bab 3

33
TEORI AKUNTANSI “METODOLOGI PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI” FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Upload: jhonlowo

Post on 26-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TEORI AKUNTANSI BAB 3

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3

TEORI AKUNTANSI

“METODOLOGI PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI”

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: BAB 3

A. PENDEKATAN TRADISIONAL

 Hakikat Akuntansi: Berbagai Pandangan

Akuntansi sebagai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secara tidak langsung

menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfat untuk

suatu bidang tertentu. The Handbook of Accounting mengidentifikasi berbagai bidang yang

memanfaatkan akuntansi, yaitu laporan keuangan, penentuan dan perencanaan pajak, audit

independent, sistem-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen,

akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen.

Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam

menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Beberapa pandangan tersebut antara lain:

1. Akuntansi sebagai Ideologi

Ideologi merupakan pandangan umum yang terlepas dari wawasannya atas suatu perihal dan

mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat di mana kita tinggal dan

kemungkinan untuk mengubahnya.

Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena ideologi sebagai suatu sarana untuk

mempertahankan dan melegimitasi aturan-aturan sosial, ekonomi dan politik yang berlaku

saat ini.Persepsi akuntansi sebagai instrument rasionalitas ekonomi digambarkan dengan

sangat baik oleh Weber, yang mendefinisikan rasionalitas formal dari suatu tindakan

ekonomi sebagai “tingkat sampai sejauh mana perhitungan kuantitatif atau akuntansi

mungkin dilakukan secara teknis dan secara nyata dapat diterapkan”.

2. Akuntansi sebagai Bahasa

Akuntansi adalah satu alat mengkomunikasikan informasi suatu bisnis.Persepsi akuntansi

sebagai bahasa ini juga diakui oleh profesi akuntansi, yang menerbitkan bulletin terminilogi

akuntansi.Hal ini juga diakui dalam literature empiris, yang mencoba untuk mengukur

komunikasi dari konsep akuntansi.

Hal itu mungkin dapat dibuktikan sebagai berikut:

a. Simbol / Karakter Leksikal dari suatu bahasa adalah unit-unit atau kata-kata “yang

memiliki arti” dan dapat diidentifikasikan dalam bahasa mana pun.

b. Aturan tata bahasa dari suatu bahasa mengacu pada pengaturan sintaksis pada bahasa apa

pun.

3. Akuntansi sebagai Catatan Historis

Page 3: BAB 3

Umumnya, akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah/historis

(history) suatu organisasi dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya.Baik bagi

pemilik maupun pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu

sejarah kepengurusan manjer terhadap sumber daya pemilik.

4. Akuntansi sebagai Realitas Ekonomi Masa Kini

Akuntansi juga telah dipandang sebagai suatu sarana untuk mencerminkan realitas ekonomi

masa kini.Tesis utama dari pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba

rugi harus didasarkan pada suatu basis penilaian yang lebih mencerminkan kenyataan

ekonomi daripada biaya historis.Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah penentuan

laba yang sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan

perusahaan pada suatu periode waktu.

5. Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya

akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal).Pandangan ini

memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris, (1)

pandangan ini mengasumsikan bahwa sistem akuntansi merupakan satu-satunya sistem

pengukuran formal dalam organisasi, (2) pandangan ini memunculkan kemungkinan desain

sistem akuntansi yang optimal yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi

yang bermanfaat.

6. Akutansi sebagai Komoditas

Akutansi juga dipandang sebagai suatu komoditas yang merupakan hasil dari suatu aktivitas

ekonomi. Akutansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus dan akuntan mau

dan mampu untuk menghasilkannya.

7. Akutansi sebagai Mitos

Akutansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan

menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akutansi, suatu fenomena ekonomi kompleks

diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat dimengerti,

sehingga menciptakan lebih banyak mitos dari pada kenyataan.

8. Akutansi sebagai Alasan Logis

Akutansi mungkin digunakan untuk melekatkan makna terhadap peristiwa dan karenanya

menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka di masa mendatang, dengan adanya

Page 4: BAB 3

ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka akuntansi, akuntansi

mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk melegimitasi pemunculannya. Oleh sebab itu,

akutansi menjadi suatu perisai jaminan atau sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan

menyediakan suatu alasan pemikiran atas tindakan yang berdasar pada angka tersebut.

9. Akuntansi sebagai Perumpamaan 

Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari

organisasi.Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang

telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul

perasaan akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai realitas organisasi.

10. Akuntansi sebagai Percobaan

Akuntansi cukup fleksibel untuk mengakomodasi berbagai situasi, mengadaptasi solusi-

solusi baru untuk masalah baru, dan beradaptasi terhadap kasus-kasus yang paling kompleks.

Perusahaan-perusahaan dapat melakukan percobaan melalui pemakaian data, teknik, laporan

atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar sesuai dengan lingkungan tertentu yang

mereka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhambat

atau terpaku kepada pendekatan konvensional yang sama. Akuntansi merupakan percobaan

terutama ketika ia bersifat sukarela, inovatif, dan tentatif.

