bab 2 landasan teori dan kerangka pemikiranthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2008-1-00220-mn bab 2.pdf ·...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Strategi
Menurut Tjiptono (2002, p3) istilah “Strategi berasal dari kata Yunani yaitu
strategeia yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral”. Strategi
juga bisa diartikan suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan
militer dan material pada daerah – daerah tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu.
Menurut Hamel dan Prahalad (Rangkuti,2002,p3) “Strategi merupakan alat
untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya”.
Menurut pendapat Stephanie K. Morris ( Umar,2002,p31), “Strategi adalah
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu upaya bagaimana
agar tujuan dapat tercapai.”
Strategi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, tanpa suatu
strategi perusahaan akan mengalami banyak sekali hambatan - hambatan dalam
mencapai tujuan perusahaannya. Dalam menjalankan suatu usaha, pasti ada
tujuannya dan kemudian diterapkan langkah-langkah agar tujuan itu tercapai.
Menurut pendapat Porter yang dikutip di buku dalam Rangkuti (2002, p3)
“Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai tujuan bersaing”.
7
Berdasarkan beberapa teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan atau seseorang untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan untuk dapat menjadi lebih baik
dari para pesaingnya.
2.1.1.1 Konsep strategi
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert (Tjiptono, 2002, P3) konsep
strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda,
yaitu :
- Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan.
- Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan
Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi didefinisikan sebagai
program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi
ini adalah bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif, sadar
dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi sedangkan
perspektif yang kedua strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan
atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun
strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit.
Ada beberapa tingkatan dalam strategi untuk perusahaan besar,
ada tiga tingkatan strategi manajemen yang berkembang sesuai
dengan perkembangan usaha perusahaan, yaitu :
1. Strategi korporasi (Corporate Strategy)
8
Menurut Andrews, strategi korporasi adalah “Strategi yang
disusun dalam binis, dimana perusahaan akan bersaing dengan
cara mengubah distinctive competitive menjadi competitive
advantage.’’ ( Rangkuti, 2002,p.10)
Michael E. Porter menyarankan bahwa “Dalam menyusun
strategi korporat, kita perlu mengetahui terlebih dahulu
keunggulan bersaing yang dimiliki, atau yang akan diciptakan,
dan menempatkan pada masing – masing unit bisnis.’’ (
Rangkuti, 2002,p.11)
Pada tingkat korporasi, strategi bersifat menyeluruh.
Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh
kelompok yang menduduki jabatan manajemen puncak. Karena
itu jangkauan waktu strategi korporasi pun meliputi kurun waktu
yang lebih panjang dibandingkan dengan strategi tingkat bidang
bisnis, apalagi tingkat fungsional.
Kesimpulannya adalah strategi pada tingkat korporat ini
merupakan landasan dan acuan untuk penyusunan strategi –
strategi di tingkat yang lebih rendah. Ada 3 macam strategi yang
dapat dipakai pada strategi tingkat koporasi ini, yaitu Strategi
pertumbuhan (growth strategy) adalah strategi berdasarkan
terhadap tahap pertumbuhan yang sedang dilalui perusahaan.
Strategi stabilitas (stability strategy) adalah strategi dalam
mengatasi kemerosotan penghasilan yang sedang dihadapi oleh
suatu perusahaan. Dan retrenchment strategy adalah strategi
9
yang diterapkan untuk memperkecil atau mengurangi usaha
yang dilakukan perusahaan.
2. Strategi Bisnis (business Strategy)
Menurut Tjiptono ( 2002,p.4 ) “Pada dasarnya strategi level
unit bisnis berupaya menentukan pendekatan yang sebaiknya
digunakan oleh suatu bisnis terhadap pasarnya dan bagaimana
melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada dan dalam kondisi pasar tertentu”.
Ada tiga macam strategi yang dapat digunakan pada strategi
tingkat bisnis ini, yaitu strategi keunggulan biaya, strategi
diferensiasi dan strategi fokus. Strategi fokus itu sendiri terdiri
dari fokus biaya dan fokus diferensiasi. Pada tingkat bisnis,
strategi bersifat departemental. Strategi pada tingkat ini
dirumuskan dan ditetapkan oleh para manajer yang diserahi
tugas dan tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk
mengelola bisnis yang bersangkutan. Strategi yang diterapkan
pada unit bisnis sering disebut dengan generic strategy.
Menurut pendapat Tunggal (2004, p121) berpendapat
strategi bisnis sering dinamakan master or business strategy
(grand strategy) yang memberikan arah dasar untuk tindakan
strategi. Strategi bisnis merupakan dasar dari usaha yang
dikoordinasikan dan ditopang, yang diarahkan terhadap
pencapaian tujuan usaha jangka panjang. Strategi bisnis
menunjukkan bagaimana tujuan jangka panjang dicapai. Dengan
demikian, suatu strategi bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu
10
pendekatan umum yang menyeluruh yang mengarahkan
tindakan - tindakan utama suatu perusahaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan strategi bisnis
perusahaan adalah pola keputusan dalam perusahaan yang
menentukan dan mengungkapkan sasaran, maksud atau tujuan-
tujuan yang menghasilkan kebijakan, perencanaan untuk
mencapai tujuan. Strategi perusahaan berlaku bagi seluruh
perusahaan baik itu perusahaan besar atau perusahaan kecil,
sedangkan strategi bisnis hanya berfokus pada penentuan
bagaimana perusahaan akan bersaing dan penempatan diri
diantara pesaingnya.
3. Strategi Fungsional (Functional Strategy)
Memfokuskan pada memaksimumkan produktivitas sumber
daya yang digunakan dalam memberikan value terbaik untuk
pemenuhan kebutuhan pelanggan (customer). Strategi
fungsional sering juga disebut Value-based-strategy.
Jadi, dapat disimpulkan dari beberapa teori yang
diungkapkan mengenai strategi yang menjelaskan pengertian
srategi dan kami menyimpulkan bahwa strategi adalah sesuatu
yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau seseorang untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.
11
2.1.2 Pengertian Bisnis
Menurut Brown dan Petrello (Sugiyono, 2003, P20) menyatakan bisnis
adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat.
Menurut Hughes dan Kapoor (Sugiyono, 2003, P20) menyatakan bisnis
adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan
dan menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.’
Keseluruhan rangkaian kegiatan menjalankan usaha (bisnis) yang lengkap
akan membentuk kelompok - kelompok kegiatan menurut fungsinya, sehingga
masing - masing kelompok kegiatan tersebut dinamakan fungsi bisnis.
1. Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa
kegiatan bisnis itu dapat dilakukan secara individu maupun kelompok yang
terorganisasi dalam suatu institusi, dengan tujuan menghasilkan atau
memasarkan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu
sebenarnya kegiatan bisnis meliputi 2 hal utama, yaitu :
2. Proses produksi
3. Pemasaran barang dan jasa
Jadi, bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik dengan cara
berkelompok maupun dengan cara individu dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dan memasarkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat, dan dari beberapa teori yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang
menjelaskan tentang pengertian bisnis dan yang paling banyak diterapkan di
Indonesia adalah teori Hughes dan Kapoor (Sugiyono,2003, p20), karena sangat
sesuai dengan kondisi ekonomi Indonesia.
12
2.1.3 Pengertian Strategi Bisnis
Strategi bisnis yang utama dalam perusahaan adalah bagaimana
membangun dan memperbaiki posisi perusahaan dalam persaingan bisnis
jangka panjang, adapun 5 prinsip yang harus dipenuhi antara lain :
- Memberikan jawaban atau reaksi atas perubahan yang sedang terjadi
dalam bidang industri perekonomian, politik, hukum, dsb.
- Berisikan langkah - langkah dan pendekatan untuk menghadapi persaingan
- Menciptakan kemampuan dan kesanggupan bersaing yang berkualitas
- Menyatakan inisiatif strategi dari tiap departemen fungsional
- Menempatkan strategi utama kegiatan operasional perusahaan
Tunggal ( 2004, p37 ) menjelaskan bahwa strategi bisnis merupakan
strategi yang harus dijadikan landasan berpikir utama dalam pembuatan strategi
teknologi informasi karena dalam strategi tersebut disebutkan visi dan misi
perusahaan beserta target kinerja masing-masing fungi dan struktur organisasi.
Dalam strategi bisnis ditegaskan peranan teknologi informasi yang sesuai
dengan strategi perusahaan, sehingga filosofi yang digunakan dalam
pengembangan strategi teknologi informasi harus sesuai dengan strategi bisnis
tersebut.
Jadi dari beberapa pengertian teori strategi bisnis yang diungkapkan oleh
beberapa ahli yang sering diterapkan di Indonesia adalah bahwa strategi bisnis
diterapkan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang banyak dari
produk atau jasa yang diproduksi.
13
2.1.4 Pengertian Manajemen Strategi
Menurut John A. Pearce II dan Richard B. Robinson (Tunggal,2004,p2) “
Manajemen strategi adalah kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan
hasil dari formulasi dan implementasi, rencana yang didesain untuk mencapai
tujuan perusahaan. ”
Hariadi (2003, p3) berpendapat “ Strategi manajemen adalah suatu proses
yang dirancang secara sistematis oleh manajemen untuk merumuskan strategi,
menjalankan strategi dan mengevaluasi strategi dalam rangka menyediakan
nilai-nilai yang terbaik bagi seluruh pelanggan untuk mewujudkan visi
organisasi. ”
2.1.5 Konsep dan Klasifikasi Strategi Dalam Perusahaan
Perusahaan bersaing dalam suatu pasar dan berusaha meningkatkan pangsa
pasar. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mencapai tujuan perusahaan, sesuai
dengan visi dan misi perusahaan. Dalam meningkatkan kemampuan bersaing
dan meningkatkan pangsa pasar perusahaan, diperlukan suatu strategi, baik
strategi generic maupun strategi utama (Michael, E. Porter’s Generic Strategies).
Strategi perusahaan biasanya diklasifikasikan sesuai hirarki atau jenjang
tugas. Jenjang tertinggi disebut strategi generik (generic strategy) yang
dijabarkan menjadi strategi utama (grand strategy). Kemudian strategi utama
ini dijabarkan lagi menjadi strategi pada tingkat fungsional perusahaan, yang
disebut sebagai strategi fungsional.
14
2.1.6 Strategi Generik
Menurut Porter ( David 2006, p247 ), Strategi memungkinkan organisasi
untuk mendapat keunggulan kompetitif dari tiga dasar, yaitu Keunggulan biaya,
diferensiasi dan fokus. Porter juga menyebutkan dasar ini strategi generik (
Generic Strategies ).
Keunggulan biaya ( Cost Leadership ) memproduksi barang standar pada
biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang sensitif terhadap harga.
Diferensiasi ( Differentiation ) adalah strategi yang bertujuan memproduksi
barang dan jasa yang dianggap unik oleh industri dan ditujukan kepada
pelanggan yang relatif tidak sensitif terhadap harga. Fokus ( Focus ) berarti
memproduksi barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan sekelompok
kecil pelanggan.
Strategi Porter mengimplikasikan berbagai susunan, prosedur kontrol dan
sistem intensif organisasi. Perusahaan yang lebih besar dengan akses yang lebih
besar terhadap sumber daya biasanya bersaing dengan dasar kepemimpinan
harga dan atau diferensiasi, sementara perusahaan lebih kecil sering kali
bersaing dengan fokus.
Porter menekankan pentingnya pembuatan keputusan untuk menjalankan
analisis biaya-manfaat untuk mengevaluasi “Peluang Bersama’’ ( Sharing
Opportunities ) di antara unit bisnis perusahaan saat ini dan potensial. Aktivitas
dan sumber daya bersama mendorong keunggulan kompetitif melalui
penurunan harga atau perubahaan diferensiasi. Selain pembagian bersama,
Porter menekankan pentingnya perusahaan untuk “Mentransfer’’ keterampilan
dan keahlian diantara unit bisnis yang independen secara efektif guna meraih
keunggulan kompetitif. Bergantung kepada faktor seperti tipe industri, ukuran
15
perusahaan dan karakteristik persaingan, berbagai strategi dapat menghasilkan
keunggulan dalam kepemimpinan biaya, diferensiasi dan fokus.
2.1.6.1 Strategi Kepemimpinan biaya
Kepemimpinan biaya ( David 2006, p247 ) harus dijalankan sejalan
dengan differensiasi. Jumlah elemen biaya mempengaruhi daya tarik
relatif dari strategik generik, termasuk skala ekonomi atau disekonomi
yang dicapai, pengaruh kurva belajar dan pengalaman ( Learning and
Experience Curve ), persentase utilitas kapasitas yang dicapai, serta
hubungan dengan pemasok dan distributor. Elemen biaya lain yang
harus dipertimbangkan dalam memlilih alternatif strategi mencangkup
potensi untuk berbagai biaya dan pengetahuan dalam organisasi, biaya
litbang yang berhubungan dengan pengembangan produk baru atau
modifikasi produk yang ada saat ini, biaya tenaga kerja, tarif pajak,
biaya energi dan biaya pengiriman.
Berusaha menjadi produsen berbiaya rendah dalam satu industri
dapat efektif khususnya ketika pasar terdiri atas banyak pembeli yang
sensitif terhadap harga, ketika hanya ada sedikit cara untuk mencapai
diferensiasi produk, ketika pembeli tidak peduli tentang perbedaan
antara satu merek dengan merek lain, atau ketika ada sejumlah besar
pembeli dengan kekuatan tawar – menawar yang signifikan. Ide
dasarnya adalah untuk menjual dibawah harga pesaing dan dengan
demikian mendapatkan pangsa pasar dan penjualan, mengeser
beberapa pesaing keluar dari pasar seutuhnya.
16
Strategi keunggulan biaya biasanya merasuk keseluruh perusahaan,
seperti dibuktikan dengan efisiensi yang tinggi, overhead yang rendah,
fasilitas karyawan yang terbatas, tidak menoleransi pemborosan,
penyaringan yang ketat atas permintaan anggaran, rentang
pengendalian yang lebar, kompensasi yang dihubungkan dengan
penurunan biaya dan partisipasi karyawan yang luas dalam
mengendalikan biaya. Beberapa resiko dalam menjalankan keunggulan
biaya adalah bahwa pesaing dapat meniru strategi ini, dengan
demikian memicu penurunan laba industri; bahwa penemuan teknologi
dalam industri dapat membuang strategi tidak efektif; atau bahwa
perhatian pembeli mungkin beralih ke fitur lain yang membedakan
selain harga.
2.1.6.2 Strategi Diferensiasi
Strategi Diferensiasi ( David 2006, p248 ) menawarkan berbagai
tingkat diferensiasi. Diferensiasi tidak menjamin keunggulan kompetitif,
khususnya jika produk standar cukup memenuhi kebutuhan konsumen
atau imitasi cepat dapat dilakukan pesaing. Barang tahan lama yang
terlindungi oleh hambatan untuk peniruan secara cepat adalah yang
terbaik. Diferensiasi yang berhasil dapat menghasilkan fleksibilitas
produk yang lebih besar, kompatibilitas yang lebih besar, biaya yang
lebih rendah, jasa yang lebih baik, perawatan yang lebih sedikit,
kenyamanan yang lebih besar, atau fitur yang lebih banyak.
Strategi diferensiasi harus dijalankan setelah proses belajar yang
hati - hati tentang kebutuhan dan preferensi pembeli untuk
17
menentukan kelayakan dari penggunaan satu fitur yang membedakan
atau lebih ke dalam satu produk yang unik yang menampilkan sebuah
perusahaan untuk menetapkan harga yang lebih tinggi untuk
produknya dan untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan karena
pelanggan dapat terikat secara kuat dengan fitur yang membedakan
tersebut. Fitur khusus yang membedakan satu produk dapat
mencangkup pelayanan yang superior, ketersediaan komponen, desain
mesin, kinerja produk, umur hidup produk, konsumsi bahan bakar per
kilometer atau kemudahaan penggunaan.
Resiko menjalankan strategi diferensiasi adalah bahwa produk yang
unik mungkin tidak dihargai cukup tinggi oleh pelanggan untuk
menjustifikasi harga yang tinggi. Ketika hal ini terjadi, strategi
keunggulan biaya dengan mudah akan mengalahkan strategi
diferensiasi. Resiko lainnya menjalakan strategi diferensiasi adalah
bahwa pesaing dapat mengembangkan cara untuk meniru fitur yang
membedakan secara cepat. Dengan demikian, perusahaan harus
menemukan sumber keunikan yang tahan lama yang tidak dapat ditiru
secara cepat atau secara murah oleh perusahaan pesaing.
Menurut beberapa pakar, diferensiasi dapat didefinisikan sebagai
upaya merek atau perusahaan untuk menciptakan perbedaan diantara
para pesaing dalam rangka memberikan nilai yang terbaik kepada
pelanggan. Perusahaan yang memberikan diferensiasi yang kukuh
dipastikan akan memiliki kinerja di atas rata – rata dalam industrinya.
18
Diferensiasi ( Kotler 2003, p315 ) adalah tindakan merancang satu
set perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan
dari penawaran perusahaan pesaing ( kompetitor ).
Definisi diferensiasi sebagai upaya mengintegrasikan sesuatu yang
disebut konten, konteks dan infrastruktur produk serta layanan yang
ditawarkan kepada pelanggan. Untuk dapat menciptakan diferensiasi
yang kukuh, harus berkonsentrasi pada tiga dimensi diferensiasi yaitu
konten ( What to Offer ), konteks ( How to Offer ) dan infrastruktur (
Enabler ).
Perusahaan – perusahaan yang mendiferensiasikan penawaran
mereka hanya dengan mengurangi biaya dan harga mungkin
melakukan kesalahan, karena beberapa alasan :
1 Produk yang “lebih murah’’ sering dianggap kurang bermutu.
2 Perusahaan mungkin mengurangi pelayanan untuk menekan harga
dan tindakan ini mungkin menjauhi pembeli.
3 Pesaing biasanya menemukan tempat produksi yang berbiaya lebih
rendah dan menawarkan versi yang lebih rendah.
Jika perusahaan tidak membedakan penawarannya selain dengan
harga yang lebih murah, perusahaan akan dikalahkan pesaing.
Macam – macam diferensiasi, antara lain :
1 Diferensiasi Produk
2 Diferensiasi pelayanan
3 Diferensiasi Personil
4 Diferensiasi Saluran
5 Diferensiasi Citra
19
2.1.6.2.1 Diferensiasi produk
Diferensiasi produk fisik menyerupai suatu garis. Produk –
produk fisik (Kotler,2003,p318) yang bervariasi dalam potensinya
untuk diferensiasi. Di ujung yang satu kita menemukan produk –
produk yang memungkinkan sedikit variasi, tetapi di sini pun,
masih mungkin terjadi diferensiasi. Di ujung yang lain ada
produk dengan diferensiasi tinggi. Disini penjualan menghadapi
banyak sekali parameter rancangan, yang mencangkup
beberapa variabel sebagai pembedaan produk utama, antara lain
: bentuk ( Form ), keistimewaan ( Features ), kualitas kinerja (
Performance Quality ), kualitas kesesuaian ( Conformance
Quality ), daya tahan ( Durability ), keandalan ( Reability ),
mudah diperbaiki ( Repairability ), gaya ( Stlye ), dan rancangan
( Design ).
1. Bentuk ( Form )
Banyak produk yang dapat dilakukan melalui diferensiasi
(Kotler,2003,p318) diantara ukuran, bentuk atau struktur
fisik dari suatu produk. Sehingga banyak kemungkinan
pertimbangan yang dapat diambil oleh konsumen dari
bentuk suatu produk.
2. Keistimewaan ( Features )
Keistimewaan (Kotler,2003,p318) adalah karakteristik yang
melengkapi fungsi dasar produk. Sebagian besar produk
dapat ditawarkan dengan berbagai keistimewaan. Titik awal
20
dari diferensiasi keisitimewaan adalah versi dasar atau
“kerangka’’ produk. Perusahaan dapat menciptakan versi
tambahan dengan menambahkan keisimewaan ekstra.
Beberapa perusahaan sangat inovatif dalam menambah
keistimewaan baru pada produk mereka. Menjadi yang
pertama memperkenalkan keistimewaan yang berharga
adalah salah satu cara bersaing paling efektif. Perusahaan
juga harus berpikir dalam hal paket keistimewaan dan
memutuskan apakah akan menawarkan keistimewaan
khusus kepada pelanggan dengan biaya lebih tinggi atau
standarisasi dengan biaya yang lebih murah.
3. Kualitas kinerja ( Performance Quality )
Kualitas kinerja (Kotler,2003,p319) mengacu pada tingkat
dimana karakteristik dasar operasi itu beroperasi. Sebagian
besar produk awalnya ditetapkan pada salah satu dari
empat kinerja : rendah, rata – rata, tinggi dan super.
Dalam suatu unit bisnis, jika memiliki suatu kualitas yang
tinggi ( unggul ) maka memungkinkan mereka untuk
menetapkan harga yang tinggi karena banyak permintaan.
Sehingga akan mendatangkan keuntungan dari pembeli
ulang yang lebih banyak, adanya kesetiaan pelanggan dan
kesan yang positif. Serta biaya mereka untuk memberikan
kualitas baik tidak jauh lebih tinggi daripada unit bisnis
yang memproduksi kualitas rendah.
21
Suatu perusahaan harus juga memutuskan bagaimana
mengelola kualitas kinerja seiring waktu, terdapat tiga
strategi. Pertama, perusahaan terus meningkatkan produk,
sering menghasilkan laba dan pangsa pasar tinggi. Kedua,
mempertahankan kualitas produk pada tingkat tertentu
karena banyak perusahaan membiarkan kualitas mereka
tidak berubah setelah formulasi awal kecuali terjadi
kegagalan atau peluang besar. Ketiga, mengurangi kualitas
produk seiring waktu karena beberapa perusahaan
memotong kualitas untuk mengimbangi kenaikan biaya,
dengan harapan pembeli tidak akan merasakan perbedaan.
4. Kualitas kesesuaian ( Conformance Quality )
Kualitas kesesuaian (Kotler,2003,p320) adalah tingkat di
mana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi
spesifikasi sasaran yang dijanjikan. Pembeli mengharapkan
produk memiliki kualitas kesesuaian yang tinggi.
Kesesuaian yang rendah membuat produk itu gagal
memberikan apa yang dijanjikan pada banyak pembeli,
sehingga membuat para pembeli menjadi kecewa.
5. Daya Tahan ( Durability )
Daya Tahan (Kotler,2003,p320) adalah suatu ukuran usia
operasi produk yang diharapkan dalam kondisi normal dan
atau berat atau suatu atribut produk yang sangat penting
bagi sebagian besar pembeli.
22
Pembeli biasanya akan membayar lebih untuk produk yang
memiliki daya tahan tinggi. Namun, aturan ini tergantung
dari beberapa persyaratan. Harga ekstra itu tidak boleh
berlebihan. Selanjutnya, produk itu tidak boleh terpengaruh
oleh keusangan teknologi, karena jika demikian pembeli
mungkin tidak mau membayar lebih untuk produk yang
berusia lebih panjang.
6. Keandalaan ( Reliability )
Keandalaan (Kotler,2003,p320) adalah ukuran
kemungkinan suatu produk tidak akan rusak atau gagal
dalam suatu periode waktu tertentu. Pembeli umumnya
akan membayar lebih untuk produk yang lebih dapat
diandalkan.
7. Mudah Diperbaiki ( Repairbility )
Mudah diperbaiki (Kotler,2003,p320) adalah suatu ukuran
kemudahan memperbaiki suatu produk yang rusak atau
gagal, karena pembeli memilih produk yang mudah
diperbaiki.
Sifat mudah diperbaiki yang ideal adalah jika pemakai
dapat membetulkan sendiri produk itu dengan sedikit atau
tanpa biaya atau waktu terbuang. Pembeli hanya perlu
mencabut suku cadang yang rusak dan memasukan suku
cadang pengganti. Hal yang lebih baik lagi, beberapa
produk menyertakan kemampuan diagnostik yang
memungkinkan petugas service memperbaiki suatu
23
masalah melalui telepon atau menyarankan kepada
pemakai cara memperbaikinya.
8. Gaya ( Style )
Gaya (Kotler,2003,p320) menggambarkan penampilan dan
perasaan produk itu bagi pembeli. Pembeli pada umumnya
mau membayar lebih untuk produk yang bergaya menarik.
Gaya memiliki keunggulan mencitpakan perbedaan produk
yang sukar ditiru. Karena itu tidak heran bahwa banyak
perusahaaan belum berinvestasi untuk gaya yang lebih
baik. Dari sisi negatif, gaya yang menarik tidak selalu
berarti kinerja yang tinggi.
Dalam diferensiasi gaya, kita harus menyertakan kemasan
sebagai senjata. kemasan memberikan kesan pertama
produk pada pembeli dan mampu menarik atau menolak
pembeli.
9. Rancangan ( Design )
Rancangan (Kotler,2003,p321) adalah totalitas
keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi
suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Rancangan
sangat penting dalam membuat dan memasarkan peralatan
tahan lama, jasa eceran ( retail ) dan produk kemasan.
Semua mutu yang telah dibahas merupakan parameter
rancangan.
Perancang harus memikirkan berapa besar yang perlu
diinvestasikan dalam bentuk, pengembangan keistimewaan,
24
kinerja, kesesuaian, ketahanan, keandalan, kemudahan
perbaikan dan gaya. Bagi perusahaan, produk yang
dirancang dengan baik adalah produk yang mudah
diproduksi dan didistribusikan.
2.1.6.3 Strategi Fokus
Strategi fokus yang berhasil (David,2006,p249) bergantung pada
segmen industri yang memiliki ukuran cukup besar, memiliki potensi
pertumbuhan yang bagus dan tidak penting untuk keberhasilan
pesaing lain. Perusahaan besar dan menengah dapat secara efektif
menjalankan strategi berdasarkan fokus hanya bila digabungkan
dengan strategi diferensiasi dan strategi keunggulan biaya. Semua
perusahaan pada dasarnya mengikuti strategi diferensiasi. Karena
hanya satu perusahaan yang dapat mendiferensiasikan dirinya dengan
biaya rendah, perusahaan lainnya dalam industri harus menemukan
cara lain untuk mendiferensiasi produk mereka.
Strategi fokus adalah yang paling efektif ketika konsumen memiliki
preferensi atau persyaratan yang unik dan ketika perusahaan pesaing
tidak berusaha untuk berspesialisasi dalam target segmen yang sama.
Resiko menjalankan strategi fokus mencangkup kemungkinan
bahwa sejumlah pesaing akan menyadari keberhasilan dari strategi
fokus dan menirunya, atau bahwa preferensi konsumen akan bergeser
ke atribut produk yang diinginkan oleh pasar secara keseluruhan.
Sebuah organisasi yang menggunakan strategi fokus dapat
berkonsentrasi pada kelompok pelanggan, pasar geografis, atau
25
segmen lini produk tertentu untuk melayani pasar yang sudah
ditentukan tetapi sempit lebih baik dari pesaing yang melayani pasar
yang lebih luas.
26
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran