bab 2 tinjauan pustaka - binus librarylibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-1-01209... ·...

38
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori yang Berkaitan dengan Database 2.1.1 Database Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), database adalah sebuah data logical yang dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah deskripsi dari data yang dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan. Sebuah basis data merepresentasikan entities, attributes, dan sebuah relasi yang logical antara enitites tersebut. 2.1.2 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), database management system adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memperbolehkan pengguna untuk mendefisinikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis data. Sebuah DBMS menyajikan beberapa fasilitas seperti : a. DDL (Data Definition Language) memungkinkan pengguna untuk menspesifikasi tipe – tipe data, struktur data dan batasan – batasan pada data yang tersimpan di dalam sebuah basis data. b. DML (Data Manipulation Language) memungkinkan pengguna untuk memasukkan, mengubah, menghapus dan mengambil data pada sebuah basis data. Memilik repository pusat untuk semua data dan deskripsi data, mengizinkan DML untuk menyajikan sebuah fasilitas permintaan umum untuk data ini, dinamakan query language. c. DBMS menyajikan pengontrolan akses ke basis data berupa: 1. A security system, dapat mencegah pengguna yang tidak memiliki hak akses mengakses basis data 2. An integrity system, dapat menjaga konsistensi dari data yang disimpan 3. A concurrency control system, memungkinkan pembagian akses dari sebuah basis data

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori yang Berkaitan dengan Database

2.1.1 Database

Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), database adalah sebuah data

logical yang dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah

deskripsi dari data yang dirancang sebagai informasi yang dibutuhkan oleh

sebuah perusahaan. Sebuah basis data merepresentasikan entities, attributes,

dan sebuah relasi yang logical antara enitites tersebut.

2.1.2 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), database management system

adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memperbolehkan pengguna untuk

mendefisinikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke dalam basis

data.

Sebuah DBMS menyajikan beberapa fasilitas seperti :

a. DDL (Data Definition Language) memungkinkan pengguna untuk

menspesifikasi tipe – tipe data, struktur data dan batasan – batasan

pada data yang tersimpan di dalam sebuah basis data.

b. DML (Data Manipulation Language) memungkinkan pengguna untuk

memasukkan, mengubah, menghapus dan mengambil data pada

sebuah basis data. Memilik repository pusat untuk semua data dan

deskripsi data, mengizinkan DML untuk menyajikan sebuah fasilitas

permintaan umum untuk data ini, dinamakan query language.

c. DBMS menyajikan pengontrolan akses ke basis data berupa:

1. A security system, dapat mencegah pengguna yang tidak

memiliki hak akses mengakses basis data

2. An integrity system, dapat menjaga konsistensi dari data yang

disimpan

3. A concurrency control system, memungkinkan pembagian akses

dari sebuah basis data

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

8

4. A recovery control system, dapat mengembalikan basis data ke

kondisi semula apabila terjadi kerusakan pada hardware atau

software

5. A user-accessible catalog, berisikan deskripsi dari data di dalam

basis data

a. Komponen lingkungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p68-71), terdapat 5

komponen utama dalam DBMS Environment, yaitu hardware,

software, data, procedures, dan people.

Gambar 2.1 - Komponen DBMS Environment

(Sumber: Connolly, 2010, p68)

1. Hardware

Agar dapat berjalan, pengaplikasian DBMS memerlukan

perangkat keras yang terdiri dari single personal computer,

single mainframe, atau network of computers. Tidak semua

DBMS dapat berjalan pada bermacam-macam perangkat keras

serta sistem operasi.

2. Software

Komponen perangkat lunak terdiri atas perangkat lunak DBMS

dan program aplikasi beserta sistem operasi termasuk perangkat

lunak jaringan apabila DBMS digunakan dalam sebuah jaringan.

3. Data

Data sebagai salah satu komponen penting dalam DBMS

berdasarkan sudut pandang pengguna adalah sebagai

penghubung antara komponen mesin (perangkat keras) dengan

komponen manusia.

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

9

4. Procedures

Prosedur berisi instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang

mengatur suatu rancangan dan penggunaan basis data. Proses

yang terdapat di dalamnya adalah:

a) login ke dalam basis data

b) penggunaan fasilitas DBMS

c) memulai dan mengakhiri DBMS

d) membuat backup basis data

e) menangani kegagalan perangkat keras dan perangkat lunak

f) mengubah struktur tabel, mengatur ulang basis data

melalui multiple disk, meningkatkan kinerja atau arsip data

pada secondary storage.

5. People

Manusia sebagai salah satu komponen yang terlibat dalam

proses sistem basis data, dapat diidentifikasikan sebagai data

administrators, database administrators, database designers,

application developers, dan end users.

b. Keuntungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p77-81), terdapat 14

keuntungan dari penggunaan DBMS yaitu:

1. Control of data redundancy

Pendekatan basis data yang ditujukan untuk mengeliminasi

redundansi dengan mengintegrasikan file-file sehingga

banyaknya file dari data yang sama tidak disimpan. Pendekatan

tersebut tidak menghilangkan redundansi secara keseluruhan,

tetapi mengontrol jumlah redundansi yang terjadi.

2. Data consistency

Dengan menghilangkan atau mengontrol redundansi akan

meminimalisir resiko tidak konsisten yang muncul terhadap

data. Data disimpan hanya sekali dalam basis data, setiap update

yang dilakukan menghasilkan perubahan untuk semua pengguna

sesegera mungkin.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

10

3. More information from the same amount of data

Dengan terintegrasinya data operasional, memungkinkan

organisasi untuk memperoleh informasi tambahan melalui data

tersebut.

4. Sharing of data

Basis data suatu organisasi digunakan oleh pengguna yang

memiliki otorisasi. Sejauh ini, penggunaan data dalam

membangun sebuah aplikasi adalah data yang sudah disediakan,

sedangkan untuk data yang akan ditambahkan belum tentu

masuk kedalam DBMS melainkan hanya digunakan untuk

mendefinisikan persyaratan yang ada. Aplikasi yang baru juga

dapat digunakan untuk definisi dan manipulasi data.

5. Improved data integrity

Integritas basis data menunjukkan validitas dan konsistensi data

yang disimpan. Integritas biasanya disesuaikan dengan

constraint.

6. Improved security

Keamanan basis data adalah perlindungan basis data terhadap

pengguna-pengguna yang tidak berwenang. Akses yang

diperbolehkan terhadap pengguna yang memiliki wewenang

dibatasi oleh operasi tertentu (retrieval, insert, update, delete).

7. Enforcement of standards

Integrasi memperbolehkan Database Administrator (DBA)

untuk mendefinisikan dan menegaskan standar-standar yang

diperlukan, meliputi skala departemen, organisasi, nasional,

maupun internasional.

8. Economy of scale

Dengan menggabungkan seluruh data operasional organisasi

kedalam suatu basis data dan membuat sebuah set aplikasi pada

satu sumber data yang berdampak terhadap penghematan biaya.

9. Balance of conflicting requirements

Setiap pengguna atau departemen memiliki kebutuhan-

kebutuhan yang memungkinkan terjadinya konflik terhadap

kebutuhan dari pengguna lainnya. Karena basis data

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

11

dikendalikan DBA, maka DBA dapat membuat keputusan

tentang perancangan dan operasional dari basis data. Keputusan

yang dihasilkan akan mendukung performa yang optimal pada

aplikasi tersebut.

10. Improved data accessibility and responsiveness

Sebagai dampak dari integrasi, data dapat diakses secara

langsung oleh end user melalui batasan antar departemen.

