bab 2 tinjauan pustaka -...

27
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Database 2.1.1 Pengertian Data Data adalah informasi yang sudah ada dalam periode waktu yang sudah lama bahkan bertahun-tahun yang diatur di dalam Database Management System (DBMS) (Molina, Ullman, dan Widom, 2009, p1). Sedangkan menurut Connoly dan Begg, data merupakan komponen yang paling penting dalam Database Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end-user. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara komponen manusia dengan komponen mesin (Connolly dan Begg, 2015, p68). 2.1.2 Pengertian Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2015, p63), basis data adalah sekumpulan data yang secara logis dan terkait keterangannya. Basis data dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Menurut Whitten dan Bentley (2007, p518), basis data adalah kumpulan file yang saling terkait. Tidak hanya merupakan kumpulan file, tetapi Record pada setiap file harus berhubungan untuk menyimpan file lain. 2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data Sistem basis data adalah kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data bersama dengan DBMS dan basis data itu sendiri. Sehingga basis data merupakan gabungan dari beberapa aplikasi yang digunakan untuk mengakses, dan mengubah data sesuai dengan kebutuhan (Connolly dan Begg, 2015, p52). 2.1.4 Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2015, p64), DBMS merupakan sebuah program yang digunakan untuk mengelola dan mengatur basis data. DBMS merupakan sebuah program yang berinteraksi langsung dengan program aplikasi dan basis data pengguna. Secara khusus, suatu DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

Upload: habao

Post on 02-Aug-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Database

2.1.1 Pengertian Data

Data adalah informasi yang sudah ada dalam periode waktu

yang sudah lama bahkan bertahun-tahun yang diatur di dalam

Database Management System (DBMS) (Molina, Ullman, dan

Widom, 2009, p1). Sedangkan menurut Connoly dan Begg, data

merupakan komponen yang paling penting dalam Database

Management System (DBMS), berasal dari sudut pandang end-user.

Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara

komponen manusia dengan komponen mesin (Connolly dan Begg,

2015, p68).

2.1.2 Pengertian Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2015, p63), basis data adalah

sekumpulan data yang secara logis dan terkait keterangannya. Basis

data dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu

organisasi. Menurut Whitten dan Bentley (2007, p518), basis data

adalah kumpulan file yang saling terkait. Tidak hanya merupakan

kumpulan file, tetapi Record pada setiap file harus berhubungan untuk

menyimpan file lain.

2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data

Sistem basis data adalah kumpulan dari program aplikasi yang

berinteraksi dengan basis data bersama dengan DBMS dan basis data

itu sendiri. Sehingga basis data merupakan gabungan dari beberapa

aplikasi yang digunakan untuk mengakses, dan mengubah data sesuai

dengan kebutuhan (Connolly dan Begg, 2015, p52).

2.1.4 Database Management System (DBMS)

Menurut Connolly dan Begg (2015, p64), DBMS merupakan

sebuah program yang digunakan untuk mengelola dan mengatur basis

data. DBMS merupakan sebuah program yang berinteraksi langsung

dengan program aplikasi dan basis data pengguna. Secara khusus,

suatu DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas sebagai berikut:

8

1. Data Definition Language (DDL)

Adalah bahasa yang memungkinkan pengelola atau pengguna

basis data untuk menjelaskan dan memberi nama sebuah

entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi.

DDL juga memberikan batasan integritas dan keamanan

(Connolly dan Begg, 2015, p90). Beberapa perintah dasar

yang termasuk didalam DDL yaitu:

• Create: Digunakan untuk membuat database baru,

tabel baru, view baru, dan kolom.

• Alter: Digunakan untuk mengubah struktur tabel yang

telah dibuat yang mencakup pergantian nama tabel,

menambah kolom, mengubah kolom, menghapus

kolom, maupun memberikan atribut pada kolom.

• Drop: Digunakan untuk menghapus database dan tabel.

2. Data Manipulation Language (DML)

Adalah bahasa yang menyediakan sekumpulan operasi untuk

mendukung manipulasi data dasar yang ada di dalam basis

data (Connoly dan Begg, 2015, p90). DML dapat menyisipkan

data baru, mengubah data yang ada, mengambil data, dan

menghapus data yang ada di dalam basis data. Perintah SQL

yang termasuk DML adalah:

• Update: Untuk memperbaharui data lama menjadi data yang

baru, jika ada data yang salah maupun kurang maka dapat

diubah isi data dengan menggunakan perintah UPDATE.

• Insert: Untuk menyisipkan data baru kedalam tabel setelah

database dan tabel dibuat.

• Select: Untuk mengambil data atau menampilkan data dari

suatu tabel atau beberapa tabel dalam relasi.

• Delete: Untuk menghapus data dari tabel. Biasa data yang

dihapus adalah data yang tidak diperlukan lagi.

9

3. Menyediakan access control pada basis data, contohnya:

• Sistem keamanan, untuk mencegah pengguna yang

tidak berkepentingan untuk mengakses basis data.