11. Akuntansi sebagai Distorsi

Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakan-tindakan baik

dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal bagi pihak-pihak

yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh pengguna. Terdapat

empat kelompokyang mungkin memengaruhi atau dipengaruhi oleh pesan-pesan akuntansi,

yaitu subjek yang perilakunya memberikan data bagi pesan-pesan akuntansi, akuntan yang

menyiapkan data, akuntan yang memeriksa data, dan penerima data. 

Tindakan disfungsional berupa manipulasi data ini disebut sebagai gangguan suara. Metode

yang digunakan untuk mendistorsi sistem informasi dapat diklasifikasikan menjadi enam

kategori besar berikut ini :

a. Perataan atau penghalusan mencakup proses pengubahan arus data alami atau

terencana tanpa mengubah aktivitas aktual dari organisasi.

b. Pembiasan mencakup proses pemilihan tanda-tanda yang memiliki kemungkinan

paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim.

Page 5: BAB 3

c. Pemfokusan mencakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek

tertentu dari sekumpulan informasi.

d. Permainan mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh pengirim sehingga

menyebabkan terkirimnya pesan.

e. Penyaringan mencakup proses pemilihan aspek-aspek tertentu yang menguntungkan

dari serangkaian informasi yang sama berharganya dari komunikasi melalui

pengumpulan, penyajian, agregasi, penahanan, atau penundaan.

f. Tindakan illegal mencakup proses pemalsuan data dan akibatnya melanggar hukum

privat atau publik.

B. PENDEKATAN BARU (LANJUTAN)

C.1 PENDEKATAN PERILAKU

Pendekatan perilaku pada perumusan teori akuntansi menitikberatkan relevansi pengambilan

keputusan dari informasi yang diberitakan dan perilaku individu atau kelompok yang

disebabkan oleh pemberitaan informasi. Akuntansi dianggap sebagai suatu proses yang

berkaitan dengan perilaku, maka pendekatan perilaku menggunakan ilmu sosial yang

berhubungan dengan tingkah laku manusia pada akuntansi.

Pendekatan perilaku terhadap suatu perumusan teori akuntansi dikaitkan dengan perilaku

manusia selama perilaku itu menyangkut masalah dan informasi akuntansi. Informasi

akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan individu, meski sudah jelas

dan mudah diterima umum, tapi disarankan untuk melakukan penelitian demi kesempurnaan

system akuntansi dan pelaporan.

Karena keinginan untuk menyempurnakan seperangkat informasi data keuangan dan

menyempurnakan kemampuan user untuk menggunakan informasi maka diperlukan

pemrosesan informasi.

C.2 PENDEKATAN PERISTIWA

Pendekatan ini mengusulkan bahwa tujuan akuntansi adalah memberi informasi tentang

kejadian ekonomi yang relevan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kemungkinan

model-model keputusan. Pendekatan ini mengusulkan suatu perluasan terhadap data

akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan. Selain itu pendekatan ini juga

Page 6: BAB 3

menganggap bahwa tingkat pengumpulan dan penilaian data akuntansi ditetapkan oleh

pemakai dengan mengorbankan fungsi kerugian pemakai.

Menurut pendekatan kejadian neraca dianggap sebagai suatu komunikasi tidak langsung

seluruh kejadian akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak terbentuknya. Di bawah

pendekatan kejadian George Sorter mendefinisikan operasional untuk pembentukan neraca

sebagai berikut suatu neraca sebaiknya dibuat sedemikian rupa dengan maksud

memaksimumkan kemampuan merekonstruksikejadian yang terkumpul.

Sedangkan untuk pendekatan rugi laba di bawah pendekatan ini Sorter mengusulkan setiap

kejadian harusnya digambarkan menurut suatu cara yang memperudah meramalkan kejadian

yang sama dalam suatu periode waktu di masa yang akan datang dengan memberi

perubahan-perubahan yang berkaitan dengan faktor eksternal.

Beberapa kekurangan dari pendekatan peristiwa, diantaranya:

1. Informasinya terlalu berat sebagai akibat usaha mengukur karakteristik yang relevan

dari seluruh kejadian yang mempengaruhi sebuah perusahaan.

2. Suatu kreteria yang memadai untuk pemilihan kejadian yang sangat penting sekali

belum dikembangkan.

3. Mengukur karakteristik suatu kejadian adalah hal yang sulit.

C.3 PENDEKATAN PREDIKTIF DAN POSITIF

PENDEKATAN PREDIKTIF

Hakikat dari pendekatan prediktif

Pendekatan prediktif muncul dari adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah yang

rumit dalam mengevaluasi metode-metode alternatif dari alternatif-alternatif pengukuran

akuntansi. Pendekatan prediktif terhadap formulasi suatu teori akuntansi menggunakan

kriteria kemampuan prediktif di mana pemilihan di antara pilihan-pilihan akuntansi yang

berbeda akan bergantung pada kemampuan dari metode-metode tertentu untuk memprediksi

peristiwa yang menjadi perhatian dari penggunaan.

Kriteria dari kemampuan pediktif mengikuti penekanan yang diberikan pada relevansi

sebagai kriteria utama dari pelaporan keuangan. Relevansi memiliki konotasi sebagai suatu

perhatian akan informasi tentang peristiwa-peristiwa di masa datang.

