bab 2 landasan teori - binus librarylibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-2-00191...16...

44
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pelanggan 2.1.1 Pengertian Pelanggan Menurut Greenberg (2010, p8), pelanggan adalah individu atau sekelompok individu yang membeli produk dan jasa berdasarkan keputusan mereka dengan mempertimbangkan antara manfaat yang diberikan produk tersebut dengan harga yang ditawarkan, kemudian melakukan hubungan dengan perusahaan melalui telepon, surat, dan fasilitas lainnya untuk mendapatkan suatu penawaran baru dari perusahaan. Pelanggan merupakan individu atau kelompok yang terlibat dalam transaksi bisnis. Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang menjual produk maupun perusahaan yang menjual jasa, dikarenakan pelanggan adalah pihak yang mengkonsumsi suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu peran pelanggan sangatlah penting terhadap kelangsungan hidup suatu perusahaan. Dalam melakukan transaksi bisnis, pelanggan memiliki kebebasan untuk memilih produk atau jasa sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan juga pelanggan memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang menyediakan produk atau jasa tersebut. 2.1.2 Pengelompokan Pelanggan Online (Online Customer) Menurut Turban (2006, p140), online customer terbagi menjadi 2 macam, yaitu pelanggan individual (individual customer) dan pelanggan organisasi (organizational customer) : 1. Pelanggan individual (individual customer) merupakan seseorang atau individu yang membeli produk atau jasa untuk dikonsumsi sendiri. Pada umumnya mereka menggunakan produk atau jasa untuk keperluan pribadi. 2. Pelanggan Organisasi (organizational customer) merupakan pelanggan yang membeli produk atau jasa untuk dijual atau digunakan kembali

Upload: others

Post on 19-Mar-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pelanggan

2.1.1 Pengertian Pelanggan

Menurut Greenberg (2010, p8), pelanggan adalah individu atau

sekelompok individu yang membeli produk dan jasa berdasarkan keputusan

mereka dengan mempertimbangkan antara manfaat yang diberikan produk

tersebut dengan harga yang ditawarkan, kemudian melakukan hubungan dengan

perusahaan melalui telepon, surat, dan fasilitas lainnya untuk mendapatkan suatu

penawaran baru dari perusahaan. Pelanggan merupakan individu atau kelompok

yang terlibat dalam transaksi bisnis. Pelanggan merupakan bagian yang sangat

penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang menjual produk

maupun perusahaan yang menjual jasa, dikarenakan pelanggan adalah pihak

yang mengkonsumsi suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.

Oleh sebab itu peran pelanggan sangatlah penting terhadap kelangsungan hidup

suatu perusahaan. Dalam melakukan transaksi bisnis, pelanggan memiliki

kebebasan untuk memilih produk atau jasa sesuai dengan apa yang mereka

inginkan dan juga pelanggan memiliki kebebasan untuk memilih siapa yang

menyediakan produk atau jasa tersebut.

2.1.2 Pengelompokan Pelanggan Online (Online Customer)

Menurut Turban (2006, p140), online customer terbagi menjadi 2 macam,

yaitu pelanggan individual (individual customer) dan pelanggan organisasi

(organizational customer) :

1. Pelanggan individual (individual customer) merupakan seseorang atau

individu yang membeli produk atau jasa untuk dikonsumsi sendiri. Pada

umumnya mereka menggunakan produk atau jasa untuk keperluan

pribadi.

2. Pelanggan Organisasi (organizational customer) merupakan pelanggan

yang membeli produk atau jasa untuk dijual atau digunakan kembali

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

12

kepada pihak lainnya. Pelanggan organisasi meliputi perusahaan

pribadi, pemerintah, organisasi umum dan penjual kembali (reseller).

2.1.3 Nilai Pelanggan

Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p36), nilai pelanggan adalah

perbandingan antara semua keuntungan dan semua biaya yang harus dikeluarkan

oleh pelanggan untuk menerima penawaran yang diberikan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2010, p29), nilai pelanggan adalah rasio

antara keuntungan yang diperoleh pelanggan (ekonomi, fungsional, dan

psikologi) dengan sumber daya yang dikeluarkan pelanggan (uang, waktu,

usaha, dan psikologi) untuk mendapatkan produk tersebut. Nilai yang dirasakan

relatif dan subjektif.

Dari definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya nilai pelanggan merupakan margin antara sumber daya (uang,

waktu, usaha, dan psikologi) yang dikeluarkan pelanggan dengan manfaat yang

didapat pelanggan atas produk yang dibeli.

2.1.4 Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p36), kunci dari membangun

hubungan yang bersifat jangka panjang dengan pelanggan adalah dengan

menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Masih menurut Kotler dan

Armstrong (2012, p37), kepuasan pelanggan bergantung dari hubungan antara

produk yang dirasakan dan harapan pelanggan. Jika produk yang dihasilkan

tidak sesuai dengan harapan pelanggan, maka pelanggan akan merasa tidak puas

dan begitu juga sebaliknya, jika produk yang dihasilkan sesuai dengan harapan

pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas atau senang.

Fandy Tjiptono (2005, p146) mengemukakan kepuasan pelanggan sebagai

respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara

harapan awal sebelum pembelian dan kinerja aktual produk yang dirasakan

setelah pemakaiannya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

13

Jadi, dapat disimpulkan bahwasanya kepuasan pelanggan bergantung pada

produk yang dihasilkan oleh perusahaan, apakah produk tersebut sesuai dengan

harapan pelanggan ketika pelanggan memakainya atau justru malah sebaliknya.

2.1.5 Faktor-faktor Yang Menciptakan Loyalitas Pelanggan

Setiap perusahaan pada umumnya ingin menciptakan loyalitas pelanggan,

karena dengan terciptanya loyalitas pelanggan maka profitabilitas dari suatu

perusahaan akan tetap terjaga. Untuk menciptakan loyalitas pelanggan,

perusahaan harus mengetahui hal-hal atau komponen apa saja yang terlibat

didalamnya. Zikmun et al (2003, p72-76) menyebutkan bahwa ada 5 (lima)

komponen penting yang dapat menciptakan loyalitas pelanggan. Berikut adalah

5 (lima) komponen tersebut :

1. Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan penting untuk membentuk loyalitas pelanggan.

Pelanggan yang merasa puas belum tentu menjadi pelanggan yang setia.

Hal tersebut menjelaskan bahwa adanya pengharapan pada pembelian

yang membentuk kepuasan dan hal tersebut terdiri dari tingkatan yang

berbeda-beda. Konsumen dapat memformulasikan pengharapan kedalam

tingkat keinginan (apa yang seharusnya dilakukan) dan dalam tingkat

pemenuhan (apa yang akan terjadi). Terdapat zona toleransi pelanggan

dimana jangkauan pengharapan dan kepuasan dari apa yang mereka

harapkan untuk menerima sesuatu adalah secara minimal diterima dan

sampai tidak diterima.

2. Kepercayaan

Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai kebutuhan dan keinginan

pelanggan untuk bergantung pada suatu organisasi/perusahaan atau brand

untuk melaksanakan fungsinya. Dalam banyak situasi, kepercayaan berarti

pelanggan percaya bahwa marketer mempunyai integritas dan reliabilitas.

Sedangkan dalam penjualan secara personal, kepercayaan berarti seorang

pelanggan merasa yakin atau percaya bahwa penjualan telah dilakukan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

14

secara jujur, adil dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan apa

yang dijanjikan oleh marketer.

3. Pengurangan Pilihan dan Kebiasaan

Penelitian terhadap pelanggan menunjukan bahwa konsumen mempunyai

kecendrungan untuk mengurangi pilihan dari beragam pilihan yang ada.

Pada kenyataannya, konsumen melakukan pengurangan pilihan tersebut

adalah untuk melakukan pengaturan yang terkontrol, selain itu juga para

konsumen merasa nyaman dengan brand yang familiar. Contoh : dari 10

produk dengan brand yang berbeda-beda, konsumen akan menyeleksi

produk tersebut dengan memilih 3 dari 10 produk tersebut dikarenakan 3

produk tersebut berasal dari brand yang familiar dengan konsumen.

4. Sejarah Dengan Perusahaan

Mereka yang telah memiliki sejarah yang panjang dengan perusahaan

dapat menimbulkan keterkaitan intergenerasional, keterkaitan

intergenerasional merupakan transmisi informasi, kepercayaan, dan

sumber daya dalam keluarga dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Sehingga pengalaman positif yang didapat pelanggan dari perusahaan akan

memberikan kontribusi terhadap loyalitas pelanggan.

