bab 2 landasan teori dan kerangka pemikiranthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2009-1-00307-mn bab...
TRANSCRIPT
BAB 2
LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia terbentuk dari beberapa kelompok
aktivitas yang saling berhubungan dalam lingkungan perusahaan, dan selama itu
semua manajer bertanggung jawab dalam manajemen sumber daya manusia harus
memperhitungkan kekuatan, dan keadaan dari luar seperti hukum, politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan teknologi ketika menetapkan aktivitas tersebut.
Menurut Milner dan Crane dalam bukunya ”Human Resources Management –
The Strategic Perspective” (2005, p12) mendefinisikan sumber daya manusia sebagai
berikut:
“Human resources management is the process of developing,
applying and evaluated policies, procedures, methods and
programs relating to the individual in the organization.”
(Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi
dan masyarakat.)
Jadi sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu
organisasi. Oleh karena itu sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang
paling vital bagi organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan bagian dari proses
organisasi dalam mencapai tujuan. Setelah arah dan strategi umum ditentukan,
maka langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan yang lebih tegas dan
mengembangkan dalam bentuk rencana kerja.
2.1.1 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Berdasarkan pendapat Sihotang (2007, p13) tujuan-tujuan manajemen
sumber daya manusia tidak hanya terfokus pada pencapaian tujuan organisasi saja,
akan tetapi termasuk pencapaian tujuan stake holder terhadap organisasi tersebut.
Sehingga dapat dikelompokkan pada empat macam tujuan dari manajemen sumber
daya manusia:
1. Tujuan Sosial Kemasyarakatan
Yang dimaksud dengan tujuan sosial masyarakat agar organisasi
bertanggung jawab secara sosial dan etik terhadap kebutuhan masyarakat
seperti program kesehatan lingkungan, program perbaikan sarana
lingkungan, dan program pelatihan ketrampilan.
2. Tujuan Organisasional
Bagian manajemen sumber daya manusia dibentuk adalah dengan maksud
agar membantu organisasi dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya. Bagian
sumber daya manusia dapat meningkatkan efektivitas organisasional dengan
cara-cara:
• Menyediakan tenaga kerja yang terlatih dan termotivasi dengan
baik.
• Mendayagunakan tenaga kerja secara efisien dan efektif.
• Mengembangkan dan mempertahankan kualitas kehidupan kerja
dengan dicapainya kepuasan kerja di perusahaan.
• Perilaku organisasi sesuai dengan peraturan dan undang-undang
ketenagakerjaan terhadap karyawannya terutama perlindungan
terhadap anak-anak para pekerja.
• Mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan sumber daya manusia
kepada seluruh karyawan.
3. Tujuan Fungsional
Dimaksudkan untuk mempertahankan andil manajemen sumber daya
manusia pada tingkatan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Bagian
manajemen sumber daya manusia harus mampu melakukan pendekatan
manajemen untuk mempertahankan orang-orang terbaik perusahaan agar
tidak meninggalkan organisasi sampai pada usia pensiun dan juga harus
mampu berfungsi sebagai penguji realitas bila manajer lini mengajukan
gagasan baru untuk perluasan investasi perusahaan.
4. Tujuan Pribadi Para Pekerja
Manajemen sumber daya manusia harus mampu mengidentifikasikan
pencapaian tujuan organisasi dengan pencapaian tujuan pribadi setiap orang
yang bekerja di perusahaan itu. Semakin maju organisasi maka semakin baik
tingkatan kesejahteraan tiap karyawan.
Tujuan tidak dicapai tanpa adanya sumber yang diperlukan, termasuk
sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia harus merupakan bagian
dari proses yang menentukan apa yang diperlukan oleh manusia, bagaimana
menggunakan manusia, bagaimana memperolehnya, dan bagaimana mengatur
mereka. Semua itu ada di dalam aktivitas manajemen sumber daya manusia.
2.1.2 Aktivitas Utama Sumber Daya Manusia
Dalam upaya mencapai tujuan suatu organisasi dan mengapa organisasi
harus melakukannya, berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas manajemen sumber
daya manusia, akan digambarkan secara umum sebagai berikut.
Berdasarkan pendapat Rachmawati dalam bukunya ”Manajemen Sumber
Daya Manusia” (2008, p14) Kegiatan atau aktivitas manajemen sumber daya
manusia secara umum adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk membentuk
satuan kerja yang efektif dalam suatu organisasi. Berbagai kegiatan tersebut antara
lain:
1. Persiapan dan penarikan
Kegiatan persiapan dan penarikan menyangkut beberapa hal, di antaranya
analisis jabatan yang berfungsi untuk mengetahui tugas pekerjaan dan jabatan
yang ada dalam organisasi serta persyaratan yang harus dimiliki oleh pegawai.
Selanjutnya adalah menentukan perencanaan sumber daya manusia yang
bertujuan memprediksi dan menentukan jumlah kebutuhan tenaga kerja pada
saat ini dan masa yang datang.
2. Seleksi
Setelah proses kegiatan penarikan untuk memperoleh para pelamar yang
berkualitas selesai maka akan dihasilkan sejumlah pelamar yang disaring melalui
proses seleksi.
3. Pengembangan
Program pengembangan mengajarkan berbagai ketrampilan baru kepada para
karyawan agar mereka tidak menjadi usang dan untuk memenuhi keinginan
karier mereka akibat perubahan lingkungan kerja. Kemudian dilakukan penilaian
prestasi kerja yang bertujuan untuk melihat kinerja pegawai apakah sudah
sesuai dengan yang diharapkan. Selanjutnya pengembangan dilakukan dengan
bimbingan konseling, disiplin, serta berlanjut pada pengembangan organisasi.
4. Pemeliharaan
Dilakukan dengan melihat prestasi kerja pegawai. Tidak hanya dievaluasi, tetapi
juga menunjukkan seberapa baik berbagai kegiatan personalia telah dilakukan.
Bila karyawan melaksanakan pekerjaan dengan baik, merka harus menerima
kompensasi yang layak dan adil. Bila manajemen personalia dan kompensasi
tidak memuaskan kebutuhan karyawan maka para karyawan mungkin akan
berkumpul dan melakukan kegiatan kolektif, hal ini mengakibatkan hubungan
manajemen dan karyawan buruk. Hubungan perburuhan ini harus senantiasa
dibina dengan tujuan memotivasi, memberdayakan pegawai yang dilakukan
melalui penataan pekerjaan yang baik.
