bab 2 tinjauan pustaka -...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Database
2.1.1 Pengertian Data
Data adalah informasi yang sudah ada dalam periode waktu
yang sudah lama bahkan bertahun-tahun yang diatur di dalam
Database Management System (DBMS) (Molina, Ullman, dan
Widom, 2009, p1). Sedangkan menurut Connoly dan Begg, data
merupakan komponen yang paling penting dalam Database
Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end-user.
Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara
komponen manusia dengan komponen mesin (Connolly dan Begg,
2015, p68).
2.1.2 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2015, p63), basis data adalah
sekumpulan data yang secara logis dan terkait keterangannya. Basis
data dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu
organisasi. Menurut Whitten dan Bentley (2007, p518), basis data
adalah kumpulan file yang saling terkait. Tidak hanya merupakan
kumpulan file, tetapi Record pada setiap file harus berhubungan untuk
menyimpan file lain.
2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data
Sistem basis data adalah kumpulan dari program aplikasi yang
berinteraksi dengan basis data bersama dengan DBMS dan basis data
itu sendiri. Sehingga basis data merupakan gabungan dari beberapa
aplikasi yang digunakan untuk mengakses, dan mengubah data sesuai
dengan kebutuhan (Connolly dan Begg, 2015, p52).
2.1.4 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p64), DBMS merupakan
sebuah program yang digunakan untuk mengelola dan mengatur basis
data. DBMS merupakan sebuah program yang berinteraksi langsung
dengan program aplikasi dan basis data pengguna. Secara khusus,
suatu DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
8
1. Data Definition Language (DDL)
Adalah bahasa yang memungkinkan pengelola atau pengguna
basis data untuk menjelaskan dan memberi nama sebuah
entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi.
DDL juga memberikan batasan integritas dan keamanan
(Connolly dan Begg, 2015, p90). Beberapa perintah dasar
yang termasuk didalam DDL yaitu:
• Create: Digunakan untuk membuat database baru,
tabel baru, view baru, dan kolom.
• Alter: Digunakan untuk mengubah struktur tabel yang
telah dibuat yang mencakup pergantian nama tabel,
menambah kolom, mengubah kolom, menghapus
kolom, maupun memberikan atribut pada kolom.
• Drop: Digunakan untuk menghapus database dan tabel.
2. Data Manipulation Language (DML)
Adalah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi untuk
mendukung manipulasi data dasar yang ada di dalam basis
data (Connoly dan Begg, 2015, p90). DML dapat menyisipkan
data baru, mengubah data yang ada, mengambil data, dan
menghapus data yang ada di dalam basis data. Perintah SQL
yang termasuk DML adalah:
• Update: Untuk memperbaharui data lama menjadi data yang
baru, jika ada data yang salah maupun kurang maka dapat
diubah isi data dengan menggunakan perintah UPDATE.
• Insert: Untuk menyisipkan data baru kedalam tabel setelah
database dan tabel dibuat.
• Select: Untuk mengambil data atau menampilkan data dari
suatu tabel atau beberapa tabel dalam relasi.
• Delete: Untuk menghapus data dari tabel. Biasa data yang
dihapus adalah data yang tidak diperlukan lagi.
9
3. Menyediakan access control pada basis data, contohnya:
• Sistem keamanan, untuk mencegah pengguna yang
tidak berkepentingan untuk mengakses basis data.
• Sistem integritas, untuk menjaga konsistensi dari data
yang tersimpan.
• A user-accessible catalog, terdapat deskripsi dari data
yang di dalam basis data.
• Recovery control system, melakukan proses restorasi
data jika terjadi kesalahan pada perangkat lunak
maupun perangkat keras.
2.1.4.1 Komponen DBMS
Lima komponen utama dalam lingkungan DBMS, yaitu:
1. Perangkat Keras (Hardware)
Pengaplikasian DBMS membutuhkan perangkat keras
untuk menjalankannya.
2. Perangkat Lunak (Software)
Komponen perangkat lunak DBMS itu sendiri, seperti
sistem operasi.
3. Data
Komponen paling penting dalam DBMS yang
menghubungkan antara komponen mesin dan komponen
manusia.
4. Prosedur
Berupa instruksi dan peraturan design database.
5. Manusia
Komponen terakhir, manusia ikut terlibat dalam sistem.
10
Gambar 2.1 Komponen Utama DBMS
2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan DBMS
Menurut (Connolly dan Begg, 2015, p75-78), DBMS
memiliki beberapa kelebihan:
• Pengendalian terhadap redudansi data.
• Konsistensi data.
• Pembagian data.
• Meningkatkan integritas data.
• Meningkatkan keamanan.
• Meningkatkan aksesibilitas dan respon data.
