tepat sasaran

48
No. 56 • April • Tahun VI • 2014 1 Edisi No.56 • April • 2014 Media Komunikasi dan Edukasi LPDB Kinerja Mengejar Kredit Macet Fokus Produk Kreatif Sambut AEC 2015 Mengawal Dana Bergulir Tepat Sasaran Adi Trisnojuwono LPDB_56_Apr_2013.indd 1 5/24/2014 12:37:10 AM

Upload: vankien

Post on 14-Dec-2016

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 1

Edisi No.56 • April • 2014 Media Komunikasi dan Edukasi LPDB

KinerjaMengejar Kredit Macet

FokusProduk Kreatif Sambut AEC 2015

Mengawal Dana BergulirTepat SasaranAdi Trisnojuwono

LPDB_56_Apr_2013.indd 1 5/24/2014 12:37:10 AM

Page 2: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 20142 No. 17 • Januari • Tahun III • 20112

LPDB_56_Apr_2013.indd 2 5/24/2014 12:37:13 AM

Page 3: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 3

Daf

tar

Isi

Produk kreatif yang dihasilkan pelaku usaha kecil dan menengah kini makin berkualitas. Fenomena itu terlihat dari respon permintaan pasar lokal maupun ekspor yang terus meningkat. Semoga UKM siap bertarung di komunitas Masyarakat Ekonomi Asean 2015.

Penggemar ikan cupang belakangan makin kreatif saja. Ikan mungil yang biasa menjadi objek aduan ini, kini juga banyak tampil dalam berbagai kontes, karena sisik dan misainya yang indah dan berwarna-warni menampilkan keindahan tersendiri.

Setelah 10 tahun berkiprah Java Jazz Festival berhasil menerobos event pesta music jazz terbesar di dunia. Pagelaran akbar ini mengusung tema Bringing The World to Indonesia.

42 Hobi

4 Redaksi 5 Sapa 6 Surat 13 Wawancara

40 Peristiwa

17 Nasional 20 Mitra 22 Ekpose 26 Kebijakan

28 Kinerja 30 Lintas 35 Tips 36 Wawasan

gues

tofa

gues

t.com

cupa

nghi

as.b

logs

pot.c

om

inac

raft.

com

Cover April 2014Mengawal Dana BergulirTepat Sasaran

7Fokus

38 Internasional44 Heritage46 Selingan47 Sosok

LPDB_56_Apr_2013.indd 3 5/24/2014 12:37:18 AM

Page 4: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 20144

Re

da

ks

i

Penasehat : Kemas Danial Pemimpin Umum : Sutowo Pemimpin Redaksi : Sri Amelia Harimukti Wakil Pemimpin Redaksi : Agus Priyanto Redaktur Pelaksana : Eko Prianto

Redaksi : Bhaskoro Cahyo Armanto, Kemas Muhammad Azhar, Nanang Suhendi Sekretaris Redaksi : Agung Purnama, Yulgoren Sapta Nostra, I Ketut Adijaya Darmada, Tody Wahyu Dewanto

Sirkulasi/Distribusi : Arief Imamudin, Narulita Herawati, Saefudin, Fadlan Ashari.

Dana Bergulir adalah jurnal bulanan yang diterbitkan LPDB-KUMKM sebagai media komunikasi dan edukasi bagi seluruh stakeholder LPDB-KUMKM

Alamat RedaksiJl. Letjend. MT. Haryono Kav. 52-53 Jakarta 12770

Telp. 021-7990756, Fax. 021-7989746Website: www.danabergulir.com E-mail: [email protected]

PEMBACA, sebuah pepatah lama mengajarkan tidak ada sukses yang gratis. Semua harus diperjuangkan dengan gigih dan kerja keras. Dalam bahasa yang lebih heroik sukses hanya diraih oleh mereka yang memang berani menembus rintangan onak duri. Bukankah sang pelaut ulung tidak lahir di laut yang tenang.

Pesan ini sengaja kita sampaikan kepada para pemenang, terutama kepada para kontestan Pemilu yang telah berhasil menembus rintangan menuju kursi parlemen. Sebuah perjuangan yang luar biasa telah mereka lewati melalui pengorbanan materi yang tidak kecil. Kita sangat berharap semoga kehadiran para senator dan anggota parlemen yang baru itu dapat memberikan kontribusi besar terhadap arah pem-bangunan ekonomi sosial dan politik bangsa. Kita

sangat berharap Pemilu 2014 yang menghabiskan biaya mencapai Rp 115 triliun ini tidak sia-sia dan hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.

Pembaca, pekan lalu redaksi melakukan perbin-cangan ‘sersan’ alias serius tapi santai dengan Direktur Pengembangan Usaha LPDB-KUMKM, Adi Trisnojuwono. Di bilang serius karena sepanjang dialog sore itu di ruangnya di lantai empat gedung LPDB-KUMKM arek Suroboyo yang menimba ilmu di Sulawesi Tanggara ini bertutur tentang rencana strategisnya mengontrol peny-aluran dana bergulir. Maklum ia memang membawahi urusan monitoring, evaluasi, collecting dan menyiapkan perangkat teknologi informasi canggih untuk efektivitas dana bergulir. Kendati serius tapi suasana terasa santai karena pak Adi sangat komunikatif dan sesekali mene-bar senyum sehingga dalam dialog itu redaksi berhasil mencatat beberap ide konkritnya tentang pengelolaan dana bergulir. Hasilnya dapat disimak dalam rubrik Wawancara.

Seperti biasa, tulisan menarik dan informatif lainnya tetap kami hantarkan ke meja Anda dengan harapan makin memperkaya khazanah pengetahuan Anda mengenai berbagai hal. Misalnya perkembangan bank koperasi Jepang, Norinchukin yang mendunia dan men-jadi kebanggan koperasiwan di negeri matahari terbit itu. Tulisan lainnya, seperti Peristiwa, Heritage dan Hobby juga sangat informatif. Pendek kata, simak saja sajian kami di edisi ini. Selamat beraktivitas dan sukses terus kepada kaum Kartini kita yang gigih.

Salam.

Sri Amelia Harimukti

LPDB_56_Apr_2013.indd 4 5/24/2014 12:37:18 AM

Page 5: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 5

Sa

pa

Warso WidanartoDirektur Bisnis LPDB-KUMKM

Ekonomi tetap Tumbuh TAHUN POLITIK , begitulah masyarakat kita menyebut tahun 2014 yang juga merupakan tahun krusial bagi perjalanan bangsa ini, karena di tahun ini segenap pimpinan pemerintahan bakal berganti. Sejumlah ang-gota legislatif dan para menteri boleh jadi masih akan duduk dalam susunan kabinet mendatang, namun pimpinan nasional, yakni presiden RI Susilo Bambang Yushoyono pasti lengser karena sudah menjabat selama dua periode.

Dalam situasi politik yang terus memanas itu tak heran jika pelaku usaha banyak yang merasa was-was sehingga menunda ekspansi usahanya. Pasalnya, ya itu tadi. Mereka melihat situasi ke depan, apakah pimpinan nasional yang baru nanti bakal membawa implikasi positif terhadap perekonomian, atau justru sebaliknya?

Siapa presiden RI mendatang? Pertanyaan ini selalu ditunggu dengan harap-harap cemas oleh kalangan in-vestor. Dengan pertimbangan seperti itu, maka kegiatan ekonomi menjadi terpasung lantaran menunggu datang-nya seorang presiden baru yang diharapkan bisa mem-bawa perubahan ekonomi yang lebih baik dan stabil.

Kendati ada yang menunggu dengan harap-harap cemas, namun catatan berharga menjelang Pemilu lalu, justru banyak kalangan usaha kecil dan menengah (UKM) yang diuntungkan oleh pesta demokrasi itu. Ka-langan pengusaha percetakan, industri garmen, kuliner, transportasi dan hiburan boleh dibilang mengalami booming pesta demokrasi yang menghabiskan dana puluhan triliun rupiah itu.

Jika UKM ada yang diuntungkan dengan kegiatan politik. Justru pelaku pasar atau investor melihat kondisi ini tak menentu. Karena keberhasilan Pemilu yang aman akan menjadi parameter kestabilan sistem

keamanan suatu negara. Benarkah pandangan para investor itu? Dari data

Bank Indonesia menyebutkan, sepanjang kuartal-I 2014 (Januari-Maret) pertumbuhan kredit di Indonesia men-capai 20%. Angka ini sedikit lebih rendah dibanding-kan periode yang sama tahun lalu, namun pertumbuhan itu masih dinilai sangat tinggi.

Terjaganya daya beli masyarakat, kebijakan indus-trialisasi dan hilirisasi, serta stabilitas keamanan dan politik itulah yang membuat dunia usaha di Indonesia terus tumbuh.

Sikap optimis juga diakui ekonom Aviliani yang menilai ekonomi Indonesia diperkirakan tetap tumbuh, walaupun dalam tahun politik. Alasannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dipengaruhi oleh permintaan domestik yang masih tinggi.

Di tengah ketidakpasatian maupun di tengah pro dan kontra perekonomian dalam pasungan Pemilu itu, bagi LPDB tentu tidak ada istilah stagnan. Lembaga ini justru makin bersemangat menyelesaikan tugasnya menyalurkan dana Rp2,65 triliun untuk KUMKM. Yang menjadi concern LPDB adalah bagaimana sebaran dana bergulir dapat dinikmati oleh seluruh pelaku KUMKM di pelosok tanah air, bagaimana KUMKM semakin profesional mengelola usahanya sehingga hantu kredit bermasalah bisa ditekan serendah mungkin. Pasti.

LPDB_56_Apr_2013.indd 5 5/24/2014 12:37:19 AM

Page 6: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 20146

Re

da

ks

iS

ur

at

Majalah Dana Bergulir menunggu saran, kritik atau aspirasi lain dari pembaca.

Surat bisa dikirim lewat pos, atau e-mail ke alamatJl. Letjend. MT. Haryono Kav. 52-53 Jakarta 12770

Telp. 021-7990756, Fax. 021-7989746Website: www.danabergulir.com, e-mail: [email protected]

Perluas pinjaman Dana Bergulir

Pertama saya ingin mnegucapkan terima kasih ke-pada LPDB yang telah melakukan sosialisasi Dana Bergulir ke Kota Manado Sulawesi Utara pada 19 Maret 2014 yang lalu.

Terima kasih kedua saya adalah bahwa koperasi kami, KUD Wenang pernah mendapat pinjaman pembiayaan sebesar Rp 500 juta dan sampai kini dalam proses cicilan lunas.

Pada kesempatan ini saya ingin sampaikan ke-pada pengelola LPDB di kantor Pusat, hendaknya dapat meninjau kembali aktivitas KUD kami di-mana dana dari LPDB kami gunakan untuk usa-ha pemasaran gas dan mobil sedot tinja. Usaha ini sangat prospektif dan kami berencana untuk mengembangkan jika bisa mendapat pinjaman modal kerja yang cepat dan tidak berbelit-belit.

Kami berharap LPDB dapat menyambung kembali pinjaman pembiayaan dana bergulir ke KUD kami, agar koperasi bisa tetap eksis. Terima kasih.

Drs Eddy SepangKetua KUD Wenang, Manado.

Sulawesi Utara

Mengapa Tidak Buka Cabang Saja

Saat berdialog dengan pejabat LPDB dalam acara So-sialisasi Dana Bergulir di Bengkulu 5 Maret 2014 saya agak terkejut ketika Direktur LPDB Bapak Sutowo me-ngatakan bahwa kantor LPDB hanya ada di Jakarta. Lho mengapa lembaga sepenting ini hanya berkantor di ibu kota padahal kebutuhan pembiayaan usaha kecil dan koperasi justru lebih banyak berada di pelosok daerah?.

Selain itu, untuk mengajukan proposal pinjaman pem-biayaan dana bergulir juga cukup repot, yaitu kami harus datang langsung ke Jakarta dan tidak boleh diwakili oleh pihak lain.

Memang ada opsi lain yaitu dititip melalui kepala dinas koperasi setempat atau dikirim melalui kantor Pos. Namun dua pilihan yang terakhir itu kurang sreg, karena kami ingin bertemu langsung dengan pengelola LPDB.

Saran kami kepada pengambil kebijakan, kapan kantor cabang LPDB bisa dibuka di daerah kami. Terima kasih kepada redaksi atas dimuatnya surat ini.

Lukman SE, KUD Bengkulu.

Jawaban:

LPDB_56_Apr_2013.indd 6 5/24/2014 12:37:19 AM

Page 7: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 7

Fo

ku

sSekali lagiJangan lewat Calo

DALAM KUNJUNGANNYA ke sejum-lah provinsi dalam rangka sosialisasi dana bergulir LPDB-KUKMKM , Di-rektur Umum dan Hukum Ir Sutowo menegaskan agar para mitra usaha yang hendak mengajukan pinjam-an pembiayaan ke LPDB-KUMKM sebaiknya langsung saja datang ke kantor LPDB-KUMKM di Jakarta, tepatnya Jl Letjen MT Haryono Kav 52-53 Jakarta Selatan 12770.

Imbauan tersebut disampaikan-nya guna menghidari risiko pe-nipuan yang acapkali dialami mitra usaha yang mempercayakan penga-juan proposal pinjaman pembiayaan kepada pihak lain.

Mereka biasanya mengaku dari aparat Dinas Koperasi ataupun dari orang dalam LPDB-KUMKM sendiri yang menjanjikan dapat memulus-kan pinjamannya.

“Sekali lagi tidak ada calo di LPDB-KUMKM, dan kepada mitra yang hendak mengajukan pinjaman pembiayaan saya sarankan datang langsung ke kantor kami,” tegas Sutowo. Jika pengurus koperasi tidak bisa datang ke koperasi maka proposal pinjaman pembiayaan-nya bisa dikirim melalui kantor Pos atau dikirim melalui Kepala Dinas Koperasi setempat.

Belum KapokKasus koperasi yang mengalami

penipuan pinjaman dana bergulir LPDB memang bukan berita baru. Sejak lembaga ini mulai mengucur-kan dana bergulir pada 2008, para calo sudah berkeliaran dan men-datangi sejumlah koperasi di daerah. Mereka mengklaim dekat dengan orang dalam di LPDB-KUMKM dan bisa membantu membuatkan proposal pengajuan pinjaman pembiayaan, tentu saja mereka minta imbalan biaya yang besarnya bervariasi antara Rp 25 juta hingga Rp 100 juta. Bagi koperasi di luar

Jawa memang menjadi sasaran empuk para calo karena informasi mengenai LPDB sendiri memang relatif minim di daerah. Herannya, walaupun sudah sering terdengar kabar bahwa banyak koperasi yang tertipu calo saat mengajukan pinjaman pembiayaan dana bergulir LPDB, namun tetap saja penipuan tersebut berlanjut. Dan beberapa ko-perasi juga tidak kapok menyerah-kan proposalnya kepada calo. Faktor ketidaktahuan akibat minimnya informasi mengenai LPDB-KUMKM

merupakan salah satu penyebab mengapa koperasi sering tertipu.

Agar mitra tidak lagi tertipu oleh ulah para calo, maka beberapa waktu lalu Direktorat Umum dan Hukum mengeluarkan surat eda-ran Nomor 069/PUM/Dir.3/2014 tertanggal 10 April 2014 tentang Tata Cara Penyampaian Proposal Pinjaman/Pembiayan LPDB-KUMKM. Melalui pengumuman ini diharap-kan kalangan mitra usaha tidak lagi dapat dipermainkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

LPDB_56_Apr_2013.indd 7 5/24/2014 12:37:20 AM

Page 8: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 20148

Bhas

koro

Fo

ku

s

MENEKAN TINGKAT KREDIT BERMASALAHKredit bermasalah menjadi sesuatu yang paling dikhawatirkan oleh lembaga keuangan apapun, namun LPDB-KUMKM memiliki cara tersendiri untuk menekan non performing loan (NPL) hingga terjaga di tingkat yang aman.

Salah satu upaya LPDB-KUMKM adalah menggandeng Kejaksaan untuk memantau kredit macet dana bergulir yang disalurkan kepada para pelaku koperasi dan UMKM di seluruh Indonesia. Seperti dikatakan Dirut Kemas Danial, pihaknya men-gajak Kejaksaan untuk membentuk tim kolektibilitas, tim ini bertugas memantau kredit macet dana bergulir.