Agar seluruh kegiatan berjalan lancar, pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian harus dilakukan
secara efektif dan efisien.
2.2 Pengertian Analisa Jabatan
Setiap organisasi mempunyai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
organisasi merancang suatu strategi atau rencana. Strategi tersebut yang
membentuk struktur dari sebuah organisasi baik yang ada saat ini maupun
pengembangannya, di mana hal tersebut yang menentukan adanya hal-hal apa saja
yang harus dikerjakan dan diselesaikan dalam organisasi. Pekerjaan-pekerjaan
tersebut ada untuk membantu organisasi mencapai tujuan.
Untuk bisa menerapkan motto "The Right Man on the Right Place at the
Right Time" ada beberapa hal yang harus diketahui. Dari sudut perusahaan, maka
unsur pertama yang harus diketahui adalah unsur "PLACE-" nya, sebab perusahaan
sebagai organisasi adalah wadah tempat manusia (MAN) bekerja. Tempat bekerja ini
seringkali secara lebih spesifik disebut sebagai JABATAN.
Seringkali timbul kesalahpahaman tentang pengertian jabatan ini. Jabatan
kadang-kadang diartikan sebagai posisi atau pekerjaan, tanpa penjelasan lebih jauh.
Untuk memperoleh keseragaman mengenai pengertian istilah JABATAN ini,
Departemen Tenaga Kerja memberikan penjelasan singkat mengenai arti dari
beberapa istilah yang berkaitan dengan jabatan, sebagai berikut:
UNSUR
Ialah komponen yang paling kecil dari pekerjaan. Misalnya memutar, menggosok,
menarik, mengangkat, menekan dan sebagainya.
TUGAS
Ialah sekumpulan dari beberapa UNSUR pekerjaan. Tugas merupakan kegiatan fisik
atau mental yang membentuk langkah-langkah wajar yang diperlukan dalam
pelaksanaan kerja.
KEDUDUKAN (POSISI)
Ialah sekumpulan TUGAS yang diberikan kepada seorang pegawai atau pekerja,
yakni seluruh kewajiban dan tanggung jawab yang dibebankan kepada seorang
pegawai atau pekerja. Jumlah kedudukan di dalam suatu perusahaan atau instansi
adalah sama dengan jumlah pegawai atau pekerjanya.
PEKERJAAN
Ialah sekumpulan KEDUDUKAN (POSISI) yang memiliki persamaan kewajiban atau
tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisa jabatan, satu pekerjaan dapat
diduduki oleh satu orang, atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.
JABATAN (JOB)
Ialah sekumpulan PEKERJAAN (JOB) yang berisi tugas-tugas yang sama atau
berhubungan satu dengan yang lain, dan yang pelaksanaannya meminta kecakapan,
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meskipun tersebar di
berbagai tempat.
Sebelum mempertimbangkan teknik dan proses yang melibatkan analisa
jabatan, perlu dipahami dulu makna dari analisa jabatan.
Secara umum analisa jabatan merupakan suatu proses untuk
mengidentifikasi dan menentukan secara rinci tugas-tugas (duties) dan persyaratan
dari suatu jabatan tertentu.
Robbin (2003) mendefinisikan analisa jabatan sebagai suatu bentuk
pengembangan uraian terperinci dari tugas-tugas yang harus dilakukan dalam suatu
jabatan, penentuan hubungan dari suatu jabatan dengan jabatan lain yang ada, dan
penentuan tentang pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan-kemampuan lain
yang diperlukan karyawan untuk melakukan pekerjaan secara efisien dan efektif.
”Job analysis is involves developing a detailed description of the
tasks involve in a job, determining the relationship of a given job
to others jobs, and ascertain the knowledge, skills, and abilities
necessary for an employee to successfully perform the job.”
Berdasarkan pendapat Raymond A. Noe dalam bukunya yang berjudul
”Fundamentals of human Resources Management” (2004), mendefinisikan analisa
jabatan sebagai berikut: prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan ketrampilan
dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan diperkerjakan untuk itu.
Menurut Milkovich & Newman (2005) analisa jabatan adalah proses
pengumpulan informasi secara sitematik terhadap berbagai informasi terpercaya dan
relevan, berhubungan dengan pekerjaan, dan asal-usul dari suatu jabatan tertentu.
”Job analysis is the systematic process of collecting relevant, work-
related information related to the nature of a specific job.”
Cascio (2003) mendefinisikan bahwa analisa jabatan menggambarkan suatu
proses mendapatkan informasi jabatan di mana informasi ini berguna untuk sejumlah
tujuan bisnis. Termasuk didalamnya informasi tentang tugas yang harus dilakukan
pada suatu jabatan, begitu pula informasi tentang karakteristik pribadi yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas.
”The term job analysis describes the process of obtaining
information about jobs. The information is usefull for a number of
business purposes. It usually includes information about the task
to be done on the job, as well as the personal characteristics
necessary to do the task”.
Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa analisa jabatan
merupakan suatu proses pengumpulan dan pencatatan informasi terpercaya dengan
suatu prosedur tertentu terhadap suatu jabatan tertentu dan persyaratan-
persyaratan yang harus dimiliki oleh si pemegang jabatan. Informasi yang penting
diketahui dari analisa jabatan antara lain:
a Apa nama jabatan pekerjaan itu
b Kewajiban apa saja yang harus dilakukan
c Tanggung jawab yang dibebankan
d Pengetahuan dan ketrampilan yang mutlak dimiliki pelaksana jabatan
e Apa yang menjadi kewenangan pejabatnya
f Sarana dan peralatan yang dipakai untuk mengerjakan tugas-tugasnya
g Syarat-syarat yang minimal harus dipenuhi pekerja tersebut
h Bagaimana posisi jabatan di dalam struktur organisasi
Dengan demikian, pada intinya analisa jabatan adalah menempatkan orang
yang tepat pada suatu pekerjaan tertentu, sesuai dengan kemampuan, keahlian dan
pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi, hal ini dapat menghindari hal-
hal yang kurang menguntungkan bagi perusahaan, seperti seringnya mengganti atau
menempatkan orang yang kurang tepat untuk suatu jabatan di dalam organisasi atau
perusahaan.
Satu konsep penting dalam analisa jabatan adalah bahwa analisa dilakukan
terhadap jabatan (the job) bukan terhadap orang (the person). Meskipun data
diperoleh dari si pemegang jabatan (incumbent) melalui pengamatan, wawancara
ataupun kuesioner, produk yang menjadi hasil analisa jabatan adalah berupa
deskripsi dan spesifikasi jabatan, bukan uraian tentang orang (description of the
person).