• Meningkatkan produktivitas.
• Meningkatkan pemeliharaan melalui data
independence.
• Meningkatkan konkurensi.
• Meningkatkan kemampuan backup dan recovery.
Menurut (Connolly dan Begg, 2015, p78-79), DBMS juga
memiliki kekurangan sebagai berikut:
• Kompleksitas.
• Ukuran.
• Biaya DBMS.
• Biaya-biaya hardware tambahan.
• Biaya konversi.
• Performa.
• Dampak besar ketika mengalami kegagalan.
11
2.2 Relational Model
Menurut Connolly dan Begg (2015, p152), model relasional
berdasarkan pada konsep matematikal dari sebuah relasi, yang secara fisikal
ditampilkan sebagai sebuah tabel. Setiap relasi mempunyai suatu nama dan
terdiri dari atribut data. Setiap tuple (baris) berisi satu nilai atribut.
2.2.1 Struktur Data Relasional (Relational Data Structure)
• Relasi (Relation) adalah tabel yang berisi kolom dan baris.
• Atribut (Attribute) adalah kolom dari sebuah tabel.
• Domain adalah sekumpulan nilai yang diberikan untuk satu atau lebih
atribut.
• Tuple ialah baris dari sebuah tabel.
• Degree merupakan jumlah dari atribut yang dimiliki.
• Cardinality adalah jumlah dari baris yang dimiliki.
• Basis data relational (Relational Database) merupakan sekumpulan
relasi yang telah dinormalisasi dengan nama relasi yang berbeda.
2.2.2 Kunci Relasional (Relational Keys)
• Superkey, merupakan satu atau lebih atribut yang dapat membedakan
tiap baris data dalam tabel secara unik.
• Candidate key, merupakan penetapan minimal atribut yang secara
unik mengidentifikasi suatu entitas.
• Primary key, merupakan candidate key yang terpilih untuk
membedakan tuple secara unik dalam relasi.
• Alternate key, merupakan candidate key yang tidak terpilih untuk
membedakan tuple secara unik dalam relasi.
• Foreign key, merupakan atribut atau sekumpulan atribut dalam sebuah
relasi yang cocok dengan candidate key dari relasi lain atau relasi
yang sama.
12
2.2.3 Integrity Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2015, p240), integrity constraint terdiri
dari:
• Required Data
Beberapa kolom harus berisi nilai yang valid. Null
berbeda dari kosong atau nol, dan digunakan untuk mewakili
data yang tidak tersedia, hilang, atau tidak berlaku.
• Domain Constraint
Setiap kolom memiliki domain yang dengan kata lain,
memiliki nilai yang legal yang dibatasi untuk menjelaskan
kolom atau yang ada didalam tabel.
• Entity Integrity
Entity Integrity adalah sebuah pemahaman dimana
dalam sebuah relasi dasar, tidak diperbolehkan bagi primary
key bernilai null.
• Referential Integrity
Referential Integrity adalah jika terdapat foreign key
dalam sebuah relasi, nilai dari foreign key tersebut harus
menyamai nilai candidate key dari tuple yang berkaitan atau
foreign key harus bernilai null.
• General Constraint
General Constraint merupakan aturan tambahan yang
diberikan oleh pengguna atau database administrator yang
mendefinisikan atau membatasi beberapa aspek.
2.3 Database System Development Lifecycles
Dalam proses pengembangan basis data diperlukan tahapan-tahapan
terstruktur, yang dinamakan siklus basis data. Tahapan – tahapan tersebut
harus dihubungkan dengan metode basis data yang mendukungnya. Menurut
Connolly dan Begg (2015, p348), basis data dianalisis dan dirancang dalam
tahapan-tahapan berikut ini:
13
Gambar 2.2 Database System Development Lifecycles (DSDLC)
2.3.1 Database Planning
Database planning merupakan kegiatan pengelolaan yang
memungkinkan tahap siklus pengembangan sistem basis data untuk
direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data
harus terintegrasi secara keseluruhan dengan strategi informasi sistem
dari organisasi. Langkah penting dalam database planning adalah
Mission Statement
Mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data.
Membantu untuk memperjelas tujuan dari sistem database.
Menyediakan jalur yang lebih jelas menuju terwujudnya
efisien dan efektif dari sistem database yang diperlukan.
Mission Objective
Masing-masing tujuan misi harus mengidentifikasi
tugas tertentu bahwa sistem basis data harus mendukung
mission statement. Bisa disertai dengan beberapa informasi
14
tambahan yang menentukan secara umum pekerjaan yang
harus dilakukan.
