bab iii tinjauan kasus -...
TRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan menguraikan asuhan keperwatan pada
Ny.S dengan Combustio grade II dalam 15% diruang Khotijah Rumah sakit
Roemani Semarang. Dalam uraian bab ini, penulis menggunakan
pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
Adapun uraiannya sebagai berikut:
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 maret 2005
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Ny.S
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Kini Balu III/ 48 RT/W : 2/2
Tandang Tembalang Semarang
Diagnosa medis : Luka bakar grade II dalam 15 %
Tanggal masuk : 28 maret 2005
No. Register : 184866
22
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. J
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Alamat : Kini Balu III/ 48 RT/W :2/2
Tandang Tembalang Semarang
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Majikan
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Nyeri dengan skala 6, durasi tak tentu, frekuensi sedang, nyeri
timbul saat bergerak.
b. Riwayat penyakit sekarang
Saat bekerja, ketika pasien akan menyalakan api pakai sepirtus
untuk membakar ayam, tiba- tiba ada angin besar, lalu api
membesar dan menyambar tubuh pasien.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sebulumnya tidak pernah menderita penyakit
menular, atau penyakit berbahaya,seperti DM,hipertensi,dll.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti penyakit darah tinggi, penyakit kencing
manis (diabetes mellitus) atau penyakit berbahaya lainnya.
23
3. Pola kebutuhan fungsional
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa klien sedang sakit dan membutuhkan
perawatan dirumah sakit
b. Pola nutrisi
Klien mengatakan bahwa sebelum dirawat dirumah sakit, klien
biasa makan 3x sehari, jenis nasi, sayur, lauk, dan minum air
putih dan the +- 6- 8 geles sehari, setelah dirawat dirumah sakit
klien mengatakan tidak ada gangguan pola nutrisi, klien makan
3x sehari sesuai porsi yang diberikan oleh rumah sakit, minum
air putih dan the +- 6- 8 gelas perhari
c. Pola eliminasi
Klien mengatakan bahwa sebelum dirawat dirumah sakit, klien
mengatakan BAB 1- 2x sehari, BAK 4- 5x sehari, selama
dirawat dirumah sakit klien mengatakan belum pernah BAB,
klien BAK 2- 3x sehari
d. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengatakan dirumah sebagai karyawan swasta , bisa
melakukan kegiatan sehari- hari tanpa harus dibantu orang lain,
selama dirawat dirumah sakit, klien hanya tiduran ditempat
tidur, kebutuhan sehari hari dibantu oleh keluarga dan perawat.
Dan klien mengatakan nyeri saat bergerak.
24
e. Pola persepsi dan konsep diri
Klien menggtakan bahwa klien menerima keadaan sakitnya dan
bersabar untuk kesembuhannya, dan klien mengatakan tidak
malu dengan keadaannya sekarang ini, dan klien mengatakan
siap menerima apapun yang akan terjadi akibat lukanya.
f. Pola istirahat tidur
Klien mengatakan dirumah klien biasa tidur +- 6- 8 jam perhari,
selama dirumah sakit klien mengatakan susah tidur karena
merasa tidak nyaman dengan lukanya, selain itu klien tidak
terbiasa dengan lingkungan dirumah sakit.
g. Pola peran dan hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan dirumah, klien sebagai pekerja atau
karyawan swasta dan hubungan dengan teman dan tetangganya
baik, terbukti banyak teman dan tetangganya yang menjenguk
klien dirumah sakit.
h. Pola reproduksi seksual
Klien mengatakan tidak ada gangguan sek dan reproduksi,
karena organ genetalia klien tidak terkena api atau terbakar.
i. Persepsi kognitif
Klien dan keluarga mengeluhkan lamanya kesembuhan dari
penyakitnya dan lamanya harus dirawat dirumah sakit.
