bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-1-00061-si...

38
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori – Teori Umum Dalam analisa dan perancangan sistem informasi penulis harus memahami terlebih dahulu pengertian sistem informasi agar dapat melakukannya. Berikut adalah pengertian sistem informasi secara umum: 2.1.1 Data Berdasarkan pendapat Rainer (2011:10) Data adalah deskripsi dasar dari sebuah aktivitas,dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi, dan disimpan tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan maksud yang spesifik. Sedangkan menurut O’Brien (2010:34), data merupakan bentuk jamak dari datum, data mewakili baik bentuk tunggal maupun jamak. Data adalah fakta atau hasil observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. detilnya, data adalah pengukuran objektif dari attribute dari entitas. Kesimpulannya data dapat disebut juga fakta mentah yang mendeskripsikan suatu kejadian, dan belum memiliki arti bagi user. 2.1.2 Sistem Berikut ini adalah pengertian sistem menurut para ahli. Menurut Satzinger (2005:30) berpendapat bahwa sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan dan berfungsi untuk mencapai sebuah hasil.

Upload: lamkhanh

Post on 24-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori – Teori Umum

Dalam analisa dan perancangan sistem informasi penulis harus memahami terlebih

dahulu pengertian sistem informasi agar dapat melakukannya. Berikut adalah

pengertian sistem informasi secara umum:

2.1.1 Data

Berdasarkan pendapat Rainer (2011:10) Data adalah deskripsi dasar

dari sebuah aktivitas,dan transaksi yang dicatat, diklasifikasi, dan

disimpan tetapi belum terorganisir untuk menyampaikan maksud yang

spesifik.

Sedangkan menurut O’Brien (2010:34), data merupakan bentuk

jamak dari datum, data mewakili baik bentuk tunggal maupun jamak.

Data adalah fakta atau hasil observasi mentah yang biasanya mengenai

fenomena fisik atau transaksi bisnis. detilnya, data adalah pengukuran

objektif dari attribute dari entitas.

Kesimpulannya data dapat disebut juga fakta mentah yang

mendeskripsikan suatu kejadian, dan belum memiliki arti bagi user.

2.1.2 Sistem

Berikut ini adalah pengertian sistem menurut para ahli.

Menurut Satzinger (2005:30) berpendapat bahwa sistem

adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan dan berfungsi

untuk mencapai sebuah hasil.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

8

Menurut McLeod (2009:4), sistem adalah sekumpulan elemen

yang saling terintegrasi memiliki maksud dan tujuan yang sama.

Menurut Fitzgerald (1981:5) pengertian Sistem adalah

kesatuan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, dan bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu

tujuan tertentu.

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

kumpulan komponen yang terintegrasi dan memiliki maksud dan

tujuan yang sama dan mengeluarkan output.

2.1.3 Informasi

Informasi merupakan sebuah data yang sudah diproses dan sudah

memiliki manfaat bagi penggunanya, itu adalah pandangan umum

tentang informasi, berikut ini penulis berikan pengertian informasi

menurut para ahli.

Menurut Pearlson (2009:13) informasi adalah data yang sudah

mengandung maksud dan tujuan untuk user.

Menurut Rainer (2011:10) informasi merupakan data yang telah

diorganisir sehingga memiliki arti dan nilai bagi pengguna.

Kesimpulan yang penulis ambil adalah informasi merupakan

pengolahan data yang lebih lanjut dan memiliki nilai dan manfaat

tersendiri untuk penggunanya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

9

2.1.4 Sistem Informasi

Sistem informasi adalah sebuah sistem diamana informasi yang ada

didalamnya diolah dengan baik mulai dari penyimpanan, penyaluran,

dan penggunaan dari informasi itu sendiri.

Menurut Satzinger (2005:7) berpendapat, merupaka komponen yang

saling berhubungan dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan,

dan menyediakan sebagai hasil.dari kebutuhan informasi untuk

menyelesaikan pekerjaan bisnis.

Sedangkan menurut O’Brien (2010:4), sistem informasi dapat

merupakan kombinasi teratur apapun dari orang, hardware, software,

jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,

mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

Kesimpulannya adalah sistem informasi merupakan kolaborasi antara

sistem, manusia, komputer serta jaringan komunikasi yang

menghasilkan suatu informasi yang berguna bagi user.

Menurut O’brien (2010:26) ada 4 konsep dari sistem informasi

1. Technology

Untuk memproses informasi dibutuhkan komponen teknologi

yang terdiri dari Application hardware, software, data

management, dan telecommunication network technology

2. Application

dibutuhkan untuk menghubungkan bisnis dengan sistem

informasi.

3. Development

Pengembangan pengguanaan informasi merupakan salah satu

komponen penting dalam sistem informsi, development meliputi

merancang komponen dasar sistem informasi

4. Management

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

10

Memanage sistem informasi dapat meningkatkan kualitas,

meningkatkan business value, dan meningkatkan keamanan

sistem.

Selain itu sistem informasi juga memiliki 3 fungsi utama yaitu :

1. Input

“ involves capturing and assembling elements that enter the

system to beprocessed. For example, raw materials, energy,

data, and human effort must be secured and organized for

processing”

Menangkap dan menumpulkan elemen yang dimasukan

kedalam sistem untuk di proses, contohnya bahan baku,

energi, data, usaha manusia harus diamankan dan di susun

untuk kepentingan proses.

2. Process

“ involves transformation processes that convert input into

output. Examples are manufacturing processes, the human

breathing process, or mathematical calculations.”

Proses adalah fungsi yang mengkonversi input menjadi sebuah

output, contohnya seperti proses manufaktur, proses

pernapasan manusia, atau kalkulasi matematis.

3. Output

“ involves transferring elements that have been produced by a

transformation process to their ultimate destination. For

example, finished products, human services, and management

information must be transmitted to their human users.”

Fungsi untuk mentransfer elemen yang sudah di proses ke

tujuan aslinya, contohnya seperti produk jadi, service

perusahaan, dan manajemen informasi yang harus di kirim

kepada user

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

11

2.1.5 Sistem Informasi Akutansi

sistem informasi akutansi ada dipersimpangan antara 2 ilmu yaitu

sistem informasi dan akutansi, biasanya sistem informasi akutansi

mempelajari kegiatan akutansi yang sudah terkomputerisasi dan

terintegrasi dengan sebuah sistem.

“An accounting information system is a collection of data and

processing procedures that creates needed information for its users”

Menurut Hall (2011:p5) sistem informasi akutansi adalah kumpulan

data dan prosedur pemerosesan yang menyediakan informasi yang

dibutuhkan oleh user.

2.1.6 Knowledge management

Menurut O’brien (2010:15) Knowledge management adalah

sistem berbasis knowledge yang digunakan untuk mendukung

pembuatan, pengaturan, dan penyebaran knowledge untuk para

karyawan dan manager yang ada di seluruh perusahaan.

Menurut Pearlson (2009:347) Knowledge management adalah

proses menciptakan, menangkap, mengkodifikasi, dan mentransfer

knowledge untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.

2.1.7 Customer Relationship Management

Menurut O’brien (2010:309) Customer relationship

management adalah sistem yang digunakan untuk menjaga hubungan

baik perusahaan dengan customer dengan menyediakan gambaran

secara menyeluruh tentang customer touch point

Menurut Pearlson (2009:p60) Customer relationship

management adalah kegiatan management yang dilakukan untuk

menjaga customer dan menarik minat customer baru.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

12

2.1.8 Software

Menurut O’brien (2010:130) sofware adalah istilah umum untuk

mendeskripsikan berbagai jenis program yang digunakan untuk

mengoperasikan dan mengendalikan komputer dan hardware

pendukungnya.

Ada beberapa tipe dari software :

1. application software

Application software adalah berbagai macam program yang dapat

dibagi lagi berdasarkan fungsi dan kategorinya masing-masing.

2.system software

Mengandung program yang dapat mengatur dan mendukung fungsi

sistem komputer dan aktivitas pemerosesan informasi.

Sumber O’brien (2010:133)

Gambar 2.1 Tipe Software

2.1.9 Framework untuk perencanaan penelitian

Melakukan perencanaan sebelum melakukan penelitian adalah hal

yang sangat penting untuk dilakukan karena perencanaan yang

matang akan mempengaruhi hasil dari penelitian yang kita lakukan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

13

Menurut Cohen (2007:79) reserach framework terdiri dari :

1. Orienting decision

Menentukan batasan-batasan penelitian, orienting decision

bersifat strategis, orienting decision mengatur sifat umum dari

penelitian sebelum menentukan orienting decision ada beberapa

pertanyaan yang harus dipertimbangkan.

a. Siapa yang menginginkan penelitian?

b. Untuk siapa penelitian dilakukan

c. Siapa audience yang sesuai dengan penelitian

d. Apa pengaruh yang dimiliki oleh penerima hasil penelitian?

e. Apa tujuan umum dari penelitian?

f. Apa prioritas dan kendala yang dihadapi dalam penelitian?

g. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk meyelesaikan

penelitian?

h. Siapa yang memiliki penelitian ?

i. Siapa yang memiliki data penelitian?

j. Masalah etis yang dihadapi pada saat menjalankan penelitian?

k. Sumber daya apa yang dibutuhkan penelitian?

2. Research design and methodology

Jika orienting decision bersifat strategis maka research design and

methodology lebih bersifat taktis, research design and

methodology membangun practicalities dari penelitian.

Pertanyaan yang harus dipertimbangan dalam menyusun research

design and methodology :

a. tujuan rinci dari penelitian ?

b. apa tujuan umum penelitian dan bagaimana melaksanakannya?

c. rincian dari research question?

d. apa yang harus difokuskan dalam penelitian guna menjawab

research question?

e. Metodologi apa yang digunakan dalam penelitian?

f. Bagaimana menentukan validity dan reliability ?

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

14

g. Data yang seperti apa yang dibutuhkan?

h. Dari siapa data tersebut di dapatkan?

i. Dimana data tersebut dapat di dapatkan?

j. Bagaimana cara untuk mengumpulkan data?

k. Siapa yang akan menjalankan penelitian?

Berikut adalah element dari reserach design

Sumber Louis (2007:79)

Gambar 2.2 Elemen Research Design

3. Data analysis

Peneliti harus memikirkan bagaimana cara untuk menganalisa data

yang diperoleh dari proses pengumpulan data, hal ini menjadi

sangat penting karena menentukan bentuk dan instrumen

penelitian.

4. Presenting and reporting result

Selain menentukan cara untuk menganalisa data peneliti juga

harus menentukan bentuk dari laporan yang akan dibuat setelah

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

15

proses analisa data, pemilihan bentuk laporan harus didasarkan

pada kepentingan audience, berikut adalah hal-hal yang harus

dipertimbangan sebelum menentukan bentuk lapoarn :

a. Bagaimana cara menulis dan membuat laporan?

b. Kapan laporan akan dibuat?

c. Bagaimana cara memperesentasikan hasil penelitian?

d. Untuk siapa laporan dibuat?

e. Seberapa banyak laporan yang dibutuhkan?.