Page 7: BAB 3

Keunggulan yang nyata dari pendekatan prediktif adalah bahwa ia memungkinkan kita

untuk mengevaluasi pengukuran-pengukuran akuntansi alternatif secara empiris dan

membuat suatu pilihan yang nyata dengan berdasarkan atas suatu kriteria diskriminator.

Kemampuan prediktif adalah juga suatu kriteria purposif yang dapat dengan mudahnya

dihubungkan dengan salah satu tujuan dari pengumpulan data akuntansi, fasilitasi

pengambilan keputusan. Literatur akuntansi selalu beranggapan bahwa data akuntansi harus

memfasilitasi pengambilan keputusan. Setelah “fasilitas pengambilan keputuasn”

diperkenalkan, maka muncullah dua masalah. Pertama, sulit untuk mengidentifikasi dan

mendefinisikan semua model-model keputusan yang diterapkan oleh para pengguna

informasi akuntansi. Kedua, bahkan jika model keputusan telah terdefinikasikan dengan baik,

suatu kriteria untuk pemilihan informasi yang relevan dapat saja hilang.

Terdapat dua aliran yang dapat diidentifikasikan.

1. Aliran berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi untuk menjelaskan dan

meramalkan peristiwa-peristiwa ekonomi,

2. Aliran yang lainnya berkaitan dengan kemampuan dari data akuntansi untuk

menjelaskan dan memprediksikan reaksi pasar terhadap pengungkapan.

Menurut prespektif pendekatan prediktif terhadap perumusan suatu teori akuntansi,

ukuran akuntansi alternatif harus dinilai atas dasar kemampuannya meramalkan kejadian

ekonomi atau kejadian dunia usaha.

Manifestasi pertama pendekatan prediktif adalah berhubungan dengan peramalan

penghasilan sebagai salah satu tugas  utama akuntansi. Selain itu pendekatan ini juga

digunakan untuk menganalisa prediktif laporan sementara. Aplikasi lain yang lebih relevan

dari pendekatan prediktif adalah usaha yang dilakukan oleh auditor untuk meramalkan

kegagalan badan hukum atas dasar rasio-rasio akuntansi yang tersedia.

Prediksi dari suatu peristiwa ekonomi

Satu tujuan utama dari akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang dapat

digunakan untuk memprediksi peristiwa-peristiwa bisnis. Dalam sudut pandang pendekatan

prediktif dalam formulasi suatu teori akuntansi, pengukuran-pengukuran akuntansi alternatif

hendaknya dievaluasi berdasarkan atas kemampuan mereka untuk meramalkan peristewa-

peristiwa ekonomi bisnis. Secara umum, kriteria nilai prediktif adalah suatu hubungan

Page 8: BAB 3

probabilitas antara peristiwa-peristiwa ekonomi yang menjadi perhatian dari pengambilan

keputusan dan variabel-variabel pembuat prediksi yang relevan dan sebagian diperoleh dari

informasi akuntansi.

Analisis time-series

Analisis ringkasan waktu (time-series) adalah suatu pendekatan metodologi struktual di

mana ketergantungan statistikal sementara dalam suatu kumpulan data dapat diperiksa.

Penelitian analisis time-series terutama menempatkan fokusnya pada:

1.      Sifat-sifat time-series dari laba yang dilaporkan, dan

2.      Isu-isu prediksi dalam analisis time-series.

Sifat-sifat time-series dari laba yang dilaporkan

Pengetahuan tentang sifat-sifat dari laba yang dilaporkan dapat meningkatkan

kemampuan prediktif dan nilai umpan balik dari kandungan informasi. Penelitian telah

memeriksa kedua perilaku dari laba yang dilaporkan dan model-model yang menggambarkan

laba setiap kuartal:

1.      Sehubungan dengan rangkaian, laba tahunan, temuan-temuan menyajikan proses rata-rata

bergerak, suatu submartingale, atau sutu dari dua proses: martingale atau rata-rata bergerak

regresif. Jenis penelitian ini akan lebih berguna dan lebih menarik bagi pengambil keputusan

jika ia diterapkan untuk menentukan dampak dari perubahan kebijakan akuntansi pada

model-model probabilistic dari perilaku laba.

2.      Sehubungan dengan rangkaian laba triwulanan, temuan-temuan yang ada sepertinya

menunjukkan bahwa proses laba triwulanan tidaklah sepenuhnya memiliki sifat yang acak. Ia

tampaknya mengikuti suatu proses autoregresif yang ditandai oleh kemampuan komponen

musiman dan triwulanan-ke-triwulanan.

Memprediksi laba akuntansi di masa depan

Jumlah laba yang dilaporkan adalah suatu angka teragregat dua dimensi: satu dimensi

adalah temporer, dan satu dimensi adalah komposisional. Penelitian yang didasarkan pada

time-series akuntansi telah memperhitungkan kemampuan prediktif dari laba tahunan yang

lalu, laba triwulanan yang lalu, dan komponen-komponen laba:

Page 9: BAB 3

1.      Sehubungan dengan penggunaan laba tahunan yang lalu untuk meramalkan laba di masa

depan, studi-stidi menunjukkan bahwa proses-proses autoregresif (atau rata-rata bergerak)

yang rumit, yang telah dikembangkan dengan menggunakan prosedur-prosedur Box dan

Jenkins.