25
j. Pola mekanisme koping
Klien mengatakan setiap ada masalah selalu membicarakan
dengan orang tuanya, terutama pada ibunya dan juga pada
saudaranya, selama dirawat dirumah sakit,klien membicarakan
masalahnya kepada ibunya serta kepada perawat dan dokter.
k. Nilai kepercayaan dan keyakinan
Klien mengatakan dirinya beragama islam, sebelum dirawat
dirumah sakitklien mengatakan rajin menjalankan ibadah sholat
lima waktu, setelah dirawat dirumah sakit, klien tidak pernah
menjalankan ibadah sholat lima waktu.
4. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 29 maret 2005
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda- tanda vital : TD : 120/80 mmHg, S: 37°C,
RR : 24 X /menit, N: 84x /menit
d. Kepala
1) Bentuk : Mesocepal
2) Rambut : Warna hitam, kotor, luka bakar tidak
mengenai kulit kepala
3) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, oedema mata tidak ada.
26
4) Hidung : Tidak ada secret atau lendir, tidak ada
gangguan dalam pernafasan.
5) Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada oedema,
tidak ada bekas luka bakar, proses menelan
normal.
6) Telinga : Tidak terdapat serumen, tidak ada bekas luka
bakar, dan tidak ada gangguan pendengaran.
e. Leher : Tidak ada oedema, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada bekas luka bakar.
f. Dada : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dada.
g. Abdomen : Dari hasil inspeksi didapatkan data, terdapat luka
dibagian perut sebelah kanan, luka bakar berwarna
kemerahan, terdapat nekrosis dan bula.
h. Genetalia : Dari hasil inspeksi tidak terdapat luka bakar.
i. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : Dari hasil inspeksi terdapat luka
bakar pada daerah tangan kanan dan
kiri, luka berwarna kemerahan,
terdapat bula dan nekrosis.
2) Ekstremitas bawah : Dari hasil inspeksi terdapat luka
bakar pada daerah paha kanan dan
kiri, luka berwarna kemerahan,
terdapat bula dan nekrotis.
27
5. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada tanggal 28 maret
2005 J.16.22 WIB.
Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
WBC 9.2 103/mm3 4.0 / 11.0
RBC 4.44 106/ mm3 4.00 / 6.20
HGB 14.1 9/ dl 12.0 / 16.0
HCT 40.3 % 35.0/55.0
MCV 91 pm3 80/100
MCH 31.7 Pg 26.0/34.0
MCHC 34.9 g / dl 31.0/35.0
RDW 12.2 % 10.0/20.0
PLT 305 103 / mm3 150/450
MPV 5.9 l µ m3 6.0 / 10.0
PCT 0.010 l % 0.200/0.500
PDW 6.8 l % 8.0/18.0
Limfosit 52.1 h 4.81 25.0 / 50.0 1.00 / 5.50
Monosit 6.4 0.591 2.0 / 10.0 0.80 / 1.10
39.5 l 3.64 50.0 / 80.0 02.00 / 8.80
Eusinofil 0.7 0.06 0.0 / 5.0 0.00 / 0.22
Basofil 1.3 0.12 0.00 / 2.0 0.00 / 0.22
ALI 1.5 0.14 0.0 / 2.0 0.00 / 0.22
LIC 1.1 0.10 0.0 / 2.0 0.00 / 0.22
SEQ : # 22 LED 1 jam : 3
ID : 12
28
6. Therapi
Therapi yang diberikan oleh dokter adalah sebagi berikut:
a. Infus RL 40 tetes / menit.
b. Oral : Pronalgel E 100 2x1
Cotrixomazole 2x1
c. Injeksi
1) sanpicilin 2 x 1 gr
2) Ampicilin 1 gr
3) Profenit supp
Dulcolak supp
Cefriaxone 1 x 1
d. Oles : Burnazin Zalf
7. Analisa Data
Data yang berhasil penulis kumpulkan adalah sebagai berikut :
a. Data subyektif : Klien mengatakan masih takut bila ingin
bangun dari tempat tidur, bila dibuat
miring kanan atau kiri, luka terasa nyeri,
skala nyeri 6.
Data obyektif : Klien terlihat tiduran ditempat tidur, klien
meringis saat bergerak, tegang dan berhati –
hati.
Etiologi : Nyeri.
Problem : Gangguan mobilitas fisik
29
b. Data subyektif : Klien mengatakan tidak bisa turun
sendiri dari tempat tidur, mulai masuk ke
rumah sakit klien mengatakan belum
pernah keramas, nyeri saat bergerak,
tegang dan berhati – hati bila bergerak.
Data Obyektif : Perawatan diri dibantu oleh keluarga,
rambut kotor, ketombe, meringis saat
bergerak.
Etiologi : Intoleransi aktivitas nyeri.
Problem : Defisit perawatan diri.
c. Data subyektif :
Data obyektif : Terdapat luka bakar pada kedua tangan
bawah, perut sebelah kanan, dan kedua
paha.
Etiologi : Luka bakar yang luas pada perut sebelah
kanan.
Problem : Resiko infeksi.
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang sudah penulis lakukan, diagnosa
keperawatan yang dapat penulis simpulkan sesuai dengan prioritas
masalah yang ada pada Ny. S adalah sebagai berikut :
30
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri sekunder
terhadap luka bakar didaerah kedua tangan, perut sebelah kanan dan
kedua paha (kanan dan kiri ) ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan masih takut bila ingin bangun dari tempat
tidur, bila dibuat bergerak miring kanan atau kiri luka terasa
nyeri, skala nyeri 6.
DO : Klien terlihat tiduran ditempat tidur, klien meringis saat
bergerak, tegang dan berhati – hati.
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan intolransi aktivitas
sekunder terhadap nyeri ditandai dengan :
DS : Klien mengatakan tidak bisa turun sendiri dari tempat tidur,
mulai masuk kerumah sakit klien mengatakan belum pernah
keramas, nyeri saat bergerak, tegang dan berhait – hati bila
bergerak.
DO : Perawatan diri dibantu oleh keluarga, rambut kotor,
berketombe, meringis saat bergerak.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan terdapatnyan luka bakar pada
kedua tangan bagian bawah, perut sebelah kanan dan kedua paha
yang ditandai dengan :
DS :
DO : Terdapat luka bakar pada kedua tangan bagian bawah perut
sebelah kanan dan kedua paha.
31
C. Rencana Keperawatan
Berdasarkan dioagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S,
maka penulis menyusun rencana keperawatan yang sudah disesuaikan
dengan prioritas masalah sebagai berikut :
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam mobilitas fisik tidak terbatasi atau
tanpa gangguan.
Kriteri hasil : Respon nyeri tidak ada (meringis, tegang,
berhati–hati) mendapatkan mobilitas pada tingkat
optimal, minta bantuan bila dibutuhkan, secara
aktif ikut serta dalam rencana tindakan.
Intervensi : Dalam rencana tindakan
Mandiri :
a. kaji sejauh mana kemampuan gerak klien (keterbatasan gerak klien).
b. Kaji faktor – faktor yang membatasi gerak atau aktivitas klien.
c. Kaji kebutuhan sehari – hari klien, bantu klien dalam memenuhi
kebutuhan tersebut sesuai dengan kondisi klien.
d. Baringkan klien dalam posisi yang nyaman, bantu klien dalam
mengubah posisi.
e. Ajarkan pada pasien untuk melakukan gerakan abduksi dan adduksi
pada daerah ekstremitas atas dan bawah.
f. Ajarkan pada pasien untuk melakukan gerakan fleksi dan ekstensi
pada kepala dan tangan.
32
2. Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam perawatan diri klien
terpenuhi.
Kriteria hasil : rambut bersih, gigi bersu\ih, perawatan diri
terpenuhi, cuci rambut, mandi dan lain – lain.
Intervensi :
Mandiri :
a. Kaji intoleransi aktivitas atau adanya nyeri.
b. Bantu kebutuhan sehari – hari ; makan, BAB, BAK.
c. Bantu berikan perawatan diri ; mandi / sibin, keramas, dan lain–lain.
d. Libatkan keluarga dalam perawatan dan pemenuhan kebutuhan
klien.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan terdapatnya luka bakar pada
kedua tangan bagian bawah, perut sebelah kanan dan kedua paha.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil : Tanda – tanda infeksi tidak ada, tidak ada pus,
luka bersih, tidak ada eksudasi.
Intervensi :
Mandiri :
a. Cuci tangan setiap akan melakukan tindakan keperawatan pada
klien.
33
b. Kaji tanda – tanda vital tiap 4 jam.
c. Kaji keadaan luka terhadap tanda – tanda kemerahan, bengkak,
berbau adanya pus dan nyeri tekan.
d. Rawat luka dengan tekhnik aseptik.
e. Menagaganti sarung tangan setiap kali merawat luka dengan
jenis yang berbeda.
f. Jelaskan pada pasien untuk tidak membuka balutan luka,
menyentuh luka maupun menggaruk luka.
g. Bantu pasien mempertahankan personal hygiene, mandi (sibin)
keramas gosok gigi.
h. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat anti biotika
D. Implemntasi
Berdasarkan diagnosa dan rencana keperawatan yang sudah
penulis rumuskan, maka tindakan keperawatan yang penulis lakukan
pada Ny. S adalah sebagai berikut :
1. Hari Selasa tanggal 29 Maret 2005
a. Diagnosa no. 1
Jam 07.00, tindakan : menerima operan jaga
Respon : S :
O : Pasien Ny. S keadaan umum lemah,
kesadaran composmentis
Jam 08.00, tindakan : melakukan pengkajian
pada klien Ny. S
34
Respon : S : pasien mengatakan luka terasa nyeri
bila untuk bergerak.
O : klien kesakitan, nyeri skala 6.
Jam 08.30, tindakan : mengkaji faktor-faktor yang
membatasi gerak pasien
Respon : S : pasien mengatakan nyeri, masih
takut bila untuk bergerak miring
kanan atau kiri
O : pasien tampak meringis saat dibantu
untuk bergerak
Jam 09.30, tindakan : mengkaji faktor – faktor yang
membatasi gerak pasien.
Respon : S : pasien mengatakan luka bagian
perut sebelah kanan dan kedua paha
terasa yeri bila dibuat untuk
bergerak
O : pasien tampak meringis saat
dilakukan abduksi.
Jam 10.00, tindakan : mengkaji kebutuhan sehari-hari pasien
dan membantu klien mengambilkan
makanan, mambantu pasien untuk
merubah posisi ( miring ).
35
Respon : S : pasien mengatakan jika ia
menginginkan sesuatu biasanya
diambilkan oleh keluarganya, jika
mau merubah posisi tidur juga
dibantu oleh keluarganya.
O : pasien tiduran ditempat tidur, dan
makan makanan yang disajikan oleh
rumah sakit
Jam 11.00, tindakan : mengukur tanda-tanda vital Ny.S
Respon : S :
O : TD : 120/80 mmHg, S : 37ºC, RR :
24x /menit, N : 84x /menit,
Jam 14.00, Tindakan : Operan jaga petang.
Respon : S :
O : Keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis.
b. Diagnosa no. 2
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : pasien keadaan umum lemah,
composmentis
36
Jam 07.30, tindakan : mengganti alat tenun
Respon : S : -
O : alat tenun tertata rapi
Jam 08.00, tindakan : membantu mengambilkan obat
untuk Ny. S.
Respon : S : pasien mengucapkan terima kasih
O : pasien minum obat pronalges E100,
Contrimoxazole 500 mg
Jam 08.30, tindakan : membantu pasien untuk melakukan
gerak abduksi pada tangan, ekstensi
dan fleksi pada tangan dan kepala
Respon : S : pasien mengatakan terima kasih
O : pasien tiduran di tempat tidur dan
mau melakukan gerak abduksi pada
tangan, ekstensi dan fleksi pada
tangan dan kepala.
Jam 10.00, tindakan : membantu pasien untuk tidur dan
mengambil posisi yang nyaman.
Respon : S : pasien mengatakan terima kasih
O : pasien terlihat tenang
37
Jam 11.00, tindakan : mengukur tanda-tanda vital Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit,
S : 37oC, N = 84x/menit
Jam 14.00, tindakan : operan jaga
Respon : S : -
O : Pasien keadaan umum baik,
composmentis.
c. Diagnosa no. 3
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : keadaan umum lemah,
composmentis
Jam 07.30, tindakan : mengganti alat tenun
Respon : S : -
O : alat tenun terpasang rapi
Jam 08.00, tindakan : membantu mengambilkan obat dan
menganjurkan pasien untuk minum
obat.
Respon : S : pasien mengucapkan terima kasih
O : pasien minum obat pronalges E100,
Contrimoxazole 500 mg
38
Jam 09.00, tindakan : mengintruksikan pada pasien dan
keluarga untuk menjaga luka agar
tetap bersih dan steril.
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
O : -
Jam 10.00, tindakan : menginstruksikan pada pasien untuk
membatasi gerakan pada daerah
yang luka
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
O : -
Jam 11.00, tindakan : mengukur tanda-tanda vital Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit,
S : 37oC, N = 84x/menit
Jam 14.00, tindakan : operan jaga petang
Respon : S : -
O : pasien tampak lemah, composmentis.
2. Hari Rabu, tanggal 30 Maret 2005
a. Diagnosa no. 1
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : pasien Ny. S keadaan umum lemah,
kesadaran composmentis
39
Jam 07.30, tindakan : mengganti alat tenun
Respon : S : -
O : alat tenun terpasang rapi
Jam 08.00, tindakan : menginstruksikan pada pasien
untuk minum obat.
Respon : S : pasien mengatakan sudah minum
obat
O : -
Jam 08.30, tindakan : membantu pasien untuk ambulans,
melakukan tindakan abduksi dan
adduksi pada ekstemitas atas dan
bawah.
Respon : S : pasien mengatakan masih terasa nyeri
bila tangan digerakkan abduksi.
O : pasien tampak meringis saat tangan
kanan digerakkan abduksi.
Jam 09.00, tindakan : melakukan gerakan fleksi, ekstensi
pada kepala dan tangan.
Respon : S : pasien mengatakan fleksi dan ekstensi
pada kepala tidak ada nyeri, tapi pada
ekstremitas masih terasa nyeri.
O : Pasien melakukan fleksi dan
ekstensi pada kepala
40
Jam 10.00, tindakan : membantu pasien untuk tidur
ditempat tidur dan mengambil
posisi yang nyaman
Respon : S : -
O : Pasien tampak tenang
Jam 11.00, tindakan : Mengukur tanda-tanda Vital Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80 mmHg, RR :
24x/menit, S : 37oC, N : 84x/menit
Jam 13.00, tindakan : menganjurkan pada pasien untuk
melakukan gerak, Rom (ambulasi)
tiap hari.
Respon : S : pasien mengatakan bersedia.
O : -
Jam 14.00, tindakan : Operan jaga petang
Respon : S : -
O : Pasien keadaan umum lemah,
composmentis.
b. Diagnosa no. 2
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : pasien keadaan umum lemah,
composmentis
41
Jam 07.30, tindakan : mengganti alat tenun
Respon : S : -
O : alat tenun tertata rapi
Jam 08.00, tindakan : membantu mengambilkan obat
untuk Ny. S.
Respon : S : pasien mengucapkan terima kasih
O : pasien minum obat pronalges E100,
Contrimoxazole 500 mg
Jam 08.30, tindakan : membantu pasien untuk melakukan
gerak abduksi pada tangan, ekstensi
dan fleksi pada tangan dan kepala
Respon : S : pasien mengatakan terima kasih
O : pasien tiduran di tempat tidur dan
mau melakukan gerak abduksi pada
tangan, ekstensi dan fleksi pada
tangan dan kepala.
Jam 10.00, tindakan : membantu pasien untuk tidur dan
mengambil posisi yang nyaman.
Respon : S : pasien mengatakan terima kasih
O : pasien terlihat tenang
42
Jam 11.00, tindakan : mengukur tanda-tanda vital Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit,
S : 37oC, N = 84x/menit
Jam 14.00, tindakan : operan jaga
Respon : S : -
O : Pasien keadaan umum baik,
composmentis.
c. Diagnosa no. 3
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : keadaan umum lemah, composmentis
Jam 07.30, tindakan : mengganti alat tenun
Respon : S : -
O : alat tenun terpasang rapi
Jam 08.00, tindakan : membantu mengambilkan obat dan
menganjurkan pasien untuk minum
obat.
Respon : S : pasien mengucapkan terima kasih
O : pasien minum obat pronalges E100,
Contrimoxazole 500 mg
43
Jam 09.00, tindakan : mengintruksikan pada pasien dan
keluarga untuk menjaga luka agar
tetap bersih dan steril.
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
O : -
Jam 10.00, tindakan : menginstruksikan pada pasien untuk
membatasi gerakan pada daerah
yang luka
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
O : -
Jam 11.00, tindakan : mengukur tanda-tanda vital Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit,
S : 37oC, N = 84x/menit
Jam 14.00, tindakan : operan jaga petang
Respon : S : -
O : keadaan umum baik, composmentis.
3. Hari Kamis, tanggal 31 Maret 2005
a. Diagnosa no. 1
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : keadaan umum pasien masih lemah,
composmentis
44
Jam 07.30, tindakan : mengganti alat tenun
Respon : S : -
O : alat tenun terpasang rapi
Jam 08.00, tindakan : menginstruksikan pasien untuk
minum obat
Respon : S : pasien mengatakan sudah minum
obat
O : -
Jam 09.00, tindakan : membantu pasien untuk melakukan
latihan ROM
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
melakukan
O : pasien tiduran di tempat tidur
Jam 09.30, tindakan : membantu melakukan abduksi dan
adduksi pada tangan
Respon : S : pasien mengatakan nyeri berkurang
tidak seperti kemarin
O : pasien tampak sedikit meringis
Jam 10.00, tindakan : membantu melakukan fleksi, ekstensi
pada kepala, tangan dan kaki
Respon : S : -
O : Pasien mampu melakukan fleksi,
ekstensi kepala dan kaki tanpa ada
hambatan.
45
Jam 11.00, tindakan : mengukur tanda-tanda vital Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit,
S : 37oC, N : 84x / menit
Jam 13.00, tindakan : menganjurkan pasien untuk
melakukan ROM setiap ada waktu
senggang
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
O : -
Jam 14.00, tindakan : operan jaga
Respon : S : -
O : keadaan umum pasien baik,
kesadaran composmen
Jam 14.30, tindakan : memberikan penjelasan pada
keluarga tentang cara perawatan
luka dengan baik dan benar
Respon : S : Keluarga mengerti dan akan
dilaksanakan dirumah
O : -
Jam 15.15, tindakan : mengantar pasien pulang (APS)
Respon : S : Pasien dan keluarga mengucapkan
terima kasih
O : Pasien pulang
46
b. Diagnosa no. 2
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : alat tenun terpasang rapi
Jam 08.00, tindakan : membantu mengambilkan obat
untuk Ny. S.
Respon : S : Pasien mengucapkan terima kasih
O : Pasien minum obat pronalges E100,
Contimoxazole 500 mg
Jam 09.00, tindakan : membantu pasien untuk melakukan
gerakan ROM
Respon : S : pasien mengatakan terima kasih
O : pasien terlihat tenang
Jam 10.00, tindakan : membantu pasien untuk tidur dan
mengambil posisi yang nyaman
Respon : S : pasien mengatakan terima kasih
O : pasien terlihat tenang
Jam 11.00, tindakan : mengukur tanda-tanda vital pada
Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit,
S : 37oC, N : 84x/menit
47
Jam 13.00, tindakan : menganjurkan pasien untuk
melakukan ROM setiap ada waktu
senggang.
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
O : -
Jam 14.00, tindakan : operan jaga
Respon : S : -
O : Keadaan umum pasien baik,
composmentis.
Jam 14.30, tindakan : memberikan penjelasan tentang cara
perawatan luka yang baik dan
benar.
Respon : S : keluarga mengerti dan akan
dilakukan di rumah.
O : -
Jam 14.00, tindakan : mengantar pasien pulang (APS)
Respon : S : Keluarga & pasien mengucapkan
terima kasih
O : Pasien pulang
48
c. Diagnosa no. 3
Jam 07.00, tindakan : menerima operan
Respon : S : -
O : keadaan umum lemah,
composmentis.
Jam 07.30, tindakan : mengganti alat tenun
Respon : S : -
O : alat tenun terpasang rapi
Jam 08.00, tindakan : membantu mengambilkan obat dan
menganjurkan pasien, untuk minum
obat.
Respon : S : pasien mengucapkan terima kasih.
O : pasien, minum obat pronalges E100,
Contrimoxazole, 500 mg.
Jam 09.00, tindakan : membantu mengganti balutan dan
ikut merawat luka pada Ny. S
dengan teknik aseptik dan memberi
salep
Respon : S : pasien mengatakan nyeri saat
dibuka balutannya
O : pasien tampak meringis, kondisi
luka baik, kemerahan
49
Jam 10.00, tindakan : menginstruksikan pada pasien untuk
membatasi gerak pada luka yang
terdapat graf.
Respon : S : pasien mengatakan bersedia
O : -
Jam 11.00, tindakan : Mengukur tanda-tanda vital Ny. S.
Respon : S : -
O : TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit,
S : 37oC, N : 84x/menit
Jam 14.00, tindakan : Operan, jaga petang
Respon : S : -
O : Keadaan umum pasien baik,
composmentis
Jam 14.30, tindakan : memberikan penjelasan pada
keluarga tentang cari perawatan
luka yang baik dan benar.
Respon : S : keluarga mengatakan mengerti dan
akan dilakukan di rumah.
O : -
Jam 15.15, tindakan : mengantar pasien pulang (APS)
Respon : S : Keluarga dan pasien mengucapkan
terima kasih.
O : Pasien pulang
50
Jam 14.30, tindakan : memberikan penjelasan pada
keluarga tentang cara perawatan
luka dengan baik dan benar
Respon : S : Keluarga mengerti dan akan
dilaksanakan dirumah
O : -
Jam 15.15, tindakan : mengantar pasien pulang (APS)
Respon : S : Pasien dan keluarga mengucapkan
terima kasih
O : Pasien pulang
E. Evaluasi
Berdasarkan hasil tindakan keperawatan yang telah penulis
laksanakan selama 3 hari, penulis dapat mengetahui perkembangan
kesehatan yang terjadi pada pasien Ny. S yang bertolak ukur pada
kriteria hasil. Adapun hasil evaluasi yang penulis dapatkan berdasarkan
respon perkembangan pasien pada tanggal 31 Maret 2005 pukul 15.30
WIB adalah sebagai berikut :
1. Diagnosa No. 1
S : Dari hasil wawancara klien mengatakan untuk abduksi dan
adduksi nyerinya berkurang dari skala 6 menjadi skala 3, bila
ingin bangun dari tempat tidur masih harus dibantu oleh
keluarga, untuk bergerak miring kanan dan miring kiri masih
nyeri.
51
O : Tanda-tanda vital stabil TD : 120/80mmHg, RR : 24x/menit, S
37oC, N : 84x/menit, pasien untuk menggerakkan badan
miring kanan, dan kiri dibantu oleh keluarga.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi diagnosa no. 1
2. Diagnosa No. 2
S : Dari hasil wawancara pasien mengatakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari (makan, minum, BAB, BAK & sibin)
dibantu oleh keluarga.
O : Pasien dibantu oleh keluarga saat mau menggerakkan badan
untuk miring, makan diambilkan dan disuapi oleh keluarga.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi diagnosa no. 2
3. Diagnosa No. 3
S : Dari hasil wawancara pasien mengatakan lebih nyaman
setelah diganti balut.
O : Tidak ada tanda-tanda infeksi, ada granulasi, pertumbuhan
sel baru, graf menempel, tanda-tanda vital stabil TD :
120/80mmHg, RR : 24x/menit, S : 37oC, N : 84x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi stop, pasien APS karena biaya.
52