• Sistem integritas, untuk menjaga konsistensi dari data

yang tersimpan.

• A user-accessible catalog, terdapat deskripsi dari data

yang di dalam basis data.

• Recovery control system, melakukan proses restorasi

data jika terjadi kesalahan pada perangkat lunak

maupun perangkat keras.

2.1.4.1 Komponen DBMS

Lima komponen utama dalam lingkungan DBMS, yaitu:

1. Perangkat Keras (Hardware)

Pengaplikasian DBMS membutuhkan perangkat keras

untuk menjalankannya.

2. Perangkat Lunak (Software)

Komponen perangkat lunak DBMS itu sendiri, seperti

sistem operasi.

3. Data

Komponen paling penting dalam DBMS yang

menghubungkan antara komponen mesin dan komponen

manusia.

4. Prosedur

Berupa instruksi dan peraturan design database.

5. Manusia

Komponen terakhir, manusia ikut terlibat dalam sistem.

10

Gambar 2.1 Komponen Utama DBMS

2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan DBMS

Menurut (Connolly dan Begg, 2015, p75-78), DBMS

memiliki beberapa kelebihan:

• Pengendalian terhadap redudansi data.

• Konsistensi data.

• Pembagian data.

• Meningkatkan integritas data.

• Meningkatkan keamanan.

• Meningkatkan aksesibilitas dan respon data.

• Meningkatkan produktivitas.

• Meningkatkan pemeliharaan melalui data

independence.

• Meningkatkan konkurensi.

• Meningkatkan kemampuan backup dan recovery.

Menurut (Connolly dan Begg, 2015, p78-79), DBMS juga

memiliki kekurangan sebagai berikut:

• Kompleksitas.

• Ukuran.

• Biaya DBMS.

• Biaya-biaya hardware tambahan.

• Biaya konversi.

• Performa.

• Dampak besar ketika mengalami kegagalan.

11

2.2 Relational Model

Menurut Connolly dan Begg (2015, p152), model relasional

berdasarkan pada konsep matematikal dari sebuah relasi, yang secara fisikal

ditampilkan sebagai sebuah tabel. Setiap relasi mempunyai suatu nama dan

terdiri dari atribut data. Setiap tuple (baris) berisi satu nilai atribut.

2.2.1 Struktur Data Relasional (Relational Data Structure)

• Relasi (Relation) adalah tabel yang berisi kolom dan baris.

• Atribut (Attribute) adalah kolom dari sebuah tabel.

• Domain adalah sekumpulan nilai yang diberikan untuk satu atau lebih

atribut.

• Tuple ialah baris dari sebuah tabel.

• Degree merupakan jumlah dari atribut yang dimiliki.

• Cardinality adalah jumlah dari baris yang dimiliki.

• Basis data relational (Relational Database) merupakan sekumpulan

relasi yang telah dinormalisasi dengan nama relasi yang berbeda.

2.2.2 Kunci Relasional (Relational Keys)

• Superkey, merupakan satu atau lebih atribut yang dapat membedakan

tiap baris data dalam tabel secara unik.

• Candidate key, merupakan penetapan minimal atribut yang secara

unik mengidentifikasi suatu entitas.

• Primary key, merupakan candidate key yang terpilih untuk

membedakan tuple secara unik dalam relasi.

• Alternate key, merupakan candidate key yang tidak terpilih untuk

membedakan tuple secara unik dalam relasi.

• Foreign key, merupakan atribut atau sekumpulan atribut dalam sebuah

relasi yang cocok dengan candidate key dari relasi lain atau relasi

yang sama.

12

2.2.3 Integrity Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2015, p240), integrity constraint terdiri

dari:

• Required Data

Beberapa kolom harus berisi nilai yang valid. Null

berbeda dari kosong atau nol, dan digunakan untuk mewakili

data yang tidak tersedia, hilang, atau tidak berlaku.

• Domain Constraint

Setiap kolom memiliki domain yang dengan kata lain,

memiliki nilai yang legal yang dibatasi untuk menjelaskan

kolom atau yang ada didalam tabel.

• Entity Integrity

Entity Integrity adalah sebuah pemahaman dimana

dalam sebuah relasi dasar, tidak diperbolehkan bagi primary

key bernilai null.

• Referential Integrity

Referential Integrity adalah jika terdapat foreign key

dalam sebuah relasi, nilai dari foreign key tersebut harus

menyamai nilai candidate key dari tuple yang berkaitan atau

foreign key harus bernilai null.

• General Constraint

General Constraint merupakan aturan tambahan yang

diberikan oleh pengguna atau database administrator yang

mendefinisikan atau membatasi beberapa aspek.