5. Ketertarikan Secara Emosional

Para pelanggan mempunyai suatu hal yang positif yang ditimbulkan oleh

brand atau merek tertentu, mempunyai ketertarikan terhadap brand atau

mempunyai ketertarikan terhadap perusahaan dapat diartikan bahwa

pelanggan menyukai perusahaan tersebut. Dalam berbagai situasi para

konsumen mengidentifikasi dan tertarik secara emosional dengan image

yang dikembangkan dan didapatkan dari perusahaan atau suatu brand

tertentu. Oleh karena itu loyalitas pelanggan membutuhkan ketertarikan

secara emosional.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

15

2.2 Pengertian Data dan Informasi

Menurut Jogyanto HM (2005, p8), data merupakan kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Sementara informasi

dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih

berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-

kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Agar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan tepat maka diperlukan

informasi yang baik, informasi dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria sebagai

berikut :

a. Relevant � Sebuah informasi haruslah memiliki manfaat bagi para

pemakainya serta harus sesuai dengan fakta dan mudah untuk dipahami.

b. Accurate � Sebuah informasi haruslah tepat, tidak boleh menyesatkan dan

menimbulkan bias.

c. Timely � Sebuah informasi harus dapat diakses dengan cepat dikarenakan

informasi harus ada ketika dibutuhkan. Tidak boleh ada keterlambatan

didalam penyampaian informasi.

d. Complete � Informasi yang dihasilkan haruslah mempunyai kelengkapan

yang baik, sebab jika tidak informasi tersebut justru akan memberikan

dampak yang buruk terhadap pengambilan keputusan.

Dari definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian

sebenarnya, sementara informasi merupakan hasil pengolahan data kedalam bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti sehingga memiliki nilai pengetahuan

(knowledge) didalamnya.

2.3 Pengertian Manajemen

Menurut Millet (1954), Manajemen adalah proses mengarahkan dan

memfasilitasi pekerjaan seseorang yang terorganisir secara formal untuk memperoleh

tujuan yang diinginkan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

16

Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-

sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.

Kesimpulan dari pengertian manajemen menurut Millet dan Richard L. Daft,

Manajemen merupakan proses pengelolaan aktivitas-aktivitas secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.3.1 Fungsi Utama Manajemen

Berikut ini adalah fungsi utama manajemen :

1. Planning � Merencanakan dan merumuskan strategi yang tepat bagi

organisasi untuk mencapai tujuan dan target organisasi.

2. Organizing � Memastikan semua pihak dan sumber daya didalam

organisasi bekerja secara efektif dan efisien berdasarkan strategi yang

telah ditetapkan.

3. Actuating � Mengarahkan semua pihak didalam organisasi agar dapat

mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat dengan sebaik-

baiknya.

4. Controlling � Melakukan pengawasan dan pengevaluasian terhadap

kegiatan dan strategi yang telah direncanakan oleh organisasi.

Pengawasan dan pengevaluasian ini bertujuan untuk memastikan

bahwa strategi yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan yang

dibuat.

2.4 Pengertian Sistem

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p6), sistem adalah sekumpulan

komponen yang saling terkait yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

beberapa hasil.

Menurut O'Brien dan Marakas (2010, p26), sistem adalah sekumpulan

komponen yang saling berhubungan atau berinteraksi membentuk satu kesatuan.

Dalam bidang sistem informasi, sistem lebih tepat didefinisikan sebagai

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

17

sekelompok komponen yang saling terkait, yang bekerja sama untuk mencapai suatu

tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output melalui proses

transformasi yang teratur.

Dari definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling terkait yang

membentuk suatu kesatuan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu dengan

menerima input dan menghasilkan output melalui proses transformasi.

2.5 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p7), sistem informasi merupakan

sekumpulan komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

tugas-tugas bisnis.

Menurut Rainer, Prince dan Cegielski (2013, p30), sistem informasi merupakan

proses mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi

untuk tujuan yang spesifik.

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p4), sistem informasi merupakan sebuah

kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi,

sumber data, kebijakan, dan prosedur yang mengumpulkan, menyimpan, mengubah,

dan menyebarluaskan informasi dalam sebuah organisasi

Dari definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya sistem informasi merupakan suatu sistem yang mengumpulkan,

menyimpan, memproses, menganalisis, menyediakan dan menyebarluaskan

informasi dalam sebuah organisasi, dimana sistem tersebut merupakan kombinasi

dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data,

kebijakan dan prosedur.

2.6 Jaringan Komputer

Menurut Rainer, Prince dan Cegielski (2013, p177), jaringan komputer

merupakan sebuah sistem yang menghubungkan komputer dengan perangkat lainnya

melalui media komunikasi sehingga data dan informasi dapat saling ditransmisikan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

18

Menurut Turban, et.al (2007, p135), jaringan komputer adalah sebuah sistem

yang dapat menghubungkan komputer melalui media komunikasi sehingga data

dapat ditransmisikan dari satu komputer ke komputer lainnya.

Jadi, dapat simpulkan bahwa jaringan komputer adalah sebuah sistem yang

menghubungkan komputer dengan perangkat lainnya melalui media komunikasi

sehingga data dan informasi dapat ditransmisikan dari satu komputer ke komputer

lainnya.

2.6.1 Pengertian Internet

Menurut Rainer, Prince dan Cegielski (2013, p184), internet merupakan

jaringan WAN (Wide Area Network) global yang menghubungkan sekitar 1 juta

jaringan komputer organisasi dilebih dari 200 negara disemua benua termasuk

Antartika, dan berperan dalam rutinitas hampir 2 (dua) milyar orang. Masih

menurut Rainer, Prince dan Cegielski (2013, p184), internet merupakan sebuah

jaringan yang memungkinkan orang untuk mengakses data dalam organisasi dan

berkomunikasi, berkolaborasi, dan bertukar informasi diseluruh dunia secara

cepat dan murah.

Menurut Chaffey (2009, p4), internet merupakan jaringan fisik yang

menghubungkan komputer diseluruh dunia. Internet terdiri dari infrastruktur

network servers dan communication links yang digunakan untuk menyimpan dan

mengirimkan informasi antara client komputer dan web servers.

Dari definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya internet merupakan suatu jaringan yang menghubungkan komputer

diseluruh dunia yang memungkinkan orang untuk mengakses data,

berkomunikasi, berkolaborasi serta bertukar informasi secara cepat, lancar dan

murah.

2.6.2 Pengertian Intranet

Menurut Chaffey (2009, p13), intranet adalah jaringan pribadi dalam satu

perusahaan yang menggunakan standar internet untuk memungkinkan para

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

19

karyawan untuk mengakses dan berbagi informasi dengan menggunakan

teknologi web publishing.

Menurut Stair dan Reynolds (2010, p16), intranet adalah sebuah jaringan

internal yang berbasis pada teknologi web yang memperbolehkan orang-orang

didalam organisasi untuk saling bertukar informasi dan mengerjakan proyek.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa intranet merupakan suatu jaringan internal

perusahaan yang menggunakan standar internet untuk memungkinkan para

karyawan saling bertukar informasi.

2.6.3 Pengertian Extranet

Menurut Chaffey (2009, p15), extranet adalah sebuah layanan yang

disediakan melalui internet dan teknologi web yang disampaikan dengan

memperluas intranet diluar perusahaan untuk pelanggan, pemasok dan para

kolaborator.

Menurut Stair dan Reynolds (2010, p16), extranet adalah sebuah jaringan

yang berbasis pada teknologi web yang memungkinkan pihak-pihak luar yang

terpilih, seperti mitra bisnis dan konsumen, untuk mengakses sumber daya yang

diijinkan oleh intranet perusahaan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa extranet merupakan suatu jaringan yang

berbasis teknologi web yang memungkinkan pihak-pihak diluar perusahaan yang

terpilih seperti pelanggan, pemasok dan mitra bisnis untuk mengakses sumber

daya yang diijinkan oleh intranet perusahaan.

2.6.4 Pengertian World Wide Web (WWW)

Menurut O’Brien dan Marakas (2010, p575), World Wide Web (WWW)

adalah sebuah jaringan global dari situs internet multimedia yang bertujuan

untuk memberikan informasi, edukasi, hiburan, e-business dan e-commerce.