11. Increased productivity

DBMS menyediakan berbagai fungsi standar yang

memungkinkan programmer untuk berkonsentrasi pada

fungsionalitas spesifik yang dibutuhkan oleh user tanpa harus

mengkhawatirkan rincian low-level implementation. Hal ini

meningkatkan produktivitas dari programmer dan mengurangi

waktu pengembangan serta efisiensi terhadap biaya.

12. Improved maintenance through data independence

Deskripsi dari data dan logika yang digunakan untuk mengakses

data antar aplikasi satu sama lainnya, menyebabkan program

tergantung dengan data. DBMS memisahkan deskripsi data dari

aplikasi sehingga menghilangkan ketergantungan.

13. Increased concurrency

Dalam basis data, jika terdapat dua atau lebih pengguna

mengakses data yang sama secara bersamaan, maka akan

mengakibatkan terjadinya kehilangan informasi atau kehilangan

integritas. DBMS mengelola akses konkurensi basis data dan

meyakinkan agar masalah pengaksesan data tersebut tidak

terjadi.

14. Improved backup and recovery services

File-based systems menyediakan batasan dan ukuran untuk

melindungi data dari kegagalan sistem operasi maupun program

aplikasi melalui layanan backup dan recovery.

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

12

c. Kerugian DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p80-81), terdapat 7 kerugian

dari penggunaan DBMS yaitu:

1. Complexity

Ketentuan yang diharapkan dari fungsionalitas DBMS yang

baik, menjadikannya sebagai perangkat lunak dengan

kompleksitas yang sangat tinggi.

2. Size

Karena kompleksitas dan kedalaman dari fungsionalitas, DBMS

memerlukan kapasitas penyimpanan yang besar.

3. Cost of DBMS

Variasi dari biaya DBMS secara signifikan bergantung pada

lingkungan dan fungsionalitas yang tersedia.

4. Additional hardware costs

Kapasitas penyimpanan yang dibutuhkan DBMS dan basis data

menyebabkan pembelian kapasitas penyimpanan tambahan.

5. Cost of conversion

Biaya yang dibutuhkan DBMS dan perangkat keras tambahan

dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada

sebelumnya untuk menjalankan DBMS dan perangkat keras

yang baru.

6. Performance

DBMS digunakan untuk melayani lebih dari satu aplikasi,

sehingga tidak memiliki performa yang sebagaimana mestinya.

7. Greater impact of a failure

Sentralisasi dari sumber daya meningkatkan kerentanan dari

sebuah sistem dikarenakan semua pengguna dan aplikasi

bergantung pada DBMS.

d. Fungsi DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p100-104), fungsi-fungsi

yang terdapat pada Database Management System (DBMS) meliputi:

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

13

1. Data storage, retrieval, dan update

DBMS harus menyediakan kemampuan untuk melakukan store,

retrieve, dan update data terhadap basis data bagi pengguna.

2. A user-accesible catalog

DBMS harus menyediakan sebuah catalog yang

mendeskripsikan data items yang disimpan dan diakses oleh

pengguna.

3. Transaction support

DBMS harus menyediakan mekanisme yang memastikan bahwa

seluruh updates dari transaksi yang diberikan berhasil dibuat

atau tidak ada transaksi yang dibuat.

4. Concurrency control services

DBMS harus menyediakan mekanisme yang memastikan bahwa

basis data di-update dengan benar jika beberapa pengguna

melakukan update basis data secara bersamaan.

5. Recovery services

DBMS harus menyediakan mekanisme pengembalian basis data

jika mengalami kerusakan.

6. Authorization services

DBMS harus menyediakan mekanisme agar hanya pengguna

berwenang yang dapat melakukan akses pada basis data.

7. Support for communication data

DBMS harus mampu diintegrasikan dengan perangkat lunak

komunikasi.

8. Integrity services

DBMS harus menyediakan sarana agar seluruh data dan

perubahan data di dalamnya mengikuti aturan tertentu.

9. Services to promote data independence

DBMS harus mencakup fasilitas yang mendukung independence

programs dari struktur aktual basis data.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

14

10. Utility services

DBMS harus menyediakan utility services tertentu, contohnya:

a) Fasilitas import untuk load basis data dari flat files, dan

sebaliknya fasilitas export untuk unload basis data kepada

flat files.

b) Fasilitas monitoring untuk mengawasi penggunaan dan

operasi basis data.

c) Statistical analysis programs untuk memeriksa kinerja dan

statistik pemakaian.

d) Fasilitas index reorganization untuk merombak indexes

dan overflow.

e) Garbage collection dan reallocation untuk menghapus

records secara fisik dari storage devices, konsolidasi

terhadap space released, dan alokasi kembali saat

dibutuhkan.

e. Fasilitas yang terdapat di DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2010, p66), secara khusus, sebuah

DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

1. Memperbolehkan pengguna untuk melakukan definisi terhadap

basis data, umumnya melalui Data Definition Language (DDL).

DDL memungkinkan pengguna melakukan spesifikasi terhadap

tipe-tipe data dengan struktur beserta constraints dari data

tersebut untuk disimpan ke dalam basis data.

2. Memperbolehkan pengguna untuk melakukan insert, update,

delete dan retrieve data dari basis data, umumnya melalui Data

Manipulation Language (DML). Memiliki central repository

terhadap seluruh data dan deskripsinya yang memungkinkan

DML untuk menyediakan fasilitas general inquiry terhadap data

tersebut yang dikenal sebagai query language.

3. Menyediakan akses kontrol terhadap basis data sebagai berikut:

a) Sistem keamanan yang mencegah pengguna tidak

berwewenang melakukan akses terhadap basis data.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

15

b) Sistem integritas yang mengelola konsistensi data yang

disimpan.

c) Sistem pengendalian konkurensi yang mengijinkan

berbagi akses basis data.

d) Sistem pengendalian pemulihan yang melakukan restorasi

basis data terhadap kondisi sebelumnya terkait kegagalan

perangkat lunak maupun perangkat keras. User-accessible

catalog yang berisi deskripsi-deskripsi data di dalam basis

data.

2.1.3 Database System Development Lifecycle

Menurut Connolly dan Begg (2010, p313), sebuah sistem database

merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar

sehingga siklus hidup pengembangan sistem database berhubungan dengan

siklus hidup sistem informasi. Berikut adalah tahapan-tahapan siklus hidup

pengembangan sistem database:

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

16

Gambar 2.2 - Database System Development Lifecycle

(Sumber: Connolly, 2010, p314)

a. Database Planning

Database planning (perencanaan basis data) adalah

merencanakan bagaimana tahapan dari siklus hidup direalisasikan

secara efektif dan efisien.

Ada tiga tahapan perencanaan database yaitu:

1. Mengidentifikasi rencana dan tujuan pembuatan aplikasi

database untuk menetapkan kebutuhan sistem informasi.

2. Mengevaluasi sistem yang sudah ada untuk menentukan

kelebihan dan kekurangannya.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

17

3. Menilai kesempatan teknologi informasi untuk menghasilkan

keuntungan.

b. System Definition

System definition (definisi sistem) adalah menggambarkan

lingkup dan batasan-batasan dari aplikasi database dan user view yang

utama. Sebelum mencoba merancang suatu aplikasi database,

diperlukan untuk mengenali batasan sistem dan bagaimana antarmuka

dengan bagian sistem informasi lainnya dalam organisasi. Hal penting

yang harus diperhatikan adalah batasan pemakai dalam aplikasi

mendatang. Mengidentifikasikan user view sangat penting dalam

mengembangkan aplikasi database agar dapat memastikan tidak ada

pengguna utama yang terlupakan ketika mengembangkan keperluan

untuk aplikasi baru.

c. Requirements Collection and Analysis

Requirements collection and analysis (pengumpulan kebutuhan

dan analisis) adalah proses dari analisis dan pengumpulan informasi

tentang bagian organisasi yang didukung oleh sistem aplikasi

database dan menggunakan informasi ini untuk mengenali kebutuhan-

kebutuhan untuk sistem baru.

d. Database Design

Database design (perancangan basis data) adalah sebuah proses

dalam menciptakan perancangan untuk database yang akan

mendukung operasi dan tujuan perusahaan. Ada 4 pendekatan dalam

perancangan database yaitu:

1. Top-down

Diawali dengan pembentukan model data yang berisi beberapa

entity high-level dan relasi yang kemudian menggunakan

pendekatan top-down secara berturut-turut untuk

mengidentifikasi entity lower level, relasi, dan atribut lainnya.

