bab 2 tinjauan pustaka -...

34
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Yang Berkaitan dengan Database Pada pembahasan berikut ini akan dibahas teori-teori yang terkait dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1. Pengenalan Basis Data Pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa komponen dasar yang berkaitan dengan basis data. 2.1.1.1. Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah sekumpulan data yang terhubung secara logikal dan deskripsi dari data tersebut dapat dirancang untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. 2.1.1.2. Sistem Menurut Connolly dan Begg (2010:312), sistem yaitu suatu cara untuk mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. 2.1.1.3. Sistem Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data yaitu kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data dengan Database Management System dan basis data itu sendiri. 2.1.1.4. Database Management System Menurut Connolly dan Begg (2010:66), Database Management System adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses terhadap basis data.

Upload: doanngoc

Post on 19-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Yang Berkaitan dengan Database

Pada pembahasan berikut ini akan dibahas teori-teori yang terkait

dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan.

2.1.1. Pengenalan Basis Data

Pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa komponen dasar yang

berkaitan dengan basis data.

2.1.1.1. Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010:65), basis data adalah sekumpulan

data yang terhubung secara logikal dan deskripsi dari data tersebut dapat

dirancang untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi.

2.1.1.2. Sistem

Menurut Connolly dan Begg (2010:312), sistem yaitu suatu cara untuk

mengumpulkan, mengatur, mengendalikan, dan menyebarkan informasi ke

seluruh organisasi.

2.1.1.3. Sistem Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2010:54), sistem basis data yaitu

kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data dengan

Database Management System dan basis data itu sendiri.

2.1.1.4. Database Management System

Menurut Connolly dan Begg (2010:66), Database Management System

adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk

mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses terhadap basis

data.

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

8

Pada umumnya, DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berikut:

1. Data Definition Language, memungkinkan pengguna untuk

menspesifikasi tipe-tipe data, struktur , dan constraint data yang akan

disimpan dalam basis data.

2. Data Manipulation Language, memungkinkan pengguna untuk

memasukkan, mengubah, menghapus, dan mengambil data dari basis

data.

3. DBMS juga menyediakan akses kontrol basis data berikut:

a. Security System , menghindari pengguna yang tidak memiliki hak

untuk mengakses basis data.

b. Integrity System , memelihara konsistensi dari penyimpanan data.

c. Concurrency Control, memungkinkan akses berbagi terhadap

basis data.

d. Recovery Control System, mengembalikan basis data pada

keadaan sebelumnya yang konsisten saat terjadi kegagalan pada

perangkat keras atau perangkat lunak.

e. User Accessible Catalog, berisi tentang deskripsi data dalam

basis data.

Menurut Connolly dan Begg (2010:68), DBMS memiliki lima

komponen utama, yaitu:

1. Perangkat Keras, digunakan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi

yang diperlukan. Perangkat keras bisa meliputi, single personal

computer dan single mainframe.

2. Perangkat Lunak, meliputi DBMS itu sendiri dan program aplikasi.

Program aplikasi ditulis dalam third generation programming

language (3GL), seperti C, C++, Java, Ada, dan lainnya.

3. Data, salah satu komponen paling penting dalam DBMS yang berasal

dari sudut pandang pengguna. Basis data berisi data operasional dan

metadata yang merupakan data tentang data.

4. Prosedur, berupa instruksi dan aturan yang mengatur desain dan

penggunaan basis data.

5. Manusia, yang terdiri dari:

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

9

a. Data Administrator, orang bertanggungjawab atas pengelolaan

sumber data, seperti database planning, development, conceptual

dan logical database design.

b. Database Administrator, orang yang bertanggungjawab atas

realisasi fisikal, seperti physical database design, security, dan

integrity.

c. Database Designer, terdiri dari logical database designer dan

physical database designer.

d. Application Developer, orang yang bertanggungjawab untuk

merancang aplikasi program berdasarkan basis data yang sudah

diidentifikasikan.

e. End User, pelanggan basis data yang sudah dirancang dan

diimplementasikan untuk menyediakan informasi yang

diperlukan.

Berikut ini terdapat beberapa kelebihan dari DBMS:

1. Integrasi file dalam DBMS memungkinkan berbagai duplikasi data

yang terjadi dihilangkan.

2. Jika terdapat perubahan dalam DBMS, maka pengguna dapat

mengakses nilai terbaru DBMS secara cepat.

3. Integritas dan konsistensi data yang lebih bagus karena terdapat

batasan dan aturan yang bisa digunakan.

4. Keamanan basis data lebih terjamin karena terdapat fasilitas yang

mengatur akses seperti otorisasi untuk mengakses, menambah,

mengubah, dan menghapus data.

5. Integrasi data untuk seluruh perusahaan memungkinkan pengurangan

biaya sehingga dapat meningkatkan skala ekonomi.

Berikut ini terdapat beberapa kelemahan dari DBMS:

1. Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada pada DBMS menyebabkan

DBMS memerlukan banyak perangkat lunak pendukung yang

mengakibatkan penambahan memori.

2. Harga dari DBMS sangat bervariasi bergantung pada lingkungan dan

fungsi yang disediakan.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

10

3. Untuk mencapai suatu performa yang diinginkan, ada kemungkinan

bahwa penambahan perangkat keras diperlukan sehingga memerlukan

biaya tambahan.

2.1.1.5. Program Aplikasi

Menurut Connolly dan Begg (2010:67), program aplikasi adalah

sebuah program komputer yang berinteraksi dengan basis data dengan

menghasilkan permintaan yang sesuai (biasanya perintah SQL) kepada DBMS.

2.1.2. Relational Model

Pembahasan ini akan dibahas tentang terminologi dan konsep

struktural dasar dalam model relasional.

2.1.2.1. Relational Data Structure

1. Relation adalah sebuah tabel dengan baris-baris dan kolom-kolom.

2. Attribute adalah nama kolom dari sebuah relation.

3. Domain adalah sekumpulan nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu

atau lebih attributes.

4. Tuple adalah baris dari sebuah relation.

5. Degree adalah jumlah attributes yang berada dalam sebuah relation.

6. Cardinality adalah jumlah tuples yang berada dalam sebuah relation.

7. Relational database adalah sekumpulan hubungan normalisasi dengan

nama relasi yang berbeda.

2.1.2.2. Relational Keys

1. Superkey adalah sebuah atau sekumpulan attributes yang secara unik

mengidentifikasikan sebuah tuple dalam sebuah relation.

2. Candidate key adalah sebuah superkey yang bukan merupakan bagian

dari superkey dalam relation.

3. Primary key adalah candidate key yang dipilih untuk

mengidentifikasikan tuples secara unik dalam relation.

4. Foreign key adalah sebuah atau kumpulan attributes dalam sebuah

relation yang cocok dengan candidate key dari beberapa relation.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

11

5. Composite key adalah candidate key yang terdiri dari dua atau lebih

attributes.

2.1.2.3. Integrity Constraint

1. Null, menyatakan sebuah nilai untuk sebuah attribute yang tidak

diketahui atau tidak digunakan dalam tuple.