Menurut Rainer, Prince dan Cegielski (2013, p187), World Wide Web atau

yang disebut dengan W3 merupakan sebuah sistem standar yang diterima secara

universal untuk menyimpan, mendapatkan kembali, mengubah, dan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

20

menampilkan informasi melalui arsitektur client/server. Web dapat menangani

semua tipe dari informasi yang bersifat digital seperti teks, hypermedia, grafik,

dan suara. W3 menggunakan Graphical User Interfaces (GUI) sehingga

navigasinya sangat mudah.

Menurut Chaffey (2009, p4), World Wide Web (WWW) merupakan teknik

yang paling umum untuk memuat informasi di internet. World Wide Web

(WWW) diakses melalui web browser yang menampilkan grafik dan

HTML/XML pada halaman web.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa World Wide Web

(WWW) merupakan sebuah sistem standar yang dapat menjangkau seluruh

dunia yang digunakan untuk menyimpan, mendapatkan, mengubah dan

menampilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna internet.

2.7 Customer Relationship Management (CRM)

2.7.1 Pengertian Customer Relationship Management (CRM)

Menurut Turban et.al (2010, p607), Customer Relationship Management

yaitu suatu pendekatan melalui layanan kepada konsumen yang berfokus untuk

membangun hubungan jangka panjang dan berkelanjutan dengan konsumen,

yang memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak, baik bagi perusahaan

maupun bagi konsumen. Sementara menurut Chaffey (2009, p482), Customer

Relationship Management merupakan suatu pendekatan untuk membangun dan

mempertahankan bisnis secara jangka panjang dengan pelanggan.

Strauss dan Frost (2012, p375) berpendapat bahwa Customer Relationship

Management (CRM) merupakan sebuah istilah yang disalahgunakan dimana

banyak perusahaan menggunakannya untuk merujuk kepada perangkat lunak

dan teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikan CRM. Strauss dan

Frost juga menambahkan CRM dapat dikatakan sebagai sebuah filosofi, strategi,

dan proses.

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p20), Customer Relationship

Management (CRM) adalah proses yang mendukung pemasaran, penjualan dan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

21

layanan operasi yang melibatkan interaksi baik secara langsung dan tidak

langsung dengan pelanggan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012, p36), Customer Relationship

Management (CRM) merupakan proses keseluruhan dari membangun dan

mempertahankan hubungan dengan pelanggan yang menguntungkan dengan

memberikan nilai dan kepuasan yang unggul kepada pelanggan. Sedangkan

menurut Rainer, Prince dan Cegielski (2013, p347), Customer Relationship

Management merupakan sebuah strategi organisasi yang berfokus dan

berorientasi pada pelanggan.

Menurut Kramer (2002, p5), Customer Relationship Management (CRM)

adalah suatu filosofi perusahaan karena merupakan pendekatan fundamental

dalam melaksanakan bisnis. Pendekatan tersebut adalah fokus dan orientasi

kepada pelanggan dalam menjalankan seluruh aspek bisnis guna mencapai

kepuasan pelanggan dengan menyesuaikan kebutuhan mereka terhadap produk

yang dihasilkan dan menyediakan layanan yang berkualitas tinggi serta tetap

fokus.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Customer Relationship

Management (CRM) merupakan suatu pendekatan yang ditujukan untuk

membangun dan mempertahankan hubungan bisnis jangka panjang dengan

pelanggan secara berkelanjutan melalui layanan yang diberikan oleh perusahaan.

2.7.2 Manfaat Customer Relationship Management (CRM)

Turban et.al (2010) berpendapat bahwa manfaat dari Customer

Relationship Management (CRM) adalah ketersediaan pemeliharaan pelanggan

yang superior melalui penggunaan internet dan teknologi informasi. CRM

membuat pelanggan merasa bahagia dengan menyediakan pilihan produk dan

jasa, respon dan solusi masalah yang cepat, serta akses informasi yang cepat dan

mudah. Dengan memanfaatkan CRM maka pelanggan akan mendapatkan

layanan lebih dari apa yang mereka harapkan, sehingga baik perusahaan maupun

pelanggan mendapatkan nilai lebih, disatu sisi image perusahaan akan naik

sementara disisi lainnya kepuasan pelanggan terpenuhi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

22

Menurut Kalakota (2001, p173) tujuan dari kerangka kerja bisnis CRM

adalah mencakup :

a. Menggunakan hubungan yang sudah ada untuk meningkatkan

pendapatan.

b. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk kesempurnaan

pelayanan.

c. Memperkenalkan prosedur dan saluran proses yang konsisten dan

dapat diulang.

Dalam bukunya, Kalakota (2001, p170) juga mengungkapkan alasan-

alasan mengapa CRM penting bagi perusahaan. Alasan tersebut tersirat dari

berbagai fakta berikut ini :

a. Diperlukan biaya 6 (enam) kali lipat lebih besar untuk menjual produk

kepada pelanggan baru daripada kepada pelanggan yang pernah

membeli produk perusahaan sebelumnya.

b. Kemungkinan penjualan produk kepada pelanggan baru adalah

sebesar 15% (lima belas), sedangkan kemungkinan penjualan produk

pada pelanggan yang telah ada adalah sebesar 50% (lima puluh).

c. Pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan ketidakpuasannya

atas produk maupun perusahaan kepada 8 (delapan) sampai 10

(sepuluh) orang mengenai pengalaman buruknya tersebut.

d. 70% (tujuh puluh) dari pelanggan yang mengeluh akan

melakukan transaksi lagi dengan perusahaan bila keluhannya tersebut

ditangani dengan cepat oleh perusahaan.

2.7.3 Tipe Customer Relationship Management (CRM)

Terdapat beberapa tipe Customer Relationship Management (CRM) yang

dapat diterapkan oleh perusahaan untuk membangun hubungan baik dengan

pelanggan mereka. Buttle (2009, p4) mengatakan bahwa ada 4 (empat) tipe dari

CRM, yaitu:

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

23

1. Strategic CRM

Strategic CRM merupakan jenis CRM yang berfokus pada

pengembangan budaya perusahaan yang mengutamakan pelanggan.

Budaya ini didedikasikan untuk memenangkan dan menjaga

pelanggan dengan membuat dan menyampaikan nilai secara lebih

dari pesaing perusahaan.

2. Operational CRM

Operational CRM merupakan jenis CRM yang mengotomatisasikan

dan meningkatkan tatap muka dengan pelanggan dan proses bisnis

yang mendukung pelanggan. Software aplikasi CRM memungkinkan

fungsi pemasaran, penjualan dan pelayanan dapat dilakukan secara

otomatis dan terintegrasi. Seperti yang dikatakan oleh Rainer, Prince

dan Cegielski. (2013, p351), operational CRM mendukung proses

bisnis front-office. Proses front-office merupakan segala aktivitas yang

terkait dengan mereka yang secara langsung berinteraksi dengan

pelanggan.

3. Analytical CRM

Analytical CRM merupakan jenis CRM yang berfokus pada

menangkap,menyimpan, mengekstrak, memproses, mengintegrasikan,

menampilkan, mendistribusikan, dan menggunakan data yang

berhubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan nilai pelanggan

dan juga perusahaan. Analytical CRM dibangun berdasarkan

informasi yang terkait dengan pelanggan. Baik itu data pelanggan

yang berupa data penjualan (seperti sejarah pembelian), data finansial

(seperti sejarah pembayaran), data marketing maupun data-data

pelanggan lainnya yang terkait dengan transaksi antara pelanggan

dengan perusahaan. Selain data internal seperti yang disebutkan

diatas, data pelanggan juga bisa diperoleh dari sumber eksternal,

misalnya saja seperti data mengenai gaya hidup pelanggan yang bisa

diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa

business intelligence maupun dari internet dengan sumber yang

terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dari sisi

perusahaan, analytical CRM dapat membantu perusahaan dalam

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

24

menentukan pelanggan mana yang harus diberi pelayanan lebih dan

dipromosikan lebih gencar dan mana yang tidak. Selain itu juga

analytical CRM dapat mendorong kegiatan cross selling dan up

selling. Sedangkan dari sisi pelanggan, analytical CRM dapat

memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan,

seperti informasi mengenai record transaksi ataupun informasi

mengenai solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi.