2. Bottom-up

Dimulai dari atribut dasar yaitu sifat-sifat entity dan relasi

dengan analisis dari penggabungan antar atribut, yang

dikelompokkan ke dalam suatu relasi yang merepresentasikan

tipe dari entity dan relasi antar entity.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

18

3. Inside-out

Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit

berbeda dengan identifikasi awal entity utama yang kemudian

menyebar ke entity, relasi, dan atribut terkait lainnya yang lebih

dulu diidentifikasi. Karena itu cara pendekatan ini merupakan

salah satu cara yang tepat jika identifikasi awal merupakan

entity utama yang akan dibuat menjadi entity khusus.

4. Mixed

Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk

bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.

Proses perancangan database terdiri dari 3 tahapan yaitu:

a) Conceptual database design

Proses pembuatan model informasi yang digunakan agar

tidak tergantung pada semua masalah fisik. Secara garis

besar perancangan ini terdiri dari tiga langkah sebagai

berikut:

1) Penentuan entity pada database.

2) Pendefinisian hubungan/relasi antar entity.

3) Penerjemahan hubungan ke dalam entity.

b) Logical database design

Proses tahapan model informasi yang digunakan

berdasarkan model khusus, dan menggambarkan proses

yang terjadi dalam basis data secara rinci. Proses yang

digambarkan akan dijelaskan secara berurutan dan

menjelaskan atribut yang ada di dalam basis data.

c) Physical database design

Proses pengukuran performa basis data yang akan dibuat.

Dengan mempertimbangkan spesifikasi penyimpanan

sekunder yang akan digunakan. Kecepatan transfer data

juga akan menjadi tolok ukur, karena kecepatan transfer

data akan mempengaruhi performa maupun kinerja sebuah

sistem basis data secara efektif dan efisien.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

19

e. DBMS Selection (optional)

DBMS selection (pemilihan DBMS) adalah memilih DBMS

yang sesuai untuk mendukung aplikasi database. Pemilihan DBMS

tepatnya dari bagian lifecycle adalah pemilihan DBMS yang dilakukan

antara tahapan logical database design dan conceptual database

design. Tujuan dari pemilihan DBMS adalah untuk mencukupi

kebutuhan sekarang dan masa mendatang pada perusahaan,

menyeimbangkan biaya seperti pembelian produk DBMS; perangkat

lunak/perangkat keras lainnya untuk mendukung aplikasi database;

serta biaya yang berhubungan dengan perubahan dan pelatihan

pegawai.

Pendekatan sederhana dalam pemilihan DBMS adalah

memeriksa keistimewaan DBMS dalam memenuhi kebutuhan. Dalam

memilih sebuah produk DBMS baru, ada kesempatan untuk

memastikan bahwa proses pemilihan sudah direncanakan dan hasil

yang diberikan sistem benar-benar bermanfaat bagi perusahaan.

f. Application Design

Pada tahap ini dilakukan perancangan antarmuka bagi pengguna

dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses database.

Perancangan database dan perancangan aplikasi adalah aktivitas

bersamaan pada siklus hidup pengembangan sistem database. Dalam

kasus sebenarnya, adalah tidak mungkin untuk menyelesaikan

perancangan aplikasi sebelum perancangan database selesai.

Dalam perancangan aplikasi harus memastikan semua

pernyataan fungsional dari spesifikasi kebutuhan pengguna yang

menyangkut perancangan aplikasi program yang mengakses database

dan merancang transaksi yaitu cara akses ke database dan perubahan

terhadap isi database (retrieve, update, dan mixed).

- Retrieval: Mendapatkan data untuk tampilan di layar.

- Update: insert, delete, dan update record pada database.

- Mixed: Gabungan dari retrieval dan update.

Artinya bagaimana fungsi yang dibutuhkan bisa terpenuhi dan

merancang antarmuka pengguna (user interface).

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

20

Antarmuka yang dirancang harus memberikan informasi yang

dibutuhkan dengan cara untuk menciptakan user-friendly. Rancangan

antarmuka pengguna yang dalam pembuatannya tidak diperhatikan

secara rinci dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu, antarmuka

harus diakui sebagai komponen dari sistem yang penting. Hal ini

bertujuan agar aplikasi mudah dipelajari, mudah digunakan, sehingga

penggunapun akan cenderung untuk memberdayagunakan informasi

yang disajikan.

g. Prototyping (optional)

Pada tahap ini dilakukan pembangunan prototype dari sistem

database. Hasil dari prototype ini memungkinkan perancang atau

pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana

bentuk fungsionalitas sistem akhir.

h. Implementation

Pada tahap ini dilakukan pembuatan definisi database secara

eksternal, konseptual, internal, dan program aplikasi. Implementasi

merupakan realisasi dari database dan perancangan aplikasi.

Implementasi pada database dilakukan dengan menggunakan DDL

(Data Definition Language) dari DBMS yang dipilih atau dengan

menggunakan GUI (Graphical User Interface). DDL digunakan untuk

membuat struktur database dan file database yang kosong. Selain

itu, pada tahapan ini semua spesifikasi pandangan dari pengguna juga

diimplementasikan.

i. Data Conversion and Loading

Pada tahap ini dilakukan transfer data yang telah ada ke dalam

database yang baru dan mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk

dijalankan pada database yang baru, tahap ini hanya dibutuhkan

ketika sistem database yang baru menggantikan sistem database yang

lama. Pada masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan

untuk memasukkan file ke dalam database yang baru dengan tujuan

untuk memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan

menggunakan aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem

baru.

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

21

j. Testing

Pada tahap ini dilakukan proses menjalankan program aplikasi

yang bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan. Sebelum

digunakan, aplikasi database yang baru dikembangkan harus diuji

secara menyeluruh.

Pengguna suatu sistem yang baru seharusnya dilibatkan dalam

proses pengujian. Situasi yang ideal untuk pengujian suatu sistem

adalah dengan menguji database pada sistem perangkat keras yang

berbeda. Walaupun pada kenyataannya, pengujian database pada

sistem perangkat keras yang berbeda jarang dilakukan. Dalam

melakukan pengujian, sebaiknya dilakukan backup data terlebih

dahulu pada data yang akan diuji. Hal ini sebagai langkah antisipasi

kerusakan atau kehilangan data, apabila terjadi kerusakan pada data

saat diuji. Jika pengujian pada sistem aplikasi telah selesai dilakukan

dan tidak lagi ditemukan kesalahan, maka sistem aplikasi telah siap

untuk digunakan dan diserahkan ke pengguna.

k. Operational Maintenance

Operational Maintenance (pemeliharaan operasional) adalah

proses memonitor dan memelihara sistem yang telah di-install. Pada

tahap ini, implementasi database dilakukan sepenuhnya. Sistem

diawali dan dipelihara secara berkelanjutan. Jika diperlukan,

kebutuhan-kebutuhan baru dimasukkan dalam aplikasi database

melalui tahapan database terlebih dahulu.

