binus librarylibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1... · web viewpada masing-masing...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Bagian ini akan menjelaskan pengertian tentang jaringan komputer, klasifikasi
jaringan komputer, topologi jaringan, media transmisi, model OSI dan model TCP/IP,
serta perangkat-perangkat keras yang dipakai pada jaringan.
2.1.1 Jaringan (Network)
Jaringan adalah suatu kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih jumlah komputer,
yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui suatu media (Tanenbaum,
2003:10). Media yang menghubungkan komputer tidak hanya melalui kabel tembaga
saja, melainkan dapat juga melalui fiber optic, pancaran gelombang radio, infrared, dan
satelit. Kecepatan transfer dari suatu jaringan sering disebut sebagai bandwidth, satuan
yang dipakai dalam mengukur bandwidth ini dapat berupa bit per-detik ataupun byte
per-detik. Satu byte terdiri dari 8bit data. Sedangkan 1 kilobyte data terdiri dari 1024
byte data.
Tujuan dari penggunaan jaringan komputer adalah:
Komunikasi: realtime chatting, video conference
Pembagian sumberdaya: pemakaian perangkat hardware seperti harddisk dan
printer secara bersama.
Akses informasi: web browsing, sinkronisasi e-mail ,e-commerce
6
7
Berdasarkan arah transmisinya, komunikasi data terbagi atas tiga bagian yaitu
simplex, half-duplex, full-duplex (Stallings, 2007:67).
Simplex
Pada transmisi ini, pengiriman data atau signal hanya satu arah, dimana
pada satu stasiun berperan sebagai pemancar dan stasiun yang lain sebagai
penerima data atau signal. Contohnya adalah pemancar radio.
Half-duplex
Pada transmisi ini, kedua stasiun dimungkinkan untuk mengirim data
namun tidak dapat secara bersamaan melainkan harus secara bergantian.
Contohnya adalah penggunaan walkie-talkie.
Full-duplex
Pada transmisi ini, kedua stasiun dapat mengirimkan data atau signal
secara bersamaan dan dalam waktu yang sama stasiun dapat juga menerima data
dan signal, sehingga dapat terjadi komunikasi dua arah. Contoh komunikasi full-
duplex ini adalah pesawat telepon.
2.1.2 Klasifikasi Jaringan
2.1.2.1 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Tipe Transmisi
Jaringan dapat dibagi menjadi dua jenis berdasarkan tipe transmisinya yaitu:
1. Broadcast network
Broadcast network yaitu suatu komunikasi yang terjadi dalam sebuah
jaringan, dimana paket data dikirimkan dari sebuah sumber ke seluruh
komputer yang ada dalam jaringan tersebut. Namun paket data hanya akan di
8
proses oleh komputer tujuan. Sedangkan paket yang di terima bukan oleh
komputer tujuan akan diabaikan (Tanenbaum, 2003:20).
2. Point to point
Pada tipe transmisi point to point komunikasi pertukaran data terjadi
antar dua komputer saja, sehingga untuk mencapai alamat tujuan sebuah
paket data mungkin harus melalui beberapa host perantara terlebih dahulu.
Karena itu, pada tipe jaringan ini pemilihan rute yang diambil sangat
menentukan baik dan tidaknya koneksi (Tanenbaum, 2003:20).
2.1.2.2 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Skala
LAN (Local Area Network)
LAN adalah jaringan komputer yang dibatasi oleh suatu area geografis yang
kecil dan umumnya dipakai pada lingkungan seperti rumah, pabrik, gedung
perkantoran atau gedung sekolah yang ruang lingkup yang hanya beberapa kilometer
saja. (Stallings, 2007:24)
Ciri-ciri yang dimiliki oleh LAN adalah:
1. Ruang lingkup yang kecil
2. Kecepatan transfer tinggi
3. Dikontrol secara private oleh admin lokal
4. Menghubungkan alat-alat komputer yang berada dalam jaringan
9
MAN (Metropolitan Area Network)
MAN merupakan jaringan yang terdiri dari dua atau lebih LAN dalam satu area
geografis cukup besar seperti perkotaan. Contoh dari MAN ini adalah bank dengan
beberapa cabang dalam satu kota, dan TV cable dalam satu kota. (Tanenbaum,
2003:22)
WAN (Wide Area Network)
WAN merupakan jaringan yang ruang lingkupnya terpisahkan oleh batas-batas
geografis dan biasanya menggunakan penghubung melalui kabel fiber optic bawah
laut maupun satelit. (Stallings, 2007:22)
Ciri-ciri yang dimiliki oleh WAN adalah:
1. Wilayah operasi yang sangat luas
2. Kecepatan transfer yang tidak terlalu cepat
3. Memerlukan pelayanan dari network provider
2.1.3 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah peta atau struktur jaringan yang terdiri dari kumpulan
switch dan hub, yang mampu menghasilkan komunikasi interkoneksi di antara tiap node
dari jaringan tersebut. Topologi jaringan dapat dibedakan menjadi dua yaitu topologi
fisikal dan topologi logikal (Stallings, 2007:451).