2. Entity integrity, attribute primary key tidak boleh null dalam relasi

dasar.

3. Referential integrity, jika terdapat foreign key dalam suatu relasi, maka

nilai foreign key akan dibandingkan dengan nilai candidate key dari

beberapa tuple relasi itu sendiri atau nilai foreign key harus null

seluruhnya.

4. General constraint, aturan tambahan yang ditentukan oleh pengguna

basis data yang mendefinisikan atau membatasi beberapa aspek dari

perusahaan.

2.1.3. Database System Development Lifecylce

Menurut Connoly dan Begg (2010:313), Database System

Development Life Cycle adalah komponen penting untuk sistem informasi

organisasi yang besar karena Database System Development Life Cycle

berkaitan dengan siklus hidup sistem informasi. Berikut terdapat penjelasan

untuk setiap tahapan Database System Development Life Cycle:

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

12

2.1.3.1. Database Planning

Menurut Connolly dan Begg (2010:313), database planning yaitu

aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan dari Database System

Development Lifecycle untuk direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin.

Berikut terdapat dua langkah penting dalam perencanaan basis data:

1. Mission statement mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data,

membantu menjelaskan tujuan dari basis data, dan menyediakan arah

yang lebih jelas terhadap sistem basis data yang efektif dan efisien.

2. Mission objective mengindetifikasikan tugas-tugas khusus yang harus

mendukung sistem basis data.

Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle Gambar 2.1 Database System Development Lifecycle

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

13

2.1.3.2. System Definition

Menurut Connolly dan Begg (2010:316), system definition

mendeskripsikan jangkauan dan batasan dari dan batasan aplikasi basis data

dan pandangan-pandangan utama para pengguna. Sebelum mendesain sistem

basis data, sebaiknya mendefinisikan batasan-batasan sistem yang akan diteliti

dan cara menghubungkan sistem basis data dengan bagian sistem informasi

lainnya, serta user views. User view mendefinisikan keperluan sistem basis data

dari perspektif peran kerja tertentu atau bagian perusahaan.

2.1.3.3. Requirement Collection and Analysis

Menurut Connolly dan Begg (2010:316), requirement collection and

analysis yaitu proses mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang

bagian dari perusahaan yang akan didukung oleh sistem basis data dan

menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai

terhadap sistem baru. Terdapat tiga pendekatan utama untuk mengatur

keperluan sistem basis data, yaitu:

1. Centralized approach, kebutuhan untuk setiap pandangan pengguna

digabungkan ke dalam sekumpulan kebutuhan sistem basis data yang

baru. Umumnya pendekatan ini dipakai bagi basis data tidak terlalu

kompleks.

2. View integration approach, kebutuhan untuk s e tiap pandangan

pengguna direpresentasikan dalam daftar yang terpisah. Data model

yang merepresentasikan setiap user view dibuat, direpresentasikan

dalam daftar yang terpisah, kemudian digabungkan dalam tahapan

desain basis data.

3. Combination of both approach, gabungan dari dua pendekatan di atas.

2.1.3.4. Database Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:320), database design yaitu proses

pembuatan desain yang mendukung mission statement dan mission objective

perusahaan untuk keperluan sistem basis data. Terdapat empat pendekatan

untuk mendesain sebuah basis data, yaitu :

1. Bottom up, pendekatan ini dimulai pada tingkat awal dari atribut-

atribut dan cocok untuk mendesain basis data yang sederhana dengan

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

14

jumlah atribut yang tidak banyak.

2. Top down, pendekatan ini dimulai dengan pengembagan model data

yang berisi beberapa entitas dan relasi tingkat tinggi yang kemudian

akan mengidentifikasi entitas dan relasi tingkat rendah beserta atribut-

atribut yang berkaitan.

3. Inside out, pendekatan yang berhubungan dengan pendekatan bottom-

up tetapi dibedakan dengan pendefinisian pertama untuk sekumpulan

entitas utama.

4. Mixed strategy, pendekatan yang menggunakan pendekatan bottom-up

dan top-down untuk berbagai bagian pada model sebelum

dikombinasikan bersama.

Menurut Connolly dan Begg (2010:322), database design dibagi

dalam tiga fase, yaitu Conceptual Database Design, Logical Database Design,

dan Physical Database Design

2.1.3.5. DBMS Selection

Menurut Connolly dan Begg (2010:325), DBMS selection yaitu

proses pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data.

Terdapat beberapa langkah utama dalam memilih DBMS, yaitu:

1. Mendefinisikan syarat-syarat referensi studi

2. Mendaftar dua atau tiga jenis produk

3. Mengevaluasi produk

4. Merekomendasikan pilihan dan membuat laporan

2.1.3.6. Application Design

Menurut Connolly dan Begg (2010:329), application design yaitu

proses merancang user interface dan program aplikasi yang digunakan dan

diproses oleh basis data. Terdapat dua aspek dalam merancang aplikasi, yaitu:

1. Transaction Design, sebuah atau sekumpulan tindakan yang dilakukan

oleh single user atau program aplikasi yang mengakses atau

mengubah isi basis data. Terdapat tiga tipe utama dari transaksi, yaitu:

a. Retrieval transaction digunakan untuk menampilkan data pada

laporan atau layar.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

15

b. Update transactions digunakan untuk memasukkan, menghapus,

dan mengubah data dalam basis data.

c. Mixed transaction meliputi transaksi retrieval dan update.

2. User Interface Design, pada Tabel 9.6 (Shneiderman, 1992), terdapat

beberapa panduan yang bisa diikuti dalam merancang sebuah formulir

atau laporan:

a. Informasi pada judul harus menjelaskan tujuan dari sebuah

formulir atau laporan dengan jelas.

b. Field yang berhubungan harus ditempatkan pada formulir atau

laporan yang sama.

c. Formulir atau laporan harusnya ditampilkan dalam interface yang

menarik.

d. Penggunaan warna diperlukan untuk memperindah layar dan

menekankan pada pesan atau field yang penting.

e. Pesan kesalahan harus diberikan jika pengguna memasukkan data

yang salah atau tidak sesuai.

f. Penjelasan harus diberikan jika pengguna sudah berhasil

menyelasikan sebuah pengisian formulir.

2.1.3.7. Prototyping

Menurut Connolly dan Begg (2010:333), prototyping yaitu proses

membangun model kerja dari sistem basis data. Terdapat dua strategi

prototyping, yaitu:

1. Requirements prototyping yaitu prototyping yang digunakan untuk

mendefiniskan keperluan sistem basis data dan tidak akan digunakan

lagi jika sudah memenuhi semua keperluan.

2. Evolutionary prototyping memiliki tujuan yang sama, namun

prototyping tetap akan digunakan setelah mencapai tujuan keperluan

sistem basis data dan prototyping tersebut akan dikembangkan lebih

lanjut untuk sistem basis data.

2.1.3.8. Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2010:333), implementation yaitu proses

realisasi secara fisik dari basis data dan desain aplikasi.

