bab 2 landasan teori dan kerangka pemikiranthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2007-2-00368-mn-bab 2.pdf ·...

30
7 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Entrepreneurship Kata entrepreneurship (kewirausahaan) berasal dari bahasa Perancis yang berarti ”berusaha” atau ”melaksanakan” (to undertake) (Frinces, 2004, p76). Ada berbagai macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting the risk of starting and running business”, yang berarti menerima resiko dari memulai dan menjalankan bisnis. (Nickels, 2002, p166). Entrepreneurship (kewirausahaan), menurut Hisrich (2005, p8) adalah process of creating something new and assumming the risk and rewards. Menurut Ronstad, seperti yang dikutip oleh Winardi, entrepreneurship merupakan sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan kekayaan incremental. Kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menanggung resiko utama, dalam wujud resiko modal, waktu, dan komitmen karir dalam hal menyediakan nilai untuk produk atau jasa tertentu. Produk atau jasa tersebut mungkin tidak baru atau bersifat unik, tetapi tetap nilai harus diciptakan oleh sang entrepreneur melalui upaya mencapai dan mengalokasi ketrampilan-ketrampilan serta sumber-sumber daya yang diperlukan. (Winardi, 2003, p23). Dari beberapa pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir

Upload: lyhanh

Post on 14-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

7

BAB 2

LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Entrepreneurship

Kata entrepreneurship (kewirausahaan) berasal dari bahasa Perancis yang berarti

”berusaha” atau ”melaksanakan” (to undertake) (Frinces, 2004, p76). Ada berbagai

macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli:

”Entrepreneurship is accepting the risk of starting and running business”, yang

berarti menerima resiko dari memulai dan menjalankan bisnis. (Nickels, 2002, p166).

Entrepreneurship (kewirausahaan), menurut Hisrich (2005, p8) adalah process of

creating something new and assumming the risk and rewards.

Menurut Ronstad, seperti yang dikutip oleh Winardi, entrepreneurship merupakan

sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan kekayaan incremental. Kekayaan

tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menanggung resiko utama, dalam wujud

resiko modal, waktu, dan komitmen karir dalam hal menyediakan nilai untuk produk atau

jasa tertentu. Produk atau jasa tersebut mungkin tidak baru atau bersifat unik, tetapi

tetap nilai harus diciptakan oleh sang entrepreneur melalui upaya mencapai dan

mengalokasi ketrampilan-ketrampilan serta sumber-sumber daya yang diperlukan.

(Winardi, 2003, p23).

Dari beberapa pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

8

kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak,

dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

2.1.2 Pengertian Entrepreneur

Menurut Suparyanto (2006, p9), bahwa wirausaha berasal dari kata ’wira’ (berani),

dan ’usaha’ (kegiatan mencari keuntungan). Jadi wirausaha dapat diartikan sebagai

keberanian mengambil resiko tertentu untuk mendapatkan keuntungan.

Wirausaha, menurut (http://www.riaupos.com/web/content/view/5624/27/)

merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur. Dalam Bahasa Indonesia,

pada awalnya dikenal istilah wiraswasta yang mempunyai arti berdiri diatas kekuatan

sendiri. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan entrepreneurship

diterjemahkan menjadi kewirausahaan. Wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu

memulai dan atau menjalankan usaha.

Entrepreneur (wirausaha), menurut Hisrich (2005, p8) adalah individual who takes

risks and starts something new.

Wirausaha, menurut Frinces (2004 ,p11) adalah mereka yang selalu bekerja keras

dan kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan

kemudian merekayasa penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor

keunggulan.

Keputusan seseorang untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha

didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-kondisi yang mendorong tersebut adalah :

Pertama orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi

yang kuat di bidang usaha (Confidence Modalities). Kedua, orang tersebut berada dalam

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

9

kondisi yang menekan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain menjadi

seorang wirausaha (Tension Modalities). Dan ketiga, seseorang yang memang

mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan (Emotion Modalities).

Keberhasilan dan kesuksesan menjadi wirausaha selalu berawal dari impian.

Namun tidak semua orang berhasil mewujudkan impiannya. Hal ini bergantung pada

bagaimana kita bisa mengarahkan impian kita kepada kenyataan yang kita harapkan.

Orang yang berhasil mewujudkan impiannya adalah orang yang dapat menyelaraskan

antara impian dengan tindakan. Suatu impian akan dapat dicapai jika kita tidak terlena

dengan impian-impian kita dan selalu hidup dalam dunia impian, namun kita diharapkan

untuk mau mengubah sikap dan tindakan kita menuju kearah impian yang kita cita-

citakan.

Menurut Prijosaksono dan Bawono (2005, pxv), entrepreneurship (wirausaha)

dapat diartikan melalui 3 kata berikut: destiny, courage, action. Ketiga kata tersebut

merupakan kata-kata yang penting dalam membangun sikap dan perilaku wirausaha

dalam diri seseorang. Destiny berarti takdir, yang sebenarnya lebih merupakan tujuan

hidup kita, bukan nasib. Tujuan dan misi hidup kita adalah fondasi awal untuk menjadi

seorang wirausahawan yang sukses. Dengan memiliki tujuan hidup (life purpose) yang

jelas, kita dapat memiliki semangat (spirit) dan sikap mental (attitude) yang diperlukan

dalam membangun sebuah usaha yang dapat memberi nilai tambah dalam kehidupan

kita. Keberanian (courage) untuk memulai dan menghadapi tantangan adalah sikap

awal yang kita perlukan. Dalam kewirausahaan, keberanian untuk mulai dan mengambil

resiko adalah syarat mutlak. Impian dan cita-cita yang besar, kemudian ditambah

dengan kreativitas yang diwujudkan dengan keberanian untuk mencoba dan melakukan

(Action) langkah pertama adalah awal kesuksesan seorang wiraswatawan sejati.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

10

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2004, pp. 3-7), wirausahawan adalah orang

yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi

mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan

menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.

Menurut Hendro dan Widhianto (2006, p26), ada lima tahapan penting jika ingin

menjadi seorang entrepreneur yaitu:

Memutuskan (decision),

Memulai (start),

Membangun (build) sebuah bisnis,

Memasarkan (promote),

Mewujudkan (operate and realized) apa yang akan dijual atau tawarkan kepada

konsumen.

2.1.3 Karakteristik Entrepreneur

Menurut Suparman (Alma, 2001, p17), ciri – ciri wirausaha antara lain yaitu:

• Berpikir teliti dan berpandangan kreatif dengan imajinasi konstruktif,

• Memiliki sikap mental untuk menyerap dan menciptakan kesempatan,

• Membiasakan diri bersikap mental positif untuk maju dan selalu bergairah

dalam setiap pekerjaan,

• Mempunyai insiatif,

• Membiasakan membangun disiplin diri,

• Menguasai salesmanship (kemampuan jual), memiliki kepemimpinan dan

mampu memperhitungkan resiko,

• Ulet, tekun, terarah, jujur dan bertanggung jawab,

• Berwatak maju, cerdik dan percaya pada diri sendiri.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

11

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2004, pp.3-7), Profil seorang wirausahawan

dapat digambarkan sebagai berikut:

• menyukai tanggung jawab

• lebih menyukai risiko menengah

• keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil

• hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung

• tingkat energi yang tinggi

• orientasi ke depan

• ketrampilan mengorganisasi

• menilai prestasi lebih tinggi dari uang

Sedangkan kompetensi-kompetensi yang merupakan karakteristik dari

wirausahawan yang berhasil yaitu:

o Proaktif:

1. Inisiatif. Yaitu: melakukan sesuatu sebelum diminta atau terdesak oleh keadaan

2. Asertif, yaitu : menghadapi masalah secara langsung dengan orang lain. Meminta

orang lain mengerjakan apa yang harus mereka lakukan.

o Berorientasi prestasi :

1. Melihat dan bertindak berdasarkan peluang, yaitu: menangkap peluang khusus

untuk memulai bisnis baru, mencari bantuan keuangan, lahan ruang kerja dan

bimbingan.

2. Orientasi efisiensi, yaitu: mencari dan menemukan cara untuk mengerjakan

sesuatu dengan lebih cepat atau dengan lebih sedikit biaya.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

12

3. Perhatian pada pekerjaan dengan mutu tinggi, yaitu: keinginan untuk

menghasilkan atau menjual produk atau jasa dengan mutu tinggi.

4. Perencanaan yang sistematis, yaitu: menguraikan pekerjaan yang besar menjadi

tugas-tugas atau sasaran-sasaran kecil. Mengantisipasi hambatan. Menilai alternatif.

5. Pemantauan, yaitu: mengembangkan atau menggunakan prosedur untuk

memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan atau sesuai dengan standar mutu

yang ditetapkan.

o Komitmen pada orang lain:

1. Komitmen terhadap pekerjaan, yaitu : melakukan pengorbanan pribadi atau bisnis

yang luar biasa untuk menyelesaikan pekerjaan. Menyingsingkan lengan baju

bersama karyawan dan bekerja di tempat karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2. Menyadari pentingnya dasar - dasar hubungan bisnis, yaitu : melakukan tindakan

agar tetap dekat dengan pelanggan. Memandang hubungan pribadi sebagai sumber

daya bisnis. Menempatkan jasa baik jangka panjang di atas keuntungan jangka

pendek.

Selain itu, karakter lain yang sering tampak pada wirausahawan, antara lain:

o Komitmen yang tinggi

o Toleransi terhadap keraguan

o Fleksibilitas

o Keuletan

Menurut Hendro dan Widhianto (2006, p54), yang membedakan seorang

entrepreneur dengan orang biasa atau orang lain adalah bahwa seorang entrepreneur

ialah seorang yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Pandai mengelola ketakutannya

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

13

Seorang smart and good entrepreneur pandai mengelola ketakutannya untuk

membangkitkan keberanian dan kepercayaan dirinya dalam menghadapi suatu resiko

(Risk Manager, bukan Risk Taker).

2. Mempunyai “iris mata” yang berbeda dengan yang lain

Iris mata adalah cara seseorang memandang sesuatu (masalah, kesulitan, perubahan,

diri sendiri, lingkungan, trend dan kejadian) untuk memunculkan kreativitasnya agar

tercipta ide-ide, gagasan, konsep dan mimpinya, lalu mencoba untuk meningkatkan nilai

(added value). Jadi, seorang yang mempunyai jiwa entrepreneur yang kuat itu

mempunyai pola pandang akan sesuatu yang berbeda dengan orang lain.

3. Pemasar sejati atau penjual yang ulung

Skill akan mempermudah dalam membangun bisnis, mengakselerasi kecepatan

pertumbuhan bisnis, dan mengurangi ketergantungan modal yang besar.

4. Melawan arus dan menyukai tantangan baru

Seorang smart and good entrepreneur cenderung tidak suka mengikuti arus tengah,

orang atau terperangkap didalam kehidupan yang monoton (sempurna). Dia selalu tidak

bisa diam, berpikir dan terus berpikir. Dia adalah seorang “creative and smart worker”.

5. High determination (mempunyai keteguhan hati yang tinggi)

Perbedaan seorang entrepreneur sejati dengan entrepreneur yang biasa-biasa saja

adalah dalam hal durability, firm, dan determination. Keteguhan hati membuat orang

berbeda didalam memandang suatu kegagalan. Kegagalan adalah persepsi orang yang

merasa buntu dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan cenderung tidak ingin

berusaha untuk mencari jalan keluar/pemecahannya. Kegagalan bukanlah ujung dari

perjalanan.

Sebetulnya orang-orang tersebut tidak akan gagal, tetapi:

Kehilangan langkah selanjutnya.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

14

Bahwa itu bukanlah jalan yang harus kita lakukan atau ambil – cobalah mundur

dan melihat dari sisi lain ( dari atas, sebagai penonton, atau dari samping)

sehingga kita akan menemukan jalan lain yang menolong kita untuk berubah lebih

baik lagi.

Bahwa persiapan kita untuk mengantisipasi resiko tidak sebanding dengan yang

terjadi (tidak “proaktif”).

Itu adalah rintangan. Apa yang kita anggap sebagai sebuah kegagalan adalah

sebuah rintangan. Kita diberi sinyal bahwa hal itu bukanlah jalan yang baik bagi

kita.

Kita kehabisan “napas”, dalam arti bingung atau kekurangan modal.

6. Tidak menerima apa yang ada di depannya dan selalu mencari yang terbaik

(perfectsionist)

Seorang smart and good entrepreneur diharapkan mampu memberikan apa yang lebih

baik lagi pada pelanggan. Seorang yang perfectsionist itu seperti pisau bermata dua.

Yang pertama ialah bahwa ia berdampak untuk berusaha mencapai yang terbaik dan

memberikan yang terbaik. Dan yang kedua, ia berdampak buruk bagi dirinya sendiri bila

ia tidak mampu menanggung senjata kesempurnaan dirinya dan pikirannya sehingga

berakibat fatal, seperti frustasi dan putus asa karena idealisme yang mengubur

impiannya.

Menurut Hendro dan Widhianto (2006, p70), ada lima alasan seseorang tidak ingin

menjadi entrepreneur:

1. Tidak mempunyai pengalaman

2. Tidak mempunyai modal

3. Tidak mempunyai keberanian untuk memutuskan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

15

4. Tidak ada orang yang menuntun

5. Takut keluar dari zona “nyaman”

Enam faktor penghalang untuk menjadi seorang entrepreneur (2006, p71), yaitu:

1. Rasa ketakutan yang lebih besar dibandingkan kemampuan dari diri sendiri.

2. Tidak mempunyai rasa percaya diri dan keyakinan akan diri sendiri.

3. Bingung dan tidak tahu harus berbuat apa dan dari mana memulainya.

4. Malas mencoba.

5. Tidak mempunyai modal, bukan hanya “uang” saja.

6. Selalu menunggu datangnya peluang emas – peluang itu diciptakan, bukan ditunggu

dan dinanti-nanti.

Mitos-mitos yang salah tentang entrepreneur (2006, p48-50), yaitu:

1. Entrepreneur yang sukses karena guratan nasib (jalan hidup).

Banyak orang yang tidak berani menjadi seorang pengusaha (entrepreneur) hanya

dikarenakan bahwa dirinya percaya pada perkataan orang, yaitu bahwa menjadi

seorang pengusaha adalah bukan jalan hidupnya atau bukan takdirnya. Mitos ini begitu

melekat didalam hati dan pikiran mereka sejak lama sehingga tidak ada satupun

keinginan yang terbersit dipikiran mereka untuk menjadi seorang entrepreneur.

2. Entrepreneur adalah bersifat keturunan.

Sebagian orang berpikir bahwa menjadi seorang wirausahawan adalah karena faktor

keturunan.

3. Menjadi entrepreneur setelah ada peluang bagus.

Sering juga mitos ini menghantui orang yang sebenarnya ingin menjadi entrepreneur.

Mereka menunggu adanya suatu peluang untuk memulai suatu bisnis dan terus

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

16

menunggu. Hal ini dikarenakan mereka melihat seorang entrepreneur yang sukses

karena mereka mendapatkan suatu peluang yang bagus.

4. Entrepreneur yang sukses karena mempunyai modal besar.

Modal uang bukan satu-satunya faktor utama yang membuat seorang entrepreneur

sukses.

5. Menjadi entrepreneur karena bakat dan tidak bisa dipelajari.

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2004, pp.7-8) menyatakan bahwa terdapat

perbedaan antara wirausahawan dan manajer, seperti dapat digambarkan dalam tabel

berikut:

Tabel 2.1 Perbedaan Wirausaha dan Manajer

Manajer konvensional Wirausahawan

Sangat sadar akan aturan dan

larangan.

Memandang aturan hanya sebagai

petunjuk.

Peka terhadap masa depan dan

bersedia menunda imbalan.

Konsep masa depan berdasarkan

pada angan-angan. Ambang batas

frustasi rendah.

Memiliki keinginan kuat untuk

diterima.

Tidak jelas dalam pengendalian,

keberhasilan dan tanggung jawab.

Dapat bersifat manipulatif dan

eksploitatif terhadap orang lain.

Mampu mengidentifikasi masalah

dalam segala arah tindakannya.

Tidak sabar dengan diskusi dan

teori. Cepat bertindak dan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

17

Membuat perencanaan rinci. menuruti kata hati.

Sumber: Zimmerer dan Norman M. Scarborough (2004, p8)

Sedangkan menurut Lupiyoadi (2004, pp.19-20), perbedaan antara wirausaha dan

manajer tradisional adalah sebagai berikut:

1. Seorang wirausaha aktif mencari perubahan dengan mengeksploitasi peluang –

peluang, sedangkan manajer tradisional cenderung lebih berjaga – jaga. Ketika

tengah memburu peluang – peluang ini, wirausaha sering mempertaruhkan jaminan

keuangan pribadinya menghadapi resiko. Tingkatan hierarki dalam organisasi

birokratis mengisolasikan manajer dari imbalan dan upah uang yang diterima untuk

meminimalkan resiko dan menghindari kesalahan. Dalam kenyataannya, manajer

tradisional cenderung menghindari resiko sementara wirausaha menerima resiko

sebagai bagian dari proses untuk menjadi seorang wirausaha.

2. Wirausaha juga dimotivasi oleh kebebasan dan peluang untuk menciptakan

kebebasan finansial. Manajer tradisional cenderung dimotivasi oleh promosi karier

dan imbalan tradisional lainnya. Sementara manajer tradisional lebih berorientasi ke

arah pencapaian tujuan – tujuan jangka pendek, sementara wirausaha berorientasi

pada pencapaian pertumbuhan bisnis lima sampai sepuluh tahun ke depan.

3. Aktivitas manajerial yang mereka geluti juga berbeda. Wirausaha cenderung lebih

intens dan langsung terlibat dalam aktivitas operasional organisasi,

sementara manajer tradisional cenderung mendelegasikan tugas – tugas dan

mengawasi pekerja dalam melaksanakan tugas – tugas tersebut.

4. Terakhir, manajer tradisional dan wirausaha memiliki perbedaan pandangan dalam

melihat kesalahan dan kegagalan. Wirausaha cenderung menerima kesalahan

sebagai suatu bagian normal dalam menjalankan suatu bisnis, sementara

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

18

manajer tradisional cenderung menghindari situasi yang memungkinkan mereka

gagal atau membuat kesalahan.

Menurut Hendro dan Widhianto (2006, p38), menyatakan bahwa terdapat

perbedaan antara pekerja dan pengusaha:

Tabel 2.2 Perbandingan RESIKO antara PEKERJA dan PENGUSAHA

URAIAN PEKERJA PENGUSAHA

Minimal Diberi peringatan (SP) Rugi kecil atau tidak untung

Sedang PHK Rugi besar

Maksimal Tidak/belum dapat kerja lagi Bangkrut, namun sebelum

bangkrut, pekerja yang tidak

potensi akan diberhentikan

dahulu agar tidak bangkrut

untuk diganti dengan yang

lebih baik.

Sumber: Hendro dan Chandra W. Widhianto (2006, p38)

Tabel 2.3 Perbandingan MANFAAT antara PEKERJA dan PENGUSAHA

URAIAN PEKERJA PENGUSAHA

Hasil minimal yang diterima Gaji + tunjangan Keuntungan perusahaan

Hasil maksimal yang akan

diterima bila mencapai target

dari pekerjaan (kontribusi ke

perusahaan)

Bonus atau insentif

Inventaris kendaraan

Laba dari total omzet

Investasi aktiva tetap (milik

sendiri)

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

19

Pendapatan dari usaha Sebagian kecil milik diri

sendiri

Sebagian besar milik

perusahaan

Sumber: Hendro dan Chandra W. Widhianto (2006, p38)

Menurut Suparyanto (2006, p12-17), ada beberapa keuntungan dan kerugian

dalam memilih bekerja yaitu:

1. Keuntungannya:

Jam kerja pasti

Seseorang yang berstatus sebagai karyawan pada sebuah lembaga atau

perusahaan memiliki jam kerja yang pasti, misalnya dari jam 08.00 s/d jam 16.00

atau jam 14.00 s/d jam 22.00. Pada umumnya karyawan bekerja 8 jam perhari.

Jam kerja yang pasti ini memberikan manfaat kepada karyawan untuk dapat

menyusun berbagai aktivitas lainnya diluar jam kerja.

Tanggung jawab terbatas

Seorang karyawan memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugas yang diberikan

kepadanya. Tanggung jawab tersebut tidak akan menyimpang dari tugas yang

dijalankan atau tugas yang dilalaikannya.

Penghasilan relatif pasti

Setiap karyawan pada akhir periode berhak mendapatkan upah atau gaji. Pada

umumnya gaji secara pasti diberikan pada setiap awal bulan atau dua kali

seminggu. Besarnya gaji yang akan diterima sudah pasti jumlahnya atau minimal

sudah diketahui indikatornya, misalnya berdasarkan prestasi kerja karyawan,

sehingga upah diterima signifikan dengan banyaknya output yang dihasilkan oleh

karyawan yang bersangkutan.

Dapat membuat rencana untuk masa depan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

20

Sehubungan dengan jam kerja dan penghasilan yang pasti, maka karyawan dapat

membuat perencanaan untuk masa yang akan datang disesuaikan dengan

penghasilannya tersebut. Berdasarkan ini pula banyak karyawan yang ingin

memiliki rumah atau kendaraan sendiri melakukan kebijakan dengan cara

pembelian secara kredit dengan pembayaran sesuai kemampuan dari gaji yang

diterimanya setiap bulan.

2. Kerugiannya:

Harus rela diperintah

Karyawan adalah orang yang bekerja kepada orang lain. Sehubungan dengan

posisinya hanya sebagai karyawan maka ada orang lain yang menjadi atasannya.

Karyawan harus rela diperintah oleh orang lain yang menjadi atasan. Karyawan

tidak dapat menolak perintah atasan. Penolakan yang dilakukan saat bertugas

dapat berakibat tidak baik bagi karyawan tersebut.

Bertanggungjawab kepada atasan

Setiap pelaksanaan tugas harus dipertanggungjawabkan karyawan kepada atasan.

Pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik akan diterima oleh atasan. Tetapi jika

pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka karyawan harus

rela mendapatkan teguran bahkan sanksi dari atasan.

Penghasilan tetap

Pada umumnya karyawan mendapatkan gaji atau upah yang tetap besarnya

walaupun perusahaan mendapatkan keuntungan besar. Jika ingin mendapatkan

upah yang lebih besar , maka karyawan tersebut harus menambah jam kerja

(lembur).

Sukar menyampaikan ide

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

21

Tidak sedikit karyawan yang memiliki ide bagus untuk kemajuan perusahaan atau

minimal untuk meringankan beban tugasnya. Walaupun demikian bukan

merupakan hal yang mudah untuk dapat menyampaikan ide tersebut kepada

atasan. Atasan sering mengabaikan ide dari bawahan.

Menurut Suparyanto (2006, pp.18-28), ada beberapa keuntungan dan kerugian

dalam memilih berwirausaha yaitu:

1. Keuntungannya:

Dapat memilih bidang usaha sesuai minat dan bakat.

Sehubungan dengan seorang wirausahawan dapat memilih bidang usaha sesuai

dengan minat dan bakatnya, maka ia akan mencintai usahanya, dan jika ia sudah

mencintai usahanya maka segenap perhatian dan kemampuan akan dicurahkan

demi perkembangan usaha. Selain bidang usaha yang dipilih tersebut sesuai

dengan minat dan bakat tentunya harus yang dibutuhkan oleh konsumen agar

“profitable”.

Keuntungan usaha dapat dinikmati sendiri.

Sehubungan usaha yang dijalankan merupakan usaha yang dimilikinya maka

keuntungan dari hasil usaha menjadi miliknya juga. Ia akan memperoleh minimal

dua macam pendapatan, yang pertama pendapatan dari posisinya sebagai pemilik

usaha dan yang kedua pendapatan yang diperoleh dari posisinya sebagai manajer.

Memperoleh kepuasan

Keberhasilan dalam mengelola usaha akan memberikan kepuasan tersendiri

kepada seorang wirausahawan. Kepuasan ini secara tidak langsung akan

memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja agar perkembangan usaha semakin

lama semakin baik dan kuat dalam menghadapi persaingan. Kepuasan ini juga

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

22

akan mempertebal rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan pihak ketiga

termasuk dengan pelanggan, pemasok, distributor, perbankan dan investor.

Tidak ada yang memerintah

Sebagai seorang wirausahawan, ia menjadi pemilik sekaligus manajer dari

perusahaannya maka ia juga memegang jabatan tertinggi di perusahaan tersebut

sehingga tidak ada seorangpun yang akan memerintahnya untuk melakukan tugas-

tugas tertentu. Ia hanya diperintah oleh dirinya sendiri dan ia dapat memerintah

orang lain yang bekerja kepada dirinya.

Tidak perlu persetujuan pihak lain dalam membuat keputusan

Pada saat tertentu seorang wirausahawan harus mengambil keputusan tentang

sesuatu hal misalnya keputusan untuk melakukan ekspansi dengan membuka

cabang perusahaan ditempat lain, keputusan untuk mengikuti pameran produk

yang diselenggarakan oleh pihak tertentu, keputusan melakukan “joint venture”

dan lain-lain. Seorang wirausahawan sebagai pemilik dan manajer perusahaan

dapat memutuskan semua hal tersebut tanpa harus menunggu kebijakan dari

pihak lain, kalaupun ia meminta pertimbangan dari tenaga ahli atau konsultan

dengan alasan agar keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang

paling baik bagi perkembangan perusahaan. Semua masukan dari pihak lain

menjadi pertimbangan seorang wiarusahawan yang pada akhirnya dia sendiri yang

akan mengambil keputusan tersebut.

Mempunyai peluang membantu orang lain

Sebagai makhluk sosial seorang wirausahawan mempunyai cukup peluang untuk

membantu orang lain misalnya dengan mengalokasikan zakat penghasilan untuk

membantu korban bencana alam atau korban peperangan, ataupun

mempekerjakan mereka yang mempunyai potensi tetapi belum bernasib baik

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

23

mendapatkan pekerjaan, dengan tetap memperhatikan kualitas sesuai “job

specification” yang dituntut.

2. Kerugiannya:

Jam kerja panjang dan tidak teratur

Sebagai wirausahawan tidak menutup kemungkinan akan bekerja dengan jam

kerja yang sangat panjang mulai dari bangun tidur pagi hari sampai menjelang

tidur kembali di malam hari. Waktu benar-benar tercurah kepada kepentingan

usaha apalagi jika usaha yang dijalankan sedang menghadapi kerugian atau

sebaliknya karena ingin mendapatkan keuntungan yang besar pada periode

tertentu. Selain itu jam kerja wirausahawan tidak menentu. Pada saat tertentu

wirausahawan memiliki waktu luang yang cukup tetapi pada saat lainnya ia sangat

sibuk bahkan sampai melupakan waktu istirahat.

Resiko dan tanggung jawab luas.

Sehubungan dengan posisinya sebagai pemilik sekaligus manajer bagi usahanya

sendiri maka seorang wirausahawan memiliki tanggung jawab yang luas terhadap

keberhasilan dan kegagalan usahanya. Wirausahawan harus menanggung resiko

pada saat terjadi kerugian pada usahanya. Tidak menutup kemungkinan resiko

harus dipertanggungjawabkan sampai kepada harta yang dimiliki walaupun berada

di luar perusahaan. Hal ini terutama jika perusahaan bentuknya perseorangan dan

pailit sehingga akan ditutup, maka untuk memenuhi kewajiban kepada pihak

ketiga wirausahawan harus menutup semua kewajiban tersebut walaupun dengan

menggunakan harta yang ada dirumah.

Pendapatan tidak stabil

Salah satu kerugian yang dialami oleh wirausahawan berhubungan dengan

pendapatan. Pendapatan wirausahawan tidak dapat dipastikan atau tidak stabil.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

24

Pada periode tertentu pendapatan bersih setelah dikurangi dengan total

pengeluaran akan menghasilkan keuntungan. Besarnya keuntungan dari satu

periode ke periode lainnya berubah-ubah, terkadang besar pada saat lainnya kecil,

bahkan pada periode tertentu wirausahawan mengalami kerugian usaha. Inilah

salah satu resiko yang dapat dialami oleh wirausahawan.

Sering terlibat masalah keuangan

Kerugian lain yang dialami oleh hampir setiap wirausahawan adalah masalah

keuangan. Wirausahawan harus berpikir keras untuk dapat mengalokasikan dana

yang ada untuk berbagai kepentingan usaha termasuk pembelian bahan baku,

upah tenaga kerja, biaya promosi dan lain-lain.

Belajar tidak ada akhirnya

Wirausahawan dituntut untuk selalu mengadaptasi berbagai perubahan yang

terjadi. Keterlambatan dalam mengikuti perkembangan dunia usaha akan berakibat

kerugian dalam berwirausaha.

Menurut Suparyanto (2006, pp.36-40), terdapat beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan oleh orang yang berminat untuk berwirausaha. Faktor-faktor tersebut

antara lain:

Minat

Seorang calon wirausaha harus memiliki minat untuk berwirausaha. Ia juga harus

memilih bidang usaha yang diminatinya. Minat terhadap bidang usaha yang dipilih

akan menimbulkan rasa cinta terhadap usahanya, sehingga dalam menjalankan

aktivitas usaha akan dengan sepenuh hati. Pekerjaan apapun yang dilaksanakan

tidak akan menjadi beban dan berkeluh-kesah karena minat dan cintanya terhadap

pekerjaan tersebut.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

25

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan wawasan yang dimiliki oleh wirausahawan tentang bidang

usaha yang dijalankan. Dengan memiliki pengetahuan yang memadai maka akan

sangat membantu dalam upaya pengembangan usaha.

Bakat

Bakat merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai bawaan dari

kelahirannya.

Pengalaman

Pengalaman tidak dapat diabaikan dalam menunjang keberhasilan berwirausaha.

Setiap wirausahawan harus belajar dari kegagalan dan keberhasilan wirausaha masa

lalu baik dari pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain.

Relasi

Tidak ada seorang wirausahawanpun yang sukses dalam menjalankan aktivitas

bisnisnya tanpa dukungan dari pihak lain. Wirausahawan membutuhkan pemasok

untuk mengisi barang-barang yang diperlukan bagi kegiatan usahanya.

Wirausahawan akan membutuhkan konsumen untuk membeli produk yang

dihasilkannya. Wirausahawan akan membutuhkan Bank sebagai lembaga yang dapat

mempermudah transaksi bisnis atau untuk menambah modal usaha melalui kredit.

Wirausahawan akan membutuhkan distributor untuk mendistribusikan hasil

produksinya. Wirausahawan akan membutuhkan karyawan untuk operasionalisasi

kerja sehari-hari, dan lain-lain.

Modal

Modal merupakan salah satu faktor yang sangat vital dalam menunjang keberhasilan

usaha. Modal bukan hanya berupa uang tetapi juga termasuk aset lainnya.

Kemampuan intelektual misalnya merupakan modal yang agak sulit dinilai dengan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

26

uang , tetapi keberadaannya tidak diragukan lagi akan menunjang keberhasilan

usaha.

Sedangkan menurut Hendro dan Widhianto (2006, pp.103-106), ada beberapa

faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneur

sebagai jalan hidupnya:

1. Individual/Personal Factor

Merupakan pengaruh pengalaman hidup dari kecil hingga dewasa, baik oleh lingkungan

ataupun keluarga, contohnya:

A. Pengaruh masa kanak-kanaknya

Misal: saat masih anak-anak, ia sering diajak oleh orangtua, paman, saudara, dan

tetangga ditempat yang berhubungan dengan bisnis. Pengalaman ini akan terus

melekat dalam benaknya sehingga ia ingin bercita-cita untuk menjadi pengusaha.

B. Perkembangan saat dewasa

Pergaulan, suasana kampus, dan teman-temannya yang sering berkecimpung

dalam bisnis akan memacu dirinya untuk mengambil jalan hidup menjadi seorang

entrepreneur.

C. Perspektif atau cita-citanya

Keinginan untuk menjadi pengusaha bisa muncul saat melihat saudara, teman,

atau tetangga yang sukses menjadi entrepreneur.

2. Suasana kerja

Lingkungan pekerjaan yang nyaman tidak akan menstimulus orang atau pikirannya untuk

berkeinginan menjadi pengusaha. Namun, bila lingkungan kerja tidak nyaman, maka hal

itu akan mempercepat seseorang memilih jalan kariernya untuk menjadi seorang

pengusaha.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

27

3. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka hal itu juga semakin tidak begitu

berpengaruh terhadap keinginan dirinya untuk memilih pengusaha sebagai jalan

hidupnya. Rata-rata, justru tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi yang menstimulus

seseorang untuk memilih kariernya menjadi seorang pengusaha.

4. Personality (Kepribadian)

Ada banyak tipe kepribadian, seperti controller,advocator, analytic, dan facilitator. Dari

tipe-tipe itu, yang cenderung mempunyai hasrat yang tinggi untuk memilih karier

menjadi seorang pengusaha adalah controller dan advocator, tetapi itu bukan sesuatu

yang mutlak, karena semua bisa asalkan ada kemauan.

5. Prestasi Pendidikan

Rata-rata, orang yang mempunyai prestasi yang tidak tinggi justru punya keinginan yang

lebih kuat untuk menjadi seorang pengusaha. Hal itu didorong oleh suatu keadaan yang

memaksa ia berpikir bahwa menjadi pengusaha adalah salah satu pilihan terakhir untuk

sukses, sedangkan untuk berkarier di dunia pekerja dirasakan sangat berat, mengingat

persaingan yang sangat ketat dan masih banyak para lulusan yang berpotensi yang

belum mendapatkan pekerjaan.

6. Dorongan Keluarga

Keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhkan serta mempercepat seseorang

untuk mengambil keputusan berkarier sebagai entrepreneur, karena orangtua berfungsi

sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya.

7. Lingkungan dan Pergaulan

Jika ingin sukses, seseorang harus bergaul dengan orang yang sukses agar tertular.

8. Ingin Lebih Dihargai atau “Self Esteem”

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

28

Posisi tertentu yang dicapai seseorang akan mempengaruhi arah kariernya. Sesuai

dengan teori Maslow, setelah orang terpenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan

papannya, maka kebutuhan yang ingin ia raih berikutnya adalah “Self Esteem”, yaitu

ingin lebih dihargai lagi. Dan itu terkadang tidak didapatkan didunia pekerjaan atau

lingkungan, baik keluarga, teman, atau yang lain. “Self Esteem” akan memacu orang

untuk mengambil karier menjadi pengusaha (entrepreneur).

9. Keterpaksaan dan Keadaan

Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pensiun (retired), dan menganggur

atau belum bekerja, akan dapat membuat seseorang memilih jalan hidupnya menjadi

entrepreneur, karena memang sudah tidak ada lagi pilihan untuknya.

2.1.4 Intrapreneur dan Intrapreneurship

Selain definisi mengenai kewirausahaan (entrepreneurship) dan wirausaha

(entrepreneur), dikenal juga istilah intrapreneur dan intrapreneurship.

Intrapreneur merujuk pada mereka yang bekerja pada suatu perusahaan yang

memiliki semangat kewirausahaan. Atau dengan kata lain, intrapreneur merupakan

wirausaha yang ada dalam lingkungan perusahaan. Sosok seperti ini sangat diperlukan

karena sangat relevan dengan tujuan perusahaan dalam hal upaya memenuhi kebutuhan

dan keinginan konsumen. (Lupiyoadi, 2004, p11).

Sedangkan menurut Hisrich (2005, p17), intrapreneurship merupakan

kewirausahaan yang ada di dalam struktur bisnis yang ada, yang dapat menjembatani

kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan pasar. Bisnis yang ada telah memiliki sumber

daya keuangan, kemampuan usaha, dan sistem pemasaran dan distribusi untuk

memasarkan inovasi yang ada dengan sukses. Namun terkadang struktur perusahaan

yang terlalu birokratis, penekanan pada profit jangka pendek dan rumitnya struktur

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

29

organisasi dapat menghambat kreatifitas dan pengembangan produk dan usaha.

Perusahaan – perusahaan mulai mengenali faktor – faktor penghambat ini dan

kebutuhan akan kreatifitas dan inovasi telah menumbuhkan kebutuhan akan jiwa

intrapreneurship dalam perusahaan – perusahaan. Sehingga dalam era kompetisi usaha

saat ini, kebutuhan munculnya produk baru dan jiwa intrapreneurship telah menjadi hal

yang penting sehingga semakin banyak perusahaan yang kini mengembangkan

lingkungan untuk mengembangkan jiwa intrapreneurship, terutama dalam unit – unit

bisnis strategis (Strategic Business Unit atau SBU).

2.1.5 Model Pembelajaran

Menurut pendapat Sunardi, http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/41/sunardi.htm, 5

Agustus 2003, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi para perancang desain

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas

belajar-mengajar.

Menurut Ine, http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0405/18/1103.htm, 18

April 2005, salah satu model pembelajaran sebagai alternatif utama yaitu model coo-

perative learning (model pembelajaran gotong-royong). Model ini didasari oleh falsafah

homo-homini socius, yang menekankan, manusia adalah makhluk sosial. Ini

mengandung arti, kerjasama merupakan kebutuhan sangat penting bagi kelangsungan.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

30

Tabel 2.4 Kerangka Operasional Model Pembelajaran

Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa

Menyampaikan Materi Melibatkan Diri

Memberi Contoh Merespons dan Terlibat

Memberi Penugasan Menafsir dan Memperagakan

Mengevaluasi Proses Merespons dan Argumentasi

Memberi Tugas Mandiri Latihan Mandiri / Kelompok

Mengevaluasi Hasil Mewujudkan Kreativitas

Sumber: http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/41/sunardi.htm

2.1.6 uji Validitas dan Reliabilitas

2.1.6.1 Uji Validitas

Menurut Simamora, (2004, pp.58-59), validitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen

dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain,

mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Misalnya, meteran

dapat mengukur tinggi badan dengan tepat (dalam hal ini tinggi badan adalah

variabel penelitian).

Dalam menyusun kuesioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan.

Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang diukur.

Variabel masih bisa dipecah menjadi subvariabel atau indikator. Apabila

penyusunannya dilakukan sesuai prosedur, sebenarnya kuesioner telah memenuhi

validitas logis. Oleh karena itu validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan

peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian,

serta menyusun kuesioner.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

31

Validitas logis belum memiliki bukti empiris. Sebuah kuesioner yang disusun

secara hati – hati dan dapat dipertimbangkan valid logis, ada baiknya diuji untuk

mengetahui validitas empirisnya.

Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti dapat melakukan try –

out dengan memakai responden terbatas dahulu. Dari try – out ini, ada dua macam

validitas sesuai dengan cara pengujiannya, yaitu validitas eksternal dan validitas

internal.

Validitas Eksternal

Validitas instrumen dapat dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen

tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel yang diteliti.

Validitas Internal

Validitas internal dapat dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian –

bagian kuesioner dengan kuesioner secara keseluruhan.

2.1.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Umar (2005, p194), reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner.

Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang –

ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Asumsinya,

tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Ada dua jenis reliabilitas, yaitu

reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.

• Reliabilitas Eksternal

Secara garis besar, reliabilitas eksternal adalah reliabilitas yang diperoleh

dengan membandingkan hasil dua kelompok data. Ada dua jenis cara untuk

menguji reliabilitas eksternal, yaitu teknik paralel dan teknik ulang.

• Reliabilitas Internal

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

32

Reliabilitas internal diperoleh dengan menganalisis data yang berasal dari

satu kali pengujian kuesioner. Adapun teknik reliabilitas internal yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rumus Alpha.

Menurut Simamora (2004, pp.77-78), teknik reliabilitas dengan

menggunakan teknik Alpha digunakan untuk mengukur reliabilitas kuesioner

dengan kategorisasi jawaban selain 0 dan 1. Misalnya dari 1 sampai 5, 1 sampai

7, - 3 sampai 3, dan seterusnya.

Teknik Alpha dilakukan dengan menghitung varians tiap butir pertanyaan

dan varians total dari pertanyaan – pertanyaan. Selanjutnya varians butir dan

varians total tersebut dimasukkan ke dalam rumus Alpha :

r11 = ⎟⎟

⎜⎜

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ ∑

−− 2

21

1 t

bk

k

σ

σ

Keterangan :

r11 = reliabilitas kuesioner

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ 2bσ = jumlah varians butir

2tσ = varians total

Langkah berikutnya adalah membandingkan angka tersebut dengan r

product moment (terdapat dalam lampiran).

Dasar pengambilan keputusan :

- Bila rhasil (r11) > r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.

- Bila rhasil (r11) < r tabel maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

33

2.1.7 Uji Cochran Q Test

Dalam metode ini, diberikan pertanyaan tertutup kepada responden, yaitu

pertanyaan yang pilihan jawabannya sudah disediakan. Dengan kata lain, daftar atribut

sudah tersedia. Responden tinggal memilih atribut mana yang berkait dengan produk.

Untuk itu, daftar atribut yang diuji harus lengkap. Jadi sebaiknya terlebih dahulu

dilakukan riset pendahuluan (plemininary research) untuk menyusun daftar pilihan

atribut selengkap mungkin. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun daftar

pertanyaan yang pilihan jawabannya YA dan TIDAK (Simamora, 2004, pp.80-81).

1. Hipotesis yang akan diuji:

H0 : Semua faktor yang akan diuji memiliki proporsi jawaban “YA” yang sama.

Ha : Semua faktor yang akan diuji memiliki proporsi jawaban “YA” yang berbeda.

2. Mencari Q hitung dengan rumus:

Q = ∑−∑

∑ ∑−− ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

n

i iRn

i iRk

k

i

k

i iCiCkk

2

22)1(

3. Penentuan Q tabel:

Dengan α = 0,05, derajat kebebasan (dk) = k-1, maka diperoleh Q tab (0,05 ,df) dari

tabel Chi Square Distribution.

4. Dasar Pengambilan Keputusan:

• Tolak H0 bila Q hitung > Q tabel

• Terima H0 bila Q hitung < Q tabel

5. Kesimpulan:

• Jika menolak H0, berarti proporsi jawaban YA masih berbeda pada semua atribut.

Artinya belum ada kesepakatan diantara para responden tentang atribut.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

34

• Jika menerima H0, berarti proporsi jawaban YA pada semua atribut dianggap sama.

Dengan demikian, semua responden dianggap sepakat mengenai semua atribut

sebagai faktor yang dipertimbangkan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Wirausaha, menurut Frinces (2004 ,p11) adalah mereka yang selalu bekerja keras

dan kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan

kemudian merekayasa penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor

keunggulan.

Jurusan Manajemen – Fakultas Ekonomi Universitas Bina Nusantara memiliki

komitmen yang besar untuk menghasilkan lulusan yang berjiwa berwirausaha, hal ini

terlihat dari adanya pengembangan kurikulum yang secara khusus membuka peminatan

/ konsentrasi kewirausahaan yang dapat dipilih mahasiswa mulai semester 5. Selain

Peminatan Kewirausahaan, Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen juga

membuka peminatan lain yaitu Pemasaran Internasional (Marketing International) dan

E - Business. Untuk itu perlu diteliti mengapa para mahasiswa memilih untuk mengambil

peminatan tersebut khususnya Peminatan Kewirausahaan.

Mahasiswa yang memilih Peminatan Kewirausahaan tentunya mengharapkan untuk

mendapatkan mata kuliah, tugas-tugas, serta dipandu oleh dosen yang berkompetensi

dibidangnya dalam mengembangkan kemampuan kewirausahaan. Bila harapan yang

diinginkan mahasiswa tidak tercapai akan terjadi gap (kesenjangan) antara harapan dan

kenyataan yang dihadapi. Mata kuliah yang diberikan, tugas-tugas, serta pihak pengajar

(dosen) tentunya akan memberikan pengaruh terhadap pengembangan jiwa wirausaha

Mahasiswa Peminatan Kewirausahaan Jurusan Manajemen. Untuk itu perlu dianalisa

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

35

bagaimana penilaian para lulusan terhadap proses belajar mengajar diJurusan

Manajemen khususnya Peminatan Kewirausahaan.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRANthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00368-MN-Bab 2.pdf · macam pengertian kewirausahaan menurut para ahli: ”Entrepreneurship is accepting

36

Peminatan

Kewirausahaan

Proses belajar – mengajar di

Peminatan Kewirausahaan

Jurusan Manajemen

Lulusan Peminatan

Kewirausahaan

Jurusan Manajemen

Alasan memilih

Peminatan

Kewirausahaan

Ciri-ciri Peminatan

Kewirausahaan Jurusan

Manajemen

Gap

Analysis

Rancangan Model

Pembelajaran