2.3.2 System Definition
System definition untuk menentukan ruang lingkup dan batas –
batas sistem basis data, termasuk tampilan pengguna (user views),
penggunanya dan area aplikasi. Sistem basis data memungkinkan
memiliki satu atau banyak user views. User view mendefinisikan apa
yang di butuhkan dari sistem basis data dari perspektif peran tertentu
(seperti manager atau supervisor) atau daerah aplikasi perusahaan
(seperti pemasaran, personalia, atau stock control).
2.3.3 Requirements Collection and Analysis
Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi perusahaan
yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan
informasi tersebut untuk mengidentifikasikan persyaratan untuk
sistem baru. Ada beberapa pendekatan untuk mengatur basis data
sistem yaitu:
1. Centralized Approach
Setiap tampilan user-interface digabung menjadi satu set
persyaratan untuk sistem basis data baru yang mewakili tampilan
pengguna dibuat selama tahap design database.
2. View Integration Approach
Setiap tampilan user-interface tetap sebagai daftar terpisah yang
mewakili masing – masing user yang telah dibuat dan kemudian
digabung selama didalam kondisi design database.
3. Kombinasi dari kedua pendekatan tersebut.
2.3.4 Database Design
Proses pembuatan design yang akan mendukung pernyataan
misi perusahaan dan misi lainnya yang di perlukan. Basis data design
terdiri tiga fase utama yaitu:
1. Conceptual Database Design
Proses perancangan penggunaan model data dalam perusahaan,
tergantung pada semua pertimbangan fisik dari data tersebut.
15
2. Logical Database Design
Proses perancangan model data dalam perusahaan yang
berdasarkan spesifikasi data model seperti relational model, yang
tergantung pada bagian Database Management System (DBMS)
dan pertimbangan lainnya.
3. Physical Database Design
Proses menghasilkan gambaran tentang implementasi basis data
pada penyimpanan sekunder; menggambarkan hubungan dasar,
berkas organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai
akses data yang efisien, setiap batasan kebutuhan, dan keamanan
tindakan yang terkait.
2.3.5 DBMS Selection
DBMS Selection adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat
untuk mendukung sistem basis data. Langkah utama untuk memilih
sebuah DBMS yaitu:
• Mendefinisikan kerangka utama
• Mencantumkan dua atau tiga produk
• Membandingkan produk
• Menentukan pilihan dan membuat laporan
2.3.6 Application Design
Application Design merupakan perencanaan tampilan
pengguna dan program aplikasi yang digunakan untuk memproses
basis data. Memiliki dua aspek perancangan aplikasi yaitu:
• Transaction Design
Melakukan perancangan transaksi yang dilakukan oleh satu
pengguna atau program aplikasi, yang mengakses atau
mengubah isi dari basis data
• User Interface Design Guidelines
Melakukan perancangan user interface yang akan berguna
untuk pembuatan form atau report.
16
2.3.7 Prototyping (optional)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 367), pada tahap ini
dilakukan pembangunan prototype dari sistem database. Hasil dari
prototype ini memungkinkan perancang atau pengguna untuk
memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana bentuk
fungsionalitas sistem akhir.
2.3.8 Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 367), Pada tahap ini
dilakukan pembuatan definisi database secara eksternal, konseptual,
internal, dan program aplikasi. Implementasi merupakan realisasi dari
database dan perancangan aplikasi. Implementasi pada database
dilakukan dengan menggunakan DDL (Data Definition Language)
dari DBMS yang dipilih atau dengan menggunakan GUI (Graphical
User Interface). DDL digunakan untuk membuat struktur database
dan file database yang kosong. Selain itu, pada tahapan ini semua
spesifikasi pandangan dari pengguna juga diimplementasikan.
2.3.9 Data Conversion and Loading
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 368), pada tahap ini
dilakukan transfer data yang telah ada ke dalam database yang baru
dan mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada
database yang baru, tahap ini hanya dibutuhkan ketika sistem
database yang baru menggantikan sistem database yang lama. Pada
masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk
memasukkan file ke dalam database yang baru dengan tujuan untuk
memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan
aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru..
2.3.10 Testing
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 368), pada tahap ini
dilakukan proses menjalankan sistem database yang bertujuan untuk
mencari kesalahan-kesalahan. Sebelum digunakan, sistem database
17
yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Jika
pengujian pada sistem aplikasi telah selesai dilakukan dan tidak lagi
ditemukan kesalahan, maka sistem aplikasi telah siap untuk digunakan
dan diserahkan ke pengguna.
2.3.11 Operational Maintenance
Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 369), operational
maintenance adalah proses memonitor dan memelihara sistem
database yang telah di-install. Pada tahap ini, implementasi database
dilakukan sepenuhnya. Sistem diawali dan dipelihara secara
berkelanjutan. Jika diperlukan, kebutuhan-kebutuhan baru dapat
dimasukkan dalam aplikasi database melalui tahapan database
terlebih dahulu.