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

16

2.1.3.9. Data Conversion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2010:334), data conversion and

loading yaitu proses memindahkan data yang ada ke dalam basis data baru dan

mengkonversi setiap aplikasi yang sudah ada untuk dijalankan di dalam basis

data baru.

2.1.3.10. Testing

Menurut Connolly dan Begg (2010:334), testing yaitu proses

menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk menemukan kesalahan.

2.1.3.11. Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2010:335), operational maintenance

yaitu proses memantau dan memelihara sistem basis data setelah melakukan

instalasi. Terdapat dua kegiatan yang berkaitan dalam tahapan ini, yaitu:

1. Mengawasi performa dari sistem. Jika performa berada di bawah

standar, maka penyetelan dan reorganisasi basis data diperlukan

2. Memelihara dan meningkatkan mutu sistem basis data. Kebutuhan

baru digabungkan ke dalam sistem basis data dengan tahapan-tahapan

lifecycle yang sebelumnya

2.1.4. Teknik Fact Finding

Menurut Connolly dan Begg (2010:341), fact finding yaitu proses

formal dengan menggunakan teknik, seperti wawancara dan kuesioner untuk

mengumpulkan fakta tentang sistem, keperluan, dan preferensi. Terdapat lima

teknik fact finding yang sering digunakan, yaitu:

2.1.4.1. Menguji Dokumentasi

Menguji dokumentasi sangat berguna ketika sedang mendapatkan

informasi mengenai seberapa perlu sebuah basis data dibuat. Dengan menguji

dokumentasi, formulir, laporan, dan informasi yang terkait, sistem sebuah

perusahaan bisa dipahami dalam waktu yang singkat.

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

17

2.1.4.2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik yang paling sering digunakan dan

berguna. Tujuan melakukan wawancara yaitu untuk menemukan, memastikan

fakta, melibatkan pengguna, dan mengumpulkan pendapat.

2.1.4.3. Observasi

Observasi merupakan salah satu cara paling efektif untuk memahami

sebuah sistem. Cara ini dapat dilakukan dengan mengamati dan mempelajari

seseorang yang sedang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan sistem.

2.1.4.4. Kuesioner

Kuesioner adalah dokumen yang bertujuan khusus yang

memungkinkan fakta-fakta dikumpulkan dari sejumlah orang banyak dan juga

merupakan teknik yang paling efisien untuk melibatkan responden dengan

jumlah yang besar.

2.1.4.5. Penelitian

Sebuah teknik fact finding yang berguna yaitu meneliti aplikasi dan

masalah. Jurnal, buku-buku referensi, dan internet merupakan sumber yang

membantu.

2.1.5. Entitiy Relational Modeling

Pembahasan ini akan dibahas tentang teknik untuk menganalisa

informasi yang dikumpulkan mengenai keperluan pengguna terhadap basis data.

2.1.5.1. Entity Types

Menurut Connolly dan Begg (2010:372), entity types adalah

sekumpulan objek dengan properti yang sama yang diidentifikasi oleh

perusahaan dengan keberadaan yang independen dan entity occurrence adalah

sebuah objek yang diidentifikasikan secara unik dari sebuah entity types.

Terdapat dua jenis entity types, yaitu:

1. Strong entity types, sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak

bergantung pada entitas lain.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

18

2. Weak entity types, sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung

pada entitas lain.

2.1.5.2. Relationship Types

Menurut Connolly dan Begg (2010:374), relationship types adalah

sekumpulan asosiasi yang memiliki arti antar tipe entitas dan relationship

occurrence adalah sebuah asosiasi yang diidentifikasikan secara unik yang

mengandung sebuah kejadian dari setiap tipe entitas yang terlibat.

Menurut Connolly dan Begg (2010:376), degree of a relationship

type yaitu jumlah partisipasi tipe entitas dalam sebuah relasi. Terdapat beberapa

jenis degree of a relationship type:

1. Binary, hubungan antar dua entitas.

2. Ternary, hubungan antar tiga entitas.

3. Quartenary, hubungan antar empat entitas.

4. Recursive atau unary, sebuah tipe relasi dengan satu tipe entitas yang

berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda.

2.1.5.3. Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2010:379), attribute adalah properti dari

suatu tipe entitas atau relasi dan attribute domain adalah sekumpulan nilai yang

diperbolehkan dalam satu atau lebih atribut. Terdapat beberapa jenis atribut,

yaitu:

1. Simple attribute, atribut yang terdiri dari komponen tunggal dengan

keberadaan yang independen dan tidak dapat dibagi lagi menjadi

komponen yang lebih kecil.

2. Composite attribute, atribut yang terdiri dari beberapa komponen

dengan keberadaan yang independen.

3. Single-valued attribute, atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk

setiap kejadian dari tipe entitas.

4. Multi-valued attribute, atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk

setiap kejadian dari tipe entitas.

5. Derived attribute, atribut yang mewakili sebuah atribut yang

dihasilkan dari satu atau sekelompok atribut yang berhubungan, tidak

harus pada tipe entitas yang sama.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

19

2.1.5.4. Structural Constraints

Menurut Connolly dan Begg (2010:389), multiplicity yaitu jumlah

kejadian yang mungkin terjadi pada entitas yang berhubungan dengan sebuah

kejadian tunggal dari tipe entitas lain dalam suatu relasi tertentu. Terdapat tiga

jenis integrity constraints, yaitu:

1. One to one (1:1) relationships

Kondisi ketika sebuah relasi menggambarkan hubungan antara sebuah

entity occurance pada sebuah entitas dengan entity occurance pada

entitas yang lainnya dalm relasi tersebut. Berikut akan disajikan sebuah

contoh gambar mengenai relasi Manages yang menggambarkan relasi

one to one.

Gambar 2.2 Contoh Relasi One To One (Connoly dan Begg, 2005)

2. One to many (1:*) relationships

Kondisi ketika sebuah relasi menggambarkan hubungan antara sebuah

entity occurrence pada sebuah entitas dengan satu atau lebih entity

occurance pada entitas yang lainnya dalm relasi tersebut. Berikut akan

disajikan sebuah contoh gambar mengenai relasi Oversees yang

menggambarkan relasi one to many.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

20

Gambar 2.3 Contoh Relasi One To Many (Connoly dan Begg, 2005)

3. Many to many (*:*) relationships

Kondisi ketika sebuah relasi menggambarkan hubungan antara satu

atau lebih entity occurance pada sebuah entitas dengan satu atau lebih

entity occurance pada entitas yang lainnya dalm relasi tersebut. Berikut

akan disajikan sebuah contoh gambar mengenai relasi Advertises yang

menggambarkan relasi many to many.

Gambar 2.4 Contoh Relasi Many To Many (Connoly dan Begg, 2005)

Menurut Connolly dan Begg (2010:390), cardinality mendeskripsikan

jumlah maksimum dari relationship occurrence yang mungkin terjadi untuk

sebuah entitas yang berpartisipasi dalam tipe relasi dan participation

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

21

menentukan sebagian atau sejumlah entity occurrence berpartisipasi dalam

sebuah relasi.