4. Collaborative CRM

Collaborative CRM merupakan istilah yang menggambarkan

keselarasan strategi dan penjajaran taktikal kegiatan supply chain

perusahaan dari identifikasi, daya tarik, retensi dan pengembangan

pelanggan. Dalam Collaborative CRM, baik pihak perusahaan

maupun pihak pelanggan dan partner dituntut untuk berperan aktif

sehingga kedua belah pihak mendapatkan nilai tambah. Collaborative

CRM menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan bertransaksi

lintas organisasi. Walaupun teknologi yang digunakan sederhana,

seperti surat, telepon,atau fax, collaborative CRM biasanya dilengkapi

dengan teknologi baru seperti forum, email, EDI dan e-bisnis.

2.7.4 Fase Customer Relationship Management (CRM)

Untuk dapat menjalankan fungsinya secara maksimal, maka penerapan

Customer Relationship Management (CRM) harus dilakukan melalui beberapa

fase. O’Brien dan Marakas (2010, p268) mengatakan bahwa ada tiga fase dari

Customer Relationship Management (CRM), ketiga fase tersebut adalah

Acquire, Enhance dan Retain.

Gambar 2.1 Arsitektur CRM

Sumber : O’Brien dan Marakas (2010, p268)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

25

Berikut adalah penjelasan mengenai ketiga fase tersebut :

1. Acquire

Sebuah bisnis bergantung pada software CRM dan database untuk

membantu memperoleh pelanggan melalui fitur-fitur seperti

manajemen kontak, prospek penjualan, penjualan, pemasaran secara

langsung, dan pemenuhan. Tujuan dari fase CRM ini adalah untuk

membantu pelanggan mendapatkan nilai dari produk yang ditawarkan

oleh perusahaan.

2. Enhance

Aplikasi CRM yang berbasis web yang mendukung layanan

pelanggan, membantu perusahaan untuk menjaga pelanggan agar

selalu bahagia dengan memberikan pelayanan yang responsif, tim

penjualan yang terhubung dengan spesialis pelayanan dan mitra

bisnis. Sebagai tambahan, CRM Sales Force Automation dan

pemasaran langsung dan alat pemenuhan membantu perusahaan

melakukan cross-sell dan up-sell kepada pelanggan mereka, sehingga

meningkatkan profitabilitas perusahaan. Nilai yang dirasakan

pelanggan adalah kenyamanan ketika mereka belanja kebutuhannya

dengan harga yang menarik.

3. Retain

Software dan database dari analytical CRM membantu perusahaan

secara proaktif mengidentifikasi dan memberikan hadiah kepada

pelanggan yang paling loyal dan paling menguntungkan perusahaan

untuk mempertahankan dan memperluas bisnis melalui pemasaran

yang ditargetkan dan program relationship marketing. Nilai yang

dirasakan pelanggan adalah penghargaan berupa personalisasi

hubungan bisnis antara pelanggan dengan perusahaan.

Ketiga fase dari Customer Relationship Management (CRM) ini saling

berkaitan dan berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya. Dengan

memanfaatkan penggunaan internet, pengelolaan hubungan dengan pelanggan

akan dapat dilakukan dengan lebih maksimal sehingga memberikan value sesuai

dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

26

2.7.5 Aplikasi marketing dari Customer Relationship Management (CRM)

Menurut Chaffey (2009, p483-484) sebuah sistem CRM untuk mendukung

empat aktivitas yang dibuat dari aplikasi marketing yang berbeda yaitu:

1. Sales Force Automation (SFA)

Representasi penjualan didukung oleh manajemen akun dan penjualan

berbasis telepon melalui alat-alat untuk mengatur dan mencatat

pertanyaan dan kunjungan pelanggan.

2. Customer service management

Representasi pusat kontak yang memberi respon kepada permintaan

pelanggan untuk infomasi dengan menggunakan intranet untuk

mengakses database yang berisi informasi pelanggan, produk, dan

pertanyaan sebelumnya.

3. Managing the sales process

Hal ini dapat dicapai melalui situs e-commerce, atau dalam konteks

B2B dengan mendukung representasi penjualan dengan mencatat proses

penjualan.

4. Campaign management

Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola iklan, direct mail, e-mail,

dan kampanye lainnya.

5. Analysis

Hal ini dilakukan melalui teknologi seperti gudang data dan pendekatan

seperti data mining, perilaku pelanggan dalam berbelanja, dan

kampanye yang dapat dianalisis dalam rangka mengoptimatisasi bauran

pemasaran.

2.8 Electronic Customer Relationship Management (e-CRM)

2.8.1 Pengertian Electronic Customer Relationship Management (e-CRM)

Menurut Chaffey (2009, p486), e-CRM merupakan penggunaan teknologi

komunikasi digital untuk memaksimalkan penjualan ke pelanggan yang telah

ada dan secara berkelanjutan mendorong penggunaan jasa online. Chaffey

(2009, p486) juga mendefinisikan bahwa e-CRM tidak dapat dipisahkan dari

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

27

CRM. Hal tersebut mengharuskan CRM dan e-CRM untuk selalu terintegrasi

dan selalu tersambung. CRM dan e-CRM bukan hanya terkait dengan teknologi

dan database, CRM dan e-CRM juga bukan hanya terkait dengan proses atau

cara melakukan suatu hal, namun CRM dan e-CRM adalah tentang memahami

budaya pelanggan seutuhnya.

Menurut Turban et.al (2010, p398), e-CRM merupakan istilah industri

yang mencakup metodologi dan perangkat lunak yang membantu perusahaan

mengelola hubungan pelanggan jangka panjang yang memiliki segala informasi

mengenai pelanggan dan dapat diakses oleh seluruh bagian di dalam perusahaan

dan didukung oleh akses mobile.

Menurut Yunitarini (2012, p84), e-CRM adalah suatu usaha mengelola

relasi antara perusahaan dengan pelanggan dalam rangka peningkatan loyalitas

pengkonsumsian produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan dengan

memanfaatkan peralatan elektronik seperti telepon atau internet.

Dari definisi yang telah dipaparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwasanya Electronic Customer Relationship Management (e-CRM)

merupakan suatu sistem yang memanfaatkan penggunaan teknologi komunikasi

digital untuk membantu perusahaan dalam mengelola hubungan yang bersifat

jangka panjang dengan para pelanggannya.

2.8.2 Manfaat Electronic Customer Relationship Management (e-CRM)

Menurut Chaffey (2009, p487) menggunakan internet untuk membangun

hubungan melibatkan integrasi database pelanggan dengan situs web, database

pelanggan ini berguna untuk membangun hubungan yang tepat sasaran dan

personal. Berikut adalah manfaat yang diperoleh dari penerapan e-CRM :

1. Target yang lebih efektif (dalam hal biaya).

2. Mencapai kustomisasi massal dari pesan pemasaran (dapat berupa

produk).

3. Meningkatkan kedalaman, keluasan dan sifat dari hubungan dengan

pelanggan.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

28

4. Sebuah hubungan pembelajaran dapat dicapai dengan menggunakan

berbagai alat yang berbeda melalui siklus hidup pelanggan.

5. Menurunkan biaya perusahaan.

2.8.3 Tipe Aplikasi Electronic Customer Relationship Management (e-CRM)

Menurut Rainer, Prince dan Cegielski (2013, p353-354), terdapat beberapa

tipe aplikasi dari e-CRM yang dapat digunakan oleh pelanggan itu sendiri.

Berikut adalah beberapa tipe aplikasi dari e-CRM tersebut :

1. Search and comparison capabilities

Merupakan tipe aplikasi dari e-CRM yang membantu pelanggan

untuk melakukan pencarian produk yang mereka inginkan dengan

lebih cepat serta memungkinkan pelanggan untuk melakukan

perbandingan antara produk yang satu dengan yang lainnya.

Terkadang sangat sulit bagi pelanggan untuk menemukan apa yang

mereka inginkan dari sekumpulan produk dan layanan yang

ditawarkan. Untuk membantu pelanggan menemukannya, sekarang ini

banyak onlineshop dan mall yang menawarkan pencarian dan

kemampuan untuk membandingkan produk yang satu dengan yang

lainnya.

2. Technical and other information and services

Banyak organisasi yang menawarkan pengalaman personalisasi

kepada pelanggan, sehingga membuat pelanggan selalu membeli

produk dan tetap loyal kepada perusahaan. Personalisasi ini seperti

pelanggan dapat melakukan download panduan mengenai produk

yang dibeli dan lain sebagainya.

