AwalPengendalian awal bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara meningkatkan pengetian dan pemahaman secara luas terhadap resiko potensi bahaya yang mungkin terjadi/timbul dari suatu pekerjaan. Pengendalian awal yang dilakukan pada proyek Teaching Hospital UI adalah sebagai berikut :1. Jadwal Pelaksanaan program K3 yang meliputi rencana kegiatan pelaksanaan K3 dari awal proyek sampai dengan akhir proyek.1. Rencana pembuatan pedoman/Prosedur/Petunjuk Kerja pelaksanaan K3 atau tindakan pencegahan kecelakaan di Proyek. 1. Pembinaan dan Pengarahan.

Melalui rapat harian/mingguan K3, serta merencanakan pembinaan, penyuluhan dan pelaksanaan safety morning yang dilakukan 3x dalam 1 minggu pada proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI.

2. Pengendalian Saat Kontak dengan PekerjaPengendalian ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan bila tidak dapat dihindari lagi kemungkinan kontak/berhubungan dengan Potensi bahaya dari suatu pekerjaan. Halhal yang dapat dilakukan untuk pengendalian saat kontak dengan pekerjaan antara lain :a. Penyediaan alat pelindung diri.b. Pemasangan pelindung pada setiap mesin yang menggunakan roda gigi.c. Pemasangan barikade/penghalang pada lokasi pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh.

3. Pengendalian Sesudah Kontak dengan PekerjaPengendalian ini adalah langkah terakhir yang dipersiapkan bila langkahlangkah sebelumnya gagal atau tidak berhasil dilakukan dan bertujuan untuk meminimalkan akibat/kerugian yang ditanggung pekerja karena melakukan suatu pekerjaan tetapi tidak mencegah terjadinya kecelakaan.Tindakan yang dilakukan untuk Pengendalian sesudah Kontak dengan Pekerjaan adalah :

1. Penyediaan sarana penanggulangan darurat akibat kecelakaan kerja.1. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran (Fire Extinguisher).1. Penyediaan kendaraan untuk mengangkut korban kecelakaan.

3.6 JENIS DAN TIPE KONTRAKSeperti diketahui bahwa setiap kontrak selalu dicantumkan jenis kontrak pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan pengendalian biaya, sehingga diklasifikasikan sebagai berikut :

3.6.1 Berdasarkan Bentuk Imbalan0. Kontrak Lumpsum. Adalah kontrak pengadaan bang/jasa untuk penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga kontrak yang pasti dan tetap, serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa kontraktor pelaksana.0. Kontrak Unit Price/ Harga Satuan. Adalah kontrak pengadaan barang/ jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga setuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara. Pembayaran kepada penyedia jasa/ kontraktor pelaksanaan berdasarkan hasil pengukuran bersama terhadap volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan.0. Kontrak Gabungan/ Lumpsump dan Unit Price. Adalah kontrak yang merupakan gabungan lumpsump dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang dijanjikan.0. Kontrak Terima Jadi/ Turn Key. Adalah kontrak pengadaan barang/ jasa pemborongan atas EPC (Engineering Proquirement and Construction) penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/ konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.0. Kontrak Presentase. Adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultasi dibidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkuta menerima imbalan jasa berdasarkan presentase dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/ pemborong tersebut.0. Kontrak Cost & Fee. Adalah kontrak pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemborongan dimana kontraktor yang bersangkutan menerima imbalan jasa yang nilainya tetap disepakati oleh kedua belah pihak.0. Kontrak Design & Built. Adalah kontrak pelaksanaa jasa pemborongan mulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi fisik yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa satu kontrak yang sama.

3.6.2 Berdasarkan Jangka Waktu Pelaksanaan0. Kontrak Tahun Tunggal. Adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran.0. Kontrak Tahun Jamak. Adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai oleh APBD Provinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai oleh APBD Kabupaten/ Kota.

3.6.3 Berdasarkan Jumlah Pengguna Barang/Jasa1. Kontrak Pengadaan Tunggal. Adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.2. Kontrak Pengadaan Bersama. Adalah kontrak antara beberapa unit kerja atau beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiaan bersama yang jelas dari masing-masing unit kerja dan pendanaan bersama yang dituangkan dalam kesepakan bersama.

3.6.4Tipe Kontrak Yang DigunakanKontrak kerja yang digunakan antara owner (Universitas Indonesia) dan Kontraktor Pelaksana (PT. Wijaya Karya) dalam proyek pembangunan gedung perkantoran Teaching Hospital UI yaitu Kontrak Lump Sump Fixed-Price. Kontrak Lump Sump Fixed-Price yaitu kontraktor menyelesaikan seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan biaya tetap meskipun terjadi perubahan volume pekerjaan dan semua resiko yang terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan ditanggung oleh kontraktor. Pembayaran yang dilakukan oleh pemilik proyek dilakukan dengan mengukur hasil kerja yang sudah dilaksanakan dalam proyek, tidak ada batasan berapa kali dan berapa persen yang akan dibayar. Penagihan harus memiliki izin dan persetujuan dari pemilik proyek, setelah adanya kemajuan fisik proyek baik di lapangan maupun dilihat dari laporan progress. Progress tersebut dilihat dari laporan harian, mingguan dan bulanan yang diajukan oleh kontraktor dan konsultan pengawas setelah adanya pengecekan terlebih dahulu. Jika progress yang telah diajukan sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan, maka proses penagihan bisa dilanjutkan setelah mendapat persetujuan dari owner.1546