Gambar 2.5 Contoh Cardinality dan Participation (Connoly dan Begg,

2005)

2.1.5.5. Masalah dalam Model ER

Menurut Connolly dan Begg (2010:392), connection traps adalah

masalah yang terjadi ketika membuat model ER. Terdapat dua jenis connection

traps, yaitu:

1. Fan trap, terjadi ketika sebuah model menampilkan sebuah relasi

antara dua entity types, tetapi jalur entity occurrence tidak jelas.

2. Chasm trap, terjadi ketika sebuah model memungkinkan timbulnya

sebuah relasi antara dua tipe entitas, tetapi jalur tidak tersedia antar

entity occurrence tertentu.

2.1.6. Metodologi Peracangan Basis Data

Design methodology yaitu sebuah pendekatan terstruktur yang

menggunakan bantuan prosedur, teknik, alat, dan dokumentasi untuk

mendukung dan memfasilitasi proses perancangan. Terdapat tiga fase dalam

perancangan basis data, yaitu:

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

22

2.1.6.1. Perancangan Basis Data Konseptual

Menurut Connolly and Begg (2010:467), perancangan basis data

konseptual yaitu proses membangun sebuah model data konseptual dari

kebutuhan data perusahaan.Terdapat beberapa langkah dalam membangun

model konseptual, yaitu:

1. Mengidentifikasi tipe-tipe entity

Tujuannya untuk mengidentifikasi tipe entitas yang diperlukan.

2. Mengidentifikasi tipe-tipe relationship

Tujuannya untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan

penting yang ada antara tipe-tipe entitas.

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut-atribut dengan tipe-tipe

entity atau relationship

Tujuannya untuk menghubungkan atribut-atribut dengan tipe

entitas atau relationship.

4. Menentukan domain atribut

Tujuannya untuk menentukan domain bagi atribut-atribut

dalam model data konseptual.

5. Menentukan atribut-atribut candidate, primary, dan alternate key

Tujuannya untuk mengidentifikasikan candidate key untuk setiap

tipe entitas dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, memilih

salah satu sebagai primary key dan sisanya sebagai alternate key.

6. Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling concept

(optional)

Tujuannya untuk mempertimbangkan penggunaan konsep

enhanced modeling, seperti specialization/generalization, aggregation,

dan composition.

7. Memeriksa model untuk redudansi

Tujuannya untuk memeriksa redundasi yang muncul dalam

model. Terdapat tiga hal yang perlu diperiksa dalam langkah ini, yaitu:

a. Mengecek kembali hubungan satu-satu (1:1)

b. Menghapus hubungan yang berulang

c. Mempertimbangkan dimensi waktu

8. Memvalidasi model konseptual terhadap transaksi-transaksi pengguna

Tujuannya untuk memastikan model konseptual mendukung

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

23

transaksi yang dibutuhkan. Terdapat dua pendekatan yang bisa

digunakan untuk mendukung tujuan ini, yaitu:

a. Mendeskripsikan transaksi-transaksi

b. Menggunakan alur-alur transaksi

9. Meninjau kembali model data konseptual dengan pengguna

Tujuannya untuk meninjau kembali model data konseptual

dengan pengguna untuk memastikan bahwa model tersebut merupakan

representasi dari keperluan data perusahaan.

2.1.6.2. Perancangan Basis Data Logikal

Menurut Connolly and Begg (2010:467), perancangan basis data

logikal yaitu proses menerjemahkan model data konseptual ke dalam model

data logikal dan memvalidasi model ini untuk mengecek bahwa bentuk

strukturalnya sudah benar, serta mampu mendukung transaksi yang diperlukan.

Terdapat beberapa langkah dalam membangun dan memvalidasi model

konseptual, yaitu:

1. Menurunkan relasi untuk model data logikal

Tujuannya untuk menciptakan hubungan untuk model data

logikal yang mewakili entitas, relasi, dan atribut yang telah

diidentifikasi. Terdapat beberapa hal yang akan muncul dan perlu

diidentifikasikan dalam menurunkan hubungan untuk model data

logikal, yaitu:

a. Strong entity, tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung

pada entitas lain.

b. Weak entity, tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada

entitas lain.

c. Tipe relasi binary one to many (1:*), relasi ini diatasi dengan

menempatkan atribut primary key dari entitas parent ke dalam

entitas child untuk berfungsi sebagai foreign key.

d. Tipe relasi binary one to one (1:1), terdapat tiga kondisi, yaitu

mandatory participation pada kedua sisi relasi 1:1, mandatory

participation pada salah satu sisi relasi 1:1, optional participation

pada kedua sisi relasi 1:1.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

24

e. Tipe relasi recursive one to one (1:1), sebuah kondisi dengan

sebuah entitas berhubungan dengan entitas itu sendiri.

f. Tipe relasi superclass atau subclass, superclass adalah sebuah

tipe entitas yang mengandung satu atau lebih kelompok kejadian

berbeda yang perlu diwakili oleh sebuah model data, sedangkan

subclass adalah sebuah kelompok kejadian berbeda dari sebuah

tipe entitas yang perlu diwakili oleh sebuah model data.

g. Tipe relasi binary many to many (*:*), relasi ini diatasi dengan

menciptakan sebuah relasi dan memindahkan atribut ke yang

bersangkutan ke dalam relasi tersebut, kemudian menempatkan

atribut primary key dari entitas-entitas parent ke dalam relasi

baru untuk berfungsi sebagai foreign key. Satu atau kedua dari

foreign key tersebut juga akan menjadi primary key.

h. Tipe relasi kompleks, relasi ini diatasi dengan menciptakan

sebuah relasi dan memindahkan atribut ke yang bersangkutan ke

dalam relasi tersebut, kemudian menempatkan atribut primary

key dari entitas-entitas parent ke dalam relasi kompleks untuk

berfungsi sebagai foreign key.

i. Atribut-atribut multivalued

2. Memvalidasi relasi dengan menggunakan normalisasi

Tujuannya untuk memvalidasi hubungan dalam model data

logikal menggunakan normalisasi.

Menurut Connolly dan Begg (2010:416), normalisasi yaitu

sebuah teknik untuk menghasilkan sekumpulan relasi dengan properti

yang diinginkan yang memberikan data yang diperlukan bagi

perusahaan. Tujuan dari normalisasi yaitu untuk memastikan bahwa

kumpulan dari relasi-relasi memliki jumlah atribut yang cukup untuk

mendukung keperluan data perusahaan. Selain itu, relasi-relasi harus

memiliki data redundasi yang minimal agar dapat menghindari

masalah update anomalies. Update anomalies yaitu kondisi ketika

relasi mengandung data yang berulang.

Menurut Connolly dan Begg (2010:428), proses

normalisasi meliputi:

a. U

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

25

nnormalized Form (UNF), kondisi awal ketika sebuah tabel

memiliki satu atau lebih kelompok yang berulang.

b. F

irst Normal Form (1NF), sebuah relasi yang memiliki

kondisi setiap baris dan kolom berisi satu dan hanya satu

nilai.

c. S

econd Normal Form (2NF), sebuah relasi yang berada dalam

1NF dan setiap atribut non primary key bergantung

sepenuhnya pada primary key.

d. T

hird Normal Form (3NF), sebuah relasi yang berada dalam

1NF dan 2NF, serta tidak terdapat atribut non primary key

yang bergantung secara transitif pada primary key.