2.1.4 Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2010, p416) Normalisasi adalah suatu

teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan sifat – sifat (properties)

yang diinginkan, memenuhi kebutuhan data pada enterprise. Tujuan utama

dalam pengembangan model data logical pada sistem basis relasion adalah

untuk menciptakan representasi akurat suatu data, keterhubungannya dan

batasan-batasannya. Untuk mencapai tujuan ini, maka harus

ditetapkan/diidentifikasi sekumpulan relasi. Tiga bentuk normal yang biasa

digunakan yaitu:

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

22

1. First Normal Form (1NF)

Definisi dari bentuk pertama ini menurut Connolly dan Begg (2010,

p430) adalah sebuah relasi yang terdapat setiap baris dan kolom

mempunyai hanya satu nilai. Dengan mentransfer data dari sumber ke

dalam format tersebut dan tablem dalam bentuk tidak normal (Un-

Normalized Form / UNF) akan di ubah ke bentuk normal pertama

dengan menghilangkan kelompok yang berulang seperti attribute atau

beberapa atribut.

2. Second Normal Form (2NF)

Definisi dari bentuk kedua ini menurut Connolly dan Begg (2010,

p434) adalah sebuah relasi yang ada pada bentuk normal pertama, dan

setiap atribut yang bukan primary key ketergantungan fungsional

penuh pada primary key. Yang didasarkan pada konsep

ketergantungan fungsional secara penuh. Perubahan dari 1NF ke 2NF

ditentukan dengan menghilangkan ketergantungan parsial yang

dilakukan dengan cara memindahkan ke dalam relasi baru dengan

duplikasi dari determinannya.

3. Third Normal Form (3NF)

Definisi dari bentuk ketiga ini menurut Connolly dan Begg (2010, p

436) adalah sebuah relasi dimana memenuhi 1NF dan 2NF, serta bagi

atribut tidak primary key mengalami ketergantungan transitif pada

primary key. Normalisasi 2NF ke 3NF dilakukan dengan

menghilangkan ketergantungan transitif. Jika terdapat ketergantungan

transitif, maka dihilangkan dari relasi dengan menempatkan atribut

pada suatu relasi yang baru dengan duplikasi determinannya.

2.1.5 Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010, p466), perancangan basis data

merupakan pendekatan terstruktur yang menggunakan bantuan prosedur,

teknik, tools, dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses

perancangan basis data. Perancangan basis data terbagi atas tiga tahap

perancangan, yaitu perancangan basis data secara konseptual; perancangan

basis data secara logikal; dan perancangan basis data secara fisikal.

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

23

a. Perancangan Basis Data secara Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), perancangan baris

data secara konseptual adalah suatu proses perancangan model dari

data yang digunakan di dalam perusahaan, independen dari semua

perkiraan fisikal. Perancangan konseptual dimulai dengan

perancangan data model yang tidak bergantung pada detail

implementasi seperti DBMS yang dituju, aplikasi program, bahasa

pemrograman, hardware platform, isu performa, atau pertimbangan

fisikal lainnya.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p471-485), langkah-langkah

dalam perancangan basis data secara konseptual yaitu:

Langkah 1: Membangun model data konseptual

Langkah ini bertujuan untuk memecah rancangan menjadi tugas-

tugas yang dapat diatur dengan memeriksa sudut pandang yang

berbeda dari pengguna di dalam suatu organisasi. Langkah-langkah

dalam membangun model data konseptual yaitu:

1. Mengidentifikasi tipe entity

Langkah pertama dalam membangun model data konseptual

lokal adalah menentukan objek-objek utama atau

mengidentifikasikan entity yang diperlukan pengguna.

2. Mengidentifikasi tipe relationship

Mengidentifikasi hubungan-hubungan (relationship) yang

penting antara entitas-entitas yang ditemukan pada tahap

sebelumnya. Entity-relationship Modelling digunakan untuk

menggambarkan entity dan hubungannya. Dalam tahap ini juga

ditentukan batasan multiplicity dari relationship tersebut dan

pengecekan adanya fan atau chasm traps dalam model tersebut.

Setelah itu dilakukan dokumentasi relationship.

• Fan traps terjadi dimana model yang merepresentasikan

suatu hubungan antar entity, tetapi alur relasinya

memperlihatkan ambiguitas.

• Chasm traps terjadi dimana model menggambarkan

keadaan dari hubungan antara entity yang satu dengan

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

24

yang lainnya, tetapi tidak ada hubungan antara kedua

emitas yang utama.

3. Mengidentifikasi dan asosiasi atribut dengan entity dan

relationship

Menghubungkan atribut-atribut dengan entity atau relationship

yang tepat. Mengidentifikasikan simple attribute, composite

attribute, single-valued attribute, multi-valued attribute dan

derived attribute.

4. Menentukan tipe domain atribut

Langkah ini bertujuan untuk menentukan domain atribut pada

model data konseptual. Yang dimaksud wilayah adalah

sekumpulah nilai-nilai dimana suatu atribut menggambarkan

nilainya. Contoh nilai yang mungkin untuk atribut jenis kelamin

dari entity Karyawan adalah ‘M’ atau ‘F’, wilayah dari atribut

ini adalah single character string yang berisi nilai ‘M’ atau ‘F’.

Setelah itu, dilakukan dokumentasi domain atribut.

5. Menentukan candidate, primary, dan alternate keys

Menentukan candidate key untuk setiap entity. Jika terdapat

lebih dari satu candidate key, tentukan salah satu candidate key

menjadi primary key dan yang lainnya menjadi alternate key.

6. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling

concepts (optional)

Mempertimbangkan penggunaan konsep permodelan, seperti

specialization, generalization, aggregation dan composition.

• Specialization adalah proses memaksimalkan perbedaan

antara anggota entity dengan mengindentifikasi

karakteristik yang membedakan seluruh entity.

• Generalization adalah proses meminimalkan perbedaan

antara entity dengan mengidentifikasi karakteristik yang

sama dari masing-masing entity.

• Aggregation adalah mempresentasikan hubungan ‘has-a’

atau ‘is-part-of’ antara tipe-tipe entity, dimana salah

satunya adalah sebagai ‘whole’ dan yang lainnya sebagai

‘part’

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

25

• Composition adalah bentuk agregasi yang khusus yang

merepresentasikan hubungan antar entity yang terdapat

strong ownership dan dalam lingkup waktu yang

bersamaan antara whole dengan part.

7. Memeriksa redudansi model

Memeriksa keberadaan redudansi dalam model. Dilakukan

pemeriksaan secara spesifik terhadap hubungan one-to-one

(1:1), menghilangkan hubungan (relationship) yang redundan,

dan mempertimbangkan penggunaan dimensi waktu.

8. Melakukan validasi model konseptual terhadap transaksi

pengguna

Langkah ini bertujuan untuk menjamin bahwa data model

konseptual mendukung kebutuhan transaksi pengguna. Dengan

menggunakan model yang telah divalidasi tersebut, dapat

digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual. Ada dua

pendekatan yang mungkin untuk menjamin bahwa data model

konseptual lokal mendukung kebutuhan transaksi, yaitu:

• Mendeskripsikan transaksi

Memeriksa seluruh informasi (entities, relationship, dan

attribute) yang diperlukan pada setiap transaksi yang

disediakan oleh model dengan mendokumentasikan

penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi.

• Menggunakan transaction pathways

Pendekatan kedua menggunakan transaction pathways,

pendekatan ini untuk memvalidasi model atau data

terhadap transaksi yang dibutuhkan, termasuk representasi

diagram alur yang digunakan oleh setiap transaksi

langsung pada Entity Relationship Diagram (ERD).

9. Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna

Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa model data

tersebut secara tepat menggambarkan transaksi dan kebutuhan

data secara nyata dalam organisasi.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

26

b. Perancangan Basis Data secara Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), perancangan basis

data secara logikal adalah suatu proses membangun data model yang

digunakan perusahaan berdasarkan data model yang spesifik tetapi

independen terhadap DBMS yang ada atau perkiraan fisikal lainnya.

Perancangan logical desain basis data memetakan model konseptual

menjadi model logical, yang mana dipengaruhi oleh model data untuk

basis data yang dituju.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p490-518), langkah-langkah

dalam perancangan basis data secara logikal yaitu:

Langkah 2: Membangun model data logikal

Langkah ini bertujuan untuk membuat model data logikal lokal

dari model data konseptual lokal yang merepresentasikan pandangan

khusus dari organisasi dan memvalidasi model tersebut untuk

menjamin kebenaran strukturnya (dengan menggunakan teknik

normalisasi) dan menjamin bahwa model tersebut mendukung

transaksi. Langkah-langkah dalam membangun model data logikal

yaitu:

1. Membuat relasi untuk model data logikal

Membuat relasi dari model data konseptual untuk

mempresentasikan entity, relationship, dan attribute yang telah

diidentifikasi.

2. Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi

Validasi relasi pada model data logikal menggunakan teknik

normalisasi. Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan setiap

relasi sudah berada dalam bentuk 3NF (Third Normal Form).

3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna

Tahap ini bertujuan untuk memastikan hubungan dalam model

data logikal mendukung transaksi yang dibutuhkan. Dalam

langkah ini akan dilakukan operasi basis data secara manual,

bila semua transaksi yang dibutuhkan dapat berjalan semestinya

maka model data logikal terhadap transaksi telah divalidasi.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

27

4. Melakukan pemeriksaan terhadap integrity constraints

Integrity constraint adalah batasan yang ditentukan untuk

menghindari data menjadi tidak konsisten. Tipe-tipe batasan

integritas, yaitu:

• Required data

Beberapa attribute harus selalu berisi data yang valid.

Dengan kata lain, tidak boleh kosong (null).

• Attribute domain constraint

Setiap attribute mempunyai domain, yaitu kumpulan dari

nilai-nilai yang memenuhi persyaratan. Contohnya jenis

kelamin diisi dengan ‘P’ atau ‘L’.

• Multiplicity

Multiplicity menunjukkan batasan yang ditempatkan pada

relasi-relasi antar data dalam basis data.

• Entity integrity

Primary key dari suatu entity tidak boleh kosong (null)

• Referential integrity

Jika suatu foreign key memiliki nilai, maka nilai tersebut

harus menunjuk ke sebuah baris yang ada pada relasi

‘Parent’.

• General constraint

Batasan yang berasal dari persyaratan-persyaratan bisnis

perusahaan. Kemudian dokumentasi semua integrity

constraint.

5. Review model data logikal dengan pengguna

Review model data logikal dengan pengguna untuk memastikan

bahwa pengguna menyetujui model data logikal merupakan

representasi nyata terhadap persyaratan data perusahaan.

6. Menggabungkan model data logikal ke model data global

(optional)

Perancangan basis data secara logikal memudahkan

perancangan basis data yang sederhana maupun basis data

kompleks. Untuk membuat basis data dengan multiple user

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

28

view, digunakan pendekatan integrasi view. Pada tahap ini,

model data logikal digabungkan menjadi satu.

7. Memeriksa model terhadap perkembangan di masa depan

Menentukan apakah akan ada perubahan penting yang mungkin

dapat muncul terjadi di masa depan dan untuk menilai apakah

model data logikal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan

tersebut.

c. Perancangan Basis Data secara Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), perancangan basis

data secara fisikal adalah suatu proses dalam memproduksi deskripsi

dari implementasi basis data di tahap kedua. Hal ini menjelaskan

hubungan dasar, organisasi file, dan index – index yang digunakan

untuk mencapai cara akses data yang efisien dan terhubung dengan

batasan integritas dan keamanan.

Menurut Connolly dan Begg (2010, p525-528), langkah-langkah

dalam perancangan basis data secara fisikal yaitu:

Langkah 3: Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS

yang ditargetkan

Langkah ini bertujuan untuk menghasilkan skema basis data

relasional dalam model data logikal global yang dapat

diimplementasikan ke DBMS. Langkah-langkah dalam

menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang ditargetkan,

yaitu:

1. Merancang relasi dasar

Menentukan bagaimana representasi relasi dasar yang telah

diidentifikasi pada model data logikal global, agar dapat

diimplementasikan pada DBMS yang ditargetkan. Informasi

yang diperlukan dapat diperoleh dari kamus data dan definisi

dari relasi dideskripsikan menggunakan database design

language (DBDL).

2. Merancang representasi derived data

Menentukan bagaimana representasi derived data (data turunan)

yang ada pada model data logikal global, agar dapat

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

29

diimplementasikan pada DBMS yang ditargetkan. Attribute

yang mana nilainya didapatkan dari mengkaji nilai attribute lain

dinamakan derives atau calculated attributes. Derived attribute

seringkal tidak muncul dalam perancangan basis data logikal

tetapi didokumentasikan di dalam kamus data.

3. Merancang general constraints

Merancang general constraints (batasan umum) untuk DBMS

yang akan digunakan.

Langkah 4: Merancang organisasi file dan index

Menurut Connolly dan Begg (2010, p529-541), langkah ini

bertujuan untuk menentukan organisasi file yang optimal yang

menyimpan hubungan dasar dan index yang diperlukan untuk

mencapai kinerja agar dapat diterima, yang artinya relasi dan tuple

akan disimpan dalam penyimpanan secondary. Langkah-langkah

dalam merancang organisasi file dan index, yaitu:

1. Menganalisa transaksi

Memahami fungsionalitas transaksi yang dijalankan pada

basisdata dan menganalisa transaksi-transaksi yang penting.

2. Memilih organisasi file (optional)

Langkah ini bertujuan untuk menentukan organisasi file yang

efisien untuk setiap relasi dasar jika diperoleh DBMS yang akan

digunakan.

3. Memilih organisasi index

Langkah ini bertujuan untuk menentukan apakah kegunaan

index akan meningkatkan kinerja sistem. Terdapat tiga jenis

index, yaitu:

• Primary index, pengindeksan dilakukan pada kolom kunci

(key field) yang diurutkan terlebih dahulu secara

sekuensial.

• Clustering index, pengindeksan dilakukan pada non-key

field yang sudah diurutkan terlebih dahulu secara

sekuensial. Kolom tersebut disebut juga dengan clustering

attribute.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

30

• Secondary index, pengindeksan dilakukan pada kolom

yang tidak terurut di dalam file data.

4. Memperkirakan kebutuhan disk space

Memperkirakan besarnya disk space yang diperlukan untuk

mendukung implementasi basis data. Estimasi pemakaian disk

tergantung pada DBMS dan perangkat keras yang digunakan

untuk mendukung basis data. Perkiraan ukuran dapat dilakukan

dengan mengukur besar data tiap baris dan jumlah baris pada

setiap relasi.

Langkah 5: Merancang user view

Menurut Connolly dan Begg (2010, p542), merancang user view

yang telah diidentifikasi selama tahap pengumpulan kebutuhan dan

analisa pada Database System Development Lifecycle.

Langkah 6: Merancang mekanisme keamanan

Menurut Connolly dan Begg (2010, p542), merancang

mekanisme keamanan untuk sistem basis data yang telah ditentukan

oleh pengguna selama tahap persyaratan dan pengumpulan kebutuhan

pada Database System Development Lifecycle.