2.      Sehubungan dengan penggunaan laba triwulanan yang lalu untuk meramalkan laba di masa

depan, studi-studi menunjukkan adanya suatu kemampuan prediktif yang lebih baik dari

model-model laba triwulanan jika dibandingkan dengan model-model tahunan dan model-

model “teridentifikasi secara individual” dari Box dan Jankins yang lebih komprehensif.

3. Sehubungan dengan digunakannya komponen-komponen laba untuk memprediksi di masa

depan, bukti-bukti yang ada mendukung kemampuan peramalan yang lebih baik dari data

penjualan dan laba yang terpilah-pilah, namun hal ini tidak ditunjukkan bagi model-model

yang berdasarkan pada komponen-komponen seperti beban bunga, beban penyusutan, dan

laba operasi sebelum depresiasi.

Prediksi kesulitan

Aplikasi-aplikasi yang paling relevan dari pendekatan prediktif adalah usaha-usaha untuk

mencari karakteristik-karakteristik yang telah divalidasi secara empiris yang membedakan

perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dengan yang tidak. Baik model

univariate maupun multivariate telah digunakan untuk membantu seorang auditor

menentukan kapan suatu perusahaan mendekati pailit.

Keterbatasan utama dari penelitian dan prediksi kesulitan muncul dari tidak adanya suatu

teori ekonomi yang jelas tentang kesulitan ekonomi. Meskipun tidak terdapat suatu teori

ekonomi tentang kesulitan, model-model yang berbasis analisis diskriminan dapat sangat

bermanfaat bagi beragam konteks-konteks keputusan praktis.

Berbagai keterbatasan dikaitkan dengan penelitian mengenai prediksi kesulitan

perusahaan. Keterbatasan yang pertama muncul dari tidak adanya suatu teori ekonomi umum

tentang kesulitan keuangan yang apat digunakan untuk menentukan variabel-variabel yang

akan dimasukkan ke dalam model.

Keterbatasan yang kedua berhubungan dengan definisi yang berbeda dari peristiwa yang

menjadi perhatian. Hasil dari kemampuan memprediksi yang lebih unggul dari beberapa

rasio akuntansi tidak dapat digeneralisasi untuk mengizinkan diformulasikannya suatu teori

Page 10: BAB 3

akuntansi yang dilandaskan pada pembuat-pembuat prediksi yang konsisten dari kesulitan

perusahaan.

PENDEKATAN POSITIF

Teori akuntansi positif

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan

kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi

yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi

positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk

menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori

normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk

menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan tidak

memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran

pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):

1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena

didasarkan ‘pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji keabsahannya

secara empiris.

2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individual

daripada kemakmuran masyarakat luas.

3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi sumber

daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam system

perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi akuntansi dapat

menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi

secara efisien.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan

kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi

yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi

positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk

menjelasakan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan

studi lanjut darii teori akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan

Page 11: BAB 3

fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif mempunyai peranan

dangat penting dalam perkembangan teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat

memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan

konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan

untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat

sedangkan akuntansi normatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya berlaku.

Pendekatan positif melihat pada “mengapa” praktik akuntansi dan/atau teori

akuntansi berkembang sebagaimana adanya dengan tujuan untuk menjelaskan dan/atau

meramalkan peristiwa akuntansi. Karenanya, pendekatan positif berusaha untuk menentukan

berbagai faktor yang mungkin memengaruhi faktor rasional dalam bidang akuntansi. Pada

dasarnya ia berusaha untuk menentukan suatu teori yang menjelaskan fenomena yang

diamati.

Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk

menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak

memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan

normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi

pada penelitian empiric dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang

sekarang digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi

dikemudian hari.

Tiga Hipotesis Teori Akuntansi Positif

Prediksi yang dibuat oleh PAT diorganisasikan secara luas pada tiga hipotesis yang

diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1986). Kita akan memberi ketiga hipotesis ini

bentuk oportunistik mereka, karena menurut Watts dan Zimmerman (1990), ini adalah cara

yang paling sering digunakan ketika mereka diinterpretasikan :

1. Hipotesis Rencana Bonus

Dalam hipotesis ini, semua hal lain dalam keadaan tetap, para manajer perusahaan

dengan rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan perubahan

laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini

Hipotesis ini tampaknya cukup beralasan. Para manajer perusahaan, seperti orang-

orang lain, menginginkan imbalan yang tinggi. Jika imbalan mereka bergantung, paling

Page 12: BAB 3

tidak sebagian, pada bonus yang dilaporkan pada pendapatan bersih, maka kemungkinan

mereka bisa meningkatkan bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan

pendapatan bersih setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan

memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode

tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari proses akrual, hal ini akan cenderung

menyebabkan penurunan pada laba dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang

akan datang, dengan taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present value)

dari kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan meningkat

dengan memberikan perubahan menuju masa kini.