3. Memvalidasi relasi dengan user transaction

Tujuan dari langkah ini yaitu memastikan bahwa relasi-relasi

yang berada dalam model data logikal sudah mendukung transaksi

yang diperlukan.

4. Memeriksa integrity constraints

Tujuannya untuk memeriksa integrity constraint yang

direpresentasikan dalam model data logikal. Integrity constraints

terdiri dari enam tipe, yaitu:

a. Required data

b. Attribute domain constraint

c. Multiplicity

d. Entity integrity

e. Referential integrity

f. General constraint

5. Memeriksa kembali model data logikal dengan pengguna

Tujuannya untuk memeriksa ulang model data logikal dengan

pengguna untuk memastikan bahwa mereka sudah mempertimbangkan

model dengan benar dari data yang diperlukan dalam perusahaan.

6. Menggabungkan model data logikal ke dalam model global (pilihan)

Tujuannya untuk menggabungkan model data logikal lokal ke

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

26

dalam model data logikal global tunggal untuk merepresentasikan

semua pandangan pengguna terhadap basis data.

7. Mempertimbangkan perkembangan di masa depan

Tujuan dari langkah ini yaitu menentukan segala perubahan

signifikan yang mungkin terjadi pada masa depan dan menaksirkan

kemungkinan untuk menangani perubah tersebut.

2.1.6.3. Perancangan Basis Data Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2010:523), perancangan basis data

fisikal yaitu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi basis data pada

penyimpanan sekunder, mendeskripsikan hubungan dasar, files organization,

indeks yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien terhadap data,

integrity constraints, dan juga pengukuran keamanan. Terdapat beberapa

tahapan dalam peracangan basis data fisikal, yaitu:

1. Menerjemahkan model data logikal untuk DBMS yang digunakan

Tujuannya untuk menghasilkan sebuah skema basis data

relasional dari model data logis yang dapat diimplementasikan dalam

DBMS yang dipilih. Terdapat beberapa langkah dalam tahapan ini,

yaitu:

a. Merancang relasi-relasi dasar, untuk menentukan cara

merepresentasikan relasi-relasi dasar yang diidentifikasikan

dalam model data logikal global ke dalam target DBMS.

b. Merancang representasi untuk derived data, untuk menentukan

cara untuk mewakili derived data yang berada dalam model data

logikal dalam DBMS yang dipilih.

c. Merancang general constraint, untuk menentukan general

constraint untuk DBMS yang dipilih.

2. Merancang file organizations dan indexes

Tujuannya untuk menentukan file organizations yang optimal

untuk menyimpan relasi-relasi dasar dan index yang diperlukan.

Terdapat beberapa langkah dari tahapan ini, yaitu:

a. Menganalisa transaksi, untuk memahami fungsi dari transaksi

yang akan dijalankan pada basis data dan menganalisa transaksi-

transaksi yang penting.

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

27

b. Memilih file organizations, untuk menentukan file organizations

yang efisien untuk setiap relasi dasar. File organizations yaitu

susunan data secara fisik dari sebuah file ke dalam catatan dan

halaman organization pada penyimpanan sekunder.

c. Memilih index, untuk menentukan penambahan index yang akan

meningkatkan performa sistem. Index yaitu sebuah struktur data

yang memungkinkan DBMS untuk menemukan data tertentu

lebih cepat.

d. Melakukan estimasi kapasitas disk yang diperlukan

3. Merancang user view

Tujuannya untuk merancang pandangan pengguna yang telah

diidentifikasikan selama tahap Requirements Collection and Analysis

dari Database System Development Lifecyle.

4. Merancang mekanisme keamanan

Tujuannya untuk merancang mekanisme keamaman untuk basis

data yang ditentukan oleh pengguna selama tahap Requirements and

Collection dari Database System Development Lifecyle.

5. Mempertimbangkan pengenalan redundansi terkontrol

Tujuannya untuk menentukan apakah memperkenalkan redundasi

dengan cara terkontrol dan mengendurkan aturan normalisasi akan

meningkatkan kinerja sistem.

6. Mengawasi dan mengendalikan sistem operasional

Tujuannya untuk mengawasi sistem operasional dan

meningkatkan performa dari sistem untuk membenarkan keputusan

desain yang tidak tepat atau perubahan kebutuhan.

2.1.7. Flowchart

Menurut Mulyadi (2001:57), flowchart adalah suatu model yang

menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah data dalam suatu

sistem.

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

28

Berikut terdapat beberapa simbol flowchart yang sering digunakan,

yaitu:

Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart

Gambar Fungsi Keterangan

Mulai atau berakhir

Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi

Kegiatan manual

Menggambarkan kegiatan manual, seperti menerima pesanan dari pembeli dan mengisi formulir

Online computer process

Menggambarkan pengolahan data dengan komputer secara online

Keputusan

Menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data

Catatan

Menggambarkan pemasukan data ke dalam komputer melalui online terminal

Dokumen

Menggambarkan semua jenis dokumen yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data suatu transaksi

Dokumen dan

tembusan Menggambarkan dokumen asli dan tembusannya.

Arsip sementara

Menunjukkan tempat penyimpanan dokumen, seperti almari arsip dan kotak arsip

Basis data Menggambarkan arsip komputer yang disimpan dalam basis data

Garis alir

Menggambarkan arah proses pengolahan data

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

29

2.1.8. State Transition Diagram

Menurut Whitten Bentley (2007:635), State Transition Diagram

adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi dari

tampilan-tampilan yang muncul ketika sesi pengguna.

Terdapat dua jenis komponen yang digunakan dalam menggambarkan

State Transition Diagram, yaitu persegi panjang dan panah. Persegi panjang

digunakan untuk mewakili tampilan layar, sedangkan panah digunakan untuk

mewakili aliran kontrol layar.

2.1.9. Eight Golden Rules

Menurut Shneiderman (2005:75-77), terdapat delapan aturan yang

menjadi prinsip dasar dalam mendesain tampilan, yaitu:

2.1.9.1. Strive for Consistency

Aturan ini merupakan aturan yang paling sering dilanggar karena

terdapat banyak bentuk konsisten yang perlu diperhatikan. Konsistensi yang

dimaksud yaitu konsistensi terhadap urutan tindakan, perintah, menu, tata letak,

font, dan warna yang konsisten.

2.1.9.2. Cater to Universal Usability

Mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dengan memperhatikan

kalangan yang akan menggunakan website kita dari rentang usia, pemula, dan

lain-lain. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan fitur, seperti

penjelasan dan shortcut yang sekaligus dapat memaksimalkan kecepatan

interaksi dan memperkaya desain interface website.

