bab 2 tinjauan pustaka 2.1. pemeriksaan ante natal...

23
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) 2.1.1. Pengertian Ante Natal Care (ANC) Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005). Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan 10 Universitas Sumatera Utara

Upload: voxuyen

Post on 30-Jan-2018

228 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC)

2.1.1. Pengertian Ante Natal Care (ANC)

Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi

persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan

reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).

Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak

dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum

sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau

dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan

pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas

mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada

tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005).

Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak

ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan

10

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi

informasi bagi ibu dan petugas kesehatan.

2.1.2. Tujuan Antenatal Care (ANC)

2.1.2.1. Tujuan Umum

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu

dan bayi.

3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,

termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

Eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk

menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas

dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.

11

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

Menurut Muchtar (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan

seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,

persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2.1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini

mungkin.

2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak.

3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga

berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan

wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak

dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post

partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

2.1.3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan

anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai

dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan

kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan

trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan

(Saifuddin, 2005).

12

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

2.1.4. Pemeriksaan Kehamilan

Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga

kesehatan paling sedikit 4 kali :

1. Trismester I : 1 kali

2. Trismester II : 1 kali

3. Trismester III : 2 kali

2.1.5. Pelayanan Antenatal

1. Konsep Pemeriksaan Antenatal

Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan

dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan :

a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan

sebelumnya dan kehamilan sekarang.

b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus

kebidanan.

c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa

d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)

e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-

hari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya

pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga

terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan

kehamilan ulang.

13

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

2. Kunjungan Ibu Hamil

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak

antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal

standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini

dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau

sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau

posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi

beberapa tahap, seperti :

a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1)

Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas

kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan

kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu.

b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4)

Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan

petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan

kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal

sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan

distribusi kontak sebagai berikut :

a. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu

b. Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu

14

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.

1. Jadwal pemeriksaan

Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan

kunjungan antenatal dibagi atas :

a. Kunjungan Pertama (K1)

Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat

kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6)

Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan

konsultasi.

b. Kunjungan Keempat (K4)

Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan

pelayanan kesehatan, (3) Pemeriksaan psikologis, (4) Pemeriksaan

laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan

normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko

tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).

Menurut Muchtar (2005), jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan

adalah :

a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid

terlambat satu bulan

b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan

c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan

15

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

d. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan

e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah

2. Pelaksana Pelayanan Antenatal

Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di

desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam

pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).

2.2. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Menurut Supriyanto (1998), bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah

penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan

kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang

diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta

memulihkan kesehatan per orangan, kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat

(Azwar, 2002).

Pemanfaatan pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan waktu, kapan

kita memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektivitas pelayanan

tersebut.

Menurut Arrow yang dikutip Tjiptoherijanto (1994), hubungan antara

keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya aja

sederhana, tetapi sebenarnya sangat kompleks. Penyebab utama adalah karena

persoalan kesenjangan informasi. Adanya keinginan sehat menjadi konsumsi

16

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

perawatan kesehatan melibatkan berbagai informasi, yaitu aspek yang menyangkut

kesehatan saat ini, informasi tentang status kesehatan yang membaik, informasi

tentang jenis perawatan yang tersedia, serta tentang efektivitas pelayanan kesehatan

tersebut. Dari informasi inilah masyarakat kemudian terpengaruh untuk melakukan

permintaan dan penggunaan (utilisasi) terhadap suatu pelayanan kesehatan.

Menurut Andersen (1968), ada delapan faktor yang memengaruhi

pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu: faktor demografi, (jumlah, penyebaran,

kepadatan, pertumbuhan, struktur umur, dan rasio jenis kelamin), tingkat pendapatan,

faktor sosial budaya (tingkat pendidikan dan status kesehatan) aksesibilitas terhadap

pelayanan kesehatan, produktifitas dan teknologi kesehatan.