2.1.6 Entity Relationship Diagram (ERD)

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p271), Entity Relationship Diagram

(ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk

menggambarkan hubungan antara satu entity dengan entity yang lainnya.

2.2 Teori yang Terkait Tema Penelitian

2.2.1 Website

Menurut Connolly dan Begg (2010, p1028) Website adalah sebuah sistem

yang menyediakan sarana informasi browsing di Internet dengan cara non-

sekuensial menggunakan hyperlink. Website membentuk satu rangkaian

bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan

jaringan-jaringan halaman (hyperlink)

2.2.2 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p317-319), data flow diagram

adalah sebuah tool yang digunakan untuk menggambarkan aliran data yang

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

31

melalui sebuah sistem dan pengerjaan pemrosesan yang dikerjakan sistem.

DFD memiliki tiga macam simbol dan satu koneksi yang digunakan, yaitu:

a. Persegi panjang yang bertepi bulat merepresentasikan proses atau

pekerjaan yang harus diselesaikan.

b. Bujur sangkar merepresentasikan external agents. External agents

adalah orang luar, unit organisasi, sistem, atau organisasi yang

berinteraksi dengan sistem, disebut juga dengan external entity.

c. Kotak terbuka merepresentasikan data stores, biasa disebut juga files

atau basis data.

d. Panah merepresentasikan aliran data, input, dan output, kepada atau

dari proses.

Gambar 2.3 - Simple Data Flow Diagram (Sumber: Whitten, 2007, p318)

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

32

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p339), context data flow diagram

adalah sebuah model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan

lingkup dari sistem, biasa disebut juga environmental model.

Gambar 2.4 – Context Data Flow Diagram (Sumber: Whitten, 2007, p340)

2.2.3 Flowchart

Menurut Mulyadi (2001, p66), flowchart biasa disebut dengan Diagram

Alir Dokumen (DAD), adalah bagan yang menggambarkan aliran dokumen

dalam suatu sistem informasi. Simbol-simbol standart yang dapat digunakan

untuk menggambarkan suatu flowchart digambarkan sebagai berikut:

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

33

Tabel 2.1 – Tabel Sebagian Simbol Flowchart

Nama Simbol Keterangan

Terminal

Menandakan awal dan

akhir suatu flowchart

Proses

Merepresentasikan suatu

proses dalam suatu

prosedur

Dokumen

Dokumen input/output

yang dihasilkan dari suatu

proses

Dokumen

beserta

rangkapnya

Menggambarkan dokumen

asli beserta rangkapnya,

nomor rangkap dokumen

dicantumkan disebelah

kanan

Keputusan

Keputusan yang dibuat

dari hasil dokumen yang

ada

Arsip

Tempat penyimpanan /

arsip

Konektor

Menggambarkan alur

dalam suatu prosedur

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

34

2.2.3 Use Case Diagram

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p246), use case diagram adalah

diagram yang menggambarkan secara grafis mengenai interaksi antara sistem

eksternal dan pengguna (actor). Dengan kata lain, use case diagram

menggambarkan pengguna dari sistem, relationships, dan sistem yang akan

dijalankan. Aktor adalah orang yang dapat berinteraksi dengan sistem untuk

mengubah informasi. Relationships digambarkan sebagai garis yang

menghubungkan antara aktor dan sistem dalam use case diagram.

2.2.4 Use Case Narrative

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p246), use case narrative adalah

sebuah deskripsi tekstual dari event bisnis dan bagaimana pengguna akan

berinteraksi dengan sistem untuk menyelesaikan tugas.

Gambar 2.5 – Use Case Narrative (Sumber: Whitten dan Bentley, 2007, p257)

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p257-258), terdapat 12 hal yang

terdapat pada sebuah use case narrative.

a. Author adalah nama individu yang berkontribusi terhadap penulisan

use-case dan yang memberikan titik kontak bagi siapa saja yang

membutuhkan informasi tambahan tentang use-case.

b. Date adalah tanggal terakhir use-case diubah.

c. Version adalah versi saat ini dari use-case (misalnya 1,0).

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

35

d. Use-case name adalah nama use-case harus mewakili tujuan bahwa

use-case sedang mencoba untuk menyelesaikan tugas. Nama tersebut

harus dimulai dengan kata kerja (misalnya, Enter New Member

Order).

e. Use-case type – Dalam melaksanakan pemodelan use-case, kebutuhan

bisnis memerlukan use-case, yang fokus pada visi dan tujuan dari

berbagai stakeholder. Tipe use-case adalah orientasi bisnis dan

mencerminkan pandangan tingkat tinggi dari perilaku yang diinginkan

dari sistem. Hal ini bebas dari rincian teknis dan dapat termasuk

aktifitas manual serta kegiatan yang akan otomatis. Use-case

persyaratan bisnis memberikan pemahaman umum dari domain

masalah dan ruang lingkup tetapi tidak termasuk detail yang

diperlukan untuk berkomunikasi dengan pengembang sistem apa yang

harus dilakukan.

f. Use-case ID adalah sebuah pengidentifikasi yang secara unik

mengidentifikasi use-case.

g. Priority menggambarkan pentingnya use-case dalam tingkatan high,

medium, atau low.

h. Source mendefinisikan entitas yang memicu penciptaan use-case. Ini

bisa menjadi persyaratan, dokumen tertentu, atau stakeholder.

i. Primary business actor adalah stakeholder yang berkepentingan

dengan pelaksanaan use-case dengan menerima sesuatu nilai yang

dapat diukur atau diamati.

j. Other participating actors adalah aktor lain yang berpartisipasi dalam

kasus gunakan untuk mencapai tujuannya termasuk actor pemulai

aktor, actor yang memfasilitasi, aktor penyaji/penerima, dan aktor

sekunder. Selalu menyertakan cara bagaimana aktor berpartisipasi.

k. Interested stakeholder(s) adalah seorang stakeholder yang memiliki

saham dalam pengembangan dan pengoperasian sistem software.

Sebuah pemangku kepentingan yang tertarik adalah orang (selain

seorang aktor) yang memiliki kepentingan dalam tujuan use-case.

l. Description adalah deskripsi ringkasan singkat yang terdiri dari

beberapa kalimat yang menguraikan tujuan use-case dan kegiatannya

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

36

2.2.4 State Transition Diagram (STD)

Menurut O’Brien dan Marakas (2006, p135), State Transition Diagram

menggambarkan bermacam-macam keadaan sebuah komponen sistem yang

terdapat dalam relasi pada kejadian-kejadian atau kondisi-kondisi yang

menyebabkan sebuah perubahan dari sebuah keadaan ke keadaan lainnya.

State Transition Diagram (STD) merupakan suatu tools permodelan yang

menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem. Adapun

simbol yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 2.6 – State/Keadaan (Sumber: O’Brien dan Marakas, 2006, p136)

Ada dua jenis state yaitu state awal (initial state) dan state akhir (final

state). Initial state hanya diperbolehkan satu saja sedangkan final state dapat

lebih dari satu. Dikatakan final state jika tidak ada perubahan keadaan dari

keadaan tersebut ke keadaan lainnya. Akan tetapi, jika masih ada dan final

state-nya satu, maka akan terjadi looping terus menerus tanpa pernah berhenti.

Notasi lainnya ialah trantition state. Setiap panah diberikan label yang

menunjukkan kejadian (event) yang akan menyebabkan perubahan dari satu

state ke state lainnya. Label tersebut adalah kondisi dan aksi. Kondisi adalah

sebuah sinyal yang menyebabkan perubahan terhadap state dari state satu ke

state berikutnya. Aksi adalah sesuatu yang dilakukan sistem bila terjadi

perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi.

Gambar 2.7 – Perubahan State/Keadaan (Sumber: O’Brien dan Marakas, 2006, p136)

2.2.5 Eight Golden Rules

Menurut Scheneiderman dan Plainsant (2010, p88), terdapat delapan

aturan emas dalam merancang sebuah user interface untuk pengguna, yaitu:

a. Berusaha keras untuk konsisten

Aturan ini adalah yang paling sering dilanggar, tapi kelak dapat

menjadi masalah yang rumit karena adanya banyak bentuk

konsistensi. Konsisten urtan tindakan harus diperlukan dalam situasi

yang sama; istilah yang sama harus digunakan dalam petunjuk, menu,

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

37

dan helpscreen, dan konsisten warna, tata letak, kapitalisasi, font,

tampilan, dan lain-lain.

b. Melayani penggunaan universal

Memungkinkan tersedianya shortcut / fungsi yang pasti akan

digunakan semua pengguna apabila pengguna sudah memasuki tahap

ahli pada suatu aplikasi / terbiasa dengan aplikasi sehingga dapat

mengurangi jumlah interaksi dan meningkatkan kecepatan interaksi.

c. Memberikan umpan balik (feedback) yang informative

Untuk setiap aksi yang dilakukan oleh pengguna, beberapa

diantaranya harus mempunyai sistem feedback. Untuk aksi yang

sering dan sederhana, maka respon yang diberikan juga sederhana,

tetapi jika aksi yang jarang dan besar maka respon juga harus lebih

banyak dan rinci.

d. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir

Urutan aksi harus dibagi menjadi awal, tengah, dan akhir. Dengan

adanya umpan balik, pengguna dapat merasa lebih aman dalam

melakukan sebuah tindakan dengan memberikan gambaran hasil akhir

dari suatu pilihan, serta pembelian banyak pilihan kepada pengguna

sehingga bisa ikut serta dalam mempengaruhi hasil akhir. Contoh,

sebuah situs web-commerce memindahkan pengguna dari pemilihan

produk ke kasir, berakhir dengan sebuah halaman konfirmasi yang

jelas untuk melengkapi transaksi.

e. Menghindari kesalahan

Suatu sistem harus dirancang agar kesalahan yang dibuat pengguna

dapat ditekan seminimal mungkin, dan pesan kesalahan yang

dimunculkan harus dapat dimengerti oleh pengguna awam. Jika

pengguna membuat kesalahan, antarmuka harus mendeteksi kesalahan

dan menawarkan instruksi sederhana, membangun, dan spesifik untuk

mengawasi kesalahan tersebut. Contoh, pengguna seharusnya tidak

perlu mengetik ulang bentuk, seperti nama, alamat, tanggal lahir, jenis

kelamin jika memasukkan kode pos yang tidak valid, melainkan harus

dibimbing untuk memperbaiki hanya bagian yang salah, yaitu kode

pos.

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

38

f. Mengijinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah

Aksi harus dapat dibalikkan menjadi keadaan sebelumnya sehingga

membuat pengguna merasa aman karena ia tahu bahwa kesalahan

yang dibuat dapat diperbaiki.

g. Mendukung pengguna sebagai pusat kendali dari sistem

Membuat pengguna merasa memegang kendali atas sistem tersebut,

bukan sebagai responden. Kesulitan pengguna dalam menavigasi site,

kesulitan dalam mendapatkan data yang diinginkan, antarmuka yang

mengejutkan, ketidakmampuan untuk menghasilkan tindakan yang

diinginkan akan menimbulkan rasa ketidakpuasan.

h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Manusia hanya dapat mengingat tujuh info ditambah atau dikurang

dua info pada suatu waktu. Batasan ini berarti suatu sistem harus

dibuat sesederhana mungkin sehingga tidak membuat seorang

pengguna bingung karena terlalu banyak info. Dan apabila diperlukan,

akses online ke bentuk perintah sintaks, singkatan, kode, dan

informasi lainnya harus disediakan fasilitasnya.

2.2.6 PHP

Menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2005, p2), PHP adalah

bahasa pemrograman server-side yang dirancang khusus untuk Web. Dalam

page HTML, pemrograman PHP dapat dicantumkan dan akan dijalankan setiap

kali page diakses. Pemrograman PHP ditafsirkan pada web server dan

menghasilkan HTML atau output lainnya yang pengunjung akan lihat.

2.2.7 MySQL

Menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2005, p3), MySQL adalah

Relational Database Management System (RDMS) yang sangat cepat, dan

kuat,. Sebuah database memungkinkan untuk secara efisien menyimpan,

mencari, mengurutkan, dan mengambil data. MySQL server mengontrol akses

ke data untuk memastikan bahwa beberapa pengguna dapat bekerja dengan itu

bersamaan, untuk menyediakan akses cepat, dan untuk memastikan bahwa

hanya pengguna yang berwenang dapat memperoleh akses. Oleh karena itu,

MySQL adalah server yang multiuser, multithreaded. MySQL Menggunakan

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

39

Structured Query Language (SQL), bahasa standar dalam query basis data di

seluruh dunia.

2.2.8 Kelebihan PHP dan MySQL

Menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2005, p4-6), PHP

memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. High performance

PHP sangat efisien. Dengan menggunakan server tunggal yang murah

tunggal, PHP dapat melayani jutaan kunjungan tiap harinya. Jika

menggunakan komoditas anggota besar, maka kapasitasnya menjadi

tidak terbatas secara efektif.

b. Interfaces to many different database systems

PHP memiliki koneksi untuk banyak sistem database. Selain MySQL,

PHP dapat langsung terhubung ke PostgreSQL, mSQL, Oracle, dbm,

FilePro, Hyperwave, Informix, Interbase, dan Sybase databases. PHP

5 juga memiliki built-in SQL interface untuk flat file, yang disebut

SQLite.

c. Built-in libraries for many common web tasks

Karena PHP didesign untuk pembuatan Web, PHP memiliki banyak

built-in functions untuk menjalankan perintah – perintah yang

berhubungan dengan web. PHP dapat menghasilkan gambar GIF,

menghubungkan ke layanan web dan layanan jaringan lainnya,

mengurai XML, mengirim email, bekerja dengan cookies, dan

menghasilkan dokumen PDF, semua hanya dengan beberapa baris

kode.

d. Low cost

PHP tidak dipungut biaya sedikitpun atau gratis. PHP versi terbaru

dapat diunduh kapanpun di http://www.php.net.

e. East of learning and use

Syntax dari PHP didasarkan pada bahasa pemrograman lain, terutama

dari bahasa C dan Perl. Jika sudah menguasai kedua bahasa tersebut,

atau bahasa yang menyerupai bahasa C seperti C ++ atau Java, maka

PHP akan sangat mudah dipelajari.

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

40

f. Strong object-oriented support

PHP versi 5 dirancang dengan baik dengan fitur berorientasi objek.

Seperti bahasa pemrograman C++ dan Java, PHP juga memiliki fitur

yang sama, seperti warisan (inheritance), atribut private dan protected

dan method, interface, contructors, dan destructors. Beberapa

fungsional ini tersedia dalam PHP versi 3 dan 4, tetapi dukungan

berorientasi objek dalam versi 5 jauh lebih lengkap.

g. Portability

PHP tersedia untuk banyak sistem operasi yang berbeda. Menulis

kode PHP dapat dilakukan pada sistem operasi gratis yang semacam

Unix, seperti Linux dan FreeBSD, versi Unix komersial seperti Solaris

dan IRIX, ataupun versi yang berbeda dari Microsoft Windows.

h. Availability of source code

Pengguna memiliki akses ke source code dari PHP. Dengan PHP,

tidak seperti produk komersial, maupun closed-source product, jika

pengguna ingin mengubah sesuatu atau menambah bahasa, pengguna

bebas untuk melakukannya.

i. Availability of support

Zend technologies, perusahaan di balik mesin yang menguatkan PHP,

mendanai pengembangan PHP dengan menawarkan dukungan dan

perangkat lunak terkait secara komersial.

