bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-00687-si...
TRANSCRIPT
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2005, p22) sistem adalah kelompok komponen yang saling
berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input
dan output dalam proses perpindahan yang telah diatur. Dia juga mengatakan bahwa sistem
adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan yang melakukan fungsi dasar dari
sebuah sistem yaitu input, process, output, storage, dan control sehingga memberikan alat
pemroses informasi yang berguna bagu user (O’Brien, 2005, p75).
Menurut McLeod (2008, p11) sistem adalah sekelompok unsur sistem yang saling
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Lars Mathiasen et al (2000, p9) mengatakan bahwa sistem adalah sekumpulan
komponen yang mengimplementasikan persyaratan modeling, functions, dan interfaces.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa sistem adalah sejumlah
komponen yang saling berinteraksi dan terintegrasi untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2008, p11) Informasi adalah data yang telah dip roses atau data
yang telah memiliki arti. Laudon (2002, p8), menerangkan bahwa informasi adalah data
yang telah disusun ke dalam bentuk yang memiliki arti dan berguna bagi manusia.
9
Sedangkan menurut O’Brien (2005, p27) Informasi adalah data yang telah diubah menjadi
berarti dan berguna khususnya bagi pengguna akhir. Pendapat dari Whitten, Bentley,
Dittman (2004, p27) Informasi adalah data yang telah di reorganisasi menjadi bentuk yang
lebih berarti untuk seseorang. Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa Informasi
yaitu sekumpulan data yang telah diproses sehingga memiliki konteks dan mempunyai
manfaat bagi user.
2.1.3 Sistem Informasi
Laudon (2004, p8) berpendapat bahwa Sistem Informasi didefinisikan sebagai
kumpulan komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk membantu manager dalam mengambil
keputusan, pengontrolan, pengkoordinasian, penganalisis masalah, dan memvisualisasikan
masalah yang kompleks dalam suatu organisasi Menurut O’Brien (2005, p6) Sistem
Informasi diartikan sebagai suatu gabungan dari orang, hardware, software, jaringan
komunikasi dan sumber daya data yang dikumpulkan, diubah, mendistribusikan informasi
ke dalam organisasi.
Sementara McLeod (2008, p12) berpendapat bahwa Sistem Informasi adalah sistem
berbasis computer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna yang memiliki
kebutuhan serupa. Jadi berdasarkan pengertian-pengertian yang telah kami tulis di atas
dapat kami simpulkan bahwa Sistem Informasi adalah suatu integrasi dari komponen-
komponen yang telah dianalisis dan diproses memiliki ketergantungan diantara bagian-
bagiannya sehingga menghasilkan informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan.
10
2.1.4 Strategi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44) Strategi Sistem Informasi yaitu kebutuhan
organisasi atau perusahaan terhadap informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan
strategi bisnis yang dimiliki organisasi.
Sedangkan Chandlers (Rangkuti, 2004, p4) berpendapat bahwa strategi adalah tujuan
jangka panjang dari perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi sumber daya yang
penting untuk mencapai tujuan.
2.1.5 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Turban et al (2003, p3) Teknologi Informasi adalah kumpulan dari
komponen yang diorganisir ke dalam suatu sistem informasi berbasis computer.
Sedangkan menurut O’Brien (2005, p6) Teknologi Informasi adalah perangkat keras,
perangkat lunak, perangkat telekomunikasi, manajemen database dan teknologi pengolahan
informasi lainnya yang digunakan di dalam sebuah sistem informasi berbasis computer.
Sementara Ward dan Peppard (2002, p3) berpendapat Teknologi Informasi
mengacu pada spesifik mengenai teknologi baik berupa hardware, software, maupun
jaringan komunikasi yang mendukung proses pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, serta pertukaran informasi.
2.1.6 Pengertian Perencanaan
Menurut Robbins dan Coulter (2005, p160) Perencanaan adalah suatu proses yang
melibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun strategi menyeluruh untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan, termasuk alokasi sumber daya yang diperlukan, jadwal
kerja serta tindakan-tindakan lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
11
Menurut Agus Sabardi (2001, p54) Perencaan adalah proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana
aktivitas kerja organisasi.
2.1.7 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002,p69), perencanaan strategis menunjukan analisa
yang komprehensif, sistematis untuk mengembangkan rencana dari suatu aksi/kegiatan.
Menurut Turban (2003, p462) Perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi
merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan sistem
dan arsitektur teknologi informasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.1.8 Pengertian Strategi Sistem Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002,p44), strategi sistem informasi adalah strategi
yang mendefisinikan kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap informas dan sistem
yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki organisasi tersebut. Hal ini
dihubungkan dengan konteks bisnis dengan mempertimbangkan dampak persaingan
dalam bisnis dan kebutuhan perusahaan terhada teknologi informasi atau sistem
informasi. Pada dasarnya strategi sistem informasi mendefisinikan dan memprioritaskan
investasi yang harus dikatakn perusahaan untuk mencapai portfolio aplikasi yang seseuai,
mendefisinikan tujuan yang akan dicapai dan menentukan perubahan yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Jogiyanto (2005,p7), sistem informasi strategi (SIS) atau strategic information
system adalah suatu sistem informasi atau sistem informasi apapun di level manapun yang
mendukun atau mengiemplementasi strategi kompetisi yang member keuntungan
12
kompetitif bagi perusahaan melalui efesiensi internal dan efesiensi komperatif sehingga
membantu perusahaan memberikan keuntungan kinerja secara signifikan dan meningkatkan
kinerja jangka panjangnya.
2.1.9 Pengertian Strategi teknologi informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002,p44), strategi teknologi informasi adalah strategi
yang berfokus pada penempatan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam
memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi.
2.2.0 Pengertian Strategi Bisnis
Menurut Rangkuti (2006, p7) strategi bisnis adalah strategi fungsional yang
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi
produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang
berhubungan dengan keuangan dari suatu bisnis.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p189) strategi bisnis adalah sekumpulan
tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan kekuatan
perusahaan untuk menghadapi competitor. Suatu strategi bisnis biasanya meliputi beberapa
hal seperti berikut :
• Vission, pencapaian dari sebuaj misi atau dapat diartikan sebagai sebuah pandangan
masa depan dari sebuah bisnis yang menjadi tujuan umum sebuah perusahaan.
• Mission, adalah pernyataan yang memberikan arahan tentang apa yang akan dilakukan
oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.
13
• Business Driver, adalah beberapa faktor kritis pendorong perubahan yang dapat
memberikan fokus pada bisnis sehingga dapat memenuhi sasarannya.
• Objectives, adalah sasaran-sasaran yang ditetapkan dan harus dipenuhi oleh perusahaan
dalam pencapaian visi perusahaan.
• Strategies, adalah kebijakan atau tindakan langsung yang dipilih perusahaan sebagai
alat untuk mencapai tujuan dan memenuhi misinya.
• Critical Success Factors (CSF), adalah beberapa area kunci dimana sesuatu harus
berjalan dengan baik sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai.
• Business Area Plans, adalah perencanaan dari berbagai area bisnis yang ada yang
berkaitan dengan strategi bisnis perusahaan.
Menurut Rahmat Dwi Jatmiko (2004, p135) Strategi Bisnis adalah serangkaian
komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk
menyediakan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan
mengeksploitasi kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk individual dan
spesifik.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Strategi Bisnis adalah kebijakan dan pedoman
yang menetapkan bagaimana sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah industri yang
menjadi landasan dimana dia berusahan membangun satu keuntungan bersaing.
14
2.2.1 Hubungan Antar strategi Bisnis, Strategi SI, Strategi TI
Gambar 2.1 Hubungan antara srategi bisnis, strategi SI, dan Strategi TI
Gambar ini mengilustrasikan hubungan antara strategi bisnis strategi SI, dan strategi
TI dalam suatu pendekatan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi yang
berdasarkan dan terintegrasi dengan strategi bisnis perusahaan. Hubungan diantara strategi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Strategi Bisnis
Untuk merencanakan suatu stategi SI/TI terebih dahulu perlu diketahui kondisi
lingkungan, arah dan tujuan bisnis perusahaan, informasi apa yang dibutuhkan,
peluang, dan hambatan bisnis yang dihadapi serta alternatif solusinya,
b. Strategi SI
Setelah mengetahui kondisi lingkungan, arah dan tujuan dari kegiatan bisnis
perusahaan, maka kita dapat mengevaluasi sistem infomasi apa yang sesuai dengan
15
kebutuhan mendukug strategi bisnis perusahaan dalam pencapaian visi dan misi
perusahaan.
c. Strategi TI
untuk menghasilkan suatu sistem informasi yang strategis bagi perusahaan maka
kita perlu menyeleksi dan memilih secara tepat teknologi apa yang paling sesuai
untuk digunakan dalam menunjang sistem informasi.
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Bank
Menurut undang-undang Republik Indonesia No.7 tahun 1992, bank adalah badan
usaha yang menghinpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank adalah lembaga yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa bank lainnya (Kasmir, 2000, p11)
2.2.2 Pengertian Jasa
Menurut Kotler (2003) yang dikutip oleh Arief (2007, p11) jasa adalah sesuatu yang
tidak berwujud yang tindakan atau untuk kerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak
lain dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.
Menurut Kotler dan Armstrong (1996) yang dikutip oleh Arief jasa adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada
16
dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan terhadap sesuatu, yang dapat
berhubungan dengan suatu produk fisik maupun tidak.
Jasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berwujud, yang melibatkan tindakan
untuk kerja melalui proses dan kinerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain.
Dalam produksinya, jasa bisa terikat pada suatu produk fisik, tetapi bisa juga tidak (Arief,
2007, p11).
2.2.3 Pengertian Produk Jasa Perbankan
Menurut Kasmir (2000, p187) produk yang diinginkan pelanggan, baik berwujud
maupun yang tidak berwujud adalah produk yang ditawarkan oleh bank ke nasabahnya
memiliki nilai yang lebih baik jika dibandingkan dengan produk bank pesaing. Produk yang
berkualitas disebut juga produk plus.
Menurut Kasmir (2000, p187) produk yang berkualitas tinggi yang berhasil
diciptakan oleh bank akan memberikan berbagai keuntungan baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
2.2.4 Pengertian Kredit
Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit
yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti kepercayaan. Dalam arti yang lebih
luas kredit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu gaji pembayarannya akan dilakukan pada suatu
jangka waktu yang disepakati.
UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
17
atau kesepakatan pinjam-meminjam atara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak
pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Kredit menurut Undang-Undang perbankan nomor 10 tahun 1998, kerdit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga.
Dari pengertian kredit diatas dapatlah dijelaskan bahwa kredit adalah pemberian
pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Nasabah menyelesaikan pinjamannya kepada perusahaan sebagai pemberi pinjaman
(kreditur), dengan cara mengembalikan uang pinjaman dan membawa sewa modalnya
berdasarkan ketentuan yang berlaku. Bila masalah ini terjadi maka dapat kita lihat
perpindahan materi dari yang member kredit kepada yang diberi kredit sehingga terjadi dua
pihak yang terlibat, yaitu:
a. Pihak yang berkelebihan uang yang disebut pemberi kredit (kreditur).
b. Pihak yang membutuhka uang yang disebut penerima kredit (debitur).
Selain itu ada juga beberapa istilah yang dipakai dalam kredit selain kreditur dan
debitur diantaranya plafond, Coll (collectibility) dan baki debet. Plafond merupakan total
jumlah pinjaman yang diajukan debitur, coll merupakan tingkat tunggakan berdasarkan
berapa lama para debitur menunggak. Dibawah ini merupakan beberapa tingakat coll
diantaranya:
18
• Coll 1(lancar) : tidak ada tunggakan
• Coll 2 (DPK): tunggakan 1-3 bulan
• Coll 3 (kurang lancer): tunggakan 4-6 bulan
• Coll 4 (diragukan): tunggakan 7-9 bulan
• Coll 5(macet): tunggakan 10-12 bulan
Sedangkan baki debet merupakan total pinjaman yang telah dikurangi angsuran
yang telah dibayarkan oleh debitur.
Manusia memerlukan kredit karena manusia adalah homo economicus dan setiap
manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia beraneka
ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, sedangkan kemampuannya untuk
mencapai sesuatu yang diinginkan terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan
bantuan untuk memenuhi hasrat dan cita-citanya, dalam hal ini ia berusaha. Maka untuk
meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna suatu barang, manusia sangat
memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan. Bantuan pada lembaga keuangan bank
maupun non perbankan disebut kredit.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa pemberian kredit adalah pemberian
kepercayaan. Hal ini berarti bahwa pinjaman kredit yang diberikan betul-betul yakin bahwa
nasabah atau debitur akan mengembalikan pinjaman yang diterima sesuai dengan jangka
waktu dan syarat-syarat yang akan disetujui oleh kedua belah pihak, tanpa keyakinan
tersebut suatu lembaha kredit tidak akan dapat memberikan kredit.
19
2.2.5 Unsur Kredit
Dari penjelasan diatas dapatlah diuraikan hal-hal apa saja yang terkandungdalam
pemberian kredit. Atau dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihatsecara utuh
mengandung makna apa saja, sehingga jika kita bicara kredit makatermasuk membicarakan
unsur-unsur yang terkandung didalamnya.Adapun unsur-unsur yang terkandung didalam
pemberian suatu kredit adalahsebagai berikut:
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang,
barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yangakan
datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudahdilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupunekstern. Penelitian dan
penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarangterhadap nasabah pemohon kredit.
2. Kesepakatan
Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatanantara
si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkandalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dankewajibannya.
3. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
inimencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktutersebut bisa
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.
1. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resikotidak
tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar
resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang
20
disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yangtidak disengaja. Misalnya
terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabahtanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
2. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang
kitakenal dengana nama bunga.
2.2.6 Pengertian Kredit Multiguna
Kredit Multi Guna (KMG) adalah kredit yang diberikan kepada masyarakat untuk
memenuhi kebutuhahidup individu dengan jumlah pinjaman disesuaikan dengan
penghasilan, kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali oleh calon
debitor. Tujuan pemberian KMG adalah untuk membantu calon debitur dalam memenuhi
kebutuhan individu. Penggunaan KMG adalah unuk keperluan konsumtif dan produktif
sesuai dengan penggolongannya. Pemberian KMG ditujukan kepada pegawai aktif
diantaranya:
• Pegawai Pemerintah Pusat.
• Pegawai Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.
• Pegawai BUMN/BUMD.
• Pegawai perusahaan Swasta Nasional.
• Pegawai lainnya seusai dengan persetujuan Direksi.
Penggunaan KMGadalah untuk keperluan konsumtif dan produktif sesuai dengan
penggolongannya. Dibawah ini adalah beberapa keterangan lain mengenai KMG.
a. Maksimum Kredit
21
• Bagi pemohon yang penghasilannya telah dibayar melalui Bank DKI dapat diberikan
maksimum kredit 25 kali total penghasilan, setinggi-tingginya Rp 300 juta
• Bagi pemohon yang penghasilannya tidak dibayar melalui Bank DKI dapat diberikan
maksimum kredit 15 kali total penghasilan, setinggi-tingginya Rp 150 juta
• Bagi pensiunan yang uang pensiunnya telah dibayar melalui Bank DKI atau instansi
pembayar telah bekerjasama dengan Bank DKI dapat diberikan maksimum kredit 20kali
uang pensiun yang diterima setiap bulan, setinggi-tingginya Rp 100 juta.
• Penghasilan yang diperhitungkan untuk menetapkan besarnya kredit adalah penghasilan
utama (gaji dan penghasilan rutin lainnya) yang dibawa pulang (take home pay) dan lainnya
sesuai dengan ketentuan KMG.
• Maksimum besarnya angsuran kredit (pokok+bunga) yang menjadi kewajiban calon
debitur baik pegawai aktif maupun pensiunan setiap bulannya adalah sebesar 59% dari
penghasilan atau uang pensiun termasuk kewajiban kepada pihak ketiga lainnya dan tidak
boleh melebihi dari yang dibayarkan melalui Bank DKI
b. Jangka Waktu
• Pegawai Pemprov. DKI Jakarta
Untuk pegawai Pemprov. DKI Jakarta dapat diberikan kredit sampai dengan jangka waktu
120 bulan.
Untuk pensiunan pegawai Pemprov. DKI, pegawai Bank DKI dan instansi lain yang telah
bekerja sama dengan Bank DKI, dapat diberikan kredit dengan jangka waktu 96 bulan dan
sudah harus lunas pada usia 74 tahun.
• Untuk debitur selain poin ke 1 dan 2 jangka waktu kredit dapat diberikan paling lama 60
bulan.
22
c. Bentuk Kredit
Menurun sesuai dengan jangka waktu angsurankredit (Aflopend).
d. Bunga
• Bunga kredit dibebankan sesuai ketentuan yang berlaku.
• Perhitungan bunga kredit dilakukan secara flat, khusus untuk KMG Pemprov. DKI
Jakarta dan KMG Pensiunan perhitungan bunga terdiri dari:
1. Untuk jangka waktu sampai dengan 84 bulan perhitungan bunga dilakukan secara flat
menurun.
2. Untuk jangka waktu lebih dari 84 bulan sampai dengan 120 bulan perhitungan bunga
dilakukan secara flat tetap.
• Suku bunga kredit dapat ditinjau sesuai dengan kondisi yang ada.
• Tarif suku bunga akan diatur dalam Surat Keputusan Direksi.
2.2.7 Pengertian JakCard
JakCard adalah kartu pra-bayar yang diterbitkan oleh Bank DKI, yang merupakan
alat pembayaran transaksi di merchant-merchant yang telah bekerjasama dengan Bank
DKI. JakCard menggunakan teknologi chip/smartcard yang saat digunakan sebagai alat
pembayaran cukup dengan mendekatkan JakCard pada mesin pembaca elektronik
(contactless card reader).
JakCard dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran :
• BUSWAY (Koridor 1-8)
• KERETA API KOMUTER
• TAKSI EKSKLUSIF
23
• BELANJA di Indomaret (450 Indomaret se Jabodetabek)
Cara Penggunaan Kartu JakCard :
• Pastikan saldo (uang) pada kartu anda cukup untuk bertransaksi
• Untuk bertransaksi, dekatkan kartu JakCard pada mesin pembaca (card reader)
• Jika menemukan kesulitan dalam penggunaan kartu JakCard, silahkan menghubungi
Call Center Bank DKI
Isi Ulang (top-up) JakCard :
• Adalah proses pengisian nilai uang ke dalam kartu JakCard dengan nilai nominal uang
yang sesuai dengan ketentuan Bank DKI
• Pengisian saldo (top-up) dapat dilakukan pada kantor layanan Bank DKI yang ditunjuk
dan/atau di merchant yang telah bekerjasama dengan BanK DKI dan memasng logo
“JakCard Sale & Top Up”
Petunjuk JakCard :
• Kartu Perdana JakCard
Kartu perdana JakCard dapat dibeli di kantor layanan Bank DKI tertentu serta merchant-
merchant yang telah bekerjasama dengan Bank DKI
• Lokasi penggunaan kartu JakCard
JakCard dapat digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi di merchant-merchant
yang telah bekerjasama dengan Bank DKI.
• Isi Ulang (Top Up) kartu JakCard
24
Pemilik kartu JakCard dapat melakukan isi ulang (top up) di kantor layanan Bank DKI
tertentu serta merchant-merchant yang telah bekerjasama dengan Bank DKI.
Denominasi Top Up JakCard di halte busway :
• Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah)
• Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
• Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)
• Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah)
• Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
Khusus Indomaret denominasi isi ulang kelipatan Rp.50.000,-
• Cek Saldo kartu JakCard
Pemilik kartu JakCard dapat melakukan cek saldo di kantor layanan Bank DKI tertentu
serta merchant-merchant yang telah bekerjasama dengan Bank DKI
• Batasan kartu JakCard
1. Tidak ada batasan saldo minimum pada kartu JakCard
2. Batas maksimal saldo pada kartu JakCard adalah Rp. 1.000.000,- (sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia)
• Masa berlaku kartu JakCard
Kartu JakCard tidak memiliki batasan masa berlaku
• Penutupan kartu JakCard
25
Pemilik JakCard dapat melakukan penutupan kartu JakCard dengan cara mendatangi kantor
layanan BanK DKI yang ditunjuk dan mengisi formulir penutupan kartu JakCard.
• Pengembalian saldo tersisa pada kartu JakCard
Pemilik kartu JakCard dapat melakukan isi ulang (top up) di kantor layanan Bank DKI
tertentu serta merchant-merchant yang telah bekerjasama dengan Bank DKI.
Cara menggunakan JakCard di halte busway Transjakarta :
• Cek Saldo :
1. Datangi loket kasir busway.
2. Tempelkan kartu JakCard pada reader JakCard yang terdapat pada kaca loket kasir
Busway.
3. Saldo Anda akan tampil pada LCD reader tersebut.
• Pembelian tiket busway
1. Datangi loket kasir busway.
2. Katakan dengan jelas pada kasir busway bahwa anda akan membeli tiket busway
dengan JakCard.
3. Tempelkan kartu JakCard pada reader JakCard yang terdapat pada kaca loket kasir
Busway, indikator lampu pada reader akan berubah dari biru menjadi hijau.
4. Setelah lampu pada reader menjadi hijau, segera tarik kembali JakCard anda.
5. Kasir Busway akan memberikan tiket/karcis (single trip) busway
Dalam penggunaan JakCard untuk pembelian tiket busway, pengguna JakCard “tidak
diberikan struk/resi” atas pembelian tiket busway dengan menggunakan JakCard. Hal ini
26
dikarenakan untuk memberikan kenyamanan dan percepatan transaksi pengunaan JakCard
anda.
Cara isi ulang (top up) JakCard di Busway :
Top up dengan uang tunai :
• Datangi lokasi penjualan/top up JakCard di kantor cabang Bank DKI dan halte busway
diatas.
• Pada petugas JakCard bahwa anda ingin melakukan top up JakCard.
• Serahkan kartu JakCard dan sejumlah uang untuk top up sesuai dengan denominasi yang
ditetapkan oleh Bank DKI.
• Petugas JakCard Bank DKI akan memproses top up kartu JakCard pada mesin EDC
JakCard versi Top Up.
• Setelah proses top up & saldo pada kartu JakCard anda bertambah, Petugas JakCard
Bank DKI akan memberikan kartu JakCard & struk/resi top up kepada anda.
2.2.8 Analisis Remote Environtment (PEST Analyst)
Menurut David (2009, p120), kekuatan eksternal (external forces) dapat dibagi
menjadi 5 kategori besar, yaitu:
a. Kekuatan ekonomi
b. Kekuatan social, budaya, demografi, dan lingkungan
c. Kekuatan politik, pemerintah, dan hokum
d. Kekuatan kompetitif
27
Dengan melakukan analisis lingkungan eksternal dapat diidentifikasi peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats). Jika peluang dan ancaman teridentifikasi maka
dapat dirumuskan strategi yang akan memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari
atau tidak dapat dihindari, diminimalisir ancaman-ancaman yang akan dihadapi perusahaan.
Kekuatan Ekonomi
Berdasarkan David (2009, p124) factor ekonomi memiliki pengaruh langsung
terhadap potensi menarik tidaknya berbagai strategi. Berbagai kekuatan ekonomi dapat
mempengaruhi peluang dan ancaman perusahaan. Kekuatan ekonomi berdampak bagi
perusahaan pada: market share, harga, luasnya lini produk, perekonomian dunia,
kecanggihan teknologi, tingkat biaya modal, dan keunggulan kompetitif. Beberapa variabel
ekonomi kunci yang dapat dimonitor, diantaranya:
a. Tingkat ketersediaan dan kemudahan kredit
b. Tingkat suku bunga
c. Tingkat inflasi
d. Pola konsumsi
e. Perbedaan pendapat menurut kawasan dan kelompok konsumen
Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Fisik
Menurut David (2009, p127) tren social, budaya, demografi, dan lingkungan
membentuk cara orang hidup, bekerja, berproduksi, dan mengkonsumsi. Tren baru itu
menciptakan jenis konsumen yang berbeda dan akibatnya kebutuhan akan produksi, jasa,
28
dan strategi yang berbeda pula. Beberapa variable utama social, budaya, demografi, dan
lingkungan yang dapat dimonitor, diantaranya:
a. Pendapatan per kapita
b. Gaya hidup
c. Sikap terhadap investasi
d. Perilaku konsumsi
e. Perilaku terhadap waktu luang
Kekuatan Politik, Hukum, Pemerintah
Menurut Pearce dan Robinson (2008, p116) arah dan stabilitas factor politik,
hokum, dan pemerintah merupakan pertimbangan utama dari manager dalam merumuskan
strategi perusahaan. Factor politik menentukan parameter-parameter hokum dan aturan
dimana perusahaan harus beroperasi. Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi,
pasar, pemerintah, dan organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan pengaruh
variabel politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif.
Beberapa variabel politik, hokum, dan pemerintah yang dapat dimonitor,
diantaranya:
a. Regulasi dan deregulasi pemerintah
b. Perubahan dalam peraturan pajak
c. Jumlah, tingkat keseriusa, dan lokasi protes pemerintah
d. Undang-undang perlindungan lingkungan
e. Perundang-undangan antitrust
29
Kekuatan Teknologi
Menurut David (2009, p135) perubahan dan penemuan teknologi yang revolusioner
memiliki dampak yang dramatis terhadap organisasi. Internet berperan sebagai mesin
ekonomi nasional dan bahkan global yang memacu pertumbuhan, suatu factor yang sangan
penting dalam kemampuan suatu Negara untuk meningkatkan standar hidup. Internet dapat
mengubah skala ekonomi, mengubah hambatan masuk, serta menegaskan kembali
hubungan antara industry dengan berbagai pemasok, kreditor, konsumen, dan pesaing.
Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus
dipertimbangkan dalam formulasi strategi.
Dampak dari perkembangan teknologi, diantaranya:
a. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor,
pesaing, pelanggan, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif.
b. Dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang
lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing relative dalam industry, serta membuat produk
dan jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan jaman.
c. Mengurangi atau menghilangkan hambatan biaya antar-bisnis, menciptakan
rangkaian produksi yang lebih pendek, mengurangi keterampilan teknis, dan menghasilkan
perubahan nilai serta harapan karyawan, manajer, dan pelanggan.
d. Menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna.
30
Kekuatan Kompetitif (Persaingan)
Menurut David (2009, p137) bagian yang paling penting dalam persaingan adalah
mengindentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan,
peluang, ancaman, tujuan dan strategi. Perusahaan yang erhasil selalu berusaha mengenal
pesaingnya sebaik mungkin seperti yang dilakukannya terhadap para konsumen. Analisa
dan evaluasi terhadap pesaing akan membantu menejemen memutuskan dimana akan
bersaing dan bagaimana menentukan posisi menghadapi pesaingnya pada setiap pasar
sasaran. Karena itu, pasar terlebih dahulu perlu didefinisikan atau ditentukan sehingga
konsumen dan pesaing dapat dianalisa secara tepat.
2.2.8 Analisis Kompetitif (Model Lima Kekuatan Porter)
Menurut Michael E.Porter (David, 2009, p146) hakikat persaingan industry dapat
dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan yang dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah
ini.
Gambar 2.1 Lima Kekuatan Persaingan Porter
31
Lima kekuatan persaingan tersebut secara bersama-sama menentukan intensitas
persaingan dan kemampuan dalam industry, dan kekuatan yang paling besar akan sangat
menentukan serta menjadi sesuatu yang sangat penting dari sudut pandang perumusan
strategi.
a. Persaingan antar perusahaan sejenis (the jockeying among currently rivalry)
Menurut David (2009, p148) strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat
berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan
perusahaan pesaing. Intensitas persaingan antar perusahaan saingan cenderung meningkat
ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran dan
kapabilitas, dan ketika permintaan akan produk industry itu menurun. Persaingan juga
meningkat manakala konsumen dapat beralih merek dengan mudah, ketika hambatan untuk
meninggalkan pasar tinggi, dimana biaya tetap tinggi, serta ketika perusahaan pesaing
beragam dalam hal strategi, asal-usul, dan budaya.
b. Ancaman pendatang baru (threat entry of new comers)
Menurut Pearce dan Robinson (2008, p125) pendatang baru akan membawa
kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, dan sering kali sumber daya yang
substansial. Jika hambatan terhadap masuknya pendatang baru cukup tinggi dan pendatang
baru mengharapkan adanya tindakan balasan yang tajam dari pesain yang ada, maka
pendatang baru tersebut mungkin tidak akan membawa ancaman serius ketika masuk.
Terdapat enam sumber utama terhadap masuknya pendatang baru:
32
a) Skala ekonomi (economies of scale)
Yaitu penghematan yang dapat dicapai oleh perusahaan dari meningkatnya volume.
Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa calon pendatang
baru untuk masuk dengan skala yang besar atau menerima kerugian dari segi biaya.
b) Diferensiasi produk/jasa (product differentiation)
Yaitu sejauh mana konsumen melihat perbedaan antara produk dan jasa.
Diferensiasi produk menciptakan hambatan dengan memaksa pendatang baru untuk
menghabiskan biaya yang besar guna memenangkan loyalitas konsumen. Misalnya iklan,
layanan konsumen, perbedaan produk, dan lain sebagainya.
c) Persyaratan modal
Kebutuhan untuk menginvestasikan sumber daya keuangan yang besar dalam
bersaing menciptakan hambatan bagi masuknya pendatang baru, terutama jika modal
tersebut dibutuhkan untuk pengeluaran yang tidak bisa diperoleh kembali, seperti
memasang iklan di awal usaha au melakukan penelitian dan pengembangan awal.
d) Kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan
Perusahaan yang sudah masuk mungkin memiliki keunggulan biaya yang tidak
dimiliki oleh calon pesaingnya, tanpa melihat ukuran dan skala ekonominya. Keunggulan
ini dapat berasal dari pengalaman, teknologi yang dimiliki, akses terhadap sumber bahan
baku yang terbaik, asset yang dibeli dengan harga sebelum inflasi, subsidi pemerintah, atau
lokasi yang menguntungkan.
e) Akses terhadap saluran distribusi
Pendatang baru harus memastikan distribusi produk.jasa yang ditawarkannya.
Semoakin terbatasnya saluran distribusi grosis atau ritel dan semakin terikatnya saluran-
saluran ini dengan pesaing yang ada, tentu saja akan semakin sulit untuk masuk ke industri
33
ini. Sehingga untuk mengatasinya, seorang pendatang baru harus menciptakan saluran
distribusinya sendiri.
f) Kebijakan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup masuknya pendatang baru ke industry,
dengan pengendalian-pengendalian seperti persyaratan lisensi, pembatasan akses ke bahan
baku, dan insentif serta peraturan-peraturan lainnya.
c. Ancaman produk substitusi (threat of substitution product)
Menurut Pearce dan Orbinson (2008, p132) produk-produk substitusi yang perlu
diperhatikan secara strategis adalah produk-produk substitusi yang memiliki tren
membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk industry tersebut, diproduksi oleh
industru yang memperoleh laba tinggi. Jika industry tidak dapat meningkatkan kualitas
produk atau melakukan diferensiasi, maka industru itu akan mengalami kemunduran dalam
laba dan mungkin juga dalam pertumbuhannya.
d. Kekuatan tawar-menawar pembeli (bargaining power of customers)
Menurut David (2009, p151) ketika pembeli berkonsentasi atau berbelanja, daya
tawar mereka dapat merepresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas
persaingan di suatu industri. Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika produk yang dibeli
adalah standar atau tidak terdifferensiasi.
Pembeli memiliki daya tawar yang semakin besar dalam kondisi berikut:
a. Jika mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing
b. Jika mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual
c. Jika penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen
d. Jika mereka memegang indormasi tentang produk, harga, dan biaya penjual
34
e. Jika mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk
e. Kekuatan tawar-menawar pemasok (bargaining power of supplier)
Menurut David (2009, p150) daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas
persaingan di suatu industry khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika
hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke
bahan mentah lain sangat tinggi.
2.2.10 Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat)
Menurut Rangkuti ( 2006, p18-19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini dilakukan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar, yaitu :
• S : Strength, merupakan kekuatan dari organisasi.
• W: Weakness, merupakan kelemahan dari organisasi.
• O: Opportunity, merupakan peluang dari luar organisasi da memberikan peluang
kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang.
• T: Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi dimasa mendatang.
35
IFAS
EFAS
Strength ( S )
Tentukan 5-10
faktor-faktor
kekuatan internal
Weakness ( W )
Tentukan 5-10 faktor-faktor
kelemahan internal.
Opportunity ( O )
Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
untuk memanfaatkan
peluang.
Threats ( T )
Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman.
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman.
Tabel 2.1 Matriks Analisis SWOT
2.2.11 Analisa Strategi Eksternal (EFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p22-23), sebelum membuat matrik faktor strategi
eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor strategi eksternal (EFAS).
36
FAKTOR
STRATEGI
EKSTERNAL
BOBOT RATING BOBOT X
RATING
KOMENTAR
PELUANG
Total Peluang
ANCAMAN
Total Ancaman
TOTAL EFAS
Tabel 2.2 Tabel EFAS
Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak
terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor
peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai
ancamannya sedikit ratingnya 4.
37
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor bagi perusahaan
yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi
terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan kelompok industri yang sama.
2.2.12 Analisa Strategi Internal (IFAS)
Menurut Rangkuti (2006, p24-25), setelah faktor-faktor strategi internal suatu
perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary)
disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka
Strength and Weakness perusahaan.
FAKTOR
STRATEGI
INTERNAL
BOBOT RATING BOBOT X
RATING
KOMENTAR
KEKUATAN
Total Kekuatan
38
Kelemahan
Total Kelemahan
TOTAL IFAS
Tabel 2.3 Tabel IFAS
Tahapnya adalah:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam
kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor
total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif
(semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan
+4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing
utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan
perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.
39
2.2.13 Pengertian Enterprise
Menurut CIO Council (2001, p5), perusahaan (enterprise) adalah sebuah organisasi
mendukung ruang lingkup bisnis yang didefinisikan dan perusahaan mempunyai misi
mencakup sumber daya interdependen (orang, organisasi, dan teknologi) yang harus
mengkoordinasikan fungsi mereka dan berbagi informasi dalam mendukung misi umum.
2.2.14 Pengertian Architecture
Menurut Bernard (2005,p33), Enterprise Architecture adalah analisis dan
dokumentasi dari sebuah perusahaan yang didalamnya terdapat current dan future state dari
strategi integrasi, bisnis dan prespetktif teknologi.
Menurut CIO Council (2001, p5), arsitektur adalah struktur komponen, antar
hubungan, prinsip-prinsip dan pedoman yang mengatur desain dan evolusi dari waktu ke
waktu.
2.2.15 Pengertian Enterprise Architecture
Menurut Bernard (2002, p31), enterprise architecture adalah informasi strategis
yang mendefinisikan misi, informasi yang diperlukan untuk melakukan misi dan proses
transisi untuk menerapkan teknologi baru dalam menanggapi kebutuhan perubahan misi.
Highest
Level &
View
EA
Data &
Informa
Goals
&
Networ
ks &
C
O
M
P
O
N
E
N
T
System
s &
Product
s &
C
O
M
P
O
N
E
N
T
Integrated
Systems and
Enchanced
Data and
Updated
Strategic
Optimized
Networks and
Improved
Business
Archite
cture
Manage
Lowest
Level &
View
40
Gambar 2.2 Elements of EA Documentation
1) Kerangka
EA dokumentasi mengidentifikasi cakupan dari arsitektur yang akan didokumentasikan dan
membangun suatu hubungan antara area arsitektur.
2) Komponen
Komponen EA adalah tujuan, proses, standard sumberdaya yang dapat dikembangkan
dalam suatu perusahaan yang dapat berubah-ubah. Contohnya adalah semua komponen
yang meliputi inisiatif dan tujuan strategi, produk bisnis dan pelayanan, aliran informasi,
pengetahuan dan objek-objek data, sistem informasi dan aplikasi software, program sumber
daya perusahaan dan website.
3) Current Architecture
Current Architecture meliputi semua EA komponen yang saat ini ada dalam perusahaan
pada setiap tingkat kerangka. EA Current View terdiri dari dokumen-dokumen, diagram-
diagram, data, Spreadsheets, grafik dl.
4) Future Architecture
EA future architecture adalah semua EA dokumen baru atau diubah komponen yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk menutup kesenjangan kinerja yang ada atau mendukung
inisiatif strategi baru, persyaratan operasional atau solusi teknologi.
5) Perencanaan Manajemen
Perencanaan Manajemen bertujuan untuk mengartikulasikan program dan pendekatan
dokumentasi. Rencana pengelolaan EA juga memberikan gambaran dari pandagan saat ini
dan masa depan untuk perusahaan.
Current Architecture components ada 5, terdiri dari :
41
A. Goal & Intiatives
Ini adalah kekuatan pendorong di belakang arsitektur. Tingkat atas dari kerangka
arsitektur perusahaan mengidentifikasi arah srategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan
dan memberikan gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa TI akan membuat dalam
mencapai tujuan-tujuan ini. Terdiri dari 5 EA Artifacts ( Strategic Plan, SWOT Analysis,
Concept of Operations Scenario, Concept of Operations Diagrams)
B. Product and Service
Ini adalah area arsitektur yang termasuk dalam area pengaruh primer. Tingkat kedua
dari kerangka EA mengidentifikasi produk bisnis dan layanan dari perusahaan dan
kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut. Berikut EA Artifacts, terdiri dari (
Business Plan, Swim Lane Process Diagram, Business Process/services Model, Use Case
Narrative and Diagram)
C. Data and information
Data mengoptimalkan dan pertukaran informasi adalah tujuan sekunder dari
arsitektur. Tingkat ketiga dari kerangka arsitektur perusahaan dimaksudkan untuk
mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang digunakan dalam perusahaan dan
bagaimana masa depan arus informasi akan terlihat. Berikut EA Artifacts, terdiri dari (
Object State Transistion Diagram, Logical Data Model, Activity Entity (CRUD) Matrix)
D. Systems and Applications
Tingkat keempat dari kerangkan arsitektur perusahaan dimaksudkan untuk
mengatur dan mendokumentasikan kelompok saat ini dari sistem informasi, dan aplikasi
bahwa perusahaan menggunakannya untuk memberikan kemampuan IT. Berikut EA
42
Artifacts, terdiri dari ( Systems communication descriptions, Systems data flow diagram,
Web based applications diagram)
E. Networks and Infrastructure
Ini adalah tulang punggung arsitektur. Tingkat kelima dan bawah kerangka arsitektur
perusahaan dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan
masa depan dari voice, data dan video network dimana perusahaan menggunakan untuk
host systems, aplikasi, websites¸ dan dabatase. Berikut EA Artifacts, terdiri dari ( Network
Connectivity Diagram)
F. Security/ Standart/ Workforce
Security
Keamanan adalah hal yang paling efektif bila bagian integral dari program
manajemen EA dan metodologi dokumentasi. Sebuah program keamanan yang
komprehensif TI telah fokus pada beberapa elemen yang termasuk : informasi, personel,
operasi dan fasilitas. Agar lebih efektif, keamanan TI harus bekerja di semua tingkat dari
kerangka EA dan didalam semua komponen EA.
Standarts
Salah satu fungsi paling penting dari EA adalah menyediakan standar teknologi
yang terkait di semua tingkatan dari kerangka EA. EA harus dapat diterima internasional,
nasional, dan standar industri dalam rangka untuk mempromosikan penggunaan non-
proriertary commercial solution dalam komponen EA. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan integrasi komponen EA, srta lebih baik mendukung komponen yang
digantikan atau dikeluarkan bila diperlukan.
Workforce
43
Salah satu sumber daya terbesar yang dimiliki perusahaan adalah sumber daya
manusia. Oleh karena itu penting untuk memastikan bahwa staf IT terkati, keterampilan,
dan persyaratan pelatihan yang mengidentifikasikan beberapa level dalam kerangka EA dan
solusi yang sesuai adalah yang tercemin dalam arsitektur masa depan. Rencana tenaga kerja
TI mungkin adalah cara terbaik untuk mengartikulasikan bagaiman modal manusia akan
dipekerjakan dalam memungkinkan kemampuan teknologi, yang mendasari layanan bisnis
dan arus informasi. Berikut EA Artifacts ini terdiri dari, (Security and Privacy Plan,
Technology Forecast, Workforce Plan, Organization Chart, Knowledge and Skill Profile)
Enterprise Architecture. Mendefinisikan bentuk keseluruhan dan fungsi sistem
(bisnis dan TI) di suatu perusahaan (termasuk mitra dan organisasi membentuk perusahaan
yang diperluas), dan menyediakan kerangka, standar dan pedoman untuk tingkat proyek
arsitektur. Visi disediakan oleh Enterprise Architecture memungkinkan pengembangan
sistem yang konsisten dan tepat di seluruh perusahaan dengan kemampuan untuk bekerja
sama, berkolaborasi, atau mengintegrasikan mana dan kapan diperlukan. Oleh Macaulay,
Andrew. Enterprise Architecture Design and the Integrated Architecture Framework.
Microsoft architects journal pp 03-06. January 2004.
2.2.16 Enterprise Architecture Planning
Enterprise Architecture Planning (EAP) sebagai salah satu metoda atau kerangka
acuan untuk membangun sebuah arsitektur informasi. EAP merupakan suatu metode
perencanaan arsitektur yang berorientasi pada kebutuhan bisnis yang terdiri dari arsitektur
data, aplikasi dan teknologi serta rencana implementasi dari arsitektur yang telah dibuat
44
untuk mendukunga ktivitas bisnis demi pencapaian misi organisasi. Berdasarkan Jurnal
Ilmiah UNIKOM Volume 9 Nomor 1 oleh Bobi Kurniawan, ST.,M.Kom.
2.2.17 Fungsi Enterprise Architecture
Menurut Bernard (2005, p33) pada prakteknya, EA bisa menjadi management
program dan documentation method yang berfungsi member pandangan yang
terkoordinasi dan mampu dilaksanakan dari arah strategis perusahaan, pelayanan bisnis,
arus informasi, dan pemnafaatan sumber daya.
2.2.18 EA Sebagai Program Manajemen
Sebagai management program EA mampu memberikan pendekatan strategis serta
terintegrasi pada resource planning. EA juga bisa digunakan untuk identifikasi celah
performa dari kegiatan bisnis dan kemampuan untuk mendukung pelayanan IT, sistem,
serta jaringan (Bernanrd, 2005, p34)
2.2.19 Resource Alignment
EA dapat membantu dalam proses perencanaan strategis serta perencanaan sumber
daya lain dengan memberikan gambaran makro dan mikro tentang bagaimana penggunaan
sumber daya seefisien mungkin agar sasaran dapat diraih (Bernard, 2005, p35)
45
Tabel 2.4 Resource Alignment
Enterprise Strategic Goals
Enterprise-Wide Strategic Initiative
Department 1
Goals
Department 2
Goals
Department 3
Goals
Department-Wide
Programs
Department-Wide
Programs
Department-Wide
Programs
IT P
roje
ct 1
-1
IT P
roje
ct 1
-2
IT P
roje
ct 1
-3
IT P
roje
ct 2
-1
IT P
roje
ct 2
-2
IT P
roje
ct 2
-3
IT P
roje
ct 3
-1
IT P
roje
ct 3
-2
IT P
roje
ct 3
-3