Menurut Departement Of health aducation and welfare, USA (1997) dalam

Azwar (2002) faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1) faktor

sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan: tipe organisasi, kelengkapan program

kesehatan, tersedianya tenaga pelayanan kesehatan dengan masyarakat dengan

adanya asuransi kesehatan serta adanya faktor kesehatan lainnya, (2) faktor dari

konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan: faktor sosio demografi (umur,

jenis kelamin, status kesehatan, besar keluarga) faktor sosial psikologis

(sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan pengetahuan dan sumber informasi dari

pelayanan kesehatan dan tabiat terhadap pelaksana pelayanan kesehatan sebelumnya),

faktor status sosial ekonomi (meliputi: pendidikan, pekerjaan,

pendapatan/penghasilan), dapat digunakan pelayanan kesehatan yang meliputi jarak

17

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

antar rumah dengan tempat pelayanan kesehatan, variabel yang menyangkut

kebutuhan (mobilitas, gejala penyakit yang dirasakan oleh yang bersangkutan dan

lain sebagainya).

2.2.1. Elemen Pokok Pelayanan Kesehatan

Menurut Mayer (1996), mengemukakan bahwa dalam pelayanan kesehatan

yang baik terdapat 4 (empat) elemen pokok yaitu aksesibilitas, kualitas,

kesinambungan dan efisiensi dari pelayanan.

1. Aksesibilitas Pelayanan

Pelayanan harus dapat digunakan oleh individu-individu pada tempat dan waktu

yang ia butuhkan. Pengguna pelayanan harus mempunyai akses terhadap berbagai

jenis pelayanan, peralatan, obat-obatan dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan

pasien.

2. Kualitas

Suatu pelayanan yang berkualitas tinggi, mengimplementasikan pengetahuan dan

tehnik paling mutakhir dengan tujuan untuk memperoleh efek yang paling baik.

Kualitas pelayanan berhubungan dengan kompetensi profesional dan provider.

3. Kesinambungan

Pelayanan kesehatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas yang

baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses pelayanan

harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui kontak yang

terus menerus antara individu dengan provider.

18

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

4. Efisiensi

Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi yang

menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan baik bagi

pasien, provider maupun bagi organisasi/institusi penyelenggaraan pelayanan.

2.2.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pemanfaatan Antenatal

Faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan kesehatan cukup banyak

model-model penggunaan pelayanan kesehatan yang dikembangkan seperti model

kependudukan, model sumberdaya masyarakat, model organisasi dan lain-lain sesuai

dengan variabel-variabel yang digunakan dalam masing-masing model.

Anderson (1974) mengembangkan model sistem kesehatan berupa model

kepercayaan kesehatan (health belief model) yang didasarkan teori lapangan (field

theory) dari Lewin (1994). Dalam model Anderson ini, terdapat 3 (tiga) kategori

utama dalam pelayanan kesehatan yaitu :

1. Komponen predisposisi, menggambarkan kecenderungan individu yang berbeda-

beda dalam menggunakan pelayanan kesehatan seseorang. Komponen terdiri dari:

a. Faktor-faktor demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan, besar

keluarga dan lain-lain)

b. Faktor struktural sosial (suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan)

c. Faktor keyakinan/kepercayaan (pengetahuan, sikap dan persepsi)

19

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

2. Komponen enabling (pemungkin/pendorong), menunjukkan kemampuan

individual untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Di dalam komponen ini

termasuk faktor-faktor yang berpengaruh dengan perilaku pencarian :

a. Sumber keluarga (pendapatan/penghasilan, kemampuan membayar pelayanan,

keikutsertaan dalam asuransi, dukungan suami, informasi pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan).

b. Sumber daya masyarakat (suatu pelayanan, lokasi/jarak transportasi dan

sebagainya).

3. Komponen need (kebutuhan), merupakan faktor yang mendasari dan merupakan

stimulus langsung bagi individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan apabila

faktor-faktor predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan pelayanan kesehatan

dapat dikategorikan menjadi :

a. Kebutuhan yang dirasakan/persepsikan (seperti kondisi kesehatan, gejala

sakit, ketidakmampuan bekerja)

b. Evaluasi/clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit

didasarkan oleh petugas kesehatan (tingkat beratnya penyakit dan gejala

penyakit menurut diagnosis klinis dari dokter)

20

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

2.3. Model Pemanfaatan Antenatal Care di Indonesia

Anderson (1968) mengembangkan bahwa konsep model pemanfaatan

pelayanan antenatal care di Indonesia, yang bersifat menyeluruh meneliti faktor-

faktor pada ibu hamil.

Gambar 1. Model Pemanfaatan Antenatal Care (ANC)

2.4. Faktor Predisposisi dan Kebutuhan dalam Pemanfaatan Antenatal Care

Faktor predisposisi dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) adalah :

1. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk

memengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga

melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan

adalah aplikasi atau penerapan pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatmojo,

2003).

Menurut Sedarmayanti (2001) yang dikutip oleh Hardywinoto (2007),

pekerjaan yang disertai dengan pendidikan dan keterampilan akan mendorong

PREDISPOSING ENABLING/PEMUNGKIN NEED - Paritas - Dukungan Suami - Riwayat/kehamilan masa lalu - Interval Kelahiran - Ekonomi Keluarga - Keluhan/penyakit yang diderita - Pendidikan - Pembayaran - Persepsi Sehat - Pengetahuan - Ongkos - Kondisi Ibu - Sikap - Waktu - Rencana Pengobatan - Ketersediaan Pelayanan - HB - Jarak

PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL

21

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

kemajuan setiap usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan baik pendapatan

individu, kelompok maupun pendapatan nasional. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

sumber utama kinerja yang efektif yang memengaruhi individu adalah kelemahan

intelektual, kelemahan psikologis dan kelemahan fisik.

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi

keadaan keluarga karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan

pengetahuan atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih

baik. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang sebagai

hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku kesehatan akan

berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari

pendidikan kesehatan.

Faktor pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap

perilaku. Faktor lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah sosial penanganannya

diperlukan pendidikan kesehatan. Dalam rangka membina meningkatkan kesehatan

masyarakat ditunjukkan pada upaya melalui tekanan, paksaan kepada masyarakat dan

edukasi atau upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan.

Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, faktor predisposisi ini mencakup

pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem yang dianut

masyarakat, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.

22

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan

kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada

petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).

2. Pekerjaan

Menurut Labor Force Consepth, yang digolongkan bekerja adalah mereka

yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk

memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka bekerja penuh maupun tidak.

Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari atau mendapatkan nafkah

(Hardywinoto, 2007). Ibu hamil yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk

memeriksakan kehamilannya karena sibuk dengan pekerjaannya.

3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagiaan besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Natoadmodjo, 2003).

Pentingnya aspek pengetahuan dalam pemanfatan Antenatal Care (ANC)

dapat dilihat dari pendapat Cholil (2004) yang menyatakan bahwa pemanfatan

Antenatal Care (ANC) perlu dilakukan upaya peningkatan kesehatan ibu saat

kehamilan dan melahirkan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya

pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan

kehamilannya pada petugas kesehatan.

23

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat

pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain

ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku

sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman, 2005).

Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pelayanan Antenatal Care (ANC) dan

pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil akan memeriksakan

kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).

4. Paritas

Menurut Wiknjosastro (2005), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman

ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)

mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka

makin kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang

berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau

sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa.

Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang Antenatal Care

(ANC), sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga

kesehatan kehamilannya (Depkes RI, 2008).

5. Interval Kehamilan

Interval kehamilan yang terlalu rapat memang mengundang risiko bagi para

wanita. Penelitian terbaru menyatakan, ibu yang hamil lagi dalam waktu setahun

setelah melahirkan berisiko menyebabkan autisme pada calon anak mereka kelak.

24

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

Kehamilan berturut-turut membuat ibu bisa kepayahan. Para ilmuwan dari New York

AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk pulih dari kehamilan. Selain itu,

kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu pendek akan menyebabkan anak-anak

yang dilahirkan rentan mengalami kekurangan gizi. Dalam hal ini perlu

memperhatikan interval kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat

mengundang risiko bagi para wanita, Jadi sebaiknya apabila ibu hamil dengan

interval kehamilan yang rapat sebaiknya rutin memeriksakan kehamilannya.

Faktor kebutuhan dalam pemanfaatan Antenatal Care (ANC) adalah sebagai

berikut :

1. Penyakit yang diderita

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya

bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin

yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila

dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Penyakit yang diderita

ibu baik sejak sebelum hamil ataupun sesudah kehamilan, seperti : penyakit paru,

penyakit jantung sianotik, penyakit ginjal dan hipertensi, penyakit kelenjar endokrin

(gondok, diabetes mellitus dan penyakit hati), penyakit infeksi (virus dan bakteri

parasit), kelainan darah ibu-janin ataupun keracunan obat dan bahan-bahan toksis,

juga merupakan penyabab yang mengakibatkan terjadinya gangguan dan penyulit

pada kehamilan. Disamping itu, kehamilan sendiri dapat menyebabkan terjadinya

penyakit pada ibu hamil. Penyakit yang tergolong dalam kelompok ini antara lain :

25

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

toksemia gravidarum (keracunan hamil), perdarahan hamil tua yang disebabkan

karena plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) dan solusio plasenta (plasenta

terlepas sebelum anak lahir). Penyebab kematian ibu bersalin di Indonesia masih di

dominasi oleh perdarahan, infeksi dan toksemia gravidarum. Pada ibu hamil

pemeriksaan antenatal memegang peranan penting dalam perjalanan kehamilan dan

persalinannya.

2. Kehamilan Masa Lalu

Riwayat kehamilan masa lalu yang pernah diderita seperti normal dan tidak

normal akan memengaruhi kehamilan berikutnya atau menjadi faktor risiko yang

mungkin ada pada ibu. Ibu yang mengalami masalah pada kehamilan sebelumnya

akan lebih memeriksakan kehamilan.

Pemeriksaan antenatal care memegang peranan

penting dalam perjalanan kehamilan dan persalinannya.

2.5. Faktor Pemungkin (Dukungan Keluarga/Sosial)

2.5.1. Pengertian Dukungan

Menurut Sarwono (2003), dukungan adalah suatu upaya yang diberikan

kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam

melaksanakan kegiatan.

Menurut Santoso (2001) dukungan yaitu suatu usaha untuk menyokong

sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu. Menurut Friedman (1998),

dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

26

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

penderita yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

Menurut Friedman (2003) dukungan keluarga merupakan bagian integral dari

dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan

penyesuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.

3.5.2. Fungsi Dukungan Keluarga/Sosial

Menurut Caplan (1964) dalam Friedman (1998), dukungan keluarga

menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu :

1. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi

tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang

dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

2. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota

keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian.

3. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya:

kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat,

terhindarnya penderita dari kelelahan.

27

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

4. Dukungan emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan

serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan

emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.Dukungan sosial

keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari

suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga

eksternal (Friedman, 1998).

2.5.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Dukungan Keluarga/Sosial

Menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998), ada bukti kuat

dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara

kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang

berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian dari pada anak-anak dari

keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu)

juga dipengaruhi oleh usia. Ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa

merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris

dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua.

Faktor-faktor yang memengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas

sosial ekonomi orang tua. Kelas sosial ekonomi disini meliputi tingkat pendapatan

atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah,

suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam

28

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu

orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan

keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah

(Akhmadi, 2006).

2.5.4. Sumber-Sumber Dukungan Keluarga/Sosial

Sumber-sumber dukungan sosial yaitu menurut Suhita (2005) :

1. Suami

Hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat yang

sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung, dan

menyelesaikan permasalahan bersama. Dukungan sosial suami yang sangat

diharapkan oleh sang istri antara lain suami mendambakan bayi dalam kandungan

istri, suami menunjukkan kebahagiaan pada kelahiran bayi, memperhatikan

kesehatan istri, mengantar dan memahami istrinya, tidak menyakiti istri, berdoa

untuk keselamatan istri dan suami menunggu ketika istri dalam proses persalinan

(Harymawan, 2007). Dalam hal ini untuk kesehatan kehamilan istri dibutuhkan

dukungan suami, apabila ada dukungan suami untuk melalukan p

2. Keluarga

emeriksaan

antenatal care, maka ibu hamil akan lebih sering untuk memanfaatan kunjungan

Antenatal Care (ANC)

Menurut Friedman (1998) keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena

dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu

29

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

sebagai anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan,

tempat bercerita, tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan

bilamana individu sedang mengalami permasalahan.

3. Teman/sahabat

Menurut Kail dan Neilsen (Suhita, 2005) teman dekat merupakan sumber

dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama

mengalami suatu permasalahan. Sedangkan menurut Ahmadi (1991) bahwa

persahabatan adalah hubungan yang saling mendukung, saling memelihara,

pemberian dalam persahabatan dapat terwujud barang atau perhatian tanpa unsur

eksploitasi.

2.6. Landasan Teori

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga tergantung pada predisposisi

keluarga mencakup karakteristik keluarga cenderung menggunakan pelayanan

kesehatan meliputi variabel demografi, variabel struktur sosial (pendidikan, pekerjaan

dan suku) serta kepercayaan dan sikap terhadap perawatan medis, dokter, dan

penyakit termasuk stress serta kecemasan yang ada kaitannya dengan kesehatan

(Muzaham, 1995).

Menurut Reinke (1994) yang dikutip oleh Siregar (2005), ada beberapa faktor

yang memengaruhi seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah faktor

regional, faktor dan sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan yatu tipe dari

organisasi, misalnya rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan

30

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

lainnya, faktor adanya fasilitas kesehatan, faktor-faktor dari konsumen yang

menggunakan pelayanan kesehatan yaitu faktor sosio psikologis yaitu meliputi

sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan.

Menurut Anderson (1968), faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan

pelayanan antenatal care adalah komponen predisposisi, komponen pemungkin dan

komponen kebutuhan.

Model pemanfaatan pelayanan antenatal care menurut Anderson (1968),

dihubungkan oleh faktor predisposing yaitu susunan keluarga, struktur sosial dan

kepercayaan kesehatan, seperti: paritas, jarak kelahiran, pendidikan, pengetahuan,

sikap, dan faktor enabling adalah sumber keluarga dan sumber masyarakat, seperti:

pekerjaan suami, ekonomi keluarga, pembayaran, ongkos, waktu, ketersediaan

pelayanan, jarak, sedangkan faktor need adalah riwayat/kehamilan masa lalu,

keluhan/penyakit yang diderita, persepsi sehat, kondisi ibu, rencana pengobatan dan

HB.

Gambar 2. Kerangka Teori Model Anderson

Komponen Predisposisi - Paritas - Interval Kelahiran - Pendidikan - Pengetahuan - Sikap

Komponen Pemungkin - Dukungan Suami - Ekonomi Keluarga - Pembayaran - Ongkos - Waktu - Ketersediaan Pelayanan - Jarak

Komponen Need - Riwayat/kehamilan masa lalu - Keluhan/penyakit yang diderita - Persepsi sehat - Kondisi ibu - Rencana pengobatan - HB

Pemanfaatan Pelayanan Antenatal

31

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeriksaan Ante Natal …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter II.pdf · c. Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan

2.7. Kerangka Konsep

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Predisposisi - Pendidikan - Pekerjaan - Pengetahuan - Paritas - Interval Kehamilan

Faktor Pemungkin - Dukungan suami

Pemanfaatan Antenatal Care (ANC)

Faktor Kebutuhan - Penyakit yang diderita - Kehamilan masa lalu

32

Universitas Sumatera Utara