2.1.10 Metode pengumpulan data

Dalam penulisan ilmiah penulis diharuskan dapat menggunakan

metode yang sesuai dalam pengumpulan data untuk keperluan

penelitian, berikut adalah beberapa jenis metode pengumpulan data

menurut Sugiyono :

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2008:203) metode observasi adalah metode

yang cocok digunakan apabila penelitian yang dilakukan

berhubungan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2008:410) wawancara adalah proses

pertemuan antara 2 orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat digambarkan makna suatu

topik tertentu.

Biasanya wawancara digunakan jika peneliti ingin melakukan

studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus

diteliti, tetapi bisa juga digunakan karena peneliti ingin

mengetahui informasi yang lebih mendalam dari responden.

Sugiyono memaparkan panduan untuk melakukan wawancara

pada bukunya (2008:415) yaitu sebagai berikut :

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

16

a. menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan

b. menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan

dibicarakan

c. mengawali atau membuka alur wawancara

d. melangsungkan alur wawancara

e. mengonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan

mengakhirinya

f. menulis hasil wawancara kedalam catatan lapangan

g. mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang

telah diperoleh.

3. Kuesioner

Menurut sugiyono (2008:199) kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tau dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa

yang diharapkan dari responden.

2.1.11 Teori Produksi

Menurut Miller (2000:295) produksi adalah penggunaan atau

pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi

komoditi yang berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau

kapan komoditi-komoditi itu dialokasikan, maupun dalam pengertian

apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen oleh komoditi itu

2.1.9.1 Faktor Produksi

Menurut Sudarman (2004:75), Faktor produksi adalah jenis-jenis

sumber daya yang digunakan dalam proses produksi untuk

menghasilkan barang atau jasa. Besar kecilnya barang dan jasa dari

hasil produksi tersebut merupakan fungsi produksi dari faktor

produksi

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

17

2.2 Teori-teori khusus

Teori khusus yang akan dibahas meliputi praktek NIE, value chain dan hal-

hal lainnya yang berkaitan dengan topic IT valuation.

2.2.1 Pengertian NIE

Menurut Benson (2004:9) dalam bukunya yang berjudul From

business strategy to IT action New Information Economic (NIE)

adalah kumpulan dari praktek yang dikordinasi berdasarkan prinsip

dan aktivitas yang terintegrasi sehingga secara efektif

menghubungkan antara bisnis dengan manajemen IT, dan

menghubungkan strategi bisnis perusahaan dengan inisiatif IT.

Tujuan utama dari NIE sendiri adalah untuk membantu perusahaan

dalam menentukan investasi yang sesuai dengan tujuan strategis dan

efektivitas operasional bisnis.

2.2.2 Lima praktek NIE

Menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From business

strategy to IT action (2004:9) praktek NIE (New Information

Economics) adalah praktek dasar dari NIE yang digunakan untuk

menterjemahkan strategi bisnis perusahaan kedalam sebuah program

dan inisiatif IT.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

18

Sumber Benson, 2004:9

Gambar 2.3 New Information Economic Practice

Ada 5 praktek NIE yaitu :

1. NIE practice 1 : Strategic demand/supply planning

Menerjemahkan strategi bisnis kedalam tahapan yang dapat

memberikan arahan yang jelas pada IT sehingga sesuai dengan

tujuan strategis perusahaan. Manager bisnis dan IT mencapai

kesepakatan tentang tujuan perusahaan dan menentukan kegiatan

yang dapat dibantu oleh IT.

Management strategic intention menghasilkan penggerak untuk

IT; strategic IT requirement menghasilkan business strategic

“demand” bagi IT; dimana IT strategic plan harus menghasilkan

technology solution segabai strategic “supply” . hasilnya adalah

sebuah strategic agenda untuk penggunaan IT pada bisnis yang

dapat juga diterjemahkan menjadi IT plans dan IT action.

2. NIE practice 2 : Innovation

Perubahan pada strategi bisnis yang disesuaikan dengan

memaksimalkan kemapuan IT yang dimiliki perushaan. IT

biasanya merespon kebutuhan bisnis, tetapi tidak jarang

perubahan bisnis didasarkan pada IT. Praktek ini secara explicit

menggerakan manajemen bisnis untuk menguak business

opportunity yang dimungkinkan oleh IT dan juga menyediakan

cara untuk merubah opportunity tersebut kedalam strategi bisnis

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

19

dan perencanaan taktis. Hasilnya adalah business oportunity yang

lebih kuat dan kompetitif.

3. NIE practice 3 : Prioritization

Menilai dampak bisnis terhadap inisiatif IT, memberi prioritas

pada proyek, dan menetapkan sumberdaya untuk proyek yang

bernilai tinggi. Perusahaan harus mengeluarkan dana hanya pada

proyek yang secara langsung berhubungan dengan tujuan strategis

perushaan. Praktek ini memberi tahu project manager, tentang

proyek mana yang paling mendukung strategic intention

perusahaan, mengurutkan mereka berdasarkan dampak bisnis

diamasa depan. Sebagai hasil, uang yang dikeluarkan pada tempat

yang tepat untuk alasan yang benar pula, dengan persetujuan

business manager dan IT manager terhadap sebuah keputusan.