2.1.9.3. Offer Informative Feedback

Untuk setiap tindakan pengguna, seharusnya terdapat umpan balik dari

sistem. Untuk tindakan yang kecil dan sering digunakan, umpan balik bisa

sederhana, tetapi untuk tindakan yang besar dan jarang digunakan, umpan balik

harus lebih besar. Umpan balik bisa berupa informasi jika terdapat informasi

baru dan terjadi kesalahan perintah.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

30

2.1.9.4. Design Dialogs to Yield Closure

Urutan tindakan harus diatur dalam kelompok yang dimulai dari awal,

tengah, dan akhir. Umpan balik yang informative pada penyelesaian

sekelompok tindakan memberikan kepuasan, rasa lega, dan sinyal untuk

mempersiapkan ke kelompok tindakan berikutnya.

2.1.9.5. Prevent Errors

Sistem yang kita rancang seharusnya merupakan sistem yang tidak

memungkinkan pengguna untuk melakukan kesalahan yang serius. Jika

pengguna melakukan kesalahan, seharusnya ada mekanisme yang

menanganinya, seperti pemberian instruksi yang sederhana untuk pengembalian.

2.1.9.6. Permit Easy Reversal of Actions

Tindakan dalam sistem seharusnya reversible (bisa kembali ke

sebelumnya). Fungsi ini akan mengurangi rasa kecemasan karena pengguna

mengetahui bahwa kesalahan bisa dibatalkan sehingga bisa mendorong user

untuk mencoba menu-menu yang asing.

2.1.9.7. Support Internal Locus of Control

Pengguna yang menjadi pengontrol sistem dan bukan sistem yang

mengontrol pengguna.

2.1.9.8. Reduce Short Term Memory Load

Merancang sistem yang memungkinkan pengguna untuk tidak perlu

mengingat banyak perintah. Hal tersebut bisa dilakukan dengan tampilan yang

sederhana, tampilan yang digabungkan dari beberapa halaman, urutan tindakan,

dan penyediaan informasi yang diperlukan.

2.1.10. Pengantar Pengembangan Aplikasi Berbasis Web

Pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa komponen dasar yang

berkaitan dengan pengembangan aplikasi berbasis web.

2.1.10.1. Internet

Menurut Hahn (1996:2), internet yaitu nama untuk sistem di seluruh

dunia yang luas yang terdiri dari orang, informasi, dan komputer. Akar dari

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

31

internet yaitu sebuah proyek yang dinamakan ARPANET yang didukung oleh

United States Department of Defense Advanced Research Projects Agency.

Tujuan awal dari ARPANET yaitu untuk mengembangkan satu jaringan besar

untuk menghubungkan komputer jarak jauh untuk keperluan militer. Namun

pada pertengahan tahun 1970, para peneliti menyadari bahwa tidak ada satu

jaringan tunggal yang mampu melayani keperluan setiap orang dan merasa

bahwa hal ini akan lebih berguna jika dapat mengembangkan sebuah teknologi

yang dapat menghubungkan berbagai jenis jaringan ke dalam sebuah sistem

tunggal yang besar. Hal inilah yang menimbulkan konsep Internetwork atau

Internet.

Menurut Hahn (1996:12), jaringan internet dibentuk dengan dua tipe

program komputer, yaitu servers dan clients. Servers yaitu program yang

menyediakan sumber, sedangkan clients yaitu program yang digunakan untuk

mengakses sumber tersebut. Dengan kata lain, internet dibangun agar program

clients yang digunakan dapat berhubungan dengan program servers yang

menyediakan sumber.

Menurut Hahn (1996:13), internet mendukung sebuah sistem besar

yang dinamakan World Wide Web atau Web. Web terdiri dari banyak web

servers dari seluruh jaringan. Web servers ini dapat menanggapi permintaan

informasi yang disusun dalam bentuk halaman yang dapat berisi tulisan,

gambar, dan suara. Agar dapat mengakses halaman web, web client digunakan

untuk memanggil web server tertentu untuk mengirim halaman dan ditampilkan

pada layar monitor.

2.1.10.2. PHP

Menurut Gilmore (2006:1), PHP yaitu sebuah toolset sederhana yang

dikembangkan oleh Rasmus Lerdorf dengan menggunakan bahasa C. Pada

awalnya, PHP merupakan singkatan dari Personal Home Page, namun pada

tahun 1997 PHP disingkat menjadi Hypertext Preprocessor.

Menurut Gilmore (2006:4-7), empat kunci utama yang menjadikan

bahasa PHP begitu sering terkenal yaitu:

1. Practicality

Sejak awal diciptakan, konsep dari bahasa PHP yaitu kepraktisan.

PHP dapat menghasilkan bahasa minimalis yaitu perintah pengkodean

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

32

yang jauh lebih singkat dibandingkan bahasa C dan tidak perlu

menyertakan library.

2. Power

Hingga saat ini, PHP menyediakan 113 libraries dan lebih dari 1000

functions yang bisa digunakan. Selain itu, PHP juga dapat

menghasilkan Macromedia Flash, dokumen Portable Document

Format (PDF), dan berkomunikasi dengan berbagai jenis protokol,

seperti IMAP, POP3, NNTP, dan DNS.

3. Possibility

PHP mampu didukung oleh banyak jenis Database Mangament

System, seperti Oracle, MySQL, Informix, Solid, mSQL, IBM DB2,

dan lain-lain.

4. Price

PHP merupakan bahasa open source, berlisensi gratis, dan dapat

dikembangkan secara bebas.

2.1.10.3. Framework

Menurut Upton (2007:12), framework yaitu sekumpulan potongan

kode yang disimpan dalam file terpisah yang dapat menyederhanakan operasi

coding yang berulang.

Menurut E.Sweat (2005:283), Model-View-Controller (MVC) yaitu

pola yang mengatur dan memisahkan perangkat lunak menjadi tiga peran yang

berbeda:

1. Model, berfungsi untuk merangkum data aplikasi, aliran aplikasi, dan

logika bisnis.

2. View, berfungsi sebagai pengatur user interface bagi user dari suatu

aplikasi. Data yang dibutuhkan akan diubah sehingga dapat

ditampilkan dengan format tampilan yang sesuai dengan kebutuhan

user.

3. Controller, berperan sebagai logic aspect untuk mengatur user flow.

Tugas dari controller yaitu menentukan bisnis proses dari suatu

aplikasi, merespon setiap inputan dari user dengan pemanggilan

terhadap model dan view, serta mengatur izin akses.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

33

2.1.10.4. Code Igniter

Menurut Upton (2007:7), Code Igniter yaitu framework yang mampu

mengurangi jumlah sehingga lebih mudah untuk dibaca dan diubah,

menghasilkan website skala besar yang terstruktur, dan menata coding menjadi

lebih baik .

Kelebihan-kelebihan dari Code Igniter yaitu:

1. Save Time

Code Igniter menghasilkan kode yang sangat sedikit. Semakin sedikit

kode yang diketik, semakin berkurang kemungkinan terjadinya

kesalahan. Selain itu, waktu yang digunakan untuk debugging juga

lebih singkat.