2.4 Entity Relationship Modelling
Menurut Connolly dan Begg (2015, p405) ER Modelling adalah
pendekatan secara top-down terhadap desain basis data yang dimulai dengan
mengidentifikasikan entitas dan hubungan diantara entitas.
2.4.1 Entity Type
Menurut Connolly dan Begg (2015, p406) Entity Type adalah
sekelompok obyek dengan sifat yang sama, yang dikenali oleh
perusahaan sebagai memiliki keberadaan yang bebas.
2.4.2 Relationship Type
Menurut Connolly dan Begg (2015, p408) Relationship Type
adalah hubungan set antara tipe satu atau lebih entitas yang
berpartisipasi. Tipe relasi diberi nama yang menggambarkan
fungsinya.
Tingkat tipe relasi yaitu:
1) Binary: sebuah hubungan yang terjadi pada dua entitas.
Gambar 2.3 Binary Relation
Owner Penyewaan
barang
18
2) Ternary: Sebuah hubungan yang terjadi pada tiga entitas.
Gambar 2.4 Ternary Relation
3) Quaternary: Sebuah hubungan yang terjadi pada empat
entitas.
Gambar 2.5 Quaternary Relation
Recursive relationship adalah hubungan yang terjadi pada entitas
yang sama namun memiliki peran yang berbeda.
2.4.3 Attributes
Menurut Connolly dan Begg (2015, p413) Attributes adalah
properti dari sebuat entitas atau tipe relasi. Suatu atribut dapat
dikelompokan menjadi simple or composite, single valued or multi-
valued, or derived.
Staff
Client
Branch Registers
Pembeli
Jaksa
Penawaran
Lembaga
keuangan Mengatur
19
Simple and Composite Attributes
Simple Attribute merupakan atribut terdiri dari komponen
tunggal dengan keberadaan independen. Tidak dapat dibagi lagi
menjadi komponen yang lebih kecil. Composite Attribute merupakan
atribut terdiri dari beberapa komponen, masing-masing dengan
keberadaan independen. Beberapa atribut dapat dibagi lagi untuk
menghasilkan komponen yang lebih kecil dengan keberadaan
independen mereka sendiri.
Single-valued and Multi-valued Attributes
Single-valued Attribute merupakan atribut yang memegang
nilai yang tunggal untuk setiap kejadian tipe entitas. Multi-valued
Attribute merupakan atribut yang memegang banyak nilai untuk setiap
kejadian tipe entitas.
Derived Attributes
Merupakan atribut yang mewakili nilai yang diturunkan dari
nilai atribut terkait atau mengatur atribut, belum tentu dalam jenis
entitas yang sama.
Tipe entitas antara lain:
• Strong Entity
Suatu entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada
entitas lain.
• Weak Entity
Suatu entitas yang keberadaannya tergantung pada entitas lain.
2.4.4 Structural Constraint
Menurut Connolly dan Begg (2015, p419), multiplicity adalah
jumlah relasi antara suatu entitas dengan entitas lainnya dalam sebuah
hubungan.
• Hubungan One to One (1:1)
Menggambarkan relasi antara sebuah entitas dengan sebuah
entitas lainnya.
20
• Hubungan One to Many (1:*)
Menggambarkan relasi antara sebuah entitas dengan satu atau
lebih entitas lainnya.
• Hubungan Many to Many (*:*)
Menggambarkan relasi antara satu atau lebih entitas dengan
satu atau lebih entitas lainnya.
2.4.5 Problem with ER Model
Menurut Connolly dan Begg (2015, p426), berikut adalah
beberapa permasalahan dalam pembuatan ER Model yaitu:
Fan Trap
Terjadi di mana model merupakan hubungan antara tipe
entitas, tetapi jalur antara entitas terjadinya tertentu sangat
ambigu.
Chasm Trap
Terjadi di mana model menunjukkan adanya hubungan antara
jenis entitas, tetapi jalur tidak ada antara kejadian entitas
tertentu
2.5 Normalisasi
2.5.1 Definisi Normalisasi
Normalisasi adalah teknik memproduksi satu set hubungan
dengan properti yang diinginkan yang mendukung persyaratan data
perusahaan. Yang memiliki karakteristik meliputi:
1. Jumlah minimal atribut yang diperlukan untuk mendukung
kebutuhan data perusahaan.
2. Artribut dengan hubungan yang logis ditemukan dalam hubungan
yang sama.
3. Redundansi minimal, dengan masing-masing atribut diwakili hanya
sekali.
