bab 3

15
BAB III Mengkonstruksi Sejarah Sekabau A. Kote Tandang Kote tandang dari cerita masyarakat merupakan teluk yang sangat luas dan dalam. Di teluk tersebutlah terdapat kote tandang pada abad ke-16, nama tandang diambil namanya karena tempat bertandang (singgah) kapal-kapal yang hendak melanjutkan pelayaran kehulu (Ke arah Kota Lama). Konon, Kota tandang sangat ramai penduduknya dan luas wilayahnya, Persinggahan kapal di teluk tersebut membuat Kote tandang menjadi sangat ramai sehingga apabila di malam hari lampu- lampu kapal yang bertandang di wialayah itu akan memberi kilauan yang bebinar-binar, dari kejauhan kilauan tersebut sangat jelas menampakan suasana kota. Tersebutlah Datok Ibrahim yang bersuku Minangkabau. Salah satu pedagang yang berlayar, singgah di Kote tandang, akhirnya merintis satu kawasan yang berada di kote tandang, tinggal dan menetap di wilayah itu. Semakin lama, wilayah rintisan berkembang menjadi tempat tinggal penduduk yang datang berbondong-bondong untuk tinggal di sebagiaan wilayah kota tersebut. Kebutuhan terhadap lokasi tempat tinggal mengharuskan penduduk untuk membuka lahan baru yang dimanfaatkan untuk membangun rumah dan mencetak lahan untuk bertani. Areal pertanian yang dibuka tersebut sekarang telah menjadi permukiman tetap bagi masyarakat hingga sekarang yang terbagi dalam tiga dusun yaitu Sekabau, Semparung sayong dan Semparung karti. B. Ibrahim Minangkabau (Datok Dampar)

Upload: rudiansyah-hasan-saroni

Post on 20-Jun-2015

86 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 3

BAB III

Mengkonstruksi Sejarah Sekabau

A. Kote Tandang

Kote tandang dari cerita masyarakat merupakan teluk yang sangat luas dan dalam. Di teluk tersebutlah terdapat kote tandang pada abad ke-16, nama tandang diambil namanya karena tempat bertandang (singgah) kapal-kapal yang hendak melanjutkan pelayaran kehulu (Ke arah Kota Lama). Konon, Kota tandang sangat ramai penduduknya dan luas wilayahnya, Persinggahan kapal di teluk tersebut membuat Kote tandang menjadi sangat ramai sehingga apabila di malam hari lampu-lampu kapal yang bertandang di wialayah itu akan memberi kilauan yang bebinar-binar, dari kejauhan kilauan tersebut sangat jelas menampakan suasana kota.

Tersebutlah Datok Ibrahim yang bersuku Minangkabau. Salah satu pedagang yang berlayar, singgah di Kote tandang, akhirnya merintis satu kawasan yang berada di kote tandang, tinggal dan menetap di wilayah itu. Semakin lama, wilayah rintisan berkembang menjadi tempat tinggal penduduk yang datang berbondong-bondong untuk tinggal di sebagiaan wilayah kota tersebut. Kebutuhan terhadap lokasi tempat tinggal mengharuskan penduduk untuk membuka lahan baru yang dimanfaatkan untuk membangun rumah dan mencetak lahan untuk bertani. Areal pertanian yang dibuka tersebut sekarang telah menjadi permukiman tetap bagi masyarakat hingga sekarang yang terbagi dalam tiga dusun yaitu Sekabau, Semparung sayong dan Semparung karti.

B. Ibrahim Minangkabau (Datok Dampar)

Keterangan Minhad bin Lias (Sekretaris Desa Kuala Pangkalan) mengatakan bahwa dulu banyak orang minangkabau yang melakukan pelayaran. Dari pelayaran yang mereka lakukan tersebut, maka mereka pun menginjakkan kaki ke wilayah kote tandang. Orang Minangkabau itu bernama Ibrahim. Ibrahim diperkirakan melakukan pelayaran dari pulau Sumatera menuju pulau Kalimantan dengan persinggahan di wilayah Sambas, lebih khusus di Kote Tandang. Pelayaran yang dilakukan oleh ibrahim dengan tujuan berdagang, perdagangan yang dilakukan di zaman dahulu masih dilakukan dengan cara barter (barang ditukar barang). Di duga kuat kote Tandang dijadikan nya sebagai tempat singgah untuk beristirahat.

