bab 2 spondilitis

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis tulang belakang adalah peradangan granulomatosa yg bersifat kronis destruktif oleh mycobacterium tuberculosis. Dikenal pula dengan nama pottds disease of the spine atau tuberculousvertebral osteomyelitis. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebrat 8 – l3 dan paling jarang pada vertebrac1-2. Spondilitis tuberkulosis biasanya mengenai korpus vertebra, tetapi jarang menyerang arkus vertebrae. 1 B. Etiologi Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yg bersifatacid-fastnon-motile ( tahanterhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering disebut juga sebagai basil/bakteri tahan asam (bta) dan tidak dapat diwarnai dengan baik melalui cara yg KKS RADIOLOGI Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 2

Upload: yudy-hardiyansah

Post on 09-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 2 Spondilitis

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 Spondilitis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis tulang belakang adalah

peradangan granulomatosa yg bersifat kronis destruktif oleh mycobacterium

tuberculosis. Dikenal pula dengan nama pottds disease of the spine atau

tuberculousvertebral osteomyelitis. Spondilitis ini paling sering ditemukan

pada vertebrat 8 – l3 dan paling jarang pada vertebrac1-2. Spondilitis

tuberkulosis biasanya mengenai korpus vertebra, tetapi jarang menyerang

arkus vertebrae.1

B. Etiologi

Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri berbentuk batang yg

bersifatacid-fastnon-motile ( tahanterhadap asam pada pewarnaan, sehingga

sering disebut juga sebagai basil/bakteri tahan asam (bta) dan tidak dapat

diwarnai dengan baik melalui cara yg konvensional. Dipergunakanteknik

ziehl-nielsonuntuk memvisualisasikannya.bakteri tubuh secara lambat dalam

media egg-enriched dengan periode 6-8 minggu.3

Produksi niasin merupakan karakteristik mycobacterium tuberculosis dan

dapat membantu untuk membedakannnya dengan spesies lainspondilitis

tuberkulosa merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat lain di

tubuh, 5 95 % disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis tipik ( 2/3 dari

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 2

Page 2: BAB 2 Spondilitis

tipe human dan 1/3 dari tipe bovin ) dan 5 10 % oleh mikobakterium

tuberkulosa atipik.3

Lokalisasi spondilitis tuberkulosa terutama pada daerah vertebra torakal

bawah dan lumbal atas, sehingga didugaadanya infeksi sekunder dari suatu

tuberkulosa traktus urinarius, yg penyebarannyamelalui pleksus batson pada

vena paravertebralis.meskipun menular, tetapi orang tertular tuberculosis tidak

semudah tertularflu.3

Penularan penyakit ini memerlukan waktu pemaparan yg cukup lama dan

intensifdengan sumber penyakit (penular). Menurut mayoclinic, seseorang yg

kesehatanfisiknya baik, memerlukan kontak dengan penderita tb aktif

setidaknya 8 jam sehariselama 6 bulan, untuk dapat terinfeksi.3

Sementara masa inkubasi tb sendiri, yaituwaktu yg diperlukan dari mula

terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar6 bulan. Bakteri tb akan

cepat mati bila terkena sinar matahari langsung. Tetapidalam tempat yg

lembab, gelap, dan pada suhu kamar, kuman dapat bertahan hidupselama

beberapa jam. Dalam tubuh, kuman ini dapat tertidur lama (dorman)

selamabeberapa tahun.2

C. Patogenesis dan klasifikasi

Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya

sekunder dari tbc tempat lain di dalamtubuh. Penyebarannya secara

hematogen, diduga terjadinya penyakit ini sering karena penyebaran

hematogen dari infeksi traktus urinarius melalui pleksus batson. Infeksi tbc

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 3

Page 3: BAB 2 Spondilitis

vertebra ditandai dengan proses destruksi tulangprogresif tetapi lambat di

bagian depan (anterior vertebral body).2

Penyebaran dari jaringan yang mengalami perkejuanakan menghalangi

proses pembentukan tulang sehingga berbentuk tuberculos squestra. Sedang

jaringan granulasi tbcakan penetrasi ke korteks dan terbentuk abses

paravertebral yang dapat menjalar ke atas atau bawah lewatligamentum

longitudinal anterior dan posterior.2

Sedangkan diskus intervertebralis karena avaskular lebih resisten

tetapiakan mengalami dehidrasi dan penyempitan karena dirusak oleh jaringan

granulasi tbc. Kerusakan progresif bagiananterior vertebra akan menimbulkan

kifosis. perjalanan penyakit spondilitis tuberkulosa terdiri dari lima stadium

yaitu:3

1. Stadium implantasi setelah bakteri berada dalam tulang, apabila daya

tahan tubuh penderita menurun, bakteri akan berduplikasimembentuk

koloni yang berlangsung selama 6-8 minggu. Keadaan ini umumnya

terjadi pada daerah paradiskus danpada anak-anak pada daerah sentral

vertebra.

2. Stadium destruksi awalselanjutnya terjadi destruksi korpus vertebra dan

penyempitan yang ringan pada diskus. Proses ini berlangsungselama 3-6

minggu.

3. Stadium destruksi lanjutpada stadium ini terjadi destruksi yang massif,

kolaps vertebra, dan terbentuk massa kaseosa serta pus yangberbentuk

cold abses, yang tejadi 2-3 bulan setelah stadium destruksi awal.

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 4

Page 4: BAB 2 Spondilitis

Selanjutnya dapat terbentuksekuestrum dan kerusakan diskus

intervertebralis. Pada saat ini terbentuk tulang baji terutama di depan

(wedginganterior) akibat kerusakan korpus vertebra sehingga

menyebabkan terjadinya kifosis atau gibbus.

4. Stadium gangguan neurologisgangguan neurologis tidak berkaitan dengan

beratnya kifosis yang terjadi tetapi ditentukan oleh tekanan abses kekanalis

spinalis. Vertebra torakalis mempunyai kanalis spinalis yang kecil

sehingga gangguan neurologis lebih mudahterjadi di daerah ini. Apabila

terjadi gangguan neurologis, perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia

yaitu:

a) Derajat ikelemahan pada anggota gerak bawah setelah beraktivitas atau

berjalan jauh. Pada tahap ini belum terjadigangguan saraf sensoris.

b) Derajat iikelemahan pada anggota gerak bawah tetapi penderita masih

dapat melakukan pekerjaannya.

c) Derajat iiikelemahan pada anggota gerak bawah yang membatasi gerak

atau aktivitas penderita disertai denganhipoestesia atau anestesia.

d) Derajat ivgangguan saraf sensoris dan motoris disertai dengan

gangguan defekasi dan miksi.tbc paraplegia atau pott paraplegia dapat

terjadi secara dini atau lambat tergantung dari keadaan

penyakitnya.pada penyakit yang masih aktif, paraplegia terjadi karena

tekanan ekstradural dari abses paravertebral ataukerusakan langsung

sumsum tulang belakang oleh adanya granulasi jaringan. Paraplegia

pada penyakit yang tidakaktif atau sembuh terjadi karena tekanan pada

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 5

Page 5: BAB 2 Spondilitis

jembatan tulang kanalis spinalis atau pembentukan jaringan

fibrosisyang progresif dari jaringan granulasi tuberkulosa. Tbc

paraplegia terjadi secara perlahan dan dapat terjadidestruksi tulang

disertai dengan angulasi dan gangguan vaskuler vertebra.

5. Stadium deformitas residua, stadium ini terjadi kurang lebih 3-5 tahun

setelah stadium implantasi. Kifosis atau gibbus bersifat permanen

karenakerusakan vertebra yang massif di depan.

D. Patofisiologi

Kuman yg “bangun” kembali dari paru-paru akan menyebar mengikuti

aliran darah ke pembuluh tulang belakang dekatdengan ginjal. Kuman

berkembang biak umumnya di tempat aliran darah yg menyebabkan kuman

berkumpul banyak (ujungpembuluh). Terutama di tulang belakang, di sekitar

tulang thorakal (dada) dan lumbal (pinggang) kuman bersarang.kemudian

kuman tersebut akan menggerogoti badan tulang belakang, membentuk

kantung nanah (abses) yg bisamenyebar sepanjang otot pinggang sampai bisa

mencapai daerah lipat paha.4

Dapat pula memacu terjadinya de “ormitas.gejala awalnya adalah

perkaratan “ umumnya disebut pengapuran “ tulang belakang, sendi-sendi

bahu, lutut, panggul.tulang rawan ini akan terkikis menipis hingga tak lagi

ber” pungsi. Persendian terasa kaku dan nyeri, kerusakan padatulang rawan

sendi, pelapis ujung tulang yg berfngsi sebagai bantalan dan peredam kejut

bila dua ruang tulangberbenturan saat sendi digerakkan.terbentuknya abses

dan badan tulang belakang yg hancur, bisa menyebabkan tulang belakang jadi

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 6

Page 6: BAB 2 Spondilitis

kolaps dan miring kearah depan. Kedua hal ini bisa menyebabkan penekanan

syara2,3

“-syara” sekitar tulang belakang yg mengurus tungkaibawah, sehingga

gejalanya bisa kesemutan, baal-baal, bahkan bisa sampai kelumpuhan.badan

tulang belakang yg kolaps dan miring ke depan menyebabkan tulang belakang

dapat diraba dan menonjol dibelakang dan nyeri bila tertekan, sering sebut

sebagai gibbus bahaya yg terberat adalah kelumpuhan tungkai bawah, karena

penekanan batang syara” di tulang belakang yg dapatdisertai lumpuhnya

syara” yg mengurus organ yg lain, seperti saluran kencing dan anus (saluran

pembuangan).5

Tuberkulosis tulang adalah suatu proses peradangan yg kronik dan

destrukti “yg disebabkan basil tuberkulosis ygmenyebar secara hematogen

dari” okus jauh, dan hampir selalu berasal dari paru-paru. Penyebaran basil ini

dapatterjadi pada waktu ineksi pri-mer atau pasca primer. Penyakit ini sering

ter-jadi pada anak-anak. Basil tuberkulosisbiasanya menyangkut dalam

spongiosa tulang. Pada tempat in “eksi timbul osteitis, kaseasi clan likui” aksi

denganpembentukan pus yg kemudian dapat mengalami kalsi“ ikasi. Berbeda

dengan osteomielitis piogenik, maka pembentukantulang baru pada

tuberkulosis tulang sangat sedikit atau tidak ada sama sekali. Di samping itu,

periostitis dansekwester hampir tidak ada. Pada tuberkulosis tulang ada

kecenderungan terjadi perusakan tulang rawan sendi atau diskus

intervertebra.dari pemeriksaan reflek fisiologis normal. Ditemukan hipestesia

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 7

Page 7: BAB 2 Spondilitis

(raba) setinggi vt6. Tidak ditemukan adanya refleks patologis. Pada

pemeriksaan nervi cranialis tidak ditemukan adanya kelainan.4,5

E. Patologi

Tuberkulosa pada tulang belakang dapat terjadi karena penyebaran

hematogen atau penyebaran langsung noduslimfatikus para aorta atau melalui

jalur limfatik ke tulang dari fokus tuberkulosa yang sudah ada sebelumnya di

luartulang belakang. Pada penampakannya, fokus infeksi primer tuberkulosa

dapat bersifat tenang. Sumber infeksi yangpaling sering adalah berasal dari

sistem pulmoner dan genitourinarius.pada anak-anak biasanya infeksi

tuberkulosa tulang belakang berasal dari fokus primer di paru-paru

sementarapada orang dewasa penyebaran terjadi dari fokus ekstrapulmoner

(usus, ginjal, tonsil).2

Penyebaran basil dapat terjadimelalui arteri intercostal atau lumbar yang

memberikan suplai darah ke dua vertebrae yang berdekatan, yaitusetengah

bagian bawah vertebra diatasnya dan bagian atas vertebra di bawahnya atau

melalui pleksus batsondsyang mengelilingi columna vertebralis yang

menyebabkan banyak vertebra yang terkena. Hal inilah yang

menyebabkanpada kurang lebih 70% kasus, penyakit ini diawali dengan

terkenanya dua vertebra yang berdekatan, sementara pada20% kasus

melibatkan tiga atau lebih vertebra.berdasarkan lokasi infeksi awal pada

korpus vertebra dikenal tiga bentuk spondilitis:1,2,3

1. Peridiskal / paradiskalinfeksi pada daerah yang bersebelahan dengan

diskus (di area metafise di bawah ligamentum longitudinal anterior /area

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 8

Page 8: BAB 2 Spondilitis

subkondral). Banyak ditemukan pada orang dewasa. Dapat menimbulkan

kompresi, iskemia dan nekrosis diskus.terbanyak ditemukan di regio

lumbal.

2. Sentralinfeksi terjadi pada bagian sentral korpus vertebra, terisolasi

sehingga disalahartikan sebagai tumor. Sering terjadipada anak-anak.

Keadaan ini sering menimbulkan kolaps vertebra lebih dini dibandingkan

dengan tipe lain sehinggamenghasilkan deformitas spinal yang lebih hebat.

Dapat terjadi kompresi yang bersifat spontan atau akibat trauma.terbanyak

di temukan di regio torakal.

3. Anteriorinfeksi yang terjadi karena perjalanan perkontinuitatum dari

vertebra di atas dan dibawahnya. Gambaranradiologisnya mencakup

adanya scalloped karena erosi di bagian anterior dari sejumlah vertebra

(berbentuk baji).pola ini diduga disebabkan karena adanya pulsasi aortik

yang ditransmisikan melalui abses prevertebral dibawahligamentum

longitudinal anterior atau karena adanya perubahan lokal dari suplai darah

vertebral.

4. Bentuk atipikaldikatakan atipikal karena terlalu tersebar luas dan fokus

primernya tidak dapat diidentifikasikan. Termasukdidalamnya adalah

tuberkulosa spinal dengan keterlibatan lengkung syaraf saja dan

granuloma yang terjadi di canalisspinalis tanpa keterlibatan tulang

(tuberkuloma), lesi di pedikel, lamina, prosesus transversus dan spinosus,

sertalesi artikuler yang berada di sendi intervertebral posterior. Insidensi

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas Malahayati Page 9

Page 9: BAB 2 Spondilitis

tuberkulosa yang melibatkan elemen posteriortidak diketahui tetapi

diperkirakan berkisar antara 2%-10%.

F. Manifestasi klinis

Gambaran klinis spondilitis tuberkulosa yaitu:5

1. Badan lemah, lesu, nafsu makan berkurang, dan berat badan menurun.

2. Suhu subfebril terutama pada malam hari dan sakit (kaku) pada punggung.

Pada anak-anak sering disertai denganmenangis pada malam hari.

3. Pada awal dijumpai nyeri interkostal, nyeri yang menjalar dari tulang

belakang ke garis tengah atas dada melaluiruang interkostal. Hal ini

disebabkan oleh tertekannya radiks dorsalis di tingkat torakal.

4. Nyeri spinal menetap dan terbatasnya pergerakan spinale. Deformitas pada

punggung (gibbus)

5. Pembengkakan setempat (abses)

6. Adanya proses tbc (tachdjian, 2005).

Kelainan neurologis yang terjadi pada 50 % kasus spondilitis tuberkulosa

karena proses destruksi lanjut berupa:5

1. Paraplegia, paraparesis, atau nyeri radix saraf akibat penekanan medula

spinalis yang menyebabkan kekakuan padagerakan berjalan dan nyeri.

2. Gambaran paraplegia inferior kedua tungkai yang bersifat umn dan adanya

batas defisit sensorik setinggi tempatgibbus atau lokalisasi nyeri

interkostal (tachdjian, 2005).

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 10

Page 10: BAB 2 Spondilitis

G. Diagnosis

Diagnosis pada spondilitis tuberkulosa meliputi:3,4

1. Anamnesis

Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan keterangan dari pasien, meliputi

keluhan utama, keluhan sistem badan,riwayat penyakit sekarang, riwayat

penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga atau lingkungan.

2. Pemeriksaan fisik

a) Inspeksi pada klien dengan spondilitis tuberkulosa kelihatan lemah,

pucat, dan pada tulang belakang terlihat bentukkiposis.

b) Palpasisesuai dengan yang terlihat pada inspeksi, keadaan tulang

belakang terdapat adanya gibbus pada area tulangyang mengalami

infeksi.

c) Perkusipada tulang belakang yang mengalami infeksi terdapat nyeri

ketok.

d) Auskultasipada pemeriksaan auskultasi, keadaan paru tidak ditemukan

kelainan.

3. Pemeriksaan medis dan laboratorium (lauerman, 2006).

H. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada spondilitis tuberkulosa yaitu:5

1. Pemeriksaan laboratoriuma.

a) Pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis dan led meningkat.

b) Uji mantoux positif tuberkulosis.

c) Uji kultur biakan bakteri dan bta ditemukan mycobacterium.

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 11

Page 11: BAB 2 Spondilitis

d) Biopsi jaringan granulasi atau kelenjar limfe regional.

e) Pemeriksaan hispatologis ditemukan tuberkel.

f) Pungsi lumbal didapati tekanan cairan serebrospinalis rendah.

g) Peningkatan crp (c-reaktif protein).

h) Pemeriksaan serologi dengan deteksi antibodi spesifik dalam sirkulasi.

i) Pemeriksaan elisa (enzyme-linked immunoadsorbent assay) tetapi

menghasilkan negatif palsu pada penderitadengan alergi.

j) Identifikasi pcr (polymerase chain reaction) meliputi denaturasi dna

kuman tuberkulosis melekatkannukleotida tertentu pada fragmen dna

dan amplifikasi menggunakan dna polimerase sampai terbentuk

rantaidna utuh yang diidentifikasi dengan gel.

2. Pemeriksaan radiologisa.

a) Foto toraks atau x-ray untuk melihat adanya tuberculosis pada paru.

Abses dingin tampak sebagai suatu bayangan yang berbentuk spindle.

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 12

Page 12: BAB 2 Spondilitis

b) Pemeriksaan foto dengan zat kontras.

c) Foto polos vertebra ditemukan osteoporosis, osteolitik, destruksi

korpus vertebra, penyempitan diskusintervertebralis, dan mungkin

ditemukan adanya massa abses paravertebral.

d) Pemeriksaan mielografi.

e) Ct-scan memberi gambaran tulang secara lebih detail dari lesiirreguler,

skelerosis, kolaps diskus, dan gangguan sirkumferensi tulang.

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 13

Page 13: BAB 2 Spondilitis

f) Mri mengevaluasi infeksi diskus intervertebralis dan osteomielitis

tulang belakang serta menunjukkan adanyapenekanan saraf (lauerman,

2006).

I. Diagnosis banding

Diagnosis banding pada spondilitis tuberkulosa yaitu:1,2

1. Fraktur kompresi traumatik akibat tumor medulla spinalis.

2. Metastasis tulang belakang dengan tidak mengenai diskus dan terdapat

karsinoma prostat.

3. Osteitis piogen dengan demam yang lebih cepat timbul.

4. Poliomielitis dengan paresis atau paralisis tungkai dan skoliosis.

5. Skoliosis idiopatik tanpa gibbus dan tanda paralisis.

6. Kifosis senilis berupa kifosis tidak lokal dan osteoporosis seluruh

kerangka.

7. Penyakit paru dengan bekas empiema tulang belakang bebas penyakit.

8. Infeksi kronik non tuberkulosis seperti infeksi jamur (blastomikosis).

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 14

Page 14: BAB 2 Spondilitis

9. Proses yang berakibat kifosis dengan atau tanpa skoliosis (currier,

2004).ket:5

a) Infeksi piogenik (contoh : karena staphylococcal/suppurative

spondylitis). Adanya sklerosis atau pembentukan tulangbaru pada foto

rontgen menunjukkan adanya infeksi piogenik. Selain itu keterlibatan

dua atau lebih corpus vertebrayang berdekatan lebih menunjukkan

adanya infeksi tuberkulosa daripada infeksi bakterial lain.

b) Infeksi enterik (contoh typhoid, parathypoid). Dapat dibedakan dari

pemeriksaan laboratorium.

c) Tumor/penyakit keganasan (leukemia, hodgkinds disease, eosinophilic

granuloma, aneurysma bone cyst danewingds sarcoma) metastase

dapat menyebabkan destruksi dan kolapsnya corpus vertebra tetapi

berbedadengan spondilitis tuberkulosa karena ruang diskusnya tetap

dipertahankan. Secara radiologis kelainan karenainfeksi mempunyai

bentuk yang lebih difus sementara untuk tumor tampak suatu lesi yang

berbatas jelas.

d) Scheuermannds disease mudah dibedakan dari spondilitis tuberkulosa

oleh karena tidak adanya penipisan korpusvertebrae kecuali di bagian

sudut superior dan inferior bagian anterior dan tidak terbentuk abses

paraspinal.

J. Prognosis

Spondilitis tuberkulosa merupakan penyakit menahun dan apabila dapat

sembuh secara spontan akan memberikancacat pembengkokan pada tulang

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 15

Page 15: BAB 2 Spondilitis

punggung. Dengan jalan radikal operatif, penyakit ini dapat sembuh dalam

waktusingkat sekitar 6 bulan. Prognosis dari spondilitis tuberkulosa

bergantung dari cepatnya dilakukan terapi dan ada tidaknya

komplikasineurologis. Diagnosis sedini mungkin dan pengobatan yang tepat,

prognosisnya baik walaupun tanpa operasi. Penyakitdapat kambuh apabila

pengobatan tidak teratur atau tidak dilanjutkan setelah beberapa saat karena

terjadi resistensiterhadap pengobatan. Untuk spondilitis dengan paraplegia

awal, prognosis untuk kesembuhan saraf lebih baik sedangkan spondilitis

denganparaplegia akhir, prognosis biasanya kurang baik. Apabila paraplegia

disebabkan oleh mielitis tuberkulosa prognosisnyaad functionam juga buruk.3,4

K. Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh spondilitis tuberkulosa yaitu:2,3

1. Pottds paraplegiaa.

a) Muncul pada stadium awal disebabkan tekanan ekstradural oleh pus

maupun sequester atau invasi jaringangranulasi pada medula spinalis.

Paraplegia ini membutuhkan tindakan operatif dengan cara dekompresi

medulaspinalis dan saraf.

b) Muncul pada stadium lanjut disebabkan oleh terbentuknya fibrosis dari

jaringan granulasi atau perlekatantulang (ankilosing) di atas kanalis

spinalis.

2. Ruptur abses paravertebraa.

a) Pada vertebra torakal maka nanah akan turun ke dalam pleura sehingga

menyebabkan empiema tuberculosis

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 16

Page 16: BAB 2 Spondilitis

b) Pada vertebra lumbal maka nanah akan turun ke otot iliopsoas

membentuk psoas abses yang merupakan coldabsces (lindsay, 2008).

3. Cedera corda spinalis (spinal cord injury). Dapat terjadi karena adanya

tekanan ekstradural sekunder karena pustuberkulosa, sekuestra tulang,

sekuester dari diskus intervertebralis (contoh : pottds paraplegia “

prognosabaik) atau dapat juga langsung karena keterlibatan korda spinalis

oleh jaringan granulasi tuberkulosa (contoh :menigomyelitis “ prognosa

buruk). Jika cepat diterapi sering berespon baik (berbeda dengan kondisi

paralisis padatumor). Mri dan mielografi dapat membantu membedakan

paraplegi karena tekanan atau karena invasi dura dancorda spinalis.

L. Penatalaksanaan

Pada prinsipnya pengobatan spondilitis tuberkulosa harus dilakukan segera

untuk menghentikan progresivitaspenyakit dan mencegah atau mengkoreksi

paraplegia atau defisit neurologis. Prinsip pengobatan pottds paraplegiayaitu:4

1. Pemberian obat antituberkulosis.

2. Dekompresi medula spinalis.

3. Menghilangkan atau menyingkirkan produk infeksi.

4. Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone graft) (graham, 2007).

Pengobatan pada spondilitis tuberkulosa terdiri dari:4,5

1. Terapi konservatifa.

a) Tirah baring (bed rest).

b) Memberi korset yang mencegah atau membatasi gerak vertebra.

c) Memperbaiki keadaan umum penderita.

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 17

Page 17: BAB 2 Spondilitis

d) Pengobatan antituberkulosa.standar pengobatan berdasarkan program

p2tb paru yaitu:

1. Kategori i untuk penderita baru bta (+/-) atau rontgen (+).

a. tahap 1 diberikan rifampisin 450 mg, etambutol 750 mg, inh

300 mg, dan pirazinamid 1.500 mgsetiap hari selama 2 bulan

pertama (60 kali).

b. tahap 2 diberikan rifampisin 450 mg dan inh 600 mg 3 kali

seminggu selama 4 bulan (54 kali).

2. Kategori ii untuk penderita bta (+) yang sudah pernah minum obat

selama sebulan, termasuk penderitayang kambuh.

a. Tahap 1 diberikan streptomisin 750 mg, inh 300 mg, rifampisin

450 mg, pirazinamid 1500 mg, danetambutol 750 mg setiap

hari. Streptomisin injeksi hanya 2 bulan pertama (60 kali) dan

obat lainnyaselama 3 bulan (90 kali).

b. Tahap 2 diberikan inh 600 mg, rifampisin 450 mg, dan

etambutol 1250 mg 3 kali seminggu selama 5bulan (66

kali).kriteria penghentian pengobatan yaitu apabila keadaan

umum penderita bertambah baik, led menurun danmenetap,

gejala-gejala klinis berupa nyeri dan spasme berkurang, serta

gambaran radiologis ditemukanadanya union pada vertebra.

2. Terapi operatifa.

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 18

Page 18: BAB 2 Spondilitis

a) Apabila dengan terapi konservatif tidak terjadi perbaikan paraplegia

atau malah semakin berat. Biasanya 3minggu sebelum operasi,

penderita diberikan obat tuberkulostatik.

b) Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara

terbuka, debrideman, dan bone graft.

c) Pada pemeriksaan radiologis baik foto polos, mielografi, ct, atau mri

ditemukan adanya penekanan padamedula spinalis (ombregt,

2005).walaupun pengobatan kemoterapi merupakan pengobatan utama

bagi penderita spondilitis tuberkulosa tetapioperasi masih memegang

peranan penting dalam beberapa hal seperti apabila terdapat cold

absces (abses dingin),lesi tuberkulosa, paraplegia, dan kifosis.3

1. Cold abscescold absces yang kecil tidak memerlukan operasi

karena dapat terjadi resorbsi spontan dengan

pemberiantuberkulostatik. Pada abses yang besar dilakukan

drainase bedah.

2. Lesi tuberkulosa

debrideman fokal, kosto-transveresektomi, debrideman fokal

radikal yang disertai bone graft di bagian depan.

3. Kifosis

a. pengobatan dengan kemoterapi.

b. laminektomi.

c. kosto-transveresektomi.

d. operasi radikal.

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 19

Page 19: BAB 2 Spondilitis

e. osteotomi pada tulang baji secara tertutup dari belakang.operasi

kifosis dilakukan apabila terjadi deformitas hebat. Kifosis

bertendensi untuk bertambah berat,terutama pada anak.

Tindakan operatif berupa fusi posterior atau operasi radikal

(graham, 2007).5

KKS RADIOLOGIFakultas Kedokteran Universitas MalahayatiPage 20