2.5.2 Tahapan Normalisasi
1. Unnormalized Form (UNF)
Suatu tabel yang memuat satu atau lebih banyak perulangan
21
Tabel 2.1 Unnormalized Form (UNF)
No
Faktur
Nama
Pelanggan
Kode
Barang
Nama
Barang
Tanggal Pelunasan Jumlah Harga
F101 Anjani B001
B002
Kulkas
TV
Sony
06/10/07 20/10/07 3
5
1.500.000
1.000.000
2. First Normal Form (1NF)
1NF adalah Suatu relasi yang didalamnya terdiri dari setiap baris
dan kolom memiliki hanya satu nilai (value).
Tabel 2.2 First Normal Form (1NF)
No
Faktur
Nama
Pelanggan
Kode
Barang
Nama
Barang
Tanggal Pelunasan Jumlah Harga
F101 Anjani B001 Kulkas 06/10/07 20/10/07 3 1.500.000
F101 Anjani B002 TV
Sony
06/10/07 20/10/07 5 1.000.000
3. Second Normal Form (2NF)
2NF adalah suatu relasi yang didalam first normal form dan setiap
yang bukan atribut primary key bergantung pada primary key.
Tabel 2.3 Tabel Barang
22
Kode_Barang Nama_Barang
B001 Kulkas
B002 TV Sony
Tabel 2.4 Tabel Pelanggan
Kode_Pelanggan Nama_Pelanggan
P002 Anjani
Tabel 2.5 Tabel Faktur
No
Faktur
Kode
Pelanggan
Kode
Barang
Tanggal Pelunasan Jumlah Harga Total
Faktur
F101 P002 B001 06/10/07 20/10/07 3 1.500.000 9.500.000
F101 P002 B002 06/10/07 20/10/07 5 1.000.000 9.000.000
4. Third Normal Form (3NF)
Suatu relasi yang didalam first dan second normal form
yang tidak ada atribut primary key bergantung transitif
dengan primary key.
Tabel 2.6 Tabel Barang (2)
Kode_Barang Nama_Barang
23
B001 Kulkas
B002 TV Sony
Tabel 2.7 Tabel Pelanggan (2)
Kode_Pelanggan Nama_Pelanggan
P002 Anjani
Tabel 2.8 Tabel Faktur (2)
No
Faktur
Kode
Pelanggan
Tanggal Pelunasan Total
Faktur
F101 P002 06/10/07 20/10/07 9.500.000
F101 P002 06/10/07 20/10/07 9.000.000
Tabel 2.9 Tabel Item Faktur
No_Faktur Kode Barang Jumlah Harga
F101 B001 3 1.500.000
F101 B002 5 1.000.000
2.6 Metodologi Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2015, p504), metodologi perancangan
adalah sebuah pendekatan terstruktur yang mana menggunakan prosedur,
teknik, peralatan, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan
memfasilitasi proses perancangan.
24
2.6.1 Perancangan Basis Data Konseptual
Menurut Connolly dan Begg (2015, p508), perancangan
konseptual basis data adalah proses membangun sebuah model dari
data yang digunakan pada perusahaan dan tidak bergantung terhadap
semua pertimbangan fisik. Langkah pertama dalam perancangan basis
data konseptual yaitu dengan membuat satu atau lebih model data
berdasarkan dari perusahaan.
Tahap-tahap dalam perancangan konseptual basis data yaitu:
1. Mengidentifikasi tipe entitas.
2. Mengidentifikasi tipe relasi.
3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan tipe
entitas atau relasi.
4. Menentukan atribut domain.
5. Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key.
6. Mempertimbangkan menggunakan enhanced modeling
concepts (optional).
7. Memeriksa redundansi pada model.
8. Memvalidasi data model konseptual terhadap transaksi
pengguna.
9. Meninjau data model konseptual dengan pengguna.
2.6.2 Perancangan Basis Data Logikal
Menurut Connolly dan Begg (2015, p528), perancangan basis
data logikal adalah proses membangun model data yang digunakan
perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak
bergantung terhadap DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya,
untuk mengubah data model konseptual menjadi data model logikal
dan memvalidasi model untuk memerika sudah benar secara struktural
dan dapat mendukung transaksi yang dibutuhkan. Langkah kedua
dengan membuat data model logikal yang menerjemahkan data-data
konseptual menjadi logikal data model dan memvalidasi model
apakah struktur datanya sudah benar dan dapat mendukung kebutuhan
data. Tahap-tahap dalam merancang basis data logikal menurut
Connolly dan Begg (2015, p528) yaitu:
1. Menurunkan relasi untuk data model logikal.
25
2. Memvalidasi relasi dengan normalisasi.
3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna.
4. Memeriksa batasan integritas.
5. Meninjau data model logikal dengan pengguna.
6. Menggabungkan data model logikal ke data model global
(optional).