2. Make Your Site More Robust

Code Igniter menyediakan banyak fungsi-fungsi yang bisa digunakan

sehingga tidak perlu mengingat banyak perintah coding.

3. Keep Your Links Up-To-Date Automatically

Code Igniter memberikan kemudahan dalam penulisan hyperlink

dalam sebuah configuration file sehingga perubahan hyperlink dapat

dilakukan hanya pada configuration file tersebut tanpa mengubah

setiap hyperlink yang ada.

4. Save Databases Crashes: ‘prep’ Your Data Entry Forms

Salah satu keterbatasan HTML dan database yaitu simbol-simbol

tertentu yang dimasukkan mungkin akan menghasilkan nilai yang

salah. Dalam hal ini, CI’s form dapat mengatasi masalah tersebut

dengan perintah fungsi yang sudah disediakan.

5. Send Email Attachments without Hassles

Code Igniter menyediakan sebuah email class yang dapat mengirim

attachment, seperti foto dan file.

6. Save Bandwidth by Zipping Files That Users Need to Download

Code Igniter memiliki sebuah fasilitas yang mampu menghasilkan file

yang berupa zip.

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

34

2.2. Teori yang Terkait Tema Penelitian

Pada pembahasan ini akan dibahas tentang beberapa teori yang

berkaitan dengan proses bisnis untuk aplikasi basis data yang akan dirancang

pada Bab 3.

2.2.1. Penjualan

Menurut Mulyadi (2001:424), dalam perusahaan yang produksinya

berdasarkan pesanan dari pembeli, fungsi penjualan bertanggung jawab atas

penerimaan pesanan dari langganan dan meneruskan pesanan tersebut ke

fungsi produksi. Jika pesanan dari langganan ditulis dalam formulir yang

disediakan oleh perusahaan, pesanan langganan ini langsung dapat diserahkan

oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera diproses. Jika

pesanan dari langganan belum berisi informasi lengkap, fungsi penjualan

berkewajiban untuk menambahkan informasi yang kurang, atau menuliskan

kembali ke dalam surat pesan produksi yang berisi informasi lengkap bagi

kepentingan fungsi produksi.

2.2.2. Persediaan

Menurut Mulyadi (2001:555-556), dalam perusahaan manufaktur,

persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, produk dalam proses, bahan

baku, bahan penolong, suku cadang. Transaksi yang mengubah persediaan

produk jadi, bahan baku, bahan penolong, dan suku cadang bersangkutan

dengan transaksi internal perusahaan dan yang menyangkut pihak luar

perusahaan, sedangkan transaksi yang mengubah persediaan produk dalam

proses seluruhnya berupa transaksi internal perushaan.

Tipe-tipe persediaan yang diperlukan meliputi:

1. Persediaan produk jadi yang mencakup prosedur:

a. Pencatatan harga pokok produk jadi

b. Pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual

c. Pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima kembali dari pembeli

2. Persediaan bahan baku yang mencakup prosedur:

a. Pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli

b. Pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok

c. Permintaan dan pengeluaran barang gudang

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

35

d. Pencatatan tambahan harga pokok persediaan karena pengembalian

barang gudang

Fungsi persediaan berkaitan erat dengan fungsi gudang. Dalam sistem

pengawasan produksi, fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan

permintaan bahan baku dan menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi

produksi. Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab

untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang

ada digudang untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi

penerimaan.

2.2.3. Produksi

Menurut Mulyadi (2001:424), fungsi ini bertanggung jawab atas

pembuatan perintah produksi bagi fungsi-fungsi yang ada di bawahnya yang

akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan

produksi dari fungsi penjualan. Dalam perusahaan yang besar, fungsi produksi

biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dalam

pembuatan pesanan produksi tersebut. Pesanan produksi tersebut dituangkan

dalam bentuk tertulis dalam dokumen yang disebut surat pessanan produksi.

Surat pesanan produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar

kegiatan produksi. Fungsi ini bertanggun jawab atas pelaksanaan produksi

sesuai dengan surat pesanan produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar

kegiatan produksi yang melampiri surat pesanan produksi tersebut.

Contoh rumus yang dibutuhkan dalam menghitung rumus bahan baku

untuk memproduksi kusen pintu jendela, yaitu:

Lebar Frame Profile = Ukuran Lebar

Tinggi Frame Profile = Ukuran Tinggi

Lebar Transome = Ukuran Lebar - 72

Screw Steel = ((Lebar Frame Profile/300)+2) + ((Tinggi

Frame Profile/300)+2)+((Lebar Transome/300)+2)

2.2.4. Pembelian

Menurut Mulyadi (2001:302), fungsi pembelian bertanggung jawab

untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

36

yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan pesan pembelian

kepada pemasok yang dipilih.

2.2.1. Pengiriman

Menurut Mulyadi (2001:215), fungsi ini bertanggung jawab untuk

menyerahkan barang atas dasar surat pesanan pengiriman yang diterimanya

dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggun jawab untuk menjamin bahwa

tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang

berwenang. Otorisasi ini dapat berupa surat pesanan pengiriman yang telah

ditandatangani oleh fungsi penjualan, surat perintah kerja dari fungsi produksi

mengenai penjualan/pembuangan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai lagi.

2.2.5. Pemasangan

Menurut Rehau (2010:102-106), berikut terdapat langkah-langkah

dalam memasang kusen pintu dan jendela.

1. Jendela dan pintu harus dipasang dengan dinding pra-bangun terbuka

dan tidak menggunakan konstruksi dinding atau pasca konstruksi

dinding terbuka.

2. Pemasangan jendela, pintu dan kaca harus dilakukan setelah semua

pekerjaan basah selesai. Jika pemasangan harus dilakukan sebelum

atau selama kegiatan pekerjaan basah, maka kegiatan proteksi harus

dilakukan.

3. Jendela dan pintu harus dipindahkan dari tempat penyimpanan dan

ditempatkan secara vertikal di samping masing-masing instalasi

dinding terbuka.

4. Pilih alat pengunci yang tepat sesuai dengan jenis dan material dari

struktur dinding. Kriteria utama dalam pemilihan alat pengunci yaitu:

jenis dinding terbuka, ukuran beban, kondisi instalasi.

5. Sisipkan bingkai jendela ke dalam pembukaan. Gunakan penggaris

level and square untuk memastikan bahwa bingkai jendela bersifat

datar. Sesuaikan kuadrat dinding terbuka dengan memasukkan packing

wedges pada titik-titik yang tepat.

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

37

6. Atur setiap sudut hingga rapi dengan kayu atau plastik penjepit. Jangan

menjepit bingkai terlalu ketat yang dapat menyebabkan gangguan

pemuaian terhadap bingkai.

7. Bingkai jendela cenderung menekuk pada titik-titik ketika steker

dinding atau metal lugs terpasang pada dinding dan ini harus dicegah.

8. Pengikatan harus kokoh dan teruskan semua gaya untuk mendesak

pada jendela ke dalam struktur dinding.