Kote Tandang adalah tempat persinggahan kapal-kapal dagang saat itu. Dalam Peristirahatan yang lama membuat ibrahim melakukan pembukaan dan menjadikan tempat itu sebagai tempat tinggal sementara dengan membangun rumah pondok. Waktu berjalan, ternyata Ibrahim tidak melanjutkan lagi perjalanan perdagangan ke pulau-pulau

Page 2: Bab 3

selanjutnya.Ia memilih tinggal dan menetap-pilihannya untuk tetap tinggal diartikan masyarakt sebagai orang yang TERDAMPAR, hingga ia mendapat gelar Datok Dampar. Ibrahim kemudian meninggal dan dimakamkan oleh masyarakat di pemakaman Biangsu.

Dari cerita yang di dapat, bahwa persinggahan dan peristirahatan yang dilakukan oleh Ibrahim (khususnya para Pelayar) tidak hanya untuk sehari atau dua hari saja, melainkan memakan waktu sampai berbulan-bulan. Selama persinggahan, Ibrahim ternyata melakukan pembukaan hutan untuk bercocok tanam dan membuat rumah tempat tinggal. Rintisan awal yang dilakukan oleh Ibrahim di salah satu wilayah di Kote Tandang merupakan cikal bakal berkembangnya wilayah yang disebut Sekabau. Konon, pada masa itu, di sekitar sungai banyak terdapat buaya dan terkenal dengan gangguan hantu. Namun, ketika diketahui bahwa Ibrahim menetap dan membuat rumah pondok di wilayah itu, akhirnya banyak orang yang berani untuk pindah kesana.

C. Nama Dampar-Dukuh Dampar

Penuturan Alfian bin H.Jima (Kades periode 1988-2006) menyebutkan bahwa Dukuh Dampar (Nama sebelum Sekabau) diperkirakan sudah berdiri sebelum tahun 1914. Telah disebutkan bahwa di sebagiaan wilayah Kote tandang telah ada lokasi tempat tinggal yang awalnya di rintis oleh orang Minangkabau. Seseorang yang bernama Ibrahim atau di kenal masyarakat dengan nama Datok Dampar. Wilayah rintisannya itu dalam perkembangan selanjutnya menjadi Dukuh Dampar (sebelum disebut Sekabau).

Nama Dampar atau lebih tepatnya sebutan Dukuh Dampar merupakan simbolik untuk mengenang jasa Ibrahim Minangkabau yang dengan keberaniaannya membuka hutan ditepian sungai ketika bagi sebagiaan masyarakat pada waktu itu sangat menyeramkan. Di dalam perkembangan selanjutnya, dukuh Dampar berubah menjadi Kampung Dampar hingga akhirnya berubah lagi menjadi Kampung Sekabau.

Dalam Perkembangannya, kemudian datanglah beberapa orang yang membuka hutan di wilyah Dukuh dampar. Mereka adalah

1. Datok Bujang, yang berasal dari Gayam (sekarang perbatasan antara desa Pandan dan desa Kembayat kecamatan Galing)

2. Datok Marjok, yang juga berasal dari Gayam

3. Datok H. Djiman yang berasal dari Tempapan Kecamatan Galing

4. H. Matnoh yang berasal dari Gayam

5. Datok Bahar juga berasal dari Gayam.

Lima orang tersebutlah yang pertama kali membuka hutan dipinggiran sungai besar tersebut untuk perluasan sepanjang 1 Kilometer. Dengan Batas Dukuh Sebandir

Page 3: Bab 3

(sekarang Desa Semantir) sampai ke Teluk Kote Tandang. Selain mengerjakan sendiri, kelima orang tadi juga mengupah orang dayak yang berasal dari Bantanan (sekarang desa Kemayat).Selama membuka lahan, kelima orang tersebut tidak menetap disana. Hanya datang dan kemudiaan pulang lagi ke tempat asal hingga pembukaan lahan selesai dikerjakan. Lahan yang sudah siap ditanami padi selama dua tahun, karena sering diserang air pasang, maka mereka mengganti tanaman padi menjadi pohon karet.

Kemudian datang lagi beberapa orang untuk membuka lahan yang baru di wilayah Dukuh dampar. Lahan yang dibuka adalah dari teluk kote Tandang (Dampar) sampai ke Parit Kulle (Sekarang parit Dana). Orang yang membuka lahan tersebut adalah

1.Dato’Syawal,

2.Dato’H.Derahman,

3.H.Daud,

4.Muhammad,

5.Kulle, dan

6.Bahidin.