7. Memeriska perkembangan di masa depan.
2.6.3 Perancangan Basis Data Fisikal
Menurut Connolly dan Begg (2015: p563), perancangan basis
data fisikal adalah proses menghasilkan sebuah keterangan dari
implementasi basis data pada secondary storage, yang menjelaskan
relasi dasar, file organisasi, dan indeks yang digunakan agar dapat
mengakses data secara efisien dan semua hubungan integritas
constraint dan tingkat keamanan. Langkah ketiga adalah dengan
menerjemahkan model data logikal untuk sasaran DBMS. Untuk
menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal
yang dapat diimplementasikan dalam sasaran DBMS.
Langkah keempat dengan merancang organisasi file dan
indeks. Untuk mengerti fungsi dari suatu transaksi yang berjalan
dalam suatu basis data dan menganalisa transaksi-transaksi penting.
Langkah kelima dengan merancang user view yang menjelaskan pada
saat pengumpulan data yang di analisa dalam DSDLC. Langkah
keenam dengan merancang mekanisme keamanan untuk basis data
yang berdasarkan pengumpulan data dari perusahaan dalam DSDLC.
Langkah ketujuh dengan mempertimbangkan pengenalan
redundansi yang dikendalikan untuk menentukan apakah
memperkenalkan redundansi dengan cara yang terkontrol dengan
aturan normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. Langkah
kedelapan dengan memantau dan menyempurnakan sistem operasi
untuk memantau sistem operasi dan meningkatkan performa sistem
untuk memperbaiki keputusan desain yang tidak pantas atau
mencerminkan perubahan kebutuhan. Tahap-tahap dalam merancang
fisikal basis data yaitu:
26
1. Menerjemahkan model data logikal global ke dalam DBMS
tujuan.
2. Merancang organisasi file dan indeks.
3. Merancang user view.
4. Merancang mekanisme keamanan.
5. Mempertimbangkan pengenalan pengendalian redundansi.
6. Memonitor dan mengatur sistem operasional.
2.7 Data Flow Diagram
Pada sub bab ini, akan dibahas mengenai tools yang dipakai dalam
perancangan sistem majalah XYZ, yaitu Data Flow Diagram (DFD).
Menurut Whitten dan Bentley (2007, p317), Data Flow Diagram adalah
model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui
sistem dan cara kerja atau proses yang dilakukan oleh sistem. DFD bisa
disebut juga Bubble Chart, Transformation Graph, dan Process Model.
Hanya ada tiga simbol dan satu koneksi yang digunakan, yaitu:
1. Berbentuk lingkaran yang merepresentasikan proses atau pekerjaan
yang harus diselesaikan.
Gambar 2.6 Bentuk Proses DFD
2. Bujur sangkar merepresentasikan external agents. External agents
adalah orang luar, unit organisasi, sistem, atau organisasi yang
berinteraksi dengan sistem, disebut juga dengan external entity.
27
Gambar 2.7 Bentuk External Agent DFD
3. Kotak terbuka merepresentasikan data stores, biasa disebut juga
files atau basis data.
Gambar 2.8 Bentuk Data Store DFD
4. Panah merepresentasikan aliran data, input, dan output, kepada atau
dari proses.
Gambar 2.9 Bentuk Data Flow DFD
Tingkatan DFD terdiri dari:
1. Diagram Konteks
Menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012, p191),
diagram konteks menunjukkan proses bisnis secara keseluruhan
sebagai sebuah proses yaitu, sistem itu sendiri dan menunjukkan
aliran data dari dan ke entitas eksternal.
2. Diagram Nol
Menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012, p191),
diagram level nol menunjukkan seluruh proses dalam di tingkat
awal, penyimpanan data, entitas eksternal, dan aliran data di
antara mereka.
2.8 Pengertian Web Portal
Menurut Sawyer (2011, p72) web portal atau biasa disingkat portal,
adalah jenis gateway website yang berfungsi sebagai “anchor site” yang
menawarkan jasa atau layanan seperti online shopping malls, email support,
28
komunitas forum, berita saat ini dan cuaca, harga saham, informasi wisata,
dan link ke subjek popular yang lain.
2.9 Pengertian Bootstrap
Bootstrap merupakan sebuah framework CSS, yang berguna untuk
menerapkan dan meningkatkan style di berbagai elemen. Mulai dari tipografi,
tombol, tabel, bentuk, dan gambar. Dengan pengetahuan dasar tentang HTML
dan CSS dapat dipahami bahwa bootstrap dapat menjadi alat untuk
merancang suatu website (Menurut Shenoy A dan Ulrich S, 2014, p9).