10
2.1.3.1 Topologi Fisikal
Topologi yang mendefinisikan bagaimana posisi node diletakan pada suatu
jaringan. terdapat beberapa macam topologi fisikal yaitu:
1. Topologi Bus
2. Topologi Tree
3. Topologi Ring
4. Topologi Mesh
5. Topologi Star
2.1.3.2 Topologi Logikal
Topologi logikal merupakan suatu penggambaran bagaimana cara media tersebut
dapat di akses oleh host untuk melakukan pengiriman data. Terdapat dua jenis
topologi logikal yaitu:
a. Broadcast
Pada topologi ini seluruh host dalam jaringan dapat mengirimkan data
kepada seluruh node yang terkoneksi dalam jaringan tersebut. Topologi ini
menggunakan prinsip FCFS (first come first serve)
b. Token passing
Topologi ini mengontrol akses jaringan dengan cara mengirimkan token
kepada setiap host secara bergiliran. Ketika suatu host menerima token ini,
maka host dapat mengirim data, namun bila tidak ada data yang dikirim maka
secara otomatis token tersebut diteruskan ke host berikutnya. Proses ini
11
diulang terus menerus. Penggunaan topologi ini dapat ditemukan pada FDDI
(fiber distributed data interface)
2.1.4 Protokol Jaringan
Suatu jaringan membutuhkan sebuah protokol jaringan agar dapat berfungsi.
Protokol jaringan adalah aturan yang menagatur komunikasi data dalam jaringan.
Protokol mendefinisikan apa yang dikomunikasikan bagaimana dan kapan terjadinya
komunikasi. Atau himpunan-himpunan yang memungkinkan komputer satu dapat
berhubungan dengan komputer lain. Terdapat 2 protokol jaringan yang umum di
gunakan yaitu OSI model dan TCPI/IP model (Tanenbaum, 2003:37).
OSI MODEL
OSI model merupakan suatu refrensi yang digunakan dalam protokol komunikasi
jaringan. OSI terdiri dari 7 buah lapisan yang terpisah namun saling terhubung satu
dengan yang lainnya. Setiap lapisan mempunyai fungsi dan tugas tersendiri dalam
jaringan (Tanenbaum, 2003:37). Berikut ini adalah 7 lapisan pada OSI model:
- Layer 1 Physical
Physical layer memiliki tanggung jawab atas pendefinisian media transmisi,
sinkronisasi bit, pada layer ini juga terjadi interaksi antara NIC (Network Interface Card)
dengan media perantara transmisi seperti kabel atau wi-fi.
- Layer 2 Data link
Data Link berfungsi untuk mengatur bit-bit data yang telah diterima untuk
dikelompokan menjadi suatu format yang disebut frame. Pada layer ini juga terdapat
error correction, flow control dan pengalamatan perangkat keras (MAC address).
12
- Layer 3 Network
Network Layer memiliki tanggung jawab untuk mendefinisikan alamat IP, serta
melakukan routing dan membuat header untuk paket data yang akan dikirim. Layer ini
juga bertugas untuk memilih jalur terbaik (Path Determination).
- Layer 4 Transport
Transport layer berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket serta
mengurutkannya agar dapat disusun kembali setelah data diterima. Layer ini juga
bertugas untuk memberikan tanda atau sinyal bila paket telah diterima dengan sukses
dan mentransmisikan ulang bila ada paket yang hilang di tengah jalan.
- Layer 5 Session
Session Layer bertugas untuk mengatur sesi yang meliputi pembukaan sesi,
pemeliharaan sesi dan penutupan sesi. Session layer juga berfungsi untuk memberikan
service kepada presentation layer.
- Layer 6 Presentation
Presentation Layer memiliki tugas untuk memastikan format data yang akan dikirim
dapat dibaca. Layer ini juga melakukan enkripsi, dekripsi, translasi dan kompresi data
untuk mengamankan data.
- Layer 7 Application
Application Layer merupakan layer yang berfungsi sebagai perantara antara software
dan resources network yang dipakai untuk mengatur bagaimana software dapat
berinteraksi dan mengakses jaringan. Pada layer ini terbagi menjadi 2 aplikasi yaitu
client-server dan non client-server. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah
HTTP, FTP, SMTP.
13
TCP/IP
TCP/IP (Transmission Control Protocol) mengacu pada sekumpulan set protokol
yang memungkinkan kumpulan komputer untuk berkomunikasi dan bertukar data
didalam suatu jaringan. Konsep TCP/IP berawal dari kebutuhan DoD (Departement of
Defense) AS akan suatu komunikasi di antara berbagai variasi komputer yg telah ada.
Komputer-komputer DoD ini seringkali harus berhubungan antara satu organisasi
peneliti dg organisasi peneliti lainnya, dan harus tetap berhubungan sehingga pertahanan
negara tetap berjalan selama terjadi bencana. Oleh karena itu pada tahun 1969
dimulailah penelitian terhadap serangkaian protokol TCP/IP (Tanenbaum, 2003:39).
Berikut ini adalah 4 lapsisan pada TCP/IP :
- Network Access Layer
Berfungsi mengatur penyaluran data pada media fisik yang digunakan. Lapisan
ini memberikan layanan dan koreksi terhadap kesalahan data yang ditransmisikan.
- Internet Layer
Berfungsi mendefinisikan bagaimana hubungan antara dua pihak dapat terjadi
pada suatu jaringan. Pada jaringan internet, lapisan ini bertugas untuk memastikan
agar semua paket data yang dikirimkan dapat sampai di tujuannya masing-masing.
Tugas yang ada pada lapisan ini adalah addressing, yaitu untuk melengkapi data
dengan alamat internet tujuan. Alamat ini yang biasa disebut dengan IP address.
Kemudian routing, yaitu menentukan kemana data akan dikirim agar mencapai
tujuan. Proses routing ini akan ditentukan oleh jaringan karena pengirim tidak
memiliki kendali terhadap paket yang dikirim. Router yang berada pada jaringan
TCP/IP lah yang akan menentukan kemana paket data akan di kirim.
14
- Transport Layer
Berfungsi mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end
to end host. Lapisan ini menjamin agar data yang dikirim sampai ditujuan serta
informasi yang diterima oleh penerima adalah sama dengan informasi yang dikirim
oleh pengirim. Lapisan ini memiliki beberapa fungsi antara lain Flow Control, yaitu
pengaturan pengiriman paket data yang telah dipecah agar tidak melebihi
kemampuan penerima dalam proses menerima data. Kemudian Error Detection,
yang berfungsi untuk memeriksa data apakah terdapat kesalahan dalam paket data
yang diterima. Jika terdapat kesalahan maka pengirim akan mengirim ulang paket
data yang salah tadi.
- Application Layer
Lapisan ini berfungsi untuk mendefinisikan aplikasi apa saja yang dijalankan
pada jaringan. Lapisan ini berisi protokol-protokol yang dipakai dalam jaringan,
seperti: SMTP, FTP, HTTP dan lain-lain.
15
Gambar 2.1 Layer TCP/IP dan OSI Model
2.1.5 Keamanan Jaringan
Dengan adanya jaringan komputer yang sangat luas dan besar sekarang ini maka
semakin rentan keamanan yang ada pada jaringan dan komputer tersebut, terutama
apabila terdapat pengguna yang mempunyai niat buruk. Maka dari itu diperlukanlah
suatu pengamanan pada jaringan agar dapat mengendalikan akses dari pengguna
terhadap sumber daya yang terdapat di jaringan tersebut. (Brenton and Hunt, 2006:5)
Pembuatan security policy bersumber dari beberapa langkah berikut ini:
a. Identifikasi assets
b. Identifikasi threat
c. Identifikasi vulnerability
d. Pertimbangan resiko yang ada
e. Pengambilan langkah-langkah perlindungan
16
Tujuan dari pembuatan keamanan jaringan ini adalah untuk memberikan elemen-
elemen keamanan yaitu confidentiality, integrity, availability terhadap sumberdaya yang
ada pada jaringan.
2.1.5.1 Firewall
Firewall merupakan sebuah atau sekumpulan sistem yang mempunyai akses
kontrol terhadap lalu lintas paket data dalam suatu jaringan. Firewall yang biasanya
dipakai lebih banyak berupa perangkat lunak seperti antivirus, namun ada juga
firewall yang berupa perangkat keras. (Brenton and Hunt, 2001:84)
Fungsi-fungsi firewall:
a. Packet Filtering: memeriksa header dari paket TCP/IP (tergantung
arsitektur jaringannya, dalam contoh ini adalah TCP/IP) dan memutuskan
apakah data ini memiliki akses ke jaringan.
b. Network Address Translation (NAT): biasanya sebuah jaringan memiliki
sebuah IP public dan di dalam jaringan sendiri memiliki IP tersendiri.
Firewall berfungsi untuk meneruskan paket data dari luar jaringan ke
dalam jaringan dengan benar sesuai IP komputer lokal.
c. Application Proxy: firewall bisa mendeteksi protokol aplikasi tertentu
yang lebih spesifik.
d. Traffic management: mencatat dan memantau trafik yang ada pada
jaringan.
17
2.1.6 Alamat IP
Alamat IP atau yang lebih dikenal sebagai IP address merupakan alamat yang
dikenal oleh jaringan secara software, alamat ini digunakan untuk berkomunikasi antar
jaringan yang berbeda. Alamat IP ini sendiri mempunyai 32bit informasi, dan masing-
masing dari bit ini terbagi atas 4 bagian yang dikenal sebagai byte. Dimana tiap byte
terdiri atas 8bit (Tanenbaum, 2003:332).
Pengalamatan IP dapat dibagi menjadi 3 metode yaitu:
1. Dotted-decimal, contohnya 202.148.8.10
2. Biner, contohnya 10000111.01000111.00011101.00011000
3. Heksadesimal, contohnya AB.24.3A.4F
2.1.6.1 Pembagian Kelas Alamat IP
Pembagian kelas alamat IP bertujuan untuk memberikan identifikasi yang unik
dari setiap jaringan. Setiap host pada jaringan yang sama mempunyai alamat network
yang sama atau yang biasa disebut netID / network address. Sedangkan masing-
masing host dalam jaringan mempunyai alamat host yang berbeda-beda satu dengan
yang lain nya, biasa nya di sebut hostID / host address (Tanenbaum, 2003:333).
Pembagian kelas alamat IP terdiri atas 5 kelas, yaitu:
1) Kelas A: dalam jaringan ini, byte pertama digunakan sebagai alamat network dan
tiga byte berikutnya untuk alamat host. Pada kelas ini bit pertama dari byte harus
selalu bernilai 0 atau off sehingga kelas ini dapat menampung sebanyak 27-2 (126)
18
jaringan dengan 224-2 (16777214) host addres. Range IP kelas A adalah 0.0.0.0 –
127.255.255.255
2) Kelas B: pada jaringan kelas B, dua byte pertama menunjukan alamat network
dan dua byte terakhir menunjukan alamat host. Pada kelas ini bit pertama dari byte
harus bernilai 1 atau on, namun bit kedua harus dalam kondisi off. Sehingga kelas ini
dapat menampung sebanyak 214-2 (16382) jaringan dengan 216-2 (65534) host
address. Range IP kelas B adalah 128.0.0.0 – 191.255.255.255
3) Kelas C: dalam jaringan kelas C, tiga byte pertama digunakan untuk menunjukan
alamat network dan satu byte berikutnya untuk alamat host. Pada kelas ini bit
pertama dan kedua dari byte harus bernilai 1 atau on, lalu bit ketiga harus selalu off
atau 0. Sehingga kelas ini dapat menampung sebanyak 221-2 (2097150) jaringan
dengan 28-2 (254) host address. Range IP kelas C adalah 192.0.0.0 –
223.255.255.255
4) Kelas D: IP pada kelas ini digunakan untuk multicast address. Biasanya
multicast address ini digunakan oleh software yang memerlukan real time data
communication seperti layanan video conference. Range IP pada kelas ini adalah
224.0.0.0 – 239.255.255.255
Berikut ini adalah tabel pembagian kelas IP:
19
Tabel 2.1 Tabel Pembagian Kelas IP
Kelas IP Byte Byte Byte Byte
Kelas A 1xxxxxxx Host address Host addressHost
address
Kelas B 10xxxxxx Network address Host addressHost
address
Kelas C 110xxxxx Network address Network addressHost
address
Kelas D 1110xxxx Multicast addressMulticast
address
Multicast
address
2.1.7 Media Transmisi
Media transmisi merupakan media yang digunakan untuk mengirimkan data dari
suatu tempat ke tempat lain. Media-media yang dapat dipakai untuk membangun
jaringan komputer dapat berupa cahaya, gelombang listrik atau eletromagnetik. Pada
dasarnya media ini di bagi menjadi dua macam yaitu kabel dan nirkabel. Pada masing-
masing media tersebut juga dapat beberapa macam teknologi lagi. (Stallings, 2007:103)
20
2.1.7.1 Media Transmisi Berbasis Kabel
1. Kabel twisted pair
Pada kabel ini terdapat empat pasang core atau inti, yang tiap pasangnya dipilin
satu dengan yang lain, kabel ini merupakan media yang paling sering digunakan
karena harganya yang murah. Jarak maksimum yang dapat di tempuh oleh kabel ini
hanya 100m. Kabel ini terbagi atas 2 jenis yaitu:
a. Shielded Twisted Pair (STP)
Pada kabel ini setiap core dibungkus lagi oleh pelindung, lalu setelah
setiap corenya dilapisi kemudian seluruh kabel dilapisi lagi dengan lapisan
terluar. Fungsi dari pelapisan ini adalah untuk mengurai noise yang dapat
berasal dari dalam kabel tersebut maupun dari luar. Biasanya pelindung yang
digunakan adalah aluminium foil. Harga kabel ini lebih mahal dikarenakan
pelindung yang dipakai.
b. Unshielded Twisted Pair (UTP)
Kabel ini hanya dilindungi satu buah pelindung berupa insulator berupa
karet untuk mengurangi interferensi atau noise dari luar. Kabel UTP lebih
mundah dipasang dan juga mempunyai diameter yang tidak terlalu tebal.
Kekurangan kabel ini adalah dapat terkena noise dari alat elektronik lainnya.
Kabel UTP ini sendiri mempunyai beberapa jenis tipe lagi yang di
kategorikan berdasarkan kemampuan penyaluran datanya yaitu UTP Cat-1,
Cat-2, Cat-3, Cat-4, Cat-5.
21
2. Kabel Optik (Optical Fiber)
Kabel ini mempunyai diameter yang sangat kecil dan mampu mengtransmisikan
sinyal cahaya ataupun data. Biasanya kabel ini terbuat dari serat kaca ataupun
plastik. Kabel ini mempunyai kelebihan yaitu dapat mengirimkan jumlah data yang
besar, berukuran lebih kecil dan ringan, mempunyai isolasi elektromagnetik yang
sangat baik, dan jarak tempuh yang besar, tidak menggunakan penghantar (aman dari
percikan api). Namun kabel ini mempunyai kelemahan yaitu harga yang cukup
tinggi dibandingkan UTP dan STP.
2.1.7.2 Media Transmisi Nirkabel
Media transmisi nirkabel memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk
memancarkan sinyal melalui medium udara. Sehingga perangkat apapun yang
mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal yang dipancarkan dapat terhubung
(Stallings, 2007:117). Berikut ini adalah beberapa teknologi nirkabel yang umum
dipakai:
1. Wi-Fi
Wi-Fi merupakan sebutan dari Wireless Fidelity, yang memiliki
pengertian yaitu standar yang digunakan untuk jaringan local nirkabel (Wireless
Local Area Networks- WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11.
Namun seiring berkembangnya internet, Wi-Fi sekarang ini lebih sering
digunakan untuk mengakses internet. Tipe-tipe Wi-Fi yang umum digunakan
adalah Wi-Fi dengan standar 802.11 a, b, g, n.
22
Tabel 2.2 Tabel Perbandingan Wi-Fi
Spesifikasi Kecepatan Up To Frekuensi Band Kompatibilitas
802.11a 54 Mb/s ~ 5 GHz a
802.11b 11 Mb/s ~ 2.4 GHz b
802.11g 54 Mb/s ~ 2.4 GHz b,g
802.11n 300 Mb/s ~ 2.4 / 5 GHz b,g,n
Kelebihan Wi-Fi
Memungkinkan LAN untuk digunakan tanpa kabel, biasanya
mengurangi biaya penyebaran jaringan dan ekspansi. Ruang di
mana kabel tidak dapat dijalankan, seperti area outdoor dan
bangunan bersejarah, dapat menggunakan LAN Wireless.
Harga Wi-Fi yang relative murah, membuat Wi-Fi merupakan
pilihan yang sangat ekonomis mengenai jaringan.
Produk Wi-Fi tersedia di pasar secara luas.
Kelemahan Wi-Fi
Penyaluran gelombang dan keterbatasan operasional yang tidak
konsisten di seluruh dunia.
Konsumsi daya yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan
beberapa standar lainnya, membuat masa pakai baterai berkurang
dan panas.
Jaringan Wi-Fi memiliki rentang yang terbatas.
2. WDS (Wireless Distribution System)
23
Dengan WDS memungkinkan jaringan wireless dikembangkan
menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel
jaringan untuk menghubungkanya. Keuntungan yang bisa terlihat dari Wireless
Distribution System dibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless
Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar
link access point. Pada jaringan wireless dengan menggunakan mode WDS
bridge, komunikasi dua arah antara access point yang satu dengan access point
lainnya tidak membolehkan wireless clients atau station untuk mengaksesnya
(Eros, 2011). Ada beberapa mode WDS Bridge pada jaringan wireless yaitu:
1. Bridge point to point
Gambar 2.2 WDS Dengan Mode Bridge Point to Point
2. Bridge point to multi point
24
Gambar 2.3 WDS Dengan Mode Bridge Point to Multi Point
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dan diperhatikan dalam membangun
Wireless Distribution System (WDS), adalah:
1. Perangkat wireless network terutama pada wireless router maupun access
point utama maupun access point repeater harus memiliki atau
mendukukung fitur WDS. Pastikan untuk router fungsi WDS sudah di
aktifkan.
2. IP Address masing-masing perangkat wireless network tidak boleh sama.
3. Metode enkripsi yang dapat digunakan yaitu tanpa enkripsi, WEP, dan
WPA. Semua access point yang terlibat dalam 1 koneksi harus
menggunakan metode enkripsi yang sama.
4. Channel Radio yang digunakan harus sama.
25
5. Pastikan MAC address access point sudah tercatat pada access point
repeater.
6. Matikan DHCP server di access point repeater, sebab DHCP akan
diambil alih oleh access point utama sebagai default gateway.
Keuntungan dari Wireless Distribution System (WDS) adalah header
MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. Namun
Ada dua kerugian dalam system Wireless Distribution System (WDS) yaitu
troughput efektif maksimum terbagi dua setelah transmisi pertama (hop) dibuat.
Misalkan, dalam kasus dua router dihubungkan dengan Wireless Distribution
System (WDS), dan komunikasi terjadi antara satu komputer yang terhubung ke
router A dengan sebuah laptop yang terhubung secara wireless dengan salah satu
access point di router B, maka troughputnya adalah separuhnya, karena router B
harus re-transmit informasi selama komunikasi antara dua belah sisi. Kemudian
kunci enkripsi dinamis tidak dapat disupport dalam WDS, enkripsi keamanan
yang dapat digunakan dalam WDS hanya kunci statik WEP atau WPA saja.
2.1.8 Perangkat Jaringan
1. Network Interface Card (NIC)
NIC atau biasa yang disebut Network Adapter adalah sebuah kartu yang
berfungsi sebagai penghubung komputer ke sebuah jaringan, mengontrol data flow
antara komputer dan sistem kabel. NIC terbagi menjadi 2 jenis, yaitu NIC yang
26
bersifat fisik dan NIC yang bersifat logis. Setiap NIC mempunyai alamat yaitu MAC
address tersendiri yang bersifat unik.
Pada mulanya NIC ini hanya terdapat melalui pemasangan expansion card yang
dipasang pada komputer, namun sekarang ini NIC merupakan suatu perangkat yang
tidak terpisahkan dari komputer sehingga para vendor motherboard sudah
memberikan NIC terintegrasi pada motherboard untuk memudahkan para user. Cara
kerja NIC sendiri adalah menerima sinyal dari jaringan yang ditujukan kepadanya,
yang kemudian diproses menjadi bit data yang dimengerti oleh komputer.
2. Switch
Switch adalah peralatan jaringan yang berfungsi untuk mengatur jalannya lalu
lintas dalam jaringan dan menghubungkan dua atau lebih jaringan yang bekerja pada
layer dua, tiga dan empat (Brenton and Hunt, 2001:75). Switch dapat mengirimkan
paket data ketempat yang dituju tanpa harus membroadcast ke semua host, karena
switch mempunyai tabel MAC address seluruh perangkat yang terhubung ke dirinya
fitur ini menjadikan switch lebih hemat bandwidth. Berbeda dengan HUB yang
membroadcast data keseluruh komputer yang terhubung dijaringan, hal inidapat
membuat jaringan yang menggunakan HUB rentan terhadap “packet sniffer”.
Switch secara teknis beroperasi pada layer datalink dan network layer pada model
OSI. Switch beroperasi dengan mode full-duplex yang berarti switch dapat menerima
dan mengirim data secara bersamaaan. Switch mempunyai beberapa tipe atau jenis
berdasarkan ukurannya yaitu desktop switch, rack mounted switch, chassis switch
dan DIN rail mounted switch. Berdasarkan cara untuk meneruskan data, switch dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu switch store and forward dan switch cut through.
27
Switch store and forward beroperasi dengan cara menerima lalu menyimpan seluruh
frame yang diterima dalam buffer, sebelum mengirimkan ulang frame itu. Sehingga
switch dapat membaca dan memeriksa checksum yang ada pada akhir frame untuk
memastikan frame yang diterima tidak rusak. Sedangkan switch cut through hanya
membaca alamat yang dituju dan langsung mengirim frame tersebut ke alamat
tujuan. Termasuk frame yang telah mengalami kerusakan.
3. Router
Router mempunyai fungsi untuk menghubungkan suatu jaringan dengan yang
lain dengan memilih jalur routing yang terbaik untuk mengirimkan paket data yang
masuk dan keluar. Router mengirimkan paket data berdasarkan alamat IP address
yang telah tersimpan dalam routing tabelnya. (Stallings, 2007:566).
Terdapat dua jenis router:
1. Static router: router yang mempunyai tabel routing yang tetap atau statik,
yang di setting secara manual oleh administrator jaringan. Jika route berubah
maka administrator jaringan harus mengupdate router tersebut. Static router
relative lebih aman disbanding dynamic router karena ia memberikan kontrol
penuh pada routing tabelnya.
2. Dynamic router: router yang memiliki kemampuan untuk membuat tabel
routing secara otomatis dengan cara menganalisis lalu lintas jaringan dan
hubungan antara router. Pada dasarnya dynamic router ini mengirimkan
paket data ketujuan melalui route yang paling efisien.
28
4. Access Point
Access point atau yang biasa disebut sebagai AP merupakan sebuah perangkat
yang digunakan untuk menyambungkan perangkat wireless kesebuah jaringan
berbasis kabel. Biasanya perangkat access point ini memanfaatkan sinyal radio
seperti Wi-Fi, bluetooth, atau standar yang lain. Access point juga telah di lengkapi
fungsi security seperti WEP (Wireless Equivalent Privacy) dan WPA (Wifi Protected
Access) untuk proteksi keamanan jaringan. Access point mempunyai beberapa
limitasi seperti jarak jangkauan, jumlah klien yang dapat tersambung dan kecepatan
transfer. Limitasi-limitasi yang ada tentunya dapat berbeda-beda tergantung dari
jenis perangkat yang dipakai, lokasi peletakan perangkat, area tempat peletakan
perangkat dan interferensi radio di sekitar perangkat tersebut.
2.2 Teori Khusus
Pada bagian ini akan dijelaskan lebih khusus mengenai jaringan berbasis router
mikrotik.
2.2.1 Sejarah Mikrotik
Dahulu mikrotik adalah sebuah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia,
bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis
Riekstins. John Trully adalah seorang berkewarganegaraan Amerika yang berimigrasi ke
Latvia. Di Latvia ia berjumpa dengan Arnis, Seorang sarjana Fisika dan Mekanik sekitar
tahun 1995.
29
John dan Arnis mulai me-routing dunia pada tahun 1996 (misi mikrotik adalah me-
routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS-DOS yang dikombinasikan
dengan teknologi Wireless-LAN (WLAN) Aeronet berkecepatan 2 Mbps di Moldova,
Negara tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia.
Latvia hanya merupakan tempat eksperimen John dan Arnis, karena saat ini mereka
sudah membantu Negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar 400
pengguna. Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan
secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff Research and Development
(R&D) mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang.
Menurut Arnis, selain staf di lingkungan mikrotik, mereka juga merekrut tenaga-tenaga
lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan mikrotik secara protokol.
Tetapi prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (W-ISP), tetapi membuat
program router yang handal. Produk utama dari mikrotik adalah router berbasis
komputer yang dikenal sebagai mikrotik router OS.
2.2.2 Jenis-jenis Mikrotik
Mikrotik pada umumnya terbagi pada 2 jenis yaitu mikrotik hardware dan mikrotik
software. Mikrotik hardware adalah semua alat-alat yang dibuat oleh mikrotik untuk
perangkat jaringan seperti router, switch, access point, dan antenna. Sedangkan
mikrotik software adalah perangkat lunak yang dibuat oleh mikrotik untuk pengelolaan
jaringan yang dikenal sekarang yaitu mikrotik router OS.
Mikrotik router OS adalah sebuah sistem operasi berbasis Linux yang dapat
membuat komputer sebagai network router yang didesain untuk memberikan
30
kemudahan bagi penggunanya. Mikrotik router OS dapat dijadikan sebagai gateway
network yang handal, mencakup berbagai fitur lengkap untuk network dan wireless, serta
tidak membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi untuk penggunaan standar.
Konfigurasi dapat dilakukan melalui Windows Application (WinBox) ataupun dengan
menggunakan command line interface melalui console.
Router mikrotik dan mikrotik router OS hadir dalam beberapa level. Tiap level
memiliki kemampuannya masing-masing, mulai dari level 1, hingga level 6. Secara
singkat, level 1 untuk free trial untuk orang yang ingin mencoba, level 3 digunakan
untuk router ber interface ethernet, level 4 untuk wireless client atau serial interface,
level 5 untuk wireless access point, dan level 6 tidak mempunyai limitasi apapun. Untuk
aplikasi hotspot, bisa digunakan level 4 (200 user), level 5 (500 user) dan level 6
(unlimited user). Untuk detail perbedaan masing-masing level dapat dilihat pada tabel
berikut:
31
Tabel 2.3 Level-level Mikrotik serta level yang digunakan dalam skripsi ini
Level Number1
(DEMO)3
(ISP)4
(WISP)5
(WISPAP)6
(Controller)
Wireless Client and Bridge - - Yes Yes yes
Wireless AP - - - Yes yes
Synchronous Interfaces - - Yes Yes yes
EoIP tunnels 1 Unlimited Unlimited unlimited unlimited
PPPoe tunnels 1 200 200 500 unlimited
PPTP tunnels 1 200 200 unlimited unlimited
L2TP tunnels 1 200 200 unlimited unlimited
VLANinterfaces 1 Unlimited Unlimite
d unlimited unlimited
NAT rules 1 Unlimited Unlimited unlimited unlimited
HotSpot activeusers 1 1 200 500 unlimited
RADIUS client - Yes Yes Yes yes
Queues 1 Unlimited Unlimited unlimited unlimited
Web proxy - Yes Yes Yes yes
RIP, OSPF, BGP protocols - Yes Yes Yes yes
Upgrade
configuration erased on upgrade Yes Yes Yes yes
32
Router mikrotik memiliki seluruh fasilitas routing yang dibutuhkan, mampu
mengendalikan jaringan kerja yang kompleks. Fitur router mikrotik ini mencakup load
balancing untuk membagi beban akses jaringan, fasilitas tunneling untuk membuat akses
aman VPN (Virtual Private Network), bandwidth management untuk mengatur berbagai
protokol dan port, serta memiliki kemampuan untuk dikombinasikan dengan jaringan
nirkabel. Mikrotik juga menyediakan fasilitas firewall untuk melindungi akses dari
berbagai ancaman yang tersebar di internet.
Selain dari fitur fasilitas yang disediakan oleh router mikrotik ada keunggulan lain
yang dapat diperoleh dari penggunaan router mikrotik yaitu dengan harga jauh lebih
murah tapi sudah mendapatkan fitur-fitur yang lengkap untuk sebuah network router,
bandingkan dengan harga router baru yang lain dengan harganya jauh lebih mahal tetapi
fitur-fiturnya tidak selengkap router mikrotik. Untuk yang memiliki dana terbatas tapi
menginginkan akses jaringan di dalam dan luar yang aman, mudah digunakan, murah,
dan tangguh, menggunakan mikrotik adalah pilihan yang menarik.
2.2.3 Fitur-fitur Mikrotik
Mikrotik mempuyai fitur-fitur yang cukup sebagai router. Dibawah ini adalah fitur-
fitur yang dipergunakan untuk membuat skripsi ini yaitu:
1. Wireless Access Point
Dengan menggunakan fitur Wireless Access Point (WAP) dapat membuat
hotspot dengan tambahan alat access point.
33
2. Dynamic Host Configuration Protocol
Dengan menggunakan fitur Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)
client dapat diberi alamat IP, netmask dan default gateway secara dinamik. Pada
saat client mendapatkan semua informasi maka secara otomatis client tersebut
diset alamat IP dan netmask sesuai yang diberikan DHCP server.
3. NAT
Dengan fitur Network Address Translation (NAT) dapat memungkinkan
client yang mempunyai alamat yang tidak terdaftar atau private address, untuk
bisa mengakses internet.
4. Firewall
Mendukung pemfilteran koneksi peer to peer, source NAT dan destination
NAT. Mampu mem-filter berdasarkan MAC, alamat IP, range port, protokol IP,
pemilihan protokol.
5. Monitoring
Laporan traffic IP, catatan log, statistic graph yang dapat diakses melalui
HTTP.
6. Tools
Fitur tools berguna untuk memonitor pemakaian jaringan, karena besar
kecilnya pemakaian juga akan mempengaruhi konektifitas lambat atau cepatnya
internet.
34
7. WinBox
Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi router mikrotik.