2. Hipotesis Kontrak Hutang

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat suatu

perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan

utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan

memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa

depan ke periode masa kini

Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan menurunkan

kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi kesepakatan bahwa

pemberi pinjaman harus bertemu selama masa perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan

yang mendapat pinjaman boleh sepakat memelihara level tertentu dari hutang terhadap

harta, laporan bunga, modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam

itu dikhianati, perjanjian hutang tersebut bisa memberikan/mengeluarkan penalti, seperti

pembatasan dividen atau tambahan pinjaman.

Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi kegiatan

perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri. Untuk mencegah, atau paling tidak

menunda, pelanggaran semacam itu, perusahaan bisa memilih kebijakan akuntansi

tertentu yang bisa meningkatkan laba masa kini. Berdasarkan hipotesis kesepakatan

hutang, ketika perusahaan mendekati kelalaian, atau memang sudah berada dalam

lalai/cacat, lebih cenderung untuk melakukan hal ini.

3. Hipotesis biaya politik

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar biaya politik

yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung lebih memilih prosedur

Page 13: BAB 3

akuntansi yang menyerah pada laba yang dilaporkan dari masa sekarang menuju masa

depan

Hipotesis biaya politik memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan

kebijakan akuntansi.  Perusahaan-pemsahaan yang ukurannya sangat besar mungkin

dikenakan standar kinerja yang lebih tinggi, dengan penghargaan terhadap tanggung

jawab lingkungan, hanya karena mereka merasa bahwa mereka besar dan berkuasa. Jika

perusahaan besar juga memiliki kemampuan meraih profit yang tinggi, maka biaya

politik bisa diperbesar.

Perusahaan-perusahaan juga mungkin akan menghadapi biaya politik pada poin-

poin waktu tertentu. Persaingan luar negeri mungkin mengarah pada menurunnya

profitabilitas kecuali perusahaan yang terkena dampaknya ini bisa mempengaruhi proses

politik untuk bisa melindungi impor secara keseluruhan. Salah satu cara untuk

melakukan ini adalah dengan mengadopsi kebijakan akuntansi income-decreasing

(pendapatan menurun) dalam rangka meyakinkan pemerintah bahwa profit sedang turun.

Teori Akuntansi menurut sasarannya di bagi menjadi 2 yaitu :

1. Teori Akuntansi Positif

adalah Penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah kebenaran

pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta.

2. Teori Akuntansi Normatif

adalah penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan

akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

C. PENDEKATAN PERATURAN

1. Sifat-Sifat Standar Akuntansi

Standar menyajikan petunjuk yang praktis dan mudah yang terkait dengan tugas-tugas

akuntan. Standar biasanya terdiri dari 3 bagian: (1) uraian masalah yang harus diatasi, (2)

pembahasan dengan penalaran, dan (3) keputusan atau teori, solusi ditetapkan.

Ada sejumlah pertimbangan dalam penetapan standar yang harus diperhatikan:

a. Standar menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah

perusahaan bagi seluruh pengguna informasi.

Page 14: BAB 3

b. Standar menyajikan petunjuk dan aturan tindakan bagi akuntan public yang

memungkinkan pengujian secara hati-hati (due care) dan independent saat menggunakan

keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan perusahaan, serta saat membuktikan

kewajarannya.

c. Standar menyajikan kumpulan data bagi pemerintah tentang berbagai variable yang patut

dipertimbangkan dalam bidang perpajakan, regulasi perusahaan, perencanaan serta

regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuannya sosial lainnya.

2. Tujuan Penyusunan Standar

Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfaat bagi suatu pihak, namu dapat juga

merugikan pihak lain. Pilihan ini mendorong penyusun standar mengadopsi proses politis

dalam rangka memperoleh akomodasi. Dalam menyusun standar, ada 2 pendekatan yang

muncul: Pertama, pendekatan penyajian kebenaran di mana menginginkan laporan yang

netral dan berusaha mencapai penyajian yang benar melalui proses penyusunan standar, dan

kedua pendekatan konsekuensi ekonomik, yang menekankan pada penggunaan standar

dengan konsekuensi ekonmi yang baik konsekuensi ekonomi yang buruk.

3. Entitas yang Menaruh Perhatian Pada Standar Akuntansi

a. Kantor-kantor Akuntan Publik dan Individu

Kantor akuntan public dan individu bertanggungjawab untuk secara independent

menyatakan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan disajikan secara wajar dan akurat

seluruh hasil aktivitasnya. Tugas akuntan public umumnya mencakup pengauditan,

akuntansi, dan layanan untuk mengarahkan penyusunan system pencatatan data yang

dapat diandalkan, memeriksa system secara periodic untuk menjamin efektivitasnya,

menyiapkan laporan keuangan dengan informasi yang akurat dan menyatakan

keakuratannya.

b. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)