3. Customized products and services

Layanan pelanggan lainnya yang digunakan oleh onlineshop adalah

mass customization. Mass customization atau kustomisasi masal

merupakan sebuah proses dimana pelanggan dapat mengkonfigurasi

produk sesuai dengan keinginan mereka. Sebagai tambahan, sekarang

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

29

pelanggan dapat melihat saldo rekening atau mengecek status

pengiriman dari pemesanan yang telah mereka lakukan kapanpun dan

dimanapun dari komputer atau smartphone mereka.

4. Personalized web pages

Banyak organisasi sekarang ini mengizinkan pelanggan mereka untuk

melakukan personalisasi halaman website. Di halaman website

tersebut pelanggan dapat mencatat pembelian dan preferensi, ataupun

permasalahan dan permintaan mereka.

5. Frequently Asked Question (FAQs)

Alat yang sederhana untuk menjawab pertanyaan yang berulang kali

kerap dipertanyakan. Pelanggan mungkin akan menemukan informasi

yang mereka butuhkan dengan menggunakan Frequently Asked

Question (FAQs). Sehingga dengan demikian, tidak diperlukan lagi

komunikasi atau bertanya langsung dengan orang.

6. E-mail and automated response

Alat yang cukup populer untuk layanan pelanggan saat ini adalah e-

mail. Saat ini fungsi e-mail tidak hanya digunakan untuk menjawab

pertanyaan dari pelanggan, tetapi saat ini e-mail juga digunakan untuk

menyebarkan informasi mengenai perusahaan, produk perusahaan,

promosi dan lain sebagainya.

7. Loyalty Programs

Tipe aplikasi dari e-CRM yang mengenali pelanggan yang secara

berulang membeli produk atau layanan dari supplier. Loyalty

programs sangat tepat digunakan dalam dua kondisi seperti pembelian

berulang dengan frekuensi yang tinggi dan kustomisasi produk untuk

setiap pelanggan.

2.9 Analisis Industri : Model Porter 5 Forces

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

30

Untuk mengetahui intensitas persaingan didalam sebuah industri, maka dapat

dilakukan analisis industri dengan menggunakan model Porter 5 Forces atau 5 (lima)

kekuatan Porter. Menurut David (2011, p74), model lima kekuatan Porter merupakan

pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam

banyak industri. Porter menyatakan bahwa hakikat persaingan suatu industri dapat

dilihat sebagai perpaduan atas lima kekuatan yaitu :

1. Rivalry Among Competing Firms atau Persaingan Antar Perusahaan Sejenis.

Persaingan antar perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar

dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu

perusahaan dapat dikatakan berhasil jika perusahaan tersebut mempunyai

keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh

pesaingnya. Intensitas persaingan antar perusahaan sejenis cenderung tinggi

ketika jumlah pesaing dalam industri banyak, pesaing lebih setara dalam

ukuran dan kapasitas, permintaan produk industri menurun, dan ketika

potongan harga menjadi hal yang lazim. Selain itu juga, intensitas persaingan

antar perusahaan juga akan tinggi ketika konsumen dapat dengan mudah

berpindah ke merek lainnya, hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi,

biaya tetap tinggi, produk bisa rusak atau musnah, ketika permintaan

konsumen tumbuh lambat atau turun sehingga pesaing memiliki kelebihan

kapasitas dan atau persediaan serta ketika produk yang dijual adalah

komoditas (tidak mudah diferensiasi), serta ketika merger dan akuisisi

menjadi hal yang umum didalam suatu industri.

2. Potential Entry of New Competitor atau Potensi masuknya pesaing baru.

Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk kedalam suatu industri

tertentu, maka intensitas persaingan antar perusahaan ikut meningkat.

Hambatan untuk masuk kedalam industri bagi pesaing baru dapat berupa

kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi dengan cepat, kebutuhan untuk

mendapatkan teknologi dan pengetahuan khusus, kurangnya pengalaman,

tingginya kesetiaan pelanggan, kuatnya preferensi merek, besarnya kebutuhan

akan modal, kurangnya jalur distribusi yang memadai, peraturan pemerintah,

tarif, kurangnya akses terhadap bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

31

yang kurang menguntungkan, serangan balasan dari perusahaan yang sudah

mapan, serta potensi kejenuhan pasar.

3. Potential Development of Substitute Product atau Potensi Pengembangan

Produk Pengganti.

Adanya produk pengganti yang memiliki fungsi yang sama dengan produk

yang dijual perusahaan dan dengan harga jual yang lebih murah dibandingkan

dengan produk perusahaan membuat tekenan kompetitif ini menjadi tinggi.

Tekanan kompetitif ini akan semakin tinggi ketika harga relatif dari produk

pengganti turun dan biaya peralihan konsumen (switching cost) juga turun.

Dampak dari tekanan produk pengganti ini dapat terlihat ketika produk

pengganti tersebut mempengaruhi tingkat penjualan perusahaan. Cara terbaik

untuk mengukur kekuatan kompetitif produk pengganti ini adalah dengan

memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut, dan juga

dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan

penetrasi pasar.

4. Bargaining Power of Suppliers atau Daya Tawar-menawar Pemasok.

Daya tawar-menawar pemasok tinggi atau mempengaruhi intensitas

persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika hanya ada sedikit produk

substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku

sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan

produsen adalah saling memberikan harga yang rasional, memperbaiki

kualitas, pengembangan jasa baru, pengiriman yang tepat waktu, dan

pengurangan biaya persediaan, dengan demikian terjadi perbaikan

profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak. Untuk mengantisipasi

tingginya tekanan kompetitif tersebut, perusahaan harus membangun

hubungan yang baik dengan pemasok. Dengan begitu perusahaan akan dapat

menekan harga produksi, karena tidak dapat dipungkiri bahwa semakin baik

hubungan dengan pemasok maka perusahaan akan mendapatkan harga bahan

baku yang terbaik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki

relasi dengan pemasok.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

32

5. Bargaining Power of Consumers atau Daya Tawar-menawar Konsumen.

Konsumen memiliki hak untuk memilih serta membandingkan produk.

Ketika konsumen membeli dalam jumlah besar, daya tawar-menawar mereka

tinggi atau menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas

persaingan dalam suatu industri. Daya tawar-menawar konsumen akan lebih

tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi.

Ketika kondisinya seperti itu, maka konsumen sering kali dapat bernegosiasi

tentang harga jual, garansi, dan paket aksesoris lainnya hingga ke tingkat

yang lebih tinggi. Selain itu juga, daya tawar menawar konsumen dapat

menjadi kekuatan utama jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih

ke produk yang ditawarkan oleh pesaing, kemudian mereka mengetahui

informasi tentang produk, harga dan biaya pembuatan produk serta mereka

memiliki kendali tentang apa yang dibeli dan kapan mereka membeli produk

tersebut.

Hubungan antar lima kekuatan persaingan dalam model 5 (lima) kekuatan Porter

dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.2 Model 5 (lima) kekuatan Porter

Sumber : David (2011, p74)

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

33

2.10 Metodologi Penelitian

2.10.1 Metode Wawancara

Menurut Sekaran (2010, p187), wawancara adalah sebuah metode yang

sangat berguna dalam pengumpulan data, khususnya selama tahap

pengeksploran penelitian.

Menurut Singarimbun dan Effendi (2006, p192), metode wawancara

merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil

wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan

mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut adalah pewawancara,

responden, topik penelitian yang tertuang dalam daftar pertanyaan, dan situasi

wawancara.

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya metode wawancara merupakan

suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti mengumpulkan data melalui

proses interaksi dan komunikasi. Proses interaksi dan komunikasi ini tertuang

dalam daftar pertanyaan.

2.10.2 Metode Observasi

Menurut Riduan (2004, p104), obervasi merupakan teknik

pengumpulan data dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Pada dasarnya, teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode

observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena-

fenomena yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan

perubahan atas penilaian tersebut.

2.10.3 Metode Studi Pustaka

Menurut Sugiyono (2008, p203), metode studi pustaka merupakan

teknik pengumpulan data spesifik yang dapat dilakukan bila penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan bila responden yang

diamati tidak terlalu besar.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

34

Menurut Sekaran (2010, p211), metode studi pustaka adalah metode

dimana peneliti mengumpulkan data tanpa menanyakan pertanyaan kepada

responden.

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya metode studi pustaka merupakan

suatu teknik pengumpulan data spesifik dimana peneliti mengumpulkan data

tanpa menanyakan pertanyaan kepada responden.