9. Bersihkan jendela dengan kain lembab atau basah jika ada semen yang

tertetes. Tidak diperbolehkan menggunakan bahan keras untuk

mengikis permukaan kusen.

10. Untuk pemasangan kaca tetap, yang harus dilakukan yaitu

membersihkan glazing beads dan puing-puing dalam bingkai

kemudian memasangkan baji penghubung dan kaca.

11. Disarankan untuk menggunakan palu karet daripada palu baja dalam

memasang glazing beads. Pasang glazing beads yang lebih pendek

terlebih dahulu. Celah antara batasan glazing beads harus kurang dari

0.2mm.

12. Pasang daun jendela pada bingkai yang sesuai dengan desain.

13. Pasang perangkat keras dan pastikan bahwa perangkat keras

terlindungi, terutama untuk handles dan hinges.

14. Atur pemasangan daun jendela dengan benar dan pastikan bahwa daun

jendela dapat bekerja dengan lancar.

2.3. Hasil Penelitian Sebelumnya

Untuk mendukung kelancaran proses perancangan basis data dan

menambah wawasan mengenai informasi-informasi yang lainnya, sebuah jurnal

internasional dan dua buah jurnal nasional telah dikumpulkan, dibaca, dan

dipelajari secara saksama. Berikut merupakan hasil ringkasan dari ketiga jurnal

yang didapatkan:

2.3.1. A Web Based Database System: An Industrial Application

Paper Recycling Production Information System (PRPIS) yaitu sebuah

sistem manajemen basis data yang berbasis web yang dirancang untuk Nigerian

Paper Recycling Industries. PRPIS dirancang dan diimplementasi untuk

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

38

menghadapi masalah-masalah industri dalam mengatur biaya produksi,

keuntungan dari penjualan, dan jumlah daur ulang.

Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu:

1. Requirement analysis

Hasil-hasil analisis dari tahapan ini, yaitu

a. Aplikasi ini harus menyediakan akses bagi direktorat, manajemen,

karyawan, dan personil administrasi.

b. Aplikasi ini dirancang dengan arsitektur three-tier.

c. Bahasa pemrograman yang digunakan harus bersifat platform

independent.

2. Architectural design

Arsitektur ini dibangun dengan three-tier client server. Interface pada

client adalah web browser, Java Server Page digunakan pada middle

tier, dan MySQL dimanfaatkan untuk menghubungkan middle tier dan

database.

3. Application design

Terdapat dua fase dalam perancangan aplikasi, yaitu engineering yang

meliputi merancang, menghasilkan, dan mendapatkan data yang akan

diintegrasikan ke dalam aplikasi dan page generation yang meliputi

pembangunan aplikasi dengan mengkombinasikan segala konten,

arsitektur yang penting, navigasi, dan rancangan interface.

4. Implementation

Pengguna-pengguna yang berkepentingan diberikan akses ke dalam

sistem sesuai dengan tugas dan wewenang yang dimiliki. Menu-menu

yang berhubungan juga disediakan bagi para pengguna.

Dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem basis data yang berbasis web

yang bernama Paper Recycling Production Information System dikembangkan

untuk industri daur ulang kertas. Tujuan utama dari aplikasi ini yaitu untuk

mendukung Nigerian paper recycling industries dalam melaksanakan tugas-

tugas yang berkaitan dengan informasi, produksi, dan administrasi serta

kebutuhan-kebutuhan yang ada secara mudah dan konsisten.

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

39

2.3.2. Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Pembelian, Penjualan,

dan Persediaan pada PT Interjaya Surya Megah

Sebuah sistem basis data dirancang untuk mendukung sistem penjualan,

pembelian, dan persediaan barang, serta membuat prototype aplikasi bagi PT

Interjaya Surya Megah. Alasan perancangan dari sitem basis data ini

dikarenakan oleh data yang belum terintegrasi dengan baik antar satu bagian

dengan bagian yang lain, redundansi data, dan masalah keamanan data yang

kurang meyakinkan. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi masalah-masalah

tersebut yaitu membuat suatu sistem basis data untuk menggantikan sistem

lama yang bersifat manual dan menimbulkan banyak masalah.

Metode yang digunakan untuk perancangan sistem basis data pada

perancangan ini yaitu Database System Development Lifecycle (Connoly &

Begg), meliputi:

1. Requirements Collection and Analysis, tahapan ini bertujuan untuk

mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari

perusahaan yang akan menggunakan aplikasi basis data.

2. Database Design, tahapan ini bertujuan untuk membuat database yang

akan digunakan untuk membantu proses bisnis.

3. DBMS Selection, tahapan ini bertujuan untuk memilih DBMS yang

tepat untuk mendukung aplikasi database, dimana dibutuhkan

tambahan beberapa software dan hardware.

4. Application Design, tahapan ini bertujuan untuk merancang tampilan

antar muka dan program yang akan digunakan untuk memproses basis

data.

5. Prototyping, tahapan ini bertujuan untuk membangun sebuah model

yang bekerja dari aplikasi basis data yang memungkinkan perancang

atau pengguna untuk memastikan sistem akhir akan terlihat dan

berfungsi.

Dapat disimpulkan bahwa sistem basis data membantu PT Interjaya

Surya Megah dalam memperoleh informasi dengan cepat dan tepat sehingga

membantu pihak manajemen untuk mengambil keputusan. Selain itu, keamanan

data perusahaan juga lebih terjamin dengan adanya hak akses.

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01121-IF Bab2001.pdf · dengan perancangan aplikasi basis data yang akan dilakukan. 2.1.1

40

2.3.3. E-Commerce Berbasis Aplikasi Electronic Data Interchange untuk

Transaksi Online

Jurnal ini membahas sebuah aplikasi e-commerce yang berbasis

Electronic Data Interchange atau sering dikenal dengan istilah EDI akan

dirancang. Seperti yang diketahui, proses pembelanjaan online melibatkan

transaksi-transaksi penting, seperti kartu kredit. Oleh karena itu, keamanan

aplikasi menjadi salah satu faktor utama dalam perancangan.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait keamanan

sebuah aplikasi e-commerce, yaitu:

1. Stateless web server, memungkinkan sejumlah informasi dapat

disimpan dengan baik, seperti penggunaan session.

2. Konfigurasi sistem dan tools, memungkinkan agar informasi pengguna

dapat terjaga dengan lebih aman.

3. Sertifikat, memastikan kebenaran data yang diberikan dari pihak yang

benar-benar memiliki otorisasi.

4. Secure protocol, digunakan untuk memverifikasi sertifikat sehingga

dapat mengetahui indentitas pengirim sebenarnya.

5. Firewall, digunakan untuk melindungi jaringan lokal dari serangan

luar.

Kesimpulan dari jurnal ini yaitu pengembangan aplikasi e-commerce

bagi sebuah perusahaan atau lembaga merupakan proses yang cukup kompleks

yang melibatkan beberapa organisasi atau situs dalam penanganan keamanan

dan otorisasi. Oleh sebab itu, pertimbangan yang matang mengenai setiap

tahapan harus diperhatikan agar dapat mencapai hasil yang maksimum.