AICPA merupakan organisasi profesi yang mengkoordinasi praktik para akuntan public

bersertifikat (CPA) di Amerika. Lembaga ini memiliki dua komite teknis senior yang

mempunyai peran penting-Accounting Standards Executive Committee (AcSec) dan

Auditing Standards Committee (AuSec)- yang diberi wewenang untuk mewakili AICPA

Page 15: BAB 3

dalam menanggapi masalah-masalah akuntansi keuangan dan biaya serta masalah

pengauditan. Komite ini mengeluarkan Statement of Position (SOPs) untuk menanggapi

setiap isu akuntansi. Tahun 1959, AICPA membentuk lembaga baru, yaitu Accounting

Principles Board (APB) untuk mempercepat penyajian secara tertulis tentang apa yang

dimaksudkan dengan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.

c. American Accounting Association (AAA)

AAA merupakan organisasi untuk pera akuntan dari bidang akademik maupun individu

yang tertarik dengan perbaikan praktik dan teori akuntansi. Pada prakteknya, AAA

melakukan aktivitas melalui komite-komite khusus yang bertugas untuk menyajikan

kerangka laporan keuangan perusahaan. Upaya-upaya ini yang mencapai berbagai tingkat

keberhasilan terdiri dari studi-studi berikut ini:

A Tentative of Accounting Principles Underlying Corporate Financial Statements

An Introduction to Corporate Accounting Standards

An Inquiry into Nature of Accounting

A Statement of Basic Accounting Theory

A Statement on Accounting Theory and Theory Acceptance.

d. Financial Accounting Standard Board (FASB)

FASB menggantikan APB pada tahun 1973 sebagai badan yang bertanggungjawab untuk

menetapkan standar akuntansi. FASB merupakan badan yang bersifat otoritatif,

independent dengan tugas menetapkan dan meningkatkan standar laporan dan akuntansi

keuangan, sehingga standar-standar tersebut menaruh perhatian utama pada pencatatan

informasi tentang kejadian ekonomi dan transaksi melalui cara yang berarti dalam

laporan keuangan. Keanggotaan FASB, empat berasal dari praktik public dan tiga berasal

dari pihak-pihak terkait dengan akuntansi (pemerintah, industri, dan pendidik).

Hubungan antara profesi akuntan dengan FASB diklarifikasikan dengan Rule 203 of the

AICPA’s Code of Professional Ethics yang menyatakan bahwa setiap anggota AICPA

tidak boleh menyajikan opini bahwa laporan keuangan yang disajikan sesuai prinsip-

prinsip akuntansi berterima umum, apabila laporan tersebut menyimpang dari Pernyataan

FASB atau interpretasinya, auat dari Opini dan ARB, kecuali dapat menunjukkan bahwa

karena situasi yang tidak seperti biasanya, menyebabkan laporan keuangan dapat

menyesatkan.

Page 16: BAB 3

e. Securities and Exchange Commission (SEC)

SEC dibentuk oleh Kongres pada tahun 1934 dengan tanggungjawab utama mengangani

administrasi berbagai ketentuan yang meregulasi pasar saham dan menjamin laporan

serta pengungkapan yang memadai dari setiap perusahaan di Amerika. Walaupum SEC

mempunyai kekuasaan untuk meregulasi praktik dan pengungkapan akuntansi, secara

umum SEC tetap mengandalkan profesi akuntansi dan menggunakan kekuasaannya untuk

memberikan batasan-batasan serta melakukan hak veto. SEC mendukung FASB dengan

sejumlah syarat bahwa SEC tidak mendelegasikan setiap wewenang atau mengabaikan

hak untuk menolak, mengubah, atau menunda pengumuman FASB melalui prosedur

yang telah diregulasi.

f. Organisasi Profesi Lainnya

Merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan atau pihak-pihak yang

pekerjaannya mempunyai hubungan dengan standar akuntansi.

g. Para Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna langsung meliputi: pemilik dan pemegang saham, pemberi pinjaman (kreditor)

dan pemasok, manajemen perusahaan, dinas perpajakan, organisasi pekerja, dan

pelanggan. Pengguna tidak langsung meliputi: analisis dan konsultan keuangan, pasar

saham, pengacara, otoritas yang terkait dengan regulasi, kalangan berita keuangan dan

agen-agen penyaji laporan, asosiasi dagang, serikat pekerja, competitor, masyakarat

umum, departemen pemerintahan lainnya.

4. Siapa yang Seharusnya Menyusun Standar Akuntansi

a. Teori-teori Regulasi

Regulasi umumnya diasumsikan akan diterima oleh industri terkait dan didesain serta

dioperasikan dengan tujuan utama memperoleh keuntungan. Ada 2 kategori utama

tentang regulasi industri:

Teori Kepentingan Umum, menyatakan bahwa regulasi disajikan untuk menanggapi

permintaan public akan koreksi terhadap ketidakefisienan atau ketidaklayakan harga

pasar.