2.11 Analisis dan Penentuan Strategi

2.11.1 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan. Dalam

perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang dari tahun ke

tahunnya. Hal ini dapat terlihat dengan adanya perbedaan konsep mengenai

strategi selama 30 tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat

perkembangan tersebut berikut ini :

1. Menurut Chandler (1962), strategi merupakan alat untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

2. Menurut Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965), strategi

merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan

demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis

tersebut harus ada atau tidak.

3. Menurut Andrews (1980), strategi adalah kekuatan motivasi untuk

stakeholders, seperti stakeholders, debthholders, manajer, karyawan,

konsumen, komunitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara

langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya

yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan.

4. Menurut Porter (1985), strategi adalah alat yang sangat penting

untuk mencapai keunggulan bersaing.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

35

5. Menurut Hamel dan Prahalad (1995), strategi merupakan tindakan

yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus

dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian,

perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat

terjadi”, bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan

inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan

kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.

2.11.2 Konsep Manajemen Strategis

Menurut David (2011, p6), manajemen strategis dapat didefinisikan

sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan

sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya.

Tujuan dari manajemen strategis adalah untuk mengeksploitasi serta

menciptakan berbagai peluang baru dan berbeda untuk perencanaan jangka

panjang, dengan berusaha mengoptimalkan tren-tren yang sedang berkembang

saat ini.

2.11.3 Jenis-Jenis Strategi

Berikut adalah jenis-jenis strategi alternatif menurut David (2011,

p139-151) yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan. Setiap strategi

alternatif ini mempunyai banyak sekali variasi. Biasanya banyak organisasi

yang menjalankan dua atau lebih strategi tersebut secara bersamaan.

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Strategi Alternatif

Strategi Definisi Integrasi Integrasi ke depan Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebihbesar atas

distributor atau peritel. Integrasi ke belakang Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas

pemasok perusahaan.

Integrasi Horizontal Mengupayakan kepemilikan tau kendali yang lebih besar ataspesaing.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

36

Intensif Penetrasi Pasar Mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa saat

ini di pasar yang ada sekarang melalui upaya-upaya pemasaranyang lebih baik.

Pengembangan Pasar Memperkenalkan produk atau jasa saat ini ke wilayah geografisyang baru.

Pengembangan Produk Mengupayakan peningkatan penjualan melalui perbaikan produkatau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa baru.

Diversifikasi Diversifikasi Terkait Menambah produk atau jasa yang baru namun masihberkaitan.

Diversifikasi Tak Terkait Menambah produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan.

Defensif Penciutan Pengelompokan ulang (regrouping) melalui pengurangan biaya

dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.

Divestasi Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi

Likuidasi Penjualan seluruh aset perusahaan secara terpisah-pisah, untuk

kekayaan berwujudnya.

Sumber : David (2011, p139-151)

2.11.4 Kerangka Perumusan Strategi

Menurut David (2011, p175-177) teknik-teknik perumusan strategi

yang penting dapat diintergrasikan kedalam kerangka pengambilan keputusan

melalui tiga tahap seperti yang ditunjukkan dalam gambar 2.3. Alat yang

ditampilkan dalam kerangka ini dapat diterapkan untuk semua jenis dan ukuran

organisasi serta dapat membantu para manajer atau penyusun strategi lainnya

dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi.

Gambar 2.3 Kerangka Perumusan Strategi

Sumber : David (2011, p177)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

37

2.11.4.1 Perumusan Strategi I : Tahap Masukan (Input Stage)

Tahap ini merupakan tahap dimana penyusun strategi mencari

informasi-informasi yang dibutuhkan untuk penyusunan strategi

perusahaan. Pada tahap ini, informasi yang ada akan dikelompokan dan

dimasukan kedalam matriks evaluasi faktor internal (IFE) dan matriks

evaluasi faktor eksternal (EFE).

2.11.4.1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Menurut David (2011, p122), matriks evaluasi

faktor internal – IFE merupakan alat formulasi strategi untuk

meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama

dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar

untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara

area fungsional bisnis tersebut. Matriks evaluasi faktor internal

- IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap berikut ini :

1. Buat daftar faktor-faktor internal utama seperti yang telah

diidentifikasi dalam proses audit internal. Kemudian

tuliskan 10 (sepuluh) hingga 20 (dua puluh) faktor

internal, mencakup kekuatan dan kelemahan. Tuliskan

kekuatan terlebih dahulu baru kemudian kelemahan.

Buatlah sespesifik mungkin, gunakan presentase, rasio,

dan angka komparatif.

2. Berikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting)

hingga 1,0 (sangat penting) untuk masing-masing faktor.

Bobot yang diberikan kepada masing-masing faktor

mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor-

faktor tersebut terhadap keberhasilan perusahaan dalam

industri. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor

untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut

menunjukkan kelemahan utama (peringkat 1), atau

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

38

kelemahan minor (peringkat 2), kekuatan minor (peringkat

3), atau kekuatan utama (peringkat 4). Perhatikan bahwa

kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan

kelemahan harus mendapatkan peringkat 1 atau 2.

Peringkat didasarkan pada perusahaan (company-based),

sedangkat bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri

(industry-based).

4. Kalikan masing-masing bobot faktor dengan peringkat

untuk menentukan nilai tertimbang atau nilai skor untuk

masing-masing variabel.

5. Jumlahkan nilai skor dari masing-masing variabel untuk

menentukan total nilai skor. Total nilai skor berkisar

antara 1,0 (yang terendah) dan 4,0 (yang tertinggi) dengan

rata-rata 2,5. Total nilai skor dibawah 2,5 menggambarkan

organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai

diatas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat.

Tabel 2.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal – IFE

Faktor-faktor Internal Utama

Bobot Peringkat Skor

Kekuatan : 1. 2. ...

- - -

Kelemahan : 1. 2. ...

- - -

Total 1,00 - - Sumber : David (2011, p123)

2.11.4.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Menurut David (2011, p80), matriks evaluasi faktor

eksternal - EFE memungkinkan para penyusun strategi untuk

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

39

merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial,

budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum,

teknologi, dan persaingan. Matriks evaluasi faktor eksternal -

EFE dapat dibuat dengan lima tahapan berikut ini :

1. Buat daftar faktor-faktor eksternal seperti yang telah

diidentifikasikan dalam proses audit eksternal. Kemudian

tuliskan 10 (sepuluh) hingga 20 (dua puluh) faktor

eksternal, termasuk peluang dan ancaman, yang

mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Tuliskan

peluang terlebih dahulu baru kemudian ancaman.

2. Berikan bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak

penting) hingga 1.0 (paling penting). Bobot

mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor-

faktor tersebut terhadap keberhasilan perusahaan dalam

suatu industri. Peluang sering kali diberi bobot lebih tinggi

dari ancaman, tetapi ancaman juga diberi bobot yang tinggi

jika mereka sangat serius atau sangat mengancam.

Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan kepada

semua faktor harus sama dengan 1,0.

3. Berikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor

eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan

saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana 4 = respon

perusahaan superior, 3 = respon perusahaan diatas rata-rata,

2 = respon perusahaan rata-rata, 1 = respon perusahaan

dibawah rata-rata. Peringkat didasari pada efektivitas

strategi perusahaan. Dengan demikian, peringkat didasarkan

pada perusahaan (company-based), sedangkat bobot dalam

tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based).

4. Kalikan masing-masing bobot dengan peringkatnya untuk

menentukan nilai tertimbang atau nilai skor.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

40

5. Kemudian jumlahkan nilai skor dari masing-masing

variabel untuk menentukan total nilai skor. Total nilai skor

tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan total nilai

skor terendah adalah 1,0 sedangkan total nilai skor rata-rata

adalah 2,5. Total nilai skor sebesar 4,0 mengindikasikan

bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap

peluang dan ancaman yang ada dalam industri yang

dimasukinya. Total nilai skor sebesar 1,0 mengindikasikan

bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang

atau tidak menghindari ancaman eksternal.

Tabel 2.3 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal – EFE

Faktor-faktor Eksternal

Utama Bobot Peringkat Skor

Peluang : 1. 2. ...

- - -

Ancaman : 1. 2. ...

- - -

Total 1,00 - - Sumber : David (2011, p80)

2.11.4.2 Perumusan Strategi II : Tahap Pencocokan (Matching

Stage)

Setelah informasi yang telah terkumpul dikelompokan dan

dimasukan kedalam matriks evaluasi faktor internal (IFE) dan

matriks evaluasi faktor eksternal (EFE). Maka tahap selanjutnya

adalah mencocokan informasi-informasi tersebut dengan

menggunakan matriks SWOT dan IE. Informasi-informasi yang

telah dicocokan tersebut nantinya akan menghasilkan beberapa

pilihan strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

41

2.11.4.2.1 Matriks SWOT

Analisis SWOT merupakan sebuah metode analisis

yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor, baik

internal maupun eksternal perusahaan secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT ini

didasarkan pada data yang diperoleh untuk memaksimalkan

kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) yang dimiliki

oleh perusahaan guna meminimalisir kelemahan (weaknesses)

dan ancaman (threats) yang dihadapi oleh perusahaan.

Menurut David (2011, p178), matriks SWOT merupakan alat

untuk mencocokkan informasi-informasi yang penting yang

membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yaitu:

A. Strategi SO (Strengths-Opportunity)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal. Semua manajer tentunya

menginginkan bila organisasi mereka berada pada posisi di

mana kekuatan internal dapat digunakan untuk mengambil

keuntungan dari tren dan kejadian eksternal. Jika sebuah

perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan

berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi

kekuatan.

B. Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal

dengan memanfaatkan peluang eksternal. Terkadang peluang

eksternal muncul tetapi perusahaan memiliki kelemahan

internal yang menghambatnya, sehingga perusahaan tidak

dapat memanfaatkan peluang tersebut.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

42

C. Strategi ST (Strengths-Threats)

Strategi ini menggunakan kekuatan perusahaan untuk

menghindari atau mengurangi pengaruh ancaman eksternal.

Hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat harus selalu

menghadapi ancaman di lingkungan eksternalnya secara

langsung.

D. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini merupakan strategi bertahan yang diarahkan untuk

mengurangi kelemahan internal dan menghindari ancaman

eksternal. Sebuah perusahaan yang menghadapi berbagai

ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada pada

posisi yang tidak aman. Dalam kenyataannya, perusahaan

semacam itu mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup

dengan melakukan merger, penciutan, menyatakan diri

bangkrut, atau memilih likuidasi.

Menurut David (2011, p179), terdapat delapan langkah yang

terlibat dalam pembuatan matriks SWOT, yaitu :

1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.

3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.

5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal,

dan kemudian catat hasil strategi SO kedalam sel yang

ditentukan.

6. Cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal,

dan kemudian catat hasil strategi WO kedalam sel yang

ditentukan.

7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal,

dan kemudian catat hasil strategi ST kedalam sel yang

ditentukan.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

43

8. Cocokan kelemahan internal dengan ancaman

eksternal, dan kemudian catat hasil strategi WT

kedalam sel yang ditentukan.

Berikut adalah matriks SWOT seperti yang telah dijabarkan

sebelumnya :

Table 2.4 Matriks SWOT

Kekuatan (Strength) : - -

Kelemahan (Weakness) : - -

Peluang (Opportunity): - -

Strategi SO Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada

Strategi WO Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang ada

Ancaman (Threat) : - -

Strategi ST Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : David (2011, p180)

2.11.4.2.2 Matriks IE

Menurut David (2011, p188), matriks Internal-

Eksternal (IE) memosisikan berbagai divisi suatu organisasi

kedalam tampilan sembilan sel yang didasarkan pada dua

dimensi kunci, yaitu: total skor bobot IFE pada sumbu x dan

total skor bobot EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari

Matriks IE, total skor bobot IFE 1,0 sampai 1,99 menunjukkan

posisi internal yang lemah, total skor bobot 2,0 sampai 2,99

dianggap sedang, dan total skor bobot 3,0 sampai 4,0 adalah

kuat. Sedangkan pada sumbu y,total skor bobot EFE 1,0

sampai 1,99 dipandang rendah, total skor bobot 2,0 sampai

2,00 dianggap sedang dan total skor bobot 3,0 sampai 4,0

adalah tinggi. Matriks IE dapat dilihat pada gambar berikut

ini:

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

44

G

a

m

b

a

r

2

.4 Matriks Internal-Eksternal (IE)

Sumber : David (2011, p189)

Masih menurut David (2011, p189), matriks IE dapat

diklasifikasikan kedalam 3 bagian besar yang memiliki

implikasi yang berbeda, yaitu :

1. Ketentuan untuk divisi yang masuk kedalam sel I,II, atau IV

dapat dideskripsikan sebagai tumbuh dan membangun.

Strategi yang paling tepat digunakan adalah strategi intensif

(penetrasi pasar, pengembanan pasar, dan pengembangan

produk) atau integratif (integrasi kedepan, integrasi

kebelakang, dan integrasi horizontal).

2. Ketentuan untuk divisi yang masuk kedalam sel III, V, VII

dapat dideskripsikan sebagai menjaga dan

mempertahankan. Strategi yang umum digunakan untuk

divisi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Ketentuan untuk divisi yang masuk kedalam sel VI, VIII, IX

adalah panen atau divestasi.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

45

2.11.4.3 Perumusan Strategi III : Tahap Keputusan (Decision

Stage)

Tahap ini merupakan tahap dimana penyusun strategi

menentukan strategi yang paling tepat untuk digunakan perusahaan

dari beberapa pilihan strategi yang telah ditemukan pada tahap

pencocokan. Untuk dapat menentukan strategi yang paling tepat,

penyusun strategi dapat menggunakan Quantitative Strategic

Planning Matrix (QSPM).

2.11.4.3.1 QSPM

Menurut David (2011, p192-195), matriks QSPM

merupakan sebuah alat bagi para penyusun strategi agar dapat

mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif

berdasarkan faktor-faktor sebelumnya. Matriks ini dapat

secara objektif menunjukkan strategi yang terbaik dari

beberapa alternatif strategi yang ada. Seperti alat-alat analitis

perumusan strategi lainnya, QSPM membutuhkan intuitif

penilaian yang baik. David (2011, p193) menjabarkan enam

langkah untuk menentukan total nilai daya tarik dalam

mengembangkan QSPM yaitu :

1. Buatlah daftar peluang-ancaman eksternal dan kekuatan-

kelemahan internal di kolom kiri QSPM. Informasi ini harus

diambil langsung dari martiks IFE dan EFE yang telah

dibuat sebelumnya.

2. Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal

tersebut. Bobot yang diberikan pada matriks ini sama

dengan bobot yang ada pada matriks IFE dan EFE. Bobot

diisi pada kolom kecil di sebelah kanan faktor keberhasilan

eksternal dan internal.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

46

3. Periksalah matriks-matriks pada tahap 2 (pencocokan), dan

kemudian identifikasikan berbagai strategi alternatif yang

harus dipertimbangkan untuk diterapkan oleh organisasi.

4. Tentukanlah skor daya tarik (AS) yang di definisikan

sebagai nilai angka yang mengindikasikan hubungan daya

tarik dari setiap strategi di rangkaian alternatif tertentu. Skor

daya tarik atau yang disebut dengan Attractiveness Score

(AS) ditentukan dengan cara mengamati setiap faktor

eksternal dan internal pada suatu waktu tertentu dan

menanyakan apakah faktor tersebut mempengaruhi pilihan

strategi yang dibuat. Jika jawabannya ya, maka perlu

dibandingkan relatif terhadap faktor utama tersebut. Secara

khusus, skor daya tarik harus diberikan kepada setiap

strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi

atas strategi yang lain. Kisaran skor daya tarik adalah 1 =

tidak memiliki daya tarik, 2 = daya tariknya rendah, 4 =

daya tariknya tinggi. Sebaliknya, jika jawabannya adalah

tidak, yang mengindikasikan bahwa faktor utama tidak

memiliki pengaruh terhadap pilihan spesifik yang dibuat,

maka jangan memberikan skor daya tarik pada strategi

tersebut. Gunakanlah tanda hubung (-) untuk menunjukan

bahwa suatu faktor utama tidak mempengaruhi pilihan yang

dibuat.

5. Hitunglah total skor daya tarik atau yang disebut juga Total

Attractiveness Score (TAS). TAS didefinisikan dengan

mengalikan bobot dengan skor daya tarik disetiap baris.

TAS mengidentifikasikan daya tarik relatif dari setiap

strategi alternatif, dengan mempertimbangkan dampak

faktor keberhasilan penting pada faktor eksternal dan

internal yang berdekatan. Semakin tinggi skor daya tarik

totalnya, maka semakin menarik strategi alternatif tersebut.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

47

6. Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total dengan

menjumlahkan skor daya tarik total disetiap kolom strategi

dari QSPM. Jumlah keseluruhan daya tarik total

menunjukan strategi yang paling menarik disetiap rangkaian

alternatif. Skor yang tinggi mengindikasikan strategi yang

lebih menarik, mempertimbangkan semua faktor eksternal

dan internal yang relevan yang dapat berdampak pada

keputusan strategis. Besarnya selisih TAS terhadap strategi

alternatif yang diberikan mengindikasikan ketertarikan

relatif dari satu strategi ke strategi lainnya

2.12 Analisis dan Perancangan Sistem

2.12.1 Analisis Sistem

Untuk merancang sebuah sistem yang baik diperlukan analisis sistem

terlebih dahulu agar sistem yang dirancang sesuai dengan apa yang dibutuhkan

oleh penggunanya. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p4), analisis

sistem merupakan proses mengerti dan menspesifikasi detil tentang apa yang

sistem informasi harus lakukan. Sedangkan menurut O’Brien (2005, p518),

analisis sistem merupakan studi yang mendalam mengenai informasi yang

dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan persyaratan fungsional

(functional requirement) yang digunakan sebagai dasar untuk rancangan sistem

informasi yang baru. Analisis sistem mendeskripsikan tentang apa yang harus

dilakukan oleh suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.

2.12.2 Konsep Object Oriented Analysis & Design (OOAD)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p60), pendekatan object-

oriented merupakan suatu pendekatan pengembangan sistem yang

memperlihatkan sebuah sistem informasi sebagai sekumpulan objek yang

saling berinteraksi yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas.

Sementara objek merupakan semua hal dalam sistem komputer yang dapat

merespon pesan. Masih menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p60),

dalam melakukan perancangan sistem dengan menggunakan metode object-

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

48

oriented analysis & design (OOAD), maka perancang sistem harus melakukan

object-oriented analysis (OOA) terlebih dahulu untuk menentukan atau

mengidentifikasi semua jenis objek yang melakukan pekerjaan dalam sistem

dan menunjukan interaksi pengguna seperti apa yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas-tugas. Kemudian setelah dilakukan analisis, barulah

perancang sistem melakukan object-oriented design (OOD) untuk menentukan

semua jenis objek yang diperlukan untuk mengkomunikasikan manusia dan

perangkat dalam sistem, menunjukan bagaimana objek berinteraksi untuk

menyelesaikan tugas-tugas dan menyempurnakan definisi dari setiap jenis

objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan yang

spesifik.

2.12.3 Konsep Unified Modelling Language (UML)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p48), Unified Modeling

Language (UML) merupakan serangkaian standar model konstruksi dan notasi

yang dikembangkan secara spesifik untuk pengembangan berorientasi objek.

Unified Modelling Language (UML) dapat diartikan juga sebagai bahasa

pemodelan standar yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam mendukung

para pengembang sistem berorientasi objek. Di dalam Unified Modelling

Language (UML) terdapat berbagai jenis diagram yang digunakan oleh para

pengembang sistem berorientasi objek untuk memodelkan sistem. Berikut ini

adalah diagram-diagram yang terdapat dalam Unified Modelling Language

(UML) : Activity Diagram, Use Case Diagram, Class Diagram, System

Sequence Diagram (SSD), Navigation Diagram dan User Interface. Dalam

perancangan sistem e-CRM ini, UML yang penulis gunakan adalah sebagai

berikut : Activity Diagram, Use Case Diagram, Class Diagram, Sequence

Diagram dan User Interface.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

49

2.12.3.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p144), activity

diagram merupakan jenis diagram alur kerja (workflow) yang

menggambarkan aktivitas pengguna (user) dan alurnya secara

berurutan.

G

a

m

b

a

r

2

.

Gambar 2.5 Notasi Dalam Activity Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p145)

2.12.3.2 Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p214), user case

diagram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan interaksi

antara actor/user yang terlibat secara langsung dengan sistem.

Gambar 2.6 Notasi Dalam Use Case Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p215)

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

50

2.12.3.2.1 Use Case Description

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p220-

223), use case description digunakan untuk menjelaskan secara

lebih detil mengenai proses dari suatu use case. Terdapat 3

jenis use case description, yaitu : brief description,

intermediate description dan fully developed description.

Dalam perancangan sistem ini, penulis menggunakan fully

developed description.

G

Gambar 2.7 Contoh Fully Developed Description

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p223)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

51

2.12.3.3 Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p185), class

diagram merupakan sebuah diagram yang digunakan untuk

mendefinisikan atau menggambarkan cara kerja problem domain

classes, associations dan attributes. Terdapat dua model class diagram,

yaitu : domain model class diagram dan design class diagram. Dalam

perancangan sistem ini, penulis menggunakan domain model class

diagram.

Gambar 2.8 Contoh Domain Class Diagram

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p187)

2.12.3.4 System Sequence Diagram (SSD)

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p226), system

sequence diagram (SSD) merupakan sebuah diagram yang digunakan

untuk menggambarkan arus informasi yang masuk kedalam dan keluar

sistem. SSD menggambarkan bagaimana objek-objek saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya melalui event-event yang

dilakukan pada suatu use case. Notasi dalam system sequence diagram

(SSD) dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

52

Gambar 2.9 Contoh System Sequence Diagram (SSD)

Sumber : Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p233)

Berikut adalah penjelasan notasi yang ada dalam System Sequence

Diagram (SSD) :

� Actor : Merupakan orang yang berinteraksi dengan sistem.

� Input Message : Merupakan informasi yang diinput kedalam

sistem.

� Output Message : Merupakan informasi yang dihasilkan oleh

sistem berdasarkan input yang dimasukan.

� System (Automated System) : Merepresentasikan sistem yang

berinteraksi dengan aktor.

� Object Lifeline : Menunjukan “sequence” atau urutan pesan

dari atas kebawah.

� Optional Note : Menjelaskan suatu hal dalam diagram

(opsional).

2.12.3.5 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p442), user

interface merupakan bagian dari sistem informasi yang membutuhkan

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

53

interaksi pengguna atau user untuk menciptakan input dan output.

Sebuah user interface memungkinkan pengguna untuk berinteraksi

dengan komputer untuk merekam sebuah transaksi.

Satzinger, Jackson dan Burd (2005, p444-445) berpendapat

bahwa terdapat 3 (tiga) aspek didalam user interface. Ketiga aspek

tersebut adalah physical aspect, perceptual aspect dan conceptual

aspect:

1. Physical Aspect atau Aspek Fisik

Aspek fisik dari user interface meliputi perangkat-perangkat yang

pengguna sentuh seperti keyboard, mouse, touch screen, atau

keypad.

2. Perceptual Aspect atau Aspek Perseptual

Aspek perseptual dari user interface meliputi segala hal yang

pengguna lihat, dengar atau sentuh (diluar perangkat fisik). Apa yang

pengguna lihat meliputi semua data dan instruksi yang ditampilkan

pada layar seperti bentuk, garis, angka dan kata-kata. Apa yang

pengguna dengar seperti suara yang dihasilkan oleh sistem. Dan apa

yang pengguna sentuh adalah objek seperti menu, kotak dialog dan

tombol pada layar yang ditekan dengan menggunakan mouse.

3. Conceptual Aspect atau Aspek Konseptual

Aspek konseptual dari user interface meliputi segala hal yang

pengguna ketahui tentang cara menggunakan sistem termasuk semua

masalah utama dalam sistem yang telah dimanipulasi, operasi yang

dijalankan, dan prosedur yang diikuti untuk menjalankan operasi.

Untuk menggunakan sistem, pengguna akhir harus mengetahui

semua detil dari sistem yang digunakan.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - Binus Librarylibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-00191...16 Menurut Richard L.Daft (2002, p8), Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi

54

2.13 Kerangka Pikir

Gambar 2.10 Kerangka Pikir

Analisis SWOT

Strategi Yang Diusulkan

Tahap Masukan

Matriks IFE Matriks EFE

Tahap Pencocokan

Matriks SWOT

Matriks IE

Tahap Keputusan

Matriks QSPM

Analisis Perumusan Strategi

Activity Diagram

Perancangan Sistem

Perancangan sistem menggunakan pendekatan Object Oriented Analysis & Design (OOAD),

yang dimodelkan melalui :

Use Case Diagram

Class Diagram Diagram

Sequence Diagram

User Interface

Analisis Eksternal : Analisis Industri dengan Model Porter 5 Forces

Analisis Internal : Analisis Proses Bisnis

Pengumpulan Data :

Observasi, Wawancara & Studi Pustaka