Tim ini juga akan menagih keter-lambatan pembayaran kredit dana bergulir dan menemukan penyebab keterlambatan atau gagal bayar tersebut.

Jika gagal bayar disebabkan karena kesalahan manajemen koperasi/nasabah maka anggota tim dari Kejaksaan itulah yang akan memproses lebih kanjut.

Proses tindak lanjut tersebut akan dibicarakan lebih jauh dan penyelesaiannya akan disesuaikan dengan kemampuan nasabah.

Salah satu penyelesaian yang mungkin diambil jika ada koperasi atau nasabah yang tidak sang-gup mengembalikan dana bergulir karena sesuatu hal maka LPDB-KUMKM akan menyerahkannya ke-pada Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN). Lembaga ini yang akan meneliti apakah koperasi itu berbuat curang atau tidak. Mengapa semua benturan kredit macet itu diserah-kan ke lembaga lain, karena tugas LPDB memang hanya menyalurkan dana kepada KUMKM, tetapi tidak memiliki skema untuk memutihkan utang tersebut.

Namun, jika koperasi tidak sang-gup mengembalikan karena men-galami bencana atau faktor force majeur lain maka PUPN-lah yang akan bertugas untuk memutihkan utang tersebut.

LPDB_56_Apr_2013.indd 8 5/24/2014 12:37:24 AM

Page 9: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 9

Fo

ku

sMonitor-EvaluasiSebagai badan layanan umum

yang berada di bawah koordi-nasi Menteri Koperasi dan UKM, LPDB tak boleh berhenti berupaya menekan tingkat kemacetan atau non performing loan agar tidak lebih dari 0,5% di samping tugas penyaluran juga terus berjalan.

Kemas Danial mengatakan ada strategi lain yang ditempuh lembaga yang dipimpinnya untuk menghindari kenaikan non perform-ing loan (NPL). Salah satu strategi tersebut adalah dengan memben-tuk tim atau divisi pengendalian piutang atau collection. Tim yang dibentuk sejak tiga tahun lalu ini bekerja cukup efektif, dampaknya signifikan terhadap kelancaran pembayaran dan pengembalian dana pinjaman dana bergulir dari debitor.

Bagian collection ini bukan hanya bertugas sebagai peng-ingat, namun tim tersebut men-jalin komunikasi dua arah dengan mitra LPDB, sehingga kemacetan dapat dicegah dan NPL terjaga baik.

Menjaga kinerja tersebut tidak mudah dan menjadi tantangan agar LPDB bisa lebih maju. LPDB juga telah mempersiapkan berba-gai strategi sebagai bentuk peran sertanya mendukung program pemerintah di bidang pembiaya-an usaha kepada koperasi dan UMKM.

Peranan itu meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi berbasis kerakyatan serta penumbuhan wirausaha baru, menciptakan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan. Ini yang menjadi fokus utama LPDB-KUMKM.

”Kehadiran LPDB-KUMKM sejak awal berupaya memperluas lapangan kerja yang diwujudkan

melalui terobosan kehadiran 1.000 franchise. Program ini kami laksanakan bekerjasama dengan koperasi waralaba Indonesia,” kata Kemas.

LPDB berharap agenda itu mampu mencapai target pencip-taan lapangan kerja baru melalui dana pinjaman atau pembiayaan yang disalurkan kepada calon-calon wirausaha.

Adapun upaya menekan tingkat kemacetan atau NPL tetap menjadi bagian penting dari

tugas lembaga tersebut melalui monitoring dan evaluasi. Metode ini dilaksanakan, karena jumlah koperasi dan UMKM penerima dana bergulir terus meningkat dari tahun ke tahun.

Apalagi kini perkoperasian nasional kendati terus mengalami pertumbuhan namun tidak sedikit yang mengalami kinerja buruk. Seperti dikatakan Deputi Bidang Kelembagaan Kementerian Kop-erasi dan UKM Setyo Heriyanto bahwa berdasarkan data 2013, jumlah koperasi yang tidak aktif

mencapai 58.421, atau sekitar 28,09% dari total koperasi nasi-onal saat ini sebanyak 200.808 unit. Kondisi semacam itu, lanjut dia, harus segera diatasi secara serius. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa menjadi bumerang dan berdampak buruk terhadap perkembangan dan pertumbuhan koperasi Indonesia.

Sebagai mitra LPDB, kondisi perkoperasian yang kurang menarik itu memang meresahkan karena bakal tidak mudah bagi

lembaga ini untuk menyalurkan pinjaman pembiayaannya ke koeperasi. Dibutuhkan tingkat kehati-hatian yang tinggi agar tidak mengalami kerugian fatal.

Melalui program monitoring dan evaluasi diharapkan dapat menjadi salah satu sarana pence-gah atau meminimalisir kemungki-nan munculnya kemacetan pasca pemberian pinjaman. Monitoring dan evaluasi regional dan nasional dilaksanakan setiap triwulan. (Sri)

LPDB_56_Apr_2013.indd 9 5/24/2014 12:37:25 AM

Page 10: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201410

Fo

ku

s

Bangun Brand Image Industri Kreatif Indonesia

PRODUK KREATIF yang dihasilkan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di beberapa daerah kian menunjukkan kualitasnya lebih baik. Ini bisa dilihat dari respon meningkatnya permintaan pasar lokal maupun ekpsor yang terus meningkat. Beberapa produk kreatif yang berbasis budaya seperti batik dan kerajinan sudah lama hidup dalam tradisi masyarakat. Sehingga berbagai corak dan warna dalam produk kreatif yang dikembangkan anak-anak muda yang tergabung sebagai pelaku UKM itu terus menunjukkan peningkatan kuali-tasnya. “Bahkan produk kreatif yang dikembangkan anak-anak muda pelaku UKM ini kini sudah menjadi sektor industri yang banyak menyerap tenaga kerja. Karena itu Kementerian Perindustrian akan membangun sentra-sentra industri kreatif di lima provinsi, yaitu Bali, Yogyakarta, Bandung, Jakarta

LPDB_56_Apr_2013.indd 10 5/24/2014 12:37:26 AM

Page 11: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 11

kem

enpe

rim.g

o.id

Fo

ku

s

dan Sumatera Barat,” kata Menteri Perindustrian MS Hidayat dalam acara Pameran Industri Kreatif di Kementerian Perindustrian, Jakarta, belum lama ini. Alasan dibangunnya sentra-sen-tra industri kreatif di lima provinsi tersebut, menurut Menperin, karena di daerah itu telah berkembang pesat. Sehingga diharapkan nanti-nya lima provinsi, Bali, Yogyakarta, Bandung, Jakarta dan Sumatera Barat, akan menjadi pusat industri kreatif di Indonesia. “Anak muda yang menjadi peker-ja kreatif di daerah lima provinsi itu saya lihat memiliki potensi yang luar biasa. Sentra industri kreatif yang mereka kembangkan terus tumbuh dan berkembang menjadi industri,” tegas MS Hidayat.

Contoh sentra industri kreatif di daerah Kabupaten Bantul, Yogyakar-ta, setiap tahun di daerah ini selalu menyelenggarakan pameran industri kreatif. Mereka yang berpameran itu pelaku UKM dari anak-anak muda kreatif yang menghasilkan berbagai produk kerajinan bernilai seni tinggi. Melihat produk kreatif yang di-hasilkan pelaku UKM yang berkuali-tas tinggi itu, Menperin MS Hidayat berjanji akan membantu mempro-mosikan produknya ke pasar dunia. Dan ini sudah dilakukan Kemen-terian Perindustrian dengan mengi-kutsertakan beberapa produk kreatif UKM dalam ajang pameran di luar negeri. “Kami akan membina anak-anak muda pelaku UKM ini agar produk kreatif yang dihasilkan terus tum-buh dan berkembang. Kami ingin terus mengawal mereka hingga menjadi pelaku industri kreatif yang produknya sangat berkualitas dan diterima pasar dunia,” ujarnya. Bahkan Menperin menegaskan, “Saya berharap industri kreatif di Indonesia mampu menciptakan trade mark yang kuat dalam menai-kkan branding produknya untuk bisa bersaing di pasar internasional.”

Dia memuji pelaku industri kreatif UKM dari daerah Kabu-paten Bantul, Yogyakarta, yang sudah mulai banyak yang menjadi pengekspor. Bukan lagi UKM yang memasarkan produknya hanya di pasar lokal. Tetapi produk kerajinan mereka sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Italia, Perancis, Turki dan Amerika Serikat. “Saya melihat daerah Bantul (Yogyakarta) sudah layak menjadi salah satu sentra industri kreatif di Indonesia. Karena daerah Bantul memiliki banyak sentra industri yang telah memberikan kontribusi PAD pada daerahnya,” ucap dia. Dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebenarnya sudah lama menyiapkan konsep sentra industri kreatif untuk daerah-daerah di Indonesia. Namun belum mewujudkan dalam bentuk pembangunan fisiknya. Selama ini baru menyiapkan konsep dengan empat tahapan, ekspresi, diseminasi, inovasi dan inkubasi. “Empat tahap inilah yang akan membentuk sentra-sentra industri kreatif di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan IPTEK Kemen-parekraf Harry Waluyo.

“Ide-ide bisnis kreatif baru akan bisa tumbuh jika pelaku kreatif

sering berdiskusi dan sharing.”

LPDB_56_Apr_2013.indd 11 5/24/2014 12:37:26 AM

Page 12: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201412

Fo

ku

s Dia menjelaskan tahap ekspresi berarti memberikaan ruang kepada individu, komunitas, dan usaha untuk mengekspresikan kreatifitas-nya, sehingga iklim kreatifnya tetap terpelihara. Lalu memasuki tahap diseminasi yang menyiapkan tempat berkumpul pelaku kreatif sebagai ‘meeting point dan sharing. “Ide-ide bisnis kreatif baru akan bisa tumbuh jika pelaku kreatif sering berdiskusi dan sharing,” katanya. Sedangkan inovasi, lanjut dia, meliputi sosialisasi klinik HKI, berikut fasilitasi pendaftaran HKI. Di dalam-

nya termasuk direktori inovasi yang berguna untuk meningkatkan akses pelaku kreatif terhadap hasil ino-vasi dari lembaga riset yang ada di Indonesia. Selain itu, kata dia, Kemen-parekraf juga memfasilitasi pemben-tukan sentra inovasi sebagai tempat melakukan berbagai eksperimen inovasi industri kreatif. Tahap selan-jutnya adalah melakukan inkubasi termasuk membentuk ‘creative of-fice’, yakni fasilitas kantor khususnya untuk wirausaha pemula.

Di dalam inkubasi ada klinik konsultasi untuk memberi pendamp-ingan kewirausahaan oleh mentor yang tepat, workshop, dan pelatihan teknis, manajemen, serta kewirausa-haan. Inkubasi juga menjadi tahap peningkatan akses pengusaha kreatif terhadap lembaga pembiay-aan. “Dalam tahap inkubasi kami juga memfasilitasi wirausaha pemula untuk melakukan business connect, yakni pitching pengusaha dengan investor,” katanya.Kadin

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sendiri mendukung ga-gasan yang dikembangkan Ke-menparekraf itu. Konsep industri kreatif memang perlu disiapkan secara matang guna menciptakan para pelaku industri kreatif yang profesional. Sehingga mereka bisa menjadi pelaku UKM yang mampu mendorong gairah industri yang dinilai punya potensi besar untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Berkembangnya pelaku UKM in-dustri kreatif ini dinilai Kadin sudah

menjadi sektor industri kreatif yang tumbuh pesat. Beberapa industri kreatif yang berkembang pesat belakangan ini, yaitu industri perikla-nan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain busana, fotografi, seni pertunjukan, industri musik, serta industri video dan film. Memang pelaku industri kreatif yang sebagian besar UKM itu masih memiliki kelemahan dalam melaku-kan branding (pengelolaan merek). Sehingga tak banyak produk kreatif yang dihasilkan pelaku UKM mampu menciptakan trade mark yang kuat dalam merebut persaingan di pasar internasional. Misalnya seni pertunjukan tidak digarap dengan branding yang bagus melalui strategi pemasaran yang inovatif. Sehingga seni pertun-jukan yang berbasis budaya terkesan monoton. Padahal, jika dikemas ini bisa menjadi bagian dari industri berbasis budaya dan industri kreatif yang punya nilai jual tinggi serta bisa menghasilkan keuntungan finansial yang layak. Contoh langkah Kadin Jatim yang selalu mempromosikan kesenian lokal saat menjamu delegasi bisnis dari luar negeri. Dari sana akan muncul pemasaran dari mulut ke mulut yang efektif, sehingga seni tradisi lokal bisa terangkat menjadi produk ekonomi yang bernilai jual tinggi, misalnya bisa melakukan pentas di luar negeri. Industri kreatif sendiri secara nasional menyumbang 7 persen atau Rp 574 triliun terhadap Produk Do-mestik Bruto (PDB) pada 2012 lalu. Ada setidaknya 11,8 juta pekerja dengan jumlah usaha mencapai 5,4 juta unit usaha di sektor ekonomi kreatif. Ke depan sektor industri kreatif akan terus bertumbuh dan bisa men-jadi andalan bagi pengembangan ekonomi rakyat. (Eko)

kem

enpe

rim.g

o.id

LPDB_56_Apr_2013.indd 12 5/24/2014 12:37:27 AM

Page 13: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 13

Adi TrisnojuwonoDirektur Pengembangan Usaha

LPDB-KUMKM

Mengawal Dana Bergulir Tepat Sasaran

Waw

anca

ra

SEJAK berdiri pada tahun 2006, keha-diran Lembaga Pengelola Dana Bergu-lir (LPDB) bak pelita di tengah bun-tunya jalan bagi kalangan usahawan kecil, menengah dan koperasi dalam mengakses permodalan dari lembaga keuangan (perbankan). Dalam rentang delapan tahun itu, misi lembaga ber-status Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Koperasi dan UKM ini telah ikut membuka jalan bagi usaha mikro, kecil menengah dan koperasi mengembangkan usahanya, lantaran guliran dana yang terus mengucur. Sejak dana bergulir kick-off pada tahun 2008 hingga April 2014 ini, total dana yang disalurkan LPDB sudah mencapai Rp 4,3 triliun untuk 2.888 mitra usaha di seluruh pelosok tanah air.

LPDB_56_Apr_2013.indd 13 5/24/2014 12:37:29 AM

Page 14: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201414

Hum

as L

PDB

Waw

anca

ra

Indikator sukses LPDB mengelola dana bergulir terlihat dari keberhasilan menekan angka kredit berma-salah (Kolektibilitas Dana Bergulir Bermasalah--KDBB) yang per Desember 2013 berfluktuasi sebesar 0,01%- 0,04%, jauh di bawah batas toleransi sebesar 15% sebagaimana yang ditetapkan. Lantaran itu pula target penyaluran dana dari tahun ke tahun terus meningkat. Untuk 2014, target penyaluran dipatok sebesar Rp 2,65 triliun yang akan disalurkan kepada 196.856 UMKM melalui 628 Koperasi dan 369 lembaga non-koperasi.

Menyalurkan dana sebesar itu dengan tenggat seta-hun agaknya tidak mudah, tetapi tugas ini merupakan tantangan yang memicu adrenalin, lantaran risiko kredit macet bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Kekhawatiran itu bukannya tanpa alasan mengingat kinerja mitra usaha yang umumnya masih di bawah standar manajemen ditetapkan LPDB.

Untuk mengawal penyaluran dana agar tepat sasa-ran dan sekaligus tepat pengembalian, maka LPDB me-lengkapi jajaran aparatnya dengan divisi Evalluasi dan Pengkajian Manajemen Risiko serta teknologi informasi. Ketiga divisi ini bertugas mengawal alur penggunaan dan pengembalian dana bergulir yang berada di bawah Direktorat Pengembangan Usaha yang dipimpin oleh Adi Trisnojuwono.

Pria kelahiran Surabaya 12 November 1967 ini memang orang baru di LPDB-KUMKM. Namun jam terbangnya di birokrasi cukup lumayan dengan jabatan terakhir sebagai Asisten Deputi Urusan Informasi dan Publikasi Bisnis di Deputi Bidang Pemasaran dan Jar-ingan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM. Menyoal dana bergulir agaknya juga tidak asing bagi sarjana

jebolan Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara ini karena sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Program Pendanaan Usaha Mikro dan Dana Bergulir Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM pada 2007-2010.