4. NIE practice 4 : Alignment

Mengukur dampak bisnis pada kegiatan IT yang sudah ada. Dana

yang dihabiskan untuk merawat sistem yang sudah ada adalah

dana yang tidak digunakan untuk pengembangan baru. Praktek ini

bertujuan untuk menentukan alokasi sumberdaya terhadap IT yang

selaras dengan strategic intention perusahaan. Hasil dari praktek

ini adalah pendekatan yang masuk akal untuk mengeluarkan dana

untuk aktivitas yang sudah ada.(menilai IT yang selaras dengan

tujuan bisnis)

5. NIE practice 5 : Performance Measurement

Mengukur performa IT yang berhubungan dengan bisnis. Praktek

ini memungkinkan IT untuk menentukan apa yang harus diukur,

bagaimana cara mengatur IT berdasarkan pengukuran tersebut,

dan bagaimana cara untuk mengkomunikasikan performa IT pada

manager dengan cara yang mereka pahami. Hasilnya adalah

peningkatan performa IT dan meningkatkan komunikasi dengan

business management.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

20

Selain 5 praktek diatas Robert J. Benson, Thomas L. Bugnitz, dan

William B. Walton juga menjelaskan tentang 3 praktek yang dapat

mendukung ke 5 praktek NIE tersebut yaitu :

1. IT Impact Management

Praktek pendukung ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan

pengimplementasian praktek NIE dan mencapai peneriaman dan

penyelarasan tujuan dari pengendalian pengeluaran dan

peningkatan dampak IT pada bottom-line.

2. Portfolios and Portfolios Management

Praktek ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh

sumberdaya IT yang dimiliki perusahaan sejalan dengan strategi

bisnis perusahaan.

3. Culture Management

Tujuan dari praktek ini adalah untuk member pemahaman pada

anggota management tentang dampak IT, dan menyesuaikan

proses bisnis untuk mendapatkan dampak IT yang maksimal.

2.2.3 Tujuan NIE

Setiap praktek dalam NIE mempunyai tujuan yang berbeda-beda

seperti yang dikemukakan oleh Benson dalam bukunya yang berjudul

From business strategy to IT action (2004:69) adalah sebagai berikut :

Tujuan secara keseluruhan :

1. menyediakan pandangan secara menyeluruh tentang

pengeluaran IT

2. membangun kerangka untuk perencanaan melalui

penganggaran.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

21

Tujuan strategic demand/Supply planning and Inovation NIE practice:

1. Mengubungkan sumberdaya yang ada dan yang

dibutuhkan perusahaan untuk mendukung strategic

intention,

2. Menentukan dasar untuk mengukur portfolio yang ada dan

strategic portfolio yang akan datang,

3. Menentukan kosakata yang konsisten untuk IT dan bisnis,

4. Mendeskripsikan diaman sumberdaya IT diterapkan dan

menghubungkan IT dengan budget dan proses perencanaan

perusahaan,

5. Menyediakan framework untuk mendefinisikan IT

requirement, termasuk pembaruan dan pertumbuhan IT,

6. Menentukan hubungan pada pengukuran performa.

Tujuan Prioritization NIE practice :

1. Menentukan tujuan strategis bisnis untuk mengalokasikan

dan memprioritaskan sumberdaya ,

2. Menyediakan prospective untuk kebutuhan investasi

dimasa yang akan datang,

3. Menyediakan dasar untuk mengukur resiko dan

keuntungan proyek.

Tujuan Alginment NIE practice :

1. menentukan dasar untuk melakukan service, quality,

reliability, dan risk assesment

2. menentukan informasi dalam beberapa tahun kedepan

guna kepentingan penyelarasan,

3. Menggambarkan 100% pengeluaran IT dan

menghubungkannya dengan tujuan strategis perusahaan.

Tujuan performance measurement NIE practice :

1. Menyediakan framework untuk keperluan pengukuran

performa dari 100% pengeluran IT,

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

22

2. Menghubungkan pengukuran performa dengan

perencanaan strategis perusahaan,

3. Menghubungkan bussiness performance yang terpengaruh

oleh IT portfolio.

2.2.4 Strategi pembiayaan IT

Menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From business

strategy to IT action (2004:4) strategi pembiayaan IT adalah strategi

yang diguankan untuk menentukan cost dan impact yang sesuai untuk

perusahaan dalam menentukan right decision/right result.

Sumber Benson, 2004, p5

Gambar 2.4 Kemungkinan Pengeluaran Biaya

Ada 4 jenis strategi dalam pembiayaan IT yaitu :

1. Reduce cost objective

Mengatur kinerja IT agar tetap berjalan sepert biasa tetapi dana

pembiayaan IT berkurang.

2. Stable cost objective

Dana pembiayaan IT sama seperti sebelumnya (stable) tetapi

kinerja IT harus meningkat.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

23

3. Sweet spot objective

Dana pembiayaan IT berkurang dan kinerja IT meningkat.

4. Higher Growth

Pertumbuhan secara besar-besaran mulai dari dana pembiayaan IT

sehingga berdampak langsung pada peningkatan kinerja IT.

2.2.3 Portfolio

Menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From business

strategy to IT action (2004:47) Portfolio adalah sekumpulan

sumberdaya protfolio manajemen yang digunakan dalam praktek NIE

sebagai tools untuk perencanaan dan pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan investasi dan sumberdaya IT.

Portfolio juga berkaitan erat dengan praktek NIE berikut adalah

gambar yang menunjukan keterkaitan protfolio dengan NIE

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

24

Sumber Benson, 2004, p53

Gambar 2.5 Keterkaitan Portfolio Terhadap NIE (2004:53)

Ada 4 konsep dari portfolio Menurut Benson (2004:61) yaitu :

1. Konsep 1 : protfolio management diterapkan pada seluruh

sumberdaya IT perusahaan.