2.2.1 Hasil dari Analisis Jabatan
Hasil yang diperoleh dari analisis jabatan adalah berupa:
1 Uraian Jabatan (Job Description)
Berdasarkan pendapat Dessler dalam bukunya ”Human Resources
management” (2004, p90), mendefinisikan bahwa uraian jabatan adalah suatu daftar
tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, tanggung jawab
kepenyeliaan suatu jabatan-suatu produk dari analisa jabatan.
Berbagai pendapat para ahli tentang job description:
• Dale yoder dalam bukunya yang berjudul “personnel principle and policies”
menyatakan informasi yang penting dalam job description, paling tidak 4 hal
berikut:
a Jenis pekerjaan yang dilaksanakan
b Tanggung jawab yang dipikul
c Kondisi perkerjaan dalam struktur organisasi
d Syarat-syarat sumber daya manusia yang pantas dilaksanakan
• Glenn Stahl dalam bukunya yang berjudul ”Public Personnel Administration”
menyatakan harus ada tiga komponen informasi dalam job description yaitu:
a Kewajiban yang harus dilaksanakan
b Tanggung jawab yang dipikul
c Pengetahuan/ketrampilan yang mutlak dimiliki oleh orang/pejabat pekerjaan
itu
• Michael Jucius dalam bukunya yang berjudul ”Personnel Management”
menyatakan bahwa uraian jabatan setidaknya memuat hal-hal berikut:
a Nama pekerjaan
b Jumlah pegawai yang ada
c Peralatan yang digunakan
d Posisi pekerjaan dalam struktur organisasi
e Tingkat kompensasi yang ditentukan
f Jenis-jenis kewajiban dan tanggung jawab
g Syarat pendidikan/latihan
h Kecakapan dan bakat yang diperlukan
Dari pendapat para ahli tesebut bisa ditarik kesimpulan bahwa uraian
jabatan harus mengungkapkan subtansinya yang paling utama yang dapat
digambarkan yang terdiri dari jenis pekerjaan yang dinyatakan, posisi pekerjaan
dalam organisasinya, tanggung jawab yang dipikul jabatan itu, peralatan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, jumlah pegawai yang ada dalam
lingkungan dan seterusnya.
Jadi deskripsi pekerjaan dapat diasumsikan sebagai keseluruhan kajian
ringkas informasi pekerjaan dan syarat-syarat pelaksanaannya sebagai hasil dari
analisis, yang biasanya berisi tugas pokok dari uraian tersebut.
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam deskripsi jabatan pada umumnya
meliputi:
1. Identifikasi Jabatan, yang berisi informasi tentang nama jabatan, bagian dan
nomor kode jabatan dalam suatu perusahaan
2. lkhtisar Jabatan, yang berisi penjelasan singkat tentang jabatan tersebut;
yang juga memberikan suatu definisi singkat yang berguna sebagai
tambahan atas informasi pada identifikasi jabatan, apabila nama jabatan
tidak cukup jelas
3. Tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bagian ini adalah merupakan inti dari
Uraian Jahatan dan merupakan bagian yang paling sulit untuk dituliskan
secara tepat. Untuk itu, bisa dimulai menyusunnya dengan mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa dan mengapa suatu
pekerjaan dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya
4. Pengawasan yang harus dilakukan dan yang diterima. Bagian ini
menjelaskan nama-nama jabatan yang ada di atas dan di bawah jabatan ini,
dan tingkat pengawasan yang terlibat
5. Hubungan dengan jabatan lain. Bagian ini menjelaskan hubungan vertikal
dan horizontal jabatan ini dengan jabatan-jabatan lainnya dalam
hubungannya dengan jalur promosi, aliran serta prosedur kerja
6. Mesin, peralatan dan bahan-bahan yang digunakan
7. Kondisi kerja, yang menjelaskan tentang kondisi fisik lingkungan kerja dari
suatu jabatan. Misalnya panas, dingin, berdebu, ketal, bising dan lain-lain
terutama kondisi kerja yang berbahaya
Manfaat Deskripsi Pekerjaan
Menurut Veithzal Rivai (2008, p125), manfaat uraian pekerjaan untuk
menentukan:
• Ringkasan pekerjaan dan tugas-tugas (Job Summary and Duties)
• Situasi dan kondisi kerja (Working conditions)
• Persetujuan (Approvals)
2 Spesifikasi Jabatan (Job Spesification)
Berdasarkan pendapat Dessler (2004, p90), mendefinisikan bahwa spesifikasi
jabatan adalah suatu daftar dari tuntutan manusiawi suatu jabatan, yakni
pendidikan, ketrampilan, kepribadian, dan lain-lain yang sesuai produk dari analisa
jabatan.
Flippo dalam bukunya yang berjudul “Principle of Personnel Management“
(2000) mengatakan bahwa spesifikasi jabatan adalah pertanyaan kemampuan
minimal yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
“a job specification is a statement of minimum up to date human
qualities necessary to perform a job properly.”
Jadi secara lengkap spesifikasi jabatan diartikan sebagai seperangkat syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan menempati suatu posisi
jabatan tertentu, dengan harapan seorang pemegang jabatan akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Persyaratan terdiri dari pengetahuan
(knowledge), keahlian (skill), kemampuan (abilities), dan lainnya (other), yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Secara rinci mengenai persyaratan jabatan diurakan sebagai berikut:
a Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan latar belakang pemikiran dan konsep seseorang
yang biasanya diperoleh melalui pendidikan formal. Dalam mengisi suatu posisi,
persyaratan pendidikan merupakan suatu keharusan.
Pengetahuan yang dipersyaratkan dikonstruksikan dalam bentuk pertanyaan,
seperti memiliki pengetahuan tentang:
• Bisnis strategik (Strategic business)
• Pengetahuan kepemimpinan (Leadership)
• Perencanaan dan pengorganisasian (Planning and organizing)
• Pengambilan keputusan (Decision making)
b Ketrampilan (Skill)
Ketrampilan merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Ketrampilan bisa diperoleh melalui jalur pendidikan dan pelatihan.
Secara umum ketrampilan seseorang merupakan hasil dari pendidikan dan
pelatihan, baik formal maupun non formal.