“Kepindahan dari Kementerian Koperasi seperti menguji teori di lapangan. Karena selama ini saya biasa terlibat dengan konsep dan kebijakan dan kini langsung berhadapan dengan praktik, tentu tidak mudah namun ini menyenangkan dan memacu adrenalin,” ujaranya. Kepada wartawan DANA BERGULIR, pria yang ramah senyum ini bertutur mengenai program yang akan dike-butnya selama bertugas di LPDB. Berikut petikannya.

ADA KECENDERUNGAN PENYALURAN DANA BERGU-LIR MASIH TERKENDALA DENGAN LEMAHNYA KAPA-SITAS MITRA USAHA, SEHINGGA RISIKO PINJAMAN

BERMASALAH BISA MENGHADANG SETIAP SAAT. UPAYA APA YANG DILAKUKAN OLEH DIVISI PENGEM-BANGAN USAHA?

Segala risiko tentu saja bisa terjadi, namun Lem-baga Pengelola Dana Bergulir sudah mengantisipasi kemungkinan buruk itu dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara kontinyu. Belakangan, lembaga ini juga kita lengkapi dengan tim collecting, mirip seperti di perbankan, yang terus mengontrol perkembangan usaha dan kapasitas mitra dalam memenuhi kewajibannya mengembalikan pinjaman dana bergulir. Segala risiko yang mungkin muncul itu kami manage dengan baik sehingga kinerja mitra usaha dapat kita pantau agar tingkat kolektibilitasnya tetap baik.

LPDB_56_Apr_2013.indd 14 5/24/2014 12:37:33 AM

Page 15: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 15

Waw

anca

ra

APAKAH PETUGAS MONITORING DAN EVALUASI SERTA MANAJEMEN RISIKO ITU BEKERJA LANGSUNG KE LAPANGAN?

Ya pastilah kami tinjau ke lapangan setiap saat, karena dana bergulir ini harus kembali dan selanjutnya digulirkan kembali ke KUKM lain yang membutuhkan. Namun kami juga bekerjasama dengan aparat pemer-intah di daerah, dalam hal ini dinas-dinas yang mem-bawahi koperasi dan UKM, karena mereka yang lebih mengetahui dan selalu berhubungan dengan KUKM di daerahnya. Dalam hal terjadi kredit macet kami juga meminta jasa dinas untuk melakukan pendekatan dan pembinaan terhadap KUKM agar mereka tetap bekerja profesional.

TAMPAKNYA PROGRAM INI MASIH MERUPAKAN KES-INAMBUNGAN DARI PROGRAM YANG DIJALANKAN OLEH DIREKSI SEBELUM ANDA. APAKAH ADA GE-BRAKAN LAINNYA YANG SEDANG ANDA UPAYAKAN?

Memang ini program direktorat pengembangan usaha yang diputuskan lewat rapat direksi dan dewan pengawas LPDB. Dan apa yang sudah dilakukan oleh direktur sebelum saya, menurut hemat saya masih sangat relevan dan bisa diteruskan. Tugas saya adalah bagaimana meningkatkan program yang baik ini semakin berkualitas. Misalnya, kalau dulu sudah dibuat pendampingan oleh perguruan tinggi, sekarang program itu kita kembangkan dengan melibatkan perguruan tinggi lebih banyak lagi. Tahun ini kita bekerjasama den-gan sepuluh perguruan tinggi yang punya lembaga pen-gabdian kepada masyarakat dengan tim yang siap terjun membina KUMKM di wilayahnya masing-masing. Tim dari kalangan akademisi ini diharapkan bisa bekerjasa-ma dengan LPDB untuk melakukan pembinaan melalui peningkatan capacity building, melakukan pendamp-ingan dan mengurai problem yang dihadapi UKM dan pada gilirannya dapat memberikan solusi dari masalah yang dihadapi KUMKM sehingga tingkat kolektibilitas KUMKM diharapkan mencapai penilaian “A”.

SARANA PENDUKUNG LAINNYA UNTUK KERJA LA-PANGAN ITU APA SAJA?

Kita juga mengembangkan teknologi informasi yang tentunya cukup canggih untuk LPDB. Tim ini kita bentuk dalam sebuah divisi khusus dan punya tugas untuk memberikan dukungan teknologi kepada mitra, misal-nya dalam hal proses penyampaian laporan keuangan,

laporan pembaharuan fidusia yang sudah diwajibkan dalam SP3. Selama ini kan formatnya masih belum standar, nah lewat divisi IT ini, format akan kita rancang untuk dapat dikirim secara elektronik dan tentunya stan-dar, dengan demikian dapat memantau perkembangan usaha mitra secara baik, cepat dan akurat, yang pada gilirannya nanti akan membantu lpdb dalam proses analisa perkembanagan usaha mitra pasca pemberian pinjaman/pembiayaan, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan pembinaan kepada mitra. di sisi lain, aplikasi ini juga akan mempermudah dalam proses pengarsipan

Dengan adanya aplikasi ini maka pengarsipannya bisa lebih gampang, dan sekaligus memberikan mutu pelayanan yang semakin baik kepada mitra maupun calon mitra LPDB.

KENAPA SISTEM PELAYANAN BERBASIS IT ITU SEBEL-UMNYA TIDAK TERSENTUH?

Bukan tidak tersentuh, mungkin lebih tepatnya

adalah masih dalam proses pengembangan internal untuk mempermudah proses internal

Boleh jadi karena persoalan data teknis yang detail-nya kita tunggu dari informasi dinas di daerah.

APAKAH BUKAN KARENA LAYANAN DARI LPDB YANG MASIH TERBATAS?

Itu juga bisa jadi kendala. Apalagi sampai saat ini

kantor LPDB hanya di Jakarta dan harus melayani KUM-KM di seluruh Indonesia, ditambah pula dengan jumlah karyawan yang terbatas lantaran kapasitas kantor yang juga masih sebesar saat ini. Kita dituntut untuk sesegera mungkin memberikan layanan kepada KUMKM yang juga tidak sabar menunggu dana pinjaman pembiayaan, padahal kalau kita penuhi semua tuntutan pembiayaan tersebut, pasti akan berjalan lamban, karena faktor kan-tor yang sempit dan jumlah karyawan yang terbatas itu.

KENAPA LPDB BELUM JUGA KEMBANGKAN KANTOR CABANG PADAHAL TUNTUTANNYA MAKIN MEDESAK?

Belum ada persetujuan dari Kementerian Penertiban Aparatur Negara, tapi kita akan coba ajukan lagi karena tuntutan di lapangan yang kian mendesak. Untuk menjawab kesenjangan pelayanan dan pendampingan di daerah itu pernah juga diusulkan melalui BLU Daerah, dan pernah kita coba kembangkan kerja sama dengan

LPDB_56_Apr_2013.indd 15 5/24/2014 12:37:33 AM

Page 16: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201416

Waw

anca

ra

BLU Daerah di Provinsi Maluku, sayang jalannya kurang bagus dan masih perlu pembinaan lebih lanjut. Untuk pembentukan BLU Daerah di provinsi lain perlu dilaku-kan verifikasi ataupun pendampingan.

BAGAIMANA DENGAN KEBERADAAN BDS (BUSI-NESS DEVELOPMENT SERVICE), BUKANKAH DI MASA LALU LPDB PERNAH MENGGANDENG LEMBAGA INI UNTUK KERJA SAMA PENDAMPINGAN?

Kerja sama dengan BDS memang tidak masalah,

namun yang kita kelola adalah dana pemerintah yang pertanggungjawabannya harus jelas. Kalau kerja sama dengan BLU Daerah mungkin hanya butuh penyesuaian yang lebih singkat karena kerja samanya dari pemer-intah ke pemerintah, tapi kalau dengan BDS kan non-pemerintah dan perlu dilihat kembali aturan-aturan yang ada dan ketentuan dasar peraturan-peraturan menteri yang tidak boleh dilanggar.

KERAP MUNCUL PERTANYAAN MENGAPA PENYAL-URAN DANA BERGULIR LPDB LEBIH FOKUS KEPADA KOPERASI PADAHAL EMBEL-EMBEL LEMBAGA INI KAN ADA KUKM NYA?

Sebenarnya tidak begitu, perhatian kita juga banyak tercurah ke KUKM, hanya saja untuk tahap awal ini ke koperasi. Alasannya karena LPDB ini merupakan lem-baga pembiayaan yang menyalurkan dananya kepada usaha-usaha yang sudah berjalan dengan baik namun belum layak bank. Bagi UKM yang baru tumbuh me-mang belum bisa mengakses dana LPDB karena untuk

usaha seperti ini pemerintah menyediakan dana stimu-lan atau bansos. Bagi koperasi yang hendak mengajukan pinjaman ke LPDB juga ada ketentuannya, yaitu usaha sudah berjalan dua tahun dengan Rapat Anggota yang kontinyu setiap tahun serta SHU yang positif.

APA KESANNYA TIDAK PILIH KASIH?

Tidak ada untungnya bagi LPDB melakukan diskrimi-nasi, masalahnya adalah kalau pinjaman pembiayaan itu dibuka seluruhnya ke UKM yang jumlahnya mencapai 50 juta unit itu, bagaimana dengan legalitas usahanya? Apakah mereka sudah terdaftar secara formal? Tetapi kita tidak membatasi akses mereka ke LPDB, caranya si-lakan bermitra atau menjadi salah satu anggota koperasi yang sudah berjalan baik dan legal. UKM terebut bisa mengajukan pinjaman pembiayaan LPDB melalui koper-asi yang bersangkutan. Disamping itu UKM juga dapat mengakses langsung ke LPDB jika telah memenuhi per-

syaratan yang ada. Hingga kini sudah ada 655 UKM yang telah dilayani. LPDB mempunyai misi bahwa koperasi bisa menjadi lembaga keuangan alternatif sehingga UKM-UKM ini kalau tidak bisa mengakses perbankan harus bisa mengakses dana LPDB melalui koperasi.

SEBAGAI MANTAN BIROKRAT YANG KINI MENANGANI LEMBAGA PEMBIAYAAN PROFESIONAL, APA KENDALA YANG ANDA HADAPI?

Memang butuh waktu untuk menyesuai-kan diri dengan pekerjaan baru ini karena kini saya bermain langsung ke sektor hilir, yaitu terlibat langsung di lapangan. Waktu masih di birokrasi saya banyak terlibat di konsep dan kebijakan. Kini di LPDB saya yang harus menjalan-kan konsep dan kebijakan. Ini seru

banget, ada risiko dan target yang terukur. Ketika saya menjabat di Kementerian Koperasi dan UKM juga tetap ada target, tetapi tidak langsung karena implementasi-nya berada di level depan, yaitu dinas-dinas koperasi yang langsung berhadapan dengan masyarakat. Kalau di LPDB, kita langsung ikut serta mengeksekusi kebi-jakan yang ada dan menuntut kreativitas yang tinggi untuk menggoalkan tugas itu secara baik dan benar. Mudah-mudahan keberadaan saya disini bisa memberi-kan manfaat yang lebih besar dan mungkin bisa melan-jutkan program-program pendahulu saya dengan baik dan masyarakat bisa memanfatkannya. (Sri)

Humas LPDB

LPDB_56_Apr_2013.indd 16 5/24/2014 12:37:37 AM

Page 17: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 17

Na

sio

na

l

Menggenjot Penerimaan Pajak, Manfaatkan Data BUMN

Penerimaan pajak yang baik akan membantu kita. Tapi untuk mendorong peningkatan penerimaan pajak tidak mudah, karena ada penurunan harga komoditas yang membuat revenue menurun.

PERNYATAAN itu dikemukan oleh Mentri Keuangan Chatib Basri belum lama ini di Jakarta. Dia menegaskan hal tersebut dalam upaya menggenjot pema-sukan pajak yang belakangan cenderung turun.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 pemer-intah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 1.110,2 triliun. Angka itu berpatokan pada realisasi penerimaan APBN 2013 lalu, yakni sebesar Rp 916,3 triliun.

LPDB_56_Apr_2013.indd 17 5/24/2014 12:37:37 AM

Page 18: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201418

Na

sio

na

l Agar target penerimaan pajak itu bisa tercapai, Menkeu meminta segenap aparat petugas pajak mau bekerja lebih baik sehingga APBN tetap dalam kondisi sehat dan tidak tegerus oleh fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus fluktuatif.

Dalam menghadapi kondisi itu, pemerintah berupaya melakukan perbaikan kualitas data wajib pajak yang selama ini hanya disajikan melalui penyampaian surat pemberi-tahuan.

“Tapi cara yang dipakai sekarang data si wajib pajak dikroscek dan digali dari tagihan rekening listrik. Cara ini bisa menunjukkan sesuatu yang valid,” papar Menkeu.

Dalam upaya pengkroscekan data itu, Direktorat Jenderal Pajak akan bekerjasama dengan perusa-haan BUMN seperti PT PLN, PT Pe-lindo IV serta BPJS Ketenagakerjaan terkait pemanfaatan dan pertukaran data sebagai upaya optimalisasi penerimaan pajak. Langkah terse-but, bukan pertama kali dilakukan, karena sebelumnya sudah ada kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.

Menkeu mengharapkan sinergi pemanfaatan data ini dapat mela-hirkan “soft enforcement” yang menyadarkan para wajib pajak, agar di masa mendatang, mereka tidak lalai dalam melaksanakan kewa-jiban membayar pajak.

“Ditjen Pajak sudah melaku-kan ‘effort’ mulai dari wajib pajak orang pribadi, mudah-mudahan ‘revenue’nya bisa tercapai sesuai target, karena kalau pajak diminta sukarela maka tidak semua akan melakukan. Untuk itu, ‘enforcement’ dan pelayanan harus seimbang,” tegasnya.

Pengkroscekan data melalui rekening ini merupakan cara untuk mencapai optimalisasi penerimaan pajak. Meski ada penurunan harga

yang membuat revenue menurun, tapi dengan pemanfaatan dan pengkroscekan data seperti ini akan lebih optimal dalam penarikan si wajib pajak.

Kerjasama BUMNChatib menjelaskan dari sejum-

lah direksi BUMN, yaitu Direktur Utama PT PLN Nur Pamuji, Direktur Utama PT Pelindo IV Mulyono, Di-

rektur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya sudah melakukan kesepakatan dengan Direktur Jen-deral Pajak Fuad Rahmany.

Dengan kesepakatan bersama tersebut, PT PLN akan memberikan data konsumen listrik dengan daya 2200 VA ke atas beserta tagihan listriknya dalam rangka mendukung peningkatan penerimaan pajak.

Begitu pun BPJS Ketenagak-erjaan akan menyampaikan data kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja. Sedangkan dari PT Pelindo IV, Ditjen Pajak akan memanfaatkan data pelayanan dan aktivitas kepelabuhanan.

Dari seluruh data yang diperoleh dari institusi BUMN serta BPJS itu, akan dimanfaatkan oleh Ditjen Pa-jak untuk mendukung peningkatan penerimaan pajak melalui kegiatan ekstensifikasi maupun intensifikasi pajak.

Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany mengakui kerja sama teknis dengan BUMN maupun instansi pemerintah ini merupakan upaya untuk meningkatkan jumlah wajib pajak melalui pemanfaatan data rekening listrik, BPJS dengan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja, PT Pelindo dengan data aktivitas ke pelabuhan guna meningkatkan jumlah penerimaan pajak.

Direktorat Jenderal Pajak dalam melakukan tugas untuk menga-mankan penerimaan dan menghim-pun pajak, memang sangat berat bila tidak mendapatkan data wajib pajak dari perusahaan BUMN terse-but. “Jika kita hanya mendapatkan data melalui ‘self assesment’ SPT saja, banyak yang lolos. Karena itu kita membutuhkan data lain dari BUMN untuk menghitung terutang pajak para wajib pajak,” ujarnya.

Fuad menegaskan kesepakatan bersama ini merupakan kelanjutan

Chatib BasriMenteri Keuangan

t

Dalam upaya pengkroscekan

Data itu, Direktorat JenDeral

paJak akan bekerJasama Den-

gan perusahaan bumn seperti

pt pln, pt pelinDo iV serta

bpJs ketenagakerJaan terkait

pemanfaatan Dan pertukaran

Data sebagai upaya optimalisasi

penerimaan paJak.