Menurut Luke Welling dan Laura Thomson (2005, p6-7), MySQL

memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. High performance

MySQL sudah tidak dapat disangkal kecepatannya. Banyak

benchmark yang menunjukkan MySQL memiliki kecepatan yang

lebih dibanding kompetitornya.

b. Low cost

MySQL tersedia tanpa dipungut biaya di bawah lisensi open source

atau dengan biaya rendah di bawah lisensi komersial. Pengguna

memerlukan lisensi jika pengguna ingin mendistribusikan MySQL

sebagai bagian dari aplikasi dan tidak ingin melisensi aplikasi tersebut

di bawah lisensi Open Source. Jika pengguna tidak berniat untuk

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

41

mendistribusikan aplikasi tersebut atau bekerja pada Free Software,

pengguna tidak perlu membeli lisensi.

c. Ease of configuration and learning

Kebanyakan database modern menggunakan SQL. Jika pengguna

pernah menggunakan RDMDS lain, pengguna seharusnya tidak

memiliki kesulitan beradaptasi dengan yang satu ini. MySQL juga

lebih mudah dalam pengaturan dibandingkan produk sejenis lainnya.

d. Portability

MySQL dapat digunakan beragam sistem operasi Unix dan begitu

pula pada Microsoft Windows.

e. Availability of source code

Seperti PHP, pengguna dapat memperoleh dan memodifikasi source

code MySQL. Hal ini tidak penting bagi sebagian besar pengguna,

tetapi MySQL dapat menjamin kelangsungan masa depan dan

memberikan pengguna pilihan dalam keadaan darurat.

f. Availability of support

Tidak semua produk open source memiliki perusahaan induk yang

menawarkan dukungan, pelatihan, konsultasi, dan sertifikasi, tetapi

pengguna bisa mendapatkan semua manfaat ini dari MySQL AB.

2.2.9 Cascading Style Sheet (CSS)

Menurut Madcoms (2009, p89), CSS atau Cascading Style Sheet

digunakan untuk membantu pengguna mendesain isi halaman web. Bentuk

penulisan CSS terdiri dari 3 bagianm yaitu selector, property, dan nilai.

Penulisan property dan nilai dipisahkan oleh tanda titik dua (:), jika nilai terdiri

lebih dari satu kata, penulisan nilai diapit dengan tanda petik dua. Penggunaan

CSS pada halaman web terdapat 3 pilihan, yaitu External Style Sheet (file CSS

disimpan sendiri di luar dari code HTML), Internal Style Sheet (menuliskan

code CSS pada tag Head dari code HTML), dan Inline Style Sheet (menuliskan

code CSS bersama dengan tag HTML atau XHTML)

2.2.10 Persediaan

Menurut Indrawati dan Hizkia (2012, p60-61), persediaan adalah aktiva

miliki suatu perusahaan yang digunakan untuk dijual dalam proses bisnis serta

merupakan aktiva lancar terbesar dari sebuah perusahaan manufaktur maupun

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

42

dagang. Persediaan dapat berupa barang ataupun jasa. Dalam perusahaan

dagang, persediaan hanya terdiri dari satu macam yaitu barang dagang dimana

merupakan persediaan barang yang digunakan untuk dijual dalam operasi

bisnis perusahaan. Untuk perusahaan perdagangan besar seperti retail yang

perputaran persediaan barangnya cukup tinggi dan beragam, perusahaan dapat

menyimpan persediaan barang dagang sebelum dijual di dalam sebuah gudang

dengan tujuan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kekurangan persediaan.

Sistem persediaan bertujuan untuk mencatat perubahan tiap jenis persediaan

yang disimpan di dalam gudang.

a. Supplier

Supplier adalah sebuah kelompok yang memasok barang atau jasa.

Supplier dapat dibedakan dari contractor atau subcontractor, yang

pada umumnya menambahkan input khusus untuk penyerahan.

(Sumber: http://www.businessdictionary.com/definition/supplier.html)

2.2.11 Penjualan

Menurut Indrajani (2011, p68), penjualan adalah sebuah proses

transaksi jual beli yang dilakukan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya.

Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan dari penjualan barang, dan jasa yang

dapat dilakukan secara kredit maupun tunai. Penjualan kredit merupakan

penjualan yang dilakukan dengan cara mengirimkan barang atau jasa sesuai

pesanan pembeli dan pembayarannya dapat dilakukan secara berkala (dapat

dicicil) yang kemudian akan dicatat oleh perusahaan sebagai piutang penjualan.

Sedangkan penjualan tunai merupakan penjualan yang mengharuskan pembeli

untuk membayar terlebih dahulu sebelum barang atau jasa tersebut diserahkan

kepada pembeli.

2.2.12 Penyewaan

Penyewaan berasal dari kata ‘sewa’. Menurut Sadano Sukirno (2003,

p376), sewa adalah bagian pembayaran ke atas sesuatu faktor produksi yang

melebihi dari pendapatan yang diterimanya dari pilihan pekerjaan lain yang

terbaik yang mungkin dilakukannya.

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

43 2.3 Hasil Penelitian atau Produk sebelumnya

Berikut ini terdapat 3 hasil penelitian atau produk sebelumnya yang membantu

dalam penyusunan sistem:

• Menurut jurnal dari Indrajani, (Juni 2010), Jurnal ComTech, Analisis dan

Perancangan Sistem Basis Data Pada Rumah Sakit, dengan adanya

sistem basis data, data yang disimpan menjadi terintegrasi, memenuhi

kebutuhan informasi rumah sakit, dan meningkatkan pelayanan

kesehatan terhadap pelanggan. Selain itu, dapat meningkatkan efektifitas

dalam mendapatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan di mana pelanggan

tersebut dapat mempromosikan pengalamannya terhadap pelanggan baru,

dan menjadi rumah sakit pilihan melalui peningkatan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat.

• Menurut jurnal dari Ayuliana dkk, (Juni 2012), Jurnal ComTech,

Pengembangan Basis Data Penjualan, Persediaan dan Logistic Tracking:

Studi Kasus PT ABHIMATA CITRA ABADI, dengan adanya sistem

basis data dan program aplikasi dapat meminimalisasi terjadinya

ketidaksinkronan dalam penginputan data antara jumlah data barang di

warehouse dengan laporan kepada Divisi Finance. Selain itu, dengan

adanya sistem basis data dengan baik dapat membantu dan memberi

kemudahan karyawan ketika terjadi perpindahan, perubahan, dan

pencarian data sehingga dapat meminimalisir masalah hilangnya barang

pada unit bisnis distribusi dan retail.

• Menurut jurnal dari Umoh dkk, (2012), Research Journal in Engineering

and Applied Sciences Vol.1 (No.3) 203-208, A Web-Based Database

System: An Industrial Application, dengan adanya sistem basis data

berbasis web dapat menekan penggunaan kertas yang banyak. Tiga

tujuan utama dari pembuatan sistem tersebut yaitu menekan biaya

produksi, pendapatan penjualan yang lebih besar, dan kuantitas daur

ulang serta atribut yang dimiliki.

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01209... · 2015-08-07 · dibandingkan dengan biaya konversi aplikasi yang telah ada sebelumnya

44