2.9 PhpMyAdmin
Menurut Delisle Marc (2012, p8), aplikasi ini menyediakan
antarmuka web lengkap untuk administrasi basis data MySQL, dan secara
luas diakui sebagai aplikasi terkemuka di lapangan ini. Tujuan dari
phpMyAdmin adalah untuk menawarkan manajemen berbasis web lengkap
server MySQL dan data, dan untuk bersaing dengan MySQL dan standar web
evolusi. Sementara produk selalu berkembang, mendukung semua operasi
standar bersama dengan fitur tambahan.
2.10 Hypertext Markup Language (HTML)
Menurut Lemay dan Coburn (2011, p15), HTML adalah sebuah
bahasa yang mencakup teks halaman, deskripsi struktur, dan link ke dokumen
lain, gambar, atau media lainnya. HTML adalah Markup Language yang
berarti bahasa yang ditambahkan dalam dokumen untuk memberikan arti
tersendiri terhadap dokumen. HTML memberitahu web browser bagaimana
cara menampilkan konten. HTML memisahkan konten (kata-kata, gambar,
audio, video dan lainnya) dari "penampilan" (definisi dari tipe konten dan
instruksi bagaimana tipe konten tersebut harus ditampilkan).
2.11 Hypertext Preprocessor (PHP)
Menurut Connolly dan Begg (2015, p1067), PHP adalah open source
popular HTML embedded scripting language yang didukung oleh banyak
server web termasuk apache HTTP Server dan Sistem Informasi Internet
Microsoft. PHP code diterjemahkan di web-server dan diubah menjadi
HTML atau output lain yang akan dilihat oleh pengguna. PHP adalah bahasa
29
pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai
untuk membuat situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan
digunakan untuk pemakaian lain.
2.12 JavaScript
Menurut Connolly dan Begg (2015, p1065), JavaScript adalah object
based scripting language yang berakar pada program pembangunan bersama.
JavaScript adalah bahasa pemrograman yang sangat sederhana yang
memungkinkan halaman html untuk memasukkan fungsi dan skrip yang dapat
mengenali dan menanggapi aksi pengguna.
2.13 MySQL
Menurut Hendry (2015, p7), MySQL adalah sebuah implementasi dari
sistem manajemen basis data relasional yang didistribusikan secara gratis di
bawah lisensi GPL (General Public License). MySQL merupakan turunan
salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada sebelumnya yaitu
SQL (Structured Query Language).
2.14 Interaksi Manusia dengan Komputer (IMK)
Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p22), interaksi manusia
dengan komputer merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan
perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk
digunakan oleh manusia. Interaksi manusia dengan komputer melibatkan
perancangan antarmuka pengguna yang memiliki 8 faktor yang harus
diperhatikan atau yang sering disebut sebagai 8 aturan emas (Shneiderman
dan Plaisant 2010, p88), yaitu:
1. Konsistensi.
2. Menyediakan Usability Universal.
3. Umpan balik yang informatif.
4. Merancang dialog yang memberikan penutupan.
5. Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana.
6. Pembalikan aksi yang mudah.
30
7. Mendukung pusat kendali internal.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.
2.15 Studi Hasil yang Berkaitan
Berikut ini terdapat 3 hasil penelitian dari jurnal yang dapat
membantu dalam penyusunan sistem, yaitu :
• Adelin Fahmariani (2012). Web Portal Jurnal Ilmiah Online Kopertis
Wilayah II Palembang. Jurnal Teknologi dan Informatika.
Jurnal ini berisi mengenai cara-cara merancang sistem web portal,
aplikasi ini dibuat dengan tujuan untuk membantu dosen dalam pendidikan
tinggi untuk mempublikasikan penelitian mereka kepada jurnal ilmiah dan
untuk mengetahui kemajuan penelitian dan publikasi ilmiah di universitas
lain. Portal web ini diciptakan untuk digunakan di seluruh dosen, manajer
jurnal dan pihak yang berkepentingan dalam hasil publikasi jurnal ilmiah.
Dalam jurnal ini, dapat dipelajari bahwa memakai metode penelitian dengan
menganalisa sistem yang berjalan yang selanjutnya akan dilakukan
perancangan sistem. Dari jurnal ini didapat pembahasan untuk sistem yang
akan dibuat, yaitu: input yang diperlukan dalam web portal publikasi jurnal
ilmiah online adalah data yang berkaitan dengan publikasi jurnal, seperti data
Perguruan Tinggi dan NIDN yang terdapat dalam ruang lingkup Kopertis
Wilayah II, data yang berkaitan dengan jurnal ilmiah seperti profil jurnal,
pengelola jurnal, dan publikasi jurnal, data yang berkaitan dengan author
jurnal seperti profil author, draft naskah, dan pemesanan jurnal, kemudian
data yang berkaitan dengan pengelola portal seperti data administrator, dan
berita seputar jurnal ilmiah.