Pembukaan hutan baru yang dilakukann oleh enam orang diatas dalam perkembangannya ternyata berubah menjadi sebuah pemukiman ramai yang disebut Tanjung Rasau yang masih masuk dalam wilayah dukuh Dampar. Menurut cerita, orang yang berasal Tanjung Rasau inilah sebagai pemimpin ketika kampung Dampar terbentuk.

C. Nama Sekabau

Satu Sumber menyebutkan bahwa nama Sekabau berasal dari penggalan akhir dari kata Minangkabau yaitu KABAU. Karena memang, pembukaan wilayah yang pertama kali dilakukan oleh, sebagai cikal bakal Sekabau yang Sekarang, adalah seorang yang bernama Ibrahim Minangkabau. Penambahan awalan SE pada kata KABAU adalah untuk memberitahukan sekaligus mengingatkan bahwa yang mengelilingi wilayah tersebut adalah Sungai !. Maka penggabungannya membentuk sebutan SEKABAU.

Sumber yang lain memberitahukan bahwa kata MABAU menurut orang dulu artinya adalah air yang terus mengalir (Air yang tidak henti-hentinya terus datang dan menyebabkan banjir besar), air yang tidak mau surut. Konon, pernah terjadi banjir besar berkepanjangan melanda wilayah yang dirintis oleh Ibrahim, air dari hari ke hari tidak kunjung kering dan terus mengalir.

Page 4: Bab 3

Namun, ada juga yang mengatakan bahwa asal usul nama Sekabau adalah berasal dari sebuah mimpi. Mimpi tersebut memberikan inspirasi kepada masyarakat dalam pemberian nama Sekabau. Seseorang yang pernah bermimpi melihat banyak kerbau bermain di muara sungai sehingga air sungai menjadi keruh. Diceritakan seorang laki-laki mengayuh sampan untuk melakukan perjalanan dari kampung ke kampung melewati Sungai Tandang, karena pada zaman dulu tidak ada jalur transportasi selain sungai. Dalam perjalanan mengayuh sampan tersebut, Ia merasa kelelahan sehingga berhenti sejenak dan bersistirahat, Karena ia sudah tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan (kelehaan yang sudah memuncak) maka si pengayuh sampan tersebut melihat ada pohon yang cocok untuk berisitirahat dan ia berharap dapat beristirahat sejenak disitu. Ia pun berhenti di bawah sebatang pohon besar, yang menurut cerita tempat itu di jadikan tempat pemandian dan mencari makan Kerbau-kerbau. Tanpa sadar karena sudah sangat lelah, si pengayuh sampan tertidur dengan lelap. Dalam tidurnya Ia bermimpi melihat ratusan kerbau bermain, sambil mandi dan mencari makan di sungai. Sehingga membuat air sungai menjadi keruh. Tidak lama kemudian si pengayuh sampan pun terbangun, terkejut dengan apa yang baru saja Ia lihat, kemudiaan barutersadar bahwa yang ia alami adalah sebuah mimpi yang sangat aneh. Dibelakang hari, si pengayuh sampan mengetahui bahwa tempat ia beristirahat berdasarkan cerita masyarakat setempat merupakan lokasi yang memang sering dijumpai kerbau jadi-jadiaan (Siluman Kerbau). Maka kata KERBAU menjadi inspirasi untuk memberi nama Sekabau.

Page 5: Bab 3

D. Lahirnya Desa Kuala Pangkalan Keramat

Dengan terbitnya Undang Undang No 5 Tahun 1979. Surat Kepala daerah Tingkat I Kalimantan Barat mengirimkan surat kepada Bupati Kepala Daerah tingkat II Sambas dengan nomor : 140/3901/PemDes-D pada tanggal 29 Juli 1985. Surat Bupati Kepala Daerah tingkat II Sambas mengeluarkan surat dengan nomor :140/1710/Pem pada tanggal 13 November 1985 tentang Petunjuk pelaksanakan Penggabungan Desa kepada kampung-kampung yang berada di daerah tingkat II. Maka, dilaksanakan lah rapat kampung pada hari Jum’at tanggal 12 Juni 1987 bertempat di kediaman kepala kampung Sekabau yang pada saat itu dipimpin oleh bapak H. Burhan. Dari hasil musyawarah tersebut lahirlah KP keramat.

Dukuh kampung

Benua

Benbenua

Desa

Kampung

kampung

Terbentuknya Desa Kuala Pangkalan

Keramat

1.Kampung parit Rabu2. Kampung Sekabau 3. Kampung Semparung

- Sebelum bergabung dengan Desa Kuala Pangkalan Keramat, kampung-kampung tersebut merupakan kewilayahan yang berdiri sendiri (benua Sekabau).

- Terbitnya Undang-Undang No. 5 tahun 1979 yang mengisyaratkan pelaksanaan tentang Penggabungan Desa (Regrouping), menyebabkan kampung-kampung yang berada di kawasan ini melebur menjadi satu..

- Dalam rapat tersebut disepakatilah nama Desa Kuala Pangkalan Keramat di benua sekabau. Nama tersebut diharapkan mewakili kampung-kampung yang menyatu dalam benua. Kuala berada di Parit Rabu yaitu (Gek Wale), Pangkalan berada di Sekabau yaitu Muara kota Tandang (Dampar) dan Keramat berada di Semparung yaitu Keramat Tok Amir Puteh.

Page 6: Bab 3

Dusun semparung yang dulunya hanya satu kemudiaan, dimekarkan menjadi dua dusun yaitu Semparung Sayung dan Semparung Karti. Semparung Sayung tetap dalam struktur wilayah Desa Kuala Pangkalan Keramat. Sedangkan Semparung Karti saat ini melebur kedalam Desa Trigadu Kecamatan Galing. Peleburan wilayah Semparung karti ke Desa Trigadu bersamaan dengan pemekaran kecamatan Teluk Keramat yang menjadi Kecamatan Galing yaitu pada tahun 2002. Masyarakat di wilayah Semparung karti lebih memilih bergabung dengan kecamatan Galing karena dari segi geografis lebih memudahkan dalam pelayanan.

Dari ke empat dusun yang tergabung tersebut, Dusun Serayu merupakan merupakan bentukan baru yang dilakukan pada saat rapat pengambilan keputusan tanggal 12 Juni 1987 tersebut. sedangkan dusun-dusun selain dusun serayu adalah dusun yang memang sudah ada sejak lama. Karena dusun serayu berbatasan langsung dengan dusun sekabau maka dusun tersebut telah diakui secara hukum. Namun bagi dusun Parit Rabu hal tersebut tidak terjadi. Hingga saat ini (Desember 2009) belum mendapat kepastian, walaupun sudah sering diusulkan kepada Pemerintah daerah kabupaten Sambas. Padahal Dusun Parit Rabu adalah sebelumnya sebuah kampung tua yang juga pernah dipimpin oleh seorang kepala kampung bernama Ma’as.

DESA KUALA PANGKALAN KERAMAT Setelah Re-grouping

KAMPUNG PARIT RABU Menjadi

Dusun Tanjung Rasau & Dusun Semparong Saiyung

KAMPUNG SEKABAUMenjadi

Dusun Sekabau &Dusun Serayu

KAMPUNG SEMPARUNG KARTIMenjadi Desa Trigadu Kecamatan Galing

Memisahkan diri pada tahun 2002

- Saat penggabungan desa (regrouping), tahun 1987, maka bergabunglah 3 kampung saat itu, yaitu kampung Parit Rabu, Kampung Sekabau, dan Kampung Semparung Karti. Pada saat pembahasan nama-nama dusun, Dusun Sekabau di usulkan dilakukan pemekaran menjadi dua yaitu Dusun sekabau dan dusun serayu.

- Pada saat awal pembentukan desa, Semparung karti masih termasuk ke dalam desa Kuala pangkalan Keramat-dusun semparung karti

- Bersamaan dengan pemekaran kecamatan Teluk keramat yang menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Teluk Keramat dan Kecamatan Galing. Maka Dusun Semparung karti di usulkan bergabung dengan dusun Semanjak, dan Dusun Selangkin pada tahun 2002, menjadi satu Desa yaitu Desa Trigadu (tiga gabungan dusun). Maka sejak saat itu dusun Semparung karti terpisah dengan desa Kuala Pangkalan Keramat.

Page 7: Bab 3

E. Kepemimpinan Sekabau

Tabel para Pemimpin yang teridentifikasi

No Para Pemimpin Kejadian dan Peristiwa1 Ibrahim Minangkabu (Datok

Dampar)Orang pertama, pembuka hutan, perintis cikal bakal terbentuknya dukuh dampar-kampung dampar-kampung sekabau.