Teori Kepentingan Kelompok atau Teori Perebutan, menyatakan bahwa regulasi

disajikan untuk menanggapi permintaan kelompok tertentu dengan tujuan untuk

Page 17: BAB 3

memaksimalkan income anggotanya. Versi utama teori ini adalah The political

Ruling-elite theory of Regulation yang menekankan pada kekuatan politik untuk

mendapatkan pengendalian regulator dan The Economic Theory of Regulation yang

menekankan pada kekuatan ekonomi.

b. Pendekatan Pasar Bebas

Pendekatan pasar bebas dalam menghasilkan standar akuntansi dimulai dari asumsi dasar

bahwa informasi akuntansi merupakan sebuah produk yang bersifat ekonomis, sama

seperti barang atau jasa lainnya. Atas dasar itu, informasi akuntansi merupakan subjek

kekuatan permintaan penggunaan dan disediakan oleh para penyaji. Namun, ada

kegagalan pasar baik secara eksplisit maupun implicit dalam pasar informasi swasta:

-informasi yang bersifat monopoli oleh manajemen, investor yang naïf, ketakutan akan

kegagalan gunsional, penyimpangan perhitungan, keanekaragaman prosedur, dan

kurangnya objektivitas.

c. Regulasi Sektor Swasta tentang Standar Akuntansi

Pendekatan sector swasta dalam regulasi standar akuntasi menggunakan asumsi dasar

bahwa kepentingan public terhadap akuntansi akan terlayani dengan baik apabila

penyusunan standar diserahkan kepada sector swasta.

Pendukung pendekatan ini menggunakan argument:

FASB terlihat responsive terhadap berbagai konstituen

FASB tampak mampu menarik, sebagai anggota atau staf, orang-orang yang memiliki

pengetahuan teknis yang diperlukan untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan system pengukuran dan pengungkapan alternative.

FASB terlihat sukses dalam memperoleh tanggapan dari berbagai konstituensinya dan

dalam menanggapi sejumlah masukan.

Penentang pendekatan ini menggunakan argument:

FASB tidak memiliki kewenangan statutory dan kekuatan untuk memaksakan aturan

yang dibuatnya, serta menghadapi tantangan penolakan oleh Kongres maupun oleh

lembaga pemerintah lainnya

FASB sering dituduh tidak independent dan konstituennya yang besar, kantor akuntan

public, dan korporasi

FASB sering dituduh lamban dalam menanggapi isu-isu utama yang krusial bagi

Page 18: BAB 3

sejumlah konstituennya.

d. Regulasi Sektor Publik tentang Standar Akuntansi

Pendukung regulasi standar akuntansi oleh sector public menggunakan argument:

Secara umum sudah diketahui bahwa proses inovasi dalam akuntansi didasarkan pada

peran lembaga pemerintahan, seperti SEC yang disebut pengganggu yang kreatif.

Diyakini bahwa struktur regulasi pasar saham yang ditetapkan melalui Securities of

1933 dan 1934 membagi perlindungan bagi para investor terhadap berbagai ancaman.

SEC dimotivasi oleh keinginan untuk menyajikan tingkat pengungkapan kepada

public yang dianggap perlu dan memadai dalam pembuatan keputusan.

Tidak seperti FASB, SEC mempunyai legitimasi yang lebih besar melalui

kewenangan statutory yang lebih jelas.

Sejumlah tuntutan agar sector public menjadi pengawas dan pengendali muncul di

saat tujuan bertentangan dengan kepentingan umum.

Penentang pendekatan ini menggunakan argument:

Diperlukan biaya yang besar untuk memenuhi ketentuan pemerintah dalam penyajian

informasi.

Beberapa orang beragumen bahwa para birokrat mempunyai kecenderungan untuk

memaksimalkan total anggaran biro mereka.

Akan timbul kondisi yang berbahaya apabila penyusunan standar semakin bersifat

politis.

Beberapa kalangan mempertanyakan tentag perlunya system pemerintahan yang

didukung kekuatan kepolisian.

5. Legitimasi Proses Penyusunan Standar

a. Prognosis Pesimistik

Legitimasi proses penyusunan standar kadang-kadang dihubungkan dengan

kemampuannya untuk menghasilkan system akuntansi optimal, yakni sebuah system di

mana keuntungan yang diharapkan oleh pemakai strategi keputusan optimal, dapat lebih

besar atau paling tidak sama dengan keuntungan yang diperoleh dari system lain.

Implikasinya adalah tidak ada alternative penyajian laporan keuangan yang didasarkan

Page 19: BAB 3

pada aturan akuntansi yang lain yang dapat menyajikan manfaat lebih baik.

b. Prognosis Optimistik

Cushing telah memberikan prognosis optimistic tentang tanggung jawab prinsip

akuntansi optimal dengan catatan bahwa asumsi heterogenitas pengguna ditinggalkan dan

asumsi yang mendasari Arrow Paradox mengahadapi tantangan.

6. Accounting Standards Overload

Accounting Standards Overload umumnya berhubungan dengan pertumbuhan standar

akuntansi, yaitu: standar yang terlalu banyak, standar yang terlalu rumit, tidak ada standar

yang kaku, standar bertujuan umum yang gagal dalam menyajikan perbedaan kebutuhan di

antara para penyaji, pengguna, dan CPA, standar bertujuan umum yang gagal dalam

menyajikan perbedaan antara entitas public dan nonpublic, laporan keuangan tahunan dan

interim, perusahaan besar dan kecil, dan laporan keuangan auditan dan non-auditan,

pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks.