LPDB_56_Apr_2013.indd 18 5/24/2014 12:37:38 AM

Page 19: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 19

Na

sio

na

l

pano

ram

io.c

om

dari implementasi pasal 35A UU Ketentuan Umum Perpajakan, yang mewajibkan institusi pemerintahan maupun lembaga swasta lainnya untuk memberikan data penting terkait dengan sektor perpajakan.

“Ini merupakan rangkaian untuk membangun kerjasama dengan BUMN, karena ada transaksi ekono-mi yang cukup besar melalui BUMN. Interaksi dengan berbagai pihak inilah yang bisa disebut dengan ‘soft enforcement’,” katanya.

Direktur Utama BPJS Elvyn Masassya mengatakan kerja sama ini berpeluang untuk mendorong sekitar 120 juta orang angkatan kerja untuk mendapatkan perlindun-gan dan pelayanan dari BPJS serta menjadi wajib pajak yang baik bagi Ditjen Pajak.

“Sinergi ini akan memberikan manfaat terkait tugas masing-mas-ing. Pertukaran data ini juga dapat menjadi ‘soft enforcement’, dan kami bisa saja mencabut pelayanan publik bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak,” kata Elvyn.

Seperti diharapkan Menkeu Chatib Basri bahwa wujud ker-jasama ini akan dapat mendorong upaya optimalisasi pemanfaatan dan pengkroscekan data dari BUMN tersebut. Sehingga keakuratan jumlah wajib pajak dapat diketahui efektivitas transaksi ekonominya.

Dengan upaya pemanfaatan data ini diharapkan pada 2014 pemerintah yang menarget-kan penerimaan pajak sebesar Rp1.110,2 triliun yang lebih tinggi dari realisasi pada 2013 sebesar Rp921,2 triliun tersebut akan bisa tercapai.

Contoh dari upaya optimalisasi pemanfaatan data itu terbukti telah mengalami efektivitas dalam peneri-maan pajak. Ini bisa dilihat dari realisasi pajak hingga 28 Februari

2014, telah mencapai Rp137,65 triliun.

Dampak harga Selama ini penerimaan pajak

Indonesia masih mengandalkan pajak badan dan koorporasi yang bergerak di industri sumber daya alam seperti kelapa sawit dan batu bara. “Karena itu jika harga komo-ditas jatuh akan berdampak bagi pendapatan perusahaan. Begitu pun pajak juga akan kena imbasnya,” tegas Menkeu.

Menurut dia, kelesuan juga ter-jadi pada pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan. Tapi PPN seharusnya masih bisa ditahan karena konsumsi domestik makin tinggi.

Kepala Badan Kebijakan Fis-kal Kementerian Keuangan Andin

Hadiyanto mengakui jika Direk-torat Jenderal Pajak bakal kesuli-tan menutupi deviasi sekitar lima persen dari target pajak.

“Karena itu diperlukan extra ef-fort dari pertumbuhan normal. Kalau pertumbuhan normal 15 persen dari realisasi, sedangkan sekarang 20 persen, sekitar itu yang harus dikejar,” ujarnya.

Menurut Andin, upaya eks-tensifikasi dan intensifikasi serta menginsentifkan pajak seperti pajak properti dan pajak perorangan harus gencar dilakukan.

Langkah ini bisa dilakukan untuk menekan deviasi dari target penerimaan pajak tersebut. Meski-pun demikian, menurut dia, hingga saat ini belum ada keputusan untuk merevisi target penerimaan pajak.

(San)

LPDB_56_Apr_2013.indd 19 5/24/2014 12:37:38 AM

Page 20: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201420

Irsya

d M

ucht

ar

Mi

tr

a

BMT Inti DIY

Eksis Mengelola Dana Pihak Ketiga

Dipercaya mengelola dana PKBL sejumlah BUMN

membuat kiprah BMT Inti kian eksis di pemberdayaan

UMKM. Lantaran ke-berhasilan tersebut LPDB

tak ragu menggelontor-kan dana bergulir kepada

BMT yang berpusat di Yogyakarta ini.

PENGALAMANNYA di bidang pemberdayaan usaha mikro, kecil dan kop-erasi dengan membentuk Business Development Service (BDS) merupakan modal kuat Agus Pratomo mendirikan BMT Inti pada 28 Februari 2005.

Kiprah pertamanya dimulai melalui kerja sama dengan perusahaan tam-bang Newmont. Selanjutnya, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina, Jamsostek, Telkom dan Bank Syariah Mandiri (BSM) yang mempercayai pengelolaan dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) ke BMT Inti.

Kerja sama dengan BSM dan Jamsostek dimulai sejak 2009 dengan total dana yang sudah disalurkan sebesar Rp 3,3 miliar dari BSM dan dari Jamsostek sebesar Rp 13,85 miliar. Sedangkan dari LPDB-KUMKM, Agus mendapat pinjaman dana bergulir sebesar Rp2,5 miliar yang telah disal-urkan kepada 132 mitra. Total binaan BMT primer nasional ini sebanyak 2,349 mitra.

LPDB_56_Apr_2013.indd 20 5/24/2014 12:37:39 AM

Page 21: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 21

Dok.

Mi

tr

aKetika berkunjung ke kantor BMT Inti di Jalan Adisucipto Yogyakarta, akhir Maret lalu, aneka pernik produk usaha kecil terlihat menghias dind-ing kantor Agus Pratomo. Kebanyakan adalah hasil kerajinan tangan trampil seperti miniatur sepeda, becak, pesawat terbang serta produk lainnya yang banyak menghias sejumlah gallery beorientasi ekspor. “Ini adalah produk mitra binaan kami yang kami bantu pemasarannya,” ujarnya.

Kepedulian untuk membantu UMKM, memang menjadi core compe-tence BMT Inti. UMKM tidak hanya dipinjami modal tetapi juga dibantu pemasaran dan manajemen keuangan praktis.

Bahkan untuk membantu para mitranya BMT Inti mengeluarkan produk dengan nama Pinjaman Kebajikan. Pinjaman ini diberikan kepada UMKM yang usahanya belum lancar tanpa dibebani bunga.

Untuk pinjaman kebajikan ini , Kata Agus dananya diambilkan dari dana maal, bukan dari dana bisnis. Melalui program ini diharapkan, para wirausaha pemula bisa berjalan tanpa beban jasa bank.

Namun bagi UKM yang usahanya sudah berjalan dengan baik, pinja-man tanpa jasa itu tidak berlaku. Bagi mereka tetap diberikan dari dana yang dikelola secara bisnis. Pinjaman mereka harus dengan pola bagi hasil, yaitu pola syariah. Pola syariah ada beberapa jenis. Bila sifatnya kredit untuk usaha, dan setiap hari ada keuntungan bisa dengan model bagi hasil. Dari untung kotor dikurangi dengan biaya operasional, itulah yang dibagi. Biasanya 30% untuk BMT, 70% bagi wirausaha.

Dalam pola syariah ini lebih mengutamakan kejujuran. Di setiap BMT, kata Agus, dikondisikan setiap kali orang ( nasabah) mengajukan pinja-man pasti diminta kejujurannya. Persyaratan ini dimaksudkan agar ketika bagi hasil tidak memberatkan peminjam. Pola ini juga untuk menepis kecenderungan masyarakat saat ini, yaitu jika butuh dana dengan bunga berapa pun diambil. Padahal perhitungan secara bisnis dengan beban bunga tinggi kemampuannya tidak bisa membayar. “ Dalam pola bagi hasil keju-juran menjadi sangat penting agar BMT tidak salah menentukan porsi bagi hasilnya,” urai Agus.

Agus juga menekankan untuk menghilangkan kesan, bahwa BMT itu ekseklusif hanya untuk kalangan muslim. “padahal tidak demikian. Selama usaha mikro –kecil mereka perlu dibantu agar menjadi UKM yang lebih ber-daya. Karena pemberdayaan ekonomi, tidak memandang agama atau etnis. Di BMT Inti, misalnya, karyawannya juga ada yang non muslim.

Kehadiran lembaga bisnis syariah, sambungnya tidak dalam rangka meng-islam-kan orang, tetapi ingin menunjukan bahwa ada sebuah sistem bisnis yang lebih mengutamakan modal kesetaraan “ Bukan, misalnya, kamu peminjam saya pemilik modal, sehingga bisa semaunya. BMT ingin mem-bangun bisnis dengan keterbukaan dan kesetaraan.

Buka CabangKe depan, Agus tengah mengembangkan BMT nya dapat membuka

cabang di berbagai tempat antara lain Solo, Klaten, Magelang, Bojolali, Ponorogo dan Semarang. Untuk ekspansi usaha tersebut, sedikitnya dibu-tuhkan dana Rp 250 juta per cabang. Keberanian Agus menmgembangkan cabang BMT Inti tidak lepas dari dukungan mitra terutama kalangan BUMN yang masih tetap memberikan kepercayaan kepadanya. Selain itu, pinjaman pembiayaan yang diperolehnya dari LPDB sebesar Rp 2,5 miliar juga berjalan

lancar dengan rating A. lantaran pengembalian yang tepat waktu itu, LPDB memberikan pinjaman tamba-han (repeater) dengan jumlah yang sama, sehingga total pembiayaan yang sudah disalurkan sebesar Rp 5 miliar.

Semua dana LPDB yang diterima BMT Inti, aku Agus lang-sung disalurkan habis kepada mitra usahanya yang terdiri dari para pengrajin, pedagang, home industry dan toko kelontong.

Agus menegaskan, BMT Inti hanya menyalurkan pinjaman

kepada para mitra usaha dan tidak menghimpun dana. Bahkan lantaran statusnya primer nasional, BMT ini juga memberikan pinjaman ke-pada BMT lain, semacam lembaga likuiditas. “ Bila ada bank kekuran-gan likuiditas, minta uang ke Bank Indonesia (BI). Jika ada koperasi atau BMT lain kekurangan modal , BMT Inti akan memberikan pengua-tan modal,” tandas Agus.

Agus PratomoKetua BMT Inti

LPDB_56_Apr_2013.indd 21 5/24/2014 12:37:39 AM

Page 22: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201422

Ek

sp

os

e

Talk Show

KONTINYU: Pengenalan LPDB-KUMKM ke tengah publik merupakan salah satu program utama yang terus dilakukan secara kontinyu oleh segenap direksi dan karyawan LPDB KUMKM. Baik melalui sosialisasi dana bergulir ke pelosok provinsi di Tanah Air maupun publikasi media cetak dan juga talkshow seperti dilakukan Dirut Kemas Danial saat berbicang interaktif dengan pendengar RRI pada 22 April 2014 lalu. Harapan-nya agar masyarakat semakin akrab dan menge-nal dengan pasti peran penting lembaga ini bagi pembiayaan usaha mikro kecil menengah dan koperasi

No. 56 • April • Tahun VI • 201422

LPDB_56_Apr_2013.indd 22 5/24/2014 12:37:42 AM

Page 23: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 23

Ek

sp

os

e

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 23

Dalam kunjungan kerjanya ke Kendari, Sulawesi Tenggara 25 April 2014, Dirut Kemas Danial mengadakan pertemuan dengan para direksi dan dewan pengawas BPR Bahtera Mas yang merupakan mitra kerja LPDB-KUMKM di provinsi terse-but. Acara juga ditandai dengan penandatanganan kerja sama secara simbolis antara kedua instansi. LPDB-KUMKM memang tengah mengonsentrasikan penyaluran dana ber-gulir ke kawasan Indonesia timur dan provinsi lainnya yang daya serap dana bergulirnya relatif rendah.

KERJA SAMA DI TIMUR

Dirut Kemas Danial berbicara mengenai arti penting LPDB-KUMKM bagi upaya pengentasan kemiskinan dan pengurangan angka pengangguran di Indonesia. Dialog dengan segenap civitas akdemika Institut Bisnis Informa-tika Kosgoro itu berlangsung pada 30 April 2014 lalu di Jakarta.

NARASUMBER

LPDB_56_Apr_2013.indd 23 5/24/2014 12:38:08 AM

Page 24: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201424

Ek

sp

os

e

Partisipasi Untuk Kartini

Kartini , perempuan simbol emansipasi dari Jepara Jawa Tengah itu hingga

kini masih menjadi bara dan semangat bagi kaum perempuan Indonesia

untuk berkarya sama tegak dengan kaum lelaki. Sudah lebih satu abad,

nama Kartini tetap tak lekang ditelan jaman. Setiap 21 April bangsa

Indonesia tak pernah absen merayakan hari kelahiran Kartini, baik di

tingkat pedesaan, di sekolah, masyarakat perkotaan hingga kantor-kantor

pemerintahan dan swasta napas dan semangat Kartini terus menggema

untuk Indonesia yang emansipatif.

Perayaan Kartini juga menjadi aktivitas rutin di Kantor Kement-

erian Koperasi dan UKM yang diselenggarakan oleh KORPRI di lembaga

pemerintah ini. Seperti biasa acara tahunan ini diisi berbagai lomba yang

diikuti segenap karyawan dan BLU di lingkungan Kemenkop dan UKM,

yaitu LPDB-KUMKM dan LLP-KUKM. Kegiatan lomba antara lain Baca

Puisi, Presentasi Kegiatan Program, Fashion Show Pakaian Batik Casual

dan Pakaian Nasional/Pesta.

Dalam aktivitas lomba yang berlangsung sejak 22 – 23 April itu, tim

LPDB-KUMKM berhasil merebut kejuaraan yang direbut oleh Kemas Mu-

hammad Azhar (Staf Humas) sebagai juara I Lomba Presentasi Program,

Yuninda Permatasari (Sekretaris Direktur Umum dan Hukum) dan Aji

Raspati (Staf Hukum I) sebagai Juara II Lomba Fashion Show Pakaian

Batik Casual dan Ika Dian Anggraini ( Staf Hukum II) sebagai Juara III

Lomba Baca Puisi.

Acara nan semarak itu dihadiri sejumlah pejabat antara lain tampak

anggota DPR Ingrid Kansil Syarief Hasan, Sekretaris Kemenkop dan

UKM Agus Muharram, Deputi Bidang Pembiayaan Choirul Djamhari,

Deputi Bidang Produksi I wayan Dipta, Deputi Bidang Kelembagaan Emil-

ia Suhaimi, Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha

Braman Setyo serta Ibu Kemas Danial sebagai tamu undangan. Sedang-

kan para juri lomba fashion show antara lain Inez sebagai Model DA And

Associated; Siti Haida sebagai desainer SDP Haida dan Jeny Tjahyawati

sebagai Desain Fashion. (Tod)

No. 56 • April • Tahun VI • 201424

LPDB_56_Apr_2013.indd 24 5/24/2014 12:38:10 AM

Page 25: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 25

Ek

sp

os

e

Para Pemenang Lomba Peringatan Hari Kartini KORPRI Kemenkop dan UKM

LOMBA CIPTA BACA PUISIJuara I : Deputi Bidang Pengembangan SDMJuara II : Deputi Bidang KelembagaanJuara III : LPDB-KUMKM

LOMBA FASHION SHOW PAKAIAN BATIK CASUALJuara I : Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan UsahaJuara II : LPDB-KUMKMJuara III : Deputi Bidang Produksi

LOMBA PRESENTASI KEGIATAN PROGRAMJuara I : LPDB-KUMKMJuara II : Deputi Bidang ProduksiJuara III : LLP-KUKM

LOMBA FASHION SHOW PAKAIAN NASIONALJuara I : LLP-KUKMJuara II : Deputi Bidang ProduksiJuara III : Deputi Bidang Pengkajian

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 25

LPDB_56_Apr_2013.indd 25 5/24/2014 12:38:12 AM

Page 26: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201426

Menanamkan Pemahaman Bisnis pada Kaum Muda

Menanamkan Pemahaman Bisnis pada Kaum MudaK

eb

ija

ka

n

DARI HASIL SURVEI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyebutkan 83,20 persen lulusan sarjana (S1), dan 61,87 persen lulusan SMA lebih me-milih ingin menjadi pegawai negeri atau karyawan ketimbang berwirausaha. Hasil survei ini menunjukkan banyak anak muda di Indonesia enggan jadi seorang wirausaha.