• Ahmad Rifai. Jurnal Sistem Informasi (JSI): Sistem Informasi Pemantauan
Posisi Kendaraan Dinas Unsri Menggunakan Teknologi GPS. Vol. 5, No. 2,
Oktober 2013, halaman 603-610
Jurnal ini berisi tentang aplikasi berbasis web yang memantau
penyelewengan kendaraan dinas. Jadi dapat diketahui apakah kendaraan dinas
dipakai dengan semestinya atau tidak. Aplikasi disimpan pada web server
yang berfungsi sebagai GPS Tracking Server. Komputer pemantau akan
melakukan koneksi ke alamat web server untuk dapat mematau posisi benda
31
bergerak yang dimilikinya. Aplikasi dibangun menggunakan tampilan peta
digital yang diambil dari Google Map.
Informasi posisi objek tersebut diambil dari database MySQL dimana
datanya selalu di update oleh GPS Tracking Device secara periodik.
Akibatnya kita akan mendapatkan efek bergerak setiap kali kita merefresh
data dan menampilkannya pada peta Google Map. Untuk mengetahui
kendaraan yang menyeleweng keluar dari area kerja yang telah ditentukan
oleh perusahaan / instansi, maka diperlukan fitur geofencing. Geofencing
(pembatasan lokasi) digunakan untuk menganalisa posisi kendaraan secara
otomatis dan melaporkan kapan kendaraan dinas keluar atau masuk area
geofence yang sebelumya telah ditentukan oleh pemakai. Sistem informasi
pemantauan posisi kendaraan dinas ini terbagi menjadi dua sisi, yaitu sisi
client dan sisi server.
Sisi client adalah orang yang akan menggunakan kendaraan dinas,
pada rancangan sistem ini orang tersebut harus menggunakan handphone
berbasis android. Penggunaan handphone berguna untuk mengirimkan posisi
pengguna kendaraan dinas ke server melalui fasilitas GPS. Alternatif lain bisa
juga dengan memasangkan mikro kontroler pada kendaraan dinas sebagai
pengganti GPS pada handphone. Sedangkan disisi server berupa komputer
yang akan menampilkan informasi berupa posisi kendaraan dinas dalam
bentuk peta.
Aplikasi disimpan pada web server yang berfungsi sebagai GPS
Tracking Server. Komputer pemantau akan melakukan koneksi ke alamat
web server untuk dapat mematau posisi benda bergerak yang dimilikinya.
Dari jurnal ini didapat pembahasan untuk sistem yang akan dibuat, yaitu
aplikasi yang dibuat berbasis web yang ditujukan untuk memantau pemakaian
kendaraan dinas.
• Saeid Saberi dan Masnizah Mohd (2013). Is Data Quality an Influential
Factor on Web Portals' Visibility?, Procedia Technology 11
Jurnal ini berisi tentang hasil pencarian kata terbanyak dalam web
portal. Hasil dari pencarian kata tersebut akan memberikan peringkat teratas
web portal dengan menyimpulkan bahwa web portal tersebut mempunyai
kualitas yang terbaik. Dalam studi ini kami menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan langsung antara kualitas data dan visibilitas portal web. Dengan
32
kata lain memberikan kualitas yang baik tidak dapat menjamin portal untuk
mendapatkan posisi tinggi di hasil pencarian karena berdasarkan hasil ini
kualitas data penelitian tidak termasuk di antara faktor-faktor bahwa mesin
pencari mempertimbangkan untuk peringkat web portal. Meskipun, pada
pandangan pertama, fakta ini mungkin mengatakan bahwa webmaster tidak
perlu khawatir tentang kualitas data mengenai visibilitas portal, itu tidak
boleh diabaikan bahwa kualitas tidak langsung dapat mempengaruhi
peringkat portal web dengan menarik link dan meningkatkan popularitas.
Di sisi lain, kualitas adalah faktor yang paling penting membentuk
sudut pandang konsumen. Dengan kata lain, setiap hari mesin pencari akan
memberikan peringkat situs yang paling berkualitas. Konsekuensinya,
mengingat data quality portal di posisi mereka dalam hasil pencarian adalah
faktor penting dalam keberhasilan masa depan dari mesin pencari. Dari jurnal
ini didapat pembahasan untuk sistem yang akan dibuat, yaitu hasil dari
pencarian kata terbanyak belum tentu membuktikan kualitas web portal yang
terbaik karena berdasarkan hasil penelitian, kualitas data tidak termasuk
faktor yang menentukan peringkat web portal.