Pengaruh Accounting Standard Overload

Akuntan dapat kehilangan orientasinya terhadap tugas yang sesungguhnya yang dibuat oleh

manajer. Audit dapat menemui kegagalan, karena akuntan dapat kehilangan focus audit dan

mungkin lupa untuk melakukan prosedur dasar audit. Banyaknya ketentuan akuntansi yang

kompleks dapat menyebabkan ketidakpatuhan dunia bisnis terhadap ketentuan tersebut, tanpa

persetujuan CPA. Situasi ini akan memberikan implikasi yang serius dalam tanggung jawab

legal, rusaknya etika professional, hilangnya dukungan masyarakat dan berbagai

ketidakcocokan yang terjadi dalam profesi akuntansi.

Solusi Accounting Standard Overload

Special committee on accounting standards dari AICPA mengevaluasi dengan beberapa

pendekatan berikut ini, antara lain:

a. Tidak ada perubahan; tetap status quo.

b. Perubahan dari konsep yang ada saat ini darikonsep yang ada saat ini dari satu kumpulan

GAAP yang berlaku untuk semua perubahan bisnis menjadi dua kumpulan GAAP.

c. Perubahan dalam GAAP untuk menyederhanakan aplikasinya terhadap seluruh

Page 20: BAB 3

perusahaan bisnis.

d. Membuat pengungkapan yang berbeda dan alternatif-alternatif pengukuran.

e. Perubahan dalam standar CPA untuk pelaporan laporan keuangan.

f. Satu alternative dari GAAP sebagai dasar pilihan dalam menyajikan laporan keuangan.

7. Strategi Penetapan Standar Bagi Negara-Negara Berkembang

Proses penetapan standar di negara-negara berkembang tidak mengikuti suatu strategi yang

unik dan tepat bagi tiap-tiap Negara dan konteks mereka. Bahkan, ada empat jenis strategi

yang dapat diidentifikasi:

a. Pendekatan evolusioner

Terdiri atas suatu pendekatan isolasionis atas pembuatan standar di mana Negara

berkembang mengambangkan standarnya sendiri tanpa adanya gangguan atau pengaruh dari

luar. Proses pembelajaran dari pendekatan ini harus dating dari pengalaman-pengalaman

local dan bukannya pengalaman internasional. Sehinggaakan memberikan konsekuensi yaitu

tambahan biaya bagi mitra asing, yang mungkin merasa bahwa kondisi ini cukup beratuntuk

memberikan justifikasi dilakukannya kerjasama secara penuh.

b. Pengembangan melalui transfer teknologi

Pengembangan melalui transfer teknologi dapat diakibatkan dari operasi dan aktivitas dari

kantor akuntan internasional, perusahaan multinasional, dan para akademisi yang berpraktik

di negara-negara berkembang, atau berbagai perjanjian internasional.

Meskipun transfer teknologi akuntansi memberikan manfaat langsung bagi negara-negara

berkembang, ternyata terdapat biaya yang dapat diasosiasikan dengan (a) transfer dari

teknologi yang tidak diterapkan, (b) kurangnya infrastruktur yang memadai, (c)

meningkatnya ketergantungan tenaga ahli dari luar, (d) kurangnya insentif yang diberikan

untuk mengembangkan standar local, dan (e) hilangnya harga diri yang merupakan hal yang

menakutkan bagi beberapa kelompok budaya.

c. Penerapan standar akuntansi internasional

Alasan negara-negara berkembang menerapkan strategi ini dikarenakan untuk:

Memperkecil biaya persiapan dan pembuatan standar akuntansi

Bergabung dengan dorongan harmonisasi internasional

Memfasilitasi pertumbuhan investasi asing yang mungkin saja dibutuhkan

Page 21: BAB 3

Memungkinkan profesi ini meniru standar professional atas perilaku dan perbuatan yang

telah dibuat dengan baik

Melegitimasikan statusnya sebagai anggota dengan status penuh dari komunitas

internasional

d. Pengembangan standar akuntansi yang didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip dan

praktik-praktik akuntansi di negara maju.

Pada dasarnya, strategi ini meminta dilakukannya pertimbangan pada berbagai factor

diagnostic yang menentukan pengembangan akuntansi di negara-negara berkembang. Sebuah

standar yang memenuhi batasan-batasan diberlakukan oleh factor-faktor tersebut dapat

dianggap relevan dan bermanfaat bagi negara-negara berkembang.

D. REFERENSI

Suwardjono. 2013. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.Yogyakarta: BPFE.

http://heibilon.blogspot.com/2013/06/pendekatan-prediktif-teori-akuntansi.html

http://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/pendekatan-dalam-perumusan-teori-

akuntansi/

http://teoriakuntansipositif.wordpress.com/

http://yulinaisnaini.blogspot.com/2013/01/teori-akuntansi-positif_7.html

http://irma-yuni.blogspot.com/2012/06/akuntansi-positif-dan-akuntansi.html

http://cintokowati.blogspot.com/2010/11/teori-akuntansi-conceptual-framework.html