2.3 Database System Development Lifecycles

Dalam proses pengembangan basis data diperlukan tahapan-tahapan

terstruktur, yang dinamakan siklus basis data. Tahapan – tahapan tersebut

harus dihubungkan dengan metode basis data yang mendukungnya. Menurut

Connolly dan Begg (2015, p348), basis data dianalisis dan dirancang dalam

tahapan-tahapan berikut ini:

13

Gambar 2.2 Database System Development Lifecycles (DSDLC)

2.3.1 Database Planning

Database planning merupakan kegiatan pengelolaan yang

memungkinkan tahap siklus pengembangan sistem basis data untuk

direalisasikan seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan basis data

harus terintegrasi secara keseluruhan dengan strategi informasi sistem

dari organisasi. Langkah penting dalam database planning adalah

Mission Statement

Mendefinisikan tujuan utama dari sistem basis data.

Membantu untuk memperjelas tujuan dari sistem database.

Menyediakan jalur yang lebih jelas menuju terwujudnya

efisien dan efektif dari sistem database yang diperlukan.

Mission Objective

Masing-masing tujuan misi harus mengidentifikasi

tugas tertentu bahwa sistem basis data harus mendukung

mission statement. Bisa disertai dengan beberapa informasi

14

tambahan yang menentukan secara umum pekerjaan yang

harus dilakukan.

2.3.2 System Definition

System definition untuk menentukan ruang lingkup dan batas –

batas sistem basis data, termasuk tampilan pengguna (user views),

penggunanya dan area aplikasi. Sistem basis data memungkinkan

memiliki satu atau banyak user views. User view mendefinisikan apa

yang di butuhkan dari sistem basis data dari perspektif peran tertentu

(seperti manager atau supervisor) atau daerah aplikasi perusahaan

(seperti pemasaran, personalia, atau stock control).

2.3.3 Requirements Collection and Analysis

Proses mengumpulkan dan menganalisis informasi perusahaan

yang akan didukung oleh sistem basis data, dan menggunakan

informasi tersebut untuk mengidentifikasikan persyaratan untuk

sistem baru. Ada beberapa pendekatan untuk mengatur basis data

sistem yaitu:

1. Centralized Approach

Setiap tampilan user-interface digabung menjadi satu set

persyaratan untuk sistem basis data baru yang mewakili tampilan

pengguna dibuat selama tahap design database.

2. View Integration Approach

Setiap tampilan user-interface tetap sebagai daftar terpisah yang

mewakili masing – masing user yang telah dibuat dan kemudian

digabung selama didalam kondisi design database.

3. Kombinasi dari kedua pendekatan tersebut.

2.3.4 Database Design

Proses pembuatan design yang akan mendukung pernyataan

misi perusahaan dan misi lainnya yang di perlukan. Basis data design

terdiri tiga fase utama yaitu:

1. Conceptual Database Design

Proses perancangan penggunaan model data dalam perusahaan,

tergantung pada semua pertimbangan fisik dari data tersebut.

15

2. Logical Database Design

Proses perancangan model data dalam perusahaan yang

berdasarkan spesifikasi data model seperti relational model, yang

tergantung pada bagian Database Management System (DBMS)

dan pertimbangan lainnya.

3. Physical Database Design

Proses menghasilkan gambaran tentang implementasi basis data

pada penyimpanan sekunder; menggambarkan hubungan dasar,

berkas organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai

akses data yang efisien, setiap batasan kebutuhan, dan keamanan

tindakan yang terkait.

2.3.5 DBMS Selection

DBMS Selection adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat

untuk mendukung sistem basis data. Langkah utama untuk memilih

sebuah DBMS yaitu:

• Mendefinisikan kerangka utama

• Mencantumkan dua atau tiga produk

• Membandingkan produk

• Menentukan pilihan dan membuat laporan

2.3.6 Application Design

Application Design merupakan perencanaan tampilan

pengguna dan program aplikasi yang digunakan untuk memproses

basis data. Memiliki dua aspek perancangan aplikasi yaitu:

• Transaction Design

Melakukan perancangan transaksi yang dilakukan oleh satu

pengguna atau program aplikasi, yang mengakses atau

mengubah isi dari basis data

• User Interface Design Guidelines

Melakukan perancangan user interface yang akan berguna

untuk pembuatan form atau report.

16

2.3.7 Prototyping (optional)

Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 367), pada tahap ini

dilakukan pembangunan prototype dari sistem database. Hasil dari

prototype ini memungkinkan perancang atau pengguna untuk

memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana bentuk

fungsionalitas sistem akhir.

2.3.8 Implementation

Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 367), Pada tahap ini

dilakukan pembuatan definisi database secara eksternal, konseptual,

internal, dan program aplikasi. Implementasi merupakan realisasi dari

database dan perancangan aplikasi. Implementasi pada database

dilakukan dengan menggunakan DDL (Data Definition Language)

dari DBMS yang dipilih atau dengan menggunakan GUI (Graphical

User Interface). DDL digunakan untuk membuat struktur database

dan file database yang kosong. Selain itu, pada tahapan ini semua

spesifikasi pandangan dari pengguna juga diimplementasikan.