2 Biden Setelah 5 datok yang berasal dari Gayam dan Tempapan membuka hutan baru dan Ia seorang yang menjadi inisiator untuk Memperluas rimba untuk di jadikan kebun karet dan padi Sekaligus Tempat tinggal

3 H. Umar bin H. Matnoh Periode 1915-1952Memperluas hutan rimba untuk dijadikan kebun Karen, lahan bertani padi dan memulai berusaha untuk menanam tanaman keras seperti cempedak merintis kegiatan untuk membuat dan memperluas saluran pembuangan air (parit)

4 H.Burhan bin H. Matnoh Periode 1953-1985Menjabat selama 36 tahun. Meneruskan kegiatan seperti pendahulunya yaitu memimpin pembukaan lahan. Dalam perjalanan pemerintahannya beliau sempat menunaikan ibadah haji selama satu tahun sehingga untuk menjalankan pemerintahan H. Burhan memberikan tanggungjawab melaksanakan tugas-tugasnya kepada Sentong sebagai Pejabat Semantara

5 Sentong Bin Biden (Sementara)

Pemimpin sementara selama H.Burhan naik haji.selama 1 tahun. melanjutkan kegiatan yang telah dilakukan oleh H. Burhan. Masuknya program membagikan jatah gula pasir dan kain baju yang di dapat dari pemerintah dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma.

6 H.Burhan bin H. Matnoh Setelah pulang dari naik haji, melanjutkan kepemimpinannya.Membuka jalan dari tanjong rasau ke Sekabau.Membuka jalan dari sekabau ke Semanter.Membangun masjid di sekabau sebanyak dua buah

Page 8: Bab 3

yaitu masjid sekabau A dan masjid sekabu B.Penyatuan masji sekabau A dab B Pada tahun 1971 dengan nama Masjid At Taqwa)Dimulainya pembangunan Puskesmas Pembantu.Membangun SD Swasta (1968)

7 Alpian H.Jima Periode 1988-2006 Memimpin selama dua periodeMenguatkan proses regrouping desa, terjadinya regrouping desaMeneruskan pembangunan dan pemeliharaan bangunan Memperluas segala macam kegiatan yang dapat mengembangkan masyarakatMelakukan kegiatan penimbunan dan pelebaran jalan dari 1 meter menjadi 8 meter.Mengajak masyarakat menanam karet secara berkelompok (jenis GCC).Pembentukan Kontak Tani (Poktan),Membuka Koprasi Unit Desa (KUD Bukit Setap pada tahun 1976).Normalisasi Sungai Sekabau sepanjang 7.000 Meter.Pembangunan jalan rabat beton (setapak) dari desatanjong rasau sampi desa Sekabau.Pembangunan masjid Al-Falah Parit Rabu,Masjid Nurul Iman Semparong Sayong dan masjid Semparong karti.Mendorong SD Kelas Jauh di Semparong Mendorong pembentukan jalan kanal Parit rabu,serta Pembangunan jembatan Sekabau parit rabu dan Semparung saiyung.

8 Ya’kup H.S Periode 2006-2011

Biden memimpin selama tujuh bulan. Karna begitu singkat kepemimpinannya, tidak begitu banyak jejak kepemimpinannya yang bisa dicatat.

Jabatan Biden dilanjutkan oleh H. Umar Bin H.Matnoh (1915-1952) sebagai Kepala kampung. Pada tahun 1932 beliau membentuk dua orang pengarah yang bertujuan

Page 9: Bab 3

membantu dalam pemerintahan kampung yaitu bernama Ma’as bin Simon, Membuka wililayah jurusan Tanjung rasau Parit Rabu dan keduan bernama Burhan Bin H.Matnoh membuka jurusan Tanjong rasau Kabau. Pada saa tinilah pergantian nama Dukuh Dampar menjadi Dukuh Kabau.Dalam membuka kawasan parit rabu Ma’as bin Simon didampingi oleh Pawang yang bernama Mohtar .

Sedangkan, Burhan Bin H.Matnoh Memimpin pembukaan kawasan Kabau, didampingi oleh dua orang pawang yang bernama Bodang dan Biden yang berasal dari Sariganti (Sekarang Desa Semanter).

Kemudian datanglah minat orang-orang untuk datang dan menetap di dua wilayah yang baru di buka tersebut. dibagilah wilayahnya dengan bijaksana oleh Kepala kampung. Hutan dari tanjung rasau dari sebelah Timur, dan Seringanti penjuru bagian Barat dapat dibuka oleh masyarakat untuk mengembangkan penghidupanmereka. Namun, ketika hutan tersebut dibuka oleh warga, mereka pun menderita banyak penyakit dan air terus membanjiri lahan hutan yang mereka buka. Air Terus mengalir dan tidak henti-hentinya keluar menyebabkan banjir. Akhirnya masyarakat berinisiatif untuk memperluas sungai kabau, dengan harapan aga air dapat cepat mengalir dan tidak mengenang.

Setelah habisnya masa jabatan H.Umar bin H.Matnoh (1915- 1952). jabatannya digantikan oleh H.Burhan Bin H. Matnoh (1953-1985) sebagai Kepala kampung. H.Burhan hanya menjabat selama 3 bulan, dikarenakan beliau menunaikan ibadah Haji. jabatannya diamanatkan kapada Keponakannya yang bernama Sentong Bin Biden selama Sembilan bulan. Setelah pulang dari menunaikan ibadah Haji banyak perubahan yang dilakukan dikampung Sekabau.salah satunya adalah membuka jalan antara Tanjung Rasau dan Sekabu,membuka jalan penghubung antara desa Sekabau Seriganti (sekarang desa Semanter), pembangunan Puskesmas pembantu, Membangun masjid Sekabau A yang terletak di atas desa dan Masjid Sekabau B yang terletak di desa bagian bawahdan pada tahun 1971 masjid Sekabau A dan B disatukan dan dibangun ditengah- tengah desa Menjadi Majid At-Taqwa, Membangun sekolah SDS (Sekolah Dasar Swasta) pada tahun 1968 yang pada waktu itu SDS hanya berdindingkan bambu dan berlantaikan tanah,SDS sekarang sudah menjadi SD Negeri satu-satunya yang ada disekabau.

Karena usia H.Burhan Bin H. Matnoh sudah tua, Sejak saat itulah dia memberikan kepercayaan kepada Alfian Bin H. Jima, yang sejak tahun 1957 sudah bekerja sebagai pembantu kepala kampung. Dari tahun 1976-1980 nama kampung tanjung rasau sekabau diganti dengan nama kampung sekabau yang seterunya menjadi desa sekabau dan telah di SK kan oleh Bupati Sambas. untuk membantunya dalam memerintah Kampung dari bulan juni 1980 jabatan pembantu dirubah menjadi sekretaris Kepala kampung sampai dengan tahun 1985.Sedangkan pada bulan juni 1985 jabatan Alfian Bin H.Jima dirubah lagi menjadi Sekretaris kepala desa Sekabau sampai tahun 1988.Sedangkan pada tahun 1986 H.Burhan bin H.Matnoh Sudah menyerahkan atau

Page 10: Bab 3

melimpahkan jabatannya kepada Alfian Bin H.Jima sampai pada tahun 1988. Karna waktu itu belum ada pemilihan umum kepala desa seperti sekarang, hanya diserahkan kepada siapa yang dianggap layak memimpin oleh pimpinan sebelumnya..

Pada tahun 1987 adanya re-grouping (Penyatuan) menjadi desa dari tiga kampung menjadi satu yaitu kampung Sekabau, kampung Parit Rabu dan kampung Semparong. Untuk melakukan re-grouping desa, seluruh kampong mengadakan rapat untuk menentukan nama pada tahun 1987. Untuk Memberi nama dari kampung-kampung yang disatukan menjadi satu desa maka kemudian Alfian H. Jima menjelaskan bahwa wilayah kuala gek wale berada di Parit rabu tanjung rasau, Pangkalan terletak di sekabau dan keramat ada di semparong. Maka disepakatilah dan disetujui oleh para semua yang hadir untuk memberikan nama desa menjadi Desa Kuala Pangkalan Keramat (KP. Keramat).

Waktu berjalan, yang kemudian diadakanlah Pemilihan Kepala Desa dan terpilihlah Alfian Bin H.Jima (1988-2006) sebagai kepala desa KP keramat yang pertama. pada tanggal 1 april 1988 Selama kepemimimpina di desa telah membentuk beberapa dusun, diantaranya dusun Sekabau, dusun Parit rabu, dusun Serayu, dan dusun Semparung. Setelah habis masa jabatan, kemudian diadalakan Pemilihan Kepala desa kembali pada tahun 2006. Alfian Bin H.Jima tidak mencalonkan lagi, dan terpilihlah Ya’kup bin Hasan sebagai kepala desa periode 2006-2011.

.

.