Melihat hasil survei tahun 2010 itu Kementerian Koperasi & UKM tergugah untuk mencari model pengembangan kewirausahaan yang dapat menarik kalangan anak muda. Dari bagian Sumber Daya Manusia (SDM) ke-

Guna menanamkan pemahaman bis-nis kepada kaum muda, Kemenkop

& UKM melakukan sosialisasi Program Penumbuhan dan

Pengembangan Sarjana Wirausaha

(PPSW) di beberapa perguruan tinggi. Targetnya harus

mampu mencetak sediktinya 2% wi-rausaha dari total

penduduk negeri ini.

LPDB_56_Apr_2013.indd 26 5/24/2014 12:38:13 AM

Page 27: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 27

aaa

Ke

bij

ak

anmenterian ini telah menyiapkan dan

merancang konsep kewirausahaan bagi kaum muda.

Dari upaya SDM Kemenkop & UKM itu akhirnya menemukan konsep kewirausahaan model kompetisi ajang Business Plan yang dinilai bakal mampu menggugah minat wirausaha kaum muda. Apalagi mereka dirangsang de-ngan

bantuan modal bagi usahanya yang memang layak pasar. Ide ajang Business Plan ini lahir lewat Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) pada 2011.

Melalui semangat kewirausaha-an ajang Business Plan ini kaum muda di beberapa perguruan tinggi

mulai menunjukkan trend yang baik. Ini bisa dilihat dari kegiatan GKN yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan peran partisipasi anak muda yang menjadi peserta.

Terbukti pada GKN 2013 lalu ada 17.843 peserta anak muda yang turut dalam seleksi Business Plan yang diadakan Kementerian Ko-perasi & UKM. Dari jumlah itu yang masuk sebanyak 21.538 proposal bisnis. Juga antusias mereka bisa dilihat di website GKN yang telah dikunjungi lebih dari tiga juta anak muda.

“Ini menunjukkan antusias anak muda yang berminat menjadi seorang wirausaha makin besar. Na-mun mereka sebagai calon wirausa-ha yang belum mendapatkan akses permodalan dari perbankan perlu diberikan bantuan modal usaha,” kata Deputi Bidang Pengemban-gan Sumber Daya Manusia (SDM), Kemenkop & UKM, Prakoso Budi Susetyo beberapa waktu lalu kepada pers di Semarang, Jawa Tengah.

Mimpi Pegawai Negeri Perhatian pemerintah pada calon

wirausaha muda ini sangat besar. Mengingat masih banyaknya kaum muda lulusan SMA dan sarjana yang menganggur. Mereka yang men-ganggur itu rata-rata lebih memilih ingin menjadi pegawai negeri atau karyawan ketimbang berwirausaha.

Padahal pemerintah tak mampu lagi membuka lapangan kerja yang lebih besar untuk pegawai negeri. Karena itu Kementerian Koperasi & UKM terus melakukan sosialisasi kewirausahaan melalui pelajaran kewirausahaan di sekolah menen-gah atas (SMA) dan perguruan tinggi.

Guna memotivasi semangat kaum muda itu, pemerintah akan memberikan bantuan modal

wirausaha senilai Rp 25 juta untuk setiap proposal usaha yang layak. “Ini hibah murni untuk membantu mewujudkan impian mereka men-jadi seorang wirausaha. Rencananya akan dikucurkan setelah Pemilu ini,” masih kata Perakoso.

Bantuan modal wirausaha ini diberikan kepada calon wirausaha muda yang dinilai lolos seleksi me-lalui pengajuan proposal program usaha yang layak. Untuk menangani proses seleksi calon wirausaha muda ini, Kemenkop & UKM telah bekerjasama dengan pemerintah daerah, akademisi dan praktisi bisnis. Termasuk dengan wartawan untuk membantu penyebaran infor-masinya ke khalayak.

Prakoso menyebutkan besarnya anggaran bantuan modal wirausaha pada 2013 lalu telah mencapai Rp 50 miliar untuk usaha kaum muda di 34 provinsi. Sedangkan pada 2014 ini anggarannya ditambah menjadi Rp 54 miliar. “Calon wirausaha muda yang dinilai lolos seleksi sebagai usaha yang layak kebanyakan untuk jenis usaha makanan olahan,” jelas dia.

Seperti usaha makanan siap saji, sablon, poster, spanduk dan pem-buatan baliho yang dinilai sangat kreatif. Justru yang mengagetkan dari data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyebut-kan industri ekonomi kreatif yang dicetuskan oleh kaum muda di Jawa Tengah mengalami peningkatan sampai seribu persen.

“Saya kira ini ada pengaruh momentum Pemilu 2014. Mereka sangat jeli melihat momentum ini sebagai peluang bisnis bagi kaum muda. Dampak dari industri kreatif untuk pembuatan poster, spanduk dan baliho yang mengalami lon-jakan itu telah membangkitkan se-mangat usaha anak muda lainnya,” tuturnya. (Eko)

inac

raft.

com

LPDB_56_Apr_2013.indd 27 5/24/2014 12:38:14 AM

Page 28: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201428

Ki

ne

rj

a

Mengejar Kredit MacetTUGAS LPDB menyalurkan dana bergulir ke kalangan usaha mikro kecil dan koperasi tahun ini agaknya tidak mudah. Selain nilainya yang meningkat yaitu sebesar Rp 2,65 triliun, LPDB juga harus secara intensif memberikan pengarahan dan pembinaan kepada para mitranya untuk tetap konsisten memenuhi kewajibannya membayar tunggakan pinjaman.

Seperti diungkapkan Direktur Keuangan LPDB-KUMKM Fitri Rinaldi, bahwa fakta yang ditemuinya di lapangan, para mitra umumnya lemah dalam mengelola manajemen dan keuangan. Bahkan tidak sedikit pula yang beranggapan dana LPDB identik dana bansos (bantuan sosial).

Selain kasus kredit macet yang dijumpai Fitri Rinaldi di NTT dan NTB, kasus yang sama terjadi di sejumlah daerah lainnya. Ambil contoh KUKM di Batam, Kepulauan Riau yang juga menunggak dana bergulir miliaran rupiah. Dana bergulir yang macet itu, kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Koperasi-Usaha Kecil Menengah Kota Batam Pebrialin, sudah terjadi sejak 2001 yang waktu itu bernama dana pinjaman lunak. Kebanyakan dana macet yang belum dikembalikan itu merupakan anggaran yang disalurkan

LPDB_56_Apr_2013.indd 28 5/24/2014 12:38:16 AM

Page 29: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 29

Ki

ne

rj

a

antara tahun 2001 hingga 2010, saat penyaluran dana belum melalui Badan Layanan Umum (BLU), ung-kap Pebrialin Maret lalu.

Meskipun sudah menunggak 10 tahun lebih, Pebrialin mengatakan pemerintah tetap berupaya agar dana itu cepat kembali. “Itu tetap menjadi catatan kami,” kata dia seraya menambahkan untuk men-gantisipasi kredit macet, maka tim BLU menggunakan beberapa cara, di antaranya melakukan seleksi ketat sebelum menyalurkan dana pinja-man.

Pada 2014, Pemkot Batam melalui BLU menyalurkan dana bergulir Rp10,7 miliar. Sebanyak Rp 5 miliar di antaranya berasal dari APBD, sedang Rp5,7 miliar lainnya merupakan dana yang dikembalikan

masyarakat yang kemudian diputar kembali. “Dana yang dikembalikan oleh masyarakat kami putar kembali, kembalikan lagi, demi masyarakat juga,” kata dia.

Selain Batam, daerah lain yang juga disibukkan oleh tunggakan dana bergulir KUKM adalah Solo, Jawa Tengah. Data di Dinas Kopera-si dan Usaha Mikro Kecil Menengah Solo menyebutkan dana bergulir yang dipinjam masyarakat itu macet sebesar Rp3 miliar.

Kepala Dinkop dan UMKM, Nur Hariyani, menjelaskan dana bergulir yang macet merupakan tagihan pin-jaman 2002-2010. Guna penagihan dana tersebut, Dinkop dan UMKM membentuk tim penagih tunggakan kredit bergulir bekerja sama dengan Satpol PP, kelurahan serta inspe-ktorat setempat.

Macetnya cicilan pinjaman bisa disebabkan lantaran peminjam me-ninggal atau pindah domisili. “Ada yang baru jalan beberapa bulan ternyata usaha gagal sehingga tidak bisa bayar cicilan. Ada yang bisa bertahan dengan ganti usaha, tetapi ada pula yang sama sekali tutup,” urainya. Hingga akhir tahun lalu total dana bergulir yang tersalurkan di daerah itu mencapai Rp10 miliar.

Dia berharap penagihan kredit bergulir bisa lebih baik dan segera

memberikan dokumentasi sebagai laporan ke BPK.

Terkendali Kendati kasus-kasus kredit macet

dana bergulir itu terjadi sebelum berdirinya LPDB-KUMKM, namun lembaga ini tetap ikut repot karena tunggakan dana bergulir trsebut juga dilimpahkan penagihannya ke LPDB bekerjasama dengan Dinas Koperasi setempat,

Menurut Dirut LPDB-KUMKM Kemas Danial Kolektibilitas Dana Bergulir Bermasalah (KDBB) akan tetap dikendalikan serendah mung-kin. Diupayakan tidak melebihi batas toleransi sebesar maksimal 15% sesuai dengan target yang ditetap-kan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) 2014. Hingga 31 Desember 2013, kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) LPDB berfluktuasi sebesar 0,01- 0,04%, atau jauh di bawah batas toleransi sebesar 15% sebagaimana yang ditetapkan dalam RBA 2013.

Rendahnya kredit macet dikare-nakan alokasi dana bergulir maksi-mal untuk koperasi. Ia mengungkap rencana alokasi penyaluran dana bergulir tahun ini akan tetap dipri-oritaskan kepada koperasi. “Alokasi untuk koperasi 70% dan sisanya 30% untuk non koperasi. (San)

Kolektibilitas Dana Bergulir Bermasalah akan tetap dikendalikan serendah mungkin. Diupayakan tidak melebihi batas toleransi sebesar maksimal 15% sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) 2014.

Kemas Danial

t

LPDB_56_Apr_2013.indd 29 5/24/2014 12:38:16 AM

Page 30: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201430

Humas Menkop

Li

nt

as Siapkan Rp 54 Miliar

untuk Wirausaha muda

MINIMNYA minat kaum muda berkiprah di dunia usaha membuat tingkat produktivitas Indonesia di pentas perekonomian dunia cender-ung lebih lambat dibanding negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Negara dengan tingkat perekonomian makmur disyaratkan minimal memiliki wirausaha sekitar dua persen dari populasi penduduk. Jumlah tersebut telah terlampaui oleh Malaysia yang kini memiliki 3% wirausaha dari total penduduk dan Singapura lebih keren lagi karena

mampu mencetak 7% wirausaha dari total penduduk. Sementara jum-lah wirausaha di Indonesia tercatat baru 1,65% atau sekitar empat juta orang.

Untuk mengejar ketertinggalan tersebut pemerintah menggelar berbagai kegiatan yang mampu menggerakkan minat usaha di kalangan generasi muda, seperti Wi-rausaha Muda Mandiri yang digagas secara kontinyu oleh Bank Mandiri, ataupun Pemilihan Wirausaha Muda Pemula dan Penggerak Wirausaha

LPDB_56_Apr_2013.indd 30 5/24/2014 12:38:22 AM

Page 31: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 31

Li

nt

asBerprestasi oleh Kementerian

Pemuda dan Olahraga. Sedangkan Kementerian Koperasi dan UKM sejak tiga tahun terakhir ini juga menggelar Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN).

Salah satu kesulitan menggerak-kan kewirausahaan di kalangan muda kata Deputi Sumber Daya Manusia Kemenkop, Prakoso Budi Susetyo, adalah pola pikir masyara-kat Indonesia yang memandang ren-dah pekerjaan sebagai wirausaha. Kebanyakan masyarakat Indonesia, kata dia, lebih suka menyekolahkan anaknya di sekolah atau perguruan tinggi bermutu namun hanya untuk menjadi pegawai negeri, pegawai kantor swasta. Padahal berwirasusa-ha jauh lebih bagus dan mengun-tungkan.

Selain itu, sebagian besar masyarakat ingin berwirasusaha di kota-kota besar, padahal di desa sangat bagus untuk berwirausaha. “Pulanglah ke desa, berwirausa-halah di desa,” ujar Prakoso kepada wartawan di sela acara Pema-syaratan Pemahaman Koperasi Melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional 2014 di Semarang, akhir Maret lalu. Acara yang berlang-sung di Kampus Politeknik Ilmu Pelayaran, Jalan Singosari II, Sema-rang itu dihadiri sekitar 1200 ma-hasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah.

Kendala ModalSelain disorientasi kerja yang

melulu hanya ingin jadi ambtenaar (pegawai negeri), faktor lain yang membuat rendahnya minat masyara-kat untuk berwirausaha adalah masalah modal. Untuk itulah, kata Prakoso, pemerintah melalui Kemen-kop menyiapkan dana bantuan sos-ial (bansos) untuk membantu orang berwirausaha di mana setiap orang yang berwirausaha akan mendapat

bantuan dana secara cuma-cuma maksimal sebesar Rp 25 juta. “Un-tuk mendapatkan dana itu melalui tes khusus. Jadi tidak langsung dapat,” kata dia seraya menambah-kan untuk tahun 2014 ini pemerin-tah menargetkan mampu merekrut sekitar 5000 orang wirausaha pemula dengan total bantuan dana sebesar Rp 54 miliar.

Dana hibah itu akan disebar ke seluruh provinsi di Indonesia, sedan-gkan untuk Jawa Tengah diperki-rakan sebesar Rp1 miliar atau lebih jika ternyata jumlah calon penerima potensial cukup banyak. Kemenkop dan UKM kata Prakoso, mendo-rong pemerintah daerah untuk bisa melanjutkan program GKN karena berjalan atau tidaknya program

tersebut tergantung dari sinergi pusat dan daerah.

Pada program GKN tersebut, dilakukan seleksi untuk mencetak pelaku usaha yang unggul, salah satunya dengan sesi wawancara ter-kait usaha yang dijalankan, sedan-

gkan pihak yang dilibatkan dalam penyeleksian tersebut, yaitu pemda, akademisi, dan praktisi. Mereka yang terpilih berhak memperoleh dana hibah sesuai kebutuhan untuk usahanya.

Prakoso mengatakan uang dari pemerintah tersebut akan dikirim ke rekening masing-masing orang dan tidak dipotong untuk biaya apapun. Besaran dana yang akan diberikan jumlahnya bervariasi dengan angka maksimal Rp25 juta. Namun, untuk menghindari adanya kecuran-gan, pihaknya akan tetap memper-hatikan rencana bisnis yang sudah disusun dan pengajuan dana harus sesuai dengan kebutuhan.

Mencetak pelaku wirausaha di tengah iklim kerja berorientasi

pegawai memang bukan sesuatu yang mudah, terapi tekad mencetak wirausaha akan terus digalakkan. Setidaknya, 2014 ini jumlah wi-rausaha Indonesia sudah mencapai 2 persen dari total jumlah pen-duduk. (San)

unctad.org

LPDB_56_Apr_2013.indd 31 5/24/2014 12:38:23 AM

Page 32: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201432

PENGALIHAN KUASA pengguna Anggaran (KPA) KUR dari Kemen-keu ke Kemenkop dan UKM, kata Menteri Koordinator bidang Pereko-nomian Hatta Rajasa merupakan rekomendasi dari BPK agar KPA jangan di Kementerian Keuangan. Pengalihan tersebut juga dimak-sudkan untuk mempermudah dan memonitor pencairan KUR kepada masyarakat. “Jadinya setelah pe-milu, dan bukan berlaku sekarang, karena saat ini sedang persiapan sehingga efektifnya di 2015,” ujar Hatta usai memimpin rapat Koordi-

Li

nt

as

Usai Pemilu 2014 ini, pengelolaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bakal dialihkan dari Kementerian Keuangan ke Kementerian Koperasi dan UKM.

Efisiensi sekaligus memudahkan kontrol lapangan.

nasi terkait KUR pertengahan Maret lalu di Jakarta.

Pemindahan KPA KUR itu tegas Hatta Rajasa, tidak ada unsur politis. Pertimbangannya adalah untuk membuka akses lebih luas kepada usaha kecil di daerah karena hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang masih belum maksimal.

Pada kesempatan itu, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brod-jonegoro menambahkan bahwa peralihan tersebut lebih tentang besaran iuran penjamin KUR yang

KUR Segera Pindah ke Kemenkop dan UKM

selama ini dipegang pihaknya.Dikatakan, secara teknis peruba-

han KPA ini hanya mencakup pem-berian subsidi terkait KUR atau iuran penjaminan KUR, bukan terkait Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) dari Kementerian/ Lembaga secara keseluruhan.

“Nanti KPA-nya bisa dilakukan kementerian teknis, seperti subsidi pupuk, KPAnya Kementerian Per-

tanian, dan kalau subsidi kereta api itu Kementerian Per-hubungan. Nilainya sesuai dengan DIPAnya,” ujar Bambang.

Terkait imple-mentasi penyerapan KUR, Bambang menambahkan pemerintah juga akan merevisi standar prosedur pemanfaatan KUR terkait penanga-nan masalah yang dihadapi oleh pe-minjam kredit yang mengalami ben-cana alam. “Kita sedang menyusun standar opera-si prosedurnya supaya

siapapun, bukan saja yang terkena bencana, nanti ada mekanismenya,” ujarnya.

Realisasi penyaluran KUR sejak 2007 hingga Desember 2013 telah mencapai Rp133,84 triliun kepada 9.855.016 nasabah. Sedangkan pemberian KUR pada 2013 men-capai Rp 36,4 triliun atau melebihi target Rp 36 triliun. Sedangkan rasio kredit bermasalah (NPL) untuk KUR saat ini mencapai kisaran tiga persen. Penyerapan KUR pada 2014 ditargetkan mencapai Rp 37 triliun. (Har)

LPDB_56_Apr_2013.indd 32 5/24/2014 12:38:24 AM

Page 33: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 33

Li

nt

as

PLUT

Membangun KUKM BerkualitasHadirnya sejumlah Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di berbagai provinsi diharapkan dapat meningkatkan kualitas usaha kecil, menengah dan koperasi sehingga

mampu memasuki ranah bisnis yang kompetitif. Siapkah pengelola di daerah?

MENINGKATKAN KUKM yang lebih berkualitas. Begitulah tekad dibalik pengembangan PLUT yang kini tengah digalakkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Program ini diharapkan menjadi rumah sehat dan sekaligus tem-pat layanan full services KUMKM meliputi konsultasi bisnis KUMKM, pendampingan atau mentoring bisnis, fasilitasi akses pembiayaan,

pemasaran dan promosi, pelati-han bisnis, networking, layanan pustaka entrepreneur.

Harapan itu dikemukakan oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kemenkop dan UKM, Braman Setyo, Kamis (3/4) saat meninjau gedung PLUT KUMKM di Kawasan Celebes Convention Center Tanjung Bunga, Sulawesi Selatan.

Dia mengatakan hal itu saat berdialog dengan tujuh orang konsultan PLUT Sulsesl dan per-wakilan inkubator bisnis dari Unhas. Hadir pada kesempatan itu Kadiskop UMKM Sulsel, AM. Yamin, Kabid UMKM, Aryanti Aruji dan Kepala UPTD Balatkop UKM, Abd. Azis Bennu.

Mengacu pada tugas utama PLUT sebagai rumah sehat KUMKM,

Irsya

d M

ucht

ar

LPDB_56_Apr_2013.indd 33 5/24/2014 12:38:28 AM

Page 34: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201434

http

://ko

pera

si.pi

larm

edia

.com

Li

nt

as Braman meminta agar PLUT Sulsel

segera beroperasi serta mampu mensinergikan seluruh potensi sumber daya produktif, baik dari pemerintah, kampus, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya di Sulsel dalam membantu UMKM bisa naik kelas.

“Secara khusus PLUT diharakan menyediakan layanan yang dapat mendorong koperasi dan UMKM di Sulawesi Selatan mengembangkan potensi unggulan daerah sehingga berkinerja lebih baik lagi,” ujarnya.

Kehadiran PLUT Sulsel diharap-kan dapat menjadi icon baru bagi

Sulawesi Selatan untuk mengem-bangkan kapasitas dan bisnis KUMKM agar menjadi pelaku usaha yang tangguh, lebih fokus dan cer-das memposisikan bisnisnya men-jadi lebih berdaya saing ditengah persaingan bisnis yang sangat ketat (hyper competitive).

Permintaan MelonjakSepanjang tahun 2013 Kemen-

kop dan UKM telah membangun sebanyak 21 PLUT yang tersebar di

16 provinsi. Sedangkan untuk 2014 ini tercatat sebanyak 423 permoho-nan pembangunan PLUT dari bupati/wali kota se-Indonesia. Menurut Braman, jika seluruh permohonan tersebut dipenuhi oleh Kemenkop-UKM, penyelesaian pembangunan PLUT akan berlangsung cukup lama karena pada tahun 2013 hanya bisa menyelesaikan 21 titik dan tahun 2014 sebanyak 22 titik.

“Oleh karena itu, saya berharap teman-teman dari kabupaten/kota lainnya terus berjuang melalui APBD masing-masing. Ini menunjukkan bahwa keberadaan gedung PLUT

sangat dibutuhkan masyarakat khu-susnya bagi gerakan koperasi dan UKM,” ujar Braman saat meresmi-kan PLUT KUMKM Provinsi Jateng dan PLUT KUMKM kabupaten Kebu-men, beberapa waktu lalu.

PLUT KUMKM Provinsi Jawa Ten-gah ini berlokasi di Jalan Senopati, Desa Dukuh Waluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas.

Dia berharap dinas yang menan-gani KUMKM dari kabupaten/kota di Jawa Tengah nantinya dapat men-

contoh PLUT tersebut melalui APBD masing-masing sehingga permoho-nan pembangunan PLUT di berbagai daerah dapat ditanggulangi oleh daerah tanpa harus menunggu keputusan dari tingkat pusat.

Menyinggung soal perkemban-gan KUMKM< Braman mengatakan koperasi di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dan setiap tahun bertambah 5% hingga 6%. Sedangkan UMKM mencapai 56,5 juta unit.

“Ini akan memberikan kontri-busi PDB (Produk Domestik Bruno) nasional sebesar 94% dan sangat menyenangkan, seluruh pelaku-pelaku koperasi dan UKM ini mampu menyerap kurang lebih 110 juta tenaga kerja,” katanya.

Agar koperasi dan UMKM terus mengalami peningkatan yang lebih kualitatif, maka kehadiran PLUT menjadi sangat penting artinya, kata Braman. Lembaga ini nantinya akan mendorong koperasi dan UKM khususnya meningkatkan kapasitas dan daya saing dalam rangka meng-hadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko mengatakan bahwa PLUT dibangun atas dasar kebutuhan masyarakat koperasi dan UMKM.

“Khususnya dalam kaitannya dengan bagaimana membangun kewirausahaan, membangun seman-gat berwirausaha, dan bagaimana melakukan proses produksi yang efektif sehingga memiliki daya sa-ing di pasar,” katanya. Menurut dia, pembangunan gedung PLUT Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah mendapat dukungan dari Kemenkop-UKM dengan anggaran sebesar Rp 4 miliar, sementara untuk Kabupaten Kebumen sebesar Rp 3 miliar. (Kem/Ant)

LPDB_56_Apr_2013.indd 34 5/24/2014 12:38:29 AM

Page 35: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 35

Ti

ps10 Tips Memulai

Usaha Kecil dan Meraih Sukses

Kalau Anda melihat Bill Gates atau Mark Zuckenberg, pasti Anda tergiur dengan kekayaan mereka yang luar biasa. Tapi sadarkah Anda, bahwa mereka juga memulai semuanya dari usaha kecil mereka. Dan tak satupun dari mereka yang menduga bakal mencetak keberhasilan seperti sekarang.

Perusahaan pemula yang berubah menjadi perusahaan sukses bernilai miliaran bahkan triliunan, dalam dunia bisnis tak bedanya dengan pemenang lotere. Meletakkan semua uang Anda dan berharap mendapatkan jackpot, Anda justru bakalan terpuruk.

Berikut 10 aturan untuk memulai usaha kecil. Daftar ini lebih untuk membuat Anda menyadari kenyataan yang ada, ketimbang gila-gilaan mengejar impian terdahsyat Anda dalam berbisnis.

Lebih realistis. Saat membuat model bisnis, coba lihat ke sekeliling dan cari contoh sukses dari model bisnis yang Anda kehendaki, lalu pelajari. Bila Anda tak dapat menemukan, entah Anda yang luar biasa jenius, atau model bisnis Anda tidak bakal berhasil di dunia nyata.

Jangan menginvestasikan uang sendiri. Karena kebanyakan bisnis adalah perjalanan yang berisiko, carilah partner. Jadi, jika semuanya tidak berjalan semua rencana, Anda tidak bakal bangkrut karena dana start-up tadi, dan tidak dikejar utang.

Perbudak diri sendiri. Jika Anda tidak bersedia bekerja keras, lembur, melupakan keuntungan pribadi dan kesehatan, maka wirausaha bukan untuk Anda. Pada awalnya, Anda pasti tidak akan mampu mem-bayar karyawan, sekalipun karyawan yang murah. Jadi, karyawan Anda, adalah Anda sendiri.

Hargai waktu. Beri nilai uang pada waktu Anda, mis-alnya Rp20 ribu perjam. Ini akan membantu saat Anda harus mengambil keputusan: Bila sebuah toko mengenakan biaya Rp10 ribu untuk pengiriman setiap minggu, dan Anda membutuhkan waktu 2 jam untuk pergi ke toko tersebut sendiri, maka bayar terus ongkos kirim dari perusahaan tersebut, karena lebih murah. Ini mungkin bertentangan dengan aturan ke 3, tapi bahkan budak sekalipun juga memiliki nilai ekonomi.

Rekrut karyawan dengan baik. Tanpa memedulikan ukuran usaha Anda, pada akhirnya Anda akan mer-ekrut karyawan dari luar. Untuk itu, lakukan proses

rekrutmen dengan hati-hati, tanpa tergesa-gesa, dan perlakukan hal tersebut sepenting saat Anda memulai usaha. Sangat disayangkan sikap pemilik usaha yang punya visi untuk usahanya, tapi merekrut karyawan yang justru menghalanginya meraih visi tersebut.

Jual kelebihannya, bukan harganya. Saat Anda memulai usaha, sudah sewajarnya Anda frustasi memasarkan-nya.Tapi, jika Anda bersaing pada harga, Anda pada akhirnya kan menjual dengan harga pas-pasan atau bahkan di bawah modal. Kuasai keahlian berkomu-nikasi dengan pelanggan, untuk menjelaskan bahwa harga produk Anda lebih tinggi karena memiliki nilai yang lebih baik.

Ketahui angka dasar. Mengetahui berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk menjalani usaha – mulai dari sewa toko, listrik, asuransi karyawan, sampai harga tinta printer, kertas, dan pajak. Lalu bagi semua itu dengan berapa hari dalam setahun Anda akan buka, dan… itulah angka dasar – jumlah minimum pendapatan yang Anda butuhkan setiap hari. Jika Anda tidak pernah berpikir tentang angka dasar, coba pikir ulang.

Gunakan teknologi terbaru. Teknologi anyar seperti aplikasi dan penyimpaanan data dengan cloud tech-nology sangat murah dan membuat perusahaan kecil dapat bersaing dengan perusahaan besar. Manfaatkan teknologi rendah biaya yang ada di pasaran.

Perlakukan vendor dengan baik. Perlakukan vendor dan suplier Anda sebaik mungkin, seperti halnya Anda memperlakukan para pelanggan. Mereka bisa saja memberikan diskon berdasarkan besarnya volume pemesanan Anda, atau bahkan demi menjaga hubun-gan baik, serta berharap ada peningkatan volume di masa mendatang. Hubungan yang baik membuat mereka juga dapat memahami keterlambatan pem-bayaran, bahkan memberikan pengiriman gratis.

Jadilah yang terbaik. Anda tidak boleh setengah-setengah.Setiap hal yang Anda lakukan untuk klien harus lah yangterbaik. Apapun yang Anda buat dan jual, haruslah yang terbaik. Lakukan itu terus menerus, dan kekuatan word of mouth akan menyebar. (Sumber: The Washington Post/Slate Magazine-Bhas)

LPDB_56_Apr_2013.indd 35 5/24/2014 12:38:30 AM

Page 36: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201436

Wa

wa

san

INACRAFT, Promosikan Produk UKM ke Manca NegaraINTERNATIONAL Handicraft Trade Fair (INACRAFT) ke-16 baru saja usai digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Ada 1.600 pelaku usaha kecfil dan menengah (UKM) yang memamerkan produk kerajinan mulai dari kerajinan batik, tenun, bordir, patung perak, perhiasan emas sampai produk furnitur ukiran yang unik dan khas Indonesia.

Dari tangan terampil para perajin itu banyak lahir karya yang mempe-sona. Misalnya perajin batik melaku-kan demo langsung ke hadapan pengunjung. Tak sedikit pengunjung asing dari negara Eropa, Jepang Ko-rea yang tertarik melihat cara mem-batik para perajin itu. Mereka lebih tertarik pada batik yang dikerjakan perajin asal Yogyakarta, Cirebon dan

Madura yang corak batiknya sangat khas dengan kesan etnisnya. Belum lagi produk kerajinan per-ak dan perhiasan emas dari Yogya-karta dan Nusa Tenggara Barat yang juga banyak dilirik para pengunjung asing itu. Contoh di stand Yogyakar-ta, seorang perajin pembuat patung dari bahan perak yang menunjukkan kebolehannya dengan melakukan demo langsung di hadapan pengun-jung, juga banyak menarik perha-tian. Bahkan mereka yang tertarik membeli produknya. “Saya belum bisa menghitung berapa banyakhasil transaksi pen-jualan produk kerajinan saya. Kare-na kebanyakan produk yang saya tampilkan di sini hamper semuanya berupa master. Artinya barang yang saya pamerkan ini belum ada tiruannya. Sehingga mereka boleh membeli dengan membayar DP saja, nanti produknya bisa menyusul,” kata Imam. Bagi Imam target ikut pameran INACRAFT ini bukan sekadar men-jual produk, tapi berharap produk kerajinan perak hasil karyanya bisa dikenal para turis asing itu. Dari keikutsertaanya yang pertama kali ini dirinya akan mengetahui buy-ers mana saja yang berminat pada produknya. “Ini pameran pertama kali saya. Dulu saya gak pernah ikut pameran. Tapi barang saya dibawa oleh seorang pengusaha untuk dipa-merkan di INACRAFT ini,” ujarnya. Seperti dikemukakan Dirjen PEN Nus Nuzulia Ishak, produk UKM yang ditampilkan dalam INACRAFT ini sudah dinilai memenuhi stan-dar kualitas ekspor. “Mereka yang ikut dalam INACRAFT ini sudah teruji kualitas produknya. Sehingga mereka tidak khawatir lagi meski harus demo di depan pengunjung langsung,” ujarnya. Pelaku UKM ini mendapat bimbingan dari Kementerian Perda-

INACRAFT, Promosikan Produk UKM ke Manca Negara

LPDB_56_Apr_2013.indd 36 5/24/2014 12:38:31 AM

Page 37: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 37

busin

esslo

unge

.co.

id

Wa

wa

sa

ngangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN). “Bagi perajin yang belum mendapat binaan dari Ditjen PEN, mereka bisa mengajukan surat permohonan. Mereka nantinya diberi wawasan mengenai standar kualitas ekspor,” kata Nus Nuzulia. “Mereka sudah bisa membuat produk kerajinan. Tapi mereka belum paham jenis bahan apa saja yang boleh diekspor, dan bagaimana prosedur ekspornya, mereka belum paham. Sebab seperti ekspor ke Amerika Serikat, barang kerajinan yang boleh masuk ke negeri paman Sam itu harus sesuai dengan ke-tentuan dan perundang-undangan yang berlaku di sana. Misalnya bahan yang digunakan untuk kera-jinan ini membahayakan tidak?,” tambahnya. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa bangga melihat produk kerajinan UKM yang ditampilkan dalam INACRAFT ini. Sebab presiden menilai produk kera-jinan dari berbagai daerah di tanah air ini memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga sesuai target INACRAFT yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk kerajinan Indo-nesia menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015. “INACRAFT menjadi kesempatan berharga bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) untuk bersaing dalam menghadapi MEA 2015. Selain itu, hal ini juga sebagai sarana promosi dan pemasaran yang efektif untuk memperkenal-kan produk kerajinan UKM,” ucap presiden. Presiden SBY mengatakan bahwa industri kerajinan merupakan salah satu industri kreatif yang berkontribusi besar terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. “Ini terbukti dari perkembangan sektor

kerajinan Indonesia yang selama lima tahun terakhir penyelenggara-an Inacraft, kontrak dagang men-galami pertumbuhan positif sebesar 2,8 persen,” tuturnya. Sejalan dengan upaya peningka-tan ekspor produk kerajinan selama lima tahun terakhir ini yang tumbuh sebesar 4,6 persen. Pada 2013, total ekspor produk kerajinan Indonesia mencapai angka sebesar US$669,1 juta dengan negara tujuan ekspor utama Amerika Serikat, Jepang, Ing-gris, Jerman, dan Hong Kong.

“Ekspor produk kerajinan pada 2014 ditargetkan dapat meningkat sebesar 7-8 persen atau mencapai nilai sekitar US$720 juta hingga US$730 juta. Harapan Kemendag melalui Inacraft adalah kinerja ekspor produk kerajinan akan terus menunjukkan peningkatan dengan produk yang semakin kreatif, inova-tif, dan beragam sehingga semakin mengangkat keunikan produk keajinan Indonesia di pasar dunia,” papar presiden. Pameran kerajinan yang su-dah masuk tahun ke 16 ini masih dianggap ajang jual beli kerajinan tradisional Indonesia. Padahal sudah sejak lama, Inacraft melebar-

kan produknya ke berbagai jenis kerajinan dari yang tradisional dan modern. “Kalau melihat hasil karya kera-jinan mereka dari tahun ke tahun terus mengalami pengembangan dari produk tradisional ke produk modern. Ini yang menjadi alasan bahwa produk kerajinan UKM kini telah berkembang menjadi industri kreatif,” tegas kepala negara itu. Memang diakui banyak pengun-jung dari beberapa negara, bahwa produk kerajinan Indonesia banyak

diminati di luar negeri, karena dari tahun ke tahun selalu menampilkan ide-ide kreatif. “Ajang pameran INACRAFT yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) ini telah mendo-rong banyak pengunjung dari luar negeri untuk kembali datang ke Ina-craft 2015 tahun depan,” ucapnya. Perhelatan INACRAFT kini seperti sudah menjadi magnit para puris asing yang senang dengan produk kerajinan Indonesia. Tak heran jika tak sedikit turis dari manca neg-ara itu banyak berbelanja barang kerajinan yang tradisional maupun kerajinan modern.

LPDB_56_Apr_2013.indd 37 5/24/2014 12:38:32 AM

Page 38: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201438

Inte

rnas

iona

lIll

ustra

si

Norinchukin Bank

Bank Koperasai Penggerak Pertanian Jepang

Membuka cabang di sejumlah negara seperti Amerika Seri-kat, Inggris, China dan Singapura, Norinchukin bank koperasi terbesar di Jepang menunjukkan kelasnya sebagai salah satu raksasa lembaga keuangan berpengaruh dengan aset 82.975,5 miliar Yen ( US$ 848,8 miliar) per tahun buku 2013. Seperti apa kinerjanya.

PERTANIAN DI JEPANG sejatinya bermula jauh sebelum Era Meiji pada 1866 hingga 1912 namun Bank Koperasi Pertanian Norinchukin baru terbentuk pada 20 Desember 1923 yakni tahun ketika pemerintah menerbitkan regu-lasi pendukung; Undang-Undang Koperasi Pertanian.

Norinchukin merupakan institusi finansial yang didirikan oleh Japan Ag-ricultural Cooperatives (JA), Japan Fishery Cooperatives (JF), Japan Forestry Cooperatives (JForest), dan koperasi pertanian lainnya.

Sebagai lembaga keuangan swasta berbasis koperasi, Norinchukin beroperasi di bawah hukum bank Norinchukin dan tercatat mampu me-mainkan peranan penting dalam perekonomian masyarakat Jepang terma-

suk dalam kontribusinya terhadap perkembangan ekonomi bangsa itu secara umum. Bank koperasi itu sekaligus mampu mendongkrak kinerja sektor pertanian, perikanan, dan industri kehutanan melalui lay-anan perkuatan modal kepada para anggotanya.

Di Jepang sendiri koperasi hingga saat ini dianggap sebagai organisasi yang beroperasi di bawah slogan one for all and all for one yang berbasis komunitas dan memainkan peran dalam meny-etabilkan kehidupan masyarakat dengan mendorong konsep saling membantu antar-anggotanya dan meningkatkan skala kehidupan komunitas.

Dalam hal bisnis bank koperasi, termasuk menerima simpanan dan memberikan kredit, Norrinchukin yang memiliki anggota koperasi pertanian, perikanan, dan kehu-tanan juga melakukan beragam aktivitas bisnis yang lain. Termasuk di antaranya memberikan pendamp-ingan usaha dan pendidikan intensif kepada para petani, nelayan, dan pekebun. Selain itu, memberikan du-kungan ekonomi melalui penjualan produk pertanian, perikanan, dan kehutanan, sekaligus memberikan layanan asuransi.

Norinchukin diperkuat dengan dana yang stabil oleh anggotanya dari JA, JF, dan JForest, serta de-posito JA Bank dan JF Kelautan Bank dari anggota mereka dan pelanggan. Sistem kerjanya cukup sederhana yakni dengan modal itu, Norinchukin meminjamkan dana kepada anggota termasuk mereka

LPDB_56_Apr_2013.indd 38 5/24/2014 12:38:33 AM

Page 39: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 39

Li

nt

as

Inte

rnas

iona

lpara petani, nelayan, pekebun, dan perusahaan yang terkait pertanian, perikanan dan industri kehutanan. Bank juga melakukan berbagai akti-vitas bisnis lain termasuk pemberian kredit dan investasi baik di Jepang maupun di luar negeri. Kemudian hasil efisiensi dalam mengelola dana dan keuntungan dikembalikan kepada para anggotanya.

Investasi AsetNorinchukin sempat menderita

kekurangan dana investasi selama Perang Dunia II, karena pembatasan regulasi oleh pemerintah Jepang. Namun setelah perang usai, Norin-chukin memainkan peran penting dalam membangun kembali negara itu. Setelah pemerintah mendorong divestasi dalam industri tekstil, Norinchukin membentuk lobi politik untuk mendukung sektor pertanian. Pada tahun 1979, Norinchukin mendirikan sebuah departemen internasional dan sukses membu-kukan laba bersih sebesar ¥ 29,5 miliar.

Dalam perkembangannya untuk beberapa tahun terakhir ini, bank koperasi itu menjadi salah satu lem-baga keuangan terbesar di Jepang sekaligus salah satu investor yang paling diperhitungkan di negara itu. Saldo bank untuk surat berharga dan uang yang disimpan dalam bentuk saham mencapai ¥ 57 triliun yang menjadi kontributor utama dari total asset bank koperasi itu.

Norinchukin berinvestasi dalam surat berharga di bawah konsep dasar investasi yang menekankan pada diversifikasi secara global. Tujuannya untuk mencapai return yang tinggi dalam jangka menen-gah hingga jangka panjang melalui investasi pada aset dengan beragam karakteristik risk-return. Selain itu untuk meminimalkan risiko yang

dihadapi setiap tahun fiskal dalam situasi krisis seperti kenaikan suku bunga dan penurunan harga saham. Bank juga melakukan analisis mul-tifaset berdasarkan lokasi geografis meliputi Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara lain serta daerah dan kelas aset (obligasi, saham, aset kredit, dan investasi alternatif). Manajemen di bawah konsep koperasi kemudian akan secara fleksibel mengalokasikan asetnya tergantung pada perubahan kondisi yang terjadi di pasar.

Melayani Anggota

Norinchukin melayani nasabah bank yang merupakan anggotanya termasuk mereka yang terlibat

langsung dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan industri, seperti industri makanan di mana pertanian, kehutanan dan peri-kanan diproses, industri pulp dan kertas, industri kimia dan mesin yang menghasilkan bahan produksi untuk industri primer, industri perdagangan, hingga supermarket dan restoran yang mendistribusi-kan produk-produk industri primer.

Di sisi lain bank koperasi itu juga berhubungan dengan pelanggan di bidang lain termasuk industri leas-ing, kredit, IT, telekomunikasi, real estate, dan jasa.

Norinchukin juga melayani pelanggan dengan beragam jasa keuangan yang menggambarkan betapa solid kemampuan penda-naan internalnya hingga pengala-man investasi dan kreditnya secara global. Kebijakan dasar Norinchukin adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan sosial eko-nomi Jepang serta pengembangan industri pertanian, kehutanan, dan perikanan Jepang. Melalui kontribusi ini, Norinchukin berharap untuk terus tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan pelanggan.

Bahkan jika pelanggan mulai memasuki pasar luar negeri dan membutuhkan dana perkuatan, Norinchukin akan secara aktif merespon dengan memberikan du-kungan dana dan bantuan layanan kantor cabang mereka di luar negeri yang berlokasi di New York, London, dan Singapura.

Selain itu, Norinchukin secara proaktif menawarkan layanan busi-ness matching untuk pelanggan dan pekerja industri primer, untuk bertindak sebagai jembatan bagi kebutuhan mereka.

Selama ini simpanan dari ang-gota koperasi mayoritas terdiri dari deposito Bank. Sedangkan deposito lainnya berupa simpanan wajib anggota yang bekerja dalam industri pertanian, kehutanan, dan perikan-an dan organisasi nirlaba, seperti badan-badan publik lokal. Mereka dijamin dengan rasa aman yang tinggi melalui regulasi pendukung dan berlindung di bawah sistem publik yang menjamin simpanan yakni Agricultural and Fishery Co-operative Savings Insurance System.

LPDB_56_Apr_2013.indd 39 5/24/2014 12:38:33 AM

Page 40: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201440

viva

new

s.co.

id

nihdia.com

Per

isti

wa

Bringing the W

orld

to I

ndon

esia

Java Jazz Festival

Indikatornya sederhana saja, jika banyak orang dari penjuru dunia mau

datang ke Indonesia maka negeri ini aman.

Jawabnya adalah menggelar festival

musik. Lalu lahirlah Java Jazz Festival yang kini mendunia. By the

way ini pagelaran jazz terbesar di dunia lho.

BRINGING THE WORLD TO INDONE-SIA, membawa dunia ke Indonesia, itulah tema sentral yang diusung Jakarta International Java Jazz Festi-val 2014. Pentas musik yang ber-langsung pada 28 Februari hingga 2 Maret 2014 lalu, sudah memasuki tahun penyelenggaraan ke sepuluh dan selalu mendapat respon yang tinggi penonton dari dalam maupun luar negeri. Padahal, ketika gagasan ini dimulai pada 2005 sungguh tidak mudah membayangkan festival ini bakal berkelanjutan lantaran kondisi sosio- ekonomi maupun politik Indonesia yang kurang menarik di publik dunia.

Waktu itu tahun 2004, Peter Gontha pengusaha beken berkepala plontos itu tengah galau melihat citra negerinya yang kurang sedap di mata publik dunia. Indonesia, ya gak jauh-jauh dari teroris, krisis ekonomi, banjir, bencana alam, pokoknya marak dengan insiden-insiden yang gak sedap lah gitu.

Entah dari mana solusinya, untuk menjawab citra yang tak sedap itu, Peter malah menggelar pesta musik bertaraf internasional, Java Jazz Festival (JJF) pada 2005 . Harapan-nya, melalui kesenian, citra Indo-nesia yang dikenal kurang bagus, bisa terangkat. Pokoknya dia mau bahwa segudang aktivitas budaya, pariwisata, kuliner dan kesenian Indonesia yang selama ini sembunyi dapat dikenali oleh turis-turis man-canegara.

Mulanya terbersit juga sedikit keraguan, mungkinkah sebuah pesta jazz bertaraf internasional bisa laris manis. Maklumlah waktu itu

LPDB_56_Apr_2013.indd 40 5/24/2014 12:38:34 AM

Page 41: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 41

Pe

rist

iwa

berbagai perhelatan akbar di Asia Tenggara identik dengan Singapura. Tetapi Peter ngotot menggelar JJF di Jakarta. Ia memang ingin mem-bawa warga asing ke Indonesia, biar mereka maklum bahwa Indonesia juga indah dalam berkesenian. Ia yakin bahwa seni merupakan sebuah jalan damai untuk menghubungkan Indonesia ke dunia internasional.

Ibarat iseng-iseng berhadiah, siapa nyana gagasan Peter yang brilian dan sangat nasionalis itu mendapat respon sangat positif dari komunitas musik mancanegara. Dari dalam negeri ia juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah DKI Jakarta hingga dukungan sponsorship yang mem-bludak. Setahun berikutnya, ketika JJF kembali digelar, hasilnya tetap positif dengan penonton maupun pemusik mancanegara yang terus meningkat. Kini, JJF masuk dalam jajaran elit festival jazz akbar di seluruh dunia; bahkan kini terbesar di dunia.

Jika awalnya Peter sulit mem-bujuk musisi jazz dunia untuk mau datang ke Indonesia, kini setelah 10 tahun berlalu ketika JJF makin bergengsi, malah banyak musisi jazz terkenal dunia yang minta diun-dang manggung di Jakarta. Mimpi Peter menjadi kenyataan, The Dream comes true. Di balik sukses JJF, fak-tor Peter Gontha yang sejak muda memang hobby jazz sangat mendu-kung. Hampir tiap tahun ia terbang ke Belanda hanya untuk menonton North Sea Jazz Festival. Nah, ide JJF juga muncul dari sana. Menggelar festival jazz di dalam negeri sendiri, agar lebih banyak orang Indonesia bisa menikmatinya, sekaligus menja-dikan Indonesia destinasi dunia.”

Ribuan Musisi DuniaDalam rentang 10 tahun peny-

elenggaraan JJF, hampir seluruh mu-sisi jazz dunia pernah manggung di sini, mulai dari James Brown, Daniel Sahuleka, Stevie Wonder, Santana, George Benson, Bill Evans hingga Natalie Cole. Itu nama-nama baru sebatas hitungan jari saja, jika men-gacu pada data penyelenggara malah banyak banget. Tahun 2010 saja ketika penyeleng-garaan festival ini pindah ke Kemay-oran lantaran terus membludak penon-ton, tercatat sekitar 1.500 musisi luar maupun dalam negeri yang sudah manggung di JJF dengan penonton mencapai 105 ribu orang.

Sedangkan mu-sisi dan grup musik jazz Indonesia yang pernah tampil seperti Bubi Chen,

Elfa Secioria, Benny Likumahuwa, Idang Rasjidi, Krakatau, Chaseiro, Ermy Kulit, Tohpati, Trie Utami, Erwin Gutawa Big Band, Jaya Suprana, Dewa Budjana, Twilite Orchestra, Iga Mawarni, Emerald, The Groove, KLa Project, Syaharanie, Monita Tahalea, dan Maliq & D’Essentials.

Setelah sepuluh tahun berlalu dan mimpi membawa dunia ke Indonesia (Bringing the World to Indonesia) boleh dibilang tercapai, JJF kini telah menjadi bagian utama dari event festival musik dunia. Ke-hadiran sejumlah duta besar dalam setiap pagelaran ini juga makin menambah bobot JJF sekaligus promosi dan diplomasi Indonesia melalui kesenian. Peter berharap JJF juga menjadi etalase kreativitas musik Indonesia dan internasional. Bravo.

nihd

ia.c

om

LPDB_56_Apr_2013.indd 41 5/24/2014 12:38:35 AM

Page 42: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201442

Ho

bi

Kontes Ikan Cupang

Adu Kekuatan dan KeindahanIKAN CUPANG memiliki daya tarik sendiri dibanding-kan ikan hias lainnya. Mahluk air bertubuh mungil ini selain memiliki corak warna kulit silver belgi, hitam belgi dan biru belgi yang menjadi kekhasannya, juga gerakannya lincah, gesit, serta punya naluri kuat un-tuk bertarung.Corak warna dan naluri bertarung inilah yang mengundang daya tarik sendiri bagi penggemar ikan hias di tanar air. Ikan cupang sangat berbeda dengan jenis ikan hias lainnya. Jika ikan hias lain ditaruh dalam akuarium berukuran besar, justru ikan hias bertubuh kecil ini dimasukkan ke dalam botol atau toples tempat bekas sele coklat. Selain pemeliharaan ikan hias bertubuh mungil ini agak unik ketimbang ikan hias lainnya. Juga para penghobi ikan cupang biasanya lebih sering mengadu ikannya untuk bertarung. Untuk adu tarung ikan cupang ini tak hanya dilakukan oleh penghobi dari kalangan orang dewasa, tapi juga banyak penghobi dari anak-anak.

LPDB_56_Apr_2013.indd 42 5/24/2014 12:38:36 AM

Page 43: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 43

Ho

bi

ikan

cupa

ng.in

fo

Namun dari kalangan anak muda lebih senang memelihara ikan cupang yang untuk aduan. Bedanya jenis ikan cupang aduan ini dari fisik atau bentuk tu-buhnya cenderung lebih besar, kekar dan punya gerakan lincah. Lalu dari bentuk kulitnya kelihatan bersisik kasar dan keras. Kemudian dari bentuk fisik, biasanya ikan cupang aduan memiliki dasi lebih pendek, bibir bawahnya lebih lebar, dan jika diraba atau disentuh dengan jari tangan akan terasa ada giginya. Dan karakter ikan hias cupang ini lebih galak. Jika didekati dengan cara menaruh jari tangan di atas mulutnya, biasanya ikan cupang akan meloncat dan berusaha untuk menggigitnya. Dari ciri-ciri jenis ikan hias cupang seperti diurai di atas itu yang menjadi daya tarik bagi para penghobinya. Karena banyaknya penghobi ikan cupang ini, muncul ide kontes adu tarung dan kontes keindahan. Seperti belum lama ini di kota Kediri, Jawa Timur, diadakan kontes ikan cupang tingkat nasional. Jumlah pesertanya mencapai 414 penghobi dari berbagai kota di Indonesia. Peserta paling banyak datang dari Band-ung, Semarang, Surabaya, Tuban, Cilacap, Medan dan Jakarta. Penyelenggara Kontes Ikan Cupang Tingkat Nasional 2014 ini menyaring para penghobi ikan cupang yang ada di daerah-daerah untuk dibina dan diberi wawasan dalam meningkatkan kualitas pemeliharaan ikan. “Jadi, kontes ini bukan hanya bertujuan untuk sekadar mengadu kekuatan ikan cupang, tetapi juga harus bisa dijadikan daya tarik objek wisata di sektor perikanan,” kata Santoso, Ketua Panitia penyelenggara Kontes Ikan Cupang Tingkat Nasional 2014 ini. Selama penyelenggaraan kontes ini para penghobi ikan cupang bisa saling tukar informasi dan transaksi jual beli. Sehingga dari segi bisnis, nilai jual ikan hias cupang akan naik. Karena makin banyaknya transaksi selama berlangsungnya kontes, para penghobi ikan cupang ini telah mampu mendongkrak penjualan. “Biasanya yang hadir menyaksikan kontes ikan cupang ini tidak hanya para penghobi saja. Tapi pengun-jung mall atau plaza yang menjadi tempat diadakannya kontes yang tadinya cuma ingin nonton, lama-kelamaan mereka tertarik ingin membelinya,” kata Santoso.Hobbi sekaligus Bisnis Dari efek kontes itu daya tawar ikan cupang akan meningkatkan pasarnya. Lalu dari kontes yang digelar di tempat pusat perbelanjaan itu juga dapat menambah minat para penggemarnya. Ini bisa dilihat dari pelak-sanaan kontes ikan cupang yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan jumlah pesertanya. “Dulu

pesertanya kurang dari lima puluh orang (penghobi). Tapi dari tahun ke tahun makin banyak jumlah peser-tanya,” jelasnya. Untuk kategori ikan cupang yang dinilai dalam kontes ini, meliputi kategori keindahan dari segi bentuk tubuh ikan, jenis warna yang unik yang dimiliki setiap ikan cupang, dan ada kategori adu kekuatan fisik ikan dalam bertarung dengan lawannya. Salah satu penghobi ikan hias cupang dari Bandung, bernama Fuad, dalam kontes tingkat nasional ini telah menampilkan ikan cupang hasil peternakannya sendiri. Sehingga dari pengembiakkan yang dilakukannya lebih menghasilkan jenis ikan cupang yang agak berbeda dari ikan cupang lainnya. Misalnya dari warna kulit ikan yang

lebih variatif warna-warni, sehingga terkesan agak unik. Keikutsertaan penghobi ikan cupang dari kota Kem-bang ini sering memenangi kontes ikan cupang tingkat nasional. Selain karena memiliki jenis warna kulit ikan yang agak unik, Fuad yang membiakkan ikan cupang sendiri telah menghasilkan ternak yang lebih berkualitas. “Di Indonesia yang memiliki jenis ikan cupang yang super hanya dari Medan dan Bandung. Di negara lain belum ada yang bisa membiakkan ikan cupang sendiri. Tapi orang Indonesia sudah bisa,” jelas Santoso. Kalau di tempat pasar ikan hias, harga ikan cupang yang bagus mencapai puluhan ribu per ekor. Berbeda dengan ikan cupang hasil ternak Fuad asal Bandung ini yang harganya bisa mencapai ratusan ribu per ekornya. Bahkan yang menggembirakan para penghobi ikan cupang ini, jika dulu kontes yang digelar di mall atau plaza kurang mendapat perhatian dari pemerintah, kini melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memberikan dukungan yang luar biasa. “Ya.. buktinya hadiah yang diberikan ke pemenang yang mencapai ratusan juta itu berasal dari kementerian bersangkutan,” tuturnya. (San)

LPDB_56_Apr_2013.indd 43 5/24/2014 12:38:36 AM

Page 44: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201444

He

rita

ge

http

://m

ubar

ok4i

5.bl

ogsp

ot.c

om

Istana Ratu Boko

Kemegahan di Puncak Bukit

Abhayagiri Vihara berarti biara di bukit yang penuh kedamaian, bukan omong kosong jika disematkan sebagai nama Istana Ratu Boko, jauh sebelum reruntuhan bangunan itu dikenal di kalangan publik yang lebih luas.

SETELAH HILANG selama hampir 1000 tahun, Istana Ratu Boko diketemukan kembali oleh HJ De Graaf, seorang arkeolog Belanda pada abad ke-17. Tahun 1790 Van Boeckholtz mempublikasikannya dan menarik minat para ilmuwan untuk menelitinya. Awal abad ke-20, FDK Bosch kembali meneliti dan menarik kesimpulan bahwa reruntuhan di Bukit Boko merupakan bekas keraton yang dibangun pada abad ke delapan.

Istana ini diyakini sebagai tempat untuk menyepi dan memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Ka-wasan bangunan seluas 25 ha ini menjadi istimewa karena berada di puncak bukit dengan ketinggian 192 meter di atas permukaan laut berlatar belakang peman-dangan kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.

Bangunan istana ini terbagi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran, kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Kompleks gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian barat hanya terdiri atas perbukitan.

Pintu gerbang istana mengakses langsung ke bagian tengah dengan dua gapura tinggi di antaranya. Gapura pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua me-miliki 5 pintu. Pada gapura pertama ditemukan tulisan ‘Panabwara’ yang berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai Panabwara, seorang keturunan Rakai Panangkaran yang mengambil alih istana. Dalam

LPDB_56_Apr_2013.indd 44 5/24/2014 12:38:37 AM

Page 45: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 45

He

rita

ge

http://www.athaletatourjogja.com

http://www.coretanpetualang.com

http://www.athaletatourjogja.com

sejarahnya, ia menuliskan namanya di sana sebagai bentuk melegitimasi kekuasaan alias memberikan ‘kekuatan’ agar lebih agung dan memberi tanda bahwa bangunan itu adalah bangunan utama.

Meski didirikan oleh seorang Budha, istana ini memi-liki unsur-unsur Hindu. Itu dapat dilihat dengan adanya Lingga dan Yoni, arca Ganesha, serta lempengan emas yang bertuliskan “Om Rudra ya namah swaha” sebagai bentuk pemujaan terhadap Dewa Rudra yang meru-pakan nama lain Dewa Siwa. Adanya unsur-unsur Hindu itu membuktikan adanya toleransi umat beragama yang tercermin dalam karya arsitektural. Memang, saat itu Rakai Panangkaran yang merupakan pengikut Budha hidup berdampingan dengan para pengikut Hindu.

Awal KejayaanSedikit yang tahu jika Istana Ratu

Boko pernah menjadi saksi bisu awal kejayaan di Tanah Sumatera. Balapu-tradewa sempat melarikan diri ke istana ini sebelum ke Sumatera ketika diserang oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa memberontak karena merasa sebagai orang nomor dua di pemerintahan Kera-jaan Mataram Kuno akibat pernikahan Rakai Pikatan dengan Pramudhaward-ani yang merupakan saudara Balapu-tradewa. Setelah ia kalah dan melarikan diri ke Sumatera, sebelum akhirnya ia menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya.

Sebagai sebuah bangunan pening-galan kuno, Istana Ratu Boko memiliki keunikan dibanding peninggalan lain. Jika bangunan lain umumnya berupa candi atau kuil, maka sesuai namanya istana ini menunjukkan ciri-ciri sebagai tempat tinggal. Itu ditunjukkan dari adanya bangunan berupa tiang dan atap yang terbuat dari bahan kayu, meski kini yang tertinggal hanya batur-batur dari batu saja.

Titik yang paling populer dari istana yang terletak 2 km sebelah selatan Candi Prambanan itu adalah gerbangnya sebagai salah satu spot yang paling disukai fotografer sebagai lokasi pengambilan gambar sunset dan sunrise.

Sayangnya, Istana Ratu Boko yang menjanjikan sudut – sudut menarik itu ternyata masih kurang dikenal ma-syarakat. Justru, wisatawan mancanegara lebih banyak berkunjung ke situs bersejarah itu. ( Bhas- berbagai sumber)

LPDB_56_Apr_2013.indd 45 5/24/2014 12:38:40 AM

Page 46: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201446

Sel

ing

an

Sudoku dimulai dengan beberapa sel yang sudah terisi dengan ang-ka. Isilah sel-sel yang kosong dengan angka antara 1 dan 9 (setiap sel hanya 1 angka). Angka hanya dapat muncul sekali dalam setiap baris, kolom dan area.Selamat mencoba!!!

Mesem

7

582

1

8 95

87 3

1 6

2

5369

28 5

9

49 7

1

24

2

Kamar Apartemen Seorang kakek memasuki sebuah apartemen. Di pintu masuk ia bertemu seorang anak. “Nak,apakah engkau tahu kamar dimana Pak Yakub tinggal?” tanya sang kakek kepada anak tersebut.Dengan ramah anak itu menjawab, “O, tahu Kek! Mari saya antar-kan.”Anak itu pun mengajak kakek itu naik tangga menuju lantai 10 dan membawanya ke depan kamar pak Yakub.“Ini Kek… kamar apartemen Pak Yakub.”Dengan napas yang masih tersengal-sengal sang kakek mengetuk pintu berkali-kali tetapi tidak ada jawaban.“Nak,sepertinya Pak Yakub tidak di rumah.”“Betul Kek, Pak Yakub sedang berada di lantai satu menunggu tamunya.”

Kalau Setetes?

Pada suatu hari ada seorang anak yang dari pagi mondar-mandir di depan rumahnya..ternyata anak itu menunggu penjual es cendol..Dan saat tukang es cendol datang si anak lekas berlari menghampiri si tukang cendol, anak itupun bertanya:Anak: Mang..!! es cendol segelas berapa mang..??Tukang cendol: Rp.1500 dik..!Anak: Kalau setetes …??Tukang cendol: kalo setetes sih gratis dik..!Anak: Kalo gitu tolong gelas saya ditetesin es cendol sampai penuh mang yah..!

Mana Tahaaaaan...

Ada pasangan suami istri sudah menikah 3 tahun. Sang suami punya hoby hanya satu yaitu menggauli istri tiap malam, sampai-sampai sang istri merasa kelelahan. Bayang-kan 360 hari X 3 tahun = sekian kali digauli. Sementara tetangga sebelahnya kecanduan merokok sudah 3 tahun juga. Suatu malam terjadi percakapan.Istri : ” Mas saya mau cerita…..”Suami : ” Cerita apa…… ”Istri : ” Anu mas…. Tetangga sebelah…”Suami : ” Emang kenapa tetangga kita?”Istri : ” Iya… tetangga kita sudah 3 tahun kecanduan rokok…. Dan sekarang sudah bisa berhenti…,”Suami :” Terus…..”Istri :”Apa hoby mas juga bisa berhenti dulu?”Suami :” Hmmm ok… kita pisah kamar aja ”Malam pertama… si suami gelisahnya minta ampun, malam kedua, ketiga si suami kuat.. dan bisa tahan.Hari ketujuh… kamar si suami ada yang mengetuk…Suami :” Siapa?”Istri :” Saya mas….”Suami :” Ada apa?”Istri :” Anu mas… saya hanya ingin kasih tahu…. bahwa tetangga sebelah udah mero-kok lagi….” (gudanghumor.com)

LPDB_56_Apr_2013.indd 46 5/24/2014 12:38:42 AM

Page 47: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 47

So

so

k

Sedekah Moskowitz

Masih mengendarai sepeda menuju kantor, menikmati penerbangan di kelas ekonomi, menyumbangkan sebagian dari kekayaan-

nya untuk aktivitas sosial dan hidup dengan sederhana. Itulah gaya hidup Dustin Moskowitz.

Anak muda kelahiran Washington DC Amerika Serikat yang baru akan berusia 30 tahun pada 22 Mei mendatang ini oleh Majalah Forbes pada 2010 dinobat-kan sebagai milyuner termuda di dunia dengan kekaya-an waktu itu sebesar US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 42 triliun (bandingkan pada 2014 ini kekayaannya melon-jak menjadi US$ 6,8 miliar atau sekitar Rp 81 triliun).

Dengan kekayaan sebesar itu, teman sekamar Mark Zukerberg sewaktu kuliah di Harvard University dan bersama mendirikan jejaring sosial facebook ini dinilai rada aneh. Alih-alih membeli pesawat pribadi dan hidup dalam suasana serba mewah, Dustin justru menghibah-kan setengah dari kekayaannya untuk aktivitas amal. Bersama Bill Gates, Warren Buffet dan Mark Zukerberg, Dustin mendirikan lembaga sosial untuk mengatasi berbagai masalah kronik di dunia, seperti kelaparan, bencana alam dan membantu pendidikan di negara berkembang.

Selagi masih kuliah Dustin sudah bergabung ber-sama Zukerberg, Eduardo Saverin dan Chris Hughes mendirikan Facebook. Ia adalah salah satu tim teknisi terkuat dan bekerja amat keras untuk memajukan Facebook. Saking seriusnya bekerja ia rela meninggalkan bangku kuliah bersama Zukerberg dan hijrah ke Silicon Valley guna membesarkan jejaring sosial paling terke-muka itu. Nilai sahamnya mencapai Rp 50 triliun ketika ia keluar dari facebook pada 2008 memulai petualan-gan baru bersama Asana, sebuah proyek website mana-jemen canggih yang banyak digunakan oleh kalangan pribadi maupun perusahaan besar di dunia.

Lalu apakah sikap hidupnya terhadap kekayaan yang begitu besar. Menurutnya, uang adalah resource, se-suatu yang bisa digunakan untuk membuat dunia lebih baik. Tetapi ia tidak ingin uang mengubah hidupnya, dia tetap ingin hidup sederhana. Itu pula sebabnya dia tetap memilih fokus bekerja sangat keras untuk Asana, sama kerasnya ketika dia masih mengembangkan Facebook bersama Zukerberg. “Saya tidak pernah merasa uang itu milik saya,” ujarnya saat selesai menandatangani kesepakatan untuk menyumbangkan setengah har-tanya untuk yayasan Bill & Melinda Gates Foundation. Memang luar biasa sikap sosial anak muda Amerika tajir ini. Bahkan Dustin berkomitmen tidak akan mewariskan banyak harta ke anaknya saat meninggal nanti.

No. 56 • April • Tahun VI • 2014 47

LPDB_56_Apr_2013.indd 47 5/24/2014 12:38:44 AM

Page 48: Tepat Sasaran

No. 56 • April • Tahun VI • 201448

LPDB_56_Apr_2013.indd 48 5/24/2014 12:38:48 AM