2.3.9 Data Conversion and Loading

Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 368), pada tahap ini

dilakukan transfer data yang telah ada ke dalam database yang baru

dan mengkonversi semua aplikasi yang ada untuk dijalankan pada

database yang baru, tahap ini hanya dibutuhkan ketika sistem

database yang baru menggantikan sistem database yang lama. Pada

masa sekarang, umumnya DBMS memiliki kegunaan untuk

memasukkan file ke dalam database yang baru dengan tujuan untuk

memungkinkan pengembang untuk mengkonversi dan menggunakan

aplikasi program lama untuk digunakan oleh sistem baru..

2.3.10 Testing

Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 368), pada tahap ini

dilakukan proses menjalankan sistem database yang bertujuan untuk

mencari kesalahan-kesalahan. Sebelum digunakan, sistem database

17

yang baru dikembangkan harus diuji secara menyeluruh. Jika

pengujian pada sistem aplikasi telah selesai dilakukan dan tidak lagi

ditemukan kesalahan, maka sistem aplikasi telah siap untuk digunakan

dan diserahkan ke pengguna.

2.3.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly dan Begg (2015, p. 369), operational

maintenance adalah proses memonitor dan memelihara sistem

database yang telah di-install. Pada tahap ini, implementasi database

dilakukan sepenuhnya. Sistem diawali dan dipelihara secara

berkelanjutan. Jika diperlukan, kebutuhan-kebutuhan baru dapat

dimasukkan dalam aplikasi database melalui tahapan database

terlebih dahulu.

2.4 Entity Relationship Modelling

Menurut Connolly dan Begg (2015, p405) ER Modelling adalah

pendekatan secara top-down terhadap desain basis data yang dimulai dengan

mengidentifikasikan entitas dan hubungan diantara entitas.

2.4.1 Entity Type

Menurut Connolly dan Begg (2015, p406) Entity Type adalah

sekelompok obyek dengan sifat yang sama, yang dikenali oleh

perusahaan sebagai memiliki keberadaan yang bebas.

2.4.2 Relationship Type

Menurut Connolly dan Begg (2015, p408) Relationship Type

adalah hubungan set antara tipe satu atau lebih entitas yang

berpartisipasi. Tipe relasi diberi nama yang menggambarkan

fungsinya.

Tingkat tipe relasi yaitu:

1) Binary: sebuah hubungan yang terjadi pada dua entitas.

Gambar 2.3 Binary Relation

Owner Penyewaan

barang

18

2) Ternary: Sebuah hubungan yang terjadi pada tiga entitas.

Gambar 2.4 Ternary Relation

3) Quaternary: Sebuah hubungan yang terjadi pada empat

entitas.

Gambar 2.5 Quaternary Relation

Recursive relationship adalah hubungan yang terjadi pada entitas

yang sama namun memiliki peran yang berbeda.

2.4.3 Attributes

Menurut Connolly dan Begg (2015, p413) Attributes adalah

properti dari sebuat entitas atau tipe relasi. Suatu atribut dapat

dikelompokan menjadi simple or composite, single valued or multi-

valued, or derived.

Staff

Client

Branch Registers

Pembeli

Jaksa

Penawaran

Lembaga

keuangan Mengatur

19

Simple and Composite Attributes

Simple Attribute merupakan atribut terdiri dari komponen

tunggal dengan keberadaan independen. Tidak dapat dibagi lagi

menjadi komponen yang lebih kecil. Composite Attribute merupakan

atribut terdiri dari beberapa komponen, masing-masing dengan

keberadaan independen. Beberapa atribut dapat dibagi lagi untuk

menghasilkan komponen yang lebih kecil dengan keberadaan

independen mereka sendiri.

Single-valued and Multi-valued Attributes

Single-valued Attribute merupakan atribut yang memegang

nilai yang tunggal untuk setiap kejadian tipe entitas. Multi-valued

Attribute merupakan atribut yang memegang banyak nilai untuk setiap

kejadian tipe entitas.

Derived Attributes

Merupakan atribut yang mewakili nilai yang diturunkan dari

nilai atribut terkait atau mengatur atribut, belum tentu dalam jenis

entitas yang sama.

Tipe entitas antara lain:

• Strong Entity

Suatu entitas yang keberadaannya tidak tergantung pada

entitas lain.

• Weak Entity

Suatu entitas yang keberadaannya tergantung pada entitas lain.

2.4.4 Structural Constraint

Menurut Connolly dan Begg (2015, p419), multiplicity adalah

jumlah relasi antara suatu entitas dengan entitas lainnya dalam sebuah

hubungan.

• Hubungan One to One (1:1)

Menggambarkan relasi antara sebuah entitas dengan sebuah

entitas lainnya.

20

• Hubungan One to Many (1:*)

Menggambarkan relasi antara sebuah entitas dengan satu atau

lebih entitas lainnya.

• Hubungan Many to Many (*:*)

Menggambarkan relasi antara satu atau lebih entitas dengan

satu atau lebih entitas lainnya.

2.4.5 Problem with ER Model

Menurut Connolly dan Begg (2015, p426), berikut adalah

beberapa permasalahan dalam pembuatan ER Model yaitu:

Fan Trap

Terjadi di mana model merupakan hubungan antara tipe

entitas, tetapi jalur antara entitas terjadinya tertentu sangat

ambigu.

Chasm Trap

Terjadi di mana model menunjukkan adanya hubungan antara

jenis entitas, tetapi jalur tidak ada antara kejadian entitas

tertentu

2.5 Normalisasi

2.5.1 Definisi Normalisasi

Normalisasi adalah teknik memproduksi satu set hubungan

dengan properti yang diinginkan yang mendukung persyaratan data

perusahaan. Yang memiliki karakteristik meliputi:

1. Jumlah minimal atribut yang diperlukan untuk mendukung

kebutuhan data perusahaan.

2. Artribut dengan hubungan yang logis ditemukan dalam hubungan

yang sama.

3. Redundansi minimal, dengan masing-masing atribut diwakili hanya

sekali.

2.5.2 Tahapan Normalisasi

1. Unnormalized Form (UNF)

Suatu tabel yang memuat satu atau lebih banyak perulangan

21

Tabel 2.1 Unnormalized Form (UNF)

No

Faktur

Nama

Pelanggan

Kode

Barang

Nama

Barang

Tanggal Pelunasan Jumlah Harga

F101 Anjani B001

B002

Kulkas

TV

Sony

06/10/07 20/10/07 3

5

1.500.000

1.000.000

2. First Normal Form (1NF)

1NF adalah Suatu relasi yang didalamnya terdiri dari setiap baris

dan kolom memiliki hanya satu nilai (value).

Tabel 2.2 First Normal Form (1NF)

No

Faktur

Nama

Pelanggan

Kode

Barang

Nama

Barang

Tanggal Pelunasan Jumlah Harga

F101 Anjani B001 Kulkas 06/10/07 20/10/07 3 1.500.000

F101 Anjani B002 TV

Sony

06/10/07 20/10/07 5 1.000.000

3. Second Normal Form (2NF)

2NF adalah suatu relasi yang didalam first normal form dan setiap

yang bukan atribut primary key bergantung pada primary key.

Tabel 2.3 Tabel Barang

22

Kode_Barang Nama_Barang

B001 Kulkas

B002 TV Sony

Tabel 2.4 Tabel Pelanggan

Kode_Pelanggan Nama_Pelanggan

P002 Anjani

Tabel 2.5 Tabel Faktur

No

Faktur

Kode

Pelanggan

Kode

Barang

Tanggal Pelunasan Jumlah Harga Total

Faktur

F101 P002 B001 06/10/07 20/10/07 3 1.500.000 9.500.000

F101 P002 B002 06/10/07 20/10/07 5 1.000.000 9.000.000

4. Third Normal Form (3NF)

Suatu relasi yang didalam first dan second normal form

yang tidak ada atribut primary key bergantung transitif

dengan primary key.

Tabel 2.6 Tabel Barang (2)

Kode_Barang Nama_Barang

23

B001 Kulkas

B002 TV Sony

Tabel 2.7 Tabel Pelanggan (2)

Kode_Pelanggan Nama_Pelanggan

P002 Anjani

Tabel 2.8 Tabel Faktur (2)

No

Faktur

Kode

Pelanggan

Tanggal Pelunasan Total

Faktur

F101 P002 06/10/07 20/10/07 9.500.000

F101 P002 06/10/07 20/10/07 9.000.000

Tabel 2.9 Tabel Item Faktur

No_Faktur Kode Barang Jumlah Harga

F101 B001 3 1.500.000

F101 B002 5 1.000.000

2.6 Metodologi Perancangan Basis Data

Menurut Connolly dan Begg (2015, p504), metodologi perancangan

adalah sebuah pendekatan terstruktur yang mana menggunakan prosedur,

teknik, peralatan, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan

memfasilitasi proses perancangan.

24

2.6.1 Perancangan Basis Data Konseptual

Menurut Connolly dan Begg (2015, p508), perancangan

konseptual basis data adalah proses membangun sebuah model dari

data yang digunakan pada perusahaan dan tidak bergantung terhadap

semua pertimbangan fisik. Langkah pertama dalam perancangan basis

data konseptual yaitu dengan membuat satu atau lebih model data

berdasarkan dari perusahaan.

Tahap-tahap dalam perancangan konseptual basis data yaitu:

1. Mengidentifikasi tipe entitas.

2. Mengidentifikasi tipe relasi.

3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan tipe

entitas atau relasi.

4. Menentukan atribut domain.

5. Menentukan atribut candidate, primary, dan alternate key.

6. Mempertimbangkan menggunakan enhanced modeling

concepts (optional).

7. Memeriksa redundansi pada model.

8. Memvalidasi data model konseptual terhadap transaksi

pengguna.

9. Meninjau data model konseptual dengan pengguna.

2.6.2 Perancangan Basis Data Logikal

Menurut Connolly dan Begg (2015, p528), perancangan basis

data logikal adalah proses membangun model data yang digunakan

perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak

bergantung terhadap DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya,

untuk mengubah data model konseptual menjadi data model logikal

dan memvalidasi model untuk memerika sudah benar secara struktural

dan dapat mendukung transaksi yang dibutuhkan. Langkah kedua

dengan membuat data model logikal yang menerjemahkan data-data

konseptual menjadi logikal data model dan memvalidasi model

apakah struktur datanya sudah benar dan dapat mendukung kebutuhan

data. Tahap-tahap dalam merancang basis data logikal menurut

Connolly dan Begg (2015, p528) yaitu:

1. Menurunkan relasi untuk data model logikal.

25

2. Memvalidasi relasi dengan normalisasi.

3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna.

4. Memeriksa batasan integritas.

5. Meninjau data model logikal dengan pengguna.

6. Menggabungkan data model logikal ke data model global

(optional).

7. Memeriska perkembangan di masa depan.

2.6.3 Perancangan Basis Data Fisikal

Menurut Connolly dan Begg (2015: p563), perancangan basis

data fisikal adalah proses menghasilkan sebuah keterangan dari

implementasi basis data pada secondary storage, yang menjelaskan

relasi dasar, file organisasi, dan indeks yang digunakan agar dapat

mengakses data secara efisien dan semua hubungan integritas

constraint dan tingkat keamanan. Langkah ketiga adalah dengan

menerjemahkan model data logikal untuk sasaran DBMS. Untuk

menghasilkan skema basis data relasional dari model data logikal

yang dapat diimplementasikan dalam sasaran DBMS.

Langkah keempat dengan merancang organisasi file dan

indeks. Untuk mengerti fungsi dari suatu transaksi yang berjalan

dalam suatu basis data dan menganalisa transaksi-transaksi penting.

Langkah kelima dengan merancang user view yang menjelaskan pada

saat pengumpulan data yang di analisa dalam DSDLC. Langkah

keenam dengan merancang mekanisme keamanan untuk basis data

yang berdasarkan pengumpulan data dari perusahaan dalam DSDLC.

Langkah ketujuh dengan mempertimbangkan pengenalan

redundansi yang dikendalikan untuk menentukan apakah

memperkenalkan redundansi dengan cara yang terkontrol dengan

aturan normalisasi akan meningkatkan kinerja sistem. Langkah

kedelapan dengan memantau dan menyempurnakan sistem operasi

untuk memantau sistem operasi dan meningkatkan performa sistem

untuk memperbaiki keputusan desain yang tidak pantas atau

mencerminkan perubahan kebutuhan. Tahap-tahap dalam merancang

fisikal basis data yaitu:

26

1. Menerjemahkan model data logikal global ke dalam DBMS

tujuan.

2. Merancang organisasi file dan indeks.

3. Merancang user view.

4. Merancang mekanisme keamanan.

5. Mempertimbangkan pengenalan pengendalian redundansi.

6. Memonitor dan mengatur sistem operasional.

2.7 Data Flow Diagram

Pada sub bab ini, akan dibahas mengenai tools yang dipakai dalam

perancangan sistem majalah XYZ, yaitu Data Flow Diagram (DFD).

Menurut Whitten dan Bentley (2007, p317), Data Flow Diagram adalah

model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui

sistem dan cara kerja atau proses yang dilakukan oleh sistem. DFD bisa

disebut juga Bubble Chart, Transformation Graph, dan Process Model.

Hanya ada tiga simbol dan satu koneksi yang digunakan, yaitu:

1. Berbentuk lingkaran yang merepresentasikan proses atau pekerjaan

yang harus diselesaikan.

Gambar 2.6 Bentuk Proses DFD

2. Bujur sangkar merepresentasikan external agents. External agents

adalah orang luar, unit organisasi, sistem, atau organisasi yang

berinteraksi dengan sistem, disebut juga dengan external entity.

27

Gambar 2.7 Bentuk External Agent DFD

3. Kotak terbuka merepresentasikan data stores, biasa disebut juga

files atau basis data.

Gambar 2.8 Bentuk Data Store DFD

4. Panah merepresentasikan aliran data, input, dan output, kepada atau

dari proses.

Gambar 2.9 Bentuk Data Flow DFD

Tingkatan DFD terdiri dari:

1. Diagram Konteks

Menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012, p191),

diagram konteks menunjukkan proses bisnis secara keseluruhan

sebagai sebuah proses yaitu, sistem itu sendiri dan menunjukkan

aliran data dari dan ke entitas eksternal.

2. Diagram Nol

Menurut Dennis, Wixom, dan Roth (2012, p191),

diagram level nol menunjukkan seluruh proses dalam di tingkat

awal, penyimpanan data, entitas eksternal, dan aliran data di

antara mereka.

2.8 Pengertian Web Portal

Menurut Sawyer (2011, p72) web portal atau biasa disingkat portal,

adalah jenis gateway website yang berfungsi sebagai “anchor site” yang

menawarkan jasa atau layanan seperti online shopping malls, email support,

28

komunitas forum, berita saat ini dan cuaca, harga saham, informasi wisata,

dan link ke subjek popular yang lain.

2.9 Pengertian Bootstrap

Bootstrap merupakan sebuah framework CSS, yang berguna untuk

menerapkan dan meningkatkan style di berbagai elemen. Mulai dari tipografi,

tombol, tabel, bentuk, dan gambar. Dengan pengetahuan dasar tentang HTML

dan CSS dapat dipahami bahwa bootstrap dapat menjadi alat untuk

merancang suatu website (Menurut Shenoy A dan Ulrich S, 2014, p9).

2.9 PhpMyAdmin

Menurut Delisle Marc (2012, p8), aplikasi ini menyediakan

antarmuka web lengkap untuk administrasi basis data MySQL, dan secara

luas diakui sebagai aplikasi terkemuka di lapangan ini. Tujuan dari

phpMyAdmin adalah untuk menawarkan manajemen berbasis web lengkap

server MySQL dan data, dan untuk bersaing dengan MySQL dan standar web

evolusi. Sementara produk selalu berkembang, mendukung semua operasi

standar bersama dengan fitur tambahan.

2.10 Hypertext Markup Language (HTML)

Menurut Lemay dan Coburn (2011, p15), HTML adalah sebuah

bahasa yang mencakup teks halaman, deskripsi struktur, dan link ke dokumen

lain, gambar, atau media lainnya. HTML adalah Markup Language yang

berarti bahasa yang ditambahkan dalam dokumen untuk memberikan arti

tersendiri terhadap dokumen. HTML memberitahu web browser bagaimana

cara menampilkan konten. HTML memisahkan konten (kata-kata, gambar,

audio, video dan lainnya) dari "penampilan" (definisi dari tipe konten dan

instruksi bagaimana tipe konten tersebut harus ditampilkan).

2.11 Hypertext Preprocessor (PHP)

Menurut Connolly dan Begg (2015, p1067), PHP adalah open source

popular HTML embedded scripting language yang didukung oleh banyak

server web termasuk apache HTTP Server dan Sistem Informasi Internet

Microsoft. PHP code diterjemahkan di web-server dan diubah menjadi

HTML atau output lain yang akan dilihat oleh pengguna. PHP adalah bahasa

29

pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai

untuk membuat situs web dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan

digunakan untuk pemakaian lain.

2.12 JavaScript

Menurut Connolly dan Begg (2015, p1065), JavaScript adalah object

based scripting language yang berakar pada program pembangunan bersama.

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang sangat sederhana yang

memungkinkan halaman html untuk memasukkan fungsi dan skrip yang dapat

mengenali dan menanggapi aksi pengguna.

2.13 MySQL

Menurut Hendry (2015, p7), MySQL adalah sebuah implementasi dari

sistem manajemen basis data relasional yang didistribusikan secara gratis di

bawah lisensi GPL (General Public License). MySQL merupakan turunan

salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada sebelumnya yaitu

SQL (Structured Query Language).

2.14 Interaksi Manusia dengan Komputer (IMK)

Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p22), interaksi manusia

dengan komputer merupakan disiplin ilmu yang berhubungan dengan

perancangan, evaluasi, dan implementasi sistem komputer interaktif untuk

digunakan oleh manusia. Interaksi manusia dengan komputer melibatkan

perancangan antarmuka pengguna yang memiliki 8 faktor yang harus

diperhatikan atau yang sering disebut sebagai 8 aturan emas (Shneiderman

dan Plaisant 2010, p88), yaitu:

1. Konsistensi.

2. Menyediakan Usability Universal.

3. Umpan balik yang informatif.

4. Merancang dialog yang memberikan penutupan.

5. Memberikan pencegahan dan penanganan kesalahan yang sederhana.

6. Pembalikan aksi yang mudah.

30

7. Mendukung pusat kendali internal.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

2.15 Studi Hasil yang Berkaitan

Berikut ini terdapat 3 hasil penelitian dari jurnal yang dapat

membantu dalam penyusunan sistem, yaitu :

• Adelin Fahmariani (2012). Web Portal Jurnal Ilmiah Online Kopertis

Wilayah II Palembang. Jurnal Teknologi dan Informatika.

Jurnal ini berisi mengenai cara-cara merancang sistem web portal,

aplikasi ini dibuat dengan tujuan untuk membantu dosen dalam pendidikan

tinggi untuk mempublikasikan penelitian mereka kepada jurnal ilmiah dan

untuk mengetahui kemajuan penelitian dan publikasi ilmiah di universitas

lain. Portal web ini diciptakan untuk digunakan di seluruh dosen, manajer

jurnal dan pihak yang berkepentingan dalam hasil publikasi jurnal ilmiah.

Dalam jurnal ini, dapat dipelajari bahwa memakai metode penelitian dengan

menganalisa sistem yang berjalan yang selanjutnya akan dilakukan

perancangan sistem. Dari jurnal ini didapat pembahasan untuk sistem yang

akan dibuat, yaitu: input yang diperlukan dalam web portal publikasi jurnal

ilmiah online adalah data yang berkaitan dengan publikasi jurnal, seperti data

Perguruan Tinggi dan NIDN yang terdapat dalam ruang lingkup Kopertis

Wilayah II, data yang berkaitan dengan jurnal ilmiah seperti profil jurnal,

pengelola jurnal, dan publikasi jurnal, data yang berkaitan dengan author

jurnal seperti profil author, draft naskah, dan pemesanan jurnal, kemudian

data yang berkaitan dengan pengelola portal seperti data administrator, dan

berita seputar jurnal ilmiah.

• Ahmad Rifai. Jurnal Sistem Informasi (JSI): Sistem Informasi Pemantauan

Posisi Kendaraan Dinas Unsri Menggunakan Teknologi GPS. Vol. 5, No. 2,

Oktober 2013, halaman 603-610

Jurnal ini berisi tentang aplikasi berbasis web yang memantau

penyelewengan kendaraan dinas. Jadi dapat diketahui apakah kendaraan dinas

dipakai dengan semestinya atau tidak. Aplikasi disimpan pada web server

yang berfungsi sebagai GPS Tracking Server. Komputer pemantau akan

melakukan koneksi ke alamat web server untuk dapat mematau posisi benda

31

bergerak yang dimilikinya. Aplikasi dibangun menggunakan tampilan peta

digital yang diambil dari Google Map.

Informasi posisi objek tersebut diambil dari database MySQL dimana

datanya selalu di update oleh GPS Tracking Device secara periodik.

Akibatnya kita akan mendapatkan efek bergerak setiap kali kita merefresh

data dan menampilkannya pada peta Google Map. Untuk mengetahui

kendaraan yang menyeleweng keluar dari area kerja yang telah ditentukan

oleh perusahaan / instansi, maka diperlukan fitur geofencing. Geofencing

(pembatasan lokasi) digunakan untuk menganalisa posisi kendaraan secara

otomatis dan melaporkan kapan kendaraan dinas keluar atau masuk area

geofence yang sebelumya telah ditentukan oleh pemakai. Sistem informasi

pemantauan posisi kendaraan dinas ini terbagi menjadi dua sisi, yaitu sisi

client dan sisi server.

Sisi client adalah orang yang akan menggunakan kendaraan dinas,

pada rancangan sistem ini orang tersebut harus menggunakan handphone

berbasis android. Penggunaan handphone berguna untuk mengirimkan posisi

pengguna kendaraan dinas ke server melalui fasilitas GPS. Alternatif lain bisa

juga dengan memasangkan mikro kontroler pada kendaraan dinas sebagai

pengganti GPS pada handphone. Sedangkan disisi server berupa komputer

yang akan menampilkan informasi berupa posisi kendaraan dinas dalam

bentuk peta.

Aplikasi disimpan pada web server yang berfungsi sebagai GPS

Tracking Server. Komputer pemantau akan melakukan koneksi ke alamat

web server untuk dapat mematau posisi benda bergerak yang dimilikinya.

Dari jurnal ini didapat pembahasan untuk sistem yang akan dibuat, yaitu

aplikasi yang dibuat berbasis web yang ditujukan untuk memantau pemakaian

kendaraan dinas.

• Saeid Saberi dan Masnizah Mohd (2013). Is Data Quality an Influential

Factor on Web Portals' Visibility?, Procedia Technology 11

Jurnal ini berisi tentang hasil pencarian kata terbanyak dalam web

portal. Hasil dari pencarian kata tersebut akan memberikan peringkat teratas

web portal dengan menyimpulkan bahwa web portal tersebut mempunyai

kualitas yang terbaik. Dalam studi ini kami menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan langsung antara kualitas data dan visibilitas portal web. Dengan

32

kata lain memberikan kualitas yang baik tidak dapat menjamin portal untuk

mendapatkan posisi tinggi di hasil pencarian karena berdasarkan hasil ini

kualitas data penelitian tidak termasuk di antara faktor-faktor bahwa mesin

pencari mempertimbangkan untuk peringkat web portal. Meskipun, pada

pandangan pertama, fakta ini mungkin mengatakan bahwa webmaster tidak

perlu khawatir tentang kualitas data mengenai visibilitas portal, itu tidak

boleh diabaikan bahwa kualitas tidak langsung dapat mempengaruhi

peringkat portal web dengan menarik link dan meningkatkan popularitas.

Di sisi lain, kualitas adalah faktor yang paling penting membentuk

sudut pandang konsumen. Dengan kata lain, setiap hari mesin pencari akan

memberikan peringkat situs yang paling berkualitas. Konsekuensinya,

mengingat data quality portal di posisi mereka dalam hasil pencarian adalah

faktor penting dalam keberhasilan masa depan dari mesin pencari. Dari jurnal

ini didapat pembahasan untuk sistem yang akan dibuat, yaitu hasil dari

pencarian kata terbanyak belum tentu membuktikan kualitas web portal yang

terbaik karena berdasarkan hasil penelitian, kualitas data tidak termasuk

faktor yang menentukan peringkat web portal.

33