2. Konsep 2 : sumber daya IT dipisahkan menjadi investasi baru dan

pengeluaran IT yang sudah ada

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

25

Sumber Benson, 2004:57

Gambar 2.6 Portfolio Konsep 2

3. Konsep 3 : pengeluaran IT yang sudah ada diklasifikasikan

berdasarkan prespektif IT, sehingga berhubungan dengan

technology management dalam portfolio

Sumber Benson, 2004:59

Gambar 2.7 portfolio konsep 3

4. Konsep 4 : investasi baru diklsifikasikan berdasarkan prespektif

bisnis, sama seperti investasi financial.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

26

Sumber Benson, 2004:59

Gambar 2.8 Portfolio Konsep 4

Contoh Portfolio Menurut Hudiarto (2012) Mengukur investasi sistem informasi pada kantor pusat bank BUMN menggunakan metode New Information Economics, 35, 1-8.

Tabel 2.1 Portfolio

2.2.4 Deliverable Strategy to Bottom-Line Value Chain

Menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From business

strategy to IT action (2004 : 94) deliverable strategy to bottom-line

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

27

value chain adalah sebuah diagram yang berisi 12 elemen yang

menyediakan informasi kontekstual tentang informasi tentang dimana

setiap praktek NIE dioprasikan dan dijalankan untuk menetukan

hubungan antara proses dan informasi yang berasal dari strategi bisnis

dan bottom-line outcomes.

Singkatnya Deliverable strategy to bottom-line value chain adalah

sebuah diagram berisi 12 elemen yang digunakan perusahaan untuk

mengontrol praktek NIE yang sudah dijalankan, apakah investasi IT

yang akan dilakukan perusahaan sudah sejalan dengan tujuan strategis

perusahaan, dan untuk mengetahui dampak IT terhadap bottom-line.

Sumber Benson, 2004, p94

Gambar 2.9 Deliverable Strategy to Bottom-Line Value Chain

Berikut adalah penjelasan gambar diatas:

1. Strategic intention

Berisi tentang tujuan strategis perusahaan (strategic intention) dan

juga misi perusahaan yang digunakan pada seluruh praktek NIE.

2. Assessed portfolio

Sebuah portfolio yang berisi informasi tentang alignment, service,

quality, technology, dan intensity. Yang berfungsi untuk kegiatan

perencanaan dan pengembangan kebutuhan strategis IT.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

28

3. Strategic IT agenda

Strategic IT agenda mendefinisikan tentang apa yang diharapkan

oleh perusahaan dari IT yang mereka miliki agar bisa sejalan

dengan tujuan strategis perusahaan.

4. Strategic IT plan

Strategic IT plan mendefinisikan tentang apa-apa saja yang harus

dilakukan oleh organisasi IT untuk memenuhi kebutuhan dari

strategic IT agenda.

5. Strategic IT requirement

Strategic IT requirement berisi tentang inisiatif perusahaan untuk

3 sampai 5 tahun kedepan guna memenuhi kebutuhan bisnis

dimasa depan, inisiatif tersebut diprioritaskan berdasarkan tujuan

bisnis perusahaan.

6. Project

Project berisi tentang informasi proyek yang dimiliki perusahaan

saat ini.

7. Annual Project plan

Berisi tentang project tahunan yang akan dilaksanakan oleh

perusahaan pada tahun ini.

8. Annual business plan

Berisi tentang rencana tahunan taktis dan operasional untuk

seluruh unit bisnis.

9. IT Plan

IT plan berisi tentang rencana tahunan taktis dan operasional

untuk IT yang dimiliki oleh perusahaan

10. Project budget

Berisi tentang alokasi dana untuk pelaksanaan project dalam 1

tahun.

11. Lights-on budget

Lights-on budget berisi rincian dana yang digunakan untuk

membiayai aktivitas IT yang sudah dioprasikan.

12. Performance measurement

Berisi laporan mengenai IT dan penggunaannya dalam

perusahaan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

29

Berikut ini adalah table yang menjelaskan tentang deskripsi mengenai

12 element deliverable.

Tabel 2.2 Description of the 12 Deliverable

Strategic to Bottom-Line Value Chain

Deliverable Name Deliverable Description

Str

ate

gic

Pla

nn

ing

1 Business Strategy intention Mission plus weighted strategic intention

2 Assesed portfolio As is alignment, service, quality, technology,

use

3 Strategic IT agenda for use of IT Strategic intention to strategic initiatives

4 Strategic IT Plan Strategic intention to strategic initiatives

5 IT Strategic Requierment Initiatives—3 to 5 years horizon—portfolio

format

6 Project Real, doable project

An

nu

al T

act

ica

l Pla

nni

ng

7 Annual Project Plan One year annual horizon—with portfolio

format

8 Annual Business Plan Documentation according to company

practices

9 Annual IT Plan Documentation according to company

practices

10 Annual and Capital

ProjectBudgets

Documentation according to company

practices

11 Annual Lights-On Budget Documentation according to company

practices

12 Performance Measurement

Metrics

Documentation according to company

practices

Sumber benson, 2004, p96

2.2.5 Keterkaitan NIE dan Bottom-Line value chain

Menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From business

strategy to IT action (2004:91) ada 3 point dasar yang wajib

dijalankan oleh management perusahaan untuk menghasilkan proses

management yang efektif yaitu :

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

30

1. perusahaan harus menjalankan 12 elemen dalam strategy to

bottom-line value chain,

2. managment perusahaan harus menerapkan praktek NIE pada

management process yang ada,

3. Perusahaan harus fokus menjalankan strategy bottom-line value

chain dan NIE.

Dari point-point diatas dapat kita lihat keterkaitan yang sangat erat

antara strategy bottom-line value chain dan NIE, berikut adalah

penjabaran secara detail hubungan strategy bottom-line value

chain dan NIE.

1. Strategic Deman/Supply Planning

Sumber Benson, 2004:172

Gambar 2.10 Strategic Demand/Supply Planning in

the Value Chain

Ada 2 hubungan dalam perencanaan antara tujuan strategis

bisnis dan IT, yang pertama adalah dimana kita akan

menempatkan IT strategic, plan, dan action untuk mendukung

tujuan strategis bisnis, untuk menjalankan tujuan strategis

bisnis dengan merubah proses bisnis untuk mencapai hasil

yang dibutuhkan perusahaan. Hubungan tersebuat adalah yang

menjadi dasar untuk strategic demand/supply planning.

demand akan menunjukan apa yang dibutuhkan bisnis

terhadap IT; supply mendefinisikan bagaimana IT dapat

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

31

memenuhi demand yang ada. Strategic demand/supply

planning memastikan supply konsisten dengan demand.

2. Innovation

Sumber Benson, 2004:187

Gambar 2.11 Innovation in the Value Chain

Hubungan yang ke 2 berhubungan dengan kemampuan IT

untuk berinovasi dan berkontribusi terhadap tujuan strategis

baru. Hubungan ini menjadi dasar bagi innovation planning.

3. Prioritization

Sumber Benson, 2004:143

Gambar 2.12 Prioritization in the Value Chain

Praktek NIE prioritization terfokus pada pengukuran value

bisnis, berdasarkan dampak IT terhadap bottom-line dari

tujuan investasi IT.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

32

Inti dari praktek prioritization adalah untuk mengalokasikan

sumberdaya hanya untuk project yang memiliki nilai yang

tinggi, agar inisiatif IT sejalan dengan tujuan strategis

perusahaan.

4. Alignment

Sumber Benson, 2004:151

Gambar 2.13 Alignment in the Value Chain

Menyelaraskan IT dengan strategi dan operasi bisnis,

dengan cara memaksimalkan sumberdaya IT yang ada untuk

tujuan meningkatkan performa bisnis.

5. Performance measurement

Sumber Benson, 2004:200

Gambar 2.14 Performance Measurement in the Value

Chain

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

33

Mengukur performa IT yang ada diperusahaan, untuk

menentukan performa dari IT yang ada dari segi efisiensi

biaya, ketersediaan infrastruktur, dan ketepatan jadwal IT,

namun perusahaan biasanya menggunakan atribut kecepatan,

dan invoasi untuk mendeskripsikan performa IT

2.2.6 dampak pada Bottom-line berdasarkan hubungan sebab akibat

Menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From business

strategy to IT action (2004:36) bottom-line impact sangat dipengaruhi

oleh tindakan yang diambil oleh management prusahaan untuk

beberapa tahun kedepan (future management action).

Dan future management action sangat dipengaruhi oleh strategic

intention, strategic intention sendiri adalah keinginan management

untuk meningkatkan efektifitas strategi atau kegiatan operasional

perusahaan yang akan berdampak pada bottom-line.

Sumber Benson, 2004:36

Gambar 2.15 Cause and Effect to the Bottom-Line

Menurut Robert J. Benson, Thomas L. Bugnitz, dan William B.

Walton (2004:37) ada 2 jenis strategic intention yang pertama

efektifitas operasional dan efektifitas strategis, pengertian dari

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

34

efektifitas operasional sendiri adalah melakukan aktivitas/proses

bisnis yang serupa dengan pesaing tetapi dilakukan dengan lebih baik.

Sedangkan menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From

business strategy to IT action (2004:37) efektifitas strategis adalah

melakukan aktivitas/proses bisnis yang berbeda dari pesaing.

Dari kedua pernyataan diatas dapat kita lihat perbedaan dari efektifitas

operasional dan efektifitas strategis, efektifitas operasional lebih

bersifat umum karena biasanya proses yang termasuk dalam

efektifitas operasional adalah aktivitas-aktivitas yang hampir semua

perusahaan melakukannya seperti : proses penjualan, proses produksi,

pendistribusian barang/jasa, dan lain-lain.

Sedangkan efektifitas strategis lebih bersifat unik tidak semua

perusahaan mempunyai aktivitas/proses bisnis tersebut, dan biasanya

dijadikan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari produk yang

dihasilkan seperti : peningkatan kualitas barang/jasa, peningkatan

kualitas customer service, menentukan segmen pasar, dan lain-lain.

Sumber Benson, 2004:38

Gambar 2.16 contoh Strategic Intention (2004:38)

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

35

Menurut Robert J. Benson, Thomas L. Bugnitz, dan William B.

Walton (2004:39) ada 3 prinsip dampak pada bottom-line (Principles

of it’s bottom-line impact) yaitu :

Bottom-line principles 1 : dampak IT pada bottom-line bergantung

pada kontribusi langsung IT terhadap peningkatan keuntungan.

Bottom-line principles 2 : Kontribusi IT secara langsung untuk

meningkatkan keuntungan bergantung pada peran IT pada usaha

peningkatan efektifitas operasional dan strategis perusahaan.

Bottom-line principles 3 : IT dapat meningkatkan efektifitas

operasional dan strategis perusahaan dengan cara menjalankan IT

sesuai dengan management strategic intention.

2.2.7 Strategi dan kategori Investasi

Menurut Benson dalam bukunya yang berjudul From business

strategy to IT action (2004:139) ada 5 jenis kategori investasi IT dan

strategi untuk mengatasinya yaitu :

(skala 1-5)

Tabel 2.3 Investment Category

Investment Category Investment Strategy

Abandon

Alignment low

Application should be

Abandon

Crisis

Alignment is high (4,5)

Quality is low (1,2)

Application are candidate for

New investment to improve

Quality, especially with high

Alignment (new project)

Noncritical stabilize

Alignment is moderate (3)

Alignment is moderate. spend as

Little as possible on maintenance

And enhancement

Improve only as needed Although alignment is high

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

36

Alignment is high (4,5)

Quality is moderate (3)

Quality is adequate. Spend

Money only in emergency or

As resource are left over

Excellent monitor

Alignment is high (4,5)

Quality is high (4,5)

Monitor application for quality

Issues. Spend money to maintain

Quality levels, but new investment

Is likely not necessary.

Sumber Benson, 2004:134

Penjelasan dari table diatas :

1. Abandon kondisi dimana IT sudah tidak sejalan dengan tujuan

strategis perusahaan, sehingga disarankan untuk meninggalkan IT

tersebut.

2. Crisis kondisi dimana IT sangat mendukung tujuan strategis

perusahaan tetapi tidak ditunjang dengan kualitas yang baik, maka

disarankan untuk mendanai IT tersebut guna memperbaiki

kualitasnya.

3. Noncritical stabilize kondisi dimana IT yang ada cukup

mendukung tujuan strategis perusahaan diikuti dengan kualitas

yang memenuhi standard, jadi pada kondisi ini disarankan untuk

mengeluarkan dana seminimal mungkin pada maintenance dan

pengembangan IT.

4. Improve only as needed kondisi dimana IT sangat mendukung

tujuan strategis perusahaan dan kualitasnya juga memenuhi

standard, untuk kondisi ini disarankan untuk tidak banyak

mengeluarkan dana untuk IT ini kecuali dalam keadaan darurat

atau masih ada dana yang tersisa.

5. Excellent monitor kondisi dimana IT sangat mendukung tujuan

strategis perusahaan dan ditunjang dengan kulitas IT yang tinggi,

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

37

pada kondisi ini disarankan untuk mengeluarkan dana hanya untuk

keperluan monitoring dan menjaga kualitas, investasi pada IT baru

tidak terlalu dibutuhkan.

2.2.8 Porter’s Five Competitive Forces Model

Menurut Pearson (2009:53) Porter’s Five Competitive Forces

Model adalah sebuah framework yang menyediakan pandangan klasik

kepada manager terhadap kekuatan utama yang membentuk

lingkungan yang kompetitif dari sebuah perusahaan. Kelima kekuatan

kompetitif ini dapat diaplikasikan agar dapat mempengaruhi satu

sama lainnya. Pandangan ini mengingatkan manager bahwa kekuatan

kompetitif ini tidak hanya dihasilkan dari tindakan langsung

kompetitor. Kekuatan-kekuatan kompetitif tersebut dibagi menjadi

lima jenis, di antaranya adalah:

1. Potential Threat of New Entrants

Melakukan bisnis di pasar yang dapat menghasilkan

keuntungan besar seringkali dapat menjadi lahan bagi

pesaing bisnis yang merupakan pendatang baru, oleh

karena itu perusahaan saat ini banyak menciptakan

penghalang-penghalang bagi pendatang baru tersebut,

yaitu dengan membuat atau menawarkan barang maupun

jasa yang sulit untuk digantikan oleh pelanggan. Barang

atau jasa tersebut biasanya bersifat unik.

2. Bargaining Power of Buyers

Pelanggan merupakan hal yang sangat penting untuk

diperhatikan oleh perusahaan, karena bila tidak ada

pelanggan yang membeli barang atau jasa yang dijual oleh

perusahaan maka tidak akan ada keuntungan yang didapat.

Perusahaan diusahakan untuk mempunyai kemampuan

dalam menjaga loyalitas pelanggan di antaranya dengan

cara menjaga harga barang atau jasa agar sesuai dengan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

38

pelanggan sehingga pelanggan dapat setia dengan

perusahaan.

3. Bargaining Power of Suppliers

Kekuatan yang dimiliki oleh pemasok terkadang dapat

mempengaruhi keuntungan yang didapatkan oleh

perusahaan. Hal ini dapat terjadi apabila perusahaan hanya

memiliki satu pemasok untuk barang yang diproduksi,

bahan baku yang diberikan oleh pemasok tersebut

mungkin saja kurang berkualitas sehingga dapat

mempengaruhi kualitas produk yang akan dijual oleh

perusahaan. Oleh karena itu, sangat baik apabila

perusahaan memiliki lebih dari satu pemasok untuk dapat

meningkatkan kualitas barang yang dihasilkan.

4. Threat of Substitute Products

Potensi akan produk pengganti di dalam sebuah pasar

tergantung oleh keinginan pelanggan untuk mengganti

produk tersebut, harga dan performa produk pengganti

tersebut, dan tingkatan perubahan biaya yang dihadapi

oleh pelanggan. Gudang informasi dan kreativitas sangat

dibutuhkan untuk mengurangi ancaman dari produk

pengganti, karena perusahaan dapat memanfaatkan

informasi tersebut untuk membuat produk yang unik

sehingga pelanggan tidak merasa perlu untuk berpindah ke

produk lain.

5. Industry Competitors

Pesaing bisnis perusahaan merupakan ancaman serius bagi

perusahaan, karena itu kekuatan suatu perusahaan dapat

diukur dari daya saing perusahaan itu sendiri terhadap

kompetitor

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

39

2.2.10 Analisa SWOT

Menurut kurtz (2008:45), SWOT analisis adalah suatu alat

perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencanaan untuk

membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan

kesempatan dan ancaman dari eksternal.

Step-step yang dilakukan untuk menyusun analisa SWOT menurut Menurut

kurtz (2008, p46)

Sumber Kurtz(2008:46)

Gambar 2.18 Langkah-langkah SWOT

Menurut Bernard (2005, p118) SWOT adalah aktivitas dasar yang harus

dilakukan oleh perusahaan dalam mengembangkan strategic plan, SWOT

terdiri dari :

1. Strength

Kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri, biasanya strength

berasal dari internal perusahaan itu sendiri

2. Weakness

Kelemahan yang dimiliki perusahaan biasanya terjadi akibat kurangnya

inovasi yang dilakukan perusahaan, dan kelemahan berasal dari internal

perusahaan itu sendiri

3. Opportunity

Peluang datang dari luar perusahaan, maka dari itu peluang bersifat

external

4. Threat

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

40

Ancaman bersal dari luar perusahaan seperti ancaman competitor, produk

pengganti, dan lain-lain, maka dari itu threat bersifat external

Sumber Bernard (2005:118)

Gambar 2.19 SWOT

2.2.11 Analisa PEST

Menurut Peppard (2002,:70) PEST adalah analisa yang dilakukan

pada lingkungan external makro yang dapat mempengaruhi

perusahaan. PEST sangat penting bagi perusahaan sebagai bahan

pertimbangan dalam melakukan proses marketing terhadap suatu

lingkungan.

Analisa PEST terdiri dari Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi

komponen tersebut berfungsi untuk menggambarkan lingkungan kerja

dari faktor lingkungan makro dalam proses pengamatan lingkungan.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

41

Sumber http://pestleanalysis.com/what-is-pest-analysis/

Gambar 2.20 PEST

1. Politik

Berkaitan dengan ketetapan dan kebijakan pemerintah serta legal

issue yang dimiliki perusahaan

2. Ekonomi

Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi internal dan external

perusahaan.

3. Sosial

Berkaitan dengan lingkungan sosial, komunitas sosial,

kesejahteraan pekerja, kesehatan pekerja, dan lain-lain.

4. Teknologi

Berkaitan dengan perkembangan teknologi didalam perusahaan.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

42

2.2.12 Matrix EFAS

Menurut Rangkuti (2006:22), sebelum membuat matrik EFAS (External

Factors Analysis Summary), kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi

eksternal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS)

Tabel 2.4 Matrik EFAS (External Strategy Factor Analysis Summary)

FAKTOR STRATEGI

EKSTERNAL

BOBOT RATING BABOT*RATIN

G

CATATA

N

Peluang

Total Peluang

Ancaman

Total Ancaman

Total EFAS

Penjelasan :

1. Menginput nilai peluang dan ancaman dalam kolom 1.

2. Memberikan nilai bobot dalam kolom 2, mulai dari 1,0

(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah

semua bobot tidak boleh lebih dari 1,00.

3. Menentukan rating dalam kolom 3, yang mempunyai skala

mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan

kondisi dari perusahaan. Pemberian nilai rating untuk

peluang 1 berarti sdikit peluang dan 4 berarti banyak

peluang, sedangkan untuk ancaman 1 berarti banyak

ancaman dan 4 berarti sedikit ancaman.

4. Mengalikan bobot kolom 2 dengan rating di kolom 3,

kemudian hasil pembobotan untuk masing-masing faktor

yang nilainya mulai dari 4,0 sampai 1,0 pada kolom 4.

5. Pada kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan

mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor

pembobotannya dihitung.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

43

Menjumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh total nilai

bagi perusahaan yang menunjukan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap

faktor-faktor strategi eksternalnya dan juga dapat digunakan untuk

perbandingan dengan perusahaan pesaing.

2.2.13 IFAS

Menurut Rangkuti (2006:24), faktor-faktor strategis internal suatu

perusahaan sangat dibuthukan, untuk menyusun matrix IFAS (Interval

Strategic Factors Analysis Summary) untuk merumuskan faktor-faktor

strategis internal tersebut dalam kerangka kekuatan (Strength) dan kelemahan

(Weakness) perusahaan.

Table 2.5 MATRIKS IFAS (Interval Strategic Factors Analysis Summary)

FAKTOR STRATEGI

INTERNAL

BOBOT RATING BABOT*RATING CATATAN

Kekuatan

Total Peluang

Kelemahan

Total Kelemahan

Total IFAS

Penjelasan :

1. Menginput nilai kekuatan dan kelemahan dalam kolom 1.

2. Memberikan nilai bobot dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Jumlah semua bobot

tersebut tidak boleh lebih dari 1,00.

3. memberikan rating dalam kolom 3, yang mempunyai skala mulai

dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi

perusahaan tersebut. Pemberian nilai rating untuk kekuatan 1

berarti kekuatan kecil dan 4 berarti kekuatan besar, sedangkan

untuk ancaman 1 berarti kelemahan besar dan 4 berarti kelemahan

kecil.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00061-SI Bab2001.pdf · pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi

44

4. Mengalikan bobot kolom 2 dengan rating di kolom 3, kemudian

hasilnya pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya

mulai dari 4,0 sampai 1,0 pada kolom 4.

5. Pada kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa

faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya

dihitung.

6. Menjumlahkan skor pembobotan (kolom 4), untuk memperoleh

total nilai bagi perusahaan yang menunjukan bagaimana

perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya

dan juga dapat digunakan untuk perbandingan dengan perusahaan

pesaing.