Ketrampilan yang dipersyaratkan dikonstruksikan dalam bentuk pertanyaan,
seperti memiliki ketrampilan dalam bidang:
• Memengaruhi orang lain (Influencing)
• Penyelesaian konflik (Resolve conflict)
• Kemampuan teknik (Technical skills)
c Kemampuan (Abilities)
Kemampuan merupakan kapabilitas seseorang dalam melakukan,
mempelajari, mengembangkan dan beradaptasi dalam pekerjaan. Kemampuan
seseorang lebih merupakan abstraksi dari pengetahuan dan ketrampilan
seseorang. Kemampuan seseorang dalam bidang tertentu biasanya juga
merupakan produk pendidikan dan pelatihan yang telah diikutinya.
Kemampuan yang dipersyaratkan dikonstruksikan dalam bentuk pertanyaan,
seperti kemampuan dalam hal:
• Kemampuan melakukan evaluasi dari konsekuensi atas pemecahan masalah
(Evaluate the consequence of alternative solution)
• Ketekunan (Persistence)
• Kemampuan untuk bersikap tenang (Maintain composure)
d Karakteristik lainnya (Other characteristic)
Karakteristik lainnya dalam jabatan merupakan kemampuan seseorang yang
memiliki ciri-ciri khusus yang bisa diperoleh melalui pendidikan formal atau
melalui latihan. Dalam mengisi suatu jabatan, maka persyaratan karakteristik
lainnya biasanya dicantumkan pula. Karakteristik lainnya tidak merupakan
keharusan melainkan sangat mendukung pekerjaan dalam jabatannya.
Karakteristik lainnya yang dipersyaratkan dikonstruksikan memiliki ciri-ciri
pada aspek:
• Kepercayaan diri (Self confidence)
• Kreatifitas (Creative)
• Inovatif (Innovative)
Beberapa hal lain yang pada umumnya dimasukkan dalam Spesifikasi
Jabatan adalah:
• Persyaratan fisik dan mental
• Persyaratan umur dan jenis kelamin
Dalam mengembangkan spesifikasi jabatan, perlu mempertimbangkan
semua elemen pengetahuan, kemampuan, kecakapan, dan ciri lainnya.
Deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan sangatlah penting sebagai
bahan masukan bagi sistem informasi sumber daya manusia (HRIS).
2.2.2 Manfaat Analisa Jabatan pada Manajemen Sumber Daya Manusia
Analisa jabatan merupakan dasar bagi seluruh sistem sumber daya manusia
dalam organisasi. Disain dan struktur organisasi, perencanaan SDM, evaluasi jabatan
dan kompensasi, rekrutmen/seleksi, penempatan, orientasi, pelatihan, dan
pengembangan, penilaian kinerja adalah diantar sistem yang didasarkan pada
informasi yang diperoleh dari analisa jabatan (Cascio, 2003). Uraian masing-masing
aktivitas tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a Disain dan Struktur Organisasi (Organizational Structure and Design)
Melalui persyaratan jabatan yang jelas dan hubungan antar jabatan, tanggung
jawab-tanggung jawab pada semua tingkatan dapat ditentukan sehingga
menciptakan efisiensi dan meminimalkan pekerjaan yang tumpang tindih
(overlapping).
b Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resources Planning)
Analisa jabatan merupakan landasan atas kebutuhan dari sumber daya manusia
demikian pula untuk perencanaan beberapa aktifitas, seperti pelatihan, transfer,
atau promosi.
c Evaluasi Jabatan dan Kompensasi (Job Evaluation and Compensation)
Adalah hal penting untuk mengetahui keperluan-keperluan apa saja yang
diperlukan sebuah jabatan sebelum masing-masing jabatan diberi peringkat
dalam kedudukannya secara keseluruhan terhadap organisasi atau dibandingkan
dengan jabatan di organisasi yang lain, dengan tujuan survei gaji. Deskripsi dan
spesifikasi kerja memberikan pemahaman siapa yang berhak menentukan
evaluasi kerja dan kompensasi.
d Rekrutmen (Recruitment)
Memberikan pengetahuan lengkap mengenai suatu pekerjaan dan karakteristik
yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.
e Seleksi (Selection)
Metode yang digunakan untuk menyeleksi pelamar harus berdasar kepada
peramalan yang tajam atas kinerja. Pemahaman atas apa yang diharapkan
dalam pekerjaan, seperti tercermin dalam wawancara kerja ataupun pertanyaan-
pertanyaan dalam tes sangat diperlukan untuk mendapatkan peramalan yang
tajam.
f Penempatan (Placement)
Dengan mempunyai gambaran yang jelas mengenai kebutuhan-kebutuhan kerja
dan kemampuan dari pekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka
keputusan-keputusan yang diambil dapat lebih akurat dan karyawan akan
ditempatkan di mana mereka akan bekerja dengan produktif. Dengan demikian,
seleksi dan penempatan saling berhubungan.
g Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan (Orientation, Training, and
Development)
Pelatihan karyawan dapat sangat membutuhkan biaya. Oleh karena itu, deskripsi
dan spesifikasi kerja yang terkini membantu memastikan bahwa program
pelatihan mencerminkan persyaratan kerja yang sebenarnya.
h Penilaian Kinerja (Performance Appraisal)
Pada penilaian kinerja, karyawan dinilai dalam hal sebaik apa kinerja mereka
dalam melakukan pekerjaan yang utama dibanding dengan pekerjaan tambahan.
Maka dari itu, adalah penting untuk menentukan persyaratan kerja yang utama
dan bukan utama.
2.2.3 Tujuan Analisa Jabatan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Yoder dalam bukunya ”Personel Administration and Human
Resources Management” (1998, p54), tujuan analisis jabatan adalah sebagai berikut:
1. Providing guidance in recruitment and selection (melengkapi bimbingan dalam
seleksi dan penarikan pegawai).
Untuk dapat membuat suatu program karyawan yang baik, perlu diadakan suatu
penjelasan yang menyeluruh mengenai pekerjaan yang akan dilakukan dan
pengetahuan serta persyaratan lain yang harus dimiliki oleh karyawan yang akan
mengisi jabatan tersebut. Tujuan yang hendak dicapai adalah mendapatkan
tenaga kerja yang berkemampuan sedekat mungkin dengan persyaratan jabatan
yang dibuat. Selain itu tidak cukup bagi seorang karyawan menjalankan tugasnya
dengan baik dengan hanya mengetahui nama jabatannya saja, oleh karena itu
informasi yang lengkap mengenai jabatan tersebut sangat diperlukan.
2. Establishing requirements for training programs (menetapkan kebutuhan untuk
program latihan).
Banyak perusahaan melengkapi pegawai barunya dengan uraian serta
persyaratan jabatan di mana dia ditugaskan. Hal ini diharapkan dapat membantu
mereka untuk mengenal apa yang akan mereka kerjakan. Informasi suatu jabatan
yang sangat berperan dalam membantu tugas training dan program pembinaan.
Analisa jabatan membantu menentukan isi dan subyek pelajaran yang akan
diberikan dalam training.
3. Setting wage and salary levels and maintaining fairness in wage and salary
administration (menentukan tingkat gaji, upah dan pemeliharaan administrasi
upah dan gaji).
Penentuan tingkat gaji pada suatu perusahaan adalah suatu hal yang menyangkut
penentuan dari bobot relatif suatu jabatan dengan menggunakan teknik evaluasi
jabatan. Kegunaan dari analisa jabatan adalah untuk memastikan adanya keadilan
dalam sistem pembayaran gaji antara satu jabatan dengan jabatan lain pada satu
perusahaan. Untuk keperluan analisa jabatan dibutuhkan suatu uraian jabatan
yang sangat lengkap.
4. Judging the merits of grievances that question assignment and compensation
(menilai keluhan-keluhan yang menyoroti masalah keadilan dan kompensasi).
Untuk memastikan keadilan dan kompensasi karyawan antar satu jabatan dengan
jabatan lain di satu perusahaan.
Tindakan-tindakan yang diperlukan oleh manajemen SDM untuk
mencapai tujuan yang didasarkan pada informasi analisa jabatan adalah sebagai
berikut:
a. Evaluasi peran lingkungan terhadap pekerjaan individu
Bagaimana analisis pekerjaan dapat memberikan informasi tentang
lingkungan yang dapat memengaruhi pekerjaan karyawan dalam suatu
perusahaan.
b. Kaji kembali kemungkinan ada persyaratan kerja yang usang
Peremajaan atau penyesuaian/revisi ketentuan yang berlaku untuk
mendukung pencapaian sasaran perusahaan, karena mungkin ada peraturan
yang tidak relevan atau tidak sesuai lagi yang akan menghambat operasional
perusahaan.
c. Ciptakan peraturan yang dapat menguntungkan semua pihak
Setiap orang pada dasarnya punya hak mendapatkan pekerjaan dan
kompensasi yang layak.
d. Rancang kebutuhan SDM masa depan
Melalui analisa jabatan dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan SDM
saat ini serta antisipasi kecenderungan perubahan di masa depan.
e. Sesuaikan antara jumlah pelamar dan pekerjaan yang tersedia
Kaji jumlah lamaran yang masuk dengan lowongan yang tersedia, sehingga
tidak terjadi kesenjangan antara kebutuhan dengan lamaran yang tersedia.
f. Rancang kebutuhan pendidikan dan pelatihan, baik untuk karyawan lama
maupun karyawan baru.
g. Rancang rencana pengembangan potensi karyawan
Hasil penelitian menunjukkan banyak potensi para karyawan belum
dimanfaatkan secara optimal, sehingga terjadi kesenjangan antara
kemampuan efektif dengan potensi yang dimilikinya.
h. Tentukan standar kerja atau prestasi yang realistis
Setiap perusahaan menginginkan kinerja karyawannya sebaik mungkin,
untuk itu tetapkan standar kinerja sebagai tolak ukur dalam penilaian
prestasi kerjanya.
i. Penempatan karyawan hendaknya sesuai dengan minatnya
Penempatan karyawan yang sesuai dengan minatnya akan meningkatkan
etos dan motivasi kerjanya sehingga pekerjaan itu dapat dinikmati.
j. Penempatan karyawan harus sesuai dengan keahliannya
Penempatan karyawan yang cocok dengan keahlian dan ketrampilannya
akan meningkatkan gairah kerja, sehingga mereka dapat memberikan
kontribusi kepada perusahaan.
k. Berikan kompensasi secara wajar
Rumuskan pemberian kompensasi yang adil bagi kedua pihak.
2.2.4 Langkah-langkah Dalam Analisa Jabatan
Proses analisa jabatan melalui sejumlah langkah-langkah, seperti tampak
pada gambar 2.1 di bawah ini:
Langkah 1,
Gambar 2.1 Proses Analisa Jabatan
Sumber: Veithzal Rivai (2004, p120)
Keterangan:
Langkah 1, menyediakan suatu pandangan yang luas bagaimana masing-masing
pekerjaan, terkait dengan perusahaan secara keseluruhan.
Langkah 2, untuk mendorong menentukan bagaimana analisa jabatan dan informasi
rancang pekerjaan akan digunakan.
Langkah 3, dipilih pekerjaan untuk dianalisis.
Langkah 4, mengumpulkan informasi yang digunakan.
Langkah 5, untuk mengembangkan suatu deskripsi tugas.
Langkah 6, mempersiapkan suatu spesifikasi pekerjaan.
Sebagaimana terlihat pada gambar 2.1 informasi yang dikumpulkan
digunakan untuk rancang pekerjaan dan merancang ulang. Analisa jabatan
1 Menguji organisasi secara keseluruhan dan kecocokan tiap pekerjaan
2 Menentukan bagaimana informasi analisis pekerjaan akan digunakan
3 Memilih jenis pekerjaan untuk diteliti
4 Mengumpulkan data dengan teknik analisis jabatan yang dapat diterima
5 Menyiapkan deskripsi tugas
6 Menyiapkan spesifikasi pekerjaan
- Rancang pekerjaan - Perencanaan - Rekrutmen - Seleksi dan pelatihan - Evaluasi kinerja - Kompensasi dan
keuntungan - Memenuhi persyaratan
EEO - Evaluasi lebih lanjut
menyediakan informasi penting bagi perusahaan, sehingga kebutuhan karyawan
terpenuhi dan hasil kerjanya produktif. Akhirnya, informasi dari analisa jabatan dapat
digunakan oleh perusahaan untuk evaluasi tentang rencana pekerjaannya. Pada
langkah ini, penting bagi suatu perusahaan untuk mengevaluasi usahanya dan
menentukan apakah tujuan produktivitas dan kepuasan dapat tercapai.
2.2.5 Metode Analisa Jabatan
Metode analisa jabatan adalah cara yang digunakan untuk memperoleh
informasi jabatan. Ada beberapa metode pengumpulan data dalam analisa jabatan,
yaitu:
a. Pengamatan
Ada 3 hal yang harus diperhatikan agar hasil pengamatan akurat dan valid,
yaitu:
• Diperlukan metode sedemikian rupa sehingga hasilnya tidak bias dan tidak
subjektif.
• Tidak menilai karyawan saja, tetapi seharusnya lebih memfokuskan pada
penilaian perilaku persyaratan pekerjaan yang sudah ditetapkan.
• Hasil pengamatan akan lebih relatif lebih cermat dan objektif, manakala
obyek telaahannya pada jenis pekerjaan yang tangible daripada yang
intagible (misal pekerjaan jasa).
Kelemahan teknik ini adalah:
• diperlukan biaya yang banyak
• proses pelaksanaannya memerlukan waktu lama
• informasi yang dikumpulkan tidak terlalu akurat
b Wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik yang cukup sering digunakan. Teknik ini
cukup akurat karena langsung berkomunikasi secara terbuka dan membuka
kesempatan untuk menghilangkan perbedaan dengan deskripsi pekerjaan yang
sedang dijadikan objek penelitian.
Kelemahan teknik ini adalah:
• menyita banyak waktu
• biaya yang besar
c Pandangan pejabat, atasan langsung
Pengumpulan informasi dengan memperoleh pandangan dari dua kelompok
dalam perusahaan: (1) pejabat yang dianggap senior dalam bidang pekerjaan
yang dianalisis, (2) informasi dari atasan langsung
Keuntungan pendekatan ini adalah:
• pengetahuan, keahlian dan pengalaman kedua kelompok tersebut
menjadikan informasi yang diperoleh menjadi semakin lengkap.
• interaksi yang terjadi di antara pejabat, atasan langsung dengan analisis
pasti memperkaya pandangan tentang pekerjaan yang dianalisis, suatu
keunggulan dengan teknik wawancara dengan salah satu pihak saja.
d Daftar pertanyaan
Melalui teknik ini karyawan diminta untuk menjawab pertanyan yang berkaitan
dengan tugas dan tanggung jawab.
Kelemahan dalam penggunaan teknik ini seperti:
• kemungkinan ada pertanyaan yang tidak dijawab
• jawaban sulit dipertanggungjawabkan
• adanya karyawan yang tidak mengembalikan kuesioner
• terkadang terpaksa dilakukan penelitian ulang karena adanya indikator yang
tidak terwakili
keuntungan penggunaan teknik ini adalah:
• biaya relatif murah
• jumlah responden tidak terbatas
• menghemat waktu
e Catatan harian pekerjaan karyawan
Teknik ini dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat seperti kejadian
per bulan, per minggu, per hari, tanggal dan jam berapa pekerjaan
dilaksanakan.
Kelemahan teknik ini adalah karyawan enggan mengisi buku catatan harian
masing-masing karena adanya anggapan menambah beban serta adanya kesan
terlampau ketatnya pengawasan dan tidak dipercaya.
f Teknik kombinasi
Metode pengamatan merupakan metode yang paling baik untuk jabatan yang
sederhana. Untuk jabatan lainnya sebaiknya dipergunakan metode gabungan,
seperti metode pengamatan dan wawancara.
2.3 Pengertian Rekrutmen
Manajemen sumber daya manusia difokuskan pada penarikan tenaga kerja
baru seperti yang menjadi perhatian utama pada banyak organisasi.
Menurut Harvey dalam bukunya ”Human Resources Management, An
Experiental Approach” (p.90), rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan,
dan menarik para calon karyawan untuk dipekerjakan dalam dan oleh organisasi.
“Recruiting may be defined as the process of seeking, attracting
and identifying a pool of qualified candidates in sufficient
numbers to fill current and future workforce needs.”
Definisi di atas sejalan dengan yang dikemukakan Rifai (2008, p158) yang
menyebutkan bahwa rekrutmen pada hakikatnya merupakan proses menentukan
dan menarik pelamar yang mampu untuk bekerja dalam suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Sihotang (2007, p89), memberikan pengetian
rekrutmen adalah kegiatan mencari dan menarik para pelamar pekerjaan dengan
memotivasi kemampuan, keahlian, dan pengetahuan sumber daya manusia yang
diperlukan oleh organisasi untuk mengisi lowongan kerja yang telah diidentifikasi
sebelumnya di dalam rencana kepegawaiaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa rekrutmen adalah usaha yang dilakukan suatu perusahaan untuk
menentukan, mencari, menemukan, dan menarik para pelamar pekerjaan yang
memenuhi syarat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.
2.3.1 Proses Rekrutmen
Perlu diselaraskan rencana kegiatan yang diinginkan dan juga kebutuhan
khusus yang ditentukan oleh para perusahaan, maka berdasarkan analisa jabatan
dan permintaan para manajer yang membutuhkan itulah para rekruter akan
mengidentifikasi lowongan pekerjaan. Setelah lowongan tersebut teridentifikasi maka
rekruter mempelajari persyaratan dengan mereview info analisa jabatan yang
khususnya deskripsi atau uraian pekerjaan dan spesifikasi tugas. Dalam proses ini
para rekruter akan menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan apa yang
diinginkan. Untuk pelaksanaannya perlu ditempuh melalui berbagai sumber
penerimaan SDM yang berasal dari berbagai tempat seperti telihat pada gambar 2.2
di bawah ini:
Gambar 2.2 Sumber Rekrutmen
Sumber: Sumber: Veithzal Rivai (2004, p163)
Penjelasan secara garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut ini:
a) Dari sumber internal perusahaan, yakni SDM yang ditarik (diterima) adalah
berasal dari perusahaan/lembaga itu sendiri. Dengan cara ini perusahaan
mencari karyawan yang ada di dalam lingkungan sendiri untuk ditempatkan pada
posisi tertentu.
Perekrutan dalam perusahaan dapat dilakukan melalui:
• Penawaran terbuka untuk suatu jabatan (job posting program). Rekrutmen
terbuka ini merupakan sistem mencari pekerja yang berkemampuan tinggi
Sumber-sumber
rekrutmen
Metode rekrutmen
Rekrutmen Internal
Rekrutmen External
Rencana Suksesi
Job Posting
Perbantuan Pekerja
Keluarga Pekerja
Promosi & Pemindahan
Pelamar
Lembaga Pendidikan
Rekomendasi Karyawan
Agen Tenaga Kerja
Organisasi Profesional
Iklan dll
untuk mengisi jabatan yang kosong dengan memberikan kesempatan pada
semua karyawan yang berminat. Semua karyawan yang berminat untuk
mengisi jabatan itu menyampaikan permohonan untuk mengikuti seleksi
intern.
• Perbantuan pekerja (departing employees). Rekrutmen ini dapat dilakukan
melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain (pekerja
yang sudah ada).
b) Dari sumber eksternal perekrutan melalui:
• Pelamar langsung. Pelamar datang langsung pada organisasi meskipun
organisasi tidak membuat publikasi adanya lowongan pekerjaan.
• Iklan surat kabar dan majalah. Media ini sudah sangat umum digunakan dan
dikenal sebagai cara yang cukup efektif untuk merekrut pelamar.
• Lembaga pendidikan. Rekrutmen dari sekolah-sekolah dan universitas bisa
dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan lembaga tersebut.
• Rekomendasi karyawan. Para karyawan bisa merekomendasikan teman atau
anggota keluarga karyawan kepada perusahaan.
• Agen-agen tenaga kerja. Penarikan tenaga kerja dapat juga dilakukan
melalui agen-agen penepatan tenaga kerja sebagai kantor penyalur
kebutuhan lowongan pekerjaan dan pencari kerja.
Selain sumber-sumber perekrutan, metode perekrutan juga termasuk dalam
proses rekrutmen. Metode perekrutan antara lain:
a Metode tertutup
Perekrutan hanya diinformasikan kepada para karyawan atau orang-orang
tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk relatif sedikit sehingga kesempatan
untuk mendapatkan karyawan yang baik menjadi sulit.
b Metode terbuka
Perekrutan diinformasikan secara luas dengan memasang iklan pada media cetak
maupun elektronik agar tersebar luas ke masyarakat. Diharapkan lamaran akan
banyak yang masuk sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang
berkualifikasi lebih besar.
2.3.2 Prosedur Rekrutmen
Idealnya suatu perusahaan haruslah memiliki sistem dan prosedur rekrutmen
dan seleksi yang sudah baku, sehingga perusahaan mempunyai panduan aturan
tentang langkah-langkah melakukan rekrutmen dan seleksi.
Menurut Sinurat dalam bukunya yang berjudul ”Langkah Tepat Melakukan
Rekrutmen dan Seleksi” (2008, p26), menyatakan bahwa fungsi utama dari sistem
dan prosedur rekrutmen adalah untuk memastikan bahwa mereka yang masuk
dalam organisasi memiliki motivasi yang tinggi dan kapabilitas untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang.
Berikut ini merupakan sistem dan prosedur yang banyak dianut perusahaan-
perusahaan di Indonesia maupun di luar negeri:
• Langkah 1: Permintaan pengguna
Tahapan ini terbagi atas empat bagian:
1. Penentuan sasaran rekrutmen dan seleksi
Sama seperti kegiatan manajemen lainnya, langkah pertama adalah
perencanaan. Dalam hal ini adalah sasaran dari program rekrutmen dan
seleksi. Pertanyaan sasaran selalu diharapkan memenuhi kaidah specific,
measurable, attainable, realistic dan time bound (SMART).
2. Penentuan kualifikasi, yaitu persyaratan mutlak dan persyaratan ingin
Kualifikasi jabatan adalah persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh
calon untuk dapat menduduki posisi yang hendak diisi. Kualifikasi atau
persyaratan ini juga disebut sebagai profil pekerjaan, yaitu persyaratan
minimum yang harus dimiliki calon. Ada dua jenis persyaratan, yaitu:
Persayaratan mutlak (must). Persyaratan ini adalah persyaratan yang
harus dimiliki oleh calon untuk bisa dimajukan ke tahap berikutnya.
Persyaratan ingin (want). Persyaratan ini adalah persyaratan yang kita
inginkan dimiliki oleh calon.
3. Penyusunan jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan memuat kegiatan apa saja yang akan dilakukan, kapan,
kegiatan akan dimulai dan kapan harus selesai, siapa yang bertanggung
jawab, dan berapa besarnya sumber daya yang akan digunakan.
4. Penentuan alat-alat tes
Sebelum melangkah lebih lanjut, sangat disarankan untuk menentukan alat-
alat tes yang akan digunakan untuk mendapatkan informasi untuk calon.
• Langkah 2: Pemasangan iklan
Langkah selanjutnya dalam proses rekrutmen adalah menentukan apakah
karyawan yang sesuai dengan kualifikasi tersedia dalam perusahaan atau harus
dicari dari luar perusahaan.
• Langkah 3: Seleksi administrasi
Pada tahapan ini, perlu ditetapkan jumlah calon yang akan diteruskan ke tahap
berikutnya. Biasanya penyaringan dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah
pemilahan menggunakan syarat mutlak. Bila calon tidak memenuhi syarat
mutlak, langsung saja dimasukkan ke dalam kotak penolakan. Lamaran yang
memenuhi syarat mutlak kemudian dipilah menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok-1: calon-calon yang akan dipanggil ke tahap berikutnya, kelompok-2:
kelompok cadangan, yang akan dipanggil berikutnya bila seluruh calon
kelompok-1 kurang sesuai atau ditolak.
• Langkah 4: Tes
Karena jumlah calon pelamar banyak maka pada umumya dilakukan tes, seperti
matematika, bahasa inggris, dan tes-tes sederhana lainnya. Tujuan utama dari
tes ini adalah untuk mendapatkan sejumlah orang dengan batas kualifikasi
minimum dan sekaligus mengurangi secara signifikan jumlah calon yang ada.
• Langkah 5: Wawancara
• Langkah 6: Pengecekan kesehatan
Langkah ini merupakan langkah mutlak yang harus dilakukan. Tujuan utama dari
langkah ini adalah memastikan bahwa calon memiliki fisik yang bagus dan sehat
untuk melakukan tugas-tugasnya kelak.
• Langkah 7: Pengecekan referensi
Pengecekan referensi merupakan kesempatan yang paling baik untuk
mengonfirmasikan hasil-hasil wawancara yang telah dilakukan. Meskipun dalam
wawancara calon menunjukkan hasil yang sangat bagus, selalu ada
kemungkinan calon memalsukan informasi yang diberikan.
• Langkah 8: Penawaran
Semua detil penawaran haruslah dinyatakan dan semua pertanyaan yang
diajukan oleh calon harus pula dijawab. Hal-hal yang harus jelas antara lain: gaji
dan tunjangan, perjalanan dinas, tanggal mulai kerja, persyaratan kerja khusus,
dll.
2.4 Pengertian Manajemen Kinerja dan Kinerja
Menurut pendapat Cushway (2002, p87) definisi manajemen kinerja adalah
suatu proses manajemen yang dirancang untuk menghubungkan tujuan organisasi
dengan tujuan individu sedemikian rupa, sehingga baik tujuan individu maupun
tujuan korporasi dapat bertemu. Ada asumsi yang perlu digaris bawahi, yaitu jika
seseorang merasa puas karena tujuannya tercapai dan pada saat yang bersamaan
ikut serta dalam pencapaian organisasi, maka dia akan benar-benar termotivasi dan
akan mendapatkan kepuasan yang lebih besar. Asumsi ini juga merupakan inti dari
manajemen sumber daya manusia.
Sistem manajemen kinerja yang dikutip oleh Robert dan John (2006, p377)
terdiri atas proses untuk mengidentifikasi, mendorong, mengukur, mengevaluasi,
meningkatkan dan memberikan penghargaan atas kinerja karyawan.
Untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan, maka terlebih dahulu harus
diketahui definsi kinerja itu sendiri.
Menurut Mangkunegara (2000, p67), kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance yang artinya hasil kerja secara kualitas yang
dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja yang dikutip oleh Robert dan John (2006, p378) adalah apa yang
dilakukan karyawan atau tidak dilakukan karyawan.
Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan (apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya). Juga dapat disimpulkan bahwa
kinerja merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Kinerja setiap orang dipengerahui oleh banyak faktor, salah satunya
adalah kinerja individu orang yang bersangkutan.
2.4.1 Kinerja individu
Menurut Payaman (2005, p10) kinerja individu adalah kemampuan dan
ketrampilan melakukan kerja. Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang dapat dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu:
a. Kemampuan dan ketrampilan kerja
b. Motivasi dan etos kerja
Menurut Mathis dan Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi
3. Dukungan yang diterima
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan
5. Hubungan mereka dengan organisasi
Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa kinerja
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun
kelompok dalam suatu aktifitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami
atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk
berprestasi.
2.4.2 Elemen Kinerja
Menurut Robert dan John dalam bukunya yang berjudul ”Human Resources
management” (2006, p378), kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan
pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut:
• Kuantitas dari hasil
Pencapaian sasaran atau target dalam kuantitas dapat diukur secara absolut,
dalam persentase atau indeks.
• Kualitas dari hasil
Kualitas bersifat relatif, sehingga tidak mudah diukur, dan sangat tergantung
pada selera individu. Kualitas dapat dirasakan, dilihat, atau diraba.
• Waktu dan kecepatan dari hasil
Setiap pelaksanaan tugas selalu membutuhkan waktu sebagai masukkan. Waktu
merupakan sumber daya yang mahal, karena dia terbatas, tidak dapat disimpan
atau ditunda. Oleh karena itu setiap waktu harus digunakan secepat mungkin
dan secara optimal. Penundaan penggunaan waktu dapat menimbulkan berbagai
konsekuensi biaya besar dan kerugian.
• Kehadiran atau absensi
• Kemampuan bekerja sama
• Rasa dapat dipercaya
2.4.3 Peningkatan Kinerja
Menurut Payaman (2005, p19) peningkatan kinerja dapat dilakukan antara
lain dengan:
• Mendorong pekerja memahami uraian tugas dan uraian jabatannya, serta
memahami tanggung jawabnya.
• Mendorong pekerja memahami sasaran yang harus dicapai.
• Membantu pekerja memahami bagaimana melakukan pekerjaan dengan
menggunakan alat-alat kerja yang sesuai.
• Memberdayakan pekerjaan melalui bimbingan, penyuluhan, pendidikan, dan
pelatihan.
• Menumbuhkan motivasi dan etos kerja.
• Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
2.5 Rerangka Pemikiran
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya,
maka dapatlah dibuat secara skematis rerangka pemikiran dalam penelitian ini yang
dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka pemikiran
Sumber: Penulis
• dasar perekrutan (X2-1) • sistem perekrutan (X2-2) • sumber perekrutan (X2-3) • metode perekrutan (X2-4) • seleksi administrasi (X2-5) • tes (X2-6) • wawancara (X2-7) • pengecekan kesehatan (X2-8) • penawaran (X2-9)
X2 (Perekrutan karyawan)
Y(Kinerja
Karyawan)
Korelasi Pearson
Korelasi Pearson
Analisis Path dan Koefesien Korelasi
• aktivitas kerja (X1-1) • kondisi lingkungan kerja (X1-2) • peralatan (X1-3) • nama jabatan/pekerjaan (X1-4) • hubungan lini (X1-5) • faktor keahlian (X1-6) • faktor daya (X1-7) • faktor kondisi kerja (X1-8)
X1 (Analisa Jabatan)
Job Description
Job Spesification
Proses Perekrutan
Prosedur Perekrutan
2.6 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2005, p51), hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Ho : tidak ada pengaruh atau hubungan antar variabel.
Ha : terdapat pengaruh atau hubungan atar variabel.
Berdasarkan dari permasalahan yang diajukan dan tujuan penelitian serta
tinjauan pustaka, maka kesimpulan sementara yang dapat diambil adalah sebagai
berikut:
1. Untuk T – 3
Ho : Variabel analisa jabatan tidak berhubungan secara signifikan dengan
variabel kinerja karyawan.
Ha : Variabel analisa jabatan berhubungan secara signifikan dengan variabel
kinerja karyawan.
2. Untuk T – 4
Ho : Variabel perekrutan karyawan tidak berhubungan secara signifikan dengan
variabel kinerja karyawan.
Ha : Variabel perekrutan karyawan berhubungan secara signifikan dengan
variabel kinerja karyawan.
3. Untuk T – 5
Ho : Variabel analisa jabatan dan perekrutan karyawan tidak berhubungan
secara signifikan dengan variabel kinerja karyawan.
Ha : Variabel analisa jabatan dan perekrutan karyawan berhubungan secara
signifikan dengan variabel kinerja karyawan.
4. Untuk T – 6
Hipotesis:
Ho : Variabel analisa jabatan dan perekrutan karyawan tidak berkontribusi
secara simultan dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.
Ha : Variabel analisa jabatan dan perekrutan karyawan berkontribusi secara
simultan dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan.
Hipotesis:
Ho : Variabel analisa jabatan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan.
Ha : Variabel analisa jabatan berkontribusi secara signifikan terhadap variabel
kinerja karyawan.
Hipotesis:
Ho : Variabel perekrutan karyawan tidak berkontribusi secara signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan.
Ha : Variabel perekrutan